Professional Documents
Culture Documents
Teori Akuntansi Applying Theory To Accou
Teori Akuntansi Applying Theory To Accou
KELOMPOK 2:
SARTIKA SUMBRI (142160003)
MAULIDDINIA YULIANI (142160004)
2. Teori Keagenan
Permintaan atas informasi keuangan dapat dikategorikan sebagai penatalayanan
atau ditujukan untuk pengambilan keputusan. Teori keagenan berfokus pada hubungan
pemilik yang mempercayakan sesuatu kepada manajer (agen). Hubungan agensi muncul
ketika satu orang atau lebih (principal) memperkerjakan orang lain (agent) untuk
memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan
kepada agent tersebut. Hubungan antara principal dan agent dapat mengarah pada kondisi
ketidakseimbangan informasi (asymmetrical information) karena agen berada pada posisi
yang memiliki informasi yang lebih banyak tentang perusahaan dibandingkan dengan
principal. Dengan asumsi bahwa individu-individu bertindak untuk memaksimalkan
kepentingan diri sendiri, maka dengan informasi asimetri yang dimilikinya akan
mendorong agent untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui
principal. Dalam kondisi yang asimetri tersebut, agent dapat mempengaruhi angka-angka
akuntansi yang disajikan dalam laporankeuangan dengan cara melakukan manajemen
laba.
Teori keagenan memberikan framework untuk mempelajari masalah kontrak antara
principal dan agent serta memprediksi konsekuensi ekonomis dari standar. Pendukung
teori ini berpendapat bahwa kewajiban pengungkapan tidak dibutuhkan dan tidak
diinginkan karena pasar dapat diandalkan untuk menghasilkan informasi yang diinginkan.
Lebih jauh mereka menyatakan bahwa kewajiban pelaporan akan menciptakan informasi
yang overproducted.
Salah satu cara yang di gunakan untuk memonitor masalah kontrak dan membatasi
perilaku opportunis manajemen adalah corporate governance. Prinsip-prinsip pokok
corporate governance yang perlu diperhatikan untuk terselenggaranya praktik good
corporate governance adalah transparansi (transparency), akuntabilitas (accountability),
keadilan (fairness), dan tanggung jawab (responsibility).
3. Teori Regulasi
Public interest theory
Alasan ekonomi utama pemerintah melakukan intervensi adalah terjadinya kegagalan pasar. Dalam
rerangka teoritis, regulasi ditujukan untuk melindungi konsumen dengan memperbaiki kinerja
ekonomik dibandingkan tanpa regulasi. Kegagalan pasar akan terjadi apabila:
1) Tidak ada persaingan.
2) Hambatan untuk masuk ke industri/pasar.
3) Ketidaksempurnaan gap informasi (antara pembeli dan penjual).
4) Kepentingan konsumen yang diinterpretasikan pada regulasi.
5) Terdapat agen.
6) Pemerintah tidak independen dalam mengembangkan regulasi.
Public interest theory didasarkan pada asumsi bahwa pasar ekonomi adalah subyek pada
ketidaksempurnaan pasar atau kegagalan transaksi yang apabila tidak diperbaiki akan
menimbulkan efisiensi dan hasil yang tidak adil. Dalam teori ini, kewenangan pusat, termasuk
juga badan pengawas regulator, diasumsikan memiliki kepentingan terbaik dihati masyarakat. Hal
tersebut merupakan hal yang terbaik digunakan untuk mengatur sehingga dapat memaksimalkan
kesejahteraan sosial. Akibatnya, peraturan dianggap sebagai trade off antara biaya regulasi dan
manfaat sosial dalam bentuk operasi omproved pasar. Sementara pandangan ini merupakan yang
ideal tentang bagaimana peraturan harus dilakukan, namun ada masalah dalam pelaksanaannya.