Professional Documents
Culture Documents
Sejarah Dan Pendapat Tokoh Barat Terhadap Metode Hapalan Dalam Sistem Pendidikan1
Sejarah Dan Pendapat Tokoh Barat Terhadap Metode Hapalan Dalam Sistem Pendidikan1
Penolakan terhadap metode hapalan dalam sistem pendidikan telah ada sejak lama
dan merupakan perdebatan yang kompleks. Ini bukanlah fenomena baru, tetapi
telah berkembang seiring dengan perkembangan pendidikan di berbagai budaya
dan zaman. Berikut adalah beberapa poin penting dalam sejarah munculnya
penolakan terhadap metode hapalan dalam sistem pendidikan:
Dalam berbagai budaya dan periode sejarah, penolakan terhadap metode hapalan
muncul karena keinginan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis,
pemahaman mendalam, dan kreativitas dalam pendidikan. Meskipun demikian,
perdebatan ini juga melibatkan sejumlah sudut pandang yang berbeda, dan ada
yang berpendapat bahwa metode hapalan masih memiliki peran penting dalam
pendidikan untuk mengingat dan memahami fakta-fakta dasar.1
B. Pendapat Para Tokoh Pendidikan Barat Berkenaan Dengan Metode Hapalan
Dalam Sistem Pendidikan
1. John Dewey: John Dewey adalah seorang filosof pendidikan Amerika yang
sangat berpengaruh. Ia menentang pendekatan pendidikan yang terlalu berfokus
pada penghafalan dan lebih menekankan pentingnya pembelajaran berbasis
pengalaman. Dewey berpendapat bahwa pendidikan harus mempromosikan
pemikiran kritis dan pemecahan masalah. Belajar aktif merupakan perkembangan
teori Dewey By Doing (1859-1952). Dewey tidak setuju dengan rote learning
“belajar dengan menghafal”. Dewey merupakan pendiri Dewey sehool yang
menerapkan prinsip-prinsip “learning by doing” , yaitu siswa perlu terlibat dalam
proses belajar secara spontan. Dari rasa keingintahuan siswa dari hal-hal yang
belum diketahuinnya mendorong keterlibatannya secara aktif dalam suatu proses
belajar.2
2. Jean Piaget: Jean Piaget, seorang psikolog perkembangan Swiss yang banyak
berkontribusi pada pemahaman tentang bagaimana anak-anak belajar, menentang
metode hapalan dalam pendidikan. Ia percaya bahwa anak-anak harus aktif dalam
membangun pengetahuan mereka sendiri melalui eksplorasi dan eksperimen.
Menurut Jean Piaget, belajar lebih dari sekedar mengingat. Bagi siswa, untuk
benar-benar mengerti dan dapat menerapkan ilmu pengetahuan, mereka harus
bekerja untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu bagi dirinya sendiri, dan
selalu bergulat dengan ide-ide.3
1
ChatGPT, https://chat.openai.com/c/6b079523-bb6e-4002-b5ea-9b919ab97585 , diakses:
26 September 2023 jam: 21:20 Wita
2
Yuberti, Teori Pembelajaran dan Pengembangan Bahan Ajar Dalam Pendidikan, Penerbit:
Anugrah Utama Raharja (AURA), Cetakan Agustus 2014, h. 129
3
Nurhadi, Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK ( Malang: Universitas
Islam negeri Malang, 2004), h. 33
tugas untuk mendampingi proses belajar anak dan membimbing anak dalam
kegiatan belajar mereka selama didalam kelas tersebut.4
5. Alfie Kohn: Alfie Kohn adalah seorang penulis dan kritikus pendidikan Amerika
yang terkenal karena pandangannya yang kritis terhadap pendidikan tradisional. Ia
berpendapat bahwa metode hapalan dapat merusak motivasi intrinsik siswa dan
lebih suka pendekatan yang lebih berpusat pada pemahaman dan minat individu.
Intrinsic motivation: When considering (or reconsidering) educational policies
and practices, the first question that progressive educators are likely to ask is,
“What’s the effect on students’ interest in learning, their desire to continue
reading, thinking, and questioning?” This deceptively simple test helps to
determine what students will and won’t be asked to do. Thus, conventional
practices, including homework, grades, and tests, prove difficult to justify for
anyone who is serious about promoting long-term dispositions rather than just
improving short-term skills. 6
6. Ken Robinson: Sir Ken Robinson adalah seorang pendidik dan penulis terkenal
yang dikenal karena menyuarakan perubahan dalam sistem pendidikan. Ia
berpendapat bahwa pendidikan harus lebih berfokus pada pengembangan potensi
kreatif dan bakat siswa daripada sekadar menghafal informasi. Dalam pidato "Life
is your talents discovered" di TEDxLiverpool, Sir Ken Robinson membahas
pentingnya menemukan dan mengembangkan bakat kita dalam kehidupan. Dia
menyoroti bahwa setiap orang memiliki bakat unik dan potensi yang dapat
memberi arti pada hidup mereka. Robinson mengkritik pendidikan tradisional
yang sering kali tidak memprioritaskan penemuan bakat individual. Dia
berpendapat bahwa sistem pendidikan sering kali mempromosikan konformitas
dan menekankan pada pencapaian akademik standar yang sempit. Hal ini dapat
menyebabkan banyak orang merasa terjebak dalam pekerjaan yang tidak
memanfaatkan bakat mereka atau tidak memberi mereka kepuasan pribadi. 7
4
Montessori, Metode Montessori, Panduan Wajib Untuk Guru Dan Orangtua Didik PAUD
(Pendidikan Anak Usia Dini), h.26.
5
Howard Gardner, Multiple Intelligences: Kecerdasan Majemuk, Teori dalam Praktek, terj.
Alexander Sindoro, (Batam: Interaksara, 2003), hlm. 34
6
Alfie Kohl, Website Alfie Kohl, Articles: Progressive Education, Why It’s Hard to Beat, But
Also Hard to Find By Alfie Kohn (https://www.alfiekohn.org/article/progressive-education/)
diakses: 26 September 2023 jam: 20:34 Wita.
Pandangan-pandangan ini mencerminkan berbagai pendekatan alternatif dalam
pendidikan yang menekankan pemahaman, kreativitas, dan pengembangan potensi
individu daripada sekadar menghafal informasi. Tetapi perlu diingat bahwa
pandangan ini juga bisa kontroversial, dan ada berbagai pendapat tentang apa
yang paling efektif dalam konteks pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Yuberti, Dr. MPd, Teori Pembelajaran dan Pengembangan Bahan Ajar Dalam
Pendidikan, Penerbit: Anugrah Utama Raharja (AURA), Cetakan Agustus
2014. (file:///J:/Downloads/TEORIBELAJARDANPEMBELAJARAN.pdf)
Montessori, Metode Montessori, Panduan Wajib Untuk Guru Dan Orangtua Didik PAUD
(Pendidikan Anak Usia Dini). Edited by Gerald Lee Gutek. Cetakan II.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.
(https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/31810/17422121%20Lail
y%20Nur%20Hidayati.pdf?sequence=1&isAllowed=y) h.62
Howard Gardner, Multiple Intelligences: Kecerdasan Majemuk, Teori dalam Praktek, terj.
Alexander Sindoro, (Batam: Interaksara, 2003)
(http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/2445/1/BAB%20I,%20V,%20DAFTAR
%20PUSTAKA.pdf)
TERJEMAH:
7
Kompasiana, Artikel: Hidup adalah Penemuan Bakatmu,
https://www.kompasiana.com/yudiyuda8644/6464bf124addee3fbf3a60e2/hidup-adalah-
penemuan-bakatmu , diakses: 26 September 2023 jam: 20:20 Wita.