Professional Documents
Culture Documents
Farmakologi Semester 5, Vitamin
Farmakologi Semester 5, Vitamin
- TIAMIN
. Setelah pemberian parenteral absorpsi berlangsung cepat dan sempurna.
Absorpsi per oral berlangsung dalam usus halus dan duodenum, maksimal 8-15
mg/hari yang dicapai dengan pemberian oral sebanyak 40 mg.Dalam satu hari
sebanyak 1 mg tiamin mengalami degradasi dijaringan tubuh. Jika asupan
jauhmelebihi jumlah tersebut, maka zat ini akan dikeluarkan melalui urin sebagai
tiamin atau pirimidin
Dosis : Tiamin HCt (vitamin 81,
aneurin HCI) tersedia dalam bentuk tablet 5-500 mg, larutan steril 100-200 mg untuk
penggunaan
parenteral, dan eliksir mengandung 2-25 mg tiamin tiap ml. Tiamin diindikasikan
pada pencegahan danpengobatan defisiensi tiamin dengan dosis 2-5 mg/hari untuk
pencegahan defisiensi dan 5-10 mg tiga kali sehari untuk pengobatan defisiensi. Dosis
lebih besar parenteral dianjurkan untuk kasus berat akantetapi respons tidak
meningkat dengan dosis lebih dari 30 mg/hari. Tindakan pencegahan dilakukan pada
penderita dengan gangguan absorpsi, misalnya pada diare kronik, atau pada keadaan
dengan kecepatan metabolisme yang meningkat.
- Ribovflavin
Pemberian secara oral atau
parenteral akan diabsorpsi dengan baik dan didistribusi merata ke seluruh jaringan.
Asupan yang berlebihan akan dikeluarkan melalui urin dalam bentuk utuh. Dalam
tinja ditemukan ribollavin yang disintesis oleh kuman di saluran cerna, tetapi tidak
ada bukti nyata yang menjelaskan bahwa zat tersebut dapdt diabsorpsi melalui
mukosa usus
Kekutan dosis: Kebutuhan tiap individu akan riboflavin berbanding lurus dengan
energi yang digunakan, minimum 0,3 mg/1 000 kcal. AKG di lndonesia lihat tabel.
Dosis untuk pengobatan adalah 5- 10 mg/hari.
-Asam nikotinat
. Niasin dan niasinamid mudah diabsorpsi melalui semua bagian saluran cerna dan
didistribusi ke seluruh tubuh. Ekskresinya melalui urin sebagian kecil dalam bentuk
utuh dan sebagian lainnya dalam bentuk berbagai metabolitnya anlara lain asam
nikotinurat dan bentuk glisin peptida dari asam nikotinat.
Tablet niasin mengandung 25-750 mg. Sediaan untuk injeksi mengandung 50 atau
100 mg niasin/ml. Tablel niasinamid 50-1000 mg, dan larutan untuk injeksi umumnya
mengandung 100 mg/ml. Untuk pengobatan pelagra padakeadaan aku:t dianjurkan
dosis oral 50 mg diberikan sampai 10 kali sehari, atau 25 mg niasin 2-3 kali sehari
secara intravena. Hasil terapi umumnya sangat drarnatis, dalam 24 jam gejala pada
kulit dan mulut dapat hilang, rasa mual dan diare juga segera teratasi. Sebagai
vasodilator obat inl tidak terbukti efektif.Kebutuhan minimal asam nikotinat untuk
mencegah pelagra rata-rata 4,4 mg/1 000 kcal, pada dewasa asupan minimal 13 mg.
-Piridoksin
Piridoksin, pirldoksal dan piridoksamin mudah diabsorpsi melalui saluran
cerna.Metabolit terpenting darl ketiga bentuk tersebut adalah 4-asam plridoksat.
Ekskreslmelalui urin terutama dalam bentuk 4-asam piridoksat dan piridoksal.
Piridoksin tersedia sebagai tablet piridoksin HCI 10-100 mg dan sebagai larutan steril
100 mg/ml piridoksin HCI untuk injeksi. Selain untuk mencegah dan mengobati
delisiensi vitamin Bo, vitamin inijuga diberikan bersama vitamin B lainnya atau
sebagai multivitamin untuk pencegahan dan pengobatan delisiensi vitamin B
kompleks. lndikasi lain untuk mencegah atau mengobati neuritis perifer oleh obat
misalnya isoniazid, sikloserin, hidralazin, penisilamin yang bekerja sebagai antagonis
piridoksin dan/atau meningkatkan ekskresinya melalui urin. Piridoksin dapat
diberikan secara profilaksis sejumlah 300%-500% AKG selama terapi dengan
antagonis piridoksin. Pemberiannya pada wanita yang menggunakan kontrasepsi oral
yang mengandung estrogen juga dibenarkan, karena kemungkinan terjadinya def
isiensi piridoksin pada wanita-wanita tersebut. Piridoksin juga dilaporkan dapat
memperbaiki gejala keilosis, dermatitis seboroik, glositis dan stomatitis yang tidak
memberikan respons terhadap tiamin, ribollavin dan niasin serta dapat mengurangi
gejala-gejala yang menyertai tegangan prahaid (premenstrrual tension). Piridoksin
diindikasikan untuk anemia yang responsif terhadap piridoksin yang biasanya
sideroblastik dan mungkin disebabkan kelainan genetik, Sebaliknya pemakaian
piridoksin hendaknya dihindarkan pada penderita yang mendapat
levodopa.Kebutuhan manusia akan piridoksin berhubungan dengan konsumsi protein
yaitu kira-kira 2 mg/100 mg protein.
- Asam Pantotenat
Pada pemberian oral, pantotenat akan diabsorpsi dengan baik dan didistribusi ke
seluruh tubuh dengan kadar 2-45 mcg/g. Dalam tubuh tidak dimetabolisme, dan
diekskresi dalam bentuk utuh 70 % melaluiurin dan 30 % melaluitinia.
asam pantotenat tersedia sebagai Ca-pantotenat dalam bentuk tablet 10 atau 30 mg
dan dalam bentuk larutan steril untuk injeksi dengan kadar 50 mg/ml.Kebutuhan
manusia akan asam pantotenat sehari adalah 5-10 mg
ASAM ASKORBAT(VITAMIN C)
- Vitamin c
Vitamin C mudah diabsorpsimelalui saluran cerna. Pada keadaan normal tampak
kenaikan kadar vitamin C dalam darah setelah diabsorpsi. Kadar dalam leukosit dan
trombosit lebih besar daripada dalam plasma dan eritrosit. Distribusinya luas ke
seluruh tubuh dengan kadar tertinggi dalam kelenjar dan terendah dalam otot dan
jaringan lemak. Ekskresi melalui urin dalam bentuk utuh dan bentuk garam sullatnya
lerjadijika kadar dalam darah melewati ambang rangsang ginial 1,4 mgo/o.
Vitamin C terdapat dalam berbagai preparat baik dalam bentuk lablet yang
mengandung 50-1500 mg maupun dalam bentuk larutan. Kebanyakan sediaan
multivitamin mengandung vitamin C, Untuk sediaan suntik didapatkan larutan yang
m€ngandung vitamin C 100-500 mg. Air jeruk mengandung vitamin C yang tinggi
sehingga dapat digunakan untuk terapi menggantikan sediaan vitamin C. Kalsium
askorbat dan natrium askorbat didapatkan dalam bentuk tablet dan bubuk untuk
penggunaan per oral.
Kebutuhan sehari : AKG vitamin C ialah 35 mg untuk bayi dan meningkat sampai
kira-kira 60 mg pada dewasa. Elisiensi absorpsi akan berkurang dan kecepatan
ekskresi menlngkat bila digunakan jumlah lebih besar. Kebutuhan akan vitamin C
meningkat 300%-500% pada penyakit inleksi, tuberkulosis, tukak peptik, penyakit
neoplasma, pasca bedah atau trauma, pada hiperliroid, kehamilan dan laklasi.
Beberapa obat diduga dapat mempercepat ekskresl vitamin C misalnya tetrasiklin,
lenobarbital dan salisilat.Perokok diperkirakan membutuhkan tambahan vilamin C
5oo/o untuk mempertahankan kadar normal dalam serum. Wanita yang menggunakan
kontrasepsi oral juga mempunyai kadar vitamin C dalam serum yang rendah, akan
tetapi pengaruh kliniknya tidak diketahui, Pada masa hamil dan laktasi diperlukan
tambahan vitamin C 't0-25 mg/hari.
-Vitamin E
Vitamin E diabsorpsi baik melalui saluran cerna. Dalam darah terutama terikat dengan
beta-lipoprotein dan didistribusi ke semua jaringan. Vitamin E sukar melalui sawar
uri, sehingga bayi yang baru lahir hanya mempunyai kadar tokoferol plasma kurang
lebih 1/5 kadar tokolerol plasma ibunya, tetapi ASI mengandung a- tokoferol yang
cukup untuk bayi. Gudang vitamin E di jaringan tubuh dapat merupakan sumber
vitamin E untuk waktu larna. Kebanyakan vitamin E diekskresi secara lambat ke
dalam empedu, sedangkan sisanya diekskresi melalui urin sebagai glukuronida dari
asam tokoferonat atau metabolit lain.
Sediaan;Vitamin E terdapat dalam bentuk d atau campuran d dan / isomer dari
tokoferol, o-tokolerol asetat, q,-tokoferol suksinat. Sediaan oral, antara lain dalam
bentuk tablel dan kapsul, mengandung 30-1.000 lU, Untuk suntikan tersedia larutan
yang mengandung 100 atau 200 lU/ml. Selain itu vitamin E juga terdapat dalam
sediaan campuran dengan vitamin lain.
Dosis:Pada orang lndonesia kebutuhan ini belum diketahui. Diperkirakan asupan 10-
30 mg vitamin E cukup untuk mempertahankan kadar normal di dalam darah.
Kebutuhan vitamin E umumnya sudah dipenuhi oleh makanan seharihari. Diet yang
kaya akan asam lemak tidak jenuh akan meningkatkan kebutuhan vitamin E per hari.
Akan tetapi makanan yang mengandung asam lemak tidak jenuh misalnya margarin,
minyak sayur juga kaya akan vitamin E. Diet yang mengandung anlioksidan,
selenium dan asam amino yang mengandung sullur akan mengurangi kebutuhan
vitamin E. Kebutuhan vitamin E mungkin meningkat bilalingkungan kaya oksigen
atau pada penderita yang mendapat terapi sediaan besi atau mendapat dosis besar
hormon tiroid. Lesi kulit, perubahan hematologik dan"edema terjadi pada bayi
prematur yang mendapat makanan/susu formula yang kaya asam lemak tak jenuh dan
rendah vitamin E; defisiensi vitamin E dapat diperberat oleh suplementasi besi dosis
besar. Penyembuhan terjadi bila diberikan a-tokolerol 25-50 mg/hari atau
pengurangan suplementasi besi dan jumlah asam lemak tak jenuh.
-Vitamin K
Absorpsi vitamin K melalui usus sangat tergantung dari kelarutannya. Absorpsi
lilokuinon dan menakuinon hanya berlangsung balk bila lerdapat garam-garam
empedu, sedangkan menadion dan derivatnyayang larut air dapat diabsorpsi walaupun
tidak ada empedu. Berbeda den$an filokuinon damenakuinon yang harus melalui
saluran limle lebih dahulu, menadion dan derivatnya yang larut air dapat langsung
masuk ke sirkulasi darah. Vitamin K alam dan sintetik diabsorpsi dengan mudah
setelah penyuntikan lM. Bila terdapat gangguan absorpsi vitamin t( akan terjadi
hipoprotrombinemia setelah beberapa minggu, sebab persediaan vitamin K di dalam
tubuh hanya sedikit. Metabolisme vitamin K di dalam tubuh tidak banyak diketahui.
Pada empedu dan urin hampir tidak ditemukan bentuk bebas, sebagian besar
dikonyugasi dengan asam glukuronat. Pemakaian antibiotik sangat mengurangi
jumlah vitamin K dalam tinja, yang terutama merupakan hasil sintesis bakteri usus.
Sediaan:Tablet litonadiort (vitamin Kr) 5 mg. Emulsi litonadion yang mengandung 2
atau 10 mg/ml, untuk parenteral. Tablet menadion 2,5; dan 10 mg, Larutan menadion
dalam minyak yang mengandung 2, 10, dan 25 mg/ml, untuk pemakaian lM. Tablet
menadion natrium bisullit 5 mg. Larutan menadion natrium bisullit yang mengandung
5 dan 10 mg/ml, untuk pemakaian parenteral. Tablet menadiol natrium difoslat 5 mg.
Larutan menadiol natrium dilosfat yang mengandung 5 dan 10 mg/ml, untuk
pemakaian parenteral.
Kebutuhan Manusia. Jumlah kebutuhan manusia akan vitamin K tidak diketahui
dengan jelas, tetapi rupanya kebutuhan tersebut sangat kecil. Pada orang dewasa
sehat, kebutuhan akan vitamin K biasanya sudah terpenuhi dari makanan dan hasil
sintesis oleh bakteri usus. Sintesis vitamin K oleh bakteri usus sekitar 50o/o dari
kebutuhan vitamin K per hari