You are on page 1of 90

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

A DENGAN DIAGNOSIS MEDIS SUSPEK


LEUKEMIA MYELOID AKUT DI RUANG DAHLIA B RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH dr. H. JUSUF. SK TARAKAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

OLEH:

SYAKIRATUL ASMAH

1930702050

JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

2022
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.A DENGAN DIAGNOSIS MEDIS SUSPEK
LEUKEMIA MYELOID AKUT DI RUANG DAHLIA B RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH dr. H. JUSUF. SK TARAKAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

OLEH:

SYAKIRATUL ASMAH

1930702050

Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk


memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan
Pada Universitas Borneo Tarakan

JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2022

i
i
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas Kehadirat Allah SWT, karena atas
berkah dan rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan peyusunan Laporan Tugas
Akhir ini yang berjudul: “Asuhan Keperawatan pada Tn.A dengan Suspek
Leukemia Myeloid Akut di Ruang Perawatan Dahlia B Rumah Sakit Umum Daerah
dr.H. Jusuf SK. Provinsi Kalimantan Utara”.
Penyusunan Laporan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat dalam
menyelesaikan program pendidikan Jurusan Keperawatan Fakultas llmu Kesehatan
Universitas Borneo Tarakan. Laporan Tugas Akhir ini disusun setelah mahasiswa
mengikuti Ujian Akhir Program tahap satu yang dilaksanakan di Rumah Sakit
Umum Daerah dr. H. Jusuf SK Tarakan. Pada ujian tersebut mahasiswa diharuskan
mengelola sebuah kasus dalam bentuk asuhan keperawatan. Selama penyusunan
Laporan Tugas Akhir ini penulis banyak mengalami hambatan dan kesulitan,
namun berkat bimbingan dan bantuan dari banyak pihak, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas Akhir ini dengan tepat waktu. Oleh
sebab itu, pada kesempatan ini dengan rendah hati penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang tidak terhingga kepada:
1. Kedua orang tua yang penulis sayangi dan cintai Bapak Muh. Tahir dan Ibu
Hasnawati yang telah memberikan do’a dan dukungan yang diberikan baik
berupa moral maupun materi selama proses penyusunan Laporan Tugas Akhir
maupun menempuh pendidikan.
2. Prof Dr. Adri Patton, M.Si, selaku Rektor Universitas Borneo Tarakan.
3. dr. Frengky, Sp.A. selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Jusuf
SK Tarakan Provinsi Kalimantan Utara beserta segenap jajarannya yang telah
memberikan izin pada penulis untuk melakukan praktik dan mengambil kasus
di RSUD H. Jusuf SK Tarakan Provinsi Kalimantan Utara.
4. Sulidah, S.Kep,Ns.,M.Kep., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Borneo Tarakan yang telah memberikan motivasi selama saya
mengikuti perkuliahan di Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Borneo Tarakan.
5. Yuni Retnowati, SST.,M.Keb. selaku wakil Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Borneo Tarakan.

i
6. Alfianur, S.Kep.Ns.,M.Kep. selaku ketua Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Borneo Tarakan dan selaku dosen Pembimbing
Akademik (PA) dengan kesabaran dan keuletannya beliau dapat mengarahkan
dan membimbing penulis selama proses Laporan Tugas Akhir maupun selama
proses menempuh pendidikan di Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Borneo Tarakan.
7. Fitriya Handayani, S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku sekretaris jurusan keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Borneo Tarakan.
8. Paridah, S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku Ketua Jurusan D3 Keperawatan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Borneo Tarakan dan juga selalu memberikan
motivasi selama saya mengikuti perkuliahan di Jurusan Keperawatan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Borneo Tarakan.
9. Hendy Lesmana, S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku dosen pembimbing satu, dosen
penguji tiga dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir dan dosen penguji satu
Ujian Akhir Program yang dengan kesabaran dan keiklasan hati beliau
mengarahkan dan membimbing penulis selama proses penyusunan Laporan
Tugas Akhir.
10. Ramdya Akbar Tukan, S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku dosen pembimbing dua,
dosen penguji dua dalam pelaksanaan Ujian Tugas Akhir yang dengan
kesabaran dan keuletannya beliau mengarahkan dan membimbing penulis
selama proses penyusunan Laporan Tugas Akhir.
11. Dewi Wijayanti, S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku dosen penguji dua pembimbing
pelaksanaan Ujian Akhir Program yang dengan kesabarannya beliau
mengarahkan dan memotivasi penulis selama proses Laporan Tugas Akhir.
12. Merry januar, S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku Kepala Ruangan Perawatan Dahlia B
Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Jusuf. SK Tarakan dan selaku penguji
Ujian Akhir Program yang dengan sabar dan baik dalam membantu penulis
untuk melaksanakan Ujian Akhir Program.
13. Klien Tn.A dan keluarga atas kerjasamanya sehingga penulis tidak banyak
mendapat kendali dalam memperoleh data dan memberikan asuhan
keperawatan sebagai klien binaan.
14. Seluruh Dosen, Staf, dan Laboran Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Borneo Tarakan.

v
v
ABSTRAK

Penderita Leukemia akan terjadi dimana fase sel leukosit yang abnormal dan ganas
sehingga menyebabkan anemia, trombositpenia dan diakhiri dengan kematian.
Penderita Leukemia akan mengalami gejala demam, keringat di waktu malam,
lemah atau Lelah, sakit kepala, mudah memar, nyeri pada tulang-tulang,
pembengkakan pada perut, dan kehilangan berat badan. Hingga saat ini leukemia
masih menjadi masalah kesehatan dan harus segera di atasi. Berdasarkan data yang
di ambil dari RSUD dr. H. Jusuf SK Kota Tarakan pada tanggal 21-23 April 2022.
Tujuan laporan tugas akhir ini untuk memperoleh gambaran yang nyata melalui
pelaksanaan proses keperawatan. Metode penulisan yang digunakan dalam
penyusunan laporan tugas akhir ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif
yaitu studi kasus melalui asuhan keperawatan dengan leukemia myeloid akut.
Adapun Teknik pengumpulan data penulis gunakan dalam menyusun laporan tugas
akhir ini yaitu observasi, wawancara dan pemeriksaan fisik. Hasil penelitian
didapatkan tujuh masalah keperawatan nyeri akut, hipertermia, gangguan integritas
jaringan, perfusi perifer tidak efektif, gangguan pola tidur, defisit nutrisi, dan
defisit perawatan diri . terdapat beberapa kesenjangan antara kasus dan teori yaitu
pada menentukan diangnosis pada klien. Penulis menyimpulkan bahwa dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada klien Tn.A tidak ada hambatan dalam
melakaukan pengkajian dan keluarga sangat koperatif.

Kata Kunci : Asuhan Keperawatan, Leukemia Myeloid Akut dan Studi Kasus

vi
vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
PENYATAAN ORISINALITAS...................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................iii
KATA PENGANTAR...................................................................................iv
ABSTRAK......................................................................................................vii
DAFTAR ISI.....................................................................................................x
DAFTAR TABEL............................................................................................xii
DAFTAR BAGAN..........................................................................................xiii
DAFTAR SINGKATAN...............................................................................xiv
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 perumusan Masalah....................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................2
1.4 Metode Penulisan........................................................................................3
1.5 Sistematika Penulisan.................................................................................3
1.6 Manfaat Penelitian......................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................5
2.1 Konsep Dasar Medis...................................................................................5
2.1.1 Definisi.............................................................................................5
2.1.2 Etiologi.............................................................................................5
2.1.3 Manifestasi Klinis.............................................................................6
2.1.4 Patofisiologi......................................................................................7
2.1.5 Komplikasi........................................................................................8
2.1.6 Penatalaksanaan................................................................................8
2.1.7 Penyimpangan KDM........................................................................10
2.2 Konsep Dasar Keperawatan........................................................................11
2.2.1 Pengkajian.........................................................................................11
2.2.2 Diagnosis Keperawatan....................................................................12
2.2.3 Intervensi Keperawatan....................................................................13

x
2.2.4 Implementasi Keperawatan..............................................................16
2.2.5 Evaluasi.............................................................................................17
BAB 3 LAPORAN KASUS............................................................................18
3.1 Pengkajian...................................................................................................18
3.1.1 Biodata..............................................................................................18
3.1.2 Riwayat Kesehatan...........................................................................18
3.1.3 Riwayat Psikososial-ekonomi...........................................................20
3.1.4 Riwayat Spiritual..............................................................................20
3.1.5 Aktivitas Sehari-Hari........................................................................20
3.1.6 Pemeriksaan Fisik.............................................................................23
3.1.7 Pemeriksaan Penunjang....................................................................27
3.1.8 Data Fokus........................................................................................29
3.1.9 Analisa Data......................................................................................31
3.2 Diagnosis Keperawatan..............................................................................34
3.3 Intervensi Keperawatan..............................................................................35
3.4 Implementasi Keperawatan.........................................................................38
3.5 Evaluasi.......................................................................................................56
BAB 4 PEMBAHASAN..................................................................................59
4.1 Pengkajian...................................................................................................59
4.2 Diagnosis Keperawatan..............................................................................62
4.3 Intervensi Keperawatan..............................................................................65
4.4 Implementasi keperawatan.........................................................................66
4.5 Evaluasi.......................................................................................................67
BAB 5 PENUTUP...........................................................................................68
5.1 Kesimpulan.................................................................................................68
5.2 Saran...........................................................................................................69
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................71
LAMPIRAN....................................................................................................73

x
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pemeriksaan penunjang....................................................................25


Table 3.2 Terapi obat........................................................................................26

x
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Pathway............................................................................................10


Bagan 3.1 Genogram........................................................................................19

x
DAFTAR SINGKATAN

ADL : Activity Daily Living


BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
BB : Berat Badan
CES : Cairan Ekstraseluler
Cl : Klorin
DPP : Dewan Pengurus Pusat
HB : Hemoglobin
ICS : Intracostal Space
IGD : Instalasi Gawat Darurat
IMT : Indeks Masa Tubuh
IV : Intravena
IWL : Insensible Water Loss
K : Kalium
KDM : Kebutuhan Dasar Manusia
Kg : Kilogram
LMA : Leukemia Myeloid Akut
MAP : Mean Arterial Presure
MCC : Migrating Clustered Contractions
MCH : Mean Cospuscular Hemoglobin
MCHC : Mean Cospuscular Hemoglobin Concentration
MCV : Mean Corpuscular Volume
Na : Natrium
NaCl : Natrium Clorida
NGT : Nasograstric Tube
PPNI : Persatuan Perawat Nasional indonesia
RGC : Retrograde Giant Contractions
RL : Ringer Laktat
RND : Relaksasi Napas Dalam
ROM : Range Of Motion

x
SDKI : Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
SIKI : Standar Intervensi Keperawatan Indoensia
SLKI : Standar Luaran Keperawatan Indonesia
SOAP : Subjektif, Objective, Assesment, Plan
TD : Tekanan Darah
Tn : Tuan
TPM : Tetes Per Menit

x
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Leukemia merupakan poliferasi sel lekosit yang abnormal, ganas, sering di
sertai bentuk leukosit yang lain dari pada normal, jumlahnya berlebihan dan dapat
menyebabkan anemia, trombositpenia dan di akhiri dengan kematian, Nurarif dan
Kusuma (2015). Leukemia adalah sekelompok penyakit yang memiliki gejala
klinis, morfologi sel darah, kelainan genetik, dan respon terhadap terapi yang
sangat bervariasi. Sebagian besar pasien Leukemia biasanya akan mengalami
kekambuhan dalam perjalanan penyakitnya. Asputra, (2015). Leukemia merupakan
salah satu penyebab kematian di antara jenis kanker (Hapantenda, 2017).
Di seluruh negara pada tahun 2018 ditemukan sebanyak 2,4% kasus baru
dan 3,2% kasus kematian yang terjadi, Global Cancer Statistic, (2018.). Sumatera
Barat merupakan provinsi yang memiliki prevalensi 2,47% dengan penyakit
kanker kedua terbanyak setelah provinsi Yogyakarta 4,9%, Riskesdas, (2018).
Kasus kematian akibat kanker cenderung meningkat setiap tahunnya di
Kalimantan Utara dimana pada tahun 2018 kasus kanker memiliki pervelensi
1,8% dengan rentang usia terbanyak 55-64 tahun. (Riskesdas, 2018).
Penyebab dari penyakit Leukemia belum diketahui secara pasti, Padila,
(2013). Pendapat ini didukung oleh. Sativa, (2020) yang mengatakan penyebab
pasti dari leukemia belum diketahui, beberapa faktor risiko terkait pernyakit ini
telah diidentifikasi. Pendapat lain mengatakan, Hapantenda, (2017) Leukemia
disebabkan oleh neoplasma maligna atau tumor ganas sel darah putih.
Penderita yang mengalami Leukemia memliki gejala berupa demam atau
keringat diwaktu malam, perasaan lemah atau lelah, sakit kepala, perdarahan dan
mudah memar, nyeri pada tulang-tulang, pembengkakan pada perut, dan
kehilangan berat badan, Padila, (2013). Gejala pertama biasanya terjadi karena
kegagalan bone barrow menghasilkan sel darah yang normal dalam jumlah yang
memadai dan atau akibat infiltrasi sel-sel leukemik pada berbagai organ, gejalanya
bervariasi tergantung jumlah sel abnormal dan tempat berkumpulnya sel abnormal
(Rajappan, 2019).

1
Berdasarkan data-data yang didapatkan terkait Leukemia, setelah
dilaksanakan studi pendahuluan keperawatan selama tiga hari pada tanggal 18-20
April 2022 penulis menemukan tanda-tanda gejala Leukemia yang terjadi pada Tn.
A dihari pertama kondisi klien lemah, tampak pucat, bibir kering, nyeri pada lidah
sebelah kiri, nyeri pada tulang belakang dan ekstremitas kaki kiri bawah, maka
penulis tertarik untuk menyusun sebuah Laporan Tugas Akhir (LTA) dengan judul
“Asuhan Keperawatan pada klien Tn. A dengan SUSPEK LEUKEMIA MYELOID
AKUT di ruang perawatan Dahlia B RSUD dr. H. Jusuf SK Kota Tarakan” agar
dapat meminimalkan angka kejadian Leukemia, mengetahui secara nyata
pelaksanaan asuahan keperawatan serta sekaligus sebagai salah satu persyaratan
dalam mengikuti ujian akhir program pada Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Borneo Tarakan.
1.2 Perumusan Masalah
Bagaimana yang telah diuraikan pada latar belakang, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah bagaimana asuhan keperawatan pasien dengan Suspek
LeukemiaMyeloid Akut.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Utama
Untuk memperolah gambaran yang nyata melalui pelaksanaan Asuhan
Keperawatan pada klien Tn.A dengan Suspek Leukemia Myeloid Akut melalui
pendekatan proses keperawatan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Melaksanakan proses keperawatan Tn.A dengan Suspek Leukiia Myeloid Akut
2) Membandingkan antara teori dan asuhan keperawatan pada Tn.A dengan
SuspekLeukemia Myeloid Akut.
3) Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat dalam melaksanakan
proses keperawatan pada Tn.A dengan Suspek Leukemia Myeloid Akut
4) Melaksanakan pemecahan masalah pada Tn.A dengan Suspek Leukemia
MyeloidAkut

2
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan tugas akhir ini
adalah dengan menggunakan metode deskriptif yaitu studi kasus melalui asuhan
keperawatan dengan Suspek Leukemia Myeloid Akut. Adapun Teknik
pengumpulan data yang penulis gunakan dalam menyusun laporan tugas akhir ini
yaitu observasi,wawancara, pemeriksaan fisik adalah sebagai berikut.
1.4.1 Observasi
Penulis melakukan pengamatan dan perawatan secara langsung untuk
mengetahui keadaan klien dan perkembangan kondisi secara langsung sebelum
memberikan asuhan keperawatan.
1.4.2 Wawancara
Penulis melakukan wawancara dengan pasien, keluhan pasien, tanggapan
pasien terhadap asuhan keperawatan dan pelayanan dokter yang merawat selama
pasien di rawat diruang tempat penulis mengambil kasus ini.
1.4.3 Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik ini meliputi inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi yang
dilakukan untuk memperoleh data sesuai kasus yang di kelola.
1.4.4 Studi dokumentasi
Tahap pengkajian catatan medis yang ada dan dokumentasi keperawatan
serta catatan lain yang berkaitan dengan kondisi klien Tn.A.
1.4.5 Studi kepustakaan
Dalam studi kepustakaan ini penulis dapat mendapatkan informasi dari
buku- buku sumber yang terkait sebagai refrensi untuk mendukung teori yang ada
dan refrensi dari internet.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan tugas akhir yang digunakan dalam penulisan
laporan ini terdiri atas 5 bab dengan urutan sebagai berikut :
Bab 1 yaitu pendahuluan yang berisi latar belakang, tujuan, ruang lingkup, metode
penulisan, dan sistematika penulisan laporan. Bab 2 yaitu landasan teori yang
berisi konsep dasar medis yang terdiri dari definisi, anatomi dan fisiologi, etiologi,
klasifikasi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnosis,
penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi. Pada bab ini juga berisi konsep dasar
keperawatan yang terdiri dari pengkajian, penyimpangan KDM, diagnose
keperawatan, intervensi, implementasi serta evaluasi. Bab 3 yaitu laporan kasus

3
yang berisi pengkajian, penyimpangan diagnosa keperawatan, intervensi,
implementasi serta evaluasi. Bab 4 yaitu pembahasan yang tentang adanya
kesenjangan antara teori dan penerapan langsung di lapangan yang terdapat dalam
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi. Bab 5
yaitu penutupan berisi kesimpulan dari seluruh penulisan laporan tugas akhir ini
dan saran yang di tunjukkan untuk perbaikan selanjutnya.
1.6 Manfaat Penilitian
1) Bagi Penulis
Mahasiswa dapat memahami mengenai konsep penyakit Leukimia serta
mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan pada penderita Leukemia.
2) Bagi Klien dan Keluarga
Klien dan keluarga dapat memahami tentang penyakit Leukemia Myeloid Akut,
tanda gejala serta menghindari hal-hal yang menyebabkan timbulnya masalah
penyakit
3) Bagi Perawat
Diharapkan perawat dapat melakukan asuhan keperawatan dengan baik dan
benar yang bertujuan untuk perbaikan kondisi pasiendan melaksanakan asuhan
keperawatan dengan menggunakan buku (SDKI, SLKI, SIKI).
4) Bagi Rumah Sakit
Hasil penilitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi rumah sakit sebagai
masukan dan pertimbangan dalam menyikapi masalah kelengkapan anamnesis
pasien kasus leukemia.
5) Bagi Institusi
Manfaat penelitian ini bagi institusi Pendidikan diharapkan dapat menjadi
bahan pembelajaran dan refrensi bagi kalangan yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut dengan topik yang berhubungan dengan judul penelitian
diatas.

4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Medis


2.1.1 Definisi
Leukemia adalah suatu tipe kanker. Leukemia berasal dari kata Yunani
leukos-putih, haima-darah. Leukemia adalah kanker yang mulai di sel-sel darah.
Penyakit ini terjadi ketika sel darah memiliki sifat kanker yaitu membelah tidak
terkontrol dan mengganggu pembehan sel darah normal. Leukemia (kanker darah)
adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-sel darah putih yang diproduksi
oleh sumsum tulang (bone marrow) (Padila, 2013).
Leukemia adalah poliferasi sel lekosit yang abnormal, ganas, sering disertai
bentuk leukosit yang lain dari pada normal, jumlahnya berlebihan dan dapat
menyebabkan anemia, trombosit openi dan di akhiri dengan kematian, Nurarif
(2015). Acute Myeloid Leukemia adalah salah satu jenis penyakit kanker yang
menyerang sel darah putih jenis myeloid. Subtipe ini dipengaruhi oleh tipe sel
yang sama yaitu sel myeloblast, sehingga untuk pengklasifikasinya diperlukan
analis yang lebih rinci (Mustikaningrum, 2019).
Berdasarkan beberapa definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa
Leukemia adalah penyakit kanker darah yang menyerang sistem hematologi, yang
dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, dan jika tidak di tangani dengan
semestinya dapat berakhir dengan kematian.
2.1.2 Etiologi
Penyebab dari penyakit Leukemia tidak diketahui secara pasti. Faktor yang
diduga mempengaruhi frekuensi terjadinya Leukemia (Padila, 2013) yaitu:
1) Radiasi
Berdasarkan laporan riset menunjukkan bahwa :
(1) Para pegawai radiologi berisiko untuk terkena Leukemia.
(2) Pasien yang menerima radioterapi berisiko terkena Leukemia.
(3) Leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom Hiroshima dan
Nagasak di Jepang.

5
2) Faktor Leukemogenik
Terdapat beberapa zat kimia yang dapat mempengaruhi frekuensi Leukemia:
(1) Racun lingkungan seperti benzena : paparan pada tingkat-tingkat yang
tinggi dari benzene pada tempat kerja dapat menyebabkan Leukemia.
(2) Bahan kimia industri seperti insektisida dan Formaldehyde.
(3) Obat untuk kemoterapi : pasien-pasien kanker yang dirawat dengan obat-
obat melawan kanker tertentu adakalanya dikemudian hari mengembangkan
Leukemia. Contohnya, obat-obat yang dikenal sebagai agen alkilating
dihubungkan dengan pengembangan Leukemia bertahun-tahun kemudian.
3) Herediter
Penderita sindrom down, suatu penyakit yang disebabkan oleh kromosom
abnormal mungkin meningkatkan risiko Leukemia, yang memiliki insidensi
Leukemia akut 20 kali lebih besar dari orang normal.
4) Virus
Virus dapat menyebabkan Leukemia menjadi retrovirus, virus Leukemia feline,
HTLV-1 pada dewasa.
2.1.3 Manifestasi Klinis
Gejala-gejala pada leukemia akut yang Nampak dan memburuk secara cepat
antara lain muntah, bingung, kehilangan control otot, dan epilepsy. Leukemia juga
dapat mempengaruhi saluran pencernaan, ginjal, dan paru-paru. Gejala-gejalanya
antara lain yaitu kulit pucat (karena anemia), infeksi yang berulang-ulang seperti
sakit tenggorokan, pendarahan normal yang keluar dari gusi dan kulit, periode
yang berat pada wanita, kehilangan nafsu makan dan berat badan, gejala-gejala
seperti flu antara lain kecapean dan tidak enak badan, luka ditulang sendi,
perdarahan hidung dan lebih mudah mendapat memar dari biasanya tanpa sebab
yang jelas. (Desmawati, 2013).

6
2.1.4 Patofisiologi
Pada keadaan normal, sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan tubuh infeksi.
Sel ini secara normal berkembang sesuai perintah, dapat di kontrol sesuai dengan
kebutuhan tubuh. Leukemia meningkatkan produksi sel darah putih pada sumsum
tulang yang lebih dari normal. Merek terlihat berbeda dengan sel darah normal
dan tidak berfungsi seperti biasanya. Sel Leukemia memblok produksi sel darah
merah, merusak kemampuan tubuh terhadap infeksi. Sel Leukemia juga
merusak produksi sel darah lain pada sumsum tulang termasuk sel darah merah
dimana sel tersebut berfungsi untuk menyuplai oksigen pada jaringan.
Analisis sitogenik menghasilkan banyak pengetahuan mengenai aberasi
kromosomal yang terdapat pada pasien dengan Leukemia. Perubahan kromosom
dapat meliputi perubahan angka, yang menambahkan atau menghilangkan seluruh
kromosom, atau perubahan struktur termasuk translokasi (penyusunan kembali),
delesi, inversi,. Pada kondisi ini, dua kromosom atau lebih mengubah bahan
genetik, dengan perkembangan gen yang berubah dianggap menyebabkan
mulainya proliferasi sel abnormal.
Leukemia terjadi jika proses pematangan dari sistem sel menjadi sel darah
putih mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan kearah keganasan.
Perubahan tersebut seringkali melibatkan penyusunan Kembali bagian dari
kromosom (bahan genetik sel yang kompleks). Translokasi kromosom
mengganggu pengendalian normal dari pembelahan sel, sehigga sel membelah
tidak terkendali dan menjadi ganas. Pada akhirnya sel-sel ini menguasai sumsum
tulang dan menggantikan tempat dari sel-sel yang menghasilkan sel-sel darah yang
normal. Kanker ini juga bisa menyusup ke dalam organ lainnya termasuk hati,
limpa, kelenjar getah bening, ginjal dan otak, (Padila 2013).

7
2.1.5 Komplikasi
Menurut Wijaya dan Putri, (2013), Komplikasi yang sering terjadi pada
kasus Leukemia yaitu:
1) Gagal sumsum tulang
2) Infeksi
3) Hepatomegali
4) Spelenomegali
5) Limfadenopati
2.1.7 Penatalaksanaan
Menurut Desmawati (2013), menyatakan terapi pengobatan yang dapat
diberikan pada
pasien Leukemia akut adalah :
1) Tranfusi darah
Biasanya diberikan jika kadar Hb kurang dari 6%. Pada trombositopenia yang
berat dan perdarahan masih, dapat diberikan tranfusi trombosit dan bila erdapat
tanda-tanda DIC dapat diberikan heparin.

2) Kortikosteroid (prednison, kortison, deksametason dan sebagainya)


Setelah tercapai, remisi dosis dapat dikurangi sedikit demi sedikit dan akhirnya
dihentikan.
3) Sitostatika
Selain sitostatika yang lama (6-merkaptopurin atau 6-mp, metotreksat atau
MTX) pada waktu ini dipakai pula yang baru dan lebih paten seperti vinkristin
(oncovin), rubidomisin (daunorubycine) dan berbagai nama obat lainnya.
Umumnya sistostatika diberikan dalam kombinasi bersama-sama dengan
prednison. Pada pemberian obat-obatan ini sering terdapat akibat samping
berupa alopsia (botak), stomatitis, leukopenia, infeksi sekunder atau
kandidiasis.

8
4) Imunoterapi
Merupakan cara pengobatan yang terbaru. Setelah tercapainya remisi dan
jumlah sel Leukemia yang cukup rendah, kemudian imunoterapi mulai
diberikan (mengenai cara pengobatan yang terbaru masih dalam
pengembangan).
5) Kemoterapi
Merupakan cara yang lebih baik untuk pengobatan kanker. Bahan kimia yang
dipakai diharapkan dapat menghancurkan sel-sel yang oleh pembedahan atau
penyinaran tidak dapat dicapai.
Penatalaksanaan pada penderita Leukemia Myeloid Akut yaitu dengan
kemoterapi, yang terdiri dari 2 fase antara lain :
(1) Fase induksi; fase induksi adalah regimen kemoterapi yang sangat intensif,
bertujuan untuk mengendalikan sel-sel Leukemia secara maksimal sehingga
akan tercapainya remisi yang lengkap.
(2) Fase konsolidasi; fase konsolidasi dilakukan sebagai tindak lanjut dari fase
induksi. Kemoterapi konsolidasi biasanya terdiri dari beberapa siklus
kemoterapi dan menggunakan obat dengan jenis serta dosis yang sama atau
lebih besar dari dosis yang digunakan pada fase induksi. Dengan
pengobatan modern, angka remisi 5-0-70%, tetapi angka rata-rata hidup
masih 2 tahun dan yang dapat hidup lebih dari 5 tahun hanya 10%.

9
2..1.8 Penyimpangan KDM
2.1.8 Penyimpangan KDM Leukemia

FAKTOR PENCETUS Sel neoplasma berproliferasi dalam


- Genetik kromosom
- Kelainan
Radiasi

- - Infeksi virus
- Obat-obatan- Paparan bahan
Sel onkogen
Infiltrasi sumsum tulang Penyebaran ekstremedular

Pertumbuhan berlebih
Sirkulasi darah System limfatik

Kebutuh
Pembesaran limfa dan hati
Nodus kimfe an

Hiper metabolisme
hepatosplenomega Limfadenopati

Ketidak
seimbangan
Penekanan ruang abdomen Penekanan intar abdomen
nutrisi kurang dari
kebutuhan

Gangguan rasa nyaman dan nyeri


Depresi produksi sumsum tulang Ketidak seimbangan perfusi jaringa

Suplai oksigen kejaringan inadekuat

Resiko perdarahan
Penurunan eritrosit Anemia

Kecendrungan
Penurunan trombosit Trombositpenia pendarahan
Daya tahan tubuh
Penurunan fungsi leukosit Resiko infeksi

Demam, panas, peningkatan suhu


tubuh
Infiltrasi periosteal
Kelemahan tulang
Hipertermia

Bagan 2.1 Penyimpangan KDM Leukemia (Nurarif & Kusuma 2015).

1
2.2 Konsep Dasar Keperawatan
2.1.2 Pengkajian

Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara,


pengumpulan riwayat kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan laboratorium
dan diagnostik, serta review catatan sebelumnya (Doenges, 2014).

1) Aktivitas
Gejala : Kelelahan, malaise, kelemahan, ketidakmampuan untuk melakukan
aktivitas biasanya.
Tanda : Kelelahan otot, peningkatan kebutuhan tidur, somnolen.
2) Sirkulasi
Gejala : Palpitasi
Tanda : Takikardi, murmur jantung, kulit, membrane mukosa pucat, tanda
perdarahan serebral.
3) Eliminasi
Gejala : Diare, nyeri tekan abdomen, nyeri, fases hitam, darah pada urine,
penurunan haluaran urine.
4) Integritas Ego
Gejala : Perasaan tak berdaya/taka da harapan.
Tanda : Depresi, menarik diri, ansietas, takut, marah, mudah terangsang,
perubahan alam perasaan, kacau.
5) Makanan/Cairan
Gejala :Kehilangan napsu makan, anoreksia, muntah, perubahan rasa,
penurunan berat badan, faringitis, disfagia.
Tanda :Distensi abdominal, penurunan bunyi usus, stomatitis, ulkus mulut,
hipertrofi gusi.
6) Neurosensori
Gejala : Kurang/penurunan koordinasi koordinasi, perubahan alam perasaan,
kacau, disorientasi kurang konsentrasi, pusing, kebas, kesemutan.
Tanda : Otot mudah terangsang, aktivitas kejang.
7) Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri abdomen, sakit kepala, nyeri tulang/sendi, kram otot.
Tanda : Perilaku berhati-hati/distraksi, gelisah, fokus pada diri sendiri.

1
8) Pernapasan
Gejala : Napas pendek dengan kerja minimal.
Tanda : Dispnea, takipnea, batuk, ronki, penurunan bunyi napas.
9) Keamanan
Gejala : Riwayat infeksi saat ini/dahulu, jatuh.
Tanda : Demam, infeksi, kemerahan, perdarahan retinal, perdarahan gusi, atau
epistaksis, pembesaran nodus limfe, limpa, hati.
10) Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala: Riwayat terpajan pada kimiawi, mis., benzene, fenilbutazon, dan
kloramfenikol, radiasi berlebihan, pengobatan kemoterapi sebelumnya,
khususnya agen pengkelat, gangguan kromosom, contoh sindrom atau
anemia.
2.1.6 Diagnosis Keperawatan

Menurut Nurarif dan Kususma, (2013) di modifikasi oleh Penulis berdasarkan Tim
Pokja SDKI DPP PPNI (2016). Terdapat enam diagnosis keperawatan pada pasien
Leukemia yaitu :

1) Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi.


2) Nyeri akut berhubungan dengan ketidak nyamanan fisik.
3) Gangguan perfusi jaringan penurunan komponen penting darah (hemoglobin).
4) Resiko atau gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
anoreksia, mual, muntah.
5) Risiko pendarahan di buktikan dengan dengan penurunan komponen
pembekuan darah (trombosit).
6) Risiko infeksi di buktikan dengan penurunan kekebalan tubuh adanya
Tindakan infasi.

1
2.2.3 Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan adalah segala perawatan yang dikerjakan pleh yang


didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran yang
diharapkan. Tindakan ini terdiri atas observasi, terapeutik, edukasi, dan kolaborasi,
Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2018). Luaran keperawatan ini mengarahkan status
diagnosis keperawatan setelah dilakukan intervensi keperawatan (Tim Pokja SLKI
DPP PPNI, 2018).

1) Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi


Kriteria hasil :
(1) termogulasi membaik
(2) menggigil menurn
(3) suhu tubuh membaik
Observasi
(1) Identifikasi penyebab hipertermia (mis. dehidrasi, terpapar lingkungan
panas, penggunaan incubator).
(2) Monitor suhu tubuh
Terapeutik
(3) Lakukan pendingin eksternal ( kompres hangat)
(4) Berikan cairan oral.
(5) Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika hyperhidrosis (keringat
berlebih).
Edukasi
(6) Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
(7) Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
2) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
Kriteria hasil :
(1) tingkat nyeri menurun
(2) keluhan nyeri
(3) meringis menurun
Observasi
(1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
(2) Identifikasi skala nyeri

1
(3) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
nyeri Terapeutik
(4) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(5) Ajarkan Teknik nonfarmkologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
(6) Kolaborasi pemberian anagetik, jika perlu
3) Perfusi perifer tidak efektif penurunan konsentrasi hemoglobin
Kriteria hasil :
(1) perfusi perifer meningkat
(2) warna kulit pucat menurun
(3) nyeri ekstremitas menurun
(4) turgor kulit menurun
Observasi
(1) Periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi perifer, edema, pengisian kapiler,
warna, suhu, ankle brachial index)
(2) Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada ekstremitas
(3) Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas dengan keterbatasan
perfusi
(4) Lakukan perawatan kaki dan kuku
Edukasi
(5) Anjurkan berhenti merokok
(6) Anjurkan mengecek air mandi untuk menghindari kulit terbakar
(7) Anjurkan minum obat pengontrol tekana darah secara teratur
(8) Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan (mis, rasa
sakit yang tidak hilang saat istrahat, luka tidak sembuh, hilangnya rasa)
4) Deficit nutrisi berhubungan dengan keengganan untuk makan
Kriteria hasil :
(1) status nutrisi membaik
(2) porsi makan yang dihabiskan meningkat
(3) berat badan membaik
Observasi
(1) Identifikasi status nutrisi
(2) Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
(3) Identifikasi makanan yang disukai

1
(4) Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastric
(5) Monitor asupan makanan
(6) Monitor berat badan
Edukasi
(7) Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
(8) Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
(9) Hentikan pemberian makanan melaluli selang nasogastrik jika asupan oral
dapat ditoleransi
(10) Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Kolaborasi
(11) Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis, Pereda nyeri,
antiemetic), jika perlu
5) Risiko pendarahan berhubungan dengan koagulasi inheren
Kriteria hasil :
(1) tingkat perdarahan menurun
(2) kelembapan kulit meningkat
(3) hemoglobin membaik
Observasi
(1) Monitor tanda dan gejala perdarahan
(2) Monitor nilai hematokrit/hemoglobin sebelum dan setelah kehilangan
darah Edukasi
(3) Pertahankan bed rest selama perdarahan
(4) Hindari pengukuran suhu rektal
(5) Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
(6) Anjurkan menggunakan kaus kaki saat ambulasi
(7) Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk menghindari konstipasi
(8) Anjurkan segera melapor jika terjadi perdarahan
Kolaborasi
(9) Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan, jika perlu

1
6) Risiko infeksi berhubungan dengan imonusupresi.
Kriteria hasil : tingkat infeksi menurun
Observasi
(1) Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik.
Edukasi
(2) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan
pasien
(3) Pertahankan Teknik aseptic pada pasien berisiko tinggi.
(4) Jelaskan tanda dan gejala infeksi
(5) Ajarkan mencuci tangan dengan benar
(6) Ajarkan etika batuk
Kolaborasi
(7) Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu.

2.2.4 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana


keperawatan. Tindakan mencakup tindakan mandiri dan tindakan kolaborasi
(Tarwoto & Wartonah, 2015).
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
status kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-
faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi
keperawatan, dan kegiatan komunikasi (Dinarti & Muryanti, 2017).
Jenis Implementasi Keperawatan Dalam pelaksanaannya terdapat tiga jenis
implementasi keperawatan, yaitu:
2.2.4.1 Independen Implementasi adalah implementasi yang diprakarsai sendiri
oleh perawat untuk membantu pasien dalam mengatasi masalahna sesuai dengan
kebutuhan, misalnya: membantu dalam memenuhi activity daily living (ADL),
memberikan perawatan diri, mengatur posisi tidur, menciptakan lingkungan yang
terapeutik, memberikan dorongan motivasi, pemenuhan kebutuhan psiko-sosio-
kultural, dan lain-lain

1
2.2.4.2 Interdependen/Collaborativ Implementasi adalah tindakan keperawatan
atas dasar kerjasama sesama tim keperawatan atau dengan tim kesehatan lainnya,
seperti dokter. Contohnya dalam hal pemberian obat oral, obat injeksi, infus,
kateter urin, nasogastric tube (NGT), dan lain-lain.
2.2.5 Evaluasi

Evaluasi keperawatan adalah mengkaji respon pasien setelah dilakukan


intervensi keperawatan dan mengkaji ulang asuhan keperawatan yang telah
diberikan. Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan
untuk menentukan apakah rencana keperawatan efektif dan bagaimana rencana
keperawatan dilanjutkan, merevisi rencana atau menghentikan rencana
keperawatan.
Hasil dari evaluasi dalam asuhan keperawatan adalah : Tujuan
tercapai/masalah teratasi: jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan. Tujuan tercapai sebagian/masalah teratasi sebagian: jika
klien menunjukkan perubahan sebagian dari standar dan kriteria yang telah
ditetapkan. Dan Tujuan tidak tercapai/masalah tidak teratasi: jika klien tidak
menunjukkan perubahan dan kemajuan sama sekali dan bahkan timbul masalah
baru.
Penentuan masalah teratasi, teratasi sebagian, atau tidak teratasi adalah dengan
cara membandingkan antara SOAP/SOAPIER dengan tujuan dan kriteria hasil
yang telah ditetapkan.
S (Subjective) : adalah informasi berupa ungkapan yang di dapat dari klien setelah
dilakukan tindakan.
O (Objective) : adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan, penilaian,
pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah tindakan dilakukan.
A (Analisis) : adalah membandingkan antara informasi subjective dan objective
dengan tujuan dan kriteria hasil, kemudian diambil kesimpulan bahwa masalah
teratasi, teratasi sebahagian, atau tidak teratasi.
P (Planing) : adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan
berdasarkan hasil analisa.

1
BAB 3
LAPORAN KASUS

Setelah dilakukan praktik keperawatan pada ujian akhir program, maka


pada bab ini menjelaskan tentang tentang kegiatan asuhan keperawatan pada Tn. A
dengan diagnosis medis Suspek Leukemia Mieloblastik Akut di ruangan Dahlia B
Rumah Sakit Umum Daerah dr Jusuf SK Tarakan sealam 3 hari di mulai dari
tanggal 21 April 2022 sampai 23 April 2022 adapaun pelaksanaan asuhan
keperawatan ini fokuskan pada pengkajian, penyimpangan KDM, diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
3.1 Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 21 April 2022 pada klien Tn.A dengan
diagnosis medik Suspek Leukemia Myeloid Akut dan diperoleh dari data-data
berikut:
3.1.1 Biodata
Klien berinisial Tn.A berusia 22 tahun, status belum kawin, jenis kelamin
laki-laki, beragama Kristen, suku/bangsa Dayak, tingkat Pendidikan SMA, tidak
bekerja, klien tinggal di Malinau Jl. Batu Idung Rt 04, masuk rumah sakit 15 April
2022 jam 15.00 wita, nomor registrasi 361xxx dengan diagnosis Suspek Leukemia
Myeloid Akut.
3.1.2 Riwayat kesehatan
3.1.2.1 Keluhan utama
Klien mengatakan nyeri pada lidah sebelah kiri.
3.1.2.2 Riwayat keluhan utama
Klien mengatakan nyeri pada lidah kiri, nyerinya bertambah jika klien
makan dan banyak bicara dan berkurang jika baring/beristirahat, sifat nyerinya
seperti terbakar dan tertusuk, nyeri yang dirasakan di lidah kiri saja, skala nyeri 5,
waktu nyerinya >5 menit hilang timbul.
3.1.2.3 Riwayat penyakit sekarang
Klien tiba ke IGD pada tanggal 15 April 2022 jam 15.00 wita, dengan
keluhan nyeri pada persendian dan lemas. Saat ini klien mengeluh nyeri pada lidah,
sering mengalami demam dan ketika demam muncul ia menggigil dan berkeringat
lebih, nyeri pada tuluang belakang, sering mengalami pusing, terdapat petekie pada
seluruh tubuh.

1
3.1.2.4 Riwayat penyakit terdahulu
Klien mengatakan sebelumnya pernah dirawat di Rumah Sakit Umum
Daerah Malinau dikarenakan nyeri pada persendiannya, klien belum pernah di
operasi, klien tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan seperti arsen maupun
preparaf sulfat.
3.1.2.5 Riwayat penyakit keluarga
Klien mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki penyakit menular dan tidak
ada penyakit turunan, kakek klien dari ibu sudah meninggal tanpa diketahui
penyebabnya.

Genogram :

? ? ?

? ?

? 22 ? ?

Klien : Satu rumah : ---------


22
Perempuan : Meninggal :
Laki-laki : Usia Tidak diketahui : ?

Bagan 3.1. Genogram tiga generasi Tn.A dengan Susp AML.

1
3.1.3 Riwayat psiko-sosial-ekonomi
Sebelum sakit
Klien mengatakan perannya di dalam keluarga sebagai anak yang tidak bekerja
sedangkan di masyarakat sebagai masyarakat biasa, tinggal di rumah bersama
nenek kakeknya, orangtua dan saudaranya, hubungan dengan keluarganya baik-
baik saja, hubungan dengan tetangganya baik, klien jarang mengikuti kegiatan-
kegiatan dengan masyarakat. Keluarga klien mengatakan keadaan ekonomi dalam
keadaan cukup.
Saat sakit
Peran klien sebelum sakit tidak berubah. Klien mengatakan berharap dirinya cepat
sembuh dan bisa pulang ke rumah, klien berharap setelah dilakukan perawatan,
dirinya cepat sembuh dan bisa pulang ke rumah lagi dan beraktivitas seperti
biasanya.
3.1.4 Riwayat spiritual
Sebelum sakit
Klien mengatakan yakin akan kepercayaannya, klien mengatakan sering beribadah,
klien mengatakan sering mengikuti kegiatan keagamaan disekitar rumahnya.
Saat sakit
Klien mengatakan yakin dengan kepercayaannya, klien mengatakan semenjak sakit
tidak dapat beribadah namun sering berdoa.
3.1.5 Aktivitas sehari-hari
1) Nutrisi
Sebelum sakit
Klien mengatakan selera makan baik (nasi, lauk,pauk dan sayur), frekuensi
makan 3 kali makan 1 porsi, makanan yang disukai semua makanan, klien
mengatakan ketika makan ayam, sayur bayam dan kol klien merasakan nyeri
pada persendian, tidak ada pembatasan pola makan, cara makan menggunakan
sendok dan ritual makan berdoa.
Saat sakit
Klien mengatakan selera makan kurang baik di karenakan terdapat stomatitis
pada lidah sebelah kiri, frekuensi makan 3 kali makan dengan porsi makan
tidak dihabiskan ½ porsi, klien tidak makan ayam yang diberikan dari Rumah
Sakit,

2
tidak ada pembatasan pola makan, cara makan menggunakan sendok dan ritual
makan berdoa.
2) Cairan
Sebelum sakit
Klien mengatakan minum air putih dengan frekuensi sehari 1 liter, dengan cara
melalui oral.
Saat sakit
Klien mengatakan minum air putih 1.500 ml/hari, terpasang cairan infus RL
500 cc/24 jam/20 tpm. Tidak ada kesulitan saat minum. Perhitungan balance
cairan:
Rumus IWL = 10 x BB/ 24
= 10 x 49/ 24
= 490/24
= 20 ml/jam
= 20 x 24
= 480 ml/24 jam
Cairan masuk dalam 24 jam
= cairan infus 1.440 ml + cairan injeksi 240 ml + cairan
dalam makan/minum 2.500 ml
= 3.880 ml
Cairan keluar dalam 24 jam
= 2.030 ml Rumus balance cairan
= 3.880 ml – 2.030 ml
= 1.850
3) Eliminasi urine dan alvi
Sebelum sakit
Klien mengatakan pembuangan BAB/BAK di toilet, frekuensi BAB 1-2
kali/hari (500 cc) BAK 4-6 (900 cc) kali sehari, konsistensi warna bau BAB
padat, bewarna khas feses, BAK bewarna jernih tidak berbau. Tidak ada
kesulitan BAB dan BAK, tidak menggunakan obat pencahar.
Saat sakit
Klien mengatakan BAB di toilet dan BAK di bad menggunakan pispot.
Frekeunsi BAB 1 kali/hari (100 cc/hari), BAK 5 kali/hari (300 cc/hari),
(konsistensi, warna, bau) BAB lunak bewarna khas feses, BAK cair bewarna
kuning pekat , tidak ada kesulitan BAB dan BAK, tidak menggunakan obat
pencahar.

2
4) Istirahat tidur
Sebelum sakit
Klien mengatakan jam tidur siang 1-2 jam/hari, malam 7-8 jam/hari, pola tidur
teratur, kebisaan sebelum tidur klien main handphone, tidak ada kesulitan tidur
Saat sakit
Klien mengatakan jarang tidur siang hanya 1 jam/hari, malam 5 jam/hari tetapi
sering terbangun di malam hari karena kedinginan, dan nyeri pada tulang
belakang, klien kebiasaan berdoa sebelum tidur.
5) Kemampuan aktivitas dan gerak
Sebelum sakit
Klien mengatakan selama dirumah aktivitasnya dari makan, minum, toileting,
berpakaian, mobilitas berpindah dan ROM dilakukan secara mandiri.

Saat sakit
Klien mengatakan selama dirumah aktivitasnya dari makan, minum, toileting,
berpakaian, mobilitas berpindah dan ROM dibantu oleh keluarganya.
6) Personal hygine
Sebelum sakit
Klien mengatakan dirumah mandi sebanyak 2 kali dalam sehari, mencuci
rambut 2 hari sekali menggunakan shampoo, kukunya selalu di potong jika
panjang dan selalu mengosok gigi setelah mandi, sesudah makan dan sebelum
tidur.
Saat sakit
Klien mengatakan selama dirumah sakit tidak pernah mandi, sulit untuk
bergerak dikarenakan nyeri pada tulang belakang, dan tidak pernah keramas,
tidak pernah memotong kuku, selama dirawat klien tidak pernah menggosok
giginya.

2
3.1.6 Pemeriksaan fisik
Tanggal 21 April 2022
Keadaan umum : Klien tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
GCS 15
TD : 120/70 mmHg (MAP 86,6)
Nadi : 98 x/menit
Suhu : 36,5 C
RR : 20 x/menit
Tanggal 22 April 2022
Keadaan umum : Klien tampak lemah
Kesadaran : Composmentis
GCS 15
TD : 115/80 mmHg
Nadi : 105 x/menit
Suhu : 39,90C
RR : 22 X/menit
Antromopetri : TB : 160 cm
: BB : Sebelum sakit 50 Kg
Saat sakit 40 kg (IMT 15,62 ) Kurus Sekali
BBI : 160 cm – 100- 10%
160 cm- 100 = 60
60 – 10% = 54
160 – 100 + 10% = 66
Rentang BBI = 54 kg -66 kg

2
3.2.1.1 Sistem Pernafasan
Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik inspeksi tampak hidung simetris,
tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada pembesaran kelenjar pada leher.
Bentuk dada normal, perbandingan ukuran anterior-posterior dengan transversal
2:1 gerakan dada simetris tidak ada otot bantu pernapasan, vocal premitus terasa
pada kedua sisi terasa diatas batang bronkus, terdengar bunyi nafas vesikuler, tidak
ada bunyi nafass tambahan, tidak ada clubbing finger.
3.2.1.2 Sistem Cardiovaskuler
Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik inspeksi Conjungtiva tampak Merah
muda, bibir tampak pucat Arteri corotis teraba kuat. Tekanan vena juguralis 5+2.
Ukuran jantung normal, batas atas jantung ICS 2 kanan atas, batas bawah kanan
jantung ICS 4 pada linea paraternalis kanan, batas bawah kiri jantung ICS 4 pada
linea midklavikularis kiri. Pada saat di auskultasi suara bunyi jantung S1 dan S2
lup-dup.Capillary refilling time 2 detik.
3.2.1.3 Sistem Pencernaan
Pada saat dilakukam pemeriksaan fisik inspeksi tampak sklera tidak ikterik,
bibir kering dan pecah-pecah. Terdapat stomatitis pada lidah sebelah kiri, klien
mampu menelan baik. Tidak terjadi kembung dan nyeri tekan pada gaster. Pada
abdomen Tidak ada bekas luka operasi, terdapat petekie pada abdomen terdengar
bising usus 13 x/menit suara ketukan timpani, tidak ada nyeri tekan pada
epigastric, tidak ada pembesaran liver dan organ lain. klien mengatakan tidak ada
lecet dan tidak ada hemoroid.
3.2.1.4 Sistem Penginderaan
1) Mata
Pada saat pemeriksaan fisik tampak kelopak mata normal , bulu mata tebal, alis
tebal klien dapat membaca buku dengan jarak +- 3 meter. Lapang pandang jelas
kekiri, kekanan, keatasdan kebawah 6/10.

2
2) Hidung
Tampak warna membrane mukosa merah muda, klien dapat mencium dengan
baik, klien dapat menenali bau minyak kayu putih dan kopi. tidak terdapat polip
pada hidung, dan terdapat secret dan silia.
3) Telinga
Pada saat dilakukan pengkajian tampak daun telinga utuh simetris kanan dan
kiri, klien dapat mendengar dengan baik, klien dapat mendengar suara gesekan
kertas.
3.2.1.5 Sistem Persyarafan
1) Fungsi cerebral
Status mental klien daya ingat masih ada. Tingkat kesadaran Composmentis
GCS : Motorik 6, Verbal 5, Mata 4, hasil 15.
2) Fungsi nervus
Pemeriksaan Nervus I klien dapat mencium aroma minyak kayu putih dan
kopi. Nervus II, Nervus III, Nervus IV Lapang pandang masih jelas dengan
cara klien membaca dari jarak ± 30cm, Nervus V Terdapat sensasi pada wajah,
klien dapat merasakan tisu yang digesekkan di dahi. Nervus VI Gerakan mata
normal, Nervus VII Klien dapat merasakan gula dan garam. Nervus III
Pendegaran normal. Nervus IX klien dapat membedakan rasa asam dan manis.
Nervus X Dapat mengerakan mulutnya. Nervus XI Dapat mengerakan bahu
simetris. Nervus XII Terdapat stomatitis pada lidah sebelah kiri.
3.2.1.6 Sistem Muskuloskletal
Pada saat pemeriksaan fisik inspeksi bentuk kepala plagiocephaly dan
simetris, gaya jalan klien tegak dengan bantuan keluarga, klien mengeluh nyeri
persendian pada lutut dan kaki sebelah kiri klien dibantu keluarga untuk berdiri,
nyeri pada tulang belakang dan kaki kiri.
3.2.1.7 Sistem Integumen
Pada saat pemeriksaan fisik tampak rambut hitam merata, kulit Putih
temperature dingin, terdapat petekie pada seluruh badan, tampak kuku bersih.
3.2.1.8 Sistem Endokrin
Pada saat dilakukan pengkajian tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak
ada sekresi urine berlebihan, tidak ada riwayat air seni dikelilingi semut.

2
3.2.1.9 Sistem Perkemihan
Pada sat pemeriksaan fisik klien mengatakan tidak ada kesulitan pada saat
BAK, tidak ada kencing batu.
3.2.1.10 Sistem Reproduksi
Tidak dilakukan pemeriksaan dikarenakan pasien menolak.
3.2.1.11 Sistem Imun
Pada saat pemeriksaan fisik klien mengatakan bahwa tidak ada alergi
cuaca, debu, klien mengalami penurunan berat badan 10 kg selama ±50 hari, berat
badan klien sebelum sakit 50kg dan saat ini 40kg, klien mengatakan kadang
demam dan merasakan pusing.

2
3.1.7 Pemeriksaan Penunjang
Tabel 3.2 Hasil Pemeriksaan darah lengkap Tn.A (Tanggal 19 April 2022)

Pemeriksaaan Hasil Satuan Nilai rujukan


Hemoglobin
lengkap
Hemoglobin L.11.4 g/Dl 14.0-18.0
Leukosit H 17.00 10^/uL 4.00-12.00
Hematokrit L 32.8 % 4.50-6.00
Trombosit L 73 10^/uL 40.0-48.0
Indeks eritrosit
MCV 85.0 FL 82.0-96.0
MCH 27.4 Pg 27.0-31.0
MCHC 32.3 g/l 32.0-37.0
Hitung jenis
Neutrofil H.73.0 % 50-70
Limfosit 20.0 % 20.0-40.0
Monosit 7.0 % 2.0-8.0
Netrofil # 6.5 2.5-7.0
Limfosit # 1.8 1.1-3.3
Netrofil limfosit H.4.7
Rasio

2
Tabel 3.3 Hasil Pemeriksaan darah lengkap Tn.A (Tanggal 19 April 2022)
HEMATOLOGI
Morfologi Darah Tepi

Eritrosit Normokrom normositik, tidak ditemukan normoblast


Leukosit Kesan jumlah sangat meningkat, ditemukan blastiff.count :
eosinophil 0%, basophil 0%, stab 0%, segmen 5%, Limfosit
45%, monosit 45%, metamyelosit 3%, blast 2%
Trombosit Kesan jumlah sangat menurun, tidak ditemukan clumping
dan Giant trombosit
Kesan Terdapat anemia disertai dengan lekositosis (didominasi
dengan Monosit),terdapat blast (sel muda) serta
trombositopenia ec dd: keganasan hematologic (AML DD
CML), apakah sesuai dengan klinis pasien?

Tabel 3.3 Hasil Pemeriksaan darah lengkap Tn.A (Tanggal 22 April 2022)

Pemeriksaaan Hasil Satuan Nilai rujukan


Hemoglobin
lengkap
Hemoglobin L 8.9 g/Dl 14.0-18.0
Leukosit H 22.40 10^/uL 4.00-12.00
Hematokrit L 27.8 % 4.50-6.00
Trombosit LL 15 10^/uL 40.0-48.0
Indeks eritrosit
MCV 85.5 FL 82.0-96.0
MCH 27.4 Pg 27.0-31.0
MCHC 32.0 g/l 32.0-37.0
Hitung jenis
Neutrofil L 5.7 % 50-70
Limfosit H 80.0 % 20.0-40.0
Monosit H 14.3 % 2.0-8.0
Netrofil # L 1.3 2.5-7.0
Limfosit # H 17.9 1.1-3.3
Netrofil limfosit L -16.6
Rasio

2
3.2.1.12 Penatalaksanaan/ terapi obat
(Tabel 3.2 Terapi Obat Tn.A)
INJEKSI
Ceftriaxone 1 gr (2x1) diberikan melalui intra vena
Paracetamol 1 gr (2x1) diberikan melalui intra vena
Omeprazole 40gr (2x1) diberikan melalui intravena

3.3 Perumusan Masalah


Setelah dilakukan pengkajian pada klien maka tahap selanjutnya adalah
mengklasifikasikan masalah dan menentukan diagnosis keperawatan sesuai
dengan masalah prioritas klien dengan menggunakan data yang telah di
dapatkan.
3.1.8 Data Fokus
Data Subjektif
1) Klien mengatakan nyeri lidah sebelah kiri
2) Klien mengatakan nyerinya akan terasa jika sedang makan dan banyak
bicara
3) Klien mengatakan seperti terbakar dan tertusuk
4) Klien mengatakan nyerinya tidak menjalar
5) Klien mengatakan skala nyeri 5 (1-10)
6) Klien mengatakan waktu nyeri 5 menit
7) Klien mengatakan nafsu makan menurun
8) Klien mengatakan porsi makan tidak dihabiskan
9) Klien mengatakan nyeri pada persendian kaki sebelah kiri
10) Klien mengatakan dagu terasa keram
11) Klien mengatakan porsi makan tidak dihabiskan ½ porsi
12) Klien mengatakan sering terbangun saat tidur dikarenakan nyeri tulang
belakang dan suhu ruangan yang dingin
13) Klien mengatakan mandi 1x dalam 2 hari
14) Klien mengatakan ganti baju 2x sehari
15) Klien mengatakan tidak pernah keramas saat di rawat
16) Klien mengatakan tidak pernah gosok gigi selama dirawat
17) Klien mengatakan demam dan sakit kepala
18) Klien mengatakan berkeringat

2
Data Objektif
1) Klien tampak meringis
2) Klien tampak lemas
3) Berat badan sebelum sakit 50 kg
4) Mengalami penurunan Berat badan 10 kg
5) IMT: 15,62 (Kurus sekali)
6) Hemoglobin : L 11.4 g/dL
7) Leukosit : H 17.00 10^/uL
8) Terdapat stomatitis pada lidah
9) Klien tampak gelisah
10) Klien tampak mengurut-urut kakinya
11) Terdapat stomatitis pada lidah sebelah kiri
12) Tampak kemerahan dan bengkak pada stomatitis
13) Klien tampak terlihat kurang rapi
14) Klien tampak sering menguap
15) Tampak klien kurang tidur
16) Tampak kebersihan mulut kurang
17) Tampak kulit kering
18) Tampak kotoran pada rambut
19) Tampak kebersihan mulut kurang
20) Penampilan klien kurang rapi
21) Klien tampak pucat
22) Klien menggigil
23) Tampak petekie pada seluruh badan
24) Akral teraba panas
25) Kulit teraba hangat
26) Klien berkeringat lebih

3
3.1.9 Analisa data
3.3.2.1 Data I
1) Data I
Subjektif
(1) Klien mengatakan nyeri pada lidah sebelah kiri
(2) Klien mengatakan nyerinya akan terasa jika makan dan banyak bicara
(3) Klien mengatakan nyeri seperti terbakar dan tertusuk tusuk
(4) Klien mengatakan nyerinya tidak menjalar
(5) Klien mengatakan skala nyeri 5 (1-10)
(6) Klien mengatakan nyerinya berlangsung selama 5 menit
Data Objektif
(1) Klien tampak meringis
(2) Klien tampak gelisah
(3) Tampak stomatitis pada lidah sebelah kiri
2) Etiologi : Agen pencedera fisiologis
3) Masalah : Nyeri akut
3.3.2.2 Data II
1) Data II
Subjektif
(1) Klien mengatakan terdapat sariawan pada lidah sebelah kiri
Objektif
(1) Tampak stomatitis pada lidah sebelah kiri
(2) Tampak kemerahan pada lidah sebelah kiri
(3) Tampak bengkak pada stomatitis
2) Etiologi : Perubahan status nutrisi
3) Masalah : Gangguan integritas jaringan
3.3.2.3 Data III
1) Data III
Subjektif
(1) Klien mengatakan nyeri pada persendian kaki sebelah kiri
(2) Klien mengatakan dagu terasa keram
Objektif
(1) Klien tampak lemas
(2) Klien tampak mengurut-urut kakinya

3
(3) Hemoglobin L 11.4 G/dL
2) Etiologi : Penurunan konsentrasi hemoglobin
3) Masalah : Perfusi perifer tidak efektif
3.3.2.4 Data IV
1) Data IV
Subjektif
(1) Klien mengatakan nafsu makan menurun
(2)Klien mengatakan porsi makan tidak dihabiskan
Objektif
(1) Tampak stomatitis pada lidah sebelah kiri
(2) Hemoglobin L 11.4 g/Dl
(3)Berat badan sebelum sakit 50kg
(4)Berat badan saat ini 40kg
(5)Klien mengalami penurunan berat badan 10kg
(6)IMT : 15,62
2) Etiologi : faktor psikologis ( keenganan untuk makan)
3) Masalah : Defisit Nutrisi
1.3.2.6 Data VI
1) Data VI
Subjektif
(1) Klien mengatakan sering terbangun saat tidur dikarenakan nyeri dan suhu
ruangan yang dingin
(2) Klien mengatakan tidur siang 2 jam dan tidur malam 6-7 jam
Objektif
(1) Klien tampak sering menguap
(2) Klien tampak kurang tidur
2) Etiologi : Hambatan Lingkungan
3) Masalah : Gangguan Pola Tidur
1.3.2.7 Data VII
1) Data VII
Subjektif
(1) Klien mengatakan mandi 1x dalam 2 hari
(2) Klien mengatakan ganti baju 2x sehari
(3) Klien mengatakan tidak pernah keramas saat di rawat

3
(4) Klien mengatakan tidak pernah gosok gigi selama dirawat
Objektif
(1) Tampak kulit kering
(2) Tampak kotoran pada rambut
(3) Tampak kebersihan mulut kurang
(4) Penampilan klien kurang rapi
2) Etiologi : Kelemahan
3) Masalah : Defisit Perawatan Diri
3.3.2.2 Data II
1) Data II
Subjektif
(1) Klien mengatakan demam dan sakit kepala
(2) Klien mengatakan berkeringat
Objektif
(1) Klien tampak pucat
(2) Klien menggigil
(3) Leukosit H 17.00 10^/uL
(4) Tampak peteki pada seluruh badan
(5) Akral teraba panas
(6) Kulit teraba hangat
(7) Klien berkeringat lebih
2) Etiologi : Proses penyakit
3) Masalah : Hipertemia

3
3.2 Diagnosis Keperawatan Prioritas
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis dibuktikan dengan
Klien mengatakan nyeri pada lidah sebelah kiri, nyerinya akan terasa jika
makan dan banyak bicara, nyeri seperti terbakar dan tertusuk tusuk, nyerinya
yang di rasakan tidak menjalar, skala nyeri 5 (1-10), nyerinya berlangsung
selama 5 menit, klien tampak meringis, tampak stomatitis pada lidah sebelah
kiri, klien tampak gelisah.
2. Gangguan integritas jaringan dibuktikan dengan kelembapan di tandai dengan
klien mengatakan adanya luka pada lidah, tampak stomatitis pada lidah,
kemerahan dan bengkak pada lidah.
3. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin ditandai dengan klien mengatakan nyeri pada persendian kaki
sebelah kiri, dagu terasa keram, tampak lemas, klien tampak mengurut-urut
kaki sebelah kiri, Hemoglobin L 11.4 g/dL.
4. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (keenganan untuk makan)
ditandai dengan klien mengatakan porsi makan tidak dihabiskan karena adanya
stomatitis pada lidah sebelah kiri, nafsu makan menurun, tampak stomatitis
pada lidah sebelah kiri, berat badan sebelum sakit 50kg, berat badan saat ini
40kg, IMT : 15,62. Hemoglobin L. 11.4 g/dL.
5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan ditandai
dengan klien mengatakan sering terbangun saat tidur dikarenakan suhu ruangan
yang dingin nyeri pada tulang belakang dan ekstremitas bawah, tidur siang 2
jam dan tidur malam 6-7 jam, klien tampak menguap.
6. Defisit perawatan diri : mandi, toileting, berpakaian, berhias dibuktikan dengan
kelemahan di tandai dengan klien mengatakan mandi 1x dalam 2 hari, ganti
baju 2x sehari, tidak pernah keramas saat di rawat, tidak pernah gosok gigi
selama dirawat, terdapat kotoran pada rambut, kebersihan mulut kurang.
Dagnosis tanggal 22 April 2022
1) Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit klien mengatakan demam,
sakit kepala, berkeringat, mengigil, tampak pucat, Leukosit H 17.00 10 ^3/uL,
tampak petekie pada seluruh badan.

3
3.3 Intervensi keperawatan
Tanggal 21 April 2022
3.3.8 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
3.4.1.1 Tujuan
Setelah dilakukan intervensi keperawaan selama 2x24 jam, maka nyeri akut
menurun dengan kriteria hasil
3.4.1.2 Kriteri hasil
1) Skala nyeri menurun menjadi 2
2) Keluhan nyeri menurun
3) Meringis menurun
4) Gelisah menurun
3.4.1.3 Intervensi
1) Identifikasi, lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
2) Identifikasi skala nyeri
3) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan rasa nyeri
4) Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri
5) Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (RND dan
berkumur dengan air hangat)
6) Kolaborasi pemberian analgetik
3.3.9 Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan kelembapan
3.4.2.1 Tujuan
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2x14 jam maka integritas
jaringan meningkat dengan kriteria hasil
3.4.2.2 Kriteria hasil
1) Kerusakan jaringan menurun
2) Nyeri menurun
3) Kemerahan menurun
4) Bengkak menurun
3.4.2.3 Intervensi
1) Identifikasi penyebab gangguan integritas
2) Bersihkan mukosa dengan air hangat
3) Anjurkan minum air yang cukup
4) Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi

3
3.4.3 Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin
3.4.3.1 Tujuan
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2x24 jam maka tingkat
ansietas menurun
3.4.3.2 Kriteria hasil
1) Nyeri ekstremitas menurun
2) Kekuatan otot membaik
3) Akral membaik
3.4.3.3 Intervensi
1) Periksa sirkulasi perifer
2) Monitor panas, kemerahan, nyeri atau bengkak pada ekstremitas.
3) Anjurkan mengecek air mandi untuk menghindari kulit terbakar
4) Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan
3.4.4 Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (keengganan untuk
makan)
3.4.4.1 Tujuan
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2x24 jam maka status
nutrisi membaik
3.4.4.2 kriteria hasil
1) Porsi makan yang dihabiskan meningkat
2) Stomatitis menurun
3) Berat badan membaik
4) Nafsu makan membaik
3.4.4.3 intervensi
1) Monitor asupan makanan
2) Monitor berat badan
3) Anjurkan posisi duduk
4) Identifikasi alergi makanan
5) Identifikasi makanan yang disukai
6) Kolaborasi pemberian analgetic
7) Lakukan oral hygiene sebelum makan
8) Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan

3
3.4.5 Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan
3.4.5.1 Tujuan
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam maka pola tidur
membaik.
3.4.5.2 kriteria hasil
1) Pola tidur membaik
2) Kesulitan tidur membaik
3) Keluhan nyeri membaik
3.4.5.3 Intervensi
1) Identifikasi pola aktivitas dan tidur
2) Identifikasi faktor pengganggu tidur
3) Mengontrol suhu dingin ruangan
4) Siapakan lingkungan yang aman
5) Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan
6) Berikan teknik relaksasi dan distraksi
3.4..6 Defisit perawatan diri : mandi, toileting, berpakaian, berhias berhubungan
dengan faktor psikologis
3.4.6.1 Tujuan
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2x24 jam maka perawatan diri
membaik.
3.4.6.2 Kriteria haasil
1) Kemampuan mandi meningkat
2) Kemampuan menegenakan pakaian meningkat
3) Kemampuan makan menignkat
4) Kemampuan ketoilet meningkat
5) Mempertahankan kebersihan mulut meningkat
3.4.6.3 Intervensi
1) Monitor tingkat kemandiri
2) Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri, berpakaian, berhias, dan
makan
3) Sediakan lingkungan yang terapeutik (mis, suasana hangat, rileks, privasi)
4) Siapkan keperluan pribadi (mis, parfum, sikat gigi, dan sabun mandi)
5) Anjurkan perawatan diri secara konsisten sesuai kemampuan

3
Tanggal 22 April 2022
3.4.7 Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit
3.4.7.1 Tujuan
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x8 jam maka termogulasi
membaik dengan kriteria hasil
3.4.7.2 Kriteria Hasil
1) Menggigil menurun
2) Kulit merah menurun
3) Pucat menurun
4) Suhu tubuh membaik
5) Suhu kulit membaik
3.4.7.3 Intervensi
1) Identifikasi penyebab hipertermia
2) Monitor suhu tubuh
3) Berikan cairan oral
4) Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika hyperhidrosis (keringat berlebih)
5) Lakukan pendingin eksternal ( kompres hangat)
6) Anjurkan tirah baring
7) Kalaborasi pemberian analgetik
3.5 Implementasi keperawatan
3.5.1 Tanggal 21 April 2022
3.5.1.1 Diagnosa : Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
dibuktikan dengan Klien mengatakan nyeri pada lidah sebelah kiri, nyerinya akan
terasa jika makan dan banyak bicara, nyeri seperti terbakar dan tertusuk tusuk,
nyeri yang dirasakan tidak menjalar, dengan skala nyeri 5 (1-10), nyeri
berlangsung selama 5 menit, Klien tampak meringis, terdapat stomatitis pada lidah
sebelah kiri. Pukul 09.15
1) Mengidentifikasi, lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
Hasil : klien mengatakan nyeri pada lidah sebelah kiri , nyeri jika makan dan
banyak bicara , nyerinya seperti ditusuk dan terbakar, nyerinya di lidah kiri,
skala nyeri 5 (1-10) , waktu nyerinya 5 menit.
Pukul 09.20
2) Mengidentifikasi skala nyeri
Hasil : Klien mengatakan skala nyeri 5 , klien tampak sakit sedang

3
Pukul 09.26
3) Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Hasil : Klien mengatakan nyeri dirasakan ketika banyak bicara dan saat makan
dan klien tidak merasakan nyeri ketika klien diam.
Pukul 09.30
4) Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Hasil : Klien mengatakan tidak ada hambatan yang memperberat rasa nyeri
Pukul 09.37
5) Mengajarkan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (RND)
Hasil : Klien tidak mengetahui apa itu RND, klien di ajarkan melakukan
RND.
Pukul 09.00
6) Mengkolaborasikan pemberian analgetik
Hasil : Klien merasa nyeri yang dirasakan berkurang setelah meminum obat,
obat yang diberikan paracetamol 1gr 2 kali sehari.
Pukul 21.00
Subjektif : klien mengatakan nyeri pada lidah sebelah kiri yang terdapat stomatitis,
nyeri dirasakan ketika makan dan banyak bicara, nyeri seperti ditusuk-tusuk dan
terbakar, nyeri tidak menjalar, klien merasakan nyeri dengan skala 5, klien tidak
mengetaui cara melaukakan RND, setelah diberikan obat paracetamol klien merasa
nyerinya berkurang.
Objektif : klien tampak meringis, terdapat stomatitis yang merah dan bengkak pada
lidah sebelah kiri, agar nyeri tidak dirasakan klien diam dan sedikit berbicara, klien
diberikan obat analgetic paracetamol 1gr untuk mengurangi nyeri yang dirasakan.
Analisa : Masalah belum teratasi
Planing : Intervensi di lanjutkan
1. Mengidentifikasi, lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
2. Mengidentifikasi skala nyeri
3. Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
4. Mengkolaborasikan pemberian analgetik

3
3.5.1.2 Diagnosis: Gangguan integritas jaringan di buktikan dengan kelembapan
di tandai dengan klien mengatakan nyeri pada lidah yang terdapat stomatitis,
terdapat stomatitis pada lidah sebelah kiri tampak kemerahan dan bengkak pada
lidah.
Pukul 10.00
1) Mengidentifikasi penyebab gangguan integritas
Hasil : Klien mengatakan tidak pernah gosok gigi, terdapat kebersihan oral
kurang dan terdapat stomatitis pada lidah sebelah kiri.
Pukul 10.07
2) Membersihkan mukosa dengan air hangat
Hasil : Klien mengatakan lidah terasa perih ketika berkumur, klien berkumur
menggunakan air hangat.
Pukul 10.15
3) Mengganjurkan minum air yang cukup
Hasil: Klien mengatakan minum air 2500 cc perharinya, klien mengahabiskan 1
½ aqua besar setiap harinya.
Pukul 10.20
4) Mengganjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Hasil : klien mengatakan makan dihabiskan ½ porsi yang diberikan rumah sakit,
klien tidak menghabiskan makanannya.
Pukul 21.00
Subjektif : Klien engatakan tidak pernah gosok gigi selama dirawat, ketika
berkumur klien merasakan nyeri pada lidah sebelah kiri dengan skala 5.
Objektif : terdapat stomatitis pada lidah sebelah kiri, kemerahan pada stomatitis
dan terjadi pembengkakan pada lidah sebelah kiri.
Analisa : Masalah belum teratasi
Planing : Intervensi dilanjutkan
1. Membersihkan mukosa dengan air hangat
2. Mengganjurkan minum air yang cukup
3. Mengganjurkan meningkatkan asupan nutrisi

4
3.5.1.3 Diagnosis : Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan
konsentrasi hemoglobin ditandai dengan klien mengatakan nyeri pada tulang
belakang dan persendian kaki sebelah kiri, dagu terasa keram, tampak lemas, klien
mengurut-urut kakinya, Hemoglobin L 11.4 g/Dl.
Pukul 09.40
1) Memeriksa sirkulasi perifer
Hasil : Pemeriksaan nadi 98x permenit, tidak ada pembengkakan pada tubuh,
hasil pemeriksaan CRT : 2 detik.
Pukul 09.55
2) Monitor panas, kemerahan, nyeri atau bengkak pada ekstremitas
Hasil : Klien mengatakan nyeri pada tulang belakang dan ekstremitas bawah,
tidak ada pembengkakan ekstremitas.
Pukul 10.10
3) Menganjurkan mengecek air mandi untuk menghindari kulit terbakar
Hasil : Sebelum mandi keluarga mengecek air mandi dan menggunakan air
hangat saat mandi.
Pukul 10.16
4) Mengkolaborasikan pemberian antibiotik
Hasil : Klien mengatakan bersedia diberikan obat, setelah diberikan obat tidak
ada tanda-tanda alergi, pemberian obat Ceftriaxone pada jam 09.00 dan 20.00.
Pukul 21.00
Subjektif : Klien mengatakan nyeri pada tulang belakang dan ekstremitas bawah
kaki sebelah kiri dengan skala nyeri 2, klien dapat melakukan aktivitas seperti
biasanya dan hanya membutuhkan bantuan minimal.
Objektif : Tidak terdapat pembengkakan pada ekstremitas bawah maupun pada
belakang klien, klien dapat melakukan aktifitas dengan bantuan minimal, akral
teraba hangat, pemeriksaan nadi 98x permenit, CRT 2 detik, pemberian obat
antibiotik setiap 2x1 yaitu Ceftriaxone.
Analisa : Masalah belum teratasi
Planing : Intervensi di lanjutkan
1. Monitor panas, kemerahan, nyeri atau bengkak pada ekstremitas
2. Mengkolaborasikan pemberian antibiotic

4
3.5.1.4 Diagnosis : Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis
(keenganan untuk makan) ditandai dengan klien mengatakan porsi makan tidak
dihabiskan karena adanya stomatitis, nafsu makan menurun, Tampak stomatitis
pada lidah sebelah kiri, Berat badan sebelum sakit 50kg, Berat badan saat ini 40kg,
IMT : 15,62.
Pukul 11.40
1) Mengidentifikasi status nutrisi
Hasil : Hasil pemeriksaan IMT 15,62
Pukul 11.50
2) Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan
Hasil : klien mengatakan tidak dapat memakan ayam, dan bayam dikarenakan
akan menyebabkan nyeri pada persendiannya.
Pukul 11. 56
3) Mengajarkan posisi duduk
Hasil : Klien mengatakan dibantu oleh keluarganya untuk duduk, klien dibantu
duduk pada saat ingin makan.
Pukul 12.00
4) Memonitor asupan makanan
Hasil : Klien mengtakan makan nasi, sayur tempe, dan buah pisang dengan
porsi makan ½ dihabiskan, porsi makan tidak dihabiskan.
Pukul 12.20
5) Memonitor berat badan
Hasil : Berat badan klien saat ini 40kg
Pukul 21.00
Subjektif : Klien mengtakan tidak makan ayam, kol maupun bayam dikarenakan
dapat terjadinya nyeri pada persendian, saat makan klien duduk, makan dengan
porsi tidak dihabiskan, klien makan 4-5 sendok saja, dengan lauk sayur labu,
tempe serta buah-buahan, terdapat stomatitis pada lidah sebelah kiri.
Objektif : Klien tidak menghabiskan porsi makan yang diberikan, masih terdapat
sisa makanan, bera badan klien saat ini 40kg.
Analisa : Masalah belum teratasi
Planing : Intervensi dilanjutkan
1. Memonitor asupan makanan
2. Memonitor berat badan

4
3.5.1.5 Diagnosis : Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan
lingkungan ditandai dengan klien mengatakan sering terbangun saat tidur
dikarenakan suhu ruangan yang dingin dan nyeri pada tulang belakang, tidur siang
2 jam dan tidur malam 6-7 jam, tampak menguap.
Pukul : 16.00
1) Mengidentifikasi pola aktivitas dan tidur
Hasil : klien mengatakan tidur siang jam 13.00-15.00 dan tidur malam 22.00-
05.00, beberapa kali klien terbangun karena nyeri yang diarasakan pada tulang
belakang, pada saat pengkajian klien mengatakan bahwa nyeri tersebut masih
bisa diatasinya sendiri hanya saja suhu ruangan yang sangat menggangu
tidurnya.
Pukul 20.25
2) Mengontrol suhu dingin ruangan
Hasil : klien mengatakan suhu ruangan sangat dingin sehingga menggangu
pada saat tidur sehinggan membuat klien sering terbangun, klien menggunakan
4 selimut untuk menghangatkan badannya ketika tidur.
Pukul 20.40
3) Menyiapakan lingkungan yang aman
Hasil: keluarga klien mengatakan memasang sampiran agar klien merasa lebih
aman dan nyaman saat istrahat, terpasang sampiran pada sekeliling tempat
tidur.
Pukul 20.45
4) Melakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan
Hasil : keluarga klien mengatakan memberikan bantal pada sisi kiri serta posisi
miring kekiri agar klien merasa nyaman, klien tampak nyaman dengan posisi
yang diberikan.
Pukul 21.55
5) Memberikan Teknik relaksasi dan distraksi
Hasil : klien mengatakan mengetahui cara distraksi dengan cara mendengarkan
lagu rohani, terdengar klien memutar lagu rohani ketika ingin istrahat.

4
Pukul 21.00
Subjektif : klien mengatakan tidur siang jam 13.00-15.00 dan tidur malam 22.00-
05.00, beberapa kali klien terbangun karena nyeri yang diarasakan pada tulang
belakang dan ekstremitas bawah, pada saat pengkajian klien mengatakan bahwa
nyeri tersebut masih bisa diatasinya sendiri hanya saja suhu ruangan yang sangat
menggangu tidurnya, klien memasang sampiran agar merasa lebih aman dan
nyaman dan mendengarkan lagu rohani ketika ingin istrahat
Objektif : Klien tampak menguap terpasang tirai atu sampiran pada sekeliling
tempat tidur klien, klien sudah mengetahui cara agar tidurnya lebih terasa aman
dan nayama dengan cara menutup tirai dan mendengarkan lagu rohani
Analisa : Masalah belum teratasi
Planing : Intervensi dilanjutkan
1. Mengidentifikasi pola aktivitas dan tidur
2. Mengontrol suhu dingin ruangan
3. Mengevaluasi kemampuan klien dalam melakukan distraksi pada saat
istrahat.
3.5.1.6 Diagnosis : Defisit perawatan diri : mandi, toileting, berpakaian, berhias
dibuktikan dengan kelemahan di tandai dengan Klien mengatakan mandi 1x dalam
2 hari, mengganti baju 2x sehari, tidak pernah keramas saat di rawat, klien tidak
pernah gosok gigi selama dirawat, Tampak kulit kering, terdapat kotoran pada
rambut, dan kebersihan mulut kurang.
Pukul 17.30
1) Memonitor tingkat kemandirian
Hasil : klien mengatakan ketika mandi maupun toileting klien dibantu keluarga
dikarenakan klien merasa lemah, klien mandi menggunakan air hangat dan
sabun dengan cara diseka, klien tidak dapat melakukan aktivitas kebersihan
secara mandiri.
Pukul 17.35
2) Mengidentifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri, berpakaian, berhias, dan
makan
Hasil : keluarga klien mengatakan ketika mandi klien dibantu keluarga dengan
cara di seka, pada saat BAK klien menggunakan pispot dan BAB klien di toilet,
klien dapat memasang baju sendiri tapi terhambat oleh infus yang terpasang

4
maka klien membutuhkan bantuan keluarganya, klien makan disuap oleh
keluarga tapi beberapa kali makan sendiri tanpa bantuan keluarga.
Pukul 17.45
3) Menyediakan lingkungan yang terapeutik
Hasil : klien menggunakan selimut ketika tidur agar merasa hangat dan
memasang sampiran agar privasi klien terjaga.
Pukul 17.55
4) Menyiapkan keperluan pribadi klien seperti parfum, sikat gigi dan sabun mandi
Hasil : keluarga klien menyiapkan sendiri gosok gigi, maupun sabun mandi
untuk melakukan kebersihan diri klien.
Pukul 18.00
5) Menganjurkan perawatan diri secara konsisten sesuai kemampuan
Hasil : klien mengatakan akan menjaga kebersihan dirinya sesuai dengan
kemampuannya.
Pukul 21.00
Subjektif : Klien mengatakan untuk melakukan kebersihan diri klien dibantu oleh
keluarganya, BAK menggunakan pispot dan ketika BAB klien baru melakukannya
di toiet, penyediaan alat kebersihan diri disiapkan oleh klien sendiri, klien tidak
ingin dibantu oleh perawat dalam melakukan perawatan kebersihan diri sehingga
keluarga berperan aktif untuk membersihkan klien.
Objektif ; Klien mampu mandi, mengenakan pakaian, makan dan toileting dengan
bantuan minimal keluarga, klien belum pernah menggosok gigi selama di rawat.
Analisa : Masalah belu teratasi
Pada saat hari ke dua ditemukan klien mengalami demam, menggil, pusing, serta
berkeringat lebih dan terjadi peningkatan suhu sehingga pada pukul 12.00 klien
mengalami Hipertermi pada Tn. A.
Planing : Intervensi dilanjutkan
1. Memonitor tingkat kemandirian klien dalam melakukan kebersihan diri
2. Menganjurkan perawatan diri secara konsisten sesuai kemampuan

4
3.6 Implementasi keperawatan
3.6.1 Tanggal 22 April 2022
3.6.1.1 Diagnosa : Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
dibuktikan dengan Klien mengatakan nyeri pada lidah sebelah kiri, nyerinya akan
terasa jika makan dan banyak bicara, nyeri seperti terbakar dan tertusuk tusuk,
nyerinya tidak menjalar, dengan skala nyeri 5 (1-10), nyeri yang dirasakan
berlangsung selama 5 menit, Klien tampak meringis, Terdapat stomatitis pada
lidah sebelah kiri.
Pukul 09.15
1) Mengidentifikasi, lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
Hasil : klien mengatakan nyeri , nyeri jika makan dan banyak bicara , nyerinya
seperti ditusuk dan terbakar, nyerinya di lidah kiri, skala nyeri 2 (1-10) , waktu
nyerinya 5 menit.
Pukul 09.25
2) Mengidentifikasi faktor skala nyeri
Hasil : Klien mengatakan skala nyeri 2 , klien tampak nyeri sedang.
Pukul 09.30
3) Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Hasil : klien mengatakan nyeri terasa ketika makan tetapi nyeri sudah
berkurang, dan nyeri akan berkurang ketika ketika klien berkumur
menggunakan air hangat.
Pukul : 09.35
4) Menkolaborasikan pemberian analgetik
Hasil : klein mengatakan ketika sudah memminum obat paracetamol 1gr pada
jam 09.00 nyeri yang dirasakan berkurang dan merasa lebih rileks, klien
tampak rileks.
Pukul 21.00
Subjektif : klien mengatakan nyeri , nyeri jika makan dan banyak bicara , nyerinya
seperti ditusuk dan terbakar, nyerinya di lidah kiri, skala nyeri 2 (1-10) , waktu
nyerinya 5 menit, nyeri yang dirasakan muncul ketika makan, nyeri berkurang
setelah minum obat.
Objektif : Klien masih merasakn nyeri, berkumur menggunakan air hangat,
pemberian obat paracetamol 1gr untuk mengurangi nyeri yang dirasakan klien,
klien masih tampak meringis.

4
Analisa : Masalah belum teratasi
Planing : Intervensi dilanjutkan
1. Mengidentifikasi, lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
3.6.1.2 Diagnosis : Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit Klien
mengatakan sering demam dan sakit kepala, sering berkeringat, Klien tampak
pucat, Leukosit H 17.00 10^/uL, Tampak petekie pada seluruh badan.
Pukul 12.00
1) Mnegidentifikasi penyebab hipertermia
Hasil : Leukosit H 22.40 10^/uL
Pukul 12.03
2) Memonitor suhu tubuh
Hasil : Keluarga klien mengatakan badan klien panas dan menggigil, suhu
tubuh klien 39,9oC, klien berkeringat lebih.
Pukul 12.15
3) Melonggarkan atau melepas pakaian
Hasil : klien melepas baju yang dikenakan dikarenakan merasa panas, klien
tampak tidak mengenakan baju.
Pukul 12.25
4) Memberikan cairan oral
Hasil : keluarga klien memberikan klien minum air mineral sebanyak 500ml
pada saat demam berlangsung, klien menghabiskan 1 botol air mineral
tanggung.
Pukul 12.30
5) Menganjurkan tirah baring
Hasil : klien mengatakan akan melakukan tirah baring pada saat demam
berlangsung dan mengurangi aktivitas pergerkannya, saat diobservasi klien
melakukan tirah baring saat demam maupun saat pusing.
Pukul 12.32
6) Kalaborasi pemberian analgetik (Paracetamol 1gr /8jam)
Hasil : klien bersedia diberikan obat paracetamol 1gr melalui IV, setetlah 15
menit dilakukan observasi Kembali klien mnegtakan suhu tubuh membaik dan
pusing yang diraskan kian menghilang, pemeriksaan suhu 37 oC, klien sudah
tidak menggigil.

4
Pukul 12.40
7) Mengganti linen karena terjadi hyperhidrosis
Hasil : klien berkeringat lebih ketika demam, linen diganti.
Pukul 21.00
Subjektif : Klien mengatakan sudah tidak menggigil lagi, sudah tidak mengalami
pusing, setelah diberikan obat injeksi paracetamol 1gr klien sudah tidak
mengalami demam
Objektif : Suhu tubuh klien membaik dengan suhu 37 oC, melakukan perbeden
dikarenakan terjadinya hyperhidrosis, klien terlihat lebih rileks, akral teraba
hangat, dan klien sudah tidak menggil lagi.
Analisa : Masalah teratasi
Planing : Intervensi dihentikan
3.6.1.3 Diagnosis : Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan
konsentrasi hemoglobin ditandai dengan klien mengatakan nyeri pada persendian
kaki sebelah kiri, dagu terasa keram, tampak lemas, dan klien mengurut-urut
kakinya, Hemoglobin L 11.4. g/dL.
Pukul 20.00
1) Memonitor panas, kemerahan, nyeri atau bengkak pada ekstremitas
Hasil : Klien mengatakan nyeri pada tulang belakang dan ekstremitas bawah
nyeri yang dirasakan ringan, terdapat petekie di seluruh tubuh, tidak ada
pembengkakan ekstremitas
Pukul 20.20
2) Mengkolaborasikan pemberian antibiotik
Hasil : Klien mengatakan bersedia diberikan obat, setelah pemberian obat tidak
ada tanda-tanda alergi, pemberian obat Ceftriaxone pada jam 20.00
Pukul 21.00
Subjektif : Klien masih merasakn nyeri pada ekstremitas bawah kaki sebelah kiri
dan tulang belakang dengan skala 1.
Objektif : Akral teraba hangat, klien diberikan obat Ceftriaxone melalui i.v
Analisa : Masalah belum teratasi
Planing : Intervensi dihentikan

4
3.5.2.4 Diagnosis: Gangguan integritas jaringan di buktikan dengan kelembapan
di tandai dengan klien mengatakan nyeri pada lidah sebelah kiri yang terdapat
stomatitis, tampak stomatitis pada lidah sebelah kiri yang merah dan bengkak.
Pukul 10.00
1) Mengidentifikasi penyebab gangguan integritas
Hasil : Klien mengatakan tidak pernah gosok gigi, terdapat kebersihan oral
kurang dan terdapat stomatitis pada lidah sebelah kiri.
Pukul 10.05
2) Membersihkan mukosa dengan air hangat
Hasil : Klien berkumur menggunakan air hangat.
Pukul 21.00
Subjektif : Klien belum melakukan kebersihan diri sepenuhnya dan hanya
berkumur menggunakan air hangat untuk menjaga kebersihan mukosa
Objektif : Terdapat stomatitis yang merah dan bengkak pada lidah sebelah kiri.
Analisa : Masalah belum teratasi
Planing : Intervensi dilanjutkan
1. Mengidentifikasi penyebab gangguan integritas
2. Membersihkan mukosa menggunakan air hangat
3.6.1.4 Diagnosis : Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis
(keenganan untuk makan) ditandai dengan porsi makan tidak dihabiskan karena
adanya stomatitis, nafsu makan menurun, tampak stomatitis pada lidah sebelah
kiri, Berat badan sebelum sakit 50kg, Berat badan saat ini 40kg, IMT : 15,62.
Pukul 11.40
1) Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan
Hasil : klien mengtakan tidak makan ayam dan bayam dikarenakan dapat
membuat nyeri pada persendiannya sehingga makanan yang diberikan lauk
ayamnya tidak dimakan, tampak sisa ayam pada kotak makan
Pukul 12.00
2) Memonitor asupan makanan
Hasil : klien mengatakan makan nasi, sayur, tempe, dan buah pisang, jeruk dan
anggur, dengan porsi makan dihabiskan,

4
Pukul 12.10
3) Memonitor berat badan
Hasil : berat badan klien saat ini 40kg
Pukul 11.20
4) Melakukan oral hygine sebelum makan
Hasil : Klien mengatakan bersedia untuk dilakukan oral hygine, setelah
dilakukan Tindakan klien merasa lebih segar dan bersih pada area mulutnya,
mulut klien tampak lebih bersih dari sebelumnya
Pukul 11.35
5) Mengkolaborasikan pemberian kartikosteroid
Hasil : klien diberikan salep Kenalog untuk mengobati peradangan atau
stomatitis yang terdapat pada lidah sebelah kiri, pemberian salep dioleskan
menggunakan kapas lidi, dan tampak stomatitis pada lidah sebelah kiri
Pukul 21.00
Subjektif : Klien menghabiskan porsi makan yang diberikan, klien tidak
mengalami mual. Klien mngatakan nafsu makan membaik setelah dilakukan oral
hygine.
Objektif : Sebelum makan klien dibantu dalam melakukan perawatan mulut yaitu
oral hygine setelah dilakukan Tindakan tresebut klien merasa lebih segar, bersih
dan merasa lebuh percaya diri saat berbicara, klien dapat mengahbiskan porsi
makan yang diberikan, berat badan klien tidak mengalami perubahan yaitu 40kg.
Analisa : Masalah belum teratasi
Planing : Intervensi dilanjutkan
1. Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan
2. Memonitor berat badan
3. Melakukan oral hygine sebelum makan
4. Mengkolaborasikan pemberian kartikosteroid yaitu obat Kenalog pada
stomatitis yang terdapat pada lidah sebelah kiri.

5
3.6.1.5 Diagnosis : Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan
lingkungan ditandai dengan klien mengatakan sering terbangun saat tidur
dikarenakan suhu ruangan yang dingin dan nyeri pada tulang belakang, tidur siang
2 jam dan tidur malam 6-7 jam, klien tampak menguap.
Pukul 17.00
1) Mengidentifikasi pola aktivitas dan tidur
Hasil : klien mengatakan tidur siang jam 14.00-16.00 dan tidur malam 22.00-
06.00, klien mengatakan tidak pernah terbangun lagi pada saat tidur, tidak
merasakan nyeri maupun kedinginan dan kemarin malam tidur klien nyenyak
tidak ada gangguan, klien tampak lebih rileks
Pukul 20.00
2) Mengontrol suhu dingin ruangan
Hasil : klien mengatakan suhu ruangan sangat dingin tetapi klien mengatasinya
dengan cara menggunakan selimut sehingga tidurnya tidak lagi terganggu,
klien menggunakan 4 selimut untuk menghangatkan badannya ketika tidur
Pukul 20.10
3) Menyiapakan lingkungan yang aman
Hasil: klien mengatakan memasang sampiran agar klien merasa lebih aman dan
nyaman saat istrahat, terpasang sampiran pada sekeliling tempat tidur.
Pukul 20.15
4) Memberikan Teknik relaksasi dan distraksi
Hasil : klien mengatakan mengetahui cara distraksi dengan cara mendengarkan
lagu rohani, terdengar klien memutar lagu rohani ketika ingin istrahat.
Pukul 21.00
Subjektif : Klien mengatkan pola tidur memabaik dengan frekuensi tidur siang 3
jam dan tidur malam 8 jam klien tidak terbangun dari tidur karena menggunakan
selimut dan mendengarkan lagu rohani, klien tidak terbangun karena nteri yang
dirasakan, dan klien merasa nyaman dan aman akan lingkungan yang sudah
disediakan.
Objektif : Klien tampak lebih rileks dengan posisi duduk, dan mengerti akan
Teknik distraksi yang diberikan
Analisa : Masalah teratasi
Planing : Intervensi dihentikan

5
3.6.1.6 Diagnosis : Defisit perawatan diri dibuktikan dengan kelemahan di tandai
dengan Klien mengatakan mandi 1x dalam 2 hari, mengganti baju 2x sehari, tidak
pernah keramas saat di rawat, tidak pernah gosok gigi selama dirawat, Tampak
kulit kering, terdapat kotoran pada rambut, kebersihan mulut yang kurang.
Pukul 09.00
1) Memonitor tingkat kemandirian
Hasil : klien mengatakan ketika mandi maupun toileting klien dibantu keluarga
dikarenakan klien merasa lemah, klien mandi menggunakan air hangat dan
sabun dengan cara diseka, klien tidak dapat melakukan aktivitas kebersihan
secara mandiri.
Pukul 09.05
2) Mengidentifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri, berpakaian, berhias,
dan makan
Hasil : keluarga klien mengatakan ketika mandi klien dibantu keluarga dengan
cara di seka, pada saat BAK klien menggunakan pispot dan BAB klien di toilet,
klien dapat memasang baju sendiri tapi terhambat oleh infus yang terpasang
maka klien membutuhkan bantuan keluarganya, klien makan disuap oleh
keluarga tapi beberapa kali makan sendiri tanpa bantuan keluarga.
Pukul 09.10
3) Menyediakan lingkungan yang terapeutik
Hasil : klien menggunakan selimut ketika tidur agar merasa hangat dan
memasang sampiran agar privasi klien terjaga.
Pukul 18.00
4) Menganjurkan perawatan diri secara konsisten sesuai kemampuan
Hasil : klien mengatakan tadi pagi sudah diseka dan membersihkan diriya
dengan bantuan keluarga, klien tampak lebih bersih dan rapih.
Pukul 21.00
Subjektif : Klien mengatakan masih perlu bantuan minimal keluarga untuk
melakukan perawatan kebersihan diri dikarenakan terpasangnya infus, alat dan
bahan disediakan oleh klien dan keluarga, klien merasa lingkungan di rumah sakit
aman dan nyaman, keluarga melakukan kebersihan diri kepada klien setiap pagi
dan sore hari.
Objektif : Klien mampu mandi, mengenakan pakaian, makan dan toileting dengan
bantuan minimal keluarga, klien belum pernah menggosok gigi selama di rawat.

5
Analisa : Masalah teratasi
Planing : Intervensi dihentikan
3.7 Implementasi keperawatan
3.7.1 Tanggal 23 April 2022
3.7.1.1 Diagnosa : Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
dibuktikan dengan klien mengatakan nyeri pada lidah sebelah kiri, nyerinya akan
terasa jika makan dan banyak bicara, nyeri seperti terbakar dan tertusuk tusuk,
nyerinya tidak menjalar, skala nyeri 5 (1-10), nyerinya berlangsung selama 5
menit, Klien tampak meringis, terdapat stomatitis pada lidah sebelah kiri.
Pukul 09.00
1) Mengidentifikasi, lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
Hasil : klien mengatakan sudah tidak merasakan nyeri pada lidah sebelah kiri,
klien terlihat makan dan sering berbicara dengan keluarganya
Pukul 21.00
Subjektif : Klien mengtakan tidak merasakan nyeri lagi
Objektif : Tampak stomatitis tidak merah dan sudah tidak terjadi pembengkakan
lagi
Analisa : Masalah teratasi
Planing : Intervensi dihentikan
3.7.1.2 Diagnosis : Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan
konsentrasi hemoglobin ditandai dengan klien mengatakan nyeri pada persendian
kaki sebelah kiri, klien mengatakan dagu terasa keram, tampak lemas, dan tampak
mengurut-urut kakinya, Hemoglobin L 11.4. g/dL
Pukul 18.00
1) Memonitor panas, kemerahan, nyeri atau bengkak pada ekstremitas
Hasil : Klien mengatakan nyeri pada tulang belakang dan ekstremitas bawah
nyeri yang dirasakan ringan, terdapat petekie di seluruh tubuh, tidak ada
pembengkakan ekstremitas
Pukul 20.20
2) Mengkolaborasikan pemberian antibiotik
Hasil : Klien mengatakan bersedia diberikan obat, setelah pemberian obat
tidak ada tanda-tanda alergi, pemberian obat Ceftriaxone pada jam 20.00

5
Pukul 21.00
Subjektif : Klien masih sering merasakan nyeri pada tulang belakang dan
ekstremitas bawah kaki sebelah kiri.
Objektif : Tidak terjadi pembengkakan pada ekstremitas dan belakang klien
Analisa : Masalah belum teratasi
Planing : Intervensi dilanjutkan
1. Memonitor panas, kemerahan, nyeri atau bengkak pada ekstremitas
2. Mengkolaborasikan pemberian antibiotik
3.7.1.3 Diagnosis: Gangguan integritas jaringan di buktikan dengan
kelembapandi tandai dengan klien mengatakan nyeri pada lidah yang terdapat
stomatitis, stomatitis pada lidah sebelah kiri yang kemerahan dan bengkak.
Pukul 10.00
1) Mengidentifikasi penyebab gangguan integritas
Hasil : Klien mengatakan tidak pernah gosok gigi tetapi kemarin sudah
dibersihkan dan dibantu untuk membersihkan area mulut klien, masih terdapat
stomatitis pada lidah sebelah kiri.
Pukul 10.05
2) Mengidentifikasi kemerahan, pembengkakan pada jaringan
Hasil : kemerahan pada stomatitis berkurang
Pukul 10.15
3) Membersihkan mukosa dengan air hangat
Hasil : Klien berkumur menggunakan air hangat
Pukul 21.00
Subjektif : Klien sudah melakukan oral hygine agar mulutnya lebih bersih
Objektif : kemrahan dan bengkak pada stomatitis berkurang tetapi masih terdapat
stomatitis pada lidah sebelah kiri
Analisa : Masalah belum teratasi
Planing : Intervensi dilanjutkan
1. Mengidentifikasi kemerahan, pembengkakakn pada jaringan
2. Membersihkan mukosa menggunakan air hangat

5
3.7.1.4 Diagnosis : Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis
(keenganan untuk makan) ditandai dengan Klien mengatakan porsi makan tidak
dihabiskan karena adanya stomatitis, nafsu makan menurun, Tampak stomatitis
pada lidah, Berat badan sebelum sakit 50kg, Berat badan saat ini 40kg, IMT :
15,62. Pukul 12.10
1) Memonitor asupan makanan
Hasil : klien mengatakan makan nasi, ikan, sayur, tempe, dan buah pisang dan
jeruk, dengan porsi makan dihabiskan,
Pukul 12.20
2) Memonitor berat badan
Hasil : berat badan klien saat ini 40kg
Pukul 12.05
3) Melakukan oral hygine sebelum makan
Hasil : Klien mengatakan bersedia untuk dilakukan oral hygine, setelah
dilakukan Tindakan klien merasa lebih segar dan bersih pada area mulutnya,
mulut klien tampak lebih bersih dari sebelumnya
Pukul 12.15
4) Mengkolaborasikan pemberian kartikosteroid
Hasil : klien diberikan salep Kenalog untuk mengobati peradangan atau
stomatitis yang terdapat pada lidah sebelah kiri, pemberian salep dioleskan
menggunakan kapas lidi, dan tampak stomatitis pada lidah sebelah kiri
Pukul 21.00
Subjektif : Klien mengatakan porsi makan dihabiskan dengan frekuensi 3x sehari.
Objektif : Sebelum makan klien dibantu melakukan oral hygine dan diberikan
salep Kenalog pada lidah sebelah kiri yang terdapat stomatitis , berat badan klien
tidak mengalami perubahan
Analisa : Masalah belum teratasi
Planing : Intervensi dilanjutkan
1. Memonitor asupan makanan
2. Memonitor berat badan
3. Melakukan oral hygine sebelum makan
4. Mengkolaborasikan permberian salep kanalog

5
3.8 Evaluasi
3.8.1 Tanggal 23 April 2022
Pukul 21.00
3.8.1.1 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
Subjektif : Klien mengatakan nyerinya sudah tidak dirasakan, klien mampu
mengtasi nyeri dengan menggunakan RND, dan berkumur air hangat.
Objektif : Klien tampak tidak meringis lagi, mampu melakukan RND, klien tidak
merasakan nyeri.
Analisa : Masalah teratasi
Planing: Intervensi dihentikan
3.7.1.2 Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit
Subjektif : Klien mengatakan masih merasakan demam, merasakan pusing
Objektif : suhu tubuh 37oC, klien diberikan Paracetamol 1gr/ iv
Analisa : Masalah teratasi
Planning : Intervensi dihentikan
3.8.1.3 Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin ditandai dengan klien mengatakan nyeri pada persendian kaki sebelah
kiri, dagu terasa keram, tampak lemas, tampak mengurut-urut kakinya,
Hemoglobin L 11.4. g/dL
Subjektif : Klien mengatakan masih sering nyeri pada tulang belakang dan
ekstremitas bawah kaki sebelah kiri.
Objektif : Kekuatan otot belum membaik dibuktikan dengan klien tidak mampu
mengangkat kaki kiri secara cepat dan masih membutuhkan bantuan saat
mengangkat kaki, akral teraba hangat.
Analisa : Masalah tidak teratasi
Planning : Intervensi dilanjutkan
1. Monitor panas, kemerahan, nyeri atau bengkak pada ekstremitas
2. Kolaborasi pemberian analgetic Ceftriaxone 1gr dari jam 09.00-20.00
3.8.1.4 Gangguan integritas jaringan di buktikan dengan kelembapandi tandai
dengan klien mengatakan nyeri pada lidah yang terdapat stomatitis, tampak
lstomatitis pada lidah sebelah kiri yang kemerahan dan bengkak.
Subjektif : Klien mengatakan nyeri pada lidah yang terdapat stomatitis berkurang
Objektif : Tampak stomatitis pada lidah berkurang dibuktikan dengan tidak
terdapat kemerahan dan bengkak pada lidah.

5
Analis : Masalah tidak teratasi
Planning : Intervensi dilanjutkan
1. Bersihkan mukosa dengan air hangat
2. Anjurkan minum air yang cukup
3.8.1.5 Deficit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (keenganan untuk
makan) ditandai dengan Klien mengatakan porsi makan tidak dihabiskan karena
adanya stomatitis, nafsu makan menurun, Tampak stomatitis pada lidah sebelah
kiri, Berat badan sebelum sakit 50kg, Berat badan saat ini 40kg, IMT : 15,62.
Subjektif : Klien mengatakan nafsu makan membaik, porsi makan dihabiskan,
klien makan dengan posisi duduk
Objektif : Klien menghabiskan porsi makan yang diberikan, klien lahap pada saat
makan, berat badan saat ini 40kg, stomatitis pada lidah sebeblah kiri menurun.
Analis : Masalah tidak teratasi
Planning : Intervensi di lanjutkan
1. Identifikasi status nutrisi
2. Monitor asupan makanan
3. Monitor berat badan
4. Lakukan oral hygine seblum makan
3.8.1.6 Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan ditandai
dengan klien mengatakan sering terbangun saat tidur dikarenakan nyeri dan suhu
ruangan yang dingin, tidur siang 2 jam dan tidur malam 6-7 jam, klien tampak
menguap.
Subjektif : Klien mengatakan hari ini tidurnya nyenyak dengan frekuensi tidur
siang jam 13.00-15.00 dan tidur malam 22.00-06.00.
Objektif : Klien tampak lebih rileks, klien menggunakan 4 selimut ketika tidur
Analis : Masalah teratasi
Planing : Intervensi dihentikan

5
3.7.1.7 Defisit perawatan diri dibuktikan dengan kelemahan di tandai dengan
Klien mengatakan mandi 1x dalam 2 hari, mengganti baju 2x sehari, tidak pernah
keramas saat di rawat, tidak pernah gosok gigi selama dirawat, tampak kulit
kering, terdapat kotoran pada rambut, kebersihan mulut yang kurang.
Subjektif : Klien mengatakan mandi dan berpakaian dibantu oleh keluarganya, dan
setelah dilakukan oral hygine klien merasa lebih segar dan nyaman
Objektif : Klien tampak lebih segar, tampak mulut lebih bersih dan kemerahan
pada stomatitis berkurang
Analis : Masalah teratasi
Planing : Intervensi dihentikan

5
BAB 4
PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis akan membahas hasil pelaksanaan asuhan


keperawatan pada Tn.A dengan Suspek Leukemia Myeloid Akut di Ruang Dahlia
B Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Jusuf SK Kota Tarakan mulai tanggal 21
April 2022 sampai dengan 23 April 2022. Penulis akan menyajikan pembahasan
tentang kesenjangan teori dengan pelaksanaan asuhan keperawatan, faktor
penunjang, hambatan yang ditemui dan penyelesaian masalah disesuaikan dengan
situasi dan kondisi yang ada.
Pembahasan pada Tn.A ini akan dimulai dari tahap pengkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Ada pun metode
pendekatan yang digunakan adalah metode yang sistematis dan menyeluruh yang
digunakan untuk menentukan, melaksanakan dan menilai asuhan keperawatan
yang telah diberikan.
4.1 Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan pasien menurut. Pengkajian
adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisanya.
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang pasien, agar dapat mengidentifikasi,
mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien, baik
fisik, mental, sosial dan lingkungan menurut (Dermawan, 2012).
Tipe data menurut (Setiadi, 2012) Data subjektif adalah deskripsi verbal
pasien mengenai masalah kesehatannya. Data subjektif diperoleh dari riwayat
keperawatan termasuk persepsi pasien, perasaan dan ide tentang status
kesehatannya. Sumber data lain dapat diperoleh dari keluarga, konsultan dan
tenaga kesehatan lainnya. Data objektif adalah hasil observasi atau pengukuran
dari status kesehatan pasien.

5
Pada proses pengkajian yang dilakukan pada Tn.A dengan Leukemia
Myeloid Akut di ruang Perawatan Penyakit Dalam Dahlia B Rumah Sakit Umum
Daerah dr. H. Jusuf SK Kota Tarakan mulai tanggal 21 April 2022 sampai dengan
23 April 2022 di dapatkan beberapa kesenjangan antara teori dan kasus yang
diperoleh di lahan praktik sebagai berikut:
4.1.1 Sirkulasi
Pada teori ditemukan pasien Leukemia mengalami perdarahan serebral,
Doenges, M., Moorhouse, M., dan Geissler (2014). Menurut AHA, (2015),
Perdaraha serebral terjadi karena pecahnya pembuluh darah otak pada area tertentu
sehingga darah memenuhi jaringan otak, sehingga perdarahan yang terjadi dapat
menimbulkan gejala neurologic dengan cepat karena tekanan pada saraf di dalam
tenggorokan yang ditandai dengan penurunan kesadaran, nadi cepat, pernapasan
cepat, pupil mengecil. Sementara hasil dari pengkajian Tn. A tidak ditemukan
tanda gejala perdarahan serebral.
4.1.2 Eliminasi
Pada teori ditemukan pasien LMA mengalami diare, fases hitam, darah
pada urine yang terus menerus, sering dan tanpa disertai nyeri abdomen. Doenges,
Moorhouse dan Geissler (2014). Pada penderita Leukemia dapat terjadi BAB cair,
berwarna hitam, ataupun terdapat darah pada feses hal ini disebabkan karena
terjadinya perdarahan pada saluran cerna atas/lambung, efek obat yang
mengandung zat besi tinggi, dan efek makanan yang dikonsumsi seperti buah beet
dan beberapa buah lain bisa memberikan gambaran feses hitam. Nyeri abdomen
adalah suatu kasus yang dapat terjadi karena masalah bedah dan non bedah,
ditandai dengan keluhan nyeri abdomen yang terjadi secara tiba-tiba dan
berlangsung kurang dari 24jam, pada pasien leukemia biasanya nyeri pada
abdomen dikarenakan aliran darah yang tidak lancer ataupun terjadinya kelainan
pada fungsi di sekitar rongga perut. Biasanya klien mengeluh nyeri abdomen yang
berdatangan., Prasetyo, (2019). Sementara hasil pengkajian pada Tn.A tidak
didapatkan tanda dan gejala diare, feses hitam, darah pada urine dan nyeri
abdomen dikarenakan pada saat pengkajian dilakukan inspeksi tidak ada
pembengkakan hepar maupun organ lainnya, auskultasi terdengar bising usus 13x
permenit, palpasi tidak ada nyeri tekan, perkusi terdengar suara timpani, BAB
berwarna khas feses, urine berwarna kuning jernih.

6
4.1.3 Integritas Ego
Pada teori ditemukan pada pasien LMA mengalami integritas ego
(Doenges, M., Moorhuse, M., & Geissler, 2014). Menurut Erikson, (2022)
integritas ego adalah keputusan, sebagaimana ditandai dengan ketakutan akan
kematian, satu- satunya siklus hidup tidak diterima sebagai akhir kehidupan.
Keputusan mengungkapkan perasaan bahwa waktunya sekarang terlalu singkat
untuk mencoba jalan alternatif menuju integritas. Sementara hasil pengkajian Tn.
A tidak ditemukan tanda dan gejala dari integritas ego dikarenakan Tn.A
mengatakan hubungan dengan keluarganya baik-baik saja, klien juga tidak merasa
cemas terhadap penyakitnya, dan klien mengatakan ini telah takdir dari Tuhan.
4.1.4 Makanan dan Cairan
Pada teori ditemukan pada pasien LMA mengalami mual muntah. Mual
adalah kecenderungan untuk muntah atau sebagai perasaan di tenggorokan atau
daerah epigastrium yang memperingatkan seorang individu bahwa muntah akan
tejadi. Mual sering disertai dengan peningkatan aktivitas system saraf parasimpatis
termasuk diaprohesis, air liur, bradikardi, pucat dan penurunan tingkat pernapasan.
Muntah didefinisikan sebagai ejeksi atau pengeluaran isi lambung melalui mulut,
seringkalimembutuhkan dorongan yang kuat, Dipiro et al., (2015). Menurut PPNI
(2016) faktor risiko yang muncul pada nausea adalah ditandai dengan tanda mayor
dan minornya yaitu mengeluh mual, merasa ingin muntah. Pada Tn. A tidak
terdapat tanda dan gejala tersebut karena sudah mendapatkan pengobatan berupa
omeprazole 2x40mg, dan klien dapat makan dan minum tanpa adanya rasa mual
maupun muntah setelah makan dan minum.
4.1.5 Neurosensori
Pada teori ditemukan pasien LMA mengalami gangguan status mental
(Dongoes, M., Moorhuse, M., & Geissler, 2014). Menurut (Alvarez, 2016),
Gangguan status mental ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan memori,
kacau, penurunan tingkat kesadaran,koma, kejang. Sementara hasil dari hasil
pengkajian pada Tn. A tidak ditemukan tanda gejala penglihatan kabur dan
gangguan status mental.karena hasil yang didapatkan klien mampu berkonsentrasi,
tingkat kesadaran klien composmentis GCS ( Glasgow coma scale ) 15 motorik 6
(mengikuti pemerintah pemeriksaan), bicara 5 ( orientasi baik, klien dapat
berbicara dengan jelas), mata 4( spontan, klien dapat membuka mata sepenuhnya ),
dan klien tidak mengalami kejang.

6
4.1.6 pernapasan
Pada teori ditemukan pasien LMA mengalami dispnea, takipnea. Doenges.
M., Moorhuse, M., dan Geissler (2014). Dispnea merupakan sesak napas adalah
kondisi kesehatan ketika seseorang mengalami kesulitan bernapas. Takipnea
adalah kondisi ketika seseorang bernapas dengan sangat cepat. Tingkat pernapasan
normal orang dewasa berkisar antara 12-20 kali/menit. Saat tingkat pernapasan
orang dewasa lebih dari 20 kali/menit, artinya ia mengalami takipnea. Biasanya
frekeunsi napas pada orang dewasa meningkat karena faktor bertambahnya usia
danekspansi dada cenderung menurun karena kekakuan dinding dada , Ringel
(2012). Pada kasus leukemia terjadi peningkatan frekuensi napas 24 x/menit
(Nursalam, 2012). Pada Tn.A tidak didapatkan tanda takipnea karena frekuensi
napas klien 20 x/menit kedua dadanya simetri kanan dan kiri, tidak ada bantuan
napas.
4.2 Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan hasil analisa data yang dilakukan maka penulisan memperoleh data
yang diperlukan untuk meneggakkan suatu diagnosis keperawatan yang penulis
peroleh dari dasar teori dengan yang penulis dapatkan di lapangan memiliki
beberapa perbedaan .
4.2.1 Berdasarkan hasil pengkajian Tn.A dengan diagnosis Suspek Leukemia
Myeloid Akut terdapat enam diagnosis yang muncul pada pasien Leukemia Myeloid
Akut, tetapi ada 3 yang tidak muncul pada kasus, yaitu :
4.2.1.1 Risiko pendarahan
Nurarif dan Kusuma (2015). Risiko perdarahan berarti berisiko mengalami
kehilangan darah baik internal (terjadi dalam tubuh) maupun eksternal (terjadi
hingga keluar tubuh). Diagnosis ini tidak di angkat pada Tn. A dikarenakan sudah
terjadi perdarahan dengan tanda dan gejala yang didapat yaitu terdapatnya petekie
pada seluruh tubuh, terdapat stomatitis pada lidah sebelah kiri yang berwarna
merah yang dimana berarti terjadinya perdarahan dalam tubuh.
4.2.1.2 Risiko Infeksi
Nurarif dan Kusuma (2015). Risiko infeksi berisiko mengalami
peningkatan terserang organisme pathogen patogenik. Diagnosis ini tidak diangkat
pada Tn. A dikarenakan pada kasus ini Tn. A sudah mengalami infeksi yaitu
terjadinya peradangan pada lidah sebelah kiri, berwarna merah yang
mengakibatkan terjadinya nyeri yang mengganggu aktivitas klien. Infeksi adalah
penyakit yang disebabkan oleh masuk dan berkembang baiknya mikroorganisme
6
yaitu bakteri,

6
virus, jamur, prion dan protozoa ke dalam tubuh sehingga menyebabkan kerusakan
organ. Mikroorganisme penyebab penyakit infeksi disebut juga pathogen. (Brooks
et al., 2013).
4.2.1.3 Intoleransi aktivitas
Nurarif dan Kusuma (2015). intoleransi aktivitas adalah ketidakcukupan
energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Diagnosis ini tidak diangkat pada
Tn. A dikarenakan pada kasus ini klien masih melakukan aktivitas ke toilet klien
tidak dalam kondisi tirah baring, dan tidak mengalami ketidak seimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen.
Berdasarkan hasil pengkajian Tn.A dengan diagnosis Leukemia Myeloid Akut
terdapat tujuh diagnosis yang muncul pada pasien Leukemia Myeloid Akut, ada
empat yang muncul pada kasus dan muncul pada teori, yaitu :
4.2.1.4 Hipertermia
Tn. A mengalami demam dan sakit kepala pada hari kedua pengkajian pada
tanggal 22 April 2022 pada pukul 12.00 dengan suhu 38,9oC dan pukul 22.00
dengan suhu 39,9oC. Diagnosis hipertermia berhubungan dengan proses penyakit.
Dimana yang dimaksud dengan hipertermia. PPNI, (2016) hipertermia adalah
keadaan meningkatnya suhu tubuh diatas rentang normal tubuh, (Arif Muttaqin,
2014) hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidak
mampuan tubuh untuk meningkatkan pengeluaran panas atau enurunkan produksi
panas. Hasil pemeriksaan laboratorium padatanggal 22 April 2022 menunjukkan
bahwa Leukosit Tn. A H 22.40 hal tersebut mengakibatkan klien pusing dan sakit
kepala serta munculnya ruam-ruam pada kulit atau munculnya peteki pada kulit.
4.2.1.5 Nyeri akut
Nyeri dibagian lidah kiri bawah, diagnosis nyeri akut berhubungan dengan
agen pencedara fisiologis pada pasien Leukemia Myeloid Akut. Hasil yang di
harapkan pada diagnosa ini adalah nyeri menurun dengan skala nyeri menjadi < 2.
PPNI, (2016). nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang
berintensitas ringan atau berat yang berlangsung kurang dari 1 bulan. Nyeri
diabagian lidah sebelah kiri yang sedang timbul sehingga memerlukan perawatan
dengan cara berkumur menggunakan air hangat. Dari kasus yang di dapat Tn.A
mengalami nyeri lidah sebelah kiri dengan ditandai terdapatnya sromatitis pada
lidah sebelah kiri, dan berwarna merah .

6
4.2.1.6 Perfusi perifer tidak efektif
Nyeri pada persendian kaki sebelah kiri dan dagu terasa keram
berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin. Hasil yang diharapkan
pada diagnosis ini tingkat ansieatas menurun. PPNI, (2016) Perfusi perifer tidak
efektif adlah penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang dapat mengganggu
metabolisme tubuh. Dari kasus Tn. A ditemukan tanda dan gejala yaitu nyeri pada
ekstremitas, terjadinya kekauan otot pada dagu dan terjadi penurunan hemoglobin
dari hasil laboratorium pada tanggal 22 April 2022 Hemoglobin L 8.9. Anamisa,
(2015) hemoglobin merupakan protein dalam sel darah merah yang befungsi untuk
mengangkut oksigen dari paru-paru kesuluruh tubuh. Penurunan kadar hemoglobin
dalam darah disebut anemia, anemia disebabkan oleh banyak faktor diantaranya
pendarahan, nutrisi rendah, kadar zat besi, asam folat, vitamin B12 yang rendah,
sedangkan peningkatan kadar hemoglobin dalam darah disebut polistemia.
4.2.1.7 Defisit nutrisi
Tn. A mengalami penurunan nafsu makan dikarenakan terdapatnya
stomatitis pada lidah serta, klien mengalami penurunan berat badan, sebelum sakit
berat badan Tn. A 50kg dan saat sakit mengalami penurunan 10kg, berat badan
klien saat ini 40kg dan masuk dalam kategori kurus sekali. PPNI, (2018) defisit
nutrisi tidak cukup memenuhi kebutuhan metabolisme.
Nutrisi merupakan zat-zat gizi dan zat lainnya yang memiliki hubungan
dengan kesehatan dan penyakit, termasuk segala proses dalam tubuh manusia
untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan
menggunakannya untuk aktivitas-aktivitas penting di dalam tubuhnya serta
mengeluarkan sisanya, Tarwoto dan Wartonah, (2015). Penyebab dari defisit
nutrisi yaitu ketidak mampuan menelan makanan, ketidak mampuan mencerna
makanan, ketidak mampuan mengabsorbsi nutrisi, dan adanya faktor ekonomi
misalnya finansial yang tidak mencukupi, dan adanya faktor psikologis seperti
stress dan keengganan untuk makan (PPNI, 2016).

6
Berdasarkan hasil pengkajian penulis Tn.A dengan Leukmia Myeloid Akut
ada tujuh diagnosis keperawatan yang muncul, tetapi ada 4 diagnosis yangterdapat
pada kasus dan tidak ada pada teori yaitu:
4.2.1.8 Gangguan integritas jaringan
Tn. A mengalami stomatitis pada lidah sebelah kiri yang menyebabkan
terjadinya nyeri dan kemerahan pada lidah. PPNI, (2016) gangguan integritas
jaringan merupakan kerusakan jaringan (membrane mukosa, kornea, fasia, otot,
tulang, kapsul sendi). Gangguan integritas jaringan ditandai dengan adanya
kerusakan atau lapisan kulit, nyeri, perdarahan, kemerahan, dan hematoma. Pada
Tn. A stomatitis ini muncul ketika sudah dirawat dirumah sakit selama dua hari,
diagnosis ini diangkat diakrenakan klien sudah terjadi infeksi pada lidah bukan
lagi risiko infeksi. Penyebab dari munculnya stomatitis masih belum diketahui
sepenuhnya, akan tetapi terdapat beberapa faktor yag berpern dalam timbulnya
stomatitis yaitu faktor genetic, infeksi virus atau bakteri, alergi maakanan,
defisiensi nutrisi, penyakit sistemik, stress, hormonal, dan trauma local (Slebioda,
2014).
4.2.1.9 Defisit perawatan diri
Tn.A mengalami penurunan keinginan untuk membersihkan diri selama
dirawat inap dikarenakan lemah. Diagnosis defisit keperawatan diri berhubungan
dengan kelemahan. Diharapkan pada diagnosis ini pasien dapat meningkatkan
keinginan untuk melakukan perawatan diri. Dimana yang dimaksud dengan defisit
perawatan diri (PPNI, 2016) adalah suatu keadaan dimana sesorang tidak mampu
melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
4.3 Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah dimana merupakan langkah ketiga dalam
proses keperawatan. Penyusunan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia ini
(SIKI) merupakah upaya Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
menetapkan standar dalam pemberian intervensi bagi klien dalam perencanaan
Asuhan Keperawatan sebagai inplemetasi amanat Undang-Undang nomor 38
tahun 2014 tentang Keperawatan. Dengan adanya standar intervensi Keperawatan
Indonesia (SIKI) maka perawatan dapat menentukan intervensi yang sesuaidengan
diagnosis keperawatan yang telah terstandar sehingga dapat memberikan Asuhan
Keperawatan yang tepat, seragam secara nasional, peka budaya, dan terukur mutu
pelayanannya PPNI, (2018). Pada tahapan ini penulis tidak menemukan banyak

6
kesulitan . karena semua tindakan disesuaikan dengan perencanaan yang telah
ditentukan sebelumnya dan disesuaikan dengan kondisi klien.
4.3.1 Perfusi perifer tidak efektif
1) Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastric
Pada Tn.A tidak dilakukan intervensi ini dikarenakan klien masih mampu
makan, menelan makanan secara baik hanya saja klien mengalami penurunan
nafsu makan dikarenakan adanya stomatitis pada lidah sebelah kiri yang
menyebabkan klien merasa nyeri dan sulit untuk makan, dan setelah dilakukan
perawatan oral hygine klien mampu menghabiskan porsi makan 3 kali sehari
dengan habis tanpa adanya mual maupun muntah setelah makan.
2) Hentikan pemberian makanan melalui selang nasogastrik jika asupan dapat
ditoleransi, perencanaan tersebut tidak dilakukan dikarenakan klien tidak
terpasang selang nasogastrik
3) Lakukan perawatan kaki dan kuku, rencana tindakan ini tidak dilakukankarena
kaki dan kuku klien bersih tidak terdapat kotoran
4) Anjurkan berhenti merokok, rencana tindakan tersebut tidak dilakukan karena
klien tidak pernah merokok
5) Anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah secara teratur, rencana
tersebut tidak dilakukan karena pada Tn.A tidak mengalami hipertensi hasil
pemeriksann tekanan darah klien yaitu 120/70 mmHg.
4.4 Implementasi Keperawatan
Pada tahap implementasi penulis akan melaksamakan perencanaan yang
telah disusun pada tahap pengumpulan data, pelaksanaan asuhan keperawatan
yang dilakukan penulis disesuaikan dengan rencana tindakan yang telah dibuat.
Dalam melakukan implementasi semua intervensi dapat terlaksana dengan
melibatkan klien dan keluarganya, klien bersikap terbuka, kooperatif dan mudah
diajak kerjasama, mudah menerima penjelasan dan saran, dan klien berpartisipasi
aktif dalam tindakan keperawatan.
Pada tahap ini penulis telah melakukan semua intervensi keperawatan pada kasus
yang telah direncanakan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan pada tujuan.
Dalam memberikan implementasi pada Tn.A, penulis tidak mendapatkan kesulitan
karena klien dan keluarga sangat kooperatif dan dapat berperan serta pada
intervensi yang dilakukan.

6
4.5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah fase akhir dari proses keperawatan untuk menilai asuhan
keperawatan yang diberikan pada Tn. A dengan Suspek Leukemia Myeloid akut
selama tiga hari yang dimulai dari tanggal 21 sampai 23 april 2021. Evaluasi yang
dilakukan pada asuhan keperawatan pada kasus ini adalah evaluasi somatif. Dari
diagnosis yang ditemukan oleh penulis ada empat diagnosis keperawatan yang
teratasi dan tiga diagnosis dilanjutkan. Dari tujuh diagnosis yang ditemukan pada
klien didapatkan bahwa tiga diagnosis teratasi sesuai dengan tujuan dan kriteria
hasil yang telah ditetapkan.

6
BAB 5
PENUTUP
Dari hasil pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Tn.A dengan Leukemia
Myeloid Akut dapat disimpulkan beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan
landasan teori dan tujuan yang telah ditetapkan. Penulis mengemukakan saran
demi perbaikan Asuhan Keperawatan khususnya pada klien dengan penyakit
Leukemia Myeloid Akut.
5.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan asuhan keperawatan pada Tn.A dengan penyakit
Leukemia Myeloid Akut selama tiga hari yang dimulai dari tanggal 21 sampai 23
April 2022 diruang Dahlia B Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Jusuf SK Kota
Tarakan, maka penulis mengambil keputusan sebagai berikut :
Penulis mampu melakukan proses keperawatan pada Tn. A dengan
pendekatan proses keperawatan melalui pengkajian, diagnosis keperawatan,
intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi dapat dilakukan
dengan cukup baik. Selama proses asuhan keperawatan berlangsung diperoleh
beberapa kesenjangan dimulai dari pengkajian dan mengangkat diagnosis
keperawatan. Pada teori saat dilakukan pengkajian akan mendapatkan mual
muntah, sedangkan pada Tn. A tidak mengalami mual muntah karena selama
dirawat dari tanggal 15 April 2022 telah diberikan antibiotik yaitu Omeprazole 1gr
mg/12 jam. Pada Tn.A terdapat beberapa perbedaan yaitu diagnosis yang di ambil
pada teori terdapat enam diagnosis yang muncul di Leukemia Myeloid Akut ,
namun ada tiga diagnosis yang tidak muncul pada kasus yaitu pola risiko
perdarahan, dan risiko infeksi, dan intoleransi aktivitas. Sedangkan pada kasus
yang muncul ada tujuh diagnosis ada tiga tidak ada di teori yaitu gangguan
integritas jaringan, defisit perawatan diri, dan gangguan pola tidur.
Pada proses asuhan keperawatan terdapat beberapa faktor pendukung sikap
klien dan keluarga yang kooperatif dan terbuka untuk setiap tindakan asuhan
keperawatan yang diberikan, serta adanya dukungan dari semua pihak diantaranya
para perawat, dokter ruangan adapun faktor penghambat yang dirasakan penulis
seperti keterbatasan waktu dalam melakukan asuhan keperawatan selama 24 jam
sehingga observasi kepada klien masih kurang optimal. Masalah yang dihadapi Tn.
A dengan Suspek Leukemia Myeloid Akut dilakukan berdasarkan rencana asuhan
keperawatan yang telah ditetapkan sesuai dengan landasan teori dan beberapa

6
modifikasi oleh penulis karena adanya penyesuaian terhadap situasi dan kondisi
yang berbeda. Serta disesuaikan dengan kondisi klien saat ini juga.
Pemecahan masalah pada Tn.A dengan Leukemia Myeloid Akut dilakukan
dengan intervensi yang dibuat berdasarkan diagnosis yang ditegakkan. Dan untuk
mencapai tujuan dari intervensi tersebut. Intervensi terdiri dari observasi,
terapeutik, edukasi dan kolaborasi. Implementasi dilakukan dengan bantuan
keluarga yang berperan aktif dan juga tim medis lainnya.
5.2 Saran
Dari hasil pemaparan data-data diatas, maka saran yang dapat
dikemukakan adalah sebagai berikut :
Bagi penulis :
Diharapkan penulis mampu memahami tentang konsep dari penyakit
leukemia dan mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan pada penderita
leukemia yang bertujuan untuk mencegah dan mengatasi masalah penyakit
tersebut. Bagi klien dan keluarga :
Diharapkan klien dan keluarga memahami tentang penyakit Leukemia, dan
cara menghidari hal-hal yang dapat menyebabkan timbulnya masalah penyakit
tersebut. Dan jika mengalami nyeri dibagian persendian, klien dan keluarga
mamapu melakukan tindakan yang telah diajarkan untuk mengurangi rasa nyeri
tersebut.
Bagi perawat :
Diharapkan perawat dapat menyiapkan asuhan keperawatan dengan lebih
baik dan benar yang bertujuan pada perbaikan kondisi klien dan melaksanakan
asuhakan keperawatan yang komperehensif kepada klien Leukemia Myeloid Akut
dengan menggunakan buku 3S (SDKI,SLKI,SIKI) dan dapat menjelaskantindakan
prosedur agar tidak ada kesalahan interpretasi dan di catat dalam status secara jelas
dan mencamtukan nama petugas yang bertanggung jawab atas pelakanaan
keperawatan yang telah dilakukan, dan dapat bekerja sama yang baik dengan klien,
keluarga klien tanpa harus membeda bedakan klien dan tim kesehatan yang lain
demi mencapai kesehatan yang maksimal. Bagi klien yang akan pulang, di
harapkan perawat menyiapkan pendidikan kesehatan bagi klien sebagai bahan
untuk menjaga kesehatan pada saat dirumah.
Bagi Rumah Sakit

7
Diharapakan rumah sakit agar senantiasa meningkatkan pelayanan guna
tercapai kepuasan pasien, khusunya pada pasien rawat inap, serta menyesuaikan
Kembali jumlah tenaga perawat yang bekerja di ruang intensive care agar adanya
keseimbangan antara jumlah perawat dengan jumlah pasien. Serta perlunya
evaluasi Kembali mengenai proses pendokumentasian asuhan keperawatan agar
kualitas asuhan keperawatan yang diberikan menjadi lebih baik lagi.
Bagi Institusi
Diharapkan hasil penelitian ini menjadi refrensi dan bahan bacaan untuk
menambah wawasan khususnya mengenai beban kerja perawat dan pentingnya
pendokumentasian asuhan keperawatan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Alvarez, G. M (2016). Career Maturity: a Priority for Secondary. Journal of


Researching Educational Psychology, 749-772.

American Heart Association (AHA). 2015, Healt Care Research : Coronary Heart
Disease. Diakses 15 Juni 2022.

Anamisa D. R. 2015. Rancang Bangun Metode OTSU Untuk Deteksi Hemoglobin.


Jurnal S@CIES x(10): 106-110.

Andrey Kartika Widhy Hapatenda. (2017). Sistem Otomatis Untuk Cropping


Region Of Interest Sel Darah Putih Pada Citra Leukemia Limfoblast Akut.
Sekolah Tinggi Teknik Surabaya, Jawa Timur. Tesis.

Asputra H (2015). Peningkatan ekspresi FLT3 pada pasien Leukemia myeloid akut
serta korelasinya dengan jumlah leukosit dan blast. Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas. Tesis.

Brooks, GF, Carrol KC, Butel JS, Morse, and all (2013). Mikrobiologi Kedokteran
Jawetz, Melnick, & Adelberg. Ed. 25. Penerbit Buku Kedokteran EGC :
Jakarta. Diakses pada tanggal 16 April 2022.

Dermawan, D. (2012). Proses Keperawatan Penerapan Konsep & Kerangka Kerja


(1st ed.). Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Desmawati. 2013. Sistem Hematologi dan Imunologi. Edited by D.


Juliastuti.Jakarta : Penerbit In Media.

Dinarti, & Muryanti, Y. (2017). Bahan Ajar Keperawatan: Dokumentasi


Keperawatan. Diakses 16 April 2022.
DiPiro J.T., Wells B.G., Schwinghammer T.L. and DiPiro C. V., 2015,
Pharmacotherapy Handbook, Ninth Edit., McGraw-Hill Education
Companies, Inggris.
Doenges, M, (2012), Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Jakarta, EGC

GLOBOCAN (2018). Incidence, Mortality, and Prevelence by Cancer Site


Worldwide in 2018. http://gco.iarc.fr/today/data/factsheets/populayions/900-
world-fact-sheets.pdf - Diakses April 2022.

Mustikaningrum, D. R. (2019). Acute Myeloid Leukemia, Optimasi, jaringan


syaraf tiruan, momentum backpropagation, Algoritma Genetika.
ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN ARSITEKTUR
MOMENTUM BACKPROPAGATION PADA KLASIFIKASI TIPE SEL
PENENTU ACUTE MYELOID LEUKEMIA.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosis dan Nanda NIC NOC Jilid 1. Jogjakarta: Medication.

7
Nursalam, (2012). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

Padila. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jogjakarta : Nu. Med.

Prasetyo, A., Saputra, B. D., & Yulistiana, K. (2019). Pengaruh Foot Massage

Dan
Inhalasi Aromaterapi Lavender Terhadap Kecemasan Dan Nyeri Post
Operasi Mayor, 13, 64-73.

Rajappan, R., Selvaganapahty, K., Liew, L., 2015. Physical Aktivity Level among
University Students: a cross sectional survey. International Journal of
Physiotherapy and Research, (e-journal) 3(6)" pp 1336-1343. Diakses pada
tanggal 27 April 2022.

Review, L., Hidup Pasien Leukemia, K., Kamil Aries, A., Widyanto, B., Magister
Terapan Keperawatan, P., & Kemenkes Semarang, P. (n.d.). LITERATUR
REVIEW: KUALITAS HIDUP PASIEN LEUKEMIA. Jurnal Ilmu
Keperawatan Medikal Bedah, 4(2), 49–57.
Ringel, Edward. (2012). Buku Saku Hitam Kedokteran Paru Alih Bahasa:dr.
Elfiawati Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Diakses pada tanggal 17 April 2022.
Riset Kesehatan Dasar (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementrian RI
tahun2018.http:www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materirak
orpop2018/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf – Diakses April 2022.
Setiadi, (2012). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan (2nd ed).
Yogyakarta: Graha Ilmu. Diakses pada tanggal 17 April 2022.
Slebioda Z, (2014). Etiopathogenesis of recurrent aphthous stomatitis and the role
of immunologic aspects: literature review. Arch Immunol Ther Exp (Warsz)
62:205-215.
Tarwoto, Wartonah, (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta. Diakses pada tanggal 15 April 2022.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI), Edisi 1. Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.

Wijaya, S., & Putri, M. (2013). Keperawatan medical bedah 1. yogyakarta : nuha
medika.

7
LAMPIRAN

SAP PERSONAL HYGIENE (Cara Membersihkan Gigi yang Baik dan Benar)
1) Definisi
Menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi dan pasta gigi / odol untuk
menghilangkan sisa – sisa makanan, menghilangkan plak dan merangsang
gusi.
2) Tujuan
(1) Mempertahankan kebersihan gigi dan mulut agar tetap sehat dan tidak
berbau
(2) Mencegah terjadinya infeksi pada mulut
(3) Mencegah gigi berlubang
(4) Memberikan rasa nyaman dan dapat meningkatkan kepercayaan diri
3) Persiapan lingkungan
(1) Pintu, jendela atau gorden ditutup dan gunakan sampiran bila perlu
(2) Selimut dan bantal dipindahkan dari tempat tidur. Bila masih dibutuhkan
bantal, gunakan seperlunya
(3) Perawat berdiri di sisi kanan atau kiri pasien
(4) Beritahu pasien bahwa pakaian harus dibuka.
(5) Lalu bagian yang terbuka itu ditutup dengan selimut mandi atau kain
penutup.
4) Persiapan pasien
(1) Informed consent
(2) Atur posisi pasien (sims)
(3) Jaga privasi pasien
5) Persiapan alat
(1) Sikat gigi dengan bulu halus
(2) Pasta gigi / odol
(3) Gelas berisi air bersih untuk berkumur
(4) Handuk / tissue

7
6) Prosedur kerja
(1) Siapkan sikat gigi, pasta gigi / odol dan air untuk berkumur 2
(2) Oleskan pasta gigi secukupnya pada bulu sikat kemudian basahidengan
air secukupnya
(3) Mulai menyikat gigi, diawali dengan menyikat gigi bagian depan ke arah
kiri dan kanan kemudian ke atas dan ke bawah
(4) Sikatlah gigi pada bagian kiri dan kanan dengan gerakan memutar 38
(5) Sikatlah gigi bagian dalam sebelah kiri dan kanan dengan gerakan ke atas
dan ke bawah
(6) Sikatlah gigi bagian dalam atas dan bawah gigi depan dengan gerakan ke
atas dan ke bawah
(7) Setelah semua bagian gigi disikat dilanjutkan dengan menyikat lidah mulai
dari permukaan lidah kemudian bagian samping lidah kiri dan kanan
(8) Berkumur hingga mulut bersih dengan menggunakan air bersih yang telah
digunakan, kemudian letakkan kembali pada tempat yang bersih dan
kering
(9) Bersihkan bulu sikat gigi yang telah digunakan kemudian letakkan
kembali pada tempat yang bersih dan kering
7) Evaluasi
(1) Hygiene gigi harus dilakukan secara rutin, lebih baik dua kali sehari yaitu
pagi dan malam hari
(2) Hendaknya pakai sikat gigi yang kecil sehingga bisa mengenai semua gigi
dan bulu sikat haruslah cukup kuat untuk membersihkan tetapi tidak juga
terlalu kuat sehingga bisa melukai email gigi dan jaringan gusi
(3) Sebagian besar kerusakan gigi terjadi karena bakteri, karena itu sebaik
mungkin menyikat gigi dilakukan setelah makan dan minum
8) Dokumentasi
(1) Nama perawat
(2) Waktu dan tindakan yang dilakukan
(3) Respon klien terhadap tindakan yang diberikan

You might also like