Professional Documents
Culture Documents
Batuan Sedimen
Batuan Sedimen
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Gambar 1. Golongan batuan sedimen utama serta proses-proses
pembentukannya (Koesoemadinata, 1985).
Butiran (grain) : butiran klastik yang tertransport yang berupa mineral, fosil
atau fragmen batuan (litik).
3
Masa dasar (matrix) : berukuran lebih halus dari butiran (< 1/16 mm) dan diendapkan
bersama-sama dengan butiran.
Semen (cement) : material berukuran halus yang mengikat butiran dan matrik,
diendapkan setelah fragmen dan matrik, contoh : semen karbonat, silika, oksida besi,
lempung, dll.
Gambar 2. Komponen pembentuk batuan sedimen klastik : butiran (clasts), masa dasar (matrix), dan semen
4
Jenis pelapukan : pelapukan kimiawi (butiran halus), pelapukan mekanis (butiran
kasar)
Jenis transportasi
Waktu/jarak transportasi
Resistensi
5
Pemilahan (sorting)
Pemilahan (sorting) adalah derajat keseragaman besar butir. Istilah yang dipakai dalam
pemilahan adalah terpilah sangat baik, terpilah baik, terpilah sedang, terpilah buruk
dan terpilah sangat buruk (Gambar 3).
Kebundaran (Roundness)
Kebundaran (roundness) adalah tingkat kebundaran atau ketajaman sudut butir, yang
mencerminkan tingkat abrasi selama transportasi. Kebundaran dipengaruhi oleh komposisi
butir, besar butir, jenis transportasi, jarak transportasi dan resistensi butir. Istilah yang dipakai
dalam kebundaran adalah very angular (sangat menyudut), angular (menyudut), sub angular
(menyudut tanggung), sub rounded (membundar tanggung), rounded (membundar) dan well
rounded (sangat membundar) (Gambar 4).
Kemas (fabric)
Kemas (fabric) adalah sifat hubungan antar butir di dalam suatu masa dasar atau diantara
semennya, sebagai fungsi orientasi butir dan packing. Kemas secara umum dapat
6
memberikan gambaran tentang arah aliran dalam sedimentasi serta keadaan porositas dan
permeabilitas batuan. Istilah yang dipakai adalah kemas terbuka (bila butiran tidak saling
bersentuhan) dan kemas tertutup (bila butiran saling bersentuhan). Jenis-jenis kontak antar
butir (Gambar 5) :
Porositas
Porositas adalah perbandingan antara volume rongga dengan volume total batuan (dinyatakan
dalam persen). Porositas dapat diuji dengan meneteskan cairan (air) ke dalam batuan. Istilah
yang dipakai adalah porositas baik (batuan menyerap air), porositas sedang (di antara baik-
buruk), dan porositas buruk (batuan tidak menyerap air). Jenis-jenis porositas : intergranular,
microporosity, dissolution dan fracture (Gambar 6).
7
Warna
Warna pada batuan sedimen mempunyai arti yang penting karena mencerminkan komposisi
butiran penyusun batuan sedimen dan dapat digunakan untuk menginterpretasikan
lingkungan pengendapan. Warna batuan merah menunjukan lingkungan oksidasi,sedangkan
warna batuan hitam atau gelap menunjukan lingkungan reduksi. Secara umum warna pada
batuan sedimen dipengaruhi oleh :
Warna mineral pembentuk batuan sedimen, contoh : bila mineral pembentuk batuan
sedimen didominasi oleh kuarsa maka batuan akan berwarna putih (misal batupasir
quartz arenite).
Warna matrik atau semen, contoh : bila matriks/semen mengandung oksida besi, maka
batuan akan berwarna coklat kemerahan.
Warna material yang meyelubungi (coating material), contoh : batupasir kuarsa yang
diselubungi oleh glaukonit akan berwarna hijau
Derajat kehalusan butir penyusunnya, contoh : pada batuan dengan komposisi sama
jika makin halus ukuran butir maka warnanya akan cenderung lebih gelap.
Kekompakan
Kekompakan adalah sifat fisik dari batuan. Beberapa istilah yang dipakai dalam kekompakan
batuan adalah :
8
2.3. Struktur Sedimen
Struktur sedimen termasuk ke dalam struktur primer yaitu struktur yang terbentuk pada saat
pembentukan batuan (pada saat sedimentasi). Struktur sedimen dapat dibagi menjadi 4 yaitu
(tabel 2.10) : Struktur Sedimen Pengendapan, Struktur Sedimen Erosional, Struktur Sedimen
Adalah struktur sedimen yang terjadi pada saat pengendapan batuan sedimen. Contoh
(Gambar 1 & 2) :
Perlapisan/Laminasi
Perlapisan adalah bidang kesamaan waktu yang dapat ditunjukan oleh perbedaan besar
butir atau warna dari bahan penyusunnya. Disebut perlapisan bila tebalnya >1 cm dan
Macam-macam perlapisan/laminasi :
laminasi batuan yang tersusun secara horisontal dan saling sejajar satu dengan
yang lainnya.
gradasi butir yang makin halus ke arah atas (normal graded bedding) atau gradasi
butir yang makin kasar ke arah atas (reverse graded bedding). Normal graded
bedding dapat dipakai untuk menentukan top atau bottom lapisan batuan.
9
Mud crack : bentuk retakan poligonal pada permukaan lapisan lumpur (mud).
Rain mark : kenampakan pada permukaan sedimen karena tetesan air hujan.
10
2.3.2. Struktur Sedimen Erosional (Erosional Sedimentary Strucures)
Adalah struktur sedimen yang terjadi akibat proses erosi pada saat pengendapan batuan
Flute cast : struktur sedimen berbentuk seruling dan terdapat pada dasar suatu lapisan,
Groove Marks, Gutter Cast, Impack Marks, Channels and Scours, dll
Adalah struktur sedimen yang terjadi setelah pengendapan batuan sedimen. Contoh (Gambar
5) :
Load cast : struktur sedimen terbentuk pada permukaan lapisan akibat pengaruh beban
sedimen di atasnya.
Convolute Bedding: bentuk liukan pada batuan sedimen akibat proses deformasi.
Sandstone dike : lapisan pasir yang terinjeksikan pada lapisan sedimen di atasnya
Adalah struktur sedimen yang terjadi akibat proses biogenik/organisme. Contoh (Gambar 4) :
Resting, Crawling and Grazing Traces Dwelling, Feeding and Escape Burrows
Boring : lubang akibat aktivitas pengeboran organisme pada lapisan batuan (batuan
11
Gambar 1. Cross bedding : a. tabular set, b. wedge set, c. trough set, d. hummocky cross
bedding.
bawah lapisan : a. pointed flute casts, b. bulbous flute casts, c. groove casts, d. penampang
12
Gambar 4. Hubungan trace fosil terhadap fasies sedimen dan zona kedalaman di lautan.
Struktur sedimen dapat digunakan untuk menentukan top dan bottom suatu lapisan sedimen,
13
Gambar 5. Struktur sedimen yang digunakan untuk penentuan top dan bottom.
Batuan sedimen klastik berdasarkan ukuran besar butirnya dapat dibagi menjadi 2 yaitu
Batuan sedimen detritus (klastik) halus, terdiri dari batulempung, batulanau dan serpih.
Batuan sedimen detritus (klastik) kasar, terdiri dari batupasir, konglomerat dan breksi.
2.4.1. Batupasir
Tekstur batupasir : ukuran butiran (pasir 0.125 – 2.00 mm), bentuk butiran (menyudut,
membundar, dll.), sorting, kemas butiran (mencakup orientasi, grain packing, grain
struktur sedimen.
Textural maturity :
menyudut.
membundar tanggung-membundar.
14
Komposisi : butiran (fragmen batuan/litik, kuarsa, felspar, dan mineral-mineral
Klasifikasi batupasir
Parameter : butiran (stabil dan tak stabil) : kuarsa, felspar, fragmen litik
(Gilbert, 1982; Pettjohn, 1987; dan Folk, 1974) : batupasir kuarsa, batupasir arkose,
15
2.4.2. Konglomerat dan Breksi
Kenampakan yang penting untuk mendiskripsi batuan ini adalah jenis klastik yang hadir dan
tekstur batuan tersebut. Berdasarkan asal-usul klastik penyusun konglomerat dan breksi :
mudrock atau batugamping mikritik yang dilepaskan oleh erosi atau pengawetan
Klastik ekstraformasi, berasal dari luar cekungan pengendapan dan lebih tua dari pada
Konglomerat berdasarkan litologi fragmen (clast) dan jenis kemas (fabric support) dapat
16
Untuk interpretasi mekanisme pengendapan konglomerat harus dideskripsikan teksturnya
bentuk, ukuran dan orientasi fragmen batuan, ketebalan dan geometri lapisan dan struktur
sedimen.
Konglomerat dan breksi terutama diendapkan pada lingkungan glasial, alivial fan dan braided
stream. Konglomerat yang re-sedimen diendapkan dalam lingkungan deep water biasanya
2.4.3. Mudrock
Mudrock adalah istilah umum untuk batuan sedimen yang disusun terutama oleh partikel
berukuran lanau-lempung, mineral lain mungkin juga hadir. Mudrock diendapkan terutama
dalam lingkungan river floodplain, lake, low energy shoreline, delta, outer marine shelf dan
deep ocean basin. Untuk klasifikasi batuan sedimen klastik selain mengunakan klasifikasi
besar butir menurut Wentworth, juga dapat menggunakan klasifikasi berdasarkan komposisi
atau besar butir dari penyusun batuan sedimen yang sudah ditentukan lebih dahulu (gambar
9).
17
Gambar 9. Klasifikasi batuan sedimen klastik berbutir halus (Picard, 1971).
18
BAB III
KESIMPULAN
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil
perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun
organisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian
mengalami pembatuan (Pettijohn, 1975 ).
Batuan Sedimen adalah batuan yang terbentuk karena endapan (sedimen) dari hasil
erosi material-material batuan, organik, kimia dan terkompaksi serta tersementasi (litifikasi).
Bisa berasal dari batuan beku, metamorf maupun sedimen itu sendiri. Dibagi menjadi 2 yaitu
sedimen klastik yang umunya multimineral dan sedimen non klastik yang mono mineral.
19
DAFTAR PUSTAKA
http://basdargeophysics.wordpress.com/2012/04/17/batuan-sedimen/
http://basdargeophysics.wordpress.com/2012/04/18/batuan-sedimen-2/
http://ptbudie.wordpress.com/2012/04/02/pengertian-umum-batuan-sedimen-dan-
klasifikasinya/
http://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/04/klasifikasi-konglomerat-boggs-
1992.jpg
https://id.scribd.com/doc/117417021/pettijohn
http://ptbudie.wordpress.com/2012/04/02/pengertian-umum-batuan-sedimen-dan-
klasifikasinya/
20