You are on page 1of 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang Bumi, komposisinya, struktur, sifat-sifat
fisik, sejarah dan proses pembentukannya. Dalam Geologi, kita akan mempelajari semua hal
tentang seluk-beluk Bumi ini secara keseluruhan. Dari mulai gunung-gunung dengan tinggi
ribuan meter, hingga palung-palung didasar samudra. Dan untuk mengetahui semua itu,
tentunya kita harus mempelajari apa-apa sajakah materi pembentuk Bumi ini.
Batuan adalah semua bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan suatu agregat
(kumpulan) mineral mineral yang telah menghablur. Tanah dan bahan lepas lainnya yang
merupakan hasil pelapukan kimia maupun mekanis serta proses erosi tidak termasuk batuan,
tetapi disebut dengan “Aluvial deposit”. Salah satu jenis batuan yang kita kenal adalah batuan
sedimen
Pemakaian batuan pada dasarnya tergantung pada kekhususannya. Tekstur batuan
mengacu pada kenampakan butir-butir mineral yang ada di dalamnya, yang meliputi tingkat
kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granularitas, dan hubungan antar butir (fabric). Jika
warna batuan berhubungan erat dengan komposisi kimia dan mineralogi, maka tekstur
berhubungan dengan sejarah pembentukan dan keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil
dari rangkaian proses sebelum,dan sesudah kristalisasi.

1.2. Rumusan Masalah


 Apa itu batuan sedimen?
 Apa faktor terjadinya batuan sedimen?
 Jenis – jenis batuan sedimen?

1.3. Tujuan Makalah


Tujuan pembuatan makalah ini adalah :
 Untuk mengetahui pengertian batuan sedimen
 Jenis – jenis batuan sedimen
 Dan proses terbentuknya batuan sedimen
Sehingga dengan kita mengetahui apa itu batuan sedimen, mempermudah kita untuk
mempelajarinya dan memahaminya

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Batuan Sedimen


Batuan sedimen adalah batuan hasil pengendapan baik yang berasal dari hasil
sedimentasi mekanis (hasil rombakan batuan asal), sedimentasi kimiawi (hasil penguapan
larutan) maupun sedimentasi organik (hasil akumulasi organik). Batuan sedimen hasil
sedimentasi mekanis terbentuk dalam suatu siklus sedimentasi yang meliputi pelapukan,
erosi, transportasi, sedimentasi dan diagenesa. Proses pelapukan yang terjadi dapat berupa
pelapukan fisik maupun kimia. Proses erosi dan transportasi terutama dilakukan oleh media
air, angin atau es.
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil
perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun
organisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian
mengalami pembatuan (Pettijohn, 1975 ).
Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengan ketebalan
antara beberapa centimetersampai beberapa kilometer. Juga ukuran butirnya dari sangat halus
sampai sangat kasar dan beberapa proses yang penting lagi yang termasuk kedalam batuan
sedimen. Disbanding dengan batuan beku, batuan sedimen hanya merupakan tutupan kecil
dari kerak bumi. Batuan sedimen hanya 5% dari seluruh batuan-batuan yang terdapat dikerak
bumi. Dari jumlah 5% ini,batu lempung adalah 80%, batupasir 5% dan batu gamping kira-
kira 80% ( Pettijohn, 1975 ).

2.2. Klasifikasi Batuan Sedimen


Batuan sedimen sangat banyak jenisnya dan tersebar sangat luas (± 75% dari luas
permukaan bumi) dengan ketebalan beberapa centimeter sampai beberapa kilometer.
Berdasarkan proses pembentukan, batuan sedimen dapat dikelompokan menjadi 5 yaitu :
Batuan Sedimen Detritus (Klastik), Batuan Sedimen Karbonat, Batuan Sedimen Evaporit,
Batuan Sedimen Batubara, dan Batuan Sedimen Silika (Gambar 1).

2
Gambar 1. Golongan batuan sedimen utama serta proses-proses
pembentukannya (Koesoemadinata, 1985).

2.2.1. Batuan Sedimen Klastik


Batuan sedimen klastik terbentuk oleh proses sedimentasi mekanis.
Komponen pembentuk batuan sedimen klastik (Gambar 2) :

 Butiran (grain) : butiran klastik yang tertransport yang berupa mineral, fosil
atau fragmen batuan (litik).

3
 Masa dasar (matrix) : berukuran lebih halus dari butiran (< 1/16 mm) dan diendapkan
bersama-sama dengan butiran.
 Semen (cement) : material berukuran halus yang mengikat butiran dan matrik,
diendapkan setelah fragmen dan matrik, contoh : semen karbonat, silika, oksida besi,
lempung, dll.

Gambar 2. Komponen pembentuk batuan sedimen klastik : butiran (clasts), masa dasar (matrix), dan semen

2.2.1.1. Tekstur Batuan Sedimen Klastik


Tekstur batuan sedimen adalah segala kenampakan yang menyangkut butir sedimen seperti
besar butir, kebundaran, pemilahan dan kemas. Tekstur batuan sedimen mempunyai arti
penting karena mencerminkan proses yang telah dialami batuan tersebut (terutama proses
transportasi dan pengendapanannya) dan dapat digunakan untuk menginterpretasikan
lingkungan pengendapan batuan sedimen.

Besar Butir (Grain Size)


Besar Butir adalah ukuran/diameter butiran, yang merupakan unsur utama dari batuan
sedimen klastik, yang berhubungan dengan tingkat energi pada saat transportasi dan
pengendapan. Klasifikasi besar butir menggunakan skala Wentworth (Tabel 1)
Besar butir ditentukan oleh :

4
 Jenis pelapukan : pelapukan kimiawi (butiran halus), pelapukan mekanis (butiran
kasar)
 Jenis transportasi
 Waktu/jarak transportasi
 Resistensi

Tabel 1. Klasifikasi besar butir

Tabel 1. Klasifikasi besar butir

5
Pemilahan (sorting)
Pemilahan (sorting) adalah derajat keseragaman besar butir. Istilah yang dipakai dalam
pemilahan adalah terpilah sangat baik, terpilah baik, terpilah sedang, terpilah buruk
dan terpilah sangat buruk (Gambar 3).

Gambar 3. Pemilahan dan tingkat penamaan keseragaman butir

Kebundaran (Roundness)
Kebundaran (roundness) adalah tingkat kebundaran atau ketajaman sudut butir, yang
mencerminkan tingkat abrasi selama transportasi. Kebundaran dipengaruhi oleh komposisi
butir, besar butir, jenis transportasi, jarak transportasi dan resistensi butir. Istilah yang dipakai
dalam kebundaran adalah very angular (sangat menyudut), angular (menyudut), sub angular
(menyudut tanggung), sub rounded (membundar tanggung), rounded (membundar) dan well
rounded (sangat membundar) (Gambar 4).

Gambar 4. Tingkat kebundaran butir

Kemas (fabric)
Kemas (fabric) adalah sifat hubungan antar butir di dalam suatu masa dasar atau diantara
semennya, sebagai fungsi orientasi butir dan packing. Kemas secara umum dapat

6
memberikan gambaran tentang arah aliran dalam sedimentasi serta keadaan porositas dan
permeabilitas batuan. Istilah yang dipakai adalah kemas terbuka (bila butiran tidak saling
bersentuhan) dan kemas tertutup (bila butiran saling bersentuhan). Jenis-jenis kontak antar
butir (Gambar 5) :

Gambar 5. Jenis-jenis kontak antar butir

Porositas
Porositas adalah perbandingan antara volume rongga dengan volume total batuan (dinyatakan
dalam persen). Porositas dapat diuji dengan meneteskan cairan (air) ke dalam batuan. Istilah
yang dipakai adalah porositas baik (batuan menyerap air), porositas sedang (di antara baik-
buruk), dan porositas buruk (batuan tidak menyerap air). Jenis-jenis porositas : intergranular,
microporosity, dissolution dan fracture (Gambar 6).

Gambar 6. Jenis-jenis porositas

7
Warna
Warna pada batuan sedimen mempunyai arti yang penting karena mencerminkan komposisi
butiran penyusun batuan sedimen dan dapat digunakan untuk menginterpretasikan
lingkungan pengendapan. Warna batuan merah menunjukan lingkungan oksidasi,sedangkan
warna batuan hitam atau gelap menunjukan lingkungan reduksi. Secara umum warna pada
batuan sedimen dipengaruhi oleh :

 Warna mineral pembentuk batuan sedimen, contoh : bila mineral pembentuk batuan
sedimen didominasi oleh kuarsa maka batuan akan berwarna putih (misal batupasir
quartz arenite).
 Warna matrik atau semen, contoh : bila matriks/semen mengandung oksida besi, maka
batuan akan berwarna coklat kemerahan.
 Warna material yang meyelubungi (coating material), contoh : batupasir kuarsa yang
diselubungi oleh glaukonit akan berwarna hijau
 Derajat kehalusan butir penyusunnya, contoh : pada batuan dengan komposisi sama
jika makin halus ukuran butir maka warnanya akan cenderung lebih gelap.

Kekompakan
Kekompakan adalah sifat fisik dari batuan. Beberapa istilah yang dipakai dalam kekompakan
batuan adalah :

 Dense : sangat padat


 Hard : keras dan padat
 Medium hard : agak keras tetapi masih dapat digores dengan jarum baja
 Soft : lunak, mudah tergores dan dipecahkan.
 Friable : keras tetapi dapat diremas dengan tangan
 Spongy : berongga

8
2.3. Struktur Sedimen

Struktur sedimen termasuk ke dalam struktur primer yaitu struktur yang terbentuk pada saat

pembentukan batuan (pada saat sedimentasi). Struktur sedimen dapat dibagi menjadi 4 yaitu

(tabel 2.10) : Struktur Sedimen Pengendapan, Struktur Sedimen Erosional, Struktur Sedimen

Pasca Pengendapan dan Struktur Sedimen Biogenik.

2.3.1. Struktur Sedimen Pengendapan (Depositional Sedimentary Strucures)

Adalah struktur sedimen yang terjadi pada saat pengendapan batuan sedimen. Contoh

(Gambar 1 & 2) :

 Perlapisan/Laminasi

Perlapisan adalah bidang kesamaan waktu yang dapat ditunjukan oleh perbedaan besar

butir atau warna dari bahan penyusunnya. Disebut perlapisan bila tebalnya >1 cm dan

laminasi bila tebalnya <1 cm.

Macam-macam perlapisan/laminasi :

 Perlapisan/laminasi sejajar (Paralel Bedding/Lamination) : bentuk lapisan/

laminasi batuan yang tersusun secara horisontal dan saling sejajar satu dengan

yang lainnya.

 Perlapisan/laminasi silang siur (Cross Bedding/Lamination) : bentuk lapisan/

laminasi yang terpotong pada bagian atasnya oleh lapisan/laminasi berikutnya

dengan sudut yang berlainan dalam satu satuan perlapisan.

 Perlapisan bersusun (Graded Bedding) : perlapisan batuan yang dibentuk oleh

gradasi butir yang makin halus ke arah atas (normal graded bedding) atau gradasi

butir yang makin kasar ke arah atas (reverse graded bedding). Normal graded

bedding dapat dipakai untuk menentukan top atau bottom lapisan batuan.

 Gelembur gelombang (current ripple) : bentuk permukaan perlapisan

bergelombang karena adanya arus sedimentasi.

9
 Mud crack : bentuk retakan poligonal pada permukaan lapisan lumpur (mud).

 Rain mark : kenampakan pada permukaan sedimen karena tetesan air hujan.

 Contoh lain : Current Ripples, Dunes, Cross-Stratification, Antidunes and Antidune

Bedding, Wave formed Ripples and Cross-Lamination, Hummocky Cross-

Stratification, Wind-Ripples, Dunes, Draas and Aeolian Cross-Bedding, dll.

Tabel 2.1 Macam-macam Struktur primer batuan sedimen.

Tabel 2.1 Macam-macam Struktur primer batuan sedimen

10
2.3.2. Struktur Sedimen Erosional (Erosional Sedimentary Strucures)

Adalah struktur sedimen yang terjadi akibat proses erosi pada saat pengendapan batuan

sedimen. Contoh (Gambar 3) :

 Flute cast : struktur sedimen berbentuk seruling dan terdapat pada dasar suatu lapisan,

dapat dipakai untuk menentukan arus purba.

 Groove Marks, Gutter Cast, Impack Marks, Channels and Scours, dll

2.3.3. Struktur Sedimen Pasca Pengendapan (Post-Depositional Sedimentary Strucures)

Adalah struktur sedimen yang terjadi setelah pengendapan batuan sedimen. Contoh (Gambar

5) :

 Load cast : struktur sedimen terbentuk pada permukaan lapisan akibat pengaruh beban

sedimen di atasnya.

 Convolute Bedding: bentuk liukan pada batuan sedimen akibat proses deformasi.

 Sandstone dike : lapisan pasir yang terinjeksikan pada lapisan sedimen di atasnya

akibat proses deformasi.

 Contoh lain : Ball-and-Pillow Structures, Dish-and-Pillar Structure, Stylolites, dll.

2.3.4. Struktur Sedimen Biogenik (Biogenic Sedimentary Strucures)

Adalah struktur sedimen yang terjadi akibat proses biogenik/organisme. Contoh (Gambar 4) :

 Fosil Jejak (Trace Fossils) :

 Tracks (jejak berupa tapak organisme)

 Trails (jejak berupa seretan bagian tubuh organisme)

 Burrows (lubang atau bahan galian hasil aktivitas organisme)

 Mold : cetakan bagian tubuh organisme

 Cast : cetakan dari mold

 Resting, Crawling and Grazing Traces Dwelling, Feeding and Escape Burrows

 Boring : lubang akibat aktivitas pengeboran organisme pada lapisan batuan (batuan

relatif lebih keras dibandingkan pada burrows).

11
Gambar 1. Cross bedding : a. tabular set, b. wedge set, c. trough set, d. hummocky cross

bedding.

Gambar 2. Ripple structures : a. linguoid curret ripples, b. transverse curret ripples, c.

oscilation (wave) ripples, d. ripple-drift bed.

Gambar 3. Casts pada bagian

bawah lapisan : a. pointed flute casts, b. bulbous flute casts, c. groove casts, d. penampang

flute mark, e. penampang impact mark.

12
Gambar 4. Hubungan trace fosil terhadap fasies sedimen dan zona kedalaman di lautan.

Struktur sedimen dapat digunakan untuk menentukan top dan bottom suatu lapisan sedimen,

arah arus purba dan menginterpretasikan lingkungan pengendapan (gambar 5).

13
Gambar 5. Struktur sedimen yang digunakan untuk penentuan top dan bottom.

2.4. Klasifikasi Batuan Sedimen Klastik

Batuan sedimen klastik berdasarkan ukuran besar butirnya dapat dibagi menjadi 2 yaitu

 Batuan sedimen detritus (klastik) halus, terdiri dari batulempung, batulanau dan serpih.

 Batuan sedimen detritus (klastik) kasar, terdiri dari batupasir, konglomerat dan breksi.

2.4.1. Batupasir

 Tekstur batupasir : ukuran butiran (pasir 0.125 – 2.00 mm), bentuk butiran (menyudut,

membundar, dll.), sorting, kemas butiran (mencakup orientasi, grain packing, grain

contact, hubungan butiran dan matriks), textural maturity, porositas, permeabilitas,

struktur sedimen.

 Textural maturity :

 Texturally immature sediment : matriks dominan, sortasi buruk, butiran

menyudut.

 Texturally mature sediment : matriks sedikit,, sortasi sedang-baik, butiran

membundar tanggung-membundar.

14
 Komposisi : butiran (fragmen batuan/litik, kuarsa, felspar, dan mineral-mineral

lainnya), matrik dan semen.

 Klasifikasi batupasir

Parameter : butiran (stabil dan tak stabil) : kuarsa, felspar, fragmen litik

matriks lempung (hasil rombakan atau alterasi batuan)

batupasir arenite : bila kehadiran matriks lempung <15%

batupasir wacke : bila kehadiran matriks lempung >15%Pembagian secara umum

(Gilbert, 1982; Pettjohn, 1987; dan Folk, 1974) : batupasir kuarsa, batupasir arkose,

batupasir litik, batupasir greywacke (Gambar 6 s.d. 8).

Gambar 6. Klasifikasi batupasir (Gilbert, 1982).

Gambar 7. Klasifikasi batupasir (Pettijohn, 1987).

15
2.4.2. Konglomerat dan Breksi

Kenampakan yang penting untuk mendiskripsi batuan ini adalah jenis klastik yang hadir dan

tekstur batuan tersebut. Berdasarkan asal-usul klastik penyusun konglomerat dan breksi :

 Klastik intraformasi, berasal dari dalam cekungan pengendapan, banyak fragmen

mudrock atau batugamping mikritik yang dilepaskan oleh erosi atau pengawetan

sepanjang garis pantai.

 Klastik ekstraformasi, berasal dari luar cekungan pengendapan dan lebih tua dari pada

sedimen yang melingkupi cekungan tsb.

Jenis konglomerat berdasarkan macam klastik :

 Konglomerat polimiktik : terdiri dari bermacam-macam jenis klastik yang berbeda.

 Konglomerat monomitik/oligomiktik : terdiri dari satu jenis klastik.

Konglomerat berdasarkan litologi fragmen (clast) dan jenis kemas (fabric support) dapat

diklasifikasikan menjadi 4 yaitu (Gambar 28) : igneous-clast conglomerates, sedimentary-

clast conglomerates, metamorphic-clast conglomerates dan polymict conglomerates.

Gambar 8. Klasifikasi konglomerat (Boggs, 1992).

16
Untuk interpretasi mekanisme pengendapan konglomerat harus dideskripsikan teksturnya

(apakah teksturnya clast-supported conglomerates atau matrix-supported conglomerates),

bentuk, ukuran dan orientasi fragmen batuan, ketebalan dan geometri lapisan dan struktur

sedimen.

Konglomerat dan breksi terutama diendapkan pada lingkungan glasial, alivial fan dan braided

stream. Konglomerat yang re-sedimen diendapkan dalam lingkungan deep water biasanya

berasosiasi dengan turbidit.

2.4.3. Mudrock

Mudrock adalah istilah umum untuk batuan sedimen yang disusun terutama oleh partikel

berukuran lanau-lempung, mineral lain mungkin juga hadir. Mudrock diendapkan terutama

dalam lingkungan river floodplain, lake, low energy shoreline, delta, outer marine shelf dan

deep ocean basin. Untuk klasifikasi batuan sedimen klastik selain mengunakan klasifikasi

besar butir menurut Wentworth, juga dapat menggunakan klasifikasi berdasarkan komposisi

atau besar butir dari penyusun batuan sedimen yang sudah ditentukan lebih dahulu (gambar

9).

17
Gambar 9. Klasifikasi batuan sedimen klastik berbutir halus (Picard, 1971).

18
BAB III
KESIMPULAN
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil
perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun
organisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian
mengalami pembatuan (Pettijohn, 1975 ).
Batuan Sedimen adalah batuan yang terbentuk karena endapan (sedimen) dari hasil
erosi material-material batuan, organik, kimia dan terkompaksi serta tersementasi (litifikasi).
Bisa berasal dari batuan beku, metamorf maupun sedimen itu sendiri. Dibagi menjadi 2 yaitu
sedimen klastik yang umunya multimineral dan sedimen non klastik yang mono mineral.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://basdargeophysics.wordpress.com/2012/04/17/batuan-sedimen/
http://basdargeophysics.wordpress.com/2012/04/18/batuan-sedimen-2/
http://ptbudie.wordpress.com/2012/04/02/pengertian-umum-batuan-sedimen-dan-
klasifikasinya/
http://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/04/klasifikasi-konglomerat-boggs-
1992.jpg
https://id.scribd.com/doc/117417021/pettijohn
http://ptbudie.wordpress.com/2012/04/02/pengertian-umum-batuan-sedimen-dan-
klasifikasinya/

20

You might also like