Professional Documents
Culture Documents
Review Jurnal Kelompok Psikologi Umum
Review Jurnal Kelompok Psikologi Umum
Anggota Kelompok:
Pengakuan emosi anak bisa dilihat dari ekspresi wajah mereka. Setiap
ekspresi wajah ditampilkan menggunakan laptop selama 3 detik, sebelum
jawaban muncul di layar, sang anak diminta untuk mengidentifikasi
ekspresi wajah secara verbal tanpa batasan waktu untuk jawaban mereka.
Menggunakan pendekatan two-high threshold untuk mengubah data awal
dari tugas pengenalan emosi wajah menjadi variabel akurasi pengenalan
(Pr) dan bias respons (Br) untuk setiap emosi dan wajah netral.
1
c. Kosakata reseptif.
Setelah usia dan jenis kelamin diperhitungkan, akurasi yang lebih rendah
dalam membedakan antara wajah marah dan takut dikaitkan dengan masalah
emosional yang lebih tinggi oleh orang tua dan guru. Diskriminasi yang
kurang akurat terhadap wajah ketakutan dan wajah netral terkait dengan
peringkat masalah pengasuhan anak yang lebih tinggi.
Penilaian yang lebih tinggi terhadap kehangatan orang tua terkait dengan
kecenderungan yang lebih rendah bagi anak-anak untuk mengidentifikasi
wajah-wajah sebagai marah. Selain itu, menurut penilaian orang tua, anak-
anak memiliki lebih sedikit masalah perilaku ketika kehangatan orang tua
tinggi. Meskipun hanya mendekati signifikansi, hubungan ini juga tampak
serupa untuk masalah perilaku yang dinilai oleh guru.
Critical review Jurnal yang berjudul Facial Motion recognition in Adopted Children ini
secara garis besar membahas tentang korelasi antara pengenalan emosi dari
anak yang diadopsi dengan anak yang tinggal dengan orang tua kandungnya
dan pengalaman terdahulu, serta pola asuh orang tua.
3
besar untuk salah melabeli wajah tidak marah sebagai marah). Lalu, anak-
anak yang mengalami pengalaman yang buruk akan menunjukkan bias yang
lebih besar terhadap emosi negatif. Penulis juga berhipotesis akurasi
diskriminasi rendah emosi negatif (kesedihan, ketakutan, dan kemarahan)
dan bias bermusuhan akan positif terkait dengan masalah emosional dan
perilaku. Akhirnya, penulis berhipotesis bahwa kehangatan yang
ditunjukkan oleh orang tua angkat akan dikaitkan dengan pengenalan emosi
yang lebih baik pada anak-anak mereka.
4
Namun, anak-anak yang diadopsi, jika dibandingkan dengan anak-anak
yang tidak diadopsi dan memiliki tingkat masalah perilaku yang serupa,
tampil secara signifikan lebih buruk dalam mengenali ekspresi wajah sedih
dan marah. Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa anak-anak yang
kurang akurat dalam mengenali ekspresi negatif (wajah marah dan takut)
cenderung memiliki lebih banyak masalah emosional dan perilaku menurut
penilaian dari orangtua dan guru.
5
Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa cara orang tua mengasuh
dengan kasih sayang bisa memiliki dampak baik pada kesejahteraan mental
anak-anak yang diadopsi. Ini juga menunjukkan bahwa cara orang tua yang
hangat dan penuh perhatian terhadap anak mereka berhubungan dengan
kemampuan mereka mengenali emosi. Jadi, mendukung cara pengasuhan
yang penuh perhatian adalah cara yang bagus untuk membantu anak-anak
yang diadopsi dalam mengenali emosi dan menjadi lebih baik dalam
bersosialisasi.
Jurnal ini memenuhi standar penulisan ilmiah yang baik dan memberikan
wawasan tentang bagaimana pengenalan emosi memengaruhi anak-anak
yang diadopsi. Dan diharapkan penelitian selanjutnya akan terus
mengeksplorasi topik ini untuk lebih memahami peran yang dimainkan oleh
pengenalan emosi dalam perkembangan anak-anak yang diadopsi.