You are on page 1of 42

ORTHOROMBIK

1
Sulis Rianny Hamnur, 2Khalif Muhammad Fathan
1
Praktikan, Laboratorium Mineralogi dan Kristalografi, Laboratorium Petrografi,
Departemen Teknik Geologi, Universitas Hasanuddin.
2
Asisten, Laboratorium Mineralogi dan Kristalografi, Laboratorium Petrografi,
Departemen Teknik Geologi, Universitas Hasanuddin.

ABSTRAK

Kristalografi merupakan ilmu pengetahuan kristal yang dikembangkan untuk mempelajari


pertumbuhan kristal, termasuk bentuk, struktur dalam dan sifat-sifat fisiknya. Dahulu,
Kristalografi merupakan bagian dari Mineralogi. Tetapi karena bentuk-bentuk kristal
cukup rumit dan bentuk tersebut merefleksikan susunan unsur-unsur penyusunnya dan
bersifat tetap untuk tiap mineral. Praktikum ini bermaksud untuk menenal dan memahami
sistem kristal yaitu Trigonal dan Hexagonal. Adapun metode yang percobaan pada
praktikum ini adalah tahap pendahuluan, tahap praktikum, tahap asistensi, dan tahap
pembuatan jurnal. Hasil yang didapatkan dari praktikum ini adalah 3 sumbu yaitu a, b,
dan c. Pada sistem kristal Orthorombik mempunyai sifat kristal a:b:c: adalah a ≠ b ≠ c, α
= β = γ = 90O. Bentuk kristal Trigonsl pada sampel 1 yaitu berbentuk piramid dengan
klas orthorombik dypiramidal; sampel 2 berbentuk dome dengan klas orthorombik
dypiramidal; untuk sistem trigonal sampel 3 bentuk dypiramid dengan klas orthorombik
dypiramidal; dan sampel 4 berbentuk prisma dengan klas kristal yaitu orthorombik
dypiramidal

Kata kunci : Orthorombik

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kristalografi merupakan terdiri dari unsur-unsur

ilmu yang mempelajari tentang tertentu,tetapi juga mempunyai

gambaran-gambaran dari kristal. bentuk tertentu yang disebut

Setiap jenis mineral tidak saja bentuk kristal.


Mineralogi adalah salah satu tetapi apabila tidak demikian

cabang ilmu geologi yang dikatakan bukan kristal. Mata

mempelajari tentang mineral, baik kuliah mineralogi dan kristalografi

dalam bentuk individu maupun mempelajari tentang penjajaran

dalam bentuk kesatuan, antaralain mineral-mineral penyusun yang

mempelajari tentang sifat-sifat terkandung dalam penelitian atau

fisik, sifat-sifat kimia, cara penerimaannya dengan mata

terdapatnya, cara terjadinya dan telanjang, tanpa menggunakan alat

kegunaannya. Minerologi terdiri bantu seperti mikroskop polarisasi.

dari kata mineral dan logos, dimana Oleh karena itu melalui praktikum

mengenai arti mineral mempunyai ini, praktikum ini bertujuan untuk

pengertian berlainan dan bahkan memberikan pemahaman kepada

dikacaukan dikalangan awam. praktikan mengenai sistem kristal,

Sering diartikan sebagai bahan pola-pola kristal dan hubungan

bukan organik (anorganik). antara parameter kristal dengan

Di alam jarang dijumpai sifat-sifat mineral. (Berhitu,2018)

mineral yang berbentuk kristal 1.2 Maksud dan Tujuan

ideal, kemungkinan dijumpa tidak Adapun maksud dan tujuan

dalam bentuk kristal akan tetapi tersendiri dalam melakukan

dinamakan kristal; sebab susunan praktikum ini ialah praktikan dapat

atomnya teratur. Apabila gambaran mendeskripsikan dan mengenali

tersebut teratur dan simetris maka sifat-sifat kristal. Adapun tujuan dari

mineral tersebut berbentuk kristal, praktikum ini yaitu :


1. Praktikan diharapkan bisa 3. Pensil Warna

menggambarkan sistem 4. ATK (Alat Tulis Kertas)

kristalografi yang dapat 5. Sampel peraga

membantu praktikan memahami 6. Busur 1800 dan busur 3600

klasifikasi mineral berdasarkan 7. Penggaris 30 cm

bentuk dan struktur kristalnya. 8. Clipboard

Sebagai contoh, beberapa mineral II. TINJAUN PUSTAKA

memiliki bentuk kristal yang khas 2.1 Pengertian Kristalografi dan

seperti kristal kubus dan kristal Mineralogi

prisma berlian. Kristal berasal dari bahasa

2. Untuk mengetahui cara Yunani yaitu Krustallos, terdiri atas

menggambarkan sistem kristal kruos yang artinya beku dan stellein

dan mendeskripsikan sistem yang artinya dingin. Jadi kristal

kristal Trigonal dan Hexagonal. mengacu pada kedua kata tersebut

3. Mengetahui penentuan klas kristal berarti membeku karena proses

sistem trigonal dan sistem pendinginan. Kristal juga sering

hexagonal disebut sebagai hablur / balur,

1.3 Alat dan Bahan mengacu pada sifat fisik yang

Adapun alat dan bahan yang menandainya, karena kristal bersifat

digunakan dalam praktikum ini ialah: hablur. Ilmu yang mempelajari tentang

1. LKP (Lembar deskripsi Proyeksi sistem penggambaran dan sifat simetri

Kubus, Stereografi) kristal biasanya juga disebut dengan

2. Pensil sebutan “KRISTALOGRAFI”.


Kristalografi sangat penting di dalam teratur, jumlah dan kedudukan bidang-

ilmu pembelajaran “MINERALOGI”, bidang kristalnya tertentu dan teratur.

karena mineral selalu memiliki bentuk Mineralogi adalah salah satu

kristal yang dikenal dengan sifat cabang ilmu geologi yang mempelajari

KRISTALIN. tentang mineral, baik dalam bentuk

Dalam the dictionarry of geology individu maupun dalam bentuk satu

(Berry, 1983), kristal adalah bahan kesatuan, antara lain mempelajari

padat yang secara kimia homogen sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara

dengan bentuk geometri tetap, sebagai terdapatnya, cara terjadinya proses

gambaran dari susunan atom yang mineral serta kegunaan dari mineral.

teratur, dibatasi oleh bidang banyak (Mulyaningsih,2018)

(polyhedron), dengan jumlah dan 2.2 Unsur-unsur Simetri Kristal

kedudukan bidang-bidang kristalnya Dalam penentuan klas-kls kristal

tertentu dan teratur. Mineral memiliki tergantung dari banyaknya unsur-

sifat selalu kristalin, karena mineral unsur simetri yang terkandung di

memiliki bentuk tertentu. Mineral dalamnya. Unsur-unsur simetri

didefinisikan sebagai suatu bahan tersebut meliputi:

padat, anorganik, terbentuk di alam 1. Bidang simetri

secara alamiah dan kristalin. Jadi, Bidang simetri adalah bidang

kristalin artinya tersusun atas bayangan yang dapat membelah

unsurunsur kimia yang homogen kristal menjadi dua bagian yang

dengan bentuk geometri tetap sebagai sama, dimana bagian yang satu

gambaran dari susunan atom yang merupakan pencerminan dari


yang lain. Bidang simetri ini terhadap pusat kristal pada garis

dapat dibedakan menjadi dua, bayangan tersebut. Atau dengan

yaitu bidang simetri aksial dan kata lain, kristal mempunyai

bidang simetri menengah. pusat simetri bila tiap bidang

2. Sumbu simetri muka kristal tersebut

Sumbu simetri adalah garis mempunyai pasangan dengan

bayangan yang dibuat kriteria bahwa bidang yang

menembus pusat kristal, dan bila berpasangan tersebut berjarak

kristal diputar dengan poros sama dari pusat kristal, dan

sumbu tersebut sejauh satu bidang yang satu merupakan

putaran penuh akan didapatkan hasil inversi melalui pusat kristal

beberapa kali kenampakan yang dari bidang pasangannya.

sama. (Gitasari,2013)

3. Pusat simetri 2.3 Sistem Kristal

Suatu kristal dikatakan Terbentuknya sebuah kristal

mempunyai pusat simetri bila yang mana setiap bagian merupakan

kita dapat membuat garis yang serba sama, bentuk tiga dimensi

bayangan tiap-tiap titik pada dari kristal dibentuk olehh bidang-

permukaan kristal menembus bidang datar yang terlihat dari luar dan

pusat Kristal dan akan bidang tersebut ditentukan oleh

menjumpai titik yang lain pada barisan atom-atom bagian dalam.

permukaan di sisi yang lain Semua kristal memperlihatkan

dengan jarak yang sama perbedaan sudut dari simetri dan juga
jumlah unsur-unsur simetrinya. dipengaruhi oleh perubahan

Terdapat 7 sistem kristal yaitu sistem suhu lingkungan.

kristal trigonal, sistem kristal

hexagonal, sistem kristal hexsagonal, 2. Fase gas ke padat (sublimasi)

sistem kristal trigonal, sistem kristal Kristal dibentuk langsung dari

orthorombik, sistem kristal monoklin uap tanpa melalui dan fase

dan sistem kristal triklin. Namun, yang cair.Bentuk kristal biasanya

akan di bahas disini hanyalah sistem berukuran kecil dan kadang-

kristal trigonal dan sistem kristal kadang berbentuk rangka

Trigonal.Bentuk kristal yang terdapat (skeletal form). Pada fase ini,

di bumi sangat banyak sekali kristal yang terbentuk adalah

ragamnya, dari bentuk yang paling hasil sublimasi gas-gas yang

sederhana sampai yang sangat rumit. memadat karena perubahan

2.3.1 Proses pembentukan kristal lingkungan. Umumnya gas-gas

1. Fase cair ke padat tersebut adalah hasil dari

Kristalisasi suatu lelehan atau aktifitas vulkanis atau dari

cairan sering terjadi pada skala gunung api dan membeku karena

luas dibawah kondisi alam adanya perubahan temperature.

maupun industri. Pada dan fase 3. Fase padat ke padat

ini cairan ataulelehan dasar Proses ini dapat terjadi pada

pembentuk kristal akan agregat kristal dibawah

membeku atau memadat dan pengaruh tekanan dan

membentuk kristal. Biasanya temperatur (deformasi). Yang


berubah adalah struktur

kristalnya, sedangkan susunan

unsur kimia tetap (rekristalisasi).

Fase ini hanya mengubah kristal

dalam
yang sudah terbentuk

sebelumnya karena terkena

tekanan dan temperatur yang pembentuka


n kristal.
berubah secara signifikan.

Sehingga kristal tersebut akan

berubah bentuk dan unsur-unsur Proses


yang di
fisiknya. Namun, komposisi dan

unsur kimianya tidak berubah

karena tidak adanya faktor lain alami oleh


suatu kristal
yang terlibat kecuali tekanan dan

temperatur

Pada kristal akan


ada mempengar
beberapa uhi sifat-
proses atau sifat dari
tahapan kristal
tersebut. fase
Proses ini pembentuka
juga n kristal
bergantung yang
pada bahan umumnya
dasar serta terjadi pada
kondisi pembentuka
lingkungan n kristal :
tempat 1.Fase cair
dimana ke padat :
kristal kristalisasi
tersebut suatu
terbentuk. lelehan atau
Berikut ini cairan
adalah fase- sering
terjadi pada atau
skala memadat
luas dan
dibawah membentuk
kondisi kristal.
alam Biasanya
maupun dipengaruhi
industri. oleh
Pada fase perubahan
ini cairan suhu
atau lelehan lingkungan.
dasar 2.Fase gas
pembentuk ke padat
kristal akan (sublimasi)
membeku : kristal
dibentuk rangka
langsung (skeletal
dari uap form). Pada
tanpa fase ini,
melalui kristal yang
fase cair. terbentuk
Bentuk adalah hasil
kristal sublimasi
biasanya gas-gas
berukuran yang
kecil dan memadat
kadang- karena
kadang perubahan
berbentuk lingkungan.
Umumnya
gas-gas 3.Fase
tersebut padat ke
adalah padat :
hasil dari proses ini
aktifitas dapat
vulkanis terjadi
atau dari pada
gunung api agregat
dan kristal
membeku dibawah
karena pengaruh
perubahan tekanan
temperature dan
. temperatur
(deformasi).
Yang terbentuk
berubah sebelumnya
adalah karena
struktur terkena
kristalnya, tekanan dan
sedangkan temperatur
susunan yang
unsur berubah
kimia tetap secara
(rekristalisa signifikan.
si). Fase Sehingga
ini hanya kristal
mengubah tersebut
kristal yang akan
sudah berubah
bentuk dan kecuali
unsur-unsur tekanan
fisiknya. dan
Namun, temperatur.
komposisi Pada kristal
dan unsur ada
kimianya beberapa
tidak proses atau
berubah tahapan
karena dalam
tidak pembentuka
adanya n kristal.
faktor lain Proses
yang yang di
terlibat alami oleh
suatu kristal tempat
akan dimana
mempengar kristal
uhi sifat- tersebut
sifat dari terbentuk.
kristal Berikut ini
tersebut. adalah fase-
Proses ini fase
juga pembentuka
bergantung n kristal
pada bahan yang
dasar serta umumnya
kondisi terjadi pada
lingkungan pembentuka
n kristal :
1.Fase cair Pada fase
ke padat : ini cairan
kristalisasi atau lelehan
suatu dasar
lelehan atau pembentuk
cairan kristal akan
sering membeku
terjadi pada atau
skala memadat
luas dan
dibawah membentuk
kondisi kristal.
alam Biasanya
maupun dipengaruhi
industri. oleh
perubahan biasanya
suhu berukuran
lingkungan. kecil dan
2.Fase gas kadang-
ke padat kadang
(sublimasi) berbentuk
: kristal rangka
dibentuk (skeletal
langsung form). Pada
dari uap fase ini,
tanpa kristal yang
melalui terbentuk
fase cair. adalah hasil
Bentuk sublimasi
kristal
gas-gas dan
yang membeku
memadat karena
karena perubahan
perubahan temperature
lingkungan. .
Umumnya 3.Fase
gas-gas padat ke
tersebut padat :
adalah proses ini
hasil dari dapat
aktifitas terjadi
vulkanis pada
atau dari agregat
gunung api
kristal kimia tetap
dibawah (rekristalisa
pengaruh si). Fase
tekanan ini hanya
dan mengubah
temperatur kristal yang
(deformasi). sudah
Yang terbentuk
berubah sebelumnya
adalah karena
struktur terkena
kristalnya, tekanan dan
sedangkan temperatur
susunan yang
unsur berubah
secara berubah
signifikan. karena
Sehingga tidak
kristal adanya
tersebut faktor lain
akan yang
berubah terlibat
bentuk dan kecuali
unsur-unsur tekanan
fisiknya. dan
Namun, temperatur.
komposisi Pada kristal
dan unsur ada
kimianya beberapa
tidak proses atau
tahapan juga
dalam bergantung
pembentuka pada bahan
n kristal. dasar serta
Proses kondisi
yang di lingkungan
alami oleh tempat
suatu kristal dimana
akan kristal
mempengar tersebut
uhi sifat- terbentuk.
sifat dari Berikut ini
kristal adalah fase-
tersebut. fase
Proses ini pembentuka
n kristal luas
yang dibawah
umumnya kondisi
terjadi pada alam
pembentuka maupun
n kristal : industri.
1.Fase cair Pada fase
ke padat : ini cairan
kristalisasi atau lelehan
suatu dasar
lelehan atau pembentuk
cairan kristal akan
sering membeku
terjadi pada atau
skala memadat
dan dari uap
membentuk tanpa
kristal. melalui
Biasanya fase cair.
dipengaruhi Bentuk
oleh kristal
perubahan biasanya
suhu berukuran
lingkungan. kecil dan
2.Fase gas kadang-
ke padat kadang
(sublimasi) berbentuk
: kristal rangka
dibentuk (skeletal
langsung form). Pada
fase ini, adalah
kristal yang hasil dari
terbentuk aktifitas
adalah hasil vulkanis
sublimasi atau dari
gas-gas gunung api
yang dan
memadat membeku
karena karena
perubahan perubahan
lingkungan. temperature
Umumnya .
gas-gas 3.Fase
tersebut padat ke
padat :
proses ini adalah
dapat struktur
terjadi kristalnya,
pada sedangkan
agregat susunan
kristal unsur
dibawah kimia tetap
pengaruh (rekristalisa
tekanan si). Fase
dan ini hanya
temperatur mengubah
(deformasi). kristal yang
Yang sudah
berubah terbentuk
sebelumnya
karena fisiknya.
terkena Namun,
tekanan dan komposisi
temperatur dan unsur
yang kimianya
berubah tidak
secara berubah
signifikan. karena
Sehingga tidak
kristal adanya
tersebut faktor lain
akan yang
berubah terlibat
bentuk dan kecuali
unsur-unsur
tekanan akan
dan mempengar
temperatur. uhi sifat-
Pada kristal sifat dari
ada kristal
beberapa tersebut.
proses atau Proses ini
tahapan juga
dalam bergantung
pembentuka pada bahan
n kristal. dasar serta
Proses kondisi
yang di lingkungan
alami oleh tempat
suatu kristal dimana
kristal kristalisasi
tersebut suatu
terbentuk. lelehan atau
Berikut ini cairan
adalah fase- sering
fase terjadi pada
pembentuka skala
n kristal luas
yang dibawah
umumnya kondisi
terjadi pada alam
pembentuka maupun
n kristal : industri.
1.Fase cair Pada fase
ke padat : ini cairan
atau lelehan suhu
dasar lingkungan.
pembentuk 2.Fase gas
kristal akan ke padat
membeku (sublimasi)
atau : kristal
memadat dibentuk
dan langsung
membentuk dari uap
kristal. tanpa
Biasanya melalui
dipengaruhi fase cair.
oleh Bentuk
perubahan kristal
biasanya
berukuran memadat
kecil dan karena
kadang- perubahan
kadang lingkungan.
berbentuk Umumnya
rangka gas-gas
(skeletal tersebut
form). Pada adalah
fase ini, hasil dari
kristal yang aktifitas
terbentuk vulkanis
adalah hasil atau dari
sublimasi gunung api
gas-gas dan
yang
membeku pengaruh
karena tekanan
perubahan dan
temperature temperatur
. (deformasi).
3.Fase Yang
padat ke berubah
padat : adalah
proses ini struktur
dapat kristalnya,
terjadi sedangkan
pada susunan
agregat unsur
kristal kimia tetap
dibawah (rekristalisa
si). Fase Sehingga
ini hanya kristal
mengubah tersebut
kristal yang akan
sudah berubah
terbentuk bentuk dan
sebelumnya unsur-unsur
karena fisiknya.
terkena Namun,
tekanan dan komposisi
temperatur dan unsur
yang kimianya
berubah tidak
secara berubah
signifikan. karena
ortorombik memiliki 3 (tiga) kelas
tidak kristal, yaitu :

adanya Gambar 2.1 Bentuk dan penggambaran


sistem orthorombik

faktor lain 1) Orthorombik Piramidal

a. Termasuk ke dalam kelas ke-20,

yang dengan sifat simetri kristal

terlibat adalah: 2mm (mm2) atau dengan

notasi 1A2, 2m yang artinya

kecuali kelas ini memiliki sifat simetri

tekanan satu sumbu putar 2 dan 2 bidang

kristal yang tegak lurus bidang

dan refleksi (cermin).

temperatur. b. Sumbu a, b dan c tidak sama

panjang, sumbu c bisa lebih


2.3.2 Sistem Orthorombik

Sistem kristal ortorombik panjang atau lebih pendek dari

memiliki 3 sumbu utama, yang sumbu yang lain, dengan sudut α

masing-masing sumbu saling tegak = β = γ = 90o

lurus, dan semua sumbunya tidak c. Bentuk umum yang dijumpai

sama panjang karena ketiga sumbunya adalah piramidal belah ketupat.

tidak sama panjang, maka kita sebut d. Contoh mineral yang umum

saja sumbu a ≠ sumbu b ≠ sumbu c, dijumpai adalah hemimorfit.

dengan α = β = γ = 90 o. Sistem kristal 2) Orthorombik Disphenoidal


a. Memiliki sifat simetri kristal 222 3 bidang cermin. Bidang kristal

(3A2) yang artinya kelas ini dipiramidal terdiri atas 4 bidang

memiliki sifat simetri 3 kali muka yang menyusun bagian

sumbu putar dua dan tidak atas kristal dan 4 bidang muka

memiliki bidang refleksi. yang menyusun bagian bawah

b. Sumbu a, b dan c tidak sama kristal, masingmasing bidang

panjang, sumbu c bisa lebih kristal saling berpotongan pada

panjang atau lebih pendek dari ujung bawah dan atasnya dengan

sumbu yang lain, dengan sudut α bidang refleksi horisontal atau

= β = γ = 90o dengan 2 sumbu rotasi

c. Bentuk umum yang dijumpai horisontal.

adalah disphenoid dengan b. Sumbu a, b dan c tidak sama

masing-masing 2 bidang kristal panjang, sumbu c bisa lebih

di bagian bawah dan di bagian panjang atau lebih pendek dari

atas, dan masing-masing sumbu yang lain, dengan sudut α

membentuk sudut 90o. = β = γ = 90o

d. Contoh mineralnya adalah c. Bentuk umum yang dijumpai

epsomit adalah dipiramidal.

3) Orthorombik Dipiramidal d. Contoh mineral yang umum

a. Memiliki sifat simetri kristal dijumpai adalah andalusit,

2/m, 2/m, 2/m atau 3A, 2, 3m, antofilit, aragonit, barit,

yang terdiri atas 3 sumbu putar kordierit, olivin, sillimanit,

dua, saling tegak lurus terhadap stibnit, belerang, dan topaz.


Adapun cara menentukan klas Menerangkan nilai sumbu c

simetri dai sistem kristal trigonal dan dan ada atau tidaknya

sistem kristal orthorombik : bidang simetri yang tegak

a) Herman Manguin lurus terhadap sumbu a

Pada sistem ini biasanya tersebut.

terdpat tiga bagian

i. Bagian 1

Menerangkan nilai sumbu a b) Schoenflies

dan ada atau tidaknya i. Dipandang nilai dari sumbu

bidang simetri yang tegak yang tegak lurus dengan sumbu

lurus terhadap sumbu a c, maka ada dua kemungkinan

tersebut. yaitu bernilai 2 atau tidak

ii. Bagian 2 bernilai. Kalau sumbu c

Menerangkan nilai sumbu b bernilai 2, termasuk klas D

dan ada atau tidaknya ( Diedrick ). Kalau sumbu

bidang simetri yang tegak tersebut tidak bernilai termasuk

lurus terhadap sumbu a klas C

tersebut. ( Cyclick ).

iii. Bagian 3 ii. Ke kanan agak ke bawah notasi

D atau C dituliskan nilai sumbu

c nya.

iii. Dipandang bidang simetrinya:

Kalau mempunyai :
- Bidang simetri horizontal, pemaparan materi yang

bidang simetri vertical dan diberikan kepada praktikan

bidang simetri diagonal sebelum memulai

maka dinotasikan dengan h praktikum,pengerjaan tugas

- Bidang simetri horizontal pendahuluan yang diberikan

dan bidang simetri vertical oleh pembawa acara kepada

maka dinotasikan dengan h praktikan, pembuatan

- Bidang simetri vertical dan proyeksi,mengikuti responsi

bidang simetri diagonal umum, serta pengecekan alat.

maka dinotasikan dengan

v 2. Tahap praktikum

- Bidang simetri diagonal saja Pada tahap ini diadakan proses

maka bernilai d. pengambilan data dengan cara

III. METODE PRAKTIKUM menggambarkan dan

Pada praktikum kali ini, kita mendeskripsikan kristal tersebut

menggunakan empat sampel peraga dari sifat kristal, cara

dalam pelaksanaan praktikum. penggambaran, elemen kristal,

Tahapan yang harus diperhatikan nilai kristal menurut herman

dalm pelaksanaan praktikum kali ini manguin dan schonfiles, bentuk

: kristal dan kelas kristal.

1. Tahap pendahuluan 3. Tahap Asistensi

Tahap ini dimulai dengan Pada tahap ini praktikan

mengikuti asistensi acara, yaitu melakukan asistensi kepada


asisten laboratorium yang telah Gambar 3.1 Diagram alir

ditunjuk untuk mengolah data- IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

data yang diperoleh dari hasil Adapun hasil yang diperoleh dari

pengamatan dan tahap praktikum kristalografi dan

pengambilan data yang akan mineralogi:

dibuatkan dalam bentuk jurnal

berdasarkan hasil praktikum

yang telah dilalui, serta 4.1 Sampel 1

melakukan revisi jurnal jika Pada sampel pertama yaitu sistem

terjadi kesalahan. kristal orthorombik dengan nomor

4. Tahap pembuatan jurnal peraga Mono 9 yang termasuk

Pada tahap ini peyusunan jurnal kedalam sistem kristal

dapat dikatakan benar dan orthorombik yang memiliki sifat

mendapatkan tanda ACC oleh kristal a ≠ b ≠ c, α = β = γ = 90O.

asistens laboratorium, dicetak Pada sampel ini memiliki elemen

kemudian dikumpulkan untuk kristal 3A2, 3PC. Dan memiliki

dinilai nilai Herman Maungin yaitu 2/m,

2/m, 2/m dengan nilai Schonflies


Asistensi acara
Tahap Pengerjaan tugas
adalah D2h. Termasuk klas kristal
pendahuluan
Pendahuluan
Responsi umum
orthorombik dypiramidal dengan
Pengecekan alat

Pengambilan sampel bentuk kristal piramid.


Tahap
Pendeskripsian sampel
Praktikum
Pembuatan laporan
sementara

Pengolahan data
Tahap
Asistensi Asistensi jurnal
Revisi jurnal

Mencetak jurnal

Tahap pembuatan Pengumpulan jurnal


jurnal
Penilaian
(1) (2) (3) kristal 3A2, 3PC. Dan memiliki
Gambar 4.1 (1) Gambar sampel 1
(2) Foto sampel 1 nilai Herman Maungin yaitu 2/m,
(3) Foto sampel 1
2/m, 2/m dengan nilai Schonflies
1,-1,1 -1,1,1
adalah D2h. Termasuk klas kristal
1,-1,- 1 1,1,1
orthorombik dypiramidal dengan

bentuk kristal Dome.


4.2 Sampel 2

Pada sampel kedua yaitu sistem

kristal orthorombik dengan nomor

peraga Mono 7 yang termasuk

kedalam sistem kristal (1) (2) (3)

orthorombik yang memiliki sifat Gambar 4.2 (1) Gambar sampel 2


(2) Foto sampel 2
kristal a ≠ b ≠ c, α = β = γ = 90O. (3) Foto sampel 2

Pada sampel ini memiliki elemen 1,-1,1 -1,1,1


1,-1,0 1,1,0
1,-1,-1 1,1,-1

4.3 Sampel 3

Pada sampel ketiga yaitu sistem

kristal orthorombik dengan nomor

peraga Mono 1 yang termasuk

kedalam sistem kristal

orthorombik yang memiliki sifat

kristal a ≠ b ≠ c, α = β = γ = 90O.
Pada sampel ini memiliki elemen nilai Herman Maungin yaitu 2/m,

kristal 3A2, 3PC. Dan memiliki 2/m, 2/m dengan nilai Schonflies

nilai Herman Maungin yaitu 2/m, adalah D4h. Termasuk klas kristal

2/m, 2/m dengan nilai Schonflies orthorombik dypiramidal dengan

adalah D2h. Termasuk klas kristal bentuk kristal Prisma.

orthorombik dypiramidal dengan (1) (2) (3)

bentuk kristal dypiramidal. Gambar 4.4 (1) Gambar sampel 4


(2) Foto sampel 4
(1) (2) (3) (3) Foto sampel 4

Gambar 4.3 (1) Gambar sampel 3 1,0,1 1,1,0


(2) Foto sampel 3 -1,1,1 -1,1-1
(3) Foto sampel 3
1,-1,0 1,0,-1
1,1,1 -1,1,1 1,0,0
V. KESIMPULAN
1,-1,1 -1,1,0
1,-1,0 -1,1,-1 Adapun kesimpulan dari hasil
1,-1,0 1,1,-1 praktikum kali ini :
4.4 Sampel 4 1. Pada sistem orthorombik yang
Pada sampel keempat yaitu mempunyai 3 sumbu kristal yang
sistem kristal orthorombik dengan saling tegak lurus dengan yang
nomor peraga Mono 2 yang lainnya. Ketiga sumbu tersebut
termasuk kedalam sistem kristal mempunyai panjang yang berbeda
orthorombik yang memiliki sifat Pada kondisi sebenarnya, pada
kristal a ≠ b ≠ c, α = β = γ = 90O. sistem kristal orthorombik yang
Pada sampel ini memiliki elemen memiliki perbandingan sumbu
kristal 3A2, 3PC. Dan memiliki (axial ratio) a ≠ b ≠ c , yang

artinya panjang sumbu-sumbunya


tidak ada yang sama panjang atau Schoenfliesnya yaitu D2h. Dan

berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki elemen kristal 3A2, 3PC.

memiliki sudut kristalografi α = β Pada sampel 2 dimana nilai kristal

= γ = 90O .Hal ini berarti, pada Herman Maunginnya yaitu : 2/m,

sistem ini, ketiga sudutnya saling 2/m, 2/m dengan nilai

tegak lurus (90O). Schoenfliesnya yaitu D4h. Dan

2. dari praktikum dalam menentukan memiliki elemen kristal 3A2, 3PC.

nilai dan elemen kristal dapat 3. Teakhir untuk menentukan kelas

ditentukan dengan bantuan dan bentuk, dapat ditentukan

proyeksi streografis. Seperti hasil menggunakan nilai kristal dan

pada sampel 1 dimana nilai kristal elemen kristal yang sudah

Herman Maunginnya yaitu : 2/m, didapatkan sebelumnya. Pada

2/m, 2/m dengan nilai sampel pertama memiliki kelas

Schoenfliesnya yaitu D2h. Dan kristal orthorombik dypiramidal

memiliki elemen kristal 3A2, 3PC. dengan bentuk kristal Prisma.

Pada sampel 2 dimana nilai kristal Pada sampel kedua memiliki kelas

Herman Maunginnya yaitu : 2/m, kristal orthorombik dypiramidal

2/m, 2/m dengan nilai dengan bentuk kristal Dome. Pada

Schoenfliesnya yaitu D2h. Dan sampel ketiga memiliki kelas

memiliki elemen kristal 3A2, 3PC. kristal orthorombik dypiramidal

Pada sampel 3 dimana nilai kristal dengan bentuk kristal

Herman Maunginnya yaitu : 2/m, dypiramidal. Dan yang terakhir

2/m, 2/m dengan nilai yaitu sampel keempat yang


termasuk kedalam kelas kristal Kristalografi dan mineralogi

orthorombik dypiramidal dengan edisi 1 : Institut Sains dan

bentuk kristal yaitu Prisma. Teknologi AKPRIND

VI. DAFTAR PUSTAKA Yongyakarta.

Sands, Donald E. (1969).

Introduction to

Crystalography. New York :

University of Kentucky

Deasy Gitasari (2013)

Laporan Kristalografi :

Universitas Diponegoro

Darrel Henry, Barbara Dutrow

(2021).

Tourmaline crystallography,

crystal chemistry and

nomenclature current status.

Reza Tambang (2014)

Laporan Kristalografi dan

Mineralogi : Insitut Teknologi

Aditama Surabaya.

Sri Mulyaningsih (2018)

You might also like