You are on page 1of 28

KURIKULUM DARURAT

TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN


MADRASAH TSANAWIYAH DARUR ROJA
Tahun Pelajaran 2020/2021

DISUSUN
DALAM RANGKA MEMPERSIAPKAN SISTEM DAN STRATEGI
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SELAMA MASA NEW NORMAL (AKB)
PASCA PANDEMI COVID_19
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-
Nya, MTs Darur Roja telah dapat menyusun Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Darur Roja
untuk Tahun Pelajaran 2020/2021.

Penyusunan Kurikulum merupakan salah satu upaya mengimplementasi penegembangan


kurikulum yang telah disusun oleh pemerintah dalam hal ini BSNP, Pussat Pengembangan
Kurikulum Kemendikbud, dan kemenag Republik Indonesia, menjadi kegiatan pembelajaran
yang operasional, siap dilaksanakan oleh sekolah, sesuai dengan karakteristik daerah, dan
berorientasi pada kebutuhan peserta didik.

Kurikulum MTs Darur Roja disusun tahun pelajaran 2020/2021 mengacu pada kurikulum
tahun 2013, untuk dapat dilaksanakan pada tahun pelajaran 2020/2021. Namun demikian,
kami menyadari bahwa kurikulum ini masih belum sempurna. Penyempurnaan secara
berkelanjutan akan terus dilakukan seiring dengan kesiapan pemerintah dalam
mengimplementasikan kurikulum 2013 baik substansinya maupun perangkat pendukung
lainnya.

Dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) MTs Darur Roja untuk tahun
pelajaran 2020/2021 ini dirancang dalam 2 (dua) model Kurikulum, yakni Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan reguler sebagaimana berjalan selama ini, dan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan Darurat yang kemudian disebut Kurikulum Darurat.

Kurikulum Darurat adalah kurikulum tingkat satuan pendidikan yang disusun dan
dilaksanakan oleh satuan pendidikan pada masa darurat dengan memperhatikan rambu-
rambu ketentuan yang berlaku serta kondisi keterbatasan masing-masing satuan pendidikan
di masa darurat akibat pandemi covid_19. Penyusunan Kurikulum darurat ini mengacu pada
SK Dirjen Pendidikan islam Nomor 2791 Tahun 2020 tentang Panduan Kurikulum Darurat
pada Madrasah.

Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh komponen dan
stakeholder yang ada di MTs Darur Roja atas kontribusinya yang telah meluangkan waktu
dan tenaganya untuk menyusun dokumen kurikulum satuan pendidikan ini. Semoga Allah
SWT senantiasa memberikan petunjuk terhadap segala upaya yang kita lakukan demi untuk
peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.

Depok, 01 Juli 2020


Kepala MTs Darur Roja,

Ahmad Zaini, S. Pd. I


NIP
KURIKULUM DARURAT
TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
MADRASAH TSANAWIYAH DARUR ROJA
Tahun Pelajaran 2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENYUSUNAN KURIKULUM DARURAT


Pendemi covid_19 yang melanda dunia, ikut mempengaruhi berbagai aspek kehidupan,
termasuk bidang pendidikan. Saat ini seluruh wilayah Negara Kesatuan republik
Indonesia pun terdampak penyebaran covid_19. Sporadisnya penyebaran covid_19
melahirkan kondisi darurat yang seecara resmi kondisi ini dinyatakan oleh pemerintah.

Dalam kondisi darurat, kegiatan pembelajaran tidak bisa berjalan secara normal, dan hal
ini sudah dialami sejak Maret 2020, di mana kegiatan pemebelajaran dilaksanakan dari
rumah sebagaimana juga kegiatan-kagiatan lainnya. Pembatasan sosial berskala besar
(PSBB) pun masih terus berlanjut hingga dokumen ini disusun, dan akan terus berlanjut
untuk beberapa waktu ke depan.

Terkait dengan dunia pendidikan, para peserta didik tetap harus mendapatkan layanan
pendidikan dan pembelajaran. Dan layanan pendidikan tersebut tentunya harus
disesuaikan dengan kondisi yang terjadi, oleh karena itu, lembaga pendidikan termasuk
di dalamnya MTs Darur Roja harus menyusun strategi dan mengolah kreatifitas sesuai
kondisi madrasah, guru, siswa, dan orang tua siswa.

Di antara cara yang sudah berjalan terkait kondisi darurat ini adalah menyelenggarakan
pembelajaran jarak jauh dengan sistem daring menggunakan berbagai media yang ada.
Dari evaluasi pelaksanaan kegiatan jarak jauh yang sudah berjalan 4 bulan terakhir ini,
ditemukan sejumlah kendala teknis. Beberapa kendalanya adalah keterbatasan SDM,
keterbatasan sarana, kesulitan akses daring, dan beberapa kendala lainnya.

Kendala pembelajaran daring dan ketidakbiasaan sistem pembelajaran ini, juga ikut
mempengaruhi efisiensi pelaksanaan dan efektifitas serta kualitas capaian hasil
pembelajaran bila dibandingkan dengan kegiatan pembelajaran noral seperti biasanya.
Oleh karena itu implementasi kurikulum darurat harus dirancang sedmikian rupa mulai
dari perencanaan, pelaksanaan, hingga tahap akhir penilaian pembelajaran, agar kegiatan
pembelajaran darurat dapat berjalan efektif dan efisien.

Madrasah Tsanawiyah Darur Roja sebagai bagian dari lembaga pendidikan tentunya
perlu menyikapi kondisi darurat ini dengan strategi yang dimungkinkan dapat efektif dan
efisien bagi penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakannya. Ada beberapa catatan
penting dalam kaitan pembelajaran darurat ini, antara lain penekanan pada pendidikan
karakter, akhlak, ubudiyah, kemandirian, kreatifitas, serta terwujudnya pembelajaran
yang bermakna, inspiratif, menyenaangkan, dan tidak sekedar memenuhi tuntutan
kompetensi pada kurikulum.

Agar kegiatan pembelajaran di MTs Darur Roja dapat berjalan optimal, maka perlu
disusun Kurikulum Darurat MTs Darur Roja, sebagai acuan bagi stakeholder dalam
penyelenggaraan pemdidikan dan pembelajaran pada masa darurat ini.

B. LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN KURIKULUM DARURAT

1. Landasan Filosofis

Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik


yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran,
posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat
dan lingkungan alam di sekitarnya.

Kurikulum 2013 di Madrasah dikembangkan dengan landasan filosofis yang


memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia
Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.

Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara
spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang
berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan
filosofi sebagai berikut.

a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa


masa kini dan masa mendatang.

Pandangan ini menjadikan Kurikulum dikembangkan berdasarkan budaya bangsa


Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan
untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.
Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi
kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah
rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa.
Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama
suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan
peserta didik, Kurikulum mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan
kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan
bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap
mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang
yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.

b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif.

Menurut pandangan filosofi ini, prestasi anak bangsa di berbagai bidang kehidupan
di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk
dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi
kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan
makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya
berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat
kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan
kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013
memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa
bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam
interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.

c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan


kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu.
Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran
adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum
memiliki nama mata pelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan
akademik.

d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih
baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan
berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social
reconstructivism).

Dengan filosofi ini, Kurikulum bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta


didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial
di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih
baik.

Dengan demikian, Pengembangan Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Darur Roja ini


juga menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam mengembangkan kehidupan
individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan
berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan
diperlukan masyarakat, bangsa dan umat manusia.

2. Landasan Teoritis

Kurikulum dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-based


education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum).
Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas
minimal warga negara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar
seluasluasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap,
berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.

Pengembangan Dokumen Kutirkulum ini mengacu pada Kurikulum 2013 yang


menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk
proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di madrasah, kelas, dan
masyarakat.

(2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar
belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar
langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil
belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.

3. Landasan Yuridis
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor
71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410); dan
peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2015 tentang perubahan kedua atas
peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan
(lembar negara Republik Indonesia tahun 2015 Nomor 45, taambahan lembaran
negara Republik Indonesia Nomor 5670)
3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 141);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
No. 23 tambahan Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 5105)
sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 66 Tahun 2010 (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2010 Nomor 112, tambahan Lembaran Negara
republik Indonesia Nomor 5157).
5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan
Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon
I Kementerian Negara, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian Pendidikan;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang
Kompetensi inti dan Komperensi Dasar Pada Kurikulum 2013 dan
permendikbud No. 37 Tahun 2018 Tentang Perubahan atas Permendikbud No.
24 Tahun 2016 tentang Kompetensi isi dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada
Kurikulum 2013 Pada Pendidikan dasar dan pendidikan Menengah.
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81 A Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum Sekolah /Madrasah
13. Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Madrasah dan Permenag Nomor 66 tahun 2016 tentang Perubahan
Kedua atas Permenag Nomor 90 tahun 2013.
14. Keputusan Menteri Agama (KMA) No. 165 Tahun 2014 tentang Kurikulum
Mata Pelajaran Pendidikan agama Islam dan Bahasa Arab pada Madrasah
15. Keputusan Menteri Agama (KMA) No. 183 Tahun 2019 tentang Pedoman
Kurikulum Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah
16. Keputusan Menteri Agama (KMA) No. 184 Tahun 2019 tentang Pedoman
Implementasi Kurikulum pada Madrasah
17. Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan islam Nomor 2791 Tahun 2020
tentang Panduan kurikulum Darurat Pada Madrasah
18. Pergub Jawa barat no. tahun….Tentang mata pelajaran Mulok Bahasa daerah
19. Keputusan Kepala MTs Darur Roja tahun 2020 tentang Tim Pengembang
Kurikulum Madrasah tsanawiyah Darur Roja tahun Pelajaran 2020/2021

C. TUJUAN PENYUSUNAN KURIKULUM DARURAT


Tujuan Penyusunan Dokumen Kurikulum Darurat ini adalah sebagai acuan teknis dan
strategis bagi penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di MTs Darur Roja Tahun
Pelajaran 2020/2021 di masa pemberlakuaan Darurat covid-19.

D. SASARAN PENGGUNA KURIKULUM DARURAT MTS AN-NUR


Pengguna Kurikulum Darurat MTs Darur Roja Tahun Pelajaran 2020/2021 adalah
sebagai berikut :
1. Pendidik
2. Kepala Madrasah
3. Siswa
4. Orang Tua siswa
5. Pemangku Kepentingan Lainnya atau Stakeholder.

BAB II

PENGERTIAN DAN KONSEP KURIKULUM DARURAT

Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36


mengamanatkan agar kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan disusun dan
dikembangkan (a) dengan prinsip diverifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah, dan peserta didik, (b) sesuai dengan jenjang pendidikan, dan (c) dalam rangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berdasarkan hal di atas, maka kurikulum untuk tingkat satuan pendidikan disusun dan
dikembangkan oleh satuan pendidikan dalam bentuk kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP), sehingga kurikulum benar-benar menerapkan manajemen berbasis
sekolah/madrasah terutama pada masa darurat.

A. PENGERTIAN
1. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pembelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
2. Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan
3. Kurikulum darurat adalah kurikulum tingkat satuan pendidikan yang disusun dan
dilaksanakan oleh satuan pendidikan pada masa darurat dengan memperhatikan
rambu-rambu ketentuan yang berlaku serta kondisi keterbatasan masing-masing
satuan pendidikan di masa darurat. Masa darurat yang dimaksud adalah berdasarkan
pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah

B. KONSEP KURIKULUM DARURAT


1. Kurikulum Darurat adalah kurikulum yang disusun dan dilaksanakan oleh satuan
pendidikan pada masa darurat. Oleh karena itu semua aspek yang berkenaan dengan
perencanaan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian hasil belajar
disesuaikan dengan kondisi darurat yang terdapat dan dirasakan oleh satuan
pendidikan madrasah. Oleh karena itu implementasi kurikulum darurat bisa berbeda-
beda sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing.
2. Dalam penyusunan Kurikulum Darurat, satuan pendidikan dapat melakukan
modifikasi dan inovasi dalam bentuk struktur kurikulum, beban belajar, strategi
pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan lain sebagainya. Misalnya dalam satu hari
pembelajaran hanya ada dua atau tiga mata pelajaran yang diajarkan, terutama pada
mata pelajaran utama, peminatan, dan sebagainya.
3. Pada masa darurat, seluruh siswa harus tetap mendapatkan layanan pendidikan dan
pembelajaran dari madrasah. Kegiatan pembelajaran tidak hanya mengandalkan tatap
muka antara siswa dan guru, tetapi siswa dapat melakukan belajar dari rumah (TFH)
dengan bimbingan dan pemantauan bersama antara guru dan orang tua siswa.
4. Belajar daari rumah tidak harus memenuhi tuntutan kompetensi (KI-KD) pada
kurikulum, tetapi lebih ditekankan pada pengembangan karakter, akhlak mulia,
kreatifitas, kemandirian, dan kesalehan sosial lainnya
5. Kurikulum darurat hanya diterapkan pada masa darurat. Bila kondisi sudah normal,
maka kegiatan pembelajaran harus kembali dilaksanakan secara normal seperti
biasanya.
BAB III

PEMBELAJARAN PADA MASA DARURAT

A. STRUKTUR KURIKULUM
Kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran darurat adalah kurikulum 2013,
termasuk struktur kurikulumnya. Namun dalam implementasinya dilakukan
penyesuaian-penyesuaian, baik dari sisi alokasi JTM tiap mata pelajaran per minggu,
maupun target pencapaian kurikulum pada aspek KI dan KD nya.

Implementasi pelaksanaan kurikulum dari aspek struktur kurikulum juga menyesuaikan


antara pelaksanaan pembelajaran dengan sistem daring (kelas virtual), maupun sistem
Luring (kelas nyata).

Jika dalam pelaksanaan pembelajaran masa darurat, terdapat kompetensi yang belum
terselesaikan berdasarkan target capaian standar isi kurikulum, maka hal tersebut dapat
dijadikan sebagai acuan untuk bisa diselesaikan pada masa pembelajaran berikutnya
pada semester yang akan datang.

B. SISTEM PEMBELAJARAN PADA MASA DARURAT


Sistem pembelajaran yang digunakan dalam implementasi kurikulum darurat ini meliputi
2 (dua) hal, yaitu sistem pembelajaran daring (online) atau biasa disebut Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ) dan sistem pembelajaran Luring (luar daring).
a. Sistem Pembelajaran Daring/Online
Sistem pembelajaran daring atau online dilaksanakan dengan memanfaatkan
beberapa fasilitas online yang saat ini memungkinkan untuk dipergunakan sebagai
alat pembelajaran daring.

Berikut ini adalah beberapa fasilitas yang disa dimanfaatkan untuk pembelajaran
daring, yaitu :
1) Web khusus seperti e_learning yang direkomendasikan oleh Kementerian Agama
Republik Indonesia, atau web-web pihak ketiga yang menawarkan fasilitas
pembelajaran online
2) Aplikasi Zoom yang akhir-akhir ini marak dipergunakan baik oleh instansi
pendidikan maupun instansi lain di luar dunia pendidikan
3) Webinar yakni sistem pembelajaran online yang bersifat konferens
4) Google Classroom
5) Youtube, dimana siswa diarahkan untuk melihat video-video pembelajaran yang
terdapat di dalam konten you tube yang telah dilakukan proses pemilihan
kontennya oleh guru mata pelajaran atau memang sengaja dibuat oleh guru mata
pelajaran melalui media youtube
6) Facebook, instagram, telegram, dan line yang didesain sebagai group khusus
pembelajaran dan dapat diikuti oleh siswa secara terjadwal
7) Whats App.

Dari fasilitas-fasilitas yang telah disebutkan di atas, semua dapat dimanfaatkan oleh
guru mata pelajaran untuk dioptimalkan sebagai sarana pembelajaran jarak jauh (PJJ)
online

Memperhatikan bahwa di antara fasilitas tersebut, Whats App saat ini merupakan
media sosial yang paling direkomendasikan, karena aplikasi ini hampir dimiliki oleh
setiappengguna andorid. Maka aplikasi ini menjadi media sosial yang paling
memungkinkan untuk dijadikan sebagai fasilitas pembelajaran online/daring.

Ada beberapa pertimbangan lain terkait aplikasi Whats App ini selain hampir
dimiliki oleh setiap pengguna andorid, aplikasi ini juga :
 Bisa digunakan di tablet dan laptop
 Biaya paket kuota internetnya tergolong murah
 Di dalamnya bisa dilakukan interaksi timbal balik antara guru dan siswa
 Kemudahan dalam penggunaannya mengingat guru, siswa, dan orang tua sudah
tidak asing dengan aplikasi ini.

Sistem pembelajaran berbasis daring ini membutuhkan keterlibatan aktif dan kerja
sama yang baik antara guru, orang tua siswa, dan siswa sendiri. Oleh karena itu,
sebelum pelaksanaan pembelajaran sistem daring diberlakukan, pihak sekolah harus
terlebih dahulu berkoordinasi dengan orang tua siswa untuk membangun kerja sama
yang efektif ini.

b. Sistem Pembelajaran Luring (offline)


Yang dimaksud dengan siste pembelajaran luring atau offline di sini adalah sistem
pembelajaran yang melibatkan siswa dalam pemenuhan kegiatan pembelajaran tanpa
menggunakan fasilitas online. Bentuknya bisa dilaksanakan dalam bentuk tatap muka
antara guru dengan siswa, maupun dalam bentuk pemberian tugas-tugas
pembelajaran yang harus diselesaikan oleh siswa dalam bentuk offline.

Dengan demikian, setidaknya ada beberapa jenis mekanisme penerapan pembelajaran


luring yang bisa digunakan, yaitu :
1) Pembelajaran klasikal dengan sistem shift di sekolah
2) Pembelajaran sistem kelompok belajar siswa yang di dampingi oleh guru
3) Pembelajaran tatap muka melalui sistem home visit oleh guru mata pelajaran
kepada siswa
4) Pembelajaran dengan sistem pemberian tugas kerja siswa

Pembelajaran daring dan pembelajaran luring, keduanya dapat dilaksanakan dalam


pemberlakuan pembelajaran darurat. Hal ini berawal dari pengalaman pembelajaran
daring yang terjadi pada masa PSBB (pembatasan sosial berskala besar) bulan Maret
s.d. Juni 2020, dimana masih ditemukan kendala teknis seperti, ada siswa yang tidak
memiliki android, pengontrolan dari orang tua siswa yang kurang maksimal sehingga
siswa masih banyak siswa yang tidak mengikuti kegiatan pembelajaran online sesuai
waktu yang telah ditentukan, serta kurangnya efisiensi waktu dan kurang
maksimalnya pencapaian target pembelajaran.

Langkah awal yang harus dilakukan untuk menerapkan sistem pembelajaran daring
dan luring ini adalah :
1) Mengidentifikasi kepemilikan andorid oleh siswa
2) Berkoordinasi dengan orang tua siswa tentang mekanisme pembelajaran daring
3) Membuat group-group pembelajaran online berbasis klasikal maupun mapel
4) Memastikan adanya kuota internet yang memadai untuk selalu dalam keadaan
online dan siap dilakukan pembelajaran online
5) Merancang mekanisme pengontrolan tingkat partisipasi siswa dalam
pembelajaran online oleh guru maupun oleh operator yang ditugaskan secara
khusus, seperti absensi online atau lainnya.
Berikut ini dapat dirumuskan beberapa hal terkait dengan pembelajaran masa darurat
sebagaimana tertera dalam SK Dirjen Pendis No. 2791 tahun 2020 tentang panduan
Kurikulum darurat Pada Madrasah :
1. Kegiatan Pembelajaran Madrasah pada masa darurat tetap berpedoman pada
Kalender Pendidikan Madrasah Tahun Pelajaran berjalan.yang ditetapkan oleh
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian agama republik Indonesia dalam
SK Dirjen Pendidikan Islam Nomor 2491 tahun 2020 tentang Kalender Pendidikan
Madrasah Tahun 2020/2021.
2. Pada masa darurat, kegiatan pembelajaran bukan untuk mencapai ketuntasan
kompetensi dasar (KD) kurikulum semata, namun lebih menitikberatkan pada
penguatan karakter, praktek ibadah, peduli pada lingkungan, dan kesalehan sosial
lainnya.
3. Kegiatan pembelajaran masa darurat melibatkan guru, orang tua, siswa, dan
lingkungan sekitar,
4. Kegiatan pembelajaran harus dapat mengembangkan kompetensi siswa pada aspek
sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan.
5. Kegiatan pembelajaran harus menumbuhkembangkan kompetensi literasi bahasa,
literasi matematis, literasi sains, literasi media, literasi teknologi, dan literasi visual.
6. Kegiatan pembelajaran harus dapat merangsang tumbuhnya 4 (ritical thinking,
Collaborative, Creativity, dan Comunicative) pada diri siswa.
7. Kegiatan Pembelajaran wajib mempertimbangkan terjaganya kesehatan, keamanan,
dan keselamatan civitas akademika madrasah baik pada aspek fisik maupun
psikologi.

Terkait dengan Kegiatan Pembelajaran pada masa darurat covid tahun 2020/2021,
Pemerintah daerah Kota Depok merekomendasikan beberapa hal, yaitu :
1. Tahun Pelajaran 2020/2021 dimulai pada tanggal 13 Juli 2020, dan pembelajaran
tetap dilaksanakan via daring atau luring melalui pembelajaran jarak jauh atau PJJ,
siswa tetap belajar di rumah (BDR)
2. Diberlakukannya jam belajar sekolah dimulai pada jam 07.00 s.d 12.00. Agar siswa
tetap berada di rumah masing-masing dan belajar dari rumah dengan tetap
mengenakan seragam sekolah, dan tipastikan tidak ada siswa yang pada jam belajar
berada di luar rumah atau berkeliaran di antara jam 07.00 s.d. 12.00.
3. Ada sanksi hukuman bagi siswa yang melanggar jam belajar, secara teknis kepala
sekolah diberikan keleluasaan untuk penyampaian materi gurunya kepada siswa baik
secara daring maupun luring.
4. Tiap kelas dibuatkan tim penyampaian materi belajar, dengan materi yang sama
dalam kelas pararelnya. Guru-guru dibagikan tugas dalam tim di kelompok kelasnya
masing-masing untuk menyampaikan materi kepada para siswa baik secara daring
maupun luring.
5. Penanaman karakter kepada siswa agar disisipkan dalam setiap atau konteks
pembelajaran melalui daring atau luring kepada siswa.
6. Dibenarkan untuk melakukan home cvisit secara bergantian dari tim guru kelas dari
kelompok kelas masing-masing terlebih kelas 1 sangat diperlukan home visit yang
dilaksanakan dengan skala terbatasdan menyesuaikan dengan prosedur protokol
kesehatan covid_19 yang sangat ketat, agar dapat menyampaikan progra
MPLS/MATSAMA dari sekolahnya masing-masing.
7. Kepala sekolah wajib melihat potensi guru dalam pemetaan pembagian kelasagar
dapat didampingkan oleh guru-guru yang lebih memahami teknologi, dan yang perlu
dibantu, agar komunikasi pembelajaran dengan para siswa dapat berjalan dengan
baik.
8. dari hasil ealuasi PJJ semester tahun pelajaran 2019/2020 yang lalu belum begitu
maksimal, terkait dengan identifikasi data orang tua siswa yang belum memiliki alat
komunikasi android, dan diperkirakan masih ada 30% yang masih belum memiliki
akses android atau aplikasi yang digunakan dalam mendukung PJJ sehingga tidak
dapat mengikuti kegiatan pembelajaran secara maksimal.
9. Untuk semester awal tahun pelajaran 2020/2021 ini kepala sekolah dan guru wajib
melakukan pemetaan siswa terkait kepemilikan alat komunikasi yang dapat
mendukung pembelajaran jarak jauh. Untuk siswa yang tidak memiliki fasilitas
andorid atau sejenisnya dapat ditindaklanjuti dengan kegiatan pembelajaran luring
dan home visit secara bergantian, tentang teknis dan mekanisme nya diserahkan
kepada satuan pendidikan.

C. PRINSIP PEMBELAJARAN PADA MASA DARURAT


1. Pembelajaran dapat dilakukan dengan tatap muka, tatap muka terbatas, dan/atau
peembelajaran jarak jauh, baik secara daring dan luring.
2. Pembelajaran dapat berlangsung di madrasah, rumah, dan di lingkungan sekitar
sesuai dengan kondisi masing-masing madrasah.
3. Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah, berbasis kompetensi,
keterampilan aplikatif, dan terpadu.
4. Pembelajaran perlu dikembangkan secara kreatif dan inovatif, dalam
mengoptimalkan tumbuhnya kemampuan kritis, kreatif, komunikastif, dan
kolaboratif siswa.
5. Pembelajaran menekankan nilai guna aktivitas belajarnya untuk kehidupan riil siswa,
orang lain atau masyarakat sekitar, serta alam lingkungan tempat siswa hidup.
6. Pembelajaran yang berlangsung agar mengutamakan pembudayaan dan
pemberdayaan siswa sebagai pembelajar sepanjang hayat.
7. Pembelajaran yang berlangsung agar menerapkan nilai-nilai yaitu memberi
keteladanan perilaku belajar positif, beretika, dan berakhlakul karimah (ing ngarso
sung tulodo), membangun kemauan dan motivasi dalam belajar dan bekerja (ing
madyo mangun karso), dan mengembangkan kreatifitas peserta didik dalam proses
pembelajaran (tut wuri handayani).
8. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah
siswa, dan di mana saja adalah kelas.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektifitas pembelajaran.
9. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya siswa menjadi acuan
penting dalam pelaksanaan pembelajaran.

D. MATERI, METODE, MEDIA, DAN SUMBER BELAJAR


1. Pengembangan Materi Ajar
Guru dapat memilih materi belajar esensi untuk menjadi perioritas pembelajaran,
sedangkan materi lain dapat dipelajari oleh siswa secara mandiri. Materi pelajaran
ditemukan dan dikembangkan dari :
a. Buku-buku sumber seperti buku siswa, buku pedoman guru, maupun buku atau
literatur lain yang berkaitan dengan ruang lingkup yang sesuai dan benar.
b. Hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan dan/atau hal yang merupakan
fenomena sosial yang bersifat kontekstual, misalnya berkaitan dengan pandemi
covid_19 atau hal lain yang sedang terjadi di sekitar siswa.

2. Model dan Metode Pembelajaran


a. Desain pembelajaran untuk memperkuat pendekatan berbasis ilmiah/saintifik
dapat berbentuk model-model pembelajaran seperti model pembelajaran berbasis
penemuan ( discovery learning), model pembelajaran berbasis penelitian (inquiry
learning), model pembelajaran berbasis proyek (project based learning), Model
pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), dan model
pembelajaran lainnya yang memungkinkan peserta didik belajar secara aktif dan
kreatif.
b. Guru memilih metode yang memungkinkan pencapaian tujuan pembelajaran
pada kondisi darurat.
c. Guru secara kreatif mengembangkan metode pembelajaran aktif yang
disesuaikan dengan karakteristik materi belajar.

3. Media dan Sumber Belajar


a. Kegiatan pembelajaran dapat berbentuk kelas nyata maupun kelas virtual.
b. madrasah yang berada pada zona hijau (aman) dapat melaksanakan kelas tatap
muka. sedangkan madrasah yang berada pada zona merah (darurat)
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan kelas vitual atau PJJ.
c. Bila dalam bentuk kelas nyata, dimana guru dan siswa bertemu tatap muka, maka
harus tetap memperhatikan protokol kesehatan. Bila ruang kelas tidak
mencukupi, maka dapat dilaksanakan dengan sisten sift pagi dan siang.
Pengaturannya diserahkan kepada masing-masing madrasah sesuai dengan
kondisi kedaruratan.
d. Bila dalam bentuk kelas virtual, maka madrasah atau guru dapat menggunakan
aplikasi pembelajaran digital yang menyediakan menu atau pengaturan kelas
virtual. Misalnya aplikasi Elearning madrasah dari Kementerian agama dan/atau
aplikasi lain yang sejenis.
e. Bila kegiatan pembelajaran dalam bentuk kelas virutal, madrasah mengatur
jadwal kelas secara proporsional, misalnya dalam sehari hanya ada satu atau dua
kelas virtual, agar peserta didik tidak berada di depan komputer/laptop/Hp
seharian penuh, disamping itu juga untuk menghemat penggunaan paket data
internet.

E. PENGELOLAAN KELAS DAN JADWAL PEMBELAJARAN


1. Pengelolaan kelas tetap dilaksanakan dalam bentuk sebagaimana layaknya kelas
nyata meskipun dalam pelaksanaan pembelajarannya menggunakan kelas virtual.
2. Setiap kelas tetap memiliki seorang walikelas sebagai pelaksana pembinaan dan
penataan siswa sesuai dengan job deskripsi walikelas umumnya.
3. Setiap kelas dan setiap siswa tetap terikat dalam tatatertib sekolah, tatatertib kelas,
dan peraturan belajar lainnya.
4. Setiap kelas atau setiap rombel dibuatkan kelas virtualnya dalam bentuk group
Whats App. yang dioptimalkan sebagai media informasi dan kegiatan pembelajaran.
5. Jadwal Pembelajaran disusun dalam 2 model, yakni jadwal pembelajaran kelas nyata
dan jadwal pembelajaran kelas virtual, termauk di dalamnya jadwal shift kelas
pembelajaran jika dilaksanakan dalam bentuk shift, dan dibuatkan juga jadwal
visitasi untuk pembelajaran tatap muka yang berbentuk home visit.
6. Untuk Pengendalian kegiatan pembelajaran baik kelas nyata maupun kelas virtual,
setiap guru membuatkan agenda dan materi pembelajaran yang didesain sedemikian
rupa oleh guru mata pelajaran untuk kemudian disampaikan kepada bidang
kurikulum dan operator pembelajaran online.
7. Baik kegiatan kelas nyata maupun kelas virtual, tetap dibuatkan jurnal kelas, agenda
kegiatan kelas, dan daftar hadir siswa dalam pembelajaran. Jika dalam bentuk kelas
virtual, maka perlu dibuatkan absensi online, atau alat lain yang dapat mengukur dan
mengidentifikasi kehadiran siswa dalam kelas pembelajaran virtual.
8. Setiap guru memiliki administrasi pembelajaran mulai dari perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran, yang di
antaranya dituangkan dalam bentuk RPP, serta mendesain media pembelajaran dan
cara penggunaannya baik diperoleh dari hasil karya sendiri maupun dari sumber lain
yang sesuai dan benar.

BAB IV
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
PADA MASA DARURAT

A. PERENCANAAN PEMBELAJARAN
1. Perencanaan Pembelajaran Oleh Satuan Pendidikan
Satuan Pendidikan merencanakan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan untuk
diimplementasikan kepada siswa. Satuan pendidikan bersama warga madrasah,
termasuk di dalamnya guru dan komite sekolah, merumuskan sistem dan mekanisme
pembelajaran yang bisa diterapkan kepada siswa, dengan memperhatikan berbagai
aspek.

Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam merumuskan perencanaan pembelajaran


oleh satuan pendidikan antara lain :
a. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh satuan pendidikan dan mendukung
pelaksanaan pembelajaran pada masa darurat.
b. Sumber daya potensial yang dimiliki oleh setiap guru seperti penguasaan IT,
kemampuan mengoperasikan sebuah aplikasi pembelajaran online
c. Sumber daya dan fasilitas yang pendukung yang dimiliki oleh siswa dan orang
tua siswa yang memungkinkan untuk dilaksanakannya suatu sistem
pembelajaran, seperti kepemilikan android, laptop, dan fasilitas lainnya.

Hal berikutnya yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan dalam melakukan


perenanaan kegiatan pembelajaran masa darurat adalah :
a. Memetakan model-model dan mekanisme pembelajaran sistem daring
b. Memetakan model, strategi, dan mekanisme pembelajaran sistem semi daring
c. Memetakan model, strategi, dan mekanisme pembelajaran sistem offline
d. Melakukan pelatihan guru-guru tentang penggunaan aplikasi pembelajaran
sistem daring melalui kelas virutal seperti elearning, google meet, google
classroom, webinar, dan dan teknologi pembelajaran digital lainnya.
e. Melakukan pelatihan guru-guru tentang upaya memberdayakan media sosial
untuk pembelajaran seperti penggunaan media youtube, facebook, instagram,
tweeter, WhatsApp, telegram, dan sejenisnya
f. Bersama guru-guru, satuan pendidikan menyamakan persepsi tentang target
capaian kurikulum dan saspek kemampuan yang harus dibangun terhadap siswa
dalam pembelajaran pada masa darurat.
g. Satuan pendidikan membangun kerja sama,komunikasi efektif, dan komitmen
kuat dengan siswa dan orang tua siswa untuk secara bersama mengefektifkan
pembelajaran pada masa darurat dengan berbagai mekanisme yang akan
dilaksanakan dalam pembelajaran
h. Menyusun Jadwal pembelajaran untuk setiap guru dalam sistem tatap muka,
sistem daring, dan sistem semi daring

2. Perencanaan Pembelajaran Oleh Guru


a. Sebelum guru dan siswa melakukan aktifitas pembelajaran, maka guru wajib
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), sedapat mungkin RPP
disusun secara simpel dan sederhana, mudah dilaksanakan, dan memuat hal-hal
pokok saja.
b. Dalam penyusunan RPP, guru harus merujuka pada SKL (Standar Kompetensi
Lulusan, KI (kompetensi Inti), dan KD (Kompetensi dasar) serta Indikator
pencapaian yang diturunkan dari KD
c. Guru dapat melakukan pemetaan Kompetensi dasar (KD) dan memilih materi
esensial yang akan diajarkan pada peserta didik dalam masa darurat.
d. Dalam penyusunan RPP, terdapat 3 (tiga) ranah yang perlu dicapai dan
diperhatikan pada setiap akhir pembelajaran, yaitu dimensi sikap, aspek
pengetahuan, dan aspek keterampilan.
e. Dimensi sikap mencakup nilai-nilai spiritual sebagai wujud iman dan takwa
kepada Allah swt, mengamalkan akhlak yang terpuji dan menjadi teladan bagi
keluarga, masyarakat dan bangsa, yaitu sikap peserta didik yang jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli, santun, mandiri, percaya diri, dan berkemauan kuat
untuk mengimplementasikan hasil pembelajaran di tengah kehidupan dirinya dan
masyarakatnya dalam rangka mewujudkan kehidupan beragama, bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara yang lebih baik.
f. Dimensi pengetahuan yaitu memiliki dan mengembangkan pengetahuan secara
konseptual, faktual, prosedural, dan metakognitif secara teknis dan spesifik dari
tingkat sederhana, konkret, sampai abstrak, komplek berkenaan dengan
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya masyarakat sekitar,
lingkungan alam, bangsa, negara, dan lingkungan regional, nasional, maupun
internasional.
g. Dimensi keterampilan yaitu memiliki keterampilan berfikir tingkat tinggi dan
bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif serta
mampu bersaing di era global, dengan kemampuan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dimiliki.
h. Setelah guru menyusun RPP dan disahkan oleh kepala madrasah, bila
memungkinkan dan dinilai penting maka RPP tersebut dapat dibagikan kepada
orang tua siswa agar orang tua siswa mengetahui kegiatan pembelajaran, tugas,
dan target capaian kompetensi yang harus dilakukan anaknya pada masa darurat.

B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan secara daring, semi daring, luring, dan non
digital
2. aktifitas belajar memperhatikan kondisi madrasah dan siswa untuk menjalankan
sistem pembelajaran daring, non daring, semi daring, dan non digital.
3. Aktifitas pembelajaran mencakup kegiatan pembelajaran sebagaimana biasa
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran tatap muka yaitu :
a. Kegiatan pendahuluan
b. Kegiatan inti
c. Kegiatan penutup
4. Kegiatan Pendahuluan meliputi :
a. Guru menyiapkan kondisi fisik dan sphikis peserta didik
b. Mengucapkan salam dan doa bersama sebelum memulai pembelajaran
c. Guru menyapa dan menanyakan kondisi siswa dan keluarganya
d. Guru melakukan pretest secara lisan
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
f. Guru menyampaikan lingkup materi pelajaran
5. Kegiatan Inti meliputi :
a. Guru mengorganisir siswa dalam pembelajaran
b. Guru menyampaikan materi pelajaran dan mendiskusikannya bersama siswa
c. Siswa melakukan kegiatan saintifik yang meliputi mengamati, menanya, mencari
informasi, menalar/mengasosiasi, dan mengkomunikasikan/
menyajikan/mempresentasikan.
d. Guru menggunakan media dan alat sesuai dengan karakteristik materi di masa
daurat
e. Hasil pekerjaan siswa dapat berupa video, animasi, portofolio, proyek, produk,
gambar, keterampilan, puisi, cerpen, dan lain sebagainya yang memungkinkan
dilaksanakan siswa pada masa darurat.
f. Guru memberikan apresiasi terhadap hasil karya siswa.
g. Guru melaksanakan penilaian sikap selama aktifitas siswa belajar melalui
pengamatan, dan/atau menanyakan kepada orang tua siswa.
6. Kegiatan Penutup, meliputi :
a. Post test dapat dilakukan dengan tes dan non-test
b. Guru dan siswa melakukan refleksi pembelajaran dengan mengevaluasi aktifitas
pembelajaran serta menyampaikan manfaat hasil pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
c. Kegiatan penutup diakhiri dengan guru memberikan informasi kepada siswa
tentang materi/kompetensi yang akan dipelajarai pada pertemuan berikutnya.
d. Penugasan atau pekerjaan rumah jika diperlukan, dapat secara individu maupun
kelompok, dalam memberikan tugas pekerjaan rumah sedapat mungkin tidak
menyita banyak waktu, tenaga, dan biaya.
e. Doa penutup dan salam.

BAB V
SISTEM PENILAIAN PEMBELAJARAN
PADA MASA DARURAT

C. KEGIATAN PENILAIAN PEMBELAJARAN PADA MASA DARURAT


Sebagaimana kegiatan pembelajaran pada umumnya, kegiatan penilaian pembelajaran
merupakan ssatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pembelajaran pada
masa darurat. Kegiatan penilaian atau evaluasi pembelajaran ini merupakan upaya yang
dilaksanakan dalam rangka mengukur ketercapaian tujuan dari kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan.
Satuan pendidikan dan guru-guru yang melaksanakan pembelajaran memiliki keharusan
untuk merumuskan sistem penilaian dari kegiatan pembelajaran yang dilakssanakannya.
Baik penilaian proses maupun penilaian hasil pembelajaran, baik penilaian harian
maupun penilaian akhir semester. Semua dirrumuskan secara jelas mulai dari kegiatan
perencanaan pembelajarannya sampai pada pelaksanaan penilaian. Hal ini tentunya
disesuaikan dengan kondisi yang terjadi dalam pembelajaran pada masa darurat.

D. MEKANISME PENILAIAN PEMBELAJARAN PADA MASA DARURAT


Mekanisme kegiatan penilaian pembelajaran pada masa darurat dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Prinsip-prinsip penilaian outentik tetap berlaku dalam penilaian pembelajaran darurat
2. Guru dalam merancang penilaian hasil belajar pada masa darurat harus
memperhatikan hal-hal berikut :
a. Penilaian hasil belajar mengacu pada regulasi/juknis penilaian hasil belajar dari
Kemenag RI dengan penyesuaian masa darurat.
b. Penilaian hasil belajar dapat mencakup aspek sikap, aspek pengetahuan, dan
aspek keterampilan.
c. Penilaian hasil belajar dapat berbentuk portofolio, penugasan, proyek, praktek,
tulis atau bentuk lainnya yang diperoleh melalui tes daring, dan/atau bentuk
assesment lainnya yang memungkinkan ditempuh secara jarak jauh dan tetap
memperhatikan protokol kesehatan dan/atau keamanan.
d. Penilaian meliputi Penilaian harian (PH), Penilaian akhir Semester (PAS) dan
Penilaian akhir tahun (PAT).
e. Penilaian dirancang untuk mendorong aktifitas belajar yang bermakna dan tidak
perlu dipaksakan mengukur ketuntasan capaian kurikulum secara menyeluruh.
f. Pemberian tugas kepada siswa dan penilaian hasil belajar pada masa belajar dari
rumah dapat bervariasi antar siswa, termasuk mempertimbangkan kesenjangan
akses/ketersediaan fasilitas belajar di rumah. Pemberian tugas harus proporsional
dan tidak berlebihan, agar perlindungan kesehatan, keamanan, dan motivasi
siswa selama masa darurat tetap terjaga.
g. Hasil belajar siswa dapat dikirimkan ke guru dapat berupa foto, gambar, video,
animasi, karya seni, dan bentuk lain tergantung jenis kegiatannya dan
memungkinkan diwujudkan di masa darurat.
h. Dari hasil belajar tersebut guru dapat melakukan penilaian baik dari teknik skala
capaian perkembangan, maupun hasil karya.
i. Dilakukannya nalisa hasil penilaian untuk melihat ketercapaian kompetensi dasar
yang muncul dan dilakukannya skoring.

Dalam Kegiatan Pembelajaran masa darurat, seluruh tahapan kegiatan pembelajaran mulai
dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pada tahap penilaian harus dilakukan. hal ini untuk
dapat dilakukannya standar proses kegiatan dan standar ukur pencapaian hasil kegiatan
pembelajaran yang dilakukan baik secara kelas nyata maupun kelas virtual, baik secara
daring maupun luring.

BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kurikulum darurat tingkat satuan pendidikan MTs Darur Roja tahun Pelajaran
2020/2021 ini disusun sebagai acuan bagi kepala madrasah, guru, siswa, orang tua, dan
seluruh stakeholder madrasah dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran
pada masa darurat covid_19 yang sedang terjadi.

Dalam kondisi yang dinyatakan sebagai kondisi darurat saat ini, kegiatan pembelajaran
harus tetap berjalan dan siswa tetap harus mendapatkan layanan pendidikan yang baik,
dengan tetap memperhatikan faktor kesehatan, kemanan, kondisi sosial, fasilitas
pendukung, akses penyelenggaraan serta tidak kehilangan ruh dan nilai-nilai dasar dari
kegiatan pembelajaran dan pendidikan.
Dalam masa darurat ini, kegiatan pembelajaran harus dirancang sedemikian rupa agar
dapat terselenggara secara efektif, efisien, menyenangkan, dan menegemban misi
pembinaan peserta didik. Penyelenggaraan pembelajarannya dapat dilakukan dalam
bentuk daring atau pembelajaran jarak jauh dengan sistem online kelas virtual melalui
berbagai media yang memungkinkan, serta pembelajaran luring atau luar jaringan yang
bersifat offline baik dalam bentuk tatap muka home visit, tatap muka kelompok belajar
siswa, maupun tatap muka klasikal (kelas nyata) yang didesain menyesuaikan protokol
kesehatan dan kemanan.

B. SARAN DAN REKOMENDASI


Kemitraan dan kerja sama stakeholder madrasah sangat penting dalam menunjang
efisiensi, efektifitas, dan pembelajaran bermutu dalam kegiatan pembelajaran masa
darurat ini.

Kemitraan dan kerja sama harus dibangun dengan baik agar optimalisasi dan target
capaian kegiatan pembelajaran dapat tetap terwujud, mulai dari proses perencanaan,
maupun dalam tahap pelaksanaan hingga tahap penilaian.

Ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan oleh pihak satuan pendidikan dalam
penyelenggaraan pembelajaran masa darurat ini diantaranya faktor ketersediaan akses
bagi siswa dan guru dalam interaksi pembelajaran, serta faktor ekonomi yang tidak
memberatkan orang tua siswa dalam mendukung pembelajaran anak mereka pada masa
darurat.

Sebagai penyelenggara pendidikan, dan tentunya seluruh pihak berharap masa darurat ini
cepat berlalu dan kembali ke masa normal. Pada masa darurat, aktifitas apa pun termasuk
aktifitas penyelenggaraan pembelajaran memiliki banyak keterbatasan gerak langkah yang
tentunya ikut mempengaruhi hasil dari capaian tujuan pendidikan dan pembelajaran.

You might also like