You are on page 1of 15

CLOSING

Banyak penelitian yang menunjukkan bila remaja cenderung kurang


tepat saat mengambil keputusan, dikarenakan secara kognitif fungsi
otak bagian prekorteks - yang berperan besar dalam proses
pengambilan keputusan - baru berkembang di tahapan remaja akhir, di
awal 20-an tahun.
pengambilan keputusan secara mandiri merupakan tantangan
perkembangan yang nyata bagi remaja. Meskipun remaja bisa
mengakses banyak informasi yang akan memperkaya ruang
berpikirnya, tapi beberapa kemampuan dalam mempertimbangkan
prospek masa depan dan mengolah feedback positif dan negatif belum
sesempurna orang dewasa. Remaja cenderung mengambil keputusan
berdasarkan pengalaman, pertimbangan reward yang didapat, dan
faktor pertemanan. Karenanya tidak sedikit remaja yang memilih
jurusan karena mengikuti pilihan yang diambil teman-temannya.
Karena itu, sebisa mungkin orang tua hadir untuk membimbing dan
menjadi “kolega berpikir” remaja. Menemaninya saat mengambil
keputusan dan menuntunnya melihat permasalahan dari berbagai sisi.
Tentunya bukan untuk memaksakan kehendak, yang justru dapat
menimbulkan permasalahan baru berhubungan dengan relasi orang
tua dan remaja. Kedua belah pihak, baik orang tua maupun remaja,
sebaiknya sadar akan adanya perbedaan generasi yang bisa
berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Di masa lalu, jurusan
ekonomi, komunikasi, atau kedokteran adalah primadona, yang
diperebutkan banyak remaja kala itu. Tapi sekarang, banyak jurusan
favorit baru yang sebelumnya sepi peminat, seperti jurusan game
design atau ilustrasi. Dibutuhkan komunikasi yang efektif agar kita
dapat menjelaskan kepada orang tua mengenai prospek pekerjaan
‘baru’ tersebut itu di masa kini,
sementara orang tua juga perlu memahami bahwa perubahan zaman
dapat menimbulkan perubahan paradigma.
Belakangan mulai banyak remaja yang memilih opsi ‘Gap Year’
dengan menunda belajar selama paling tidak satu tahun, dimana
kemudian waktu tersebut digunakan untuk menyelami dan
memantapkan diri pada sebuah jurusan. Dalam jeda waktu tersebut,
banyak yang memilih untuk magang di perusahaan yang sejalan
dengan jurusan pilihannya, untuk melihat apakah bidang tersebut
memang cocok dengan karir yang dicita-citakannya. Ada juga yang
memakai jeda waktu untuk mempersiapkan diri dan belajar
menghadapi ujian masuk jurusan yang bersangkutan.
Di luar negeri bahkan cukup sering masa tenggang tersebut dipakai
untuk berpetualang keliling dunia sebagai backpackers, mencari jati
diri dan lain lain
Banyak hal yang bisa menjadi variabel kekuatan dalam diri seseorang,
tapi dalam hal pemilihan karir, paling tidak kita perlu memahami apa
yang menjadi minat dan bakat dalam diri kita masing-masing. Apa
beda keduanya? Minat menggambarkan kecenderungan seseorang
terhadap jenis tugas dan pekerjaan tertentu, apakah bisa membuat
merasa termotivasi dan bersemangat. Minat inilah yang dapat
membantu seseorang menikmati pekerjaan kita dengan rasa puas,
sekalipun menemui rintangan yang biasa terjadi di keseharian
Ketika bicara mengenai minat, kita sebenarnya sedang menjawab
pertanyaan tentang pekerjaan yang kita cintai (what we love). Akan
tetapi, memilih karir berdasarkan minat saja tidak cukup, karena
idealnya seseorang juga menimbang di bidang apa saja kita memiliki
keahlian (what we can do)
Di sinilah fungsi bakat dalam penentuan karir. Tidak hanya
melakukan sesuatu yang disukai saja, tapi juga sesuatu yang mampu
dilakukan, baik dalam hal keahlian, keterampilan, maupun kreativitas.
Cara paling sederhana untuk mengetahui minat-bakat anak adalah
dengan mengevaluasi di bidang-bidang apa saja anak unggul
Selain itu, orang tua juga bisa mengevaluasi di pelajaran apa saja kita
unggul dan bidang pekerjaan apa yang berasosiasi dengan pelajaran
tersebut. Bila masih belum yakin, orang tua juga bisa mengunjungi
psikolog pendidikan untuk diberikan asesmen minat bakat anak. Para
psikolog biasanya akan menganalisa bidang-bidang pekerjaan yang
cocok dengan gambaran minat, kecerdasan, sikap kerja, serta
kepribadian anak, sehingga rekomendasi yang diberikan bersifat
menyeluruh.
Orang tua sangat berperan besar dalam membantu kita menentukan
pilihan pekerjaan. Di sekolah menengah tingkat atas, keberadaan
orang tua menjadi salah satu elemen penting dalam membimbing anak
dalam menentukan pilihan edukasi
Jadi, orang tua cukup menjadi teman sekaligus pemberi arahan
kepada anaknya tentang masa depannya, bukan justru memaksakan
kehendak pribadi kepada anaknya, karena yang menentukan masa
depan adalah anak itu sendiri bukan orang tua lagi.
CLOSING

Many studies show that teenagers tend to be less precise when making
decisions, because cognitively the function of the precortical part of
the brain - which plays a big role in the decision-making process -
only develops in the late teenage stages, in their early 20s.
Independent decision making is a real developmental challenge for
adolescents. Even though teenagers can access a lot of information
that will enrich their thinking space, some abilities in considering
future prospects and processing positive and negative feedback are
not as perfect as adults. Teenagers tend to make decisions based on
experience, consideration of rewards obtained, and friendship factors.
Therefore, quite a few teenagers choose a direction because they
follow the choices made by their friends.
Therefore, as much as possible, parents are present to guide and
become "thinking colleagues" for teenagers. Accompany him when
making decisions and guide him to see problems from various sides.
Of course, not to force your will, which can actually cause new
problems related to the relationship between parents and teenagers.
Both parties, both parents and teenagers, should be aware of
generational differences that can influence decision making. In the
past, majoring in economics, communications, or medicine was the
prima donna, which many teenagers competed for at that time. But
now, there are many new favorite majors that previously lacked
interest, such as game design or illustration majors. Effective
communication is needed so that we can explain to parents about the
prospects for this 'new' job today.
while parents also need to understand that changing times can lead to
paradigm changes.
Recently, many teenagers have started to choose the 'Gap Year' option
by postponing their studies for at least one year, after which this time
is used to explore and establish themselves in a major. During this
time gap, many choose to do internships at companies that are in line
with their chosen major, to see whether this field is suitable for the
career they aspire to. There are also those who use the gap time to
prepare and study for the entrance exam for the department in
question.
Abroad, quite often this grace period is used for adventures around
the world as backpackers, looking for identity and so on.
Many things can be a variable of strength in a person, but in terms of
career choice, we at least need to understand what interests and talents
each of us have. What's the difference between the two? Interest
describes a person's tendency towards certain types of tasks and work,
whether they can make them feel motivated and enthusiastic. This
interest can help someone enjoy our work with satisfaction, even
though they encounter obstacles that usually occur in everyday life
When we talk about interests, we are actually answering questions
about the work we love (what we love). However, choosing a career
based on interest alone is not enough, because ideally someone also
considers what fields we have expertise in (what we can do).
This is where talent functions in career determination. Not only doing
something you like, but also something you are capable of doing, both
in terms of skill, skill and creativity.
The simplest way to find out a child's interests and talents is to
evaluate what areas the child excels in
Apart from that, parents can also evaluate which subjects we excel at
and what fields of work are associated with those subjects.
If you are still not sure, parents can also visit an educational
psychologist to be given an assessment of their child's interests and
talents. Psychologists will usually analyze areas of work that match
the description of the child's interests, intelligence, work attitudes and
personality, so that the recommendations given are comprehensive.
Parents play a big role in helping us determine job choices. In high
school, the presence of parents is an important element in guiding
children in making educational choices
So, parents simply need to be friends and give guidance to their
children regarding their future, rather than imposing the parents'
personal will on their children, because it is the children themselves
who determine the future, not the parents anymore.
TIM PRO

Dalam soal jurusan kuliah, Sejumlah anak yang masuk jurusan yang
bukan ia minati, namun terpaksa masuk ke jurusan pilihan orang
tuanya dikarenakan anak biasanya mengalah demi tidak disebut
sebagai anak durhaka.

Tentu saja proses belajar sang anak dalam bangku kuliah tidak akan
berjalan optimal, karena ia masuk ke jurusan yang tidak ia cintai (tak
jarang anak mengalami drop out karena semangat belajarnya padam
di tengah jalan).

Setelah lulus, dilema dan potensi pertentangan pilihan dengan orang


tua kembali menghadang : jalur profesi apa yang mau ditekuni.

Dalam hal ini saya cukup banyak menemui kasus seperti ini : si anak
ingin mencoba merintis usaha sendiri (wirausaha), namun dilarang
oleh orangtuanya, dan lebih didorong untuk menjadi karyawan atau
pegawai (mungkin karena dianggap lebih menjanjikan kestabilan
penghasilan, dibanding usaha sendiri yang penuh risiko).

Impian sang anak untuk membangun bisnis sendiri akhirnya padam,


dan ia kembali terpaksa mengikuti “kemauan” orang tuanya.

Ketahuilah anak-anak yang sudah menginjak usia remaja sudah dapat


memutuskan apa yang dia kehendaki

Jauh lebih elegan jika orang tua hanya memberikan pandangan


mengenai kelebihan dan kekurangan sebuah opsi (entah opsi itu
adalah jurusan kuliah atau pilihan profesi menjadi wirausaha). Lalu
menyerahkan sepenuhnya pilihan kepada anak Anda.
Dan kemudian jika pilihan itu sudah diambil oleh sang anak, tugas
orang tua hanyalah memberikan dorongan moral, restu dan doa bagi
keberhasilan sang anak.

Kita, manusia, pada dasarnya bersifat protektif. Kita tidak ingin generasi
mendatang mengalami apa yang sudah kita miliki. Sepertinya orang tua
menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya; tidak ada yang salah
dengan itu. Mereka menginginkan lingkungan, fasilitas, pakaian, dan
makanan bergizi terbaik; yang terpenting adalah pendidikan yang terbaik
bagi anak-anaknya. Namun, hal ini sedikit lebih rumit ketika memutuskan
apa yang terbaik untuk karier anak-anak mereka. Sangat sulit bagi orang
tua untuk menentukan jalur pendidikan anaknya, apalagi ketika mereka
sudah putus sekolah, karena pada usia krusial ini, sebagian besar anak
belum menemukan minatnya yang sebenarnya.
Tak heran jika banyak mahasiswa yang tidak memiliki jawaban logis atau
memuaskan ketika ditanya tentang pilihan mata kuliah atau mata
pelajaran tertentu di perguruan tinggi. Sebagian besar mahasiswa
mungkin akan menjawab karena itulah yang diinginkan atau disarankan
oleh orang tua mereka.

Orang tua memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang dunia. Mereka


telah melihat situasi baik dan buruk serta apa yang mereka ketahui
tentang minat dan bakat anak mereka untuk membimbing mereka
menuju karier dan jalur yang paling cocok untuk mereka.
Orang tua mengenali bakat khusus anak mereka dan membimbing
mereka menuju pilihan karier yang sukses. Namun, hal ini tidak selalu
berjalan baik. Anak-anak menjadi pemberontak terhadap orang tua
mereka pada suatu saat selama masa pubertas, ketika pilihan-pilihan ini
perlu diambil.
“Memang saat itu adalah masa sulit bagi orang tua dalam menentukan
karir anak .
Orang tua mempunyai keinginan dan anaknya harus meraih prestasi
dimanapun berada, baik dalam bidang olahraga, akademik, maupun
karir. Namun mereka lupa bahwa seorang anak bisa mencapai karir
yang baik di bidang apapun hanya dengan mengikuti passionnya.
Pilihan jalur karir harus diserahkan kepada siswa sehingga mereka
dapat membuat hidup mereka bermakna.
TIM PRO

In terms of college majors, a number of children enter majors that


they are not interested in, but are forced to enter the major of their
parents' choice because the children usually give in to avoid being
called disobedient children.
Of course, the child's learning process in college will not run
optimally, because he enters a major that he does not love (it is not
uncommon for children to drop out because their enthusiasm for
learning dies out midway).
After graduating, the dilemma and potential conflict of choice with
parents again confronts them: what professional path do they want to
pursue.
In this case, I have encountered quite a lot of cases like this: the child
wants to try starting his own business (entrepreneurship), but his
parents forbid him, and is encouraged to become an employee or
employee (perhaps because it is considered more promising for
income stability, compared to his own business which is full of
risks. ).
The child's dream of building his own business finally died, and he
was forced to follow his parents' "wishes" again.
Please know that children who have reached adolescence can already
decide what they want
It is much more elegant if parents only provide views on the
advantages and disadvantages of an option (whether that option is a
college major or a professional choice of becoming an entrepreneur).
Then leave the choice completely to your child.
And then if the child has made that choice, the parents' job is only to
provide moral encouragement, blessings and prayers for the child's
success.
"We, humans, are protective by nature. We do not want our coming
generations to go through what we already have. It is like parents
wanting the best for their children; there is nothing wrong with
it. They want the best environment, facilities, clothes, and nutritional
food; the most important is the best education for their children. But,
it is a little

bit more complex when deciding what is best for their children's
careers. It is very tough for parents to decide on their children's
education path, especially when they pass out of school, because, at
this crucial age, most children have not yet discovered their true
interests.
No wonder many students do not have any logical or satisfactory
answer when they are asked about their choice of a particular course
or subject in college. Most college students will probably answer
because it is what their parents wanted them to do or were advised
about it.

Parents have knowledge and experience about the world. They have
seen the good and bad situations and what they know about their
child's interests and talents to guide them to the career and path that
suits them best.
Parents recognise their child's special talents and guide them to a
successful career choices. However, this does not work out well every
time. Children become a rebel against their parents at some time
during puberty, when these choices need to be made.
Indeed it was a difficult time for parents when deciding their
children's careers.
Parents have desires and their children must achieve achievements
wherever they are, whether in sports, academics or career. But they
forget that a child can achieve a good career in any field just by
following his passion. The choice of career path should be left to the
students so that they can make their lives meaningful.

TIM KONTRA

Orang Tua merupakan Pengaruh Terbesar Terhadap Anak


Orang tua berperan sebagai faktor yang berpengaruh dalam pilihan
karir anak-anaknya. Dunia, teknologi, pemikiran, dan hampir
segalanya berubah dengan kecepatan tinggi dan pilihan yang ada.
Faktanya, pengalaman orang tua di dunia nyata tidak dapat diabaikan;
anak-anak banyak mengamati dan belajar dari orang tua. Entah
mereka ingin menjadi seperti orang tuanya, atau mereka sangat
berbeda.
Orang tua mempunyai keinginan dan anak-anaknya harus mencapai
prestasi dimanapun, baik dalam olahraga, akademik, atau karir.

Orang tua biasanya berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan


pengasuhan yang terbaik kepada anak-anaknya. Orang tua mengalami
banyak kesulitan dan membesarkan anak-anak mereka sehingga
mereka dapat hidup sehat dan bahagia. Setiap orang tua ingin melihat
anaknya menetap dengan baik dalam hidupnya, namun dalam proses
ini, orang tua mengabaikan apa yang diinginkan anaknya.
Anak-anak terkadang membuat keputusan karier yang salah. Dan
pada titik ini, orang tua menjadi terlalu protektif terhadap anak-
anaknya. Mereka berpikir bahwa apa yang akan mereka putuskan
untuk anak mereka adalah yang terbaik.

Orang tua mendukung anak-anak mereka dengan membimbing


mereka dan memilih jalur karir mereka. Tidak ada orang tua yang
ingin merusak masa depan anaknya dengan mengambil keputusan
yang salah, namun orang tua telah melihat kenyataan pahit dalam
hidup, sehingga mereka berusaha memilih karir terbaik untuk
anaknya.
Anak harus selalu ingat bahwa orang tua jauh lebih berpengalaman
dibandingkan anak. Orang tua biasanya dipengaruhi oleh tren pasar
daripada berfokus pada bakat atau keterampilan anak mereka.

Orang tua mungkin juga pernah mengalami beberapa mimpi di masa


remajanya seperti halnya anak-anaknya. Beberapa orang tua gagal
mencapai impian mereka karena beberapa masalah. Dalam skenario
seperti itu, orang tua ingin anak-anak mereka mewujudkan impian
mereka. Mereka ingin melihat impian yang terwujud dalam kehidupan
anak-anak mereka.

Selalu lebih baik jika orang tua dan anak-anak memutuskan bersama
karir yang akan mereka kejar. Orang tua harus membimbing anak-
anak mereka dan memberi tahu kemungkinan karier mereka. Anak-
anak dapat memperoleh informasi tentang minat mereka sementara
orang tua dapat memperoleh pengalaman praktis untuk mengambil
keputusan.
TIM KONTRA

Parents are the biggest influence on children


Parents act as an influential factor in their children's career choices.
The world, technology, thinking and almost everything is changing at
a rapid pace and the options available. In fact, parents' real-world
experiences cannot be ignored; Children observe and learn a lot from
their parents. Either they want to be like their parents, or they are very
different.
Parents have desires and their children must achieve achievements
wherever they are, whether in sports, academics, or career.

Parents usually try their best to provide the best care for their
children. Parents go through many hardships and raise their children
so that they can live healthy and happy lives. Every parent wants to
see their child settle well in life, but in this process, parents ignore
what their child wants

Children sometimes make wrong career decisions. And at this point,


parents become overprotective of their children. They think that what
they will decide for their child is the best.

Parents support their children by guiding them and choosing their


career path. No parent wants to ruin their child's future by making the
wrong decision, but parents have seen the bitter reality of life, so they
try to choose the best career for their child.

Children must always remember that parents are much more


experienced than children. Parents are usually influenced by market
trends rather than focusing on their child's talents or skills.
Parents may also have experienced some dreams in their teenage
years just like their children. Some parents fail to achieve their dreams
due to several problems. In such a scenario, parents want their
children to fulfill their dreams. They want to see dreams come true in
their children's lives.

It is always better if parents and children decide together what career


they will pursue. Parents should guide their children and tell them
about their career possibilities. Children can gain information about
their interests while parents can gain practical experience to make
decisions.

You might also like