You are on page 1of 6

ISSN 2442-3041

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika


Vol. 1, No. 3, September - Desember 2015
© STKIP PGRI Banjarmasin

PENGARUH KECEMASAN TERHADAP HASIL BELAJAR


MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 13 BANJARMASIN1

Aminah Ekawati
Dosen STKIP PGRI Banjarmasin Pendidikan Matematika
E-mail: eka2002banjar@gmail.com

Abstrak: Hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah faktor internal, yaitu
faktor psikologis. Salah satu faktor psikologis adalah kecemasan. Kecemasan merupakan suatu
perasaan yang mengacu pada suasana hati yang tidak nyaman yang berupa perasaan panik, gugup,
khawatir ditimbulkan oleh adanya permasalahan. Kecemasan yang dijadikan permasalahan dalam
penelitian ini adalah kecemasan yang menyebabkan ketidakmampuan siswa dalam menyelesaikan
persoalan matematika. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Untuk melihat mampu
atau tidaknya siswa dalam mengerjakan permasalahan matematika dilakukan dengan menggunakan
tes. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 13 Banjarmasin yang terdiri
dari 231 orang yang tersebar dalam 7 kelas. Sampel penelitian ini sebanyak sebanyak 70 orang yang
tersebar di 7 kelas yang diambil secara acak. Pengambilan sampel menggunakan rumus slovin.
Pengaruh kecemasan dan hasil belajar matematika diuji dengan menggunakan uji chi kuadrat. Hasil
penelitian menunjukkan ada pengaruh yang kuat antara kecemasan terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas VII SMPN 13 Banjarmasin.

Kata Kunci: Kecemasan, hasil belajar.

Matematika merupakan salah satu mata matematika. Ketidak sukaaan ini berdampak
pelajaran yang dianggap sulit dan sukar oleh terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa.
sebagian besar siswa hal ini mungkin karena Hasil belajar dipengaruhi oleh 2 faktor
disebabkan oleh sifatnya yang abstrak, penuh yaitu faktor eksternal dan faktor internal.
angka, rumus, dan memerlukan latihan. Faktor internal berkaitan dengan faktor diri
Terlebih dalam menyampaikannya guru siswa sedangkan faktor eksternal adalah
monoton sehingga menimbulkan kesan faktor yang berkaitan dari luar diri siswa.
membosankan atau bahkan penyampaian Melalui faktor-faktor tersebut siswa dan guru
materi dari guru yang kurang dapat dipahami harus dapat memanfaatkan dan
sehingga menambah ketidak sukaan terhadap menggunakannnya sehingga memperoleh

1
Disampaikan pada seminar internal jurusan/program studi pendidikan matematika STKIP PGRI
Banjarmasin 20 Februari 2016

164
165 Aminah Ekawati

hasil yang maksimal. Hasil belajar faktor intelegensi, faktor di dalam diri siswa
matematika dapat dilihat jika tujuan dan faktor lingkungan.
pembelajaran yang telah ditetapkan dapat Kecemasan siswa dapat dikenali
dicapai oleh sebagian besar siswa tetapi jika melalui tinjauan pada tiga komponen, yaitu
tidaknya maka tujuan pembelajaran belum komponen psikologis berupa kegelisahan,
berhasil. Untuk mengukur ketercapaain gugup, tegang, cemas, rasa tidak aman, takut,
tersebut dapat dengan melakukan tes. cepat terkejut, komponen fisiologis berupa
Ketika melaksanakan tes hasil belajar jantung berdebar, keringat dingin pada telapak
banyak faktor yang dapat mempengaruhi tangan, tekanan darah meninggi, dan
salah satunya adalah faktor internal yaitu sebagianya, komponen sosial berupa perilaku
faktor yang berasal dari dalam diri siswa yaitu yang ditunjukkan oleh individu
kecemasan yang dialami oleh siswa. dilingkungannya berupa tingkah laku dan
Kecemasan merupakan suatu gejala normal gangguan tidur (Dacey, 2000).
yang terjadi. Kecemasan dianggap sebagai Menurut Anggreini (2010), ada tiga
salah satu faktor penghambat dalam belajar bentuk gejala kecemasan siswa dalam
yang dapat menggangu kinerja fungsi kognitif menghadapi pelajaran, yaitu gejala fisik,
seseorang dalam berkonsentarsi, mengingat, seperti tegang saat mengerjakan soal
pembentukan konsep, dan pemecahan matematika, gugup, berkeringat, tangan
masalah. Kecemasan matematika adalah jenis gemetar ketika harus menyelesaikan soal
penyakit, kecemasan matematika mengacu matematika atau ketika mulai pelajaran
pada suasana hati yang tidak sehat seperti matematika. Gejala kogntif seperti pesimis
respon yang terjadi ketika beberapa siswa dirinya tidak mampu mengerjakan soal
mengalami permasalahan matematika dan matematika, khawatir kalau hasil pekerjaan
menampakkan dirinya dengan panik dan matematikanya buruk, tidak yakin dengan
hilangnya pikiran, depresi, dan tidak berdaya, pekerjaan matematikanya sendiri, ketakutan
gugup, dan takut, dan sebagainya (Lou, 2009). menjadi bahan tertawaan jika tidak mampu
Kecemasan yang dialami siswa pada mengerjakan soal matematika. Gejala
mata pelajaran matematika sering disebut perilaku seperti berdiam diri karena takut
sebagai kecemasan matematika (Mathematics ditertawakan, tidak mau mengerjakan soal
Anxiety). Kecemasan terhadap matematika matematika karena takut gagal lagi dan
tidak bias dipandang sebagai hal biasa, karena menghindari pelajaran matematika.
ketidak mampuan siswa dalam beradaptasi Penelitian yang dilakukan oleh
pada pelajaran menyebabkan siswa kesulitan Suparjo (2007) menunjukkan bahwa tingkat
serta fobi terhadap matematika yang akhirnya kecemasan siswa dalam menghadapi mata
menyebabkan hasil belajar matematika pelajaran matematika cenderung rendah,
rendah. Kecemasan dapat disebabkan oleh sedangkan penelitian Angreini (2010)
karena ketidaksiapan siswa dalam mengikuti menunjukkan hubungan negatif antara
tes yang dilaksanakan. Ketidaksiapan ini salah kecemasan dengan prestasi belajar
satunya karena kurangnya pemahaman matematika artinya semakin tinggi tingkat
terhadap konsep matematika yang akan kecemasan maka semakin rendah prestasi
diujikan. Di samping itu kecemasan siswa belajar matematika.
dalam menghadapi tes matematika dapat Berdasarkan paparan di atas maka
disebabkan adanya beberapa faktor, yaitu penelitian ini ingin melihat bagaimana

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1, No. 3, September - Desember 2015
Pengaruh Kecemasan Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMPN 13 Banjarmasin 166

pengaruh kecemasan terhadap hasil belajar Sehingga diperoleh jumlah sampel


matematika siswa SMPN 13 Banjarmasin. penelitian yang akan digunakan sebanyak 70
orang yang tersebar di 7 kelas.
Variabel bebas dalam penelitian ini
Metode Penelitian
adalah kecemasan, sedangkan variable terikat
Penelitian ini merupakan penelitian adalah hasil belajar. Data kecemasan
deskripstif kuantitatif yaitu menjelaskan diperoleh menggunakan angket sedangkan
hubungan antar variabel dengan menganalisis hasil belajar diperoleh dari data guru berupa
data numerik (angka) menggunakan metode nilai UAS semester genap TA.2013-2014.
statistik melalui pengujian hipotesis. Angket kecemasan disusun
Populasi dalam penelitian ini seluruh berdasarkan gejala kecemasan yang
siswa kelas VII SMPN 13 Banjarmasin yang dikemukaan oleh Anggreini. Siswa
terdiri dari 231 orang yang tersebar dalam 7 memberikan tanggapan persetujuan terhadap
kelas. Keadaan populasi disajikan pada tabel angket dalam 5 kategori persetujuan, yaitu
berikut: sangat setuju (ST), setuju (S), cukup setuju
Tabel 1. Distribusi Populasi (CS), tidak setuju (TS), dan sangat tidak
No. Kelas Jumlah siswa setuju (STS). Dimana masing-masing
1 VII A 36 orang persetujuan diberi nilai 5, 4, 3, 2, dan
2 VII B 33 orang 1.Angket disebarkan 4 hari sebelum
3 VII C 32 orang dilaksanakan UAS semester genap TA.2013-
4 VII D 32 orang 2014. Jumlah item pernyataan ada 11
5 VII E 34 orang pernyataan.Sedangkan soal UAS semester
6 VII F 33 orang
genap TA. 2013-2014 dibuat oleh tim soal
7 VII G 31 orang
Jumlah 231 orang kota Banjarmasin.
Sebelum menganalisis data terlebih
Selanjutnya sampel penelitian ini dahulu dibuat kategori untuk variable
diambil menggunakan teknik pengambilan kecemasan.Skor maksimal angket adalah 55
sampel acak (random sampling) setiap dan skor minimal 11. Selanjutnya dihitung
anggota populasi yang ada mempunyai hak rata-rata dan standar deviasi dari skor yang
yang sama untuk dipilih menjadi anggota diperoleh akan dikualifikasi menurut
sampel. Penentuan sampel menggunakan Sudijono (2011).
Tabel 2. Kualifikasi Kecemasan
rumus solvin (Arikunto, 2002).
Skor kecemasan Kualifikasi
= x ≤rerata -1,5 Sangat rendah
1+ rerata -1,5< x ≤rerata -0,5 Rendah
rerata -0,5< x ≤rerata +0,5 Sedang
dimana Tinggi
rerata +0,5< x ≤rerata +1,5
n : ukuran sampel rerata +1,5< x Sangat tinggi
N : ukuran populasi Untuk data hasil belajar di kategorikan
e : persen kelonggaran ketidak telitian menggunakan tabel kualifikasi sebagai
karena kesalaha pengambilan sampel yang berikut:
masih ditaksir atau diinginkan. Pada
penelitian ini menggunakan 10%.

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1, No. 3, September - Desember 2015
167 Aminah Ekawati

Tabel 3. Kategori Hasil Belajar deviasinya 6,65. Kemudian skor kecemasan


Nilai Kualifikasi diolah dan disajikan pada tabel berikut:
85 ≤y ≤100 Baik sekali Tabel 4. Hasil Skor Angket Kecemasan
70 ≤y < 85 Baik Skor
55 ≤y < 70 Cukup Kualifikasi Frekuensi
kecemasan
40 ≤y < 55 Kurang x ≤22 Sangat rendah 5
y < 40 Kurang Sekali 22< x ≤29 Rendah 22
(Arikunto, 2007) 29< x ≤36 Sedang 23
Untuk melihat pengaruh kecemasan 36< x ≤43 Tinggi 17
dan hasil belajar matematika menggunakan x< 43 Sangat tinggi 3
Dari tabel diperoleh data bahwa sebagian
uji chi kuadrat sebagai berikut:
besar siswa berada pada tingkat kecemasan
( − ) sedang dalam menghadapi UAS semester
=
genap TA.2013-2014.
Keterangan: Berikut data hasil UAS semester genap TA.
: frekuensi yang diharapkan pada kelas I 2013-2014
: frekuensi observasi pada kelas atau Tabel 5. Hasil Belajar UAS Siswa Semester Genap
TA. 2013-2014
interval I.
Nilai Kualifikasi Frekuensi
Pada penelitian ini digunakan taraf
85 ≤y ≤100 Baik sekali 1
signifikansi 5 %. 70 ≤y < 85 Baik 4
Hipotesis yang akan duji sebagai yaitu 55 ≤y < 70 Cukup 8
Ho : tidak terdapat pengaruh kecemasan 40 ≤y < 55 Kurang 33
terhadap hasil belajar matemtika y < 40 Kurang Sekali 24
H1 : terdapat pengaruh kecemasan
terhadap hasil belajar matematika Dari tabel di atas diperoleh bahwa hasil
Jika hitung ≥ tabel maka Ho belajar siswa sebagian besar berada pada
ditolak (Supangat, 2012).Selanjutnya jika Ho kualifikasi kurang.
ditolak maka dicari koefisien kontingensi Selanjutnya dilakukan uji chi kuadrat
dengan rumus: untuk memperoleh pengaruh kecemasan
terhadap hasil belajar siswa. Berikut disajikan
= tabel chi kuadrat antara kecemasan dan hasil
+ belajar:
Selanjutnya nilai c maksimum ditentukan oleh Tabel 6. Analisis Chi Kuadrat Antara Kecemasn
dan Hasil Belajar
, dengan k adalah jumlah lajur dan baris Hasil
belajar Baik
Baik Cukup Kurang
Kurang
Jumlah
sekali sekali
dari tabel kontingensi yang sama. kecemasan
Sangat
1 4 0 0 0 5
rendah
Hasil dan Pembahasan Rendah 0 0 8 14 0 22
Sedang 0 0 0 19 4 23
A. Hasil Tinggi 0 0 0 0 17 17
Sangat
Berdasarkan hasil angket siswa 0 0 0 0 3 3
tinggi
diperoleh data bahwa rata-rata skor Jumlah 1 4 8 33 24 70
kecemasan adalah 32,43 dan standar

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1, No. 3, September - Desember 2015
Pengaruh Kecemasan Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMPN 13 Banjarmasin 168

Tabel di atas dilakukan untuk menghitung menjadi kurang percaya terhadap kemampuan
frekuensi harapan dan frekuensi observasi. yang dimilikinya. Guru bertugas membantu
Sehingga didapat nilai hitung = 138,01 dan mengatasi kecemasan siswa tersebut.
tabel = 28,85 sehingga Ho ditolak. Artinya Untuk mengatasi kecemasan siswa guru dapat
ada pengaruh antara kecemasan terhadap hasil menamamkan rasa percaya diri terhadap
belajar matematika pada siswa.Karena ho siswa bahwa mereka bisa mengerjakan dan
ditolak maka dilanjutkan menghitung belajar matematika lebih baik, kita dapat
koefisien kontingensi, diperoleh 0,815 dengan memberikan latihan-latihan soal bertahap dari
koefisien kontingensi maksimum 0,894 soal yang mudah, sedang, sukar sehingga
sehingga dapat disimpulkan bahwa mereka bisa mengerjakan soal-soal tersebut,
kecemasan sangat kuat mempengaruhi hasil menggunakan metode atau model
belajar. pembelajaran yang bervariasi, memberikan
suasana pembelajaran yang menyenangkan
B. Pembahasan
dan nyaman, dan lain-lain.Dari usaha yang
Hasil penelitian memperoleh dilakukan oleh guru diharpkan dapat
kesimpulan bahwa kecemasan mempengaruhi mengurangi rasa cemas yang dirasakan siswa
hasil belajar siswa dengan kuat.Sehingga guru sehingga berdampak pada hasil bejar yang
perlu mengantasipasi kecemasan yang terjadi meningkat.
ini, agar hasil belajar yang diperoleh dapat
maksimal. Hal ini sejalan dengan Slameto
(2010) yang mengatakan hasil belajar siswa Kesimpulan dan Saran
dipengaruhi oleh faktor internal, dimana
A. Kesimpulan
faktor yang mempengaruhi adalah faktor
psikologis antara lain motivasi, kecemasan, Adapun kesimpulan pada penelitian
perhatian, pengamatan, dan ini adalah ada pengaruh yang kuat antara
sebagainya.Meskipun kecemasan siswa bukan kecemasan terhadap hasil belajar matematika
satu satunya faktor yang mempengaruhi hasil siswa kelas VII SMPN 13 Banjarmasin.
belajar tetapi hal ini perlu diatasi. B. Saran
Kecemasan siswa berkaitan dengan
Adapun saran berdasarkan hasil
perasaan gelisah dan khawatir yang ditimbul
penelitian ini adalah sebagai berikut.
dari dalam diri siswa.Perasaan ini dapat
1. Melihat ada pengaruh kuat antara
dikarenakan pemahaman terhadap konsep
kecemasan terhadap hasil belajar maka
matematika yang lemah.Ini dapat dilihat dari
disarankan kepada guru agar dapat
hasil belajar siswa sebagian besar berada pada
membantu meminimalkan kecemasan
kualifikasi kurang.
siswa tersebut melalui proses
Menurut Hartanti (dalam Angreini,
pembelajaran yang menyenangkan dan
2010) Perasaan cemas akan berdampak pada
nyaman bagi siswa, menanamkan rasa
hasil belajar matematika karena dampak
percaya diri terhadap siswa dalam
kecemasan membuat siswa melakukan
menyelesaikan soal matematika.
perlawanan terhadap perasaan cemas, pada
2. Diharapkan ada penelitian lanjutan yang
suatu kondisi kegiatan siswa akan tergangu
dapat mengali faktor lain yang
yang menimbulkan siswa tidak berdaya untuk
mempengaruhi hasil belajar siswa.
merubah kondisi dan menyebabakan siswa

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1, No. 3, September - Desember 2015
169 Aminah Ekawati

Daftar Pustaka

Angreini, T. 2010. Hubungan Antara


Kecemasan Dalam Menghadapi
Mata Pelajaran Matematika Dengan
Prestasi Akademik Matematika Pada
Remaja.
http://www.gunadarma.ac.id/library/
articles/graduate/psychology/2010/
Artikel_10505235.pdf

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu


Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.

Arikunto, S. 2007. Dasar-dasar Evaluasi


Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Dacey, J.S. 2000. Your anxious child How


parents and teachers canrelieve
anxiety in children. SaFransisco:
Jossey-Bass Publishers.
http://www.library.usd.ac.id/Data%
20PDF/F.%20Psikologi/Psikologi/0
29114060_full.pdf

Luo, Y., F. Wang & Z. Luo. 2009.


Investigation and Analysis of
mathematics Anxiety in Middle
School Students.Journal of
mathematics Education, Vol.2, No.2,
hlm.12-19.
http://educationforatoz.com/images/
_9734_2_Xinbin_Lou.pdf

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor


yang mempengaruhinya Edisi Revisi.
Jakarta: Rineka Cipta.

Sudijono, A. 2011. Evaluasi Pendidikan.


Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Supangat, A. 2012. Statistika Dalam Kajian


Deskriptif, Inferensi, dan
Nonparametrik. Jakarta: Kencana
Media Group.

Suparjo, V.P. 2007. Kecemasan Siswa SMP


Dalam Menghadapi Mata Pelajaran
Matematika.

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1, No. 3, September - Desember 2015

You might also like