Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 5 - Akuntansi Musyarakah
Kelompok 5 - Akuntansi Musyarakah
ANGGOTA :
DEVIA INDAH 7211421349 HAURA ATIQAH 7211421342 VALENTINO OMEGA GANDI 7211421339
Akuntansi Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua
pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, di mana masing-
masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan
bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan
kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana.
P S A K 1 0 6
RUKUN AKUNTANSI
MUSYARAKAH
1. Ijab-Qabul / Sighat
2. Dua pihak yang berakad / `Aqidani dan
memiliki kecakapan melakukan pengelolaan
harta.
3. Objek Aqad / Mahal / Ma`qud Alaihi
4. Nisbah bagi hasil
KETENTUAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH
Penawaran dan penerimaan harus Pihak yg terlibat memiliki keahlian yang Modal yang diberikan dapat kas maupun
menunjukkan niat untuk melakukan memadai dalam memberikan/menerima non kas
kontrak (akad) dengan jelas. kewenangan perwakilan.
Setiap mitra wajib berkontribusi dana dan Pihak yang bersangkutan tidak diizinkan
Penerimaan dari penawaran terjadi pekerjaan untuk meminjam, memberikan pinjaman,
saat kontrak dilaksanakan. Setiap mitra memiliki hak untuk mengatur aset menyumbangkan, atau memberikan modal
musyarakah dalam operasi bisnis sehari-hari. musyarakah kepada pihak lain, kecuali jika
Kontrak dijelaskan dalam bentuk Setiap mitra memberikan kewenangan kepada terdapat kesepakatan khusus.
tertulis, melalui surat-menyurat, atau mitra lain untuk mengelola aset dan dianggap
dengan menggunakan metode diberi wewenang penuh untuk menjalankan Pembiayaan musyarakah tidak memiliki
komunikasi modern. aktivitas musyarakah, dengan memperhatikan jaminan yang diberikan, tetapi dalam
kepentingan mitra, tanpa melakukan kelalaian rangka menghindari potensi
atau tindakan semena-mena. penyalahgunaan, lembaga keuangan
Tidak diperbolehkan bagi salah satu mitra untuk syariah dapat meminta jaminan.
menarik atau menginvestasikan dana untuk
keuntungan pribadi.
KETENTUAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH
Prinsip dasar dalam pelaksanaan Keuntungan dihitung secara teliti untuk Modal bersama akan menanggung seluruh
musyarakah adalah keterlibatan mitra mencegah adanya perbedaan pandangan dan biaya operasional.
dalam pekerjaan, meskipun tidak ada potensi perselisihan saat alokasi keuntungan
keharusan untuk memiliki porsi kerja atau pada saat musyarakah berakhir. Apabila ada ketidakpatuhan dari salah satu
yang seimbang. pihak atau timbulnya konflik antara para
Setiap mitra akan menerima bagian keuntungan pihak, maka penyelesaian akan dilakukan
Setiap mitra akan bertanggung jawab yang sebanding dengan total keuntungan, tanpa melalui Badan Arbitrase Syariah setelah
untuk melaksanakan pekerjaan atas adanya jumlah tetap yang telah ditentukan pada musyawarah tidak berhasil mencapai
nama pribadi dan juga sebagai wakil awal untuk setiap mitra. kesepakatan.
dari mitra lainnya. Tanggung jawab ini
telah dijelaskan didalam kontrak. Kerugian harus dibagi di antara para mitra
secara proporsional berdasarkan kepemilikan
modal masing-masing.
JENIS -JENIS MUSYARAKAH
SYIRKAH SYIRKAH WUJUH ADALAH PERJANJIAN YANG MELIBATKAN DUA INDIVIDU ATAU
LEBIH YANG MEMILIKI REPUTASI DAN KOMPETENSI YANG BAIK DALAM
AL-UQUD BERBISNIS.
SYIRKAH A'MAL ATAU SERING DISEBUT DENGNA SYIRKAH ABDAN ATAU
SANAA`I ADALAH SEBUAH PERJANJIAN KERJA SAMA KOLABORASI ANTARA
DUA INDIVIDU YANG MEMILIKI KETERAMPILAN ATAU KEAHLIAN YANG
SEJENIS UNTUK BEKERJA SAMA DALAM MENERIMA PROYEK ATAU PEKERJAAN
TERTENTU DAN BERBAGI KEUNTUNGAN YANG DIPEROLEH DARI
PELAKSANAAN PROYEK TERSEBUT.
A. Mitra Aktif
Investasi dalam musyarakah diakui saat kas atau aset nonkas diserahkan untuk digunakan
dalam usaha musyarakah
Pengukuran investasi musyarakah memiliki dua komponen:
1. Kas diukur pada jumlah yang diserahkan; dan
2. Aset non-kas dinilai sesuai dengan nilai wajar, dan jika terdapat perbedaan antara nilai
wajar dan nilai buku aset non-kas, perbedaan tersebut diakui sebagai selisih penilaian aset
musyarakah dalam ekuitas. Selisih penilaian aset musyarakah ini akan diamortisasi
selama periode berlangsungnya akad musyarakah.
B. Mitra Pasif
Investasi dalam musyarakah diakui ketika terjadi pembayaran kas atau penyerahan aset
nonkas kepada mitra aktif.
Pengukuran investasi musyarakah terdiri dari dua aspek:
1. Kas diukur pada jumlah yang diserahkan; dan
2. Aset non-kas dinilai sesuai dengan nilai wajar. Jika terjadi perbedaan antara nilai wajar dan
nilai tercatat aset non-kas, perbedaan tersebut diakui sebagai keuntungan tangguhan dan
dikurangkan selama periode berlangsungnya akad atau diakui sebagai kerugian pada saat
terjadinya.
Nilai wajar > Nilai buku : Nilai wajar > Nilai buku :
Aset non-kas xx
Investasi Musyarakah xx Investasi Musyarakah xx
Dana Syirkah Temporer xx
Akumulasi penyusutan xx Akumulasi penyusutan xx
Selisih penilaian aset Selisih penilaian aset
Saat pengelola akan mengakui
Musyarakah xx Musyarakah xx
pendapatan dan beban
Aset non-kas xx Aset non-kas xx
Kas/Piutang xx
Nilai wajar < Nilai buku : Nilai wajar < Nilai buku :
Pendapatan xx
Investasi Musyarakah xx Investasi Musyarakah xx
Beban xx
Akumulasi penyusutan xx Akumulasi penyusutan xx
Kas/utang xx
Kerugian xx Kerugian xx
Aset non-kas xx Aset non-kas xx
Laba :
Laba : Laba :
Beban bagi hasil xx
Kas xx Kas xx
Utang xx
Pendapatan bagi hasil xx Pendapatan bagi hasil xx
Utang xx
investasi musyarakah investasi musyarakah
Kas xx
Rugi : Rugi :
Rugi :
Kerugian xx Kerugian xx
Penyisihan kerugian xx
Penyisihan kerugian xx Penyisihan kerugian xx
Kerugian yang xx
belum dialokasikan
Laba :
Laba :
Beban bagi hasil xx
Selisih penilaian aset Kas xx
Utang xx
musyarakah xx Pendapatan bagi hasil xx
Utang xx
Keuntungan xx investasi musyarakah
Kas xx