Professional Documents
Culture Documents
Makalah Indo
Makalah Indo
PENDAHULUAN
belum memahami apa itu bank. Masyarakat khususnya di Indonesia hanya mengetahui
sepotong-sepotong saja dan hanya memahami bank sebatas tempat untuk menyimpan dan
meminjam uang saja, bahkan terkadang masyarakat sama sekali belum mengetahui apa
itu bank. Secara sederhana bank dapat diartikan sebagai lembaga yang kegiatan usahanya
adalah menghimpun dan dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke
berdasarkan syariah islam ini sangat bermanfaat bagi masyarakat, karena dalam
perbankan syariah tidak mengenal adanya riba. Dan juga produk perbankan syariah ini
lebih banyak daripada bank konvensional. Perbankan syariah tidak mengenal riba tetapi
mengenal system bagi hasil. Bank syariah mempunyai empat prinsip utama yang
mendasari kinerja dari bank syariah. Diantaranya adalah prinsip perbankan non riba,
prinsip perniagaan halal dan tidak haram, prinsip keridhaan dari pihak-pihak yang
berkontrak, dan prinsip penggunaan dan yang amanah, jujur, dan bertanggungjawab.
Kegiatan perbankan syariah ini tidak akan jauh dari mobilisasi dana dari masyarakat
yang menanamkan modalnya di bank syariah. Bank syariah memiliki prinsip yang harus
sesuai dengan syariah Islam, untuk menjaga prinsip ini tetap ada dan perbankan syariah
tetap berjalan sesuai dengan syariah Islam maka diperlukan adanya Dewan Pengawas
Syariah (DPS). Dewan Pengawas Syariah ini diatur dalam pasal 5 (1) Peraturan
Pemerintah Nomor 72 tahun 1992 tentang Bank yang Berdasarkan Prinsip Syariah. DPS
dalam bank syariah sangat khusus jika dibandingkan dengan bank konvensional.
1
Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta, Rajawali Pers, 2014. hlm. 3
1
Disinilah tugas DPS untuk menentukan garis panduan untuk mengaturnya. Garis panduan
ini disusun dan ditentukan oleh Dewan Syariah Nasional. Tugas yang lain dari DPS
adalah meneliti dan membuat rekomendasi produk bari dari bank yang diawasinya. Dapat
diartikan bahwa peran DPS ini adalah sebagai penyaring pertama sebelum auatu produk
dalam satu bentuk pembiayaan ada lebih dari satu akad. Hybrid Contract menurut Al-
Imrani adalah kesepakatan dua pihak untuk melaksanakan suatu akad yang mengandung
dua akad atau lebih –seperti jual beli dengan sewa menyewa, hibah, wakalah, qardh,
sehingga semua akibat hukum akad-akad yang terhimpun tersebut, serta semua hak dan
kewajiban yang ditimbulkannya dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan, sebagaimana akibat hukum dari satu akad. 3 Hybrid Contract ini muncul
karena akad tunggal sudah tidak mampu merespon transaksi keuangan kontemporer.
Sehingga, metode hybrid contract ini menjadi metode unggulan dalam mengembangkan
produk perbankan syariah. Makalah ini akan membahas bagaimanakah keabsahan hybrid
B. Rumusan Masalah
2
Ibid. hlm. 31
3
Muhammad, Bisnis Syariah : Transaksi dan Pola Pengikatannya, Depok, Raja Grafindo, 2018. hlm. 248
2
BAB II
PEMBAHASAN
Salah satu pilar penting untuk menciptakan produk perbankan dan keuangan
pengembangan hibryd conctract (multi akad). Bentuk akad tunggal sudah tidak mampu
unggulan dalam pengembangan produk. Dr.Mabid Al-Jarhi, mantan direktur IRTI IDB
Literatur ekonomi syariah yang ada di Indonesia sudah lama mengembangkan teori
bahwa syariah tidak membolehkan dua akad dalam satu transaksi akad (two in one).
lingkup yang sangat luas. Harus difahami, bahwa larangan two in one hanya terbatas
dalam dua kasus saja sesuai dengan sabda-sabda Nabi Muhammad SAW yang terkait
dengan itu.
Two in one tidak boleh diperluas kepada masalah lain yang tidak relevan dan tidak
pas konteksnya. Para dosen, ahli ekonomi syariah, bankir syariah dan konsultan harus
mempelajari secara mendalam pandangan ulama tentang akad two in one dan al-ukud al-
murakkabah, agar pemahaman terhadap design kontrak syariah, bisa lebih komprehensif,
dinamis dan tidak kaku. Kekakuan itu bisa terjadi karena kedangkalan metodologis
syariah dan kelangkaan litaratur yang sampai kepada kita. Memang ada tiga buah hadits
Nabi Saw yang menunjukkan larangan penggunaan hybrid contract. Ketiga hadits itu
berisi tiga larangan, pertama larangan bay’ dan salaf, larangan bai’ataini fi bai’atin,
dan larangan shafqataini fi shafqatin. Ketiga hadits itulah yang selalu dijadikan rujukan
3
para konsultan dan banker syariah tentang larangan two in one. Namun harus dicatat,
larangan itu hanya berlaku kepada dua kasus, karena maksud hadits kedua dan ketiga
Beberapa pandangan ulama tentang hybrid contract seperti Aliudin Za’tary dalam
buku Fiqh Muamalah Al-Maliyah al-Muqaran mengatakan “Tidak ada larangan dalam
syariah tentang penggabungan dua akad dalam satu transaksi, baik akad pertukaran
(bisnis) maupun akad tabarru’. Hal ini berdasarkan keumuman dalil-dalil yang
Syafi’iyah, dan Hanbali berpendapat bahwa hukum hybrid contract adalah sah dan
hukum asal dari akad adalah boleh dan sah, tidak diharamkan dan dibatalkan selama
menggabungkan dua akad yang menimbulkan riba atau menyerupai riba, seperti
menggabungkan qardh dengan akad yang lain, karena adanya larangan hadits
menggabungkan jual beli dan qardh. Demikian pula menggabungkan jual beli cicilan
Menurut Ibn Taimiyah, hukum asal dari segala muamalat di dunia adalah boleh
kecuali yang diharamkan Allah dan Rasulnya, tiada yang haram kecuali yang
diharamkan Allah, dan tidak ada agama kecuali yang disyariatkan. Nazih Hammad
dalam syara’ adalah bolehnya melakukan transaksi hybrid contract , selama setiap akad
yang membangunnya ketika dilakukan sendiri-sendiri hukumnya boleh dan tidak ada
dalil yang melarangnya. Ketika ada dalil yang melarang, maka dalil itu tidak
diberlakukan secara umum, tetapi mengecualikan pada kasus yang diharamkan menurut
4
Al-‘Imrâni, Al-’uqûd al-Mâliyah al-Murakkabah, hal. 69
4
dalil itu. Karena itu, kasus itu dikatakan sebagai pengecualian atas kaidah umum yang
berlaku yaitu mengenai kebebasan melakukan akad dan menjalankan perjanjian yang
telah disepakati.
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa penggunaan hybrid contract dapat di benarkan dan dapat
dilaksanakan oleh perbankan Syariah. Karena sistem akad tunggal yang sudah tidak
mampu untuk merespon pembiayaan dari masyarakat. Penggunaan hybrid contract juga
B. Saran
mau menggunakan sistem hybrid contract yang benar dan harus seuai dengan Syariah
islam.
6
Daftar Pustaka
Buku
Muhammad, Bisnis Syariah : Transaksi dan Pola Pengikatannya, Depok, Raja Grafindo,
2018.
Internet
https://bocahkampus.com/contoh-kata-pengantar
http://www.agustiantocentre.com/?p=68