Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
OLEH:
ADRIANUS S.U WEDO
2017120006
DAFTAR ISI...........................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.3. Rumusan Masalah.........................................................................................3
1.4. Tujuan Penelitian..........................................................................................3
1.5. Manfaat Penelitian........................................................................................4
BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................................5
2.1 Penelitian Terdahulu......................................................................................5
2.2. Bahan baku....................................................................................................9
2.2.1 Pengertian Bahan Baku.......................................................................9
2.2.2. Karakteristik Bahan Baku..................................................................9
2.2.3 Standar Bahan Baku..........................................................................10
2.2.4 Jenis-Jenis Bahan Baku.....................................................................11
2.2.5 Analisis Variance Bahan Baku..........................................................13
2.3 Proses Produksi...........................................................................................15
2.3.1 Definisi Proses Produksi...................................................................15
2.3.2 Jenis-Jenis Proses Produksi...............................................................16
2.4. Kelancaran Proses Produksi........................................................................17
2.4.1 Definisi Kelancaran Produksi...........................................................17
2.4.2 Unsur-Unsur Kelancaran Proses Produksi........................................18
2.4.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelancaran Produksi................21
2.5 Kerangka Berfikir.......................................................................................27
2.6 Hipotesis Penelitian.....................................................................................27
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................29
3.1 Jenis Penelitian.............................................................................................29
3.2 Tempat dan lokasi Penelitian.......................................................................29
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian..................................................................30
3.3.1. Populasi............................................................................................30
3.3.2 Sampel...............................................................................................30
3.4.Metode Pengumpulan Data..........................................................................30
i
ii
PENDAHULUAN
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahan baku adalah bahan
untuk diolah melalui proses produksi menjadi barang jadi atau bahan kebutuhan
perusahaan diharapkan mampu bekerja efektif dan efesien agar suatu usaha laba
yang maksimal. Apabila suatu usaha berjalan dengan baik dan bekembang
bahwa bahan baku merupakan aset berharga perusahaan yang berperan penting
tidak terlalu besar dan juga terlalu kecil. Menurut Gunawan, (2020) menyatakan
bahwa bahan baku merupakan bahan utama dari suatu produk atau barang yang di
peroleh dari alam atau pemasok yang telah teruji kualitasnya sehingga dapat
digunakan sebagai bahan utama dalam proses produksi agar menghasilkan produk
jadi yang berkualitas dan berdaya tinggi. Setiap perusahaan dalam kegiatan
mencapai tujuan tersebut tidaklah mudah karena dipengaruhi oleh beberapa faktor,
1
2
karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh perusahaan
dapat tercapai, akan tetapi jika proses produksi tidak berjalan dengan lancar maka
tujuan perusahaan untuk memperoleh laba tidak akan tercapai. Salah satu faktor
yang mempengaruhi lancar atau tidaknya suatu proses produksi ialah ada atau
bahan baku maka perlu adanya pengendalian persediaan bahan baku. Jika terjadi
dijelaskan diatas, maka perlu peneliti melakukan melalui analisis lebih mendalam
pada usaha ayam geprek kak rose outlet 1 dan 5 kota Malang ?
peningkatan hasil produksi pada usaha ayam geprek kak rose outlet
hasil produksi pada usaha ayam geprek kak rose outlet 1 dan 5 kota
Malang
Produksi Pada Usaha Ayam Geprek Kak Rose Outlet 1 Dan 5 Kota
Malang
Peningkatan Hasil Produksi Pada Usaha Ayam Geprek Kak Rose Outlet 1
Terhadap Peningkatan Hasil Produksi Pada Usaha Ayam Geprek Kak Rose
1. Manfaat Teoritis
Bahan Baku dan kelancaran proses produksi pada usaha ayam geprek kak
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
b.Bagi Perusahaan
pada usaha ayam geprek kak rose kota malang Malang untuk
KAJIAN PUSTAKA
Dasar atau acuan yang berupa teori-teori atau temuan-temuan melalui hasil
berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dan dapat
dijadikan sebagai data pendukung. Salah satu data pendukung yang menurut
peneliti perlu dijadikan bagian tersendiri adalah penelitian terdahulu yang relevan
5
6
GAPURA telah
baik, sebab persentase produk rusak
berada pada batas wajar yakni pada
batas atas dan batas bawah
Roberta Analisis Jenis Penelitian dilakukan pada UKM
Ayu Pengendalian penelitian Keripik Tempe Putra Ridhlo Sanan.
Lestari9 Kualitas kualitatif Penelitian Skripsi ini bertujuan
(2021) Produk Pada dengan sebagai pedoman untuk mengetahui
Proses pendekata n pengendalian kualitas produk pada
Produksi deskriptif proses produksi yang dimiliki oleh
Dengan mengguna pemilik usaha pada keripik tempe
Metode Total kan metode putra Ridho Sanan tersebut dalam
Quality EOQ rangka untuk meningkatkan
Control kestabilan dan kualitas usaha. Total
Dalam Upaya Quality Control ditujukan agar
Meningkatka n berfungsi sebagai alat ukur indikasi
Kualitas penyebab menurunnya kualitas
Produksi di produk pada saat proses produksi
UKM berlangsung. Sehingga dapat
Keripik diindikasikan beberapa penyebab
Tempe Putra penurunan kualitas produknya,
Ridhlo ataupun solusi penyelesaian
masalahnya agar ke depannya dapat
lebih baik lagi dan meminimalisir
permasalahan terkait pengendalian
kualitas produk pada saat produksi.
Total Quality Control diterapkan
pada beberapa lini terkait yaitu
kualitas, pelayanan, dan sumber
daya manusia yang dimaksudkan
agar dapat berdampak positif
terhadap produktifitas serta kualitas
sebuah perusahaan. Penelitian
dilakukan pada UKM Keripik
Tempe Putra Ridhlo Sanan
samasama mencari hasil yang positif yang berdasarkan hasil penelitian yang
dari peneliti terdahulu dengan peneliti sekarang yaitu metode penelitian yang
9
berbeda, judul yang berbeda, tempat penelitian yang berbeda, tahun penelitian
yang berbeda.
Definisi Bahan Baku Bahan baku adalah persediaan yang dibeli oleh
perusahaan untuk diproses menjadi barang setengah jadi dan akhirnya barang jadi
yang nantinya akan diolah melalui proses produksi menjadi barang jadi yang
akan dipasarkan oleh perusahaan. Bahan baku juga dapat diartikan sebagai
bahan yang membentuk sebuah barang jadi yang berasal dari barang impor,
Dilihat dari segi kualitas, kualitas bahan baku tidak kalah pentingnya
dengan bahan baku yang dilihat dari segi kuantitas bahan baku. Jadi artinya hasil
dari proses produksi yang berkualitas itu bisa juga dipengaruhi oleh bahan baku
yang berkualitas. Oleh karena itu, kualitas bahan baku menjadi hal yang sangat
kualitas produksi.
10
Standarisasi produk ditentukan agar bahan baku yang di dapat dari pemasok sudah
menyatakan bahwa standar bahan baku yaitu: Beberapa negara besar di dunia
seperti Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jepang, Jerman Barat, dan Rusia
mereka tetapi barangnya dapat dikatakan sama. Sebagai contoh, dalam standar JIS
(Jepang), bahan baku untuk paku adalah low carbon wire rod JIS G 3505 SWRM
yang dapat dikatakan sama dengan standar Amerika AISI 1012. Dengan data
seperti itu, kiranya tidak akan dialami kesukaran memperoleh barang yang sama
dari sumber lain. Dewasa ini Indonesia telah menggiatkan pula usaha-usaha
dari:
b. Harga per satuan masukan fisik tersebut, atau disebut pula harga standar.
Untuk mengubah kuantitas standar bahan baku menjadi biaya bahan baku
standar, maka perlu ditentukan harga standar bahan baku. Harga standar
ini pada umumnya ditentukan dari daftar harga pemasok, catalog atau
informasi yang sejenis dan informasi lain yang tersedia yang berhubungan
dapat berupa:
a. Harga yang diperkirakan akan berlaku di masa yang akan datang, biasanya
panjang
sebagaimana menurut Jay Heizer dan Barry Render (2015) yang diterjemahkan
yang telah dibeli tetapi belum diproses. Bahan-bahan dapat diperoleh dari
sumber. alam atau dibeli dari supplier. Persediaan ini dapat digunakan
produksi.
12
proses adalah komponen atau bahan mentah yang telah melewati sebuah
4. Persediaan barang jadi (finished good inventory) yaitu produk yang telah
( 2011) :
1. Bahan baku langsung Bahan baku langsung atau direct material adalah
semua bahan baku yang merupakan bagian daripada barang jadi yang di
hasilkan. Biaya yang di keluarkan untuk membeli bahan baku langsung ini
mempunyai hubungan yang erat dan sebanding dengan jumlah barang jadi
yang di hasilkan.
2. Bahan Baku Tidak langsung Bahan baku tidak langsung atau disebut juga
dengan indirect material, adalah bahan baku yang ikut berperan dalam
13
proses produksi tetapi tidak secara langsung tampak pada barang jadi yang
di hasilkan
tergantung dari upaya perusahaan untuk mencari dan memilih dengan teliti bahan
baku yang akan digunakan dalam proses produksi. Dengan kualitas bahan baku
yang semakin baik maka akan mengurangi terjadinya kesalahan produksi maupun
proses produksi ulang. Untuk mendapatkan bahan baku yang bermutu baik maka
dilakukan pengujian atau pengetesan bahan baku, dengan begitu dapat diketahui
mana bahan baku yang sesuai dengan kriteria yang ditetap kan oleh perusahaan
dan mana yang tidak sesuai. Bila mutu bahan baku sesuai dengan standar yang
ditetapkan maka diharapkan adanya produk yang bermutu baik Produk bermutu
dan memiliki pelayanan yang baik merupakan usaha perusahaan didalam menjual
a. Harga Bahan Baku (Material price variance) Variance harga bahan baku
merupakan perbedaan atau selisih baik lebih besar maupun lebih kecil
14
antara harga bahan baku yang sesungguhnya terjadi dengan bahan baku
= (HS – HSt) KS
Jika:
HS > HSt maka SHB tidak menguntungkan (unfavorable) HS < HSt maka
Jika:
KS > KSt maka SKB tidak menguntungkan (Unfavorable) KS < KSt maka
alami atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber
daya lainnya yang menghasilkan suatu hasil. Suatu proses mungkin dikenali oleh
perubahan yang diciptakan terhadap sifat-sifat dari saut atau lebih objek di bawah
nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat
Menurut iba dan Raudhan (2015:42) proses proses produksi adalah suatu
proses produksi adalah cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau
menambah kegunaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi
yang ada. Dari kedua definisi diatas maka dapat di simpulkan bahwa proses
mengubah bahan baku (input) menjadi produk jadi (output) yang diharapkan dapat
menambah nilai suatu barang yg dihasilkan dan bisa bermanfaat untuk kebutuhan
manusia.
16
sebagai berikut:
pabrik yang mengerjakan barang dengan jumlah sedikit. Hal itu dapat
Menurut Assauri (2018) jenis dan mutu dari barang yang diproduksi, ada
beberapa hal mengenai jenis dan sifat produk yang perlu diketahui dan
diperhatikan, yaitu:
mungkin.
masa.
berjalan dengan lancar, perusahaan harus dapat memastikan bahan baku produksi
tersedia dalam jumlah yang cukup (Santoso, R dkk, 2022). Menurut kamus terbaru
Bahasa Indonesia (2008:405) “Lancar adalah melaju dengan cepat atau bergerak
pembangunan sangat bergantung pada sarana, tenaga dan biaya yang tersedia”.
tidaknya proses produksi. Salah satu hal penting dalam kelancaran proses produksi
adalah
Berbagai bentuk barang atau jasa yang dikerjakan banyak sekali sehingga
atas dapat disimpulkan, bahwa kelancaran proses produksi adalah metode dan
tekhnik yang dapat menciptakan suatu kecepetan dan keefesiensi waktu kerja dari
pekerjaan yang ringan maupun berat agar dapat memberikan hasil yang maksimal.
4. Pengendalian mutu.
atas :
bagi produksi dan operasi ditentukan baik tidaknya pengadaan bahan serta
digunakan dalam proses produksi dan operasi harus selalu terjamin tetap
pemeliharaan atau perawatan mesin dan peralatan ini akan dicakup tentang
dan operasi. Dalam rangka ini perlu dipelajari kegiatan pengendalian mutu
yang tercakup dalam pengendalian mutu adalah maksud dan tujuan dari
dan keterampilan para tenaga kerja atau sumber daya manusianya. Dalam
sumber daya atau bahan baku yang bisa juga disebut sebagai faktor produksi.
Adapun jenis proses produksi dapat ditinjau dari segi wujud proses sebagai
berikut:
beratkan kepada adanya proses analisa atau sintesa serta senyawa kimia.
angkutan.
Menurut Sukirno (2005) secara umum faktor produksi dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Tanah, sebagai salah satu faktor biasanya terdiri dari barang ekonomi atau
material yang diberikan oleh alam tanpa bantuan manusia, tanah disini
2. Modal, bukan hanya dalam bentuk uang akan tetapi modal juga bisa
produksi.
4. kill dan keahlian, faktor skill digolongkan sebgai tenaga kerja tetap,
karena itu, skill digolongkan menjadi salah satu faktor produksi, karena
umumnya digunakan adalah modal produksi, bahan baku produksi, tenaga kerja
produksi, upah per tenaga kerja produksi dan aglomerasi industri. Kegiatan
faktor-faktor produksi industri pengolahan menjadi nilai manfaat yang lebih dan
berkaitan dengan modal, bahan baku, tenaga kerja serta lama usaha.
A. Modal
dimiliki manusia untuk dapat dipakai secara langsung atau tidak langsung
1. Modal Asing Modal asing merupakan modal yang bersumber dari luar
B. Bahan Baku
bahan baku baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Bahan baku juga
Sedangkan bahan baku yang diperoleh dapat berasal dari pembelian lokal,
pembelian import, atau bisa juga berasal dari pengolahan sendiri. Menurut
Asri & Adisaputro (2011) jenis-jenis bahan baku terdiri dari dua, yaitu:
25
produksi tetapi tidak secara langsung terlihat pada barang jadi yang
dihasilkan.
C. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting dan harus diperhatikan
kerja yang cukup dan memadai, jumlah tenaga kerja yang digunakan harus
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk
usia kerja (15-64 tahun) atau seluruh jumlah penduduk di suatu negara
yang mampu menghasilkan barang dan atau jasa jika ada permintaan
terhadap tenaga mereka dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas
tersebut. Tenaga kerja sebagai salah satu faktor produksi, adalah unsur
26
golongan, yaitu:
D. Lama Usaha
dampak positif bagi pelaku usaha, yaitu pelaku usaha akan lebih tinggi
2017).
(X2) H3
Keterangan:
: Pengaruh secara parsial
: Pengaruh secara simultan
28
Hipotesis adalah suatu pernyataan atau dugaan yang masih lemah kebenarannya
H1: Diduga Adanya Pengaruh Secara Parsial Bahan Baku Terhadap Peningkatan
Hasil Produksi Pada Usaha Ayam Geprek Kak Rose Outlet 1 Dan 5 Kota
Malang
Terhadap Peningkatan Hasil Produksi Pada Usaha Ayam Geprek Kak Rose Rose
METODE PENELITIAN
menemukan ada atau tidaknya hubungan antara variabel. Dalam penelitian yang
dilaksanakan di Usaha Ayam Geprek Kak Rose Rose Outlet 1 dan 5 kota Malang
.Terdapat tiga variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas (X1) Bahan Baku
dan kelancaran proses produksi (X2) dan variabel terikat (Y) adalah peningkatan
hasil produksi.
dilakukan dengan cara terjun langsung kelapangan untuk pengambilan data dan
penyebaran pertanyaanpertanyaan
antara variabel.
29
30
3.3.1. Populasi
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
ini adalah seluruh karyawan pada usaha ayam geprek kak rose rose outlet 1 dan
3.3.2 Sampel
(2017:16) penentuan pengambilan sampel apabila kurang dari 100 maka lebih
baik diambil semua yang bisa disebut metode sensus atau disebut juga dengan
karyawan yang berada pada usaha ayam geprek kak rose rose outlet 1 dan 5 kota
Malang .
1. Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data
angka yang dapat dihitung, yang diperoleh dari kuesioner yang dibagikan
2. Sumber data
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan untuk pengumpulan data
b. Data sekunder
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono,
32
2013:12). Penelitian ini memiliki Dua (2) variabel bebas (independent), yaitu:
Bahan baku adalah bahan yang di gunakan dalam proses produk dalam
produksi yang terdiri dari : tenaga kerja modal, bahan baku, mesin, pasar,
juga dapat diartikan apabila proses produksi tidak mengalami masalah dalam
ditentukan oleh variabel lain atau variabel bebas (Sugiyono, 2013:39). Variabel
Tabel 3.1. Bahan Baku, kelancaran proses produksi dan Peningkatan Hasil
Produksi
No Variable Indikator Item
Pernyataan
1. Bahan
Bahan 2. Ketersediaan bahan baku
1 Baku (X1) 3.Sumber bahan baku yang mudah di peroleh
4.bahan baku
5.teliti bahan baku
6.hasil produksi bahan baku
1. Nilai suatu barang
Kelancaran 2. Jumlah uang
2 proses 3. Sejumlah nilai
produksi 4. Nilai yang ditukar
(X2) 5. jumlah uang yang dibebankan
6. peluang usaha bagi yang menepati pasar
3 1. Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses
Peningkatan produksi.
hasil 2. Mesin yang digunakan dalam proses
produksi produksi.
(Y) 3. Dana/Biaya yang di keluarkan dalam
proses produksi
4. Variasi
5. Mengubah bahan baku
6. Ruangan
3.7.1 Observasi
kemampuan perusahaan dan kondisi mebe jati bersama. Dalam hal ini peneliti
penelitian.
3.7.2 Dokumentasi
kabar, majalah, notulen, buku lengger (Arikunto, 2013:224). Dalam penelitian ini,
informasi mengenai sejarah pada usaha ayam geprek kak rose kota malang,
peraturan ataupun gambaran umum yang berhubungan dengan usaha ayam geprek
3.7.3 Wawancara
dari Responden yang terkait. Dapat pula dikatakan bahwa wawancara merupakan
mana pewawancara bertanya langsung tentang suatu objek yang diteliti dan telah
Menurut Sugiyono (2018: 467) jenis wawancara ini sudah termasuk dalam
masih tetap berada pada pedoman wawancara yang sudah dibuat. Tujuan dari
dimana Responden yaitu seluruh karyawan yang bekerja di Ayam Geprek Kak
bantuan alat-atat yang diantaranya adalah buku catatan yang berfungsi untuk
mendapatkan data dari hasil wawancara, alat perekam yang berfungsi untuk
peneliti meminta izin terlebih dahulu apakah percakapan tersebut boleh direkam,
serta kamera yang berfungsi untuk memperkuat keabsahan data penelitian dalam
3.7.4 Kuisioner
memperoleh gambaran sesuai dengan apa yang terjadi melalui jawaban dari pada
pengumpulan data yang diarah kepada pencairan data dan informosi melalui
penelitian ini digunakan sebagai alat pengukuran, dan instrumen yang lazim
digunakan dalam penelitian ini adalah beberapa daftar pertanyaan serata kuesioner
sikap, pendapat, dan resepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
mulai dari terbesar yaitu 5 hingga 1.Berikut adalah tabel skala likert.
terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh
peneliti.Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap
Sumber: Sugiyono
(2017:183) Keterangan :
N = Jumlah Subjek
reliabilitas dengan cara one shot, yaitu melakukan pengukuran hanya sekali dan
menggunakan alat bantu program SPSS for windows. SPSS memberikan fasilitas
untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu
variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai α > 0,70 (Ghozoli, 2012:21). Uji
Keterangan :
Uji asumsi klasik harus dilakukan untuk menguji layak tidaknya model
analisis dalam penelitian regresi yang digunakan dalam penelitian. Uji ini meliputi
39
Data Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model
normal atau tidak.Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal
atau mendekati normal. Dalam penelitian ini digunakan cara analisis plot grafik
dilakukan dengan cara melihat apakah posisi histogram berada di tengah– tengah
atau tidak. Apabila posisi histogram sedikit menceng ke kiri ataupun ke kanan,
melihat histogram hal ini bisa menyesatkan khususnya untuk jumlah tipe sampel
yang kecil.
Metode yang lebih handal adalah melihat normal probability plot yang
lurus diagonal dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika
ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi kolerasi diantara variabel bebas. Nilai kolerasi tersebut
dapat dilihat dari colliniearity statistics, apabila nilai VIF (variance Inflation
Factor) memperhatikan hasil yang lebih besar dari 10 dan nilai tolerance tidak
40
boleh lebih kecil dari 0,1 maka menunjukan adanya gejala multikolinieritas,
sedangkan apabila nilai VIF kurang dari 10 dan nilai toleravce lebih besar dari 0,1
maka gejala multikolinieritas tidak ada (Ghozoli, 2012:95). Nilai VIF dihitung
menggunakan:
Keterangan:
teratur serta tidak membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar
(Ghozoli, 2012:103). Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel
terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Pada Grafik scatter
plot sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual. Dasar
analisisnya adalah:
a. Jika titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titk menyebar di atas dan di
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu teknik analisis
regresi lima prediktor atau analisis berganda. Analisis ini digunakan mengetahui
ada tidaknya pengaruh Bahan Baku dan kelancaran Proses Produksi Pada usaha
Ayam Geprek kak Rose Kota Malang. Hasil dari analisis regresi adalah berupa
Keterangan:
Y = Proses Produksi
Α = Konstanta
β1,β2 = Determinasi
X1 = Bahan Baku
X2 =hasil produksi
e = Standard Error
bahwa
tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karen itu,
naik atau turun apabila jumlah variabel independen ditambahkan dalam model
menggunakan alat bantu komputer program SPSS ( Statistical Program for Social
Science)for windows 18.0. dengan demikian uji asumsi akan keluar secara
BAB IV
Berdirinya ayam Geprek Kak Rose bermula dari tahun 2012 bapak
pindah alamat di Jl. Soekarno Hatta yang bertempat di Pujasera yang diberi
nama Griya Bebek dan Ayam Goreng Mas Nanang, dengan modal awal
Rp.400.000 (empat ratur ribu rupiah). Pada tahun 2013 Pak Nanang
dari Pujasera). Pada tahun 2017, Pak Nanang beserta Crew membuka Rumah
Makan baru bernama Geprek Kak Rose, dengan outlet pertama Geprek Kak
hingga sekarang terdapat 12 cabang Rumah makan Geprek Kak Rose, yang
pendidikan, modal, dan pendapatan per bulan yang diuraikan sebagai berikut.
44
45
No Identitas Responden f %
Umur:
Total 30 100
Jenis Kelamin:
1 Laki-laki 19 63,3
2 Perempuan 11 36,7
Total 30 100
Pendidikan
1 SMP 1 3,3
2 SMA/sederajat 17 56,7
3 S1 12 40,0
Total 30 100
orang karyawan Ayam Geprek Kak Rose Kota Malang, sebagian besar berusia
antara 21-24 tahun yaitu sebanyak 17 orang (56,7%), sebagian besar responden
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
betul-betul dapat mengukur apa yang hendak diukur. Adapun uji vailiditas
rhitung
No. rtabel Keterangan
X1 X2 Y
dari variabel bahan baku (X1), kelancaran proses produksi (X2) dan
47
peningkatan hasil produksi (Y) yang masing-masing memiliki nilai rhitung >
rtabel yang mana nilai rtabel dari 30 sampel adalah 0,361 dengan nilai signifikan
5% (p value < 0,05), sehingga dapat dikatakan bahwa semua item pernyataan
dinyatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
korelasi alpha lebih besar dari 0,6 maka instrumen dikatakan reliabel dan
Berdasarkan tabel 4.3, menunjukkan bahwa semua item pernyataan dari variabel
bahan baku (X1), kelancaran proses produksi (X2) dan peningkatan hasil produksi
(Y) yang masing-masing pernyataan mempunyai koefisien alpha lebih besar dari
0,6. Dengan demikian berarti bahwa item pernyataan untuk semua variabel
dinyatakan reliabel.
1. Uji Normalitas
variabel bebas dan variabel terikat adalah normal. Normalitas dapat diketahui
dari normal probability plot, sedangka model regresi yang baik adalah
normal jika data (titik) mengikuti dan membentuk garis lurus mendekati sudut
45o. Adapun untuk mengetahui data terdistribusi normal atau tidak dilihat
berikut:
49
Residual berada di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
yang membentuk sudut 45º, sehingga dapat dikatakan bahwa data dinyatakan
2. Uji Multikolinearitas
model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
50
dari Value Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF > 10,0 maka terjadi
multikolinearritas. Dan sebaliknya apabila VIF < 10,0 maka tidak terjadi
multikolinearitas. Dalam penelitian ini diperoleh nilai VIF seperti pada tabel
sebagai berikut:
(X1) dan kelancaran proses produksi (X2) memiliki nilai tolerlansi (tolerance)
sebesar 0,734 > 0,10 dan nilai VIF sebesar 1,363 < 10,00 sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel bahan baku (X1) dan kelancaran proses produksi
3. Uji Heterokedastisitas
penyebaran data (titik) terletak disekitar nilai 0 dari sumbu X dan Y. Adapun
sumbu X dan sumbu Y dan terdapat pola yang jelas dari penyebaran data,
dengan kata lain data tidak menumpuk pada satu titik saja tetapi menyebar.
1. Deskriptif Variabel
berikut berikut.
memiliki skor terendah 24,0 dan tertinggi 30,0 serta rata-rata adalah 27,00.
produksi (Y) memiliki skor terendah 27,00 dan tertinggi 40,00 serta rata-rata
adalah 36,33.
Unstandardized Standardized
Variabel Coefficients Coefficients Beta Ket.
B Std. Error Beta
Konstanta 18,705 6,705
Bahan baku (X1) 0,647 0,276 0,333 Positif
Kelancaran proses
0,764 0,197 0,550 Positif
produksi (X2)
Sumber: Data diolah, 2023
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
sebagai berikut:
a. Konstanta sebesar 18,705 artinya jika nilai variabel bahan baku (X1) dan
b. Koefisien regresi variabel bahan baku (X1) sebesar 0,647 artinya jika
berikut.
sebesar 0,398 (39,8%) dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
4. Pengujian Hipotesis
a. Uji t (Parsial)
1) Variabel bahan baku (X1) memiliki nilai thitung > ttabel (2,349 >
Malang.
ttabel (3,878 > 2,048) dengan nilai signifikan 0,001 (p value <
b. Uji F (Simultan)
(X1) dan kelancaran proses produksi (X2) memiliki nilai Fhitung > Ftabel
(20,411 > 3,354) dengan nilai signifikan 0,000 (p value < 0,05).
4.2 Pembahasan
produksi Ayam Geprek Kak Rose autlet 1 dan 5 Kota Malang. Sedangkan pada
hasil analisis regresi berganda diperoleh nilai koefisien positif. Pengaruh positif
ini memberikan arti bahwa semakin tinggi ketersediaan bahan baku di gudang
dalam hal ini dapur, maka akan meningkatkan hasil produksi Ayam Geprek Kak
Rose, sebaliknya jika ketersediaan bahan bakunya kurang atau habis sedangkan
pada saat yang bersamaan masih banyak pesanan maka akan berdampak buruk
pada penurunan hasil produksi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
merupakan suatu barang mentah yang nantinya akan diolah melalui proses
tersebut di atas maka peneliti dapat simpulkan bahwa bahan baku menjadi faktor
Kegiatan produksi tidak akan terwujud dan terlaksana tanpa adanya bahan baku
pada Ayam Geprek Kak Rose, dimana bahan baku ini tentu berupa ayam dan
tepung, dan beberapa bahan penolong lainnya yang dapat membentuk bagian
besar produk jadi yaitu ayam Geprek yang siap dijual. Bahan baku disebut juga
bahan dasar yang dipergunakan untuk memproduksi suatu barang. Sehingga dapat
dikatakan secara sederhana bahwa, bahan baku merupakan bagian yang integral
dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Adapun bahan baku yang diolah di
Ayam Geprek Kak Roses diperoleh dari pemasok dengan kesepakatan harga
tertentu. Dari hal tersebut maka dapat dikatakan bahan baku menjadi unsur
bahan baku yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tentu akan berdampak pada
proses produksi yang selalu berjalan artinya pihak Ayam Geprek Kak Roses
peningkatan hasil produksi Ayam Geprek Kak Rose autlet 1 dan 5 Kota Malang.
Hasil analisis regresi berganda diperoleh nilai koefisien positif, hal ini
terhadap peningkatan hasil produksi memberikan arti bahwa ketika ketika proses
produksi berjalan lancar, tidak terdapat kendala selama proses produksi, maka hal
ini tentu akan memberikan dampak pada peningkatan produksi, yang mana bagian
58
bahan baku, kurangnya tenaga kerja di bagian produksi, dan beberapa masalah
lain maka akan berdampak buruk pada penurunan hasil produksi, dimana Ayam
Geprek Kak Roses akan cepat kehabisan stok produk jadi dan hal ini akan
Geprek Kak Roses. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
dengan lancar, perusahaan harus dapat memastikan bahan baku produksi tersedia
berpendapat bahwa kelancaran proses produksi sangatlah penting, karena hal ini
berkaitan dengan ketersediaan bahan jadi yang siap untuk dijual kepada
dalam hal ini usaha Ayam Geprek Kak Roses masih berjalan, dan ketika proses
tercapainya tujuan didirikannya usaha, yaitu mencapai titik penjualan yang tinggi.
59
Semakin tinggi tingkat permintaan konsumen, maka akan hal ini berdampak pada
proses produksi yang semakin meningkat, untuk itu diperlukan adanya kelancaran
proses produksi selama berjalannya usaha Ayam Geprek Kak Rose dalam
proses produksi berjalan lancar, maka persediaan produk jadi Ayam Geprek Kak
Rose juga akan selalu ada, sehingga tidak akan berdampak pada kehabisan
Rose autlet 1 dan 5 Kota Malang. Analisis regresi linier berganda juga
menghasilkan nilai R Square (R2) sebesar 0,602 yang berarti bahwa kontribusi
Peningkatan hasil produksi sebesar 60,2% dan sisanya sebesar 0,398 (39,8%)
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti, seperti: ketersediaan tenaga kerja
terhadap peningkatan hasil produksi. Ketersediaan bahan baku seperti ayam dan
tepung serta bahan penolong lain seperti penguat rasa, minyak, gas, dan lain-lain
bahan baku tentu usaha Ayam Geprek Kak Rose akan selalu siap untuk di
Ayam Geprek Kak Rose yang terus meningkat tentu diperlukan adanya
kelancaran selama masa proses produksi, hal ini untuk mencaga ketersediaan
secara sederhana bahwa bahan baku dan kelancaran proses produksi berkaitan
dengan bahan baku. Berdasarkan temuan ini, peneliti dapat berpendapat bahwa
kelancaran proses pengaruh yang sangat signifikan, hal ini dikarenakan suatu
usaha yang dikatakan hidup dalam arti masih berjalan tentu ditunjukkan dengan
maish berjalannya produksi. Bahan baku memang penting dalam produksi Ayam
Geprek Kak Rose, namun tanpa didukung dengan proses produksi yang baik,
maka dapat berdampak pada penumpukkan bahan baku, sehingga hal ini akan
berdampak kerusakan bahan baku, dan tentu Ayam Geprek Kak Rose dapat
mengalami kerugian. Oleh karena itu, penelitian ini yang dilakukan di Ayam
5.1 Kesimpulan
peningkatan hasil produksi Ayam Geprek Kak Rose autlet 1 dan 5 Kota
Malang, yang dibuktikan dengan thitung > ttabel (2,349 > 2,048) dengan nilai
signifikan 0,026 (p value < 0,05). Hasil peneitian ini memberikan gambaran
hasil produksi Ayam Geprek Kak Rose, sebaliknya jika ketersediaan bahan
bakunya kurang atau habis sedangkan pada saat yang bersamaan masih
banyak pesanan maka akan berdampak buruk pada penurunan hasil produksi.
terhadap peningkatan hasil produksi Ayam Geprek Kak Rose autlet 1 dan 5
memiliki nilai thitung > ttabel (3,878 > 2,048) dengan nilai signifikan 0,001 (p
value < 0,05). Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa ketika ketika
produksi, maka hal ini tentu akan memberikan dampak pada peningkatan
pembelian.
61
62
Kak Rose autlet 1 dan 5 Kota Malang, yang dibuktikan dengan F hitung > Ftabel
(20,411 > 3,354) dengan nilai signifikan 0,000 (p value < 0,05). Hasil
peningkatan hasil produksi Ayam Geprek Kak Roses, sehingga hal ini tentu
5.2 Saran
ayam dan tepung serta bahan penolong lain seperti penguat rasa, minyak,
produksi ayam geprek dan hal ini tentu dapat memberikan gambaran jika
persediaan bahan baku, hubungan dengan pemasok bahan baku, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Almaudidi, S. (2016). EVA (Economic Value Added) dan MVA (Market Value
Added) serta Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan.Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi, 16(3): 102–114.
Assauri, Sofjan. (2008). Manajemen Produksi dan Operasi (Edisi Revisi 2008).
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Diana, D., & Rifa'i, M. (2020). Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Keripik Nangka Dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Pada
UKM Gapura Di Kota Batu (Doctoral dissertation, Fakultas Ekonomi
Universitas Tribhuwana Tunggadewi).
Erdi, Dian Haryati. (2021). Pengaruh Kualitas Bahan Baku Dan Proses Produksi
Terhadap KualitasProduk Di Pt Karawang Foods Lestari.
Faradiba, F., & Astuti, S. R. T. (2013). Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga,
Lokasi dan Kualitas Pelayanan terhadap Minat Beli Ulang Konsumen
(Studi pada Warung Makan “Bebek Gendut” Semarang). Diponegoro
Journal of Management, 59-69.
Herawati, H dan Dewi Mulyani, (2016). Pengaruh Kualitas Bahan Baku dan
Proses Produksi terhadap Kualitas Produk pada UD Tahu Rosydi
Puspan Maron Probolinggo. Prosiding Seminar Nasional.17
Desember (2016). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember:
463-482.
Iba, Z., dan Raudhah. (2015). Pengaruh Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Terhadap Kelancaran Proses Produksi Minyak Kelapa di PT Bireuen
Coconut Oil. Jurnal Kebangsaan. Volume 4 No.8
Idri. (2015). Hadis Ekonomi (Ekonomi dalam Perspektif Hadis Nabi). Jakarta:
Kencana,
Maulana, Ade Syarif. (2016) "Pengaruh kualitas pelayanan dan harga terhadap
kepuasan pelanggan PT. TOI." Jurnal Ekonomi Universitas Esa
Unggul 7.2 (2016): 78663.
Rakian, A., Hamid, L., & Daulay, I. N. (2015). Analisis Pengendalian Persediaan
Bahan Baku Tepung Terigu Menggunakan Metode EOQ Pada
Pabrik Mie Musbar Pekanbaru.
Sofyan, D. K. (2017). Analisis Persediaan Bahan Baku Buah Kelapa Sawit pada
PT . Bahari Dwikencana Lestari. Industrial Engineering Journal, 6(1),
50–56.
Sukirno, Sadono. (2013). Makro Ekonomi, Teori Pengantar. Penerbit PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta
Triani Ragiel Adiningtiah, Widji Astuti, Rhiza Eka Puwanto, Ani Puspawigati
(2022). Pengaruh Bahan Baku Dan Proses Pembuatan Terhadap Kualitas
Produk Pastry Di Sotis Hotel Kupang.
Utari, Tri dan Dewi, Putu Martini. (2014). Pengaruh Modal, Tingkat Pendidikan
dan Teknologi Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) di Kawasan Imam Bonjol Denpasar Barat. E-Journal Ekonomi
Pembangunan Universitas Udayana, Vol. 3, No, 12: 576-585
67
Wulandari, A. S., & Erdi, E. (2023). Pengaruh Pemeliharaan Mesin Dan Tata
Letak Terhadap Kelancaran Proses Produksi Komponen ElektriPt.
Shinheung Indonesia. In Prosidin Semanis :Seminar Manajemen
Bisnis (Vol. 1, No. 1, Pp. 5-8). Jurnal O Gunawan, C. (2016:27 Dan 92).
Teori Dasar Manajemen Produksi Dan Operasional, Cetakan Pertama
April 2016 Cv. Irdh Anggota Ikapi: Purwokerto. Nline Mahasiswa
(Jom) Bidang Ilmu Ekonomi, 2(1), 1-15.
Yuse, Y. J., Gunawan, C. I., & Budi, C. S. K. (2020). Pengaruh kualitas bahan
baku hasil produksi pada CV. Delta Raya Furniture Manufacture
(Doctoral Dissertation, Fakultas Ekonomi Universitas Tribhuwana
Tunggadewi).