A. Kesimpulan dan penjelasan mengenai pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara
1. Dasar Pendidikan yang Menuntun : KHD menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Menuntun bermakna pendidik memberikan arah pada peserta didik untuk berperilaku sesuai kodratnya agar tidak salah arah bagaimana membentuk dan mengembangkan karakter yang semestinya. Peserta didik memang memiliki kemerdekaan belajar, tetapi merdeka yang dimaksud bukan bebas atau merdeka secara mutlak, oleh karena itu pendidik disini berperan menuntun hak merdeka peserta didik sesuai dengan maksud dari merdeka belajar. 2. Kodrat Alam dan Kodrat Zaman : KHD menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”. Tentu saja pendidikan anak perlu mempertimbangkan kodrat alam dan kodrat zaman, karena kodrat alam sendiri memiliki makna bahwa pendidikan yang diterapkan tergantung pada keadaan alam yang ada di sekitar, seperti yang kita ketahui, indonesia memiliki dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Dari kodrat alam indonesia yang memiliki dua musim dapat dikaitkan dengan implementasi teori yang didapatkan dengan keadaan alam di indonesia misalnya melalui experimental learning. Kemudian pada kodrat zaman memiliki makna bahwa pendidikan di indonesia tidak akan zaman di setiap zamannya, di setiap zaman akan mengalami perkembangan pendidikan menjadi lebih maju menyesuaikan kemajuan teknologi. 3. Budi Pekerti : Menurut KHD, salah satu makna dari budi pekerti pada kegiatan pembelajaran memiliki arti menutun peserta didik untuk mampu mangambil karakter positif pada kebudayaan di Indonesia. Pendidik bisa mengajarkan mengenai nilai-nilai sosial yang dapat diambil, yaitu nilai kebersamaan, kekeluargaan, rasa syukur, saling memberi, dan nilai positif lain yang dapat diajarkan. Pendidik dapat menyajikan dalam bentuk video kegiatan atau langsung mengajak siswa untuk mengamati secara langsung jika memungkinkan. 4. Sistem Among : Sistem Among menjadi salah satu kekuatan Mahasiswa untuk memahami secara mendalam peran seorang pendidik dalam menuntun kekuatan kodrat anak. Pada sistem among mengatur mengenai kemerdekaan peserta didik dalam belajar. Pendidikan memerdekaakan murid memiliki arti bahwa peserta didik memiliki kemerdekaan belajar sesuai kodrat alam dan zaman. Merdeka disini tidak bermaksud bahwa peserta didik memiliki kebebasan mutlak. Disinilah peran pendidik diperlukan dalam mengarahkan maksud dari kemerdekaan tersebut. Pendidik menuntun kodrat peserta didik untuk mampu berjalan dan berkembang sesuai dengan arah positif yang diharapkan. Pendidik tidak berhak merampas kebebasan hak dari peserta didik tetapi hanya sebagai penuntun dalam kemerdekaan tersebut. B. Refleksi dari pengetahuan dan pengalaman baru Dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengajarkan mengenai merdeka belajar dengn menuntun peserta didik sesuai kodratnya. Peserta didik diberikan kebebasan memilih pembelajaran yang diinginkan dan bebas memberikan aspirasinya. Selain itu, belajar juga harus dilakukan dengan menyenagkan, karena peserta didik berhak untuk bahagia. Pembelajaran menyenangkan dapat dilakukan sebagai berikut. 1. Memahami sifat anak Sifat dari masing-masing anak berbeda-beda, oleh karena itu untuk menjadi seorang guru harus mampu memahami sifat dari masing-masing anak tersebut. Seorang guru yang mampu memahami dari sifat anak maka sudah dapat dikatakan telah menjalankan satu faktor yang menciptakan suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran. Contoh kecil dalam suatu kelas, ada anak yang memiliki sifat pemalu, pemberani, dan bahkan pemalas (cepat bosan). Maka, seorang guru harus mampu memahami mereka, dan dalam mengatasi pun dengan cara yang berbeda. 2. Mengenal anak secara perorangan Mengenal anak secara perorangan sangat perlu dilakukan oleh seorang pendidik. Hal ini dikarenakan tidak semua peserta didik memiliki karakter yang sama. dengan memahami secara pribadi maka seorang pendidik akan semakin dekat dengan peserta didik. Metode ini mampu menjadikan hubungan yang erat antara peserta didik dengan pendidik, seolah-olah mereka menjadikan orang tua saat di sekolah. Mereka akan merasa lebih mengenal lebih dekat dan senang terhadap pendidik tersebut. Berawal dari suka atau senang terhadap guru maka apapun yang akan diajarkan di sekolah mereka pun akan menyukainya. 3. Memanfaatkan prilaku anak dalam pengorganisasian belajar Perilaku anak dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Pengerjaan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. 4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan kemampuan memecahkan masalah Selama ini proses pembelajaran di setiap tingkat pendidikan hanya terbatas pada peningkatan kemampuan kognitif saja. Padahal ciri khusus dari proses pembelajaran adalah penekankan pada proses deduktif yang memerlukan penalaran logis dan aksiomatik. Selain itu pembelajaran juga merupakan proses yang aktif, dinamik dan generatif melalui kegiatan yang menyenangkan, memberikan sumbangan yang penting kepada peserta didik dalam pengembangan nalar, berpikir logis, sistematik, kritis, kreatif, dan bersikap obyektif serta terbuka dalam menghadapi berbagai permasalahan. Harapan terbesar dunia pendidikan adalah menjadikan peserta didik sebagai pemikir dan pemecah masalah yang baik. Untuk itu, perlu peningkatan kemampuan berpikir mulai level terendah yaitu recall (kemampuan bersifat ingatan dan spontanitas), basic (kemampuan bersifat pemahaman), sampai pada kemampuan berpikir tingkat tinggi. Salah satu aspek pengetahuan tingkat tinggi adalah kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif. Berpikir kritis adalah proses berpikir untuk menyusun, mengorganisasikan, mengingat dan menganalisis argumen dan memberikan interpretasi berdasarkan persepsi yang sahih, logical reasoning. 5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam proses pembelajaran yang menyenangkan. Dalam mengembangkan ruang kelas untuk menciptakan suasana yang menyenangkan bisa dilakukan dengan cara, memajang hasil pekerjaan atau kreativitas peserta didik. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain, yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. 6. Memanfaatkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar Ruang kelas merupakan tempat yang pokok dalam proses pembelajaran. Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan membutuhkan ruang kels yang mendukung. Hal ini dilakukan supaya para peserta didik merasa betah dan dapat menimbulkan perasaan senang dalam belajar. Siswa SD sampai SMA biasanya masih menggunakan ruang kelas sebagai tempat yang pokok dalam pelaksanaan pembelajaran walaupun tidak jarang juga pelaksanaan di luar kelas. 7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar Pada saat siswa sudah mampu melaksanakan tugas gerak dan memiliki pemahaman tentang apa yang sudah dilakukannya, maka pada saat itu guru tidak harus memberikan tantangan sebab siswa telah belajar sesuatu yang sesuai dengan tujuan dan harapan guru. Sebagai penggantinya, pada saat itu guru dapat memberikan umpan balik (feedback) yaitu sebagai salah satu upaya mengobservasi siswa berkaitan dengan bagaimana ia melakukan aktivitas serta apa yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan siswa itu. C. Proses pembelajaran dan suasana kelas yang mencerminkan pemikiran KH Dewantara secara konkret sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di kelas dan sekolah Anda Pada Proses pembelajaran sesuai dengan penimikan Ki Hadjar Dewantara yaitu Menuntun. Menuntun memiliki makna memberi arah dalam mengembangkan potensi peserta didik dengan lingkungan peserta didik, misalnya dengan balajar melalui lingkungan sekitar yang terdapat nilai-nilai luhur budaya. Di daerah saya memiliki kebudayaan mengadakan tradisi "manganan" yaitu tradisi dimana penduduk mengucap syukur pada sang pencipta karena telah memberikan rezeki dan kesehatan sehingga penduduk membuat berbagai makanan untuk saling dibagikan. Dari tradisi tersebut, pendidik bisa mengajarkan mengenai nilainilai sosial yang dapat diambil, yaitu nilai kebersamaan, kekeluargaan, rasa syukur, saling memberi, dan nilai positif lain yang dapat diajarkan. Pendidik dapat menyajikan dalam bentuk video kegiatan atau langsung mengajak siswa untuk mengamati secara langsung jika memungkinkan. Pertanyaan pemantik dalam membuat kesimpulan dan refleksi terhadap pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara 1. Apa yang Anda percaya tentang peserta didik dan pembelajaran di kelas sebelum Anda mempelajari topik ini? Jawab : • Kegiatan pembelajaran sering lebih dominan ada pada guru, guru lebih aktif dari pada murid • Sering kali ditemukan guru berkata pada anak didik jika anak-anak nurut dan patuh semua aturan dan perkataan guru maka akan pintar • Sering kali ditemukan guru memaksakan agar anak meyelesaikan tugas/kegiatan sampai selesai dan kemudian di beri nilai bintang. • Kegiatan pembelajaran kerap kali di dalam kelas 2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari topik ini? Jawab : Setelah saya mempelajari topic tentang Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara adapun yang berubah dari pemikiran dan prilaku saya yaitu saya beranggapan pemikiran Ki hajar dewantara terhadap pendidikan sangat bagus dan membuat saya mengerti bagaimana sebaiknya melakukan kegiatan pembelajaran dan memperlakukan peserta didik. Yang mana guru selaku among yang menuntun segala qodrat pada anak yaitu qodrat alam dan qodrat zaman. Qodrat alam yang di miliki anak yaitu kemampuan atau potensi yang di miliki anak sejak lahir, hanya saja masih seperti garis samar, tugas seorang guru adalah menebalkan garis samar tersebut, garis atau kemampuan yang di miliki anak yang semula belum baik maka dituntun untuk menjadi baik dan yang sudah baik dituntun menjali lebih baik lagi. Itulah seorang guru sebagai among yang menuntun anak untuk membangun pengetahuan dan budi pekerti, agar mereka memerdekakan diri sendiri dan orang lain. Seorang pendidik dan seluruh warga sekolah harus menanamkan nilai-nilai karakter budi pekerti peserta didik sehingga anak-anak bisa menyikapi kehidupan di masa mendatang. Pendidik juga harus menghargai keragaman, bahwasanya setiap anak mempunyai sifat unik yang artinya mereka mempunyai kemapuan yang berbeda-beda antar satu dengan yang lain. Tentunya karakteritik anak yang berbeda-beda tersebut tidaklah sama penangananya. 3. Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda merefleksikan pemikiran KHD? Jawab : Adapun hal yang dapat saya terapkan lebih baik agar kelas saya merefleksikan pemikiran KHD yaitu saya akan memberikan kebebasan kepada peserta didik dalam menentukan atau mmemilih kegiatan belajar apa yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan sesuai dengan minat peserta didik tanpa memaksakan peserta didik untuk melakukan suatu kegiatan. Yang mana kegiatan pembelajaran akan menorong anak untuk berfikir kritis, kreatif dengan membangun semangat dan memberi kalimat- kalimat pemantik, sehingga pembelajaran lebih berpusat pada anak. Serta memberikan semangat kepada anak untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menarik, inovatif saya menyiapkan kegiatan pembelajaran yang beragam dengan beberapa ragam main, guru juga menuntun sikap perilaku anak, agar anak- anak mempunyai kepribadian yang baik bekal untuk hidup di masyarakat, bisa merdeka lahir dan batin, serta dapat memerdekakan diri sendiri dan orang lain.