You are on page 1of 22

PROPOSAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN

DALAM MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SD

Oleh:

REZZITA ASTIANI

110 2016 0086

Pembimbing 1 : Dr. dr. Sri Wahyu, M.Kes

Pembimbing 2 : dr. Sri Wahyuni Gayatri,

M.Kes

KARYA TULIS ILMIAH

FAKULTAS

KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM

INDONESIA MAKASSAR

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................1

BAB I......................................................................................................................2

PENDAHULUAN....................................................................................................2

1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................2

1.2 Perumusan Masalah..............................................................................4

1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................4

1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................5

BAB II.....................................................................................................................7

TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................7

2.1 Buah Apel (Malus Domestica)...............................................................7

2.1.1 Taksonomi.......................................................................................7

2.1.2 Agroekologi.....................................................................................8

2.1.3 Botani...............................................................................................9

2.1.4 Komponen Apel.............................................................................10

2.2 Diabetes Melitus...................................................................................10

2.3 Efek anti-hiperglikemik dari apel........................................................13

2.4 Mencit (Mus Musculus)........................................................................18

2.5 Kerangka Teori dan Kerangka Konsep...................................................19

BAB III..................................................................................................................21

METODOLOGI PENELITIAN...............................................................................21

3.1 Jenis Penelitian........................................................................................21

3.1.1 Jenis Data.............................................................................................21

3.2 Kriteria Inklusi dan Ekslusi.....................................................................21

3.2.1 Kriteria Inklusi......................................................................................21

1
3.2.2 Kriteria Ekslusi.....................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................24

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Menarche

2.1.1 Definisi Menarche

Menarche adalah menstruasi pertama pada wanita, hal ini adalah

pertanda seorang remaja putri beranjak dewasa dan sudah siap menjadi

seorang wanita seutuhnya, dimana semua organ intim wanita tersebut telah

siap untuk bereproduksi.1

Menarche secara normal terjadi pada usia 12-14 tahun. Usia saat anak

perempuan mengalami menarche disebut usia menarche. Usia menarche

menunjukkan trend penurunan dari tahun ke tahun. Selama abad 19 hingga

pertengahan abad 20, rata-rata usia menarche perempuan di Eropa Utara

mengalami penurunan dari usia menarche 16-17 menjadi usia 13 tahun.

Selama abad 19 hingga abad 20 rata-rata usia menarche perempuan menurun

dari 17 tahun menjadi 14 tahun di Amerika Serikat1. Usia menarche dalam

beberapa dekade juga telah mengalami penurunan di Indonesia.2

3
2.1.2 Klasifikasi Menarche

Menurut usia terjadinya menarche dapat dikategorikan menjadi:9

1) Menarche cepat : Usia < 11 tahun

2) Menarche normal : usia 11–13 tahun

3) Menarche lambat : usia > 13 tahun

2.1.3 Fisiologi Menarche

Terdapat beberapa fase yang terjadi selama siklus menstruasi. Fase

pertama ialah fase folikuler yang dimulai pada hari pertama periode

menstruasi. Follicle Stimulating Hormone (FSH, hormon perangsang folikel)

dan Luteinizing Horomone (LH, hormon pelutein) dilepaskan oleh otak

menuju ke ovarium untuk merangsang perkembangan sekitar 15-20 sel telur

di dalam ovarium. Telur-telur itu berada di dalam kantungnya masing-masing

yang disebut folikel. Hormon FSH dan LH juga memicu peningkatan

produksi estrogen. Peningkatan level estrogen menghentikan produksi FSH.

Keseimbangan hormon ini membuat tubuh bisa membatasi jumlah folikel

yang matang. Saat fase folikuler berkembang, satu buah folikel di dalam salah

satu ovarium menjadi dominan dan terus matang. Folikel dominan ini

menekan seluruh folikel lain dikelompoknya sehingga yang lain berhenti

tumbuh dan mati. Folikel dominan akan terus memproduksi estrogen.4

Fase kedua yaitu fase ovulasi biasanya dimulai sekitar 14 hari setelah

fase folikuler. Fase ini adalah titik tengah dari siklus menstruasi, dengan

periode mentruasi berikutnya akan dimulai sekitar 2 minggu kemudian.

4
Beberapa peristiwa terjadi pada saat fase ovulasi. Peningkatan estrogen dari

folikel dominan memicu lonjakan jumlah LH yang diproduksi oleh otak

sehingga menyebabkan folikel dominan melepaskan sel telur dari dalam

ovarium. Sel telur dilepaskan (proses ini disebut sebagai ovulasi) dan

ditangkap oleh ujung-ujung tuba fallopi yang mirip tangan (fimbria). Fimbria

kemudian menyapu telur masuk ke dalam tuba fallopi . Sel telur akan

melewati tuba fallopi selama 2-3 hari setelah ovulasi. Selama tahap ini terjadi

pula peningkatan jumlah dan kekentalan lendir serviks. Jika seorang wanita

melakukan hubungan intim pada masa ini, lendir yang kental akan

menangkap sperma pria, memeliharanya, dan membantunya bergerak ke atas

menuju sel telur untuk melakukan fertilisasi.4

Fase luteal merupakan fase terakhir dalam proses terjadinya

menstruasi dimulai tepat setelah ovulasi. Proses yang terjadi pada fase ini

ialah setelah sel telur dilepaskan, folikel yang kosong berkembang menjadi

struktur yang disebut corpus luteum. Corpus luteum mengeluarkan hormon

progestreron. Hormon inilah yang mempersiapkan uterus agar siap ditempati

oleh embrio. Jika sperma telah memfertilisasi sel telur (proses pembuahan),

telur yang telah dibuahi (embrio) akan melewati tuba fallopi kemudian turun

ke uterus untuk melakukan proses implantasi. Pada tahap ini, si wanita sudah

dianggap hamil. Jika pembuahan tidak terjadi, sel telur akan melewati uterus,

mengering dan meninggalkan tubuh sekitar 2 minggu kemudian melalui

vagina. Oleh karena dinding uterus tidak dibutuhkan untuk menopang

kehamilan, maka lapisannya rusak dan luruh. Darah dan jaringan dari dinding

uterus pun (endometrium) bergabung untuk membentuk aliran menstruasi.4

Selama menstruasi, arteri yang memasok dinding uterus mengerut dan

5
kapilernya melemah. Darah mengalir dari pembuluh yang rusak, melepaskan

lapisan-lapisan dinding uterus. Pelepasan bagian-bagian ini tidak semuanya

sekaligus, tapi secara acak. Lendir endometrium dan darah turun dari uterus

berupa cairan.4

2.1.4 Tanda dan Gejala Menarche

Usia remaja adalah usia masa peralihan dari masa anak-anak menuju

dewasa. Terjadinya menarche pada remaja wanita merupakan salah satu tanda

kematangan fisik dan seksual. Pada usia ini terjadi masa puberitas yang

ditandai dengan pertumbuhan organ fisik yang cepat dan terjadi proses

pematangan pada organ reproduksi. Terjadinya haid pertama atau menarche

yang merupakan salah satu tanda seks primer dan disertai dengan tanda seks

sekunder yang dapat diketahui dari bentuk panggul yang melebar,

pertumbuhan rahim dan vagina, serta tumbuhnya rambut di ketiak dan sekitar

kemaluan merupakan tanda kematangan organ seks pada remaja puteri.3

2.1.5 Faktor yang Mempengaruhi Menarche

Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya menarche, seperti

faktor genetik, status gizi, keadaan sosial ekonomi dan massa tubuh. Faktor

lain yang juga mempengaruhi terjadinya menarche adalah iklim, budaya dan

bangsa. Menarche dini pada anak semakin meningkat, banyak faktor yang

mempengaruhi menarche diantaranya kebiasaan makan yang tinggi kalori

(fast food) anak, aktifitas fisik anak, serta status sosial ekonomi.5

Menarche yang terjadi lebih awal dari kebiasaan yang berlaku secara

umum. Faktor rendahnya asupan serat, tingginya asupan lemak, dan kalsium

6
akan berdampak pada usia menarche dini. Satu diantara pertanda biologis

kematangan seksual seorang perempuan memasuki usia pubertas ketika

datangnya menstruasi pertama atau menarche.5

2.2 Pengetahuan

2.2.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil ‘“tahu” dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga.6,8

Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang / overt behavior, karena dari

pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan

akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.6

2.2.2 Tingkat Pengetahuan

Penelitian Rogers mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi

perilaku baru (berperilaku baru),di dalam diri orang tersebut terjadi proses

yang berurutan, yakni:6

a. Awareness / kesadaran, dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi / objek.

b. Interest / merasa tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut. Di sini

sikap subjek mulai timbul.

c. Evaluation / menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus

7
tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

d. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa

yang dikehendaki oleh stimulus.

e. Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

Penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku proses yang

didasarioleh pengetahuan, kesdaran dan sikap yang positif, akan bersifat

langgeng atau longlasting. Namun perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama.6

Menurut (Notoadjmojo, 2010) pengetahuan atau kognitif merupakan

domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent

behavior). Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari

oleh penggetahuan. Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif

mempunyai 6 tingkat yaitu :6

a. Tahu / Know

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu meteri yang telah dipelajari

sebelumnya.Termasuk ke dalam tingkat ini adalah mengingat kembali/recall

terhadap sutau yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini adalah merupakan

tingkatan pengetahuan yang paling rendah.6

Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang

dipelajari antaralain: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,

menyatakan dan sebagianya. Contoh : dapat menyebutkan tanda-tanda

kekurangan kalori dan protein pada anak balita.6

b. Memahami / Komprehension

8
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara

benar objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara

benar.Orang yang elah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan

sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan

mengapa harus makan makanan yang bergizi.6

c. Aplikasi / Application

Menggunakan materi yang telah dapat pada situasi atau kondisi yang

sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-

hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi

yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-

perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus

pemecahan masalah/problem solving cycle di dalam pemecahan masalah dari

kasus yang diberikan.6

d. Analisis / Analysis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih ada kaitannya satu sama

lain. Kemampuan analisaini dapat dilihat dari penggnaan kata-kata kerja:

dapat menggambarkan atau membuat bagan, membedakan, memisahkan,

mengelompokkan dan sebagainya.6

e. Sintesis / Synthesis

Sintesis menuju kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhanyang baru.

Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

baru dari informasi- informasi yang ada misalnya : dapat menyusun, dapat

9
merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya

terhadap suatu teori atau rumusan- rumusan yang telah ada.6

f. Evaluasi / Evaluation

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan unntuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian- penilaian itu

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan

kriteria-kriteria yang telah ada.6

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancarca atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui

atau kita ukur dapat kitasesuaikan dengan tingkah-tingkah tersebut di atas.6

2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

besar pada waktu

2.2.4 Sumber Pengetahuan

Kajian yang dilakukan terkait dengan sejarah perkembangan ilmu

pengetahuan yang dimiliki oleh manusia saat ini mempunyai cakupan yang

sangat luas dan sangat panjang untuk dijelaskan. Salah satu kunci yang

digunakan untuk penyelidikan ilmu pengetahuan adalah dengan menggunakan

sejarah yang terjadi. Namun tidak semua sejarah dapat terungkap dengan jelas

mengingat kurangnya bukti-bukti empiris yang ditemukan guna penjelasan

suatu sejarah. Hal ini tidak terlepas dengan berbagai faktor lain yang

berpengaruh pada saat sejarah tersebut terjadi. Secara teoritis dapat dijelaskan

10
bahwa perkembangan ilmu pengetahuan yang ada saat ini tidak terlepas dari

peradaban bangsa Yunani. Beberapa faktor yang mendukung pernyataan ini

adalah adanya mitologi dan kesusastraan yang dimiliki oleh bangsa Yunani.

Terjadinya perkembangan ilmu pengetahuan pada setiap masa tidak terlepas

dari pola berpikir yang dimiliki oleh manusia. Jika pada peradaban bangsa

Yunani dikenal dengan banyaknya mitos yang dipercaya oleh masyarakat,

seiring dengan perkembangan jaman, manusia mencoba untuk memahami

segala sesuatu berdasarkan akal dan pikiran yang dimiliki. Hal ini menjadikan

mitos yang ada mampu dijelaskan secara rasional dan dapat diterima oleh akal

manusia terlepas hasilnya terhadap mitos itu sendiri. Pada periode ini,

manusia lebih aktif untuk melakukan pengkajian terhadap sejarah yang ada

dan menjadikan alam sebagai objek penelitian. Berbagai kajian dan penelitian

yang dilakukan oleh manusia guna membuktikan berbagai mitos yang ada,

secara tidak langsung melahirkan pengetahuan itu sendiri.7

2.2.5 Pengukuran Pengetahuan

besar pada waktu

2.3 Kecemasan

2.3.1 Definisi Kecemasan

Kecemasan merupakan keadaan perasaan rasa gelisah, kekhawatiran,

ketegangan, keraguan, rasa tidak aman, dan rasa takut dari keadaan yang di

persepsikan sebagai ancaman yang tidak diketahui sumber aktual.11

11
2.3.2 Gejala Kecemasan

Gejala dari kecemasan adalah sebagai berikut, yaitu: Gelisah, adanya

perasaan tidak berdaya, tidak nyaman dan menarik diri, insomnia, gangguan

pola makan, komunikasi verbal menurun, perasaan terancam atau ketakutan

yang luar biasa, pikiran terpusat pada gangguan fisiknya dan kesadaran diri

menurun, merasa mual dan banyak berkeringat, gemetar, dan sukar tidur.

Kecemasan terdiri dari gangguan kecemasan umum, serangan panik,

gangguan obsesif kompulsif, gangguan stres paska trauma, gangguan stres

akut dan kecemasan sosial (fobia sosial).10

2.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan

Kecemasan muncul dipengaruhi oleh banyak hal. Kecemasan dapat

terjadi pada individu karena adanya masalah dari dalam diri individu serta

diperkuat dengan adanya ketidakcocokan antara kemauan akan sesuatu yang

diharapkan dengan kenyataan yang dijalani. Beberapa faktor yang

mempengaruhi kecemasan yaitu:11

a. Keyakinan diri, kecemasan berbading terbalik dengan kepercayan diri,

makin percaya diri seseorang makin berkurang kecemasannya,

b. Dukungan sosial, seperti akses informasi, bantuan, materi yang diperoleh

dari hubungan sosial yang menjadikan individu tersebut merasa

diperhatikan, dicintai dan dihargai. Bentuk dukungan tersebut mengurangi

rasa kecemasan,

c. Modeling, dipengaruhi oleh perilaku orang lain yang dianggap bisa ditiru.

Faktor ini bisa mengubah perilaku seseorang. Bila individu tersebut

12
melihat suatu perilaku kecemasan dalam menghadapi suatu masalah, maka

individu yang memperhatikan perilaku tersebut cenderung mengalami hal

yang sama, begitu juga sebaliknya.

2.3.4 Tingkat Kecemasan

Kecemasan

2.3.5 Pengukuran Kecemasan

Kecemasan

2.4 Hubungan Pengetahuan dengan Tingkat Kecemasan

Kecemas

2.5 Ringkasan Pustaka

ssd

2.6 Kerangka Teori

Kecemasan

13
2.1 Kerangka Teori dan Kerangka Konsep

2.1.1 Kerangka Teori

Diabetes
Melitus

Terapi Herbal
Peningkatan Kadar
Insulin Darah Hiperglikemi
Penurunan waktu
Ekstrak Apel
Penurunan pengosongan
Resistensi Penurunan glukosa
jumlah Memudahkan lambung
insulin reseptor darah
pada permukaan glukosa masuk pektin
jaringan
Terapi Farmakologi

Peningkatan gula
Peningkatan Translokasi GLUT4
konsentrasi asam darah perlahan
lemak bebas plasma

Penurunan waktu
penyerapan glukosa
Obesitas sentral di usus
Diet tinggi lemak
Diet rendah karbohidrat
Kurang aktivitas fisik Rangsang insulin
tidak berlebihan

22
Modifikasi gaya
hidup Ket :
= Variabel bebas

= Faktor yang mempengaruhi


Terapi Non-
farmakologi
2.1.2 Kerangka Konsep

aloksan

Kadar Glukosa Darah


Asupan Kalsium

= Variabel Dependen

= Variabel Terkendali

= Variabel Independen

23
DAFTAR PUSTAKA

1. Yusmiati SN, HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN

MENARCHE DINI PADA REMAJA PUTRI DI SMP AMANAH

MEDAN. JURNAL Midwifery Update (MU).

2. Syam W. Gaytri S, Muchsin A dkk. Hubungan Status Gizi terhadap Usia

Menarche. Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran. 2022.

3. Alam S, Syahrir S, Adnan Y, Asis A. Hubungan Status Gizi dengan Usia

Menarche pada Remaja Putri. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2021.

4. Lacroix A, Gondal H, Shumway K, Langaker M. Physiology, Menarche.

StatPearls Publishing LLC. 2023.

5. Ajra R, Rahmayanti Y, Isfanda. Pengaruh Modernisasi Terhadap Usia

Menarche Remaja Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Banda Aceh.

Kandidat : Jurnal Riset dan Inovasi Pendidikan. 2019.

6. Hendrawan A, Sampurno B, Cahyandi K. Gambaran Tingkat Pengetahuan

Tenaga Kerja PT “X” tentang Undang-undang dan Peratuean Kesehatan

dan Keselamatan Kerja. Jurnal Delima Harapan. 2019.

7. Darsini, Fahrurrozi, Cahyono EA. Pengetahuan ; Artikel Review. Jurnal

Keperawatan. 2019.

8. Jusuf J, Raharja AT. Tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa program

studi pendidikan olahraga Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

terhadap permainan tonnis. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia. 2019.

9. Adam FI, Kadir S, Abudi R. Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan

Usia Menarche pada Remaja Putri di MTs Negeri 3 Kabupaten Gorontalo.

24
Gorontalo Journal Health & Science Community. 2022.

10. Pratiwi D, Mirza R, Akmal M. Kecemasan Sosial Ditinjau dari Harga Diri

pada Remaja Status Sosial Ekonomi Rendah. Al-Irsyad: Jurnal Pendidikan

dan Konseling. 2019.

11. Akbar R, Annisa M, Hariyani I, Rafli R. Edukasi Masyarakat Mengenai

Gejala Cemas. Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. 2022.

12. WHO. Definition and Diagnosis of Diabetic Mellitus and Intermediate

Hyperglycaemia. Geneva, 2016.

13. Tandra, H. Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes.

Gramedia Pustaka Utama, 2017.

14. Rana S, Bhushan S. Apple phenolics as nutraceuticals: assessment, analysis

and application. J. Food Sci. Technol.2016;53(4):1727–38.

15. Stiyani S, Wahyuni ES, Hermawati H. Penerapan Buah Apel Romebeauty

Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus.

2019.

25
16. Blaschek W. Natural Products as Lead Compounds for Sodium Glucose

Cotransporter (SGLT) Inhibitors. Planta Med.2017;83(12– 13):985–93.

17. Pertiwi RD, Yari CE, Putra NF. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol

Limbah Kulit Buah Apel (Malus domestica Borkh.) Terhadap Radikal

Bebas DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazil). Jurnal Ilmiah Manuntung,

ISSN 2477-1821. [Internet] 2017;2(1)81-92. Available at:

https://doi.org/10.51352/jim.v2i1.51

18. Shoji T, Yamada M, Miura T, Nagashima K, Ogura K, Inagaki N, et al.

Chronic administration of apple polyphenols ameliorates hyperglycaemia in

high-normal and borderline subjects: A randomised, placebo-controlled

trial. Diabetes Res Clin Pract [Internet] 2017;129:43–51.

Available from:

http://dx.doi.org/10.1016/j.diabres.2017.03.028

19. N. A. Rudy, Mengenal Mencit sebagai hewan laboratorium. Hal. 94.

2018

20. Omar NAA, Allithy ANEA, El Sayed SM. Hepatoprotective and

antidiabetic effects of apple cider vinegar (a prophetic medicine remedy) on

the liver of male rats. The Egyptian Journal of Hospital Medicine,

[Internet] 2016;62(1),95-104. Available at:

https://ejhm.journals.ekb.eg/article_15389.html

21. Yuliwar, R. Jus Apel Manalagi Dan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih

Yang Mengalami Hiperglikemi. Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia.

3(2) 145-157; 2017.


26
22. Sousa dkk. Hypoglycemic Effect Of New Pectin Isolated From Passiflora

Glandulosa Cav In Alloxan-Induced Diabetic Mice. World Journal of Pharmacy

and Pharmaceutical Sciences. 4(2) 1571-86; 2015

23. N. rukhiyah, Universits Muhammadiyah malang. Pengaruh kandungan daun papaya

dan mekanisme kerja aloksan pada penderita diabetes melitus. 2019.

24. Irdalisa, Safrida, Khairil, Abdullah, M. sabri, Jurnal EduBio Tropika, Volume 3,

2015.

25. Ciputra Antonio, De Rosal Ignatius Moses Setiadi, Rachmawanto Eko H.,

Susanto Ajib. Klasifikasi tingkat kematangan buah apel manalagi dengan

algoritma naïve bayes dan ekstraksi fitur citra digital. 2018

27

You might also like