You are on page 1of 3

Arsip Warta

Selamat sore ,
Selamat datang di website KOTAKU.

Home Warta Arsip Warta Arsip Artikel Sosialisasi, Bukan Hanya Basa Basi

Berto Madiun, 30 November 2016


Lipsus Sosialisasi, Bukan Hanya Basa Basi
Berita
Lebih baik menyalakan lilin dalam ruang yang gelap ketimbang meratapi
Artikel keadaan. Ungkapan ini seringkali kita temui di tengah gejala pesimisme
Oleh:
Cerita yang mulai merasuki pori-pori kesadaran masyarakat. Tidak berlebihan,
Abdus Salam
Kliping & Media Warga meminjam bahasa Syafiie Ma’arif dalam buku “Auntentisitas” mengatakan,
Askot CD Mandiri Kab. Madiun
jika di dalam Al-Quran ada perintah untuk pesimis maka saya adalah orang
Bagi rekan pelaku dan pemerhati Korkot 09 Kota Madiun
pertama yang paling pesimis melihat realitas kebangsaan ini. Banyak hal
KOTAKU yang ingin mengirimkan OSP 6 Provinsi Jawa Timur
bisa dipetik dari apa yang disampaikan oleh Syafiie Ma’arif mengenai
tulisan partisipatif, silakan kirim Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU)
realitas sosial dewasa ini.
berita/artikel/cerita/feature terkait
kegiatan KOTAKU ke
Redaksi: Berpijak dengan apa yang disampaikan oleh Buya Syafiie Ma’arif bahwa kita patut menebar rasa optimis menghadapi kondisi
apapun. Menjadikan masalah menjadi peluang dan tantangan adalah cara terbaik ketimbang selalu mengeluh dan menyalahkan
Tulisan yang dikirim berformat keadaan. Tentu dengan kemampuan dan kerja keras agar apa yang kita cita-citakan itu bisa tercapai.
document word (.doc) disertai
foto dan keterangan foto. Foto Kondisi inilah yang dihadapi program dewasa ini. Transformasi dari PNPM Mandiri Perkotaan ke Program Kota Tanpa Kumuh
sebaiknya berformat .jpg atau .bmp, (KOTAKU) sungguh menjadi pil pahit bagi sebagian masyarakat, baik Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) maupun
dikirimkan via email dan pemerintahan Desa. PNPM Mandiri Perkotaan yang identik dengan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) masih terseok untuk
dilampirkan terpisah dari beranjak dan keluar dari ketergantungan terhadap BLM, menuju kolaborasi kepada semua pihak.
dokumen tulisan (tidak di dalam
dokumen). Font tulisan Times New Dana Desa (DD) seolah menjadi milik Pemerintahan Desa (Pemdes) yang kurang bersinergi dalam pembangunan di desa. Potret
Roman ukuran 12, spasi single, 1 - 2 inilah yang kita nikmati karena selama proses pembelajaran, BLM tidak dijadikan magnet untuk melakukan sinergi, komunikasi
layar atau maksimal 2.500 karakter dan koordinasi dengan Pemdes.
(tanpa spasi).

Atau, dapat langsung dikirim melalui Pemdes hanya dijadikan simbol dan alat administrasi tetapi kurang fungsional dan perannya sangat minimalis. Dalam hal ini LKM
web (klik "kirim"), syaratnya, Anda sangat dominan, sehingga mengabaikan peran pemerintahan desa untuk bersama-sama dalam program. Ini fakta yang sangat
sudah terdaftar sebagai member berarti dan bisa dijadikan pembelajaran dalam Program KOTAKU agar sinergi, kolaborasi komunikasi antara pelaku KOTAKU
web KOTAKU. Selanjutnya, bila dengan Pemdes semakin intensif dan sinergis, demi penataan pembangunan permukiman yang semakin apik.
tulisan tersebut dianggap layak, maka
tunggu tanggal tayangnya di web
KOTAKU.
Seseorang tidak akan pernah menjadi benar jika tidak pernah melakukan kesalahan. Kesalahan dan kekurangsempurnaan
sosialisasi yang sudah sering dilakukan dalam PNPM Mandiri Perkotaan tidak akan menular terhadap model sosialisasi dalam
Program KOTAKU. Sehingga, strategi dan sasaran sosialisasi bahkan model pendekatan harus lebih kreatif agar pemahaman
mengenai KOTAKU lebih masif dan komprehensif.

Tentu tidak akan pernah menemukan titik temu jika argumentasi yang disampaikan adalah sosialisasi ideal. Tetapi desain dan
kemasan sosialisasi yang menarik, mudah dipahami, oleh semua pihak mutlak adanya. Karena sosialisasi erat kaitannya dengan
promosi sebuah produk: memasarkan produk agar konsumen tertarik, penasaran untuk semakin mengetahui dan mengerti
sebuah produk tentu butuh intensitas, kualitas, strategi jitu yang mampu menembus batas-batas kesadaran konsumen, membuat
konsumen terpesona dan akhirnya membeli produk tersebut.

Nah, dalam hal ini, yang dipasarkan adalah KOTAKU. Meminjam bahasanya Kotler (2005) bahwa pemasaran adalah proses sosial
dan manajerial, individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan
dan bertukar sesuatu yang bernilai satu dengan yang lain. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku program, apakah
KOTAKU memiliki nilai jual yang manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat. Ayo kita mengawal dan lakukan sosialisasi guna
memberikan keyakinan dan meyakinkan masyarakat maupun Pemda bahwa bersama Program KOTAKU sebagai mitra kolaboratif,
berkontribusi kepada masyarakat banyak.

Tidak bisa diabaikan bahwa sosialisasi, promosi dan komunikasi berkelindan secara bersamaan. Sosialisasi menjadi media
dilakukannya promosi dan sebagai alat komunikasi. Seringkali sosialisasi terkesan kaku, sehingga komunikasi yang disampaikan
terkesan kaku. Pada gilirannya sosialisasi menjadi “ritus” yang kerap hadir dalam panggung, kaku dan baku, tetapi kurang
berimplikasi kepada pemahaman masyarakat mengenai apa yang dipertontonkan. Ekstremnya, sosialisasi hanya menjadi basa-
basi yang kering dan miskin orientasi dan substansi.

Berangkat dari realitas itu, perlu kiranya diingat bahwa sosialisasi dan promosi ibarat dua sisi mata uang yang tidak bisa
dipisahkan. Dalam istilah Winardi (1992) promosi sebuah pemasaran terencana jika komunikasi yang digunakan adalah persuasif.
Dalam melakukan promosi, komunikasi menjadi unsur yang paling vital. Sukses dan tidaknya sebuah promosi maupun sosialisasi,
tergantung komunikasi yang digunakan. Jika komunikasi melalui sosialisasi didesain dengan formal, menggunakan bahasa yang
sulit dipahami oleh konsumen (dalam hal ini masyarakat), bisa dipastikan sosialisasi KOTAKU akan mengalami banyak kendala.
[Jatim]

Editor: Nina Razad

(dibaca 1994)
KOMENTAR ANDA:
Jadikan Anda sebagai komentator pertama untuk Warta ini!

Kembali ke atas | Kirim komentar | Kirim Warta | Indeks Artikel | Arsip Artikel | Print

Total
pengunjung
hari ini:
3555, akses
halaman:
Jl. Penjernihan I No 19 F1, 4634,
Pejompongan Jakarta Pusat pengunjung
online: 80,
waktu
akses:
0,016 detik.

You might also like