You are on page 1of 18

TUGAS TEKS BAHAN DAN KONTRUKSI BETON

PENGETAHUAN BAHAN BESI (BAJA)

Diajukan untuk memenuhi tugas harian

mata kuliah Teknologi Bahan dan

Konstruksi Beton

Program Studi Teknik Sipil

Disusun Oleh :

GALIH ARDI ANANDA

(21101120004)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM BALITAR

(BLITAR)2023
Pengertian Baja Paduan
Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan karbon
sebagai unsur paduan utamanya. Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain
karbon adalah titanium, krom (chromium), nikel, vanadium, cobalt dan tungsten
(wolfram). Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya,
berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan.
Baja (steel) merupakan material yang sering digunakan dan dijumpai pada
kehidupan kita sehari-hari. Kandungan utama dalam baja adalah ferrous atau iron.
Selain ferrous, ada kandungan lain yang selalu ada pada baja. Kandungan lain
yang selalu ada dalam baja adalah karbon dan manganese.
Baja campuran atau baja paduan adalah baja dengan campuran satu atau
lebih elemen seperti carbon, manganese, silicon, nickel, chromium, molybdenum,
vanadium, cobalt, dll. Fungsi utama dari elemen paduan yaitu untuk
meningkatkan atau “menyempurnakan” sifat-sifat mekanis dari baja.
Baja sering digunakan sebagai struktur utama bangunan karena memiliki
beberapa keunggulan:
1. Mempunyai kekuatan yang tinggi meski berukuran lebih ringkas daripada
beton. Sehingga dapat mengurangi ukuran struktur, serta mengurangi beban
sendiri struktur. Baja sangat cocok diterapkan pada struktur jembatan. Beton jauh
lebih berat dibandingkan baja.
2. Homogenitas tinggi. Baja bersifat homogen, sehingga kekuatannya merata.
Beda dengan beton yang merupakan campuran dari beberapa material penyusun,
tidak mudah mengatur agar kerikil dan pasir bisa merata ke semua bagian beton.
3. Keawetan tinggi. Baja akan tahan lama bila perawatan yang dilakukan
terhadapnya sangat baik. Misalnya, rutin mengecat permukaan baja agar terhindar
dari korosi.
4. Bersifat elastis. Baja berperilaku elastis sampai tingkat tegangan yang cukup
tinggi. Baja akan kembali ke bentuk semula asalkan gaya yang terjadi tidak
melebihi batas elastisitas baja.
5. Daktilitas baja cukup tinggi. Selain mampu menahan tegangan tarik yang cukup
tinggi, baja juga akan mengalami regangan tarik yang cukup besar sebelum
runtuh.
6. Kemudahan pemasangan dan pengerjaan. Penampang baja bisa dibentuk sesuai
yang dibutuhkan. Penyambungan antar elemen pada struktur baja juga mudah,
hanya tinggal memasangkan baut atau bisa menggunakan las, sehingga akan
mempercepat kegiatan proyek.
Meski demikian, baja juga memiliki kelemahan sebagai struktur:

1. Pemeliharaan rutin. Baja membutuhkan pemeliharaan khusus agar mutunya


tidak berkurang. Konstruksi baja yang berhubungan langsung dengan udara atau
air harus dicat secara periodik.
2. Baja akan mengalami penurunan mutu secara drastis bahkan kerusakan
langsung karena temperatur tinggi. Misalnya saat terjadi kebakaran.
3. Baja memiliki kelemahan tekuk pada penampang langsing.
Sekarang ini, banyak juga yang memanfaatkan baja ringan sebagai sistem rangka
atap. Selain murah, ringan, dan pengerjaannya mudah, baja juga lebih awet. Baja
sudah banyak menggantikan peran kayu dalam konstruksi.
Klasifikasi Baja
A. Menurut komposisi kimianya:
1. Baja karbon (carbon steel), dibagi menjadi tiga yaitu :
a. Baja karbon rendah (low carbon steel) 0,05 % – 0,30% C. Sifatnya mudah
ditempa dan mudah di mesin.
Penggunaannya:
0,05 % – 0,20 % C : automobile bodies, buildings, pipes, chains, rivets,
screws, nails.
0,20 % – 0,30 % C : gears, shafts, bolts, forgings, bridges, buildings.
b. Baja karbon menengah (medium carbon steel) Kekuatan lebih tinggi
daripada baja karbon rendah. Sifatnya sulit untuk dibengkokkan, dilas,
dipotong.
Penggunaan:
0,30 % – 0,40 % C : connecting rods, crank pins, axles.
0,40 % – 0,50 % C : car axles, crankshafts, rails, boilers, auger bits,
screwdrivers.
0,50 % – 0,60 % C : hammers dan sledges.
c. Baja karbon tinggi (high carbon steel) –> tool steel
Sifatnya sulit dibengkokkan, dilas dan dipotong. Kandungan 0,60 % – 1,50
%C
Penggunaan :
screw drivers, blacksmiths hummers, tables knives, screws, hammers, vise
jaws, knives, drills. tools for turning brass and wood, reamers, tools for
turning hard metals, saws for cutting steel, wire drawing dies, fine cutters.
2. Baja paduan (alloy steel)
Tujuan dilakukan penambahan unsur yaitu untuk menaikkan sifat mekanik
baja (kekerasan, keliatan, kekuatan tarik dan sebagainya), menaikkan sifat
mekanik pada temperatur rendah, meningkatkan daya tahan terhadap reaksi kimia
(oksidasi dan reduksi), dan membuat sifat-sifat special.
Baja paduan yang diklasifikasikan menurut kadar karbonnya dibagi
menjadi:
a. Low alloy steel, jika elemen paduannya ≤ 2,5 %
b. Medium alloy steel, jika elemen paduannya 2,5 – 10 %
c. High alloy steel, jika elemen paduannya > 10 %
Selain itu baja paduan dibagi menjadi dua golongan yaitu baja campuran
khusus (special alloy steel) dan high speed steel.
3. Baja Paduan Khusus (special alloy steel)
Baja jenis ini mengandung satu atau lebih logam-logam seperti nikel,
chromium, manganese, molybdenum, tungsten dan vanadium. Dengan
menambahkan logam tersebut ke dalam baja maka baja paduan tersebut akan
merubah sifat-sifat mekanik dan kimianya seperti menjadi lebih keras, kuat dan
ulet bila dibandingkan terhadap baja karbon (carbon steel).
4. High Speed Steel (HSS) Self Hardening Steel
Kandungan karbon : 0,70 % – 1,50 %. Penggunaan membuat alat-
alat potong seperti drills, reamers, countersinks, lathe tool bits dan milling cutters.
Disebut High Speed Steel karena alat potong yang dibuat dengan material tersebut
dapat dioperasikan dua kali lebih cepat dibanding dengan carbon steel.
Sedangkan harga dari HSS besarnya dua sampai empat kali daripada carbon steel.
B. Berdasarkan Sifat Khusus
1. Baja Tahan Karat (Stainless Steel)
Sifatnya antara lain: Memiliki daya tahan yang baik terhadap panas, karat
dan goresan/gesekan, tahan temperature rendah maupun tinggi,memiliki kekuatan
besar dengan massa yang kecil, keras, liat, densitasnya besar dan permukaannya
tahan aus, tahan terhadap oksidasi, kuat dan dapat ditempa, mudah dibersihkan,
mengkilat dan tampak menarik
2. High Strength Low Alloy Steel (HSLS)
Sifat dari HSLA adalah memiliki tensile strength yang tinggi, anti bocor,
tahan terhadap abrasi, mudah dibentuk, tahan terhadap korosi, ulet, sifat mampu
mesin yang baik dan sifat mampu las yang tinggi (weldability). Untuk
mendapatkan sifat-sifat di atas maka baja ini diproses secara khusus dengan
menambahkan unsur-unsur seperti: tembaga (Cu), nikel (Ni), Chromium (Cr),
Molybdenum (Mo), Vanadium (Va) dan Columbium.
3. Baja Perkakas (Tool Steel)
Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh baja perkakas adalah tahan pakai, tajam
atau mudah diasah, tahan panas, kuat dan ulet. Kelompok dari tool steel
berdasarkan unsur paduan dan proses pengerjaan panas yang diberikan antara lain:
Later hardening atau carbon tool steel (ditandai dengan tipe W oleh AISI), Shock
resisting (Tipe S), memiliki sifat kuat dan ulet dan tahan terhadap beban kejut dan
repeat loading. Banyak dipakai untuk pahat, palu dan pisau. Cool work tool steel,
diperoleh dengan proses hardening dengan pendinginan yang berbeda-beda. Tipe
O dijelaskan dengan mendinginkan pada minyak sedangkan tipe A dan D
didinginkan di udara.
Hot Work Steel (tipe H), mula-mula dipanaskan hingga (300 – 500) ºC dan
didinginkan perlahan-lahan, karena baja ini banyak mengandung tungsten dan
molybdenum sehingga sifatnya keras.
High speed steel (tipe T dan M), merupakan hasil paduan baja dengan
tungsten dan molybdenum tanpa dilunakkan. Dengan sifatnya yang tidak mudah
tumpul dan tahan panas tetapi tidak tahan kejut.
Campuran carbon-tungsten (tipe F), sifatnya adalah keras tapi tidak tahan
aus dan tidak cocok untuk beban dinamis serta untuk pemakaian pada temperatur
tinggi.
C. Menurut penggunaannya:
1. Baja konstruksi (structural steel), mengandung karbon kurang dari 0,7 % C
2. Baja perkakas (tool steel), mengandung karbon lebih dari 0,7 % C.
D. Baja dengan sifat fisik dan kimia khusus:
1. Baja tahan garam (acid-resisting steel)
2. Baja tahan panas (heat resistant steel)
3. Baja tanpa sisik (non scaling steel)
4. Electric steel
5. Magnetic steel
6. Non magnetic steel
7. Baja tahan pakai (wear resisting steel)
8. Baja tahan karat/korosi
Dengan mengkombinasikan dua klasifikasi baja menurut kegunaan dan
komposisi kimia maka diperoleh lima kelompok baja yaitu:
1. Baja karbon konstruksi (carbon structural steel)
2. Baja karbon perkakas (carbon tool steel)
3. Baja paduan konstruksi (Alloyed structural steel)
4. Baja paduan perkakas (Alloyed tool steel)
5. Baja konstruksi paduan tinggi (Highly alloy structural steel)
Bahan yang Biasanya terkandung Pada Baja Paduan:
1. Fe =Besi

Besi murni merupakan logani berwarna putih keperakan dan kekerasannya tidak
terlalu tinggi atau relatif lunak, termasuk logam yang reaktif sehingga mudah
berkarat pada udara yang lembab membentuk Fe203.nH2O padatan yang berpori-
pori sehingga mengakibatkan korosi berjalan terus menerus. Sifatnya mudah
dimodifikasi dengan mencanipurkari lain menjadi paduan (aliase) sehingga terjadi
perbaikan dan penyempurnaan sifatnya. Besi merupakan logam dengan jumlah
terbesar penggunaannya dibanding semua logam yang ada. Mineral yang
merupakan biji besi berupa oksidanya (Fe2O3: hematit, Fe304: magnetit, FeO :
apatit), sufida (FeS2 pyrit) dan karbonatnya (FeCO3: siderit). Besi diperoleh dan
pengolahan bijih tersebut setelah dipekatkan dengan pemanggangan. Pada proses
pemanggangan oksida yang bilangan oksidasinya rendah ditingkatkan, karbonat
diubah menjadi oksida dengan melepaskan CO 2 dan sulfide menjadi oksida
dengan melepas SO2. Hasil dan pemanggangan, bijih menjadi pekat dengan Fe 2O3,
namun demikian masih terdapat pengotor-pengotor terutama SiO2.
2. C = Carbon

Mempunyai sifat keras tetapi getas. Fungsi carbon pada baja adalah mampu
menjalani reaksi-reaksi kimia seperti reaksi substitusi (pergantian), reaksi adisi
(penambahan), reaksi eliminasi (pengurangan). Carbon pada baja adalah sebagai
lem atau zat perekat dan mempunyai sifat cukup tahan gesek terhadap benda
atrasip ( tanah yang berpasir dan tidak mengandung silicon ). Carbon membuat /
membentuk struktur ferrite, dimana struktur tersebut mempunyai kekerasan diatas
48hrc, tetapi tidak mempunyai sifat ketajaman.
3. Si = Silicon

Mempunyai sifat elastis / keuletannya tinggi. Silicon juga menambah kekerasan


dan ketajaman pada baja. Tapi penambahan silicon yang berlebihan akan
menyebabkan baja tersebut mudah retak. Silicon berupa massa hitam mirip logam
yang meleleh pada 1410 °C . Unsur ini mempunyai kecenderungan yang kuat
untuk berikatan dengan oksigen dan sifat seratnya tahan api.
4. Mn = Mangan

Mempunyai sifat yang tahan terhadap gesekan dan tahan tekanan (impact load).
Unsur ini mudah berubah kekerasannya pada kondisi temperatur yang tidak tetap
dan juga digunakan untuk membuat alloy mangan tembaga yang bersifat
ferromagnetic.
5. Cr = Cromium
Unsur ini digunakan sebagai pelindung permukaan baja dan tahan gesekan. Baja
yang mengkilap, keras dan rapuh serta tahan terhadap korosi (karat) tetapi
mempunyai keuletan yang rendah.
6. Mo = Molybdenum

Mempunyai sifat tahan pekerjaan panas sehingga cocok untuk hotwork tool steel,
batas pencampuran unsur ini max.7% juga berfungsi sebagai penetralisir
kekerasan wolfram. Molybdenum merupakan unsur tambahan pembuat keuletan
baja yang maximum.
7. Ni = Nikel

Mempunyai sifat yang ulet dan tahan terhadap bahan kimia dan untuk mengatasi
korosi (karat) yang serius tetapi tidak mempunyai kekerasan yang tinggi.
Merupakan unsur yang dicampurkan kedalam baja untuk mengatasi kerusakan
pada temperatur tinggi (dapat mencapai 1200° C ).
8. V = Vanadium

Baja berwarna putih perak dan sangat keras. Vanadium adalah bahan tambahan
untuk pekerjaan panas karena sifat vanadium tahan terhadap gesekan pada
temperatur yang tinggi
9. W = Wolfram

Diperlukan untuk ketajaman ,tahan terhadap temperatur tinggi dan juga sangat
tahan gesekan. Wolfram mempunyai temperatur sepuh yang sangat tinggi dan
memerlukan tempering berulang-ulang kali sehingga sangat sulit dalam
pengolahannya.
10. Co = Cobalt
Sifatnya tahan gesek dan tahan panas pada temperatur tinggi., kekerasan tinggi
tapi getas. Berfungsi untuk membentuk carbide, meningkatkan kekerasan dan hot
strength, yang sangat baik untuk ketajaman pada mata pisau.
PROSES PEMBENTUKAN BAJA
Baja diproduksi di dalam dapur pengolahan baja dengan bahan utama besi
kasar yang berupa padat maupun cair, besi bekas (skrap) dan beberapa paduan
logam. Peningatkan kualitas pig iron (pengotor-pengotor), seperti silicon,
belerang, dan fosfor perlu dihilangkan dan kadar karbonnya diturunkan melalui
pembuatan baja. Cara modem pembuatan baja diperkenalkan oleh Bassemer
(Inggris) tahun 1856. Pada tahun 1860. WillIam Siemens (Inggris)
mengembangkan tungku terbuka (open hearth furnace). Saat ini pembuatan baja
dilakukan ciengan proses mengalirkan gas oksigen (basic oxygen process)
maupun proses busur listrik. Selanjutnya, sesuas dengan kualitas yang diinginkan
dapat ditambahkan atau dipadukan dengan unsur-unsur transisi Iainnya untuk
menghasilkan aliase baja.
Inilah beberapa proses yang digunakan dalam pembuatan baja, secara
gambaran umum prosesnya adalah seperti berikut ini :
1. Proses Konvertor
Konvertor adalah salah satu wadah untuk mengolah besi menjadi baja siap
untuk diproduksi. Dibuat dari plat baja dengan sambungan las atau paku keling.
Pada bagian dalam konvertor dibuat dari batu yang tahan api, batu tahan api
tersebut dapat bersifat asam atau basa tergantung dari sifat baja yang akan diolah.
a. Proses Bassemer (Asam)
Pengolahan dengan proses bassemer yaitu lapisan dalam yang digunakan adalah
batu tahan api yang mengandung kwarsa asam atau aksid asam (SiO2), Bahan
yang diolah besi kasar kelabu cair, CaO tidak ditambahkan sebab dapat bereaksi
dengan SiO2, SiO2 + CaO CaSiO3
b. Proses Thomas (Basa)
Proses Thomas pada lapisan dinding bagian dalam terbuat dari batu tahan api bisa
atau dolomit [kalsium karbonat dan magnesium (CaCO 3 + MgCO3)]. Bahan baku
yang diolah adalah besi kasar putih yang mengandung P antara 1,7 – 2 %, Mn 1 –
2 % dan Si 0,6-0,8 %. Setelah unsur Mn dan Si terbakar, P membentuk oksida
phospor (P2O5) untuk mengeluarkan besi cair ditambahkan zat kapur (CaO),
3CaO + P2O5 Ca3(PO4)2 (terak cair)
Di bagian bawah konvertor terdapat lubang-lubang angin (tuyer) sebagai
saluran udara penghembus yang disebut sebagai air blast. Terdapat juga
penyangga pada konvertor yang dilengkapi dengan trunnion untuk mengatur
posisi horizontal atau vertikal konvertor.
Sistem kerja
- Bahan baku dipanaskan dengan kokas (seperti batu bara komposisi
karbon) sampai ± 1500 derajat C.
- Konvertor miringkan untuk memasukkan bahan baku baja kurang lebih
1/8 dari volume konvertor.
- Setelah bahan baku baja masuk, ke konvertor kembali ditegakkan.
- Tekanan udara penglolahan berkisar 1,5 – 2 atm di hembuskan dari
kompresor.
- Kemudian setelah 20-25 menit, konvertor di putar balik (dijungkirkan)
untuk mengelaurkan hasilnya.
2. Proses Siemens Martin
Proses siemens martin diolah didalam dapur pelebur baja yang dapat
mencapai suhu tinggi. Proses pengolahan baja siemens martin dibuat oleh dua
orang yang bernama Siemen dan Martin, sehingga dapurnya disebut pula dapur
siemen martin. Dapur untuk proses siemens martin mempunyai tungku kerja yang
diperlengkapi dengan ruang-ruang hawa.
Tungku pengolahan ini mempunyai kapasitas 30 – 50 ton, bahan baku
yang diolah selain besi kasar juga dapat dimasukkan besi bekas atau besi tua. Jika
besi yang dimasukkan mengandung posfor, bahan lapisan dapurnya bersifat basa.
Sebaliknya jika besinya tidak mengandung posfor bahan lapisan dalam pada
dapurnya bersifat asam.
Sistem kerja dengan proses siemens martin menggunakan sistem
regenerator dengan suhu mencapai 3000 derajat C. Fungsi dari regenerator adalah
memanaskan gas dan udara untuk menambah temperatur dapur olah, berfungsi
sebagai fundamen/landasan dapur, enghemat pemakaian ruang di dalam dapur,
dan bahan baku yang bisa digunakan baik besi kelabu maupun putih. Besi kelabu
dinding dalamnya dilapisi batu silika (SiO2) sedangkan besi putih dilapisi dengan
batu dolomit (40 % MgCO3 + 60 % CaCO3).
3. Proses Basic Oxygen Furnace (BOF)
Proses pengolahan baja dengan proses Basic Oxygen Furnace (BOF)
merupakan modifikasi dari proses Bessemer. Pada proses Bessemer menggunakan
uap air panas ditiupkan pada besi kasar cair untuk membakar zat kotoran yang
tersisa. Sedangkan pada proses BOF memakai oksigen murni sebagai ganti uap
air.
Bijih besi diubah menjadi besi dalam suatu tanur tinggi atau tanur tiup.
Reaksi dasar pada proses ini adalah reduksi Fe2O3 dengan reduktor karbon. Bijih
besi bersama-sama dengan kokas (C) dan hatu kapur (CaCO 3) dimasukkan dan
mulut tanur yang tingginya kira-kira 30 meter, dan dasar tanur ditiupkan udara
panas. Kokas bereaksi dengan oksigen mengkasilkan gas CO2:

C (s)+ O2(g) CO2(g) = 394 kJ


Reaksi ini sangat eksotermis maka suhu pada bagian bawah tanur
mencapai sekitar 2000 C. Gas CO2 terdorong ke atas bereaksi dengan kokas panas
yang bergerak dan atas ke bawah:
C(s) + COg) 2 CO
Gas CO inilah yang efektif untuk melaksanakan reaksi neduksi. Tahapan-
tahapan reaksi reduksi berlangsung dan bagian atas ke bawah dengan suhu yang
makin tinggi. Persamaan reaksinya:
3FeO%) + 3CO 2Fe1O4+ 3CO2
3 Fe3O + 3 CO 3 FeO + 3 CO
FeO(s) + CO(g) Fe(I) + CO2(g)
Karena suhu di dasar tanur mencapai 2000°C sedangkan titik Ieleh Fe
sekitar 1100°C, maka produk akhir dan Fe adalah leburan yang menetes dan
terkumpul di dasar tanur tiup.
Dapur bejana BOF biasanya berukuran 5 m untuk diameternya dan mampu
memproses 35 – 200 ton dalam satu pemanasan. Peleburan baja menggunakan
BOF ini juga termasuk proses yang paling baru dalam industri pembuatan baja.
Tungku konstruksi relatif sederhana, pada bagian luarnya dibuat dari plat baja
sedangkan dinding bagian dalamnya dibuat dari batu tahan api (firebrick).
Proses BOF menggunakan besi kasar cair (65 – 85%) yang dihasilkan oleh
tanur tinggi sebagai bahan dasar utama dicampur dengan besi bekas (skrap baja)
sebanyak (15 – 35%), batu kapur dan gas oksigen dengan kemurnian 99,5%.
Oksigen akan mengikat karbon yang terdapat pada besi kasar secara
berangsur-angsur turun sampai mencapai tingkat baja yang dibuat. Saat proses
oksidasi berlangsung terjadi panas yang sangat tinggi sehingga dapat menaikkan
temperatur logam cair hingga mencapai diatas 165 oC.
Saat oksidasi berlangsung, ditambahkan batu kapur yang dimasukkan
kedalam tungku. Batu kapur tersebut akan mencair kemudian bercampur dengan
bahan-bahan impuritas (termasuk bahan – bahan yang teroksidasi) sehingga
membentuk terak yang terapung diatas baja cair.
Batu kapur berfungsi sebagai fluks (bahan yang ciapat bereaksi terus
menerus) untuk menghilangkan oksida-oksida asam yang ada dalam bijih besi,
seperti SiO2, P4O10, dan A12O3. Pada suhu tinggi (± 800°C) batu kapur akan
terurai menjadi
CaCOIs) —b CaO(s) + co,i’g)
Terbentuknya padatan CaO yang bersifat basa. jika bereaksi dengan okslda-oksida
tersebut menghasilkan slag atau terak.
CaO(s) + SiO2(s) CaSiO3(l)
6CaO(s) + P4O10(s) 2Ca3(PO4)2(l)
CaO(s) + A12O3(s) Ca(A1O2)2(l)
Senyawa-senyawa tersebut akan melebur di bawah tanur dan mengapung
di atas leburan besi. Leburan besi dialirkan ke luar dan didinginkan, Besi yang
dihasilkan disebut pig iron (besi kasar/besi gubal), sedangkan slag dikeluarkan
terpisah daii leburan besi. slag bermanfaat
Ketika proses oksidasi selesai, aliran oksigen dihentikan dan pipa pengalir
oksigen diangkat dari tungku. Tungku BOF kemudian dimiringkan, pengambilan
sampel baja cair kemudian dilakukan analisa komposisi kimia untuk menilai kadar
bajanya.
Jika komposisi kimia pada unsur baja telah tercapai maka dilakukan
penuangan (tapping). Penuangan dilakukan ketika temperature baja cair sekitar
165 derajat C. cara penuangan yang dilakukan yaitu dengan memiringkan
perlahan-lahan tungku pengolahan sehingga cairan baja tertuang masuk kedalam
ladel (wadah tuangan baja cari yang belum dicetak). Di dalam ladel kemudian
dilakukan skimming untuk membersihkan terak dari permukaan baja cair. Setalh
terak dibersihkan dilakukan proses perlakuan logam cair (metal treatment).
Keuntungan dari BOF diantaranya proses BOF menggunakan O 2 murni
tanpa Nitrogen, proses berjalan lebih cepat dan efektif, hanya lebih-kurang 50
menit, pada dapur olah / tungku tidak diperlukan tuyer pada bagian bawahnya,
filtering zat yang tidak digunakan seperti phosphor dan sulfur dapat dipisahkan
dulu daripada karbon,dan biaya operasional dengan proses BOF relatif lebih
murah dengan proses lainnya.
4. Proses Dapur Listrik
Proses pengolahan baja dengan menggunakan dapur listrik adalah metode
pengontrol temperatur peleburan dan memperkecil unsur-unsur campuran di
dalam baja yang dilakukan selama proses pemurnian. Pada awal pemurnian baja
digunakan dapur tungku terbuka atau konvertor.
Kemudian ada proses pemurnian lagi yang dilakukan didalam dapur listrik
sehingga baja yang diperoleh menjadi lebih berkualitas. Dapur listrik terdiri dari
dua jenis, yaitu dapur listrik busur nyala dan dapur induksi frekuensi tinggi.
- Dapur listrik busur nyala
Pada dapur lisrik busur nyala mempunyai kapasitas 25 – 100 ton, dilengkapi
dengan tiga buah elektroda karbon yang dipasang pada bagian atas / atap
dapur. Elektroda karbon dapat disetel dan secara otomatis bisa menghasilkan
busur nyala sehingga secara langsung dapat memanaskan dan mencairkan
logam.
Pada dapur modern ini mampu mengolah logam dengan proses asam atau basa.
Bagian dalam dapur masih berlapiskan batu tahan api. Bahan olah yang
dimasukkan ke dalam dapur adalah besi kasar dan juga logam keras (baja atau
besi) yang terlebih dahulu diketahui komposisinya.
Apabila dilakukan proses basa pada pengolahan baja, maka akan terjadi
oksidasi terak dari kapur yang ditambahkan untuk mereduksi unsur-unsur
campuran. Selanjutnya diperoleh pemisahan terak (mengandung kapur) dari
baja cair. Untuk mencegah oksidasi ditambahkan lagi logam campur pada
logam baja yang telah diolah sebelum dikeluarkan dari tungku.
- Dapur induksi frekuensi tinggi
Dapur listrik dengan cara induksi frekuensi tinggi ini terdiri dari kumparan
yang dililiti kawat mengelilingi cawan batu tahan api. Tenaga yang dialirkan
dari listrik akan menghasilkan arus listrik yang bersirkulasi di dalam logam
sehingga menyebabkan terjadinya pencairan.
Setelah bahan baku logam mencair selanjutnya peran arus listrik yaitu untuk
membuat gerak mengaduk secara berputar. Kapasitas isi dari dapur jenis ini
adalah 350 kg – 6 ton, pada umumnya dapur ini digunakan untuk meproduksi
baja paduan (alloy steel) yang khusus.
Keuntungan Dengan Busur Listrik :
Mudah mencapai temperatur tinggi dalam waktu singkat
Temperatur dapat diatur
Lebih efisien dalam pengolahannya
Cairan besi terlindungi dari kotoran dan pengaruh lingkungan sehingga kualitas
baja lebih baik
Kerugian akibat penguapan sangat kecil
5. Proses Dapur Kupola (Cupola Furnace)
Dapur Cupola (Cupola Funace) digunakan untuk peleburan besi kasar
kelabu dan besi bekas menjadi baja atau besi tuang, pada umumnya digunakan
untuk menghasilkan peleburan sehari-hari berdasarkan pada kapasitas dari pabrik
(foundry). Cupola (kubah-kubahnya) biasanya dioperasikan secara berpasangan,
jadi pemeliharaannya bisa diatur pada satu kubah dankubah yang lainnya tetap
bisa beroperasi, demikian seterusnya secara bergantian.
Sistem kerjanya dilakukan pemanasan terlebih dahulu pada kubah agar
bebas dari uap cair. Bahan bakar berupa arang kayu dan kokas dinyalakan selama
± 15 jam.Kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah dengan blower.
Setelah kokas terbakar habis kemudian dimasukan kepingan baja dan besi kasa.
Setelah beberapa menit 15 menit baja cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran.
Untuk membentuk terak dan menurunkan kadar pospor dan sulfur,
kemudian ditambahkan batu kapur (CaCO3) dan akan terurai lagi dengan reaksi
kimia dan terakhir menghasilkan gas CO yang dikeluarkan melalui cerobong,
panasnya dapat dimanfaatkan untuk pembangkit mesin-mesin lain.
Proses terkahir saat di dalam dapur setelah pembersihan terak diatas cairan
dari dalam dapur selanjutnya adalah mengeluarkan baja cair yang ditampung
panci panci untuk dibawa ke tempat penuangan besi atau baja.
PENGAPLIKASIAN BAJA PADUAN
Baja paduan dikembangkan sedemikian rupa sehingga memiliki sifat dan
karakteristik yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, pemanfaatan baja
paduan antara lain:
- Sebagai bahan pembuatan kontruksi seperti jembatan, rel kereta api, baja
ringan sebagai kerangka atap suatu bangunan, bangunan pabrik besar, dan
pergudangan tower BTS (Baser Transceiver Station).
- Pada pabrik sering digunakan menjadi bahan pembuatan alat-alat keperluan
pabrik yang kuat dan tahan karat serta dapat menghantarkan panas. Contoh
Tangki penyimpanan, tangki bahan bakar, pembuatan reaktor
- Menggunakan baja tahan karat untuk semua komponen produksi seperti
pemotongan, persiapan dan handling daging. Ini dikarenakan mudah
dibersihkan dan higienis. Tipe 304 umumnya digunakan untuk semua aplikasi
seperti ban berjalan (conveyors), mesin pemotong dan lain-lain.
- Baja ringan sebagai pelapis dinding eksterior rumah. Hal ini dapat diwujudkan
dengan cara mengaplikasikan lembaran baja ringan pada dinding eksterior.
- Magnetik Steel yang dapat dijadikan aksesoris seperti gelang, aksoris ini dan
diklaim berfungsi untuk menjaga kesehatan pengguna.
- Berfungsi sebagai bahan dalam pembuatan alat di industri farmasi yang
memerlukan bahan yang tahan karat. Contohnya Mesin Semi Automatic Filling
Machine Pasta & Liquid, mixing tank, dan Pharmaceutical Packaging Line.
- Peralatan memasak yang dapat menghantarkan panas dan listrik seperti sutil,
wajan, kompor, dan teko listrik.
- Peralatan dunia kedokteran seperti alat-alat pemeriksaan gigi, pembuatan kursi
roda, dan lain-lain
DAFTAR PUSTAKA

Suryono, dkk. Kimia. Jakarta: Grasindo


Suryatno, dkk. Kimia Kelas 3 SMA. Jakarta:Grasindo
Akmal, I. Rumah Ide Baja Ringan. Jakarta: PT. Gramedia
https://gushaironfadli.com/proses-pembuatan-baja/
http://palugadamakassar.blogspot.co.id/2013/05/aplikasi-konstruksi-baja-pada-
bangunan.html
https://yogoz.wordpress.com/2011/05/15/pengaruh-campuran-unsur-kimia-pada-
baja/
http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.co.id/2015/02/baja-paduan-alloy-
steel.html
http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.co.id/2015/02/baja-paduan-alloy-
steel.html
https://trisrhmd.wordpress.com/2013/02/07/klasifikasi-baja/

You might also like