Professional Documents
Culture Documents
Tugas Bu Nurjanah
Tugas Bu Nurjanah
Konstruksi Beton
Disusun Oleh :
(21101120004)
FAKULTAS TEKNIK
(BLITAR)2023
Pengertian Baja Paduan
Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan karbon
sebagai unsur paduan utamanya. Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain
karbon adalah titanium, krom (chromium), nikel, vanadium, cobalt dan tungsten
(wolfram). Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya,
berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan.
Baja (steel) merupakan material yang sering digunakan dan dijumpai pada
kehidupan kita sehari-hari. Kandungan utama dalam baja adalah ferrous atau iron.
Selain ferrous, ada kandungan lain yang selalu ada pada baja. Kandungan lain
yang selalu ada dalam baja adalah karbon dan manganese.
Baja campuran atau baja paduan adalah baja dengan campuran satu atau
lebih elemen seperti carbon, manganese, silicon, nickel, chromium, molybdenum,
vanadium, cobalt, dll. Fungsi utama dari elemen paduan yaitu untuk
meningkatkan atau “menyempurnakan” sifat-sifat mekanis dari baja.
Baja sering digunakan sebagai struktur utama bangunan karena memiliki
beberapa keunggulan:
1. Mempunyai kekuatan yang tinggi meski berukuran lebih ringkas daripada
beton. Sehingga dapat mengurangi ukuran struktur, serta mengurangi beban
sendiri struktur. Baja sangat cocok diterapkan pada struktur jembatan. Beton jauh
lebih berat dibandingkan baja.
2. Homogenitas tinggi. Baja bersifat homogen, sehingga kekuatannya merata.
Beda dengan beton yang merupakan campuran dari beberapa material penyusun,
tidak mudah mengatur agar kerikil dan pasir bisa merata ke semua bagian beton.
3. Keawetan tinggi. Baja akan tahan lama bila perawatan yang dilakukan
terhadapnya sangat baik. Misalnya, rutin mengecat permukaan baja agar terhindar
dari korosi.
4. Bersifat elastis. Baja berperilaku elastis sampai tingkat tegangan yang cukup
tinggi. Baja akan kembali ke bentuk semula asalkan gaya yang terjadi tidak
melebihi batas elastisitas baja.
5. Daktilitas baja cukup tinggi. Selain mampu menahan tegangan tarik yang cukup
tinggi, baja juga akan mengalami regangan tarik yang cukup besar sebelum
runtuh.
6. Kemudahan pemasangan dan pengerjaan. Penampang baja bisa dibentuk sesuai
yang dibutuhkan. Penyambungan antar elemen pada struktur baja juga mudah,
hanya tinggal memasangkan baut atau bisa menggunakan las, sehingga akan
mempercepat kegiatan proyek.
Meski demikian, baja juga memiliki kelemahan sebagai struktur:
Besi murni merupakan logani berwarna putih keperakan dan kekerasannya tidak
terlalu tinggi atau relatif lunak, termasuk logam yang reaktif sehingga mudah
berkarat pada udara yang lembab membentuk Fe203.nH2O padatan yang berpori-
pori sehingga mengakibatkan korosi berjalan terus menerus. Sifatnya mudah
dimodifikasi dengan mencanipurkari lain menjadi paduan (aliase) sehingga terjadi
perbaikan dan penyempurnaan sifatnya. Besi merupakan logam dengan jumlah
terbesar penggunaannya dibanding semua logam yang ada. Mineral yang
merupakan biji besi berupa oksidanya (Fe2O3: hematit, Fe304: magnetit, FeO :
apatit), sufida (FeS2 pyrit) dan karbonatnya (FeCO3: siderit). Besi diperoleh dan
pengolahan bijih tersebut setelah dipekatkan dengan pemanggangan. Pada proses
pemanggangan oksida yang bilangan oksidasinya rendah ditingkatkan, karbonat
diubah menjadi oksida dengan melepaskan CO 2 dan sulfide menjadi oksida
dengan melepas SO2. Hasil dan pemanggangan, bijih menjadi pekat dengan Fe 2O3,
namun demikian masih terdapat pengotor-pengotor terutama SiO2.
2. C = Carbon
Mempunyai sifat keras tetapi getas. Fungsi carbon pada baja adalah mampu
menjalani reaksi-reaksi kimia seperti reaksi substitusi (pergantian), reaksi adisi
(penambahan), reaksi eliminasi (pengurangan). Carbon pada baja adalah sebagai
lem atau zat perekat dan mempunyai sifat cukup tahan gesek terhadap benda
atrasip ( tanah yang berpasir dan tidak mengandung silicon ). Carbon membuat /
membentuk struktur ferrite, dimana struktur tersebut mempunyai kekerasan diatas
48hrc, tetapi tidak mempunyai sifat ketajaman.
3. Si = Silicon
Mempunyai sifat yang tahan terhadap gesekan dan tahan tekanan (impact load).
Unsur ini mudah berubah kekerasannya pada kondisi temperatur yang tidak tetap
dan juga digunakan untuk membuat alloy mangan tembaga yang bersifat
ferromagnetic.
5. Cr = Cromium
Unsur ini digunakan sebagai pelindung permukaan baja dan tahan gesekan. Baja
yang mengkilap, keras dan rapuh serta tahan terhadap korosi (karat) tetapi
mempunyai keuletan yang rendah.
6. Mo = Molybdenum
Mempunyai sifat tahan pekerjaan panas sehingga cocok untuk hotwork tool steel,
batas pencampuran unsur ini max.7% juga berfungsi sebagai penetralisir
kekerasan wolfram. Molybdenum merupakan unsur tambahan pembuat keuletan
baja yang maximum.
7. Ni = Nikel
Mempunyai sifat yang ulet dan tahan terhadap bahan kimia dan untuk mengatasi
korosi (karat) yang serius tetapi tidak mempunyai kekerasan yang tinggi.
Merupakan unsur yang dicampurkan kedalam baja untuk mengatasi kerusakan
pada temperatur tinggi (dapat mencapai 1200° C ).
8. V = Vanadium
Baja berwarna putih perak dan sangat keras. Vanadium adalah bahan tambahan
untuk pekerjaan panas karena sifat vanadium tahan terhadap gesekan pada
temperatur yang tinggi
9. W = Wolfram
Diperlukan untuk ketajaman ,tahan terhadap temperatur tinggi dan juga sangat
tahan gesekan. Wolfram mempunyai temperatur sepuh yang sangat tinggi dan
memerlukan tempering berulang-ulang kali sehingga sangat sulit dalam
pengolahannya.
10. Co = Cobalt
Sifatnya tahan gesek dan tahan panas pada temperatur tinggi., kekerasan tinggi
tapi getas. Berfungsi untuk membentuk carbide, meningkatkan kekerasan dan hot
strength, yang sangat baik untuk ketajaman pada mata pisau.
PROSES PEMBENTUKAN BAJA
Baja diproduksi di dalam dapur pengolahan baja dengan bahan utama besi
kasar yang berupa padat maupun cair, besi bekas (skrap) dan beberapa paduan
logam. Peningatkan kualitas pig iron (pengotor-pengotor), seperti silicon,
belerang, dan fosfor perlu dihilangkan dan kadar karbonnya diturunkan melalui
pembuatan baja. Cara modem pembuatan baja diperkenalkan oleh Bassemer
(Inggris) tahun 1856. Pada tahun 1860. WillIam Siemens (Inggris)
mengembangkan tungku terbuka (open hearth furnace). Saat ini pembuatan baja
dilakukan ciengan proses mengalirkan gas oksigen (basic oxygen process)
maupun proses busur listrik. Selanjutnya, sesuas dengan kualitas yang diinginkan
dapat ditambahkan atau dipadukan dengan unsur-unsur transisi Iainnya untuk
menghasilkan aliase baja.
Inilah beberapa proses yang digunakan dalam pembuatan baja, secara
gambaran umum prosesnya adalah seperti berikut ini :
1. Proses Konvertor
Konvertor adalah salah satu wadah untuk mengolah besi menjadi baja siap
untuk diproduksi. Dibuat dari plat baja dengan sambungan las atau paku keling.
Pada bagian dalam konvertor dibuat dari batu yang tahan api, batu tahan api
tersebut dapat bersifat asam atau basa tergantung dari sifat baja yang akan diolah.
a. Proses Bassemer (Asam)
Pengolahan dengan proses bassemer yaitu lapisan dalam yang digunakan adalah
batu tahan api yang mengandung kwarsa asam atau aksid asam (SiO2), Bahan
yang diolah besi kasar kelabu cair, CaO tidak ditambahkan sebab dapat bereaksi
dengan SiO2, SiO2 + CaO CaSiO3
b. Proses Thomas (Basa)
Proses Thomas pada lapisan dinding bagian dalam terbuat dari batu tahan api bisa
atau dolomit [kalsium karbonat dan magnesium (CaCO 3 + MgCO3)]. Bahan baku
yang diolah adalah besi kasar putih yang mengandung P antara 1,7 – 2 %, Mn 1 –
2 % dan Si 0,6-0,8 %. Setelah unsur Mn dan Si terbakar, P membentuk oksida
phospor (P2O5) untuk mengeluarkan besi cair ditambahkan zat kapur (CaO),
3CaO + P2O5 Ca3(PO4)2 (terak cair)
Di bagian bawah konvertor terdapat lubang-lubang angin (tuyer) sebagai
saluran udara penghembus yang disebut sebagai air blast. Terdapat juga
penyangga pada konvertor yang dilengkapi dengan trunnion untuk mengatur
posisi horizontal atau vertikal konvertor.
Sistem kerja
- Bahan baku dipanaskan dengan kokas (seperti batu bara komposisi
karbon) sampai ± 1500 derajat C.
- Konvertor miringkan untuk memasukkan bahan baku baja kurang lebih
1/8 dari volume konvertor.
- Setelah bahan baku baja masuk, ke konvertor kembali ditegakkan.
- Tekanan udara penglolahan berkisar 1,5 – 2 atm di hembuskan dari
kompresor.
- Kemudian setelah 20-25 menit, konvertor di putar balik (dijungkirkan)
untuk mengelaurkan hasilnya.
2. Proses Siemens Martin
Proses siemens martin diolah didalam dapur pelebur baja yang dapat
mencapai suhu tinggi. Proses pengolahan baja siemens martin dibuat oleh dua
orang yang bernama Siemen dan Martin, sehingga dapurnya disebut pula dapur
siemen martin. Dapur untuk proses siemens martin mempunyai tungku kerja yang
diperlengkapi dengan ruang-ruang hawa.
Tungku pengolahan ini mempunyai kapasitas 30 – 50 ton, bahan baku
yang diolah selain besi kasar juga dapat dimasukkan besi bekas atau besi tua. Jika
besi yang dimasukkan mengandung posfor, bahan lapisan dapurnya bersifat basa.
Sebaliknya jika besinya tidak mengandung posfor bahan lapisan dalam pada
dapurnya bersifat asam.
Sistem kerja dengan proses siemens martin menggunakan sistem
regenerator dengan suhu mencapai 3000 derajat C. Fungsi dari regenerator adalah
memanaskan gas dan udara untuk menambah temperatur dapur olah, berfungsi
sebagai fundamen/landasan dapur, enghemat pemakaian ruang di dalam dapur,
dan bahan baku yang bisa digunakan baik besi kelabu maupun putih. Besi kelabu
dinding dalamnya dilapisi batu silika (SiO2) sedangkan besi putih dilapisi dengan
batu dolomit (40 % MgCO3 + 60 % CaCO3).
3. Proses Basic Oxygen Furnace (BOF)
Proses pengolahan baja dengan proses Basic Oxygen Furnace (BOF)
merupakan modifikasi dari proses Bessemer. Pada proses Bessemer menggunakan
uap air panas ditiupkan pada besi kasar cair untuk membakar zat kotoran yang
tersisa. Sedangkan pada proses BOF memakai oksigen murni sebagai ganti uap
air.
Bijih besi diubah menjadi besi dalam suatu tanur tinggi atau tanur tiup.
Reaksi dasar pada proses ini adalah reduksi Fe2O3 dengan reduktor karbon. Bijih
besi bersama-sama dengan kokas (C) dan hatu kapur (CaCO 3) dimasukkan dan
mulut tanur yang tingginya kira-kira 30 meter, dan dasar tanur ditiupkan udara
panas. Kokas bereaksi dengan oksigen mengkasilkan gas CO2: