Professional Documents
Culture Documents
Materi Pola Bilangan Pertemuan Kedua PEMBAHASAN
Materi Pola Bilangan Pertemuan Kedua PEMBAHASAN
Bilangan
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering kali menjumpai masalah yang berkaitan dengan pola,
tetapi tidak menyadarinya. Sebagai contoh, ketika kita mencari alamat rumah seseorang dalam
suatu kompleks perumahan. Kita akan melihat pola nomor rumah tersebut, “sisi manakah yang
genap atau ganjil?”, “apakah urutan nomor rumahnya semakin bertambah atau berkurang?”.
Dengan memahami pola nomor rumah tersebut kita akan dengan mudah menemukan alamat
rumah tanpa melihat satu per satu nomor rumah yang ada dalam kompleks perumahan tersebut.
Menemukan pola bisa menjadi suatu hal yang menantang ketika kamu ingin menemukan pola
suatu data dalam berbagai situasi yang berbeda.
Contoh :
Pada peringatan ulang tahun ke-64 Toko Baju Bintang memberikan diskon 90% kepada 64 orang
pembeli pertama. Pada pukul 08.00 sudah ada 8 pembeli. Pukul 08.05 bertambah menjadi 16 orang.
Pukul 08.10 bertambah lagi menjadi 24 pembeli. Jika pola seperti ini berlanjut terus, pada pukul
berapa 64 pembeli akan memasuki toko?
Pukul 08.00 08.05 08.10 08.15 08.20 08.25 08.30 08.35 08.40 08.45
Jumlah pembeli 8 16 24 32 40 48 56 64
Penambahan pembeli 8 8 8 8 8 8 8 8
Dari pola yang terlihat pada Tabel 1.5, kalian bisa memperkirakan bahwa 64 pembeli akan
terpenuhi pada pukul 08.35.
Catatan: Dari pola yang terlihat, kita juga bisa menarik simpulan bahwa setiap 5 menit ada 8
pembeli datang.
Contoh :
Penyelesaian Alternatif :
1. Pola ke-1: 1 = 2 × 1 – 1
Pola ke-2: 3 = 2 × 2 – 1
Pola ke-3: 5 = 2 × 3 – 1
Pola ke-4: 7 = 2 × 4 – 1
ke-n: Un = 2 × n – 1
Keterangan:
Pola di atas disebut pola bilangan ganjil, karena bilangan yang dihasilkan adalah
semua anggota himpunan bilangan ganjil (positif).
Selain itu, pola tersebut juga bisa digolongkan sebagai barisan bilangan artimetika karena
mempunyai beda antar suku yang tetap yaitu 2.
2. Pola susunan bilangan yang membentuk persegi tersebut dinamakan pola bilangan persegi.
Dengan memerhatikan susunan bola tersebut dapat kita simpulkan bahwa
kata lain 1 + 3 + 5 + 7 + … (2 × n − 1) = n2
LATIHAN SOAL
Setelah memahami pengertian pola bilangan, kamu perlu tahu bahwa ada banyak jenis pola bilangan. Apa
saja?
Yang pertama adalah pola bilangan ganjil. Pola ini tersusun atas angka ganjil, yaitu dimulai dengan angka 1,
3, 5, dan seterusnya. Rumus dari pola bilangan ganjil adalah Un = 2n – 1.
Selanjutnya ada pola bilangan genap, yaitu pola bilangan yang tersusun dari angka genap. Pola ini dimulai
dari angka 2, 4, 6, dan seterusnya. Rumus untuk penyelesaian pola bilangan ini adalah Un = 2n.
Yang ketiga adalah pola bilangan persegi. Pola bilangan ini terdiri dari susunan angka yang dapat
membentuk bangun persegi, contohnya angka 1, 4, dan 9. Rumusnya adalah Un = n2.
Jika pola bilangan persegi dapat membentuk bangun datar persegi, maka pola bilangan persegi panjang
terdiri dari angka yang dapat membentuk bangun datar persegi panjang. Misalnya, angka 2, 6, dan 12.
Rumusnya adalah Un = n(n+1).
Selain itu, ada juga pola bilangan segitiga, yaitu pola bilangan yang terdiri dari angka yang membentuk
bangun segitiga. Contohnya adalah angka 1, 3, dan 6. Rumus pola ini adalah Un = ½ n(n+1).
Pola bilangan segitiga pascal tersusun dari penjumlahan dua bilangan yang berdampingan, dan membentuk
bilangan lain di di baris berikutnya. Rumus pola bilangan ini ini adalah Un = 2n-1.
Pola bilangan fibonacci didapatkan dengan menjumlahkan dua angka yang sebelumnya secara berturut-
turut. Contohnya seperti 0, 1, 1, 2, 3, 5, dan seterusnya. Rumus pola bilangan fibonacci adalah Un = Un-1 +
Un-2.
Pola bilangan aritmatika dibentuk oleh selisih yang sama antara kedua suku atau angka.
Misalnya, urutan angka 1, 5, 9, 13, dan 17. Angka 1 diperoleh dari 5-4, sedangkan angka 5 diperoleh dari 9-
5, dan seterusnya. Rumus untuk pola bilangan ini adalah Un = a + (n-1)b.
Setelah mempelajari pengertian, jenis, dan rumus pola bilangan, di bawah ini kita akan membahas contoh
soal pilihan ganda pola bilangan dan pembahasannya.
1. Apabila diketahui suku ke-n suatu barisan adalah Un = 5-2n2, maka selisih antara suku ke-3 dan ke-5
adalah …
a. -32
b. 32
c. 25
d. -25
e. 28
Pembahasan:
defantri.com
2. Diketahui suatu barisan bilangan 1, 4, 7, 10, …. Memenuhi pola bilangan Un = an + b. Dengan begitu,
suku ke-10 dari barisan tersebut adalah …
a. 28
b. 22
c. 33
d. 31
e. 30
defantri.com
3. Diketahui -16, -10, -4, x, 8, 14, 20. Nilai x adalah …
a. 0
b. 2
c. -2
d. -4
e. 4
Pembahasan:
a = -16
b = -10 – (-16) = 6
U4 = 16 + (4-1) 6
x = -16 + 18 = 2
Pembahasan:
Un = 2n-1
→ 26-1 = 25 = 32
a. 91
b. 90
c. 89
d. 81
e. 72
U9 = 9 (9+1)
U9 = 9 (10)
U9 = 90
Pembahasan:
Pola bilangan di atas adalah pola bilangan segitiga. Menentukan suku ke-n pada pola bilangan segitiga
menggunakan rumus Un = ½ n(n+1).
U7 = ½ . 7(7+1) = ½ . (56) = 28
7. Jika rumus suku ke-n diketahui Un = an+b, maka rumus suku ke-n dari pola bilangan 6, 10, 14, 18, 22, …
adalah …
a. Un = 3n+3
b. Un = 3n-3
c. Un = 4n+2
d. Un = 5n+2
e. Un = 4n-2
Pembahasan:
defantri.com
8. Rumus suku ke-n pada suatu pola bilangan adalah Un = 4 + 2n-1n2. Apabila suku keempat adalah -36,
maka nilai dari a adalah …
a. -2
b. 2
c. 4
d. -3
e. 3
Pembahasan:
defantri.com
Contoh Soal Esai Pola Bilangan
Berikut ini adalah contoh soal esai tentang pola bilangan dan pembahasannya.
Pembahasan:
a = -3
U51 = 201
Un = a + (n-1)b
-3 + (52-1)b = 201
51b = 201 + 3
51b = 204
b = 204 : 51
b=4
2. Apabila diketahui jumlah n suku pertama dari pola bilangan aritmatika adalah 1.325, dengan U 3 adalah 13
dan U7 adalah 29, maka carilah nilai n!
Pembahasan:
Diketahui U3 = a + (3-1)b = 13
U, = a + 2b = 13
a = 13 – 2b … (i)
U7 = a + (7-1)b = 29
U7 = a + 6b = 29 … (ii)
Dengan begitu, a = 13 – 8
a=5
Untuk menentukan n, gunakan rumus Sn = n/2 (2 x 5 + (n-1)4)
Daftar Pustaka :
Abdul Rahman As’ari, Mohammad Tohir, Erik Valentino, Zainul Imron, dan Ibnu Taufiq. 2017.
Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semeter I. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang, Kemendikbud.