Professional Documents
Culture Documents
PMKP 1.2 Pedoman Kerja Komite Mutu
PMKP 1.2 Pedoman Kerja Komite Mutu
TAHUN 2023
KEPUTUSAN DIREKTUR BLUD RSUD SCHOLOO KEYEN
NOMOR: 445/ 032 /PED/BLUD RSUD-SS/I/2023
TENTANG
PEDOMAN KERJA KOMITE MUTU
DI BLUD RSUD SCHOLOO KEYEN KABUPATEN SORONG SELATAN
2
i Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 80
Tahun 2020 Tentang Komite Mutu Rumah Sakit;
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM SCHOLOO KEYEN
TENTANG PEDOMAN KERJA KOMITE MUTU RUMAH SAKIT
UMUN SCHOLOO KEYEN;
Kedua : Pedoman kerja komite mutu Rumah Sakit Umum Daerah Scholoo
Keyen sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini;
Ketiga : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan peningkatan mutu
Rumah Sakit Umum Daerah Scholoo Keyen dilaksanakan oleh Direksi
dan Komite Mutu Rumah Sakit Umum Daerah Scholoo Keyen
Keempat : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini,
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Teminabuan
Pada tanggal: 5 Januari 2023
3
Lampiran
Keputusan Direktur BLUD RSUD Scholoo Keyen
Nomor : 445/ 032 /PED/BLUD RSUD-SS/I/2023
Tanggal : 5 Januari 2023
Tentang
Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan dan
Keselamatan Pasien Rumah Sakit di BLUD RSUD
Scholoo Keyen Kabupaten Sorong Selatan
DAFTAR ISI
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan Pasien (Patient Safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk
Rumah Sakit. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan pasien di
Rumah Sakit. Keselamatan pasien, keselamatan pekerja atau petugas kesehatan,
keselamatan bangunan dan peralatan Rumah Sakit yang bisa berdampak
terhadap keselamatan pasien dan petugas. Keselamatan lingkungan yang
berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan bisnis Rumah
Sakit yang terkait dengan kelangsungan hidup Rumah Sakit. Kelima aspek
keselamatan tersebut sangatlah penting untuk dilaksanakan di setiap Rumah
Sakit. Karena itu keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk
dilaksanakan dan hal tersebut terkait terkait dengan isu mutu dan citra Rumah
Sakit.
Dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien di BLUD RSUD Scholoo
Keyen mengacu dan sejalan dengan nilai dan budaya RSUD Scholoo Keyen yaitu
seluruh pelayanan yang diberikan berfokus kepada pelanggan dengan
mengutamakan mutu dan keselamatan pasien, maka peranan Komite Mutu
menjadi penting sebagai acuan mutu BLUD RSUD Scholoo Keyen.
Upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang sejalan dengan nilai dan
budaya BLUD RSUD Scholoo Keyen yang berkaitan dengan upaya peningkatan
5
mutu dan keselamatan pasien yang telah ditetapkan oleh BLUD Direktur RSUD
Scholoo Keyen . Juga mengingat terkait dengan peraturan perundangan yang
mewajibkan Rumah Sakit melaksanakan upaya peningkatan mutu dan
keselamatan pasien sebagai landasan dasar hukum.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatnya mutu pelayan yang dipantau dengan peningkatan ketercapaian
Indikator prioritas RS,Indikator mutu unit, dan Indikator nasional sehingga
meningkatnya keselamatan pasien RSUD Scholoo Keyen.
2. Tujuan Khusus
C. Ruang Lingkup
D. Batasan Operasional
E. Dasar Hukum
6
Kewajiban Pasien;
7. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang
Standar Pelayanan Kedokteran.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 Tentang
Akreditasi RS.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2020 Tentang
Komite Mutu Rumah Sakit
10.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no 30 tahun 2022 tentang
Indikator Mutu Pelayanan Kesehatan Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Dokter
Gigi, Klinik, Pusat Kesehatan Masyarakat, Rumah Sakit, Laboratorium
Kesehatan dan Unit Transfusi Darah.
F. Sasaran
Dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien, sasaran yang menjadi
prioritas adalah seluruh unit mulai dari level staf sampai dengan pimpinan,
termasuk pihak tenant yang ada di RSUD Scholoo Keyen.
7
BAB II
8
BAB III
VISI, MISI, NILAI-NILAI, BUDAYA DAN MOTTO
RSUD SCHOLOO KEYEN
9
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RSUD SCHOLOO KEYEN
12
BAB VI
URAIAN JABATAN
Tanggung Jawab
1. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program mutu RS
13
2. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang berhubungan
dengan inovasi mutu
3. Bertanggung jawab untuk melaporkan hasil pelaksanaan program mutu
Rumah Sakit serta kegiatan-kegiatan mutu lainnya kepada Direktur
4. Bertanggung jawab terhadap ketersediaan data dan informasi yang
berhubungan dengan mutu Rumah Sakit
5. Bertanggung jawab dalam pemberian informasi yang berhubungan dengan
kegiatan inovasi mutu
6. Bertanggung jawab terhadap disiplin dan performa kerja staf di Komite Mutu
Rumah Sakit.
Kewenangan :
1. Memerintahkan dan menugaskan staf dalam melaksanakan program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien
2. Meminta laporan pelaksanaan program peningkatan mutu dari unit kerja
terkait
3. Meminta data dan informasi yang berhubungan dengan mutu RS dari unit-unit
kerja di lingkungan BLUD RSUD Scholoo Keyen
4. Melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja di lingkungan BLUD RSUD
Scholoo Keyen terkait pelaksanaan program peningkatan mutu dan hal-hal
lainnya yang berhubungan dengan mutu RS
5. Memberikan pengarahan dalam hal penyusunan, pelaksanaan, evaluasi, dan
tindak lanjut rekomendasi dari setiap program-program peningkatan mutu.
Tanggung Jawab
Kewenangan :
1. Meminta laporan pelaksanaan program penjaminan mutu dari unit kerja terkait
dan hasil kegiatan instalasi
14
2. Melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja di lingkungan BLUD RSUD Scholoo
Keyen terkait pelaksanaan program penjaminan mutu dan hal-hal lainnya yang
berhubungan dengan mutu RS
3. Meminta data dan informasi yang berhubungan dengan mutu RS dari unit-unit
kerja di lingkungan BLUD RSUD Scholoo Keyen
4. Melakukan komunikasi internal dan eksternal kepada unit kerja di lingkungan
BLUD RSUD Scholoo Keyen dan pihak luar melalui surat tertulis, email, dan
telepon.
Tanggung Jawab
Kewenangan
1. Meminta laporan pelaksanaan pemantauan program indikator mutu
penjaminan mutu dan pelaksanaan clinical pathways dari unit kerja terkait
2. Melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja di lingkungan BLUD RSUD
15
Scholoo Keyen terkait pelaksanaan pemantauan program indikator mutu
serta pelaksanaan clinical pathways dan hal-hal lainnya yang berhubungan
dengan mutu RS
3. Meminta data dan informasi yang berhubungan dengan mutu dan
pelaksanaan clinical pathways RS dari unit-unit kerja di lingkungan BLUD
RSUD Scholoo Keyen
16
6. Bertanggung jawab atas pelaporan insisden keselamatan pasien ke direktur,
dewan pengawas dan komite Nasional Keselamatan Pasien
Tanggung Jawab
Kewenangan
17
berkaitan dengan program kerja yang disusun
3. Berkoordinasi dengan seluruh unit kerja dan unit pelayanan termasuk dengan tim
kesehatan dan keselamatan kerja Rumah Sakit dan Komite Pencegahan dan
pengendalian infeksi dalam kegiatan manajemen resiko di Rumah sakit yang
diawali dengan identifikasi, penilaian dan evaluasi resiko
4. Bertanggungjawab atas kegiatan Faillure Mode and Effect Analysis Rumah Sakit
yang dilakukan minimal sekali dalam setahun
Tanggung Jawab
Kewenangan
18
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
1. Direktur
Komite Mutu melakukan pelaporan indikator mutu RS dan insiden
keselamatan pasien setiap triwulan, semester dan tahunan kepada
Direktur. Direktur memberi dukungan dalam pelaksanaan program mutu
dan keselamatan pasien di RS;
2. Sekretaris Direktur
Berkoordinasi terkait proses administrasi dalam pemberian tanggapan dan
rekomendasi dari direktur terkait pelaporan indikator mutu prioritas,
penomoran surat keluar direktur dalam rangka pelaporan indikator mutu
prioritas kepada perwakilan pemilik/ Owner Representative.
3. Komite Medik
Berkoordinasi dalam pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi audit medik
clinical pathway serta panduan praktik klinis;
4. Komite Keperawatan
Berkoordinasi dalam evaluasi audit keperawatan;
5. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Berkoordinasi dalam evaluasi laporan data-data surveilance, diantaranya :
Infeksi Aliran Darah Perifer (Plebitis), Infeksi Aliran Darah Primer (IADP),
Kejadian Hospital Acquired Pneumonia (HAP), Kejadian Ventilator
Associated Pneumonia (VAP), Infeksi Saluran Kemih (ISK), Infeksi Daerah
Operasi (IDO); penurunan upaya kejadian infeksi yang terjadi di RS, dalam
pelayanan berupa Kepatuhan Cuci Tangan (Hand Hygiene) termasuk di
19
dalamnya mengenai Infection Control Risk Assessment (ICRA).
6. Komite K3 RS
Berkoordinasi dalam program manajemen risiko dan evaluasi pelaporan
keselamatan dan kesehatan kerja, termasuk di dalamnya mengenai
indikator mutu K3, penurunan risiko kesehatan dan keselamatan kerja saat
ada renovasi/konstruksi melalui Pre Construction Risk Assessment
(PCRA).
7. Unit Rekam Medik
Berkoordinasi dalam evaluasi hasil audit rekam medik.
8. Departemen Pelayanan Medik dan Penunjang
Berkoordinasi terkait dengan penyusunan dan pelaporan indikator mutu
departemen/ unit, pelaporan insiden keselamatan pasien, dan penyusunan
identifikasi risiko di bagian masing-masing.
9. Departemen Penunjang Umum
Berkoordinasi terkait dengan penyusunan dan pelaporan indikator mutu
departemen/ unit, pelaporan insiden keselamatan pasien, dan penyusunan
identifikasi risiko di bagian masing-masing
10. Departemen Farmasi
Berkoordinasi terkait dengan penyusunan dan pelaporan indikator mutu
departemen/ unit, pelaporan insiden keselamatan pasien, dan penyusunan
identifikasi risiko di bagian masing-masing
11. Departemen Keperawatan
Berkoordinasi terkait dengan penyusunan dan pelaporan indikator mutu
departemen/ unit, pelaporan insiden keselamatan pasien, dan penyusunan
identifikasi risiko di bagian masing-masing.
12. Departemen SDM
Berkoordinasi dengan unit di bawah departemen terkait dengan
penyusunan dan pelaporan indikator mutu departemen/unit, evaluasi
kinerja SDM yang di dalamnya terkait dengan mutu dan keselamatan
pasien, penyusunan rencana kebutuhan SDM di Komite Mutu,
pelaksanaan pelatihan internal maupun eksternal dalam upaya
peningkatan mutu dan keselamatan pasien dan pelaksanaan audit
terhadap kelengkapan file karyawan, khususnya profesional pemberi
asuhan (PPA).
20
Berkoordinasi terkait dengan penyusunan dan pelaporan indikator mutu
departemen/ unit, pelaporan insiden keselamatan pasien, dan penyusunan
identifikasi risiko di bagian masing-masing.
16. PIC/Pengumpul/Penanggung Jawad Data Mutu
Untuk menunjang kegiatan peningkatan mutu RS. Sub Komite Mutu
berkoodinasi pengumpul data yang membantu dalam pengelolaan data
mutu RS, yang menjadi perpanjangan tangan di operasional RS dalam
memastikan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien berjalan
dengan baik. .
21
BAB VIII
PERTEMUAN/ RAPAT
22
BAB IX
PELAPORAN
A. Pencatatan dan Pelaporan
Pelaksanaan setiap program peningkatan mutu dan keselamatan pasien
yang dicatat ke dalam bentuk laporan yang telah ditentukan oleh RS sesuai
dengan program masing – masing. Setiap unit pelayanan melaporkan
pelaksanaan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien ke Komite
Mutu sesuai dengan waktu yang disepakati.
Keterangan Waktu Pengumpulan Laporan Unit ke Komite Mutu
1. Laporan indikator mutu dan keselamatan pasien 1 bulan
2. Laporan terkait pelaksanaan clinical pathway 1 bulan
3. Laporan insiden keselamatan pasien 1 bulan
4. Laporan insiden keselamatan kerja 1 bulan
5. Laporan pengelolaan K3 RS 3 bulan
6. Laporan pengelolaan PPI RS 3 bulan
7. Laporan evaluasi mutu internal RS 3 bulan
8. Laporan penilaian kinerja karyawan 1 tahun
9. Laporan Manajemen risiko 1 tahun
10. Laporan pelatihan karyawan 1 tahun
23
21. Unit keuangan
22. Unit CSSD
23. Unit IPSRS
24. Unit Nifas
25. Unit BDRS
26. Komite Medis
27. Komite Keperawatan
28. Komite K3RS
29. Komite PPI RS
Ditetapkan di : Teminabuan
Pada tanggal: 5 Januari 2023
24