You are on page 1of 16

MAKALAH

“MAHQAMAT DAN AHWAL “

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akhlak Tasawuf

Dosen pembimbing
Dr.Gazali.M.Ag

Disusun oleh kelompok 4


M.Zen Fachrozi (4423008)
Genta Muhammad Rizki (4423009)

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SJECH M. DJAMIL DJAMBEK
BUKITTINGGI
TH 2023/1445 M

1
BAB l

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Mahqamat dan Ahwal adalah dua istilah penting dalam dunia

tasawuf keduanya merupakan sarana dan pengalaman spiritual

seseorang dalam berkomunikasi dengan Tuhan zat tempat berasal dan

kembali segala sesuatu yang ada di jagat raya ini.

Dengan ini maqam dan hal merupakan cara untuk mencapai tujuan

ideal para sufi melalui proses prefikikasi jiwa terhadap kecenderungan

materi agar kembali pada cahaya Tuhan. Maka dari itu para sufi telah

menciptakan Jalan spiritual untuk merangkai hubungan dengan sang

Tuhan yang disebut mahqamat.

Pada sisi lain ahwal merupakan keadaan yang diberikan oleh

Tuhan di tengah seseorang melakukan perjalanan kerohanian melalui

maqam. Selain itu mereka juga akan merasakan kegembiraan tertentu

hati merasa dekat (qurb), rasa cinta (mahabnaj), harap-harap cemas

(raja’) dan rasa yakin kondisi-kondisi tersebut dinamakan ahwal.

B. Rumusan Pembahasan

Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu:

1. Apa itu mahqamat dan ahwal ?

2. Apa tingkatan mahqmat dan ahwal ?

2
C. Tujuan pembahasan

Adapun tujuan pembahasan pada makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui mahqamat dan ahwal.

2. Untuk mengetahui tingkatan mahqamatdan ahwal.

3
BAB ll

PEMBAHASAN

A. Pengertian Maqamat

Maqamat adalah bentuk jamak dari kata maqam niat secara bahasa

berarti pangkat atau derajat. Sementara menurut istilah ilmu tasawuf,

Maqamat adalah kedudukan seorang hamba di hadapan Allah yang

diperoleh dengan melalui peribadatan mujahadah dan lain-lain latihan

spiritual serta (berhubungan) yang tidak putus-putusnya dengan Allah

SWT. Atau secara teknis maka maqamat juga berarti aktivitas atau usaha

maksimal seorang sufi untuk meninggalkan kualitas spiritual dan

kedudukannya (maqam) di hadapan Allah SWT, dengan amalan-amalan

tertentu sampai adanya petunjuk untuk mengubah pada konsentrasi

terhadap amalan-amalan tertentu lainnya, yang diyakini sebagai amalan

yang lebih tinggi nilai spiritualnya dihadapan Allah SWT.

Dasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa maqam dijalani

seseorang salik melalui usaha yang sungguh-sungguh, sejumlah kewajiban

yang harus ditempuh untuk jangka waktu tertentu.1

Mahqamat merupakan salah satu konsep yang digagas oleh sufi

yang berkembang paling awal dalam sejarah tasawuf Islam. Dalam

Alquran kata ini maqam yang mempunyai arti tempat disebutkan berapa

1
Yunasril ali.1987.Pengantar Ilmu Tasawuf. Jakarta:Pedoman Ilmu Jayahal,hlm 54.

4
kali, baik dengan kandungan makna abstrak maupun konkrit. Di antara

penyebutan terdapat pada Q.S Al-Baqarah ayat 15

‫ِه ۡد ِآٰل ِا‬ ‫ًّل‬ ‫ِخَّت ِم ۡن ِم ِا‬ ‫ِّل‬ ‫ِاۡذ ۡل ۡل‬


‫َو َجَع َن ا ا َبۡي َت َم َثاَب ًة لَّناِس َوَاۡم ًن ا َوا ُذ ۡو ا َّم َق ا ۡب ٰرهَم ُمَص ى‌ َو َع َنٓا ى ۡب ٰرهَم‬

‫ِاۡس ٰم ِعۡي َاۡن َطِّه ا ۡي ِللَّطٓا ِف ۡي اۡل ٰع ِكِف ۡي الَّک ِع الُّس ۡو ِد‬
‫ُج‬ ‫َن َو ُّر‬ ‫َر َب َىِت ِٕٮ َن َو‬ ‫َل‬ ‫َو‬

Artinya:

Dan (ingatlah) ketika kami menjadikan rumah

(Ka’bah) berkumpul dan tempat yang aman bagi

manusia. Dan jadikanlah maqam Ibrahim itu tempat

salat. Dan telah kami perintah kepada Ibrahim dan

Ismail,” bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang

yang tawaf orang yang itikaf orang yang rukuk dan

orang yang sujud.”

B. Tingkatan Mahqamat

Adapun struktur mahqamat tersebut adalah sebagai berikut:

1. Taubat

Taubat merupakan tahap awal yang harus dilakukan oleh

penempuh Jalan sufi. Tobat diartikan sebagai penyesalan diri

terhadap segala perilaku jahat yang telah dilakukan di masa lalu.

5
Tobat juga menuntut orang untuk menjauhkan diri dari segala

tindakan maksiat dan melenyapkan dorongan nafsu yang mengarah

pada tindak.

Al-Junaid mendefinisikan tobat sebagai upaya untuk tidak

mengulangi dosa pada masa sekarang. Sufi lainnya seperti Syekh

Sahal menyatakan bahwa Taubat adalah hendaknya seseorang ingat

akan perbuatan dosa yang telah ia lakukan pada masa lalu sembari

berusaha untuk membersihkan hati dan bisikan-bisikan yang

mengarah kepada perbuatan dosa. Inti dari tobat adalah pengakuan

atas segala kesalahan yang telah dilakukan di masa lampau

sekaligus berkomitmen untuk selalu menjalankan perintah dan

menjauhi larangan Allah SWT di masa yang akan datang.

Ibnu ‘Athaillah sendiri menjelaskan bahwa dalam maqam

tobat seorang sufi yang harus kembali kepada Allah SWT dari

segala perbuatan yang tidak diridhoi-Nya jam menuju perbuatan

yang diridhoi-Nya. Melepaskan pengaturan atas sesuatu yang telah

menjadi tanggungan Allah SWT dan berkonsentrasi pada tanggung

jawab yang diberikan oleh Allah SWT kepada dirinya sebagai

manusia.

2. Zuhud

Zuhud adalah kedudukan mulia yang merupakan dasar bagi

keadaan yang diridhai serta martabat yang tinggi di masa Hal itu

merupakan langkah pertama bagi orang yang ingin menuju kepada

6
Allah SWT, secara harfiah zuhud berarti tidak ingin kepada sesuatu

yang bersifat keduniawian.

Menurut Harun Nasution zuhud adalah hidup sederhana baik

dalam berpakaian,makan, minum, dan lain-lainnya. Hal ini

dilakukan untuk menempa dirinya agar lebih suci lagi dari,

sehingga akan semakin dekat dengannya -Nya.2

Ibnu ‘Athaillah sendiri membagi zuhud ke dalam dua tahapan

yaitu zuhud lahir yaitu zuhud yang ada sejak lahir dan zuhud batin

yaitu zuhud yang berasal dari hati yang bersih dari sifat tercela.

3. Wara’

Wara’hatinya meninggalkan segala sesuatu terdapat kesamaan

di dalamnya. Menurut istilah Wara’adalah pemeliharaan diri dari

perbuatan yang haram dan makruh, serta yang syubhat. Selain itu

dalam tradisi sufi wara’juga berarti meninggalkan segala hal yang

berlebihan, baik berwujud benda maupun perilaku, bahkan segala

hal yang tidak bermanfaat. Hal ini menunjukkan bahwa di samping

merupakan pembinaan mentalitas keislaman juga wara’sebagai

tanggal awal untuk membersihkan hati dari ikatan keduniaan.

4. Sabar

2
,Abu Bakar Atjeh.1993.Pengantar Ilmu Tarekat;Kajian Historis Tentang
Mistik,Solo:Ramadhani. Hlm 77

7
Kata sabar berasal dari bahasa Arab, Shabara

Yashbiru,Shabran. Maknanya adalah mengikat, bersabar, menahan,

dari larangan hukum, dan menahan diri dari kesedihan. Kata ini

disebutkan di Alquran sebanyak 103 kali. Dalam bahasa Indonesia

sabar bermakna” tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah,

tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati ) dan tabah tenang

tidak tergesa-gesa dan tidak terburu nafsu.

Sabar menurut Al Ghazali jika dipandang sebagai

penyimpangan tuntunan nafsu dan amarah, dinamakan sebagai

kesabaran jiwa( Ash-shabr an-nafs )sedangkan menahan terhadap

penyakit fisik disebut sebagai sabar badani( Ash-shabr al-badani).

Kesabaran jiwa sangat dibutuhkan dalam berbagai aspek misalnya,

untuk menahan nafsu , amarah nafsu lain yang berlebihan sabar

artinya konsekuen dan konsisten dalam melaksanakan semua

perintah Allah SWT. Berani menghadapi kesulitan, tabah

menghadapi cobaan selama perjuangan demi tercapainya tujuan

sabar dalam menunggu pertolongan dari Allah SWT .

5. Tawakal

Berasal dari bahasa Arab,Wakila,Yakilu,Wakilan yang berarti”

mempercayakan, memberi membuang urusan, bersandar, dan

bergantung.” istilah tawakal disebut di dalam Alquran dalam

berbagai bentuk sebanyak 70 kali. Dalam bahasa Indonesia tawakal

adalah pasrah diri kepada kehendak Allah SWT, percaya dengan

8
sepenuh hati kepada Allah (dalam penderitaan dan sebagainya),

atau sesudah berikhtiar baru berserah kepada Allah SWT.

C. Ahwal

Ahwal adalah bentuk jamak dari kata hal yang secara bahasa artinya

keadaan atau kondisi kejiwaan. Menurut istilah ahwal ialah kondisi

spiritual yang menguasai hati. Awal masuk ke dalam diri seseorang

merupakan karunia dari Allah SWT.

Al-Qusyairi menjelaskan bahwa ahwal adalah suatu kondisi hati, yang

menurut kebanyakan orang memiliki arti yang intuitif dalam hati, tanpa

disengaja dan usaha lainnya.

Ahwal sering diperoleh secara spontan sebagai hadiah dari Tuhan

contoh ahwal yang sering disebut adalah takut, syukur, rendah hati, ikhlas,

taqwa, dan gembira. Walaupun definisi yang diberikan sering berlawanan

makna namun kebanyakan mereka mengatakan bahwa ahwal dialami

secara spontan dan berlangsung sebentar dan diperoleh bukan atas dasar

usaha sadar dan perjuangan keras, sepertinya halnya pada maqamat yang

melainkan sebagai hadiah dari kilatan ilahiyah yang biasa disebut lama’at

Jadi bahwa ahwal adalah suatu kondisi jiwa yang dipilih lewat

kesucian hati ahwal adalah sebuah pemberian Allah SWT dan bukan

sesuatu yang disahkan seperti maqamat .

D. Tingkatan Ahwal

9
Adapun struktur atau tingkatan ahwal sebagai berikut:

1. Al-Muraqabah

Muraqabah dalam tradisi tasawuf ialah kondisi kejiwaan yang

sepenuhnya berada dalam keadaan konsentrasi dan waspada.

Sehingga segala daya pikir dan imajinasi fokus pada satu

kesadaran yaitu tentang dirinya.

Al- Jauziyah mendefinisikan muraqabah sebagai pengetahuan

manusia secara terus-menerus dan keyakinannya bahwa Allah

SWT mengetahui Zahir dan batinnya. Muraqabah juga merupakan

sesuatu perasaan bahwa Allah senantiasa mengawasinya,melihat,

mendengar, mengetahui segala apapun yang dilakukannya.3

Pada prinsip perilaku beribadah merupakan suatu gambaran

perilaku muraqabah atau mendekatkan diri kepada Allah. Oleh

karenanya, muraqabah dapat berarti sebuah kondisi kejiwaan

seseorang yang senantiasa merasakan kehadiran Allah dengan

menyadari bahwa Allah selalu mengawasi setiap perilaku hambanl-

Nya. Dengan demikian maka seseorang akan selalu was-was diri

dan menjaga perilakunya agar tetap mencapai kesempurnaan

penciptaannya.

2. Al-Raja’dan khauf

Menurut kalangan kaum sufi, raja’ dan khauf berjalan

seimbang dan saling mempengaruhi.Raja’dapat berarti berharap


3
, Abd ar-RahmanBadawi.1975.Tarikh At-tasawwuf Al-islami,kuwait:Wikalat al-Mathbu’ah,hlm
186

10
atau optimis yaitu perasaan senang hati karena menanti sesuatu

yang diharapkan dan senangi.

Orang yang harapan dan penantiannya mendorong untuk

berbuat ketaatan dan mencegah dari kemaksiatan, berarti

harapannya benar.Sebaliknya jika harapannya hanya angan-angan

sementara ia sendiri tenggelam dalam lembah kemaksiatan

harapannya sia-sia.

Setiap orang yang berharap, sekaligus adalah orang yang takut,

orang yang berharap untuk sampai di suatu tempat tepat waktunya,

tentu ia takut terlambat karena takut terlambat, maka ia

mempercepat jalannya begitu pula orang yang berharap ridho atau

ampunan Tuhan, diiringi pula dengan rasa takut akan siksaan Allah

SWT.

Khauf merupakan cambuk yang digunakan Allah untuk

mengiringi hamba-hamba-Nya penunjuk ilmu dan amal supaya

dengan keduanya itu mereka dapat dekat kepada-Nya. Kauf ialah

kesaksian hati karena membahayakan sesuatu yang ditakuti, yang

akan menimpa diri di masa yang akan datang takut dapat mencegah

hamba berbuat maksiat dan mendorongnya untuk senantiasa berada

dalam ketaatan.

3. Al-Uns

11
Dalam pandangan kaum sufi, sifat Al-uns(intim) adalah sifat

merasa selalu berteman dan tak pernah merasa sepi. Ungkapan

berikut ini melukiskan bahwa sifat Uns “ada orang yang merasa

sepi dalam keramaian, ia adalah orang yang selalu memikirkan

kekasihnya sebab sedang dimabuk cinta, seperti halnya sepasang

pemuda dan pemudi ada pula orang yang merasa bising dalam

kesepian. Ia adalah orang yang selalu memikirkan atau

merencanakan tugas pekerjaannya semata-mata adapun engkau,

selalu merasa berteman dengan Allah artinya engkau selalu berada

dalam pemeliharan-Nya.

4. Al-thuma’ninah

Secara kata ini berarti tenang, tidak ada was-was atau

khawatir, tidak ada yang dapat mengganggu perasaan yang

dipikirkan karena ia telah mencapai tingkat kebersihan jiwa yang

paling tinggi setelah melalui usaha dan perjuangan berat. Karena

merasa tenang bahagia dan tentram karena sudah merasa tenang

bahagia dan tentram karena sudah merasa dekat kepada Allah

SWT.

5. Al-Musyadah

Bermakna menyaksikan dengan mata kepala tetapi istilah

suci diartikan menyaksikan secara jelas dan sadar apa yang

dicarinya ini dapat dicari karena ia seakan-akan adalah ia telah

merasa berjumpa dengan Allah SWT.

12
6. Al-yaqin

Rindu yang bergelora dalam jiwanya dan tumbuh bersemi

perasaan yang mantap adalah yang dicari itu. Perasaan mantapnya

pengetahuan yang diperoleh dari pertemuan secara langsung itulah

yang disebut Al Yaqin. Dengan demikian Al yakin adalah

kepercayaan yang kokoh tak tergoyahkan tentang kebenaran

pengetahuan yang ia miliki, karena ia sendiri menyaksikan dengan

segenap jiwanya dan ia rasakan dengan seluruh ekspresinya serta

dipersaksikan oleh segenap hatinya. Mencapai tingkat musyahadah

dan Al yaqin menurut para sufi adalah amat sulit dan jarang orang

yang dapat mencapainya mereka yang mampu ke level tersebut

adalah para wali yang sudah sampai tingkat insan ini.4

4
Mubassyirah Muhammad Bakrit Maqamat ahwal Dan konsep Mahabbo Ilah Iyah Rabiah
Adawiyah, IAIN Palopo,Hlm 86

13
BAB lll

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari pembahasan di atas bahwa maqamat adalah

perjuangan spiritual untuk melawan berbagai sifat duniawi seperti

melawan hawa nafsu dan ekor manusia agar sintesa biasa dekat dengan

Tuhan. Tobat, wara’, zuhud, sabar, tawakal dan Ridha.

Sedangkan ahwal adalah sifat yang mendapatkan hadiah dari Tuhan

dengan cara senantiasa beribadah kepada Allah adapun pembagian ahwal

adalah Al muraqabah,al-raja, al-khauf,al-uns,al-thuma’ninah, Al-

Musyadah,Al-yaqin.

B. Saran

14
Penulis masih menyadari kekurangan dari makalah ini untuk itu saran

dan masukan untuk membuat makalah ini menjadi sempurna dikemudian

hari.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Yunasril ali.1987.Pengantar Ilmu Tasawuf. Jakarta:Pedoman Ilmu Jayahal.

Atjeh Abu Bakar.1993.Pengantar Ilmu Tarekat;Kajian Historis Tentang

Mistik,Solo:Ramadhani.

ar-Rahman Badawi Abd.1975.Tarikh at-Tasawwuf al-Islami,Kuwait:Wikalat al-

Mathbu’ah.

Muhammad Mubassyirah Bakrit Maqamat ahwal Dan konsep Mahabbo Ilah Iyah

Rabiah Adawiyah, IAIN Palopo.

15
16

You might also like