You are on page 1of 10

KoMAKALAH

“ASUHAN KEPERAWATAN KANDIDIASIS ORAL”

(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gigi dan Mulut)

Dosen Pengampu:

Yunita Kristina, S.Kep., M.Kes

Disusun Oleh :

Kelompok 4

1. Florencia S R Ambarita (2022081024034)


2. Shandy Pratama (2022081024020)
3. Ita Mariana Adolfina Giyai (2022081024066)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

2023
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kandidiasis oral merupakan suatu infeksi opurtunistik pada mukosa oral yang
disebabkan oleh jamur dari jenis Candida albicans. Selain Candida albicans penyebab
kandidiasis oral pula dapat disebabkan oleh C. Tropicalis, C. Krusei, C. Parapsilosis,
C. Guilliermondi. Terdapat beberapa faktor yang membantu terjadinya kandidiasis
oral diantaranya yaitu status imun pasien, lingkungan mukosa oral, dan strain dari
Candida albicans itu sendiri. Kandidiasis dibagi berdasarkan presentasi klinisnya yaitu
kandidiasis pseudomembranosa, kandidiasis atropik, kandidiasis eritematosa,
kandidiasis hiperplastik, dan keilitis angular. Diagnosis pada kandidiasis oral dapat
ditegakan dengan mengenali tanda-tanda gejala klinis yang berhubungan dengan
kandidiasis oral ini serta dapat dilakukan pemeriksaan penunjang meliputi sitologi
eksfoliatif, kultur dan juga pemeriksaan biopsi jaringan. Pengobatan pada kandidiasis
oral terbagi atas lini pertama dan lini kedua. Tujuan dari pengobatan pada kandidiasis
oral ini adalah untuk mencegah penyebaran sistemik, menghindari
kekurangnyamanan pada penderita dan mencegah berkembang biaknya jamur
kandidiasis yang terlampau pesat. Prognosis pada kandidiasis oral bergantung pada
faktor-faktor yang mendasari terjadinya kandidiasis oral ini.Tujuan
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memberikan gambaran dan pengetahuan
tentang kandidiasis. Bagaimana penyebab, gejala, diagnosis, dan pengobatan
Kandidiasis. Tulisan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran serta
kepedulian per individu tentang kandidiasis dan dampaknya terhadap kesehatan
mereka.
C. Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah untuk mengedukasi teman-teman mahasiswa
kesehatan dan menyelesaikan tugas mata kuliah keperawatan gigi dan mulut tentang
kandidiasis. Makalah ini dapat membantu teman-teman mahasiswa kesehatan untuk
mendiagnosis dan mengobati kandidiasis secara efektif. Mahasiswa dapat
mempelajari penyebab, gejala, dan pengobatan kandidiasis, yang dapat membantu
mereka menangani penyakit dengan lebih baik. Serta dapat mengetahui tentang
pencegahan kandidiasis dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat.
BAB II TINJAUAN TEORI

1. Pengertian
Kandidiasis oral adalah salah satu infeksi fungal yang mengenai mukosa oral. Lesi ini
disebabkan oleh jamur Candida albicans. Candida albicans adalah salah satu
komponen dari mikroflora oral dan sekitar 30-50% orang sebagai karier organisme
ini. Tedapat lima tipe spesies kandida yang terdapat di kavitas oral, diantaranya
adalah:
1. Candida albicans
2. Candida tropicalis
3. Candida krusei
4. Candida parapsilosis
5. Candida guilliermondi
Dari kelima tipe tersebut, Candida albicans adalah yang paling sering terdapat pada
kavitas oral. Candida albicans merupakan fungi yang menyebabkan infeksi
opurtunistik pada manusia. Salah satu kemampuan yang dari Candida albicans adalah
kemampuan untuk tumbuh dalam dua cara, reproduksi dengan tunas, membentuk
tunas elipsoid, dan bentuk hifa, yang dapat meningkatkan misela baru atau bentuk
seperti jamur.(Hakim, L.2015.)
2. Etiologi
Kandidiasis oral adalah infeksi yang diakibatkan jamur Candida spesies (Candida sp.)
yang tumbuh komensal di rongga mulut dan bersifat patogen oportunistik. Etiologi
kandidiasis oral yang terbanyak (80%) adalah Candida albicans (C. albicans). C.
albicans yang berubah menjadi virulen pada rongga mulut berhubungan erat dengan
adanya defek pada sistem imun, yaitu kondisi imunokompromais.(Prasetyo, R. A.
(2015)
3. Patofisiologi
Jamur Candida akan masuk ke mulut dan menempel pada dinding sel mukosa yang
akan mengganggu sistem imun dan menyebabkan sistem imun menurun.

Sehingga jamur Candida akan menggangu keseimbangan flora normal menjadi tidak
normal dan akhirnya akan menginfeksi tempat yang diinangnya.

Gejala umum yang terlihat adalah adanya bercak putih pada mulut,sensasi terbakar
dan adanya nyeri pada lidah,susah menelan dan adanya petak-petak eksudat di
bibir,lidah,pallatum atau faring.
Lalu tempat yang ditempeli oleh jamur candida albicans akan mengenai mukosa
esofageal dan mukosa orofaringeal sebagai berikut:
1. Mukosa esofageal terdapat berbagai macam masalah yaitu :
 Disfagia berhubung dengan defisit nutrisi ditandai dengan ketidak mampuan
menelan makanan dan nafsu makan menurun.
 Nyeri Retrosternal (bagian dada) berhubungan dengan gangguan pertukaran
gas ditandai dengan gelisah dan pola napas abnormal.
 Regurgitasi(asam lambung naik) berhubung dengan Disfungsi motilitas
gastrointestinal ditandai dengan residu lambung meningkat.
 Sisik dimulut dan tenggorokan berhubungan dengan gangguan intregitas
jaringan di tandai dengan kemerahan dan kerusakan jaringan.
2. Mukosa orofaringeal
 Petak-petak eksudat berwarna krem kebiruan di lidah,mulut,atau faring
berhubungam dengan gangguan rasa nyaman ditandai dengan gejaal penyakit
dan keluhan tidak nyaman
 Nyeri dan sensasi terbakar di tenggorokan berhubungan dengan nyeri akut
ditandai dengan mengeluh nyeri dan gelisah.

4. Manefestasi Klinis
Kandidiasis oral memberikan gejala bercak berwarna putih yang konfluen dan
melekat pada mukosa oral serta faring,khususnya di dalam mulut dan lidah.
Kandidiasis menimbulkan tanda dan gejala yang berhubungan dengan tempat infeksi.
• Mukosa esofageal: disfagia(susah menelan)bd defisit nutrisi, nyeri retrosternal
(bagian dada), regurgitasi (makanan,cairan,asam lambung naik kembali dan masuk ke
mulut), dan sisik di mulut dan tenggorokan
• Mukosa orofaringeal: petak-petak eksudat berwarna krem atau kebiruan di lidah,
mulut, atau faring yang memperlihatkan isi yang berdarah saat dikerik; bisa muncul
pembengkakan yang menyebabkan distres respiratorik pada bayi; kadang-kadang,
nyeri dan sensasi terbakar di tenggorokan dan mulut orang dewasa.

5. Tes Diagnostik
Tes diagnostik kandidiasis oral yang lengkap meliputi:
 Pemeriksaan penunjang: tes penunjang di bawah mikroskop dapat dilakukan untuk
memastikan diagnosis. Tes penunjang lainnya meliputi tes darah, kultur jamur, pemeriksaan
antigen mannan dan antibodi anti-mannan
 Tes darah: mengambil sampel darah pasien untuk memeriksa adanya infeksi dalam tubuh
 Kultur jamur: mengambil sampel darah dan jaringan untuk memeriksa pertumbuhan jamur
 Pemeriksaan antigen mannan dan antibodi anti-mannan: tes untuk mendeteksi adanya antigen
mannan dan antibodi anti-mannan dalam darah pasien
Dalam diagnosis kandidiasis oral, dokter biasanya akan mengandalkan pemeriksaan fisik dan
anamnesis untuk menegakkan diagnosis. Tes penunjang seperti tes darah, kultur jamur, dan
pemeriksaan antigen mannan dan antibodi anti-mannan dapat dilakukan untuk memastikan
diagnosis.

6. Pengobatan
Adapun manajemen terapi yang dilakukan pada kandidiasis oral adalah dengan pengobatan
secara topikal. Setelah dilakukan pengobatan topikal maka dilanjutkan pengobatan selama
dua minggu setelah terjadinya resolusi pada lesi. Ketika terapi topikal mengalami kegagalan
maka dilanjutkannya terapi sistemik karena gagalnya respon obat adalah merupakan pertanda
adanya penyakit sistemik yang mendasari. Follow up setelah 3 sampai 7 hari pengobatan
untuk mengecek efek dari obat-obatan. Adapun tujuan utama dari pengobatan adalah .
 Untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi faktor-faktor yang berkontribusi.
 Untuk mencegah penyebaran sistemik.
 Untuk mengurangi kekurangnyamanan yang terjadi.
 Untuk mengurangi perkembangbiakan kandida.
Pengobatan pada kandidiasis terdiri atas lini pertama dan pengobatan lini kedua.
a. Pengobatan kandidiasis oral lini pertama yaitu :
1) Nistatin
Nistatin merupakan obat lini pertama pada kandidiasis oral yang terdapat dalam bentuk
topikal. Obat nistatin tersedia dalam bentuk krim dan suspensi oral. Tidak terdapat interaksi
obat dan efek samping yang signifikan pada penggunaan obat nistatis sebagai anti kandidiasis.
2) Ampoterisin B
Obat ini dikenal dengan Lozenge (fungilin 10 mg) dan suspensi oral 100 mg/ml dimana
diberikan tiga sampai empat kali dalam sehari. Ampoterisin B menginhibisi adhesi dari jamur
kandida pada sel epitel. Efek samping pada obat ini adalah efek toksisitas pada ginjal.
3) Klotrimazol
Obat ini mengurangi pertumbuhan jamur dengan menginhibisi ergosterol. Klotrimazol
dikontraindikasikan pada infeksi sistemik. Obat ini tersedia dalam bentuk krim dan tablet 10
mg. Efek utama pada obat ini adalah rasa sensasi tidak nyaman pada mulut, peningkatan level
enzim hati, mual dan muntah.
b. Adapun pengobatan kandidiasis lini kedua yaitu:
1. Ketokonazol
Ketokonazol memblok sintesis ergosterol pada membran sel fungal dan diserap dari
gastrointestinal dan dimetabolisme di hepar. Dosis yang dianjurkan adalah 200-400 mg tablet
yang diberikan sakali atau dua kali dalam sehari selama dua minggu. Efek samping adalah
mual, muntah, kerusakan hepar dan juga interaksinya dengan antikoagulan.
2. Flukonazol
Obat ini menginhibisi sitokrom p450 fungal. Obat ini digunakan pada kandidiasis
orofaringeal dengan dosis 50-100mg kapsul sekali dalam sehari dalam dua sampai tiga
minggu. Efek samping utama pada pengobatan dengan menggunakan flukonazol adalah mual,
muntah dan nyeri kepala.
3. Itrakonazol
Itrakonazol merupakan salah satu antifungal spektrum luas dan dikontraindikasikan pada
kehamilan dan penyakit hati. Dosis obat adalah 100 mg dalam bentuk kapsul sehari sekali
selama dua minggu. Efek samping utama adalah mual, neuropati dan alergi.

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KANDIDIASIS ORAL

Laporan Kasus :

Tn.V berusia 50 tahun datang ke Rumah Sakit Moehammad Hoesin dengan keluhan adanya
lapisan putih yang tebal pada lidah sejak 2 bulan yang lalu. Lidah terkadang terasa pedih dan
pasien tidak pernah membersihkan lidahnya. Pasien memiliki riwayat penyakit Diabetes
Mellitus tidak terkontrol yang terdeteksi sejak 6 bulan yang lalu. Dilakukan pemeriksaan
penunjang meliputi pemeriksaan mikrobiologi dan pemeriksaan gula darah. Hasil
pemeriksaan mikrobiologi menunjukkan Candida albicans (+) dan didiagnosis
Pseudomembran Kandidiasis Akut. Hasil pemeriksaan gula darah menunjukkan kadar gula
darah sewaktu 306mg/dl, dan HbA1c 7,5%. Pasien diberikan medikasi berupa Nistatin drop
12 ml dengan instruksi pemakaian 2 ml 3x/hari diteteskan ke seluruh bagian dorsum lidah.
Betadin kumur 1% 100 ml juga diberikan dengan instruksi pemakaian 3x/hari 10 ml dengan
cara berkumur sehingga cairan berkontak dengan seluruh bagian yang terinfeksi kandida.
Pasien juga diberikan instruksi untuk menjaga kebersihan rongga mulut, menggunakan obat
teratur, dan kontrol teratur terhadap kondisi sistemiknya.

1. PENGKAJIAN
1. Identitas

Meliputi: Nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, bahasa yang digunakan, status
perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asusransi, golongan darah, nomor register, tanggal masuk
rumahsakit, dan diagnosa medis. Pada umumnya, keluhan utama pada kasus kandidiasis oral
adalah adanya lesi dan lidah terasa pedih/
Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang nyeri klien, perawat dapat
menggunakan metode PQRST :
a. Provoking incident: hal yang menjadi faktor presipitasi nyeri adalah proses supurasi pada
bagian tulang. Trauma, hematoma akibat trauma pada daerah metafisis, merupakan salah satu
faktor predis posisi terjadinya osteomielitis hematogen akut.
b. Quality of pain: rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien bersifak menusuk
c. Region, radiation, relief: nyeri dapat reda dengan imobilisasi atau istirahat, nyeri tidak
menjalar atau menyebar
d. Severity (scale) of pain: nyeri yang dirasakan klien secara subjektif anatara 2-3 pada rentang
skala pengukuran 0-4
e. Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada malam hari atau
siang hari

a. Identitas Klien b. Identitas Penanggung


Nama Klien : Tn.V Nama : Ny.F
Umur : 5O tahun Umur : 48 tahun
Jenis Kelamin : Pria Jenis kelamin : Wanita
Agama : Hindu Agama : Hindu
Gol darah :O Gol darah :O
Alamat : Perumahan Boston Alamat : Perumahan Boston
Pekerjaan : Pengusaha Pekerjaan : Swasta
Diagnosa medis: Pseudomembran Hubungan dengan klien : Istri
Kandidiasis Akut

2. Riwayat kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Sekarang


Biasanya klien datang kerumah sakit dengan keluhan gejala akut (misalnya : keluhan adanya
lapisan putih yang tebal pada lidah sejak 2 bulan yang lalu. Lidah terkadang terasa pedih
dan pasien tidak pernah membersihkan lidahnya.

b. Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien biasanya perrnah mengalami penyakit yang hampir sama dengan sekarang, atau penyakit
lain yang berhubungan. Pasien memiliki riwayat penyakit Diabetes Mellitus tidak terkontrol
yang terdeteksi sejak 6 bulan yang lalu

c. Riwayat Kesehatan Keluarga


Kaji apakah keluarga klien memiliki penyakit keturunan, namun biasanya penyakit
Pseudomembran Kandidiasis Akut tidak diturunkan.

3. Pemeriksaan Fisik
Hasil pemeriksaan gula darah menunjukkan kadar gula darah sewaktu 306mg/dl, dan HbA1c
7,5%. Pasien diberikan medikasi berupa Nistatin drop 12 ml dengan instruksi pemakaian 2 ml
3x/hari diteteskan ke seluruh bagian dorsum lidah. Betadin kumur 1% 100 ml juga diberikan
dengan instruksi pemakaian 3x/hari 10 ml dengan cara berkumur sehingga cairan berkontak
dengan seluruh bagian yang terinfeksi kandida.

2. ANALISA DATA

NO DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH


KEPERAWATAN
1 Data Objektif Pseudomembran Risiko ketidakstabilan
 Hasil pemeriksaan mikrobiologi Kandidiasis Akut. kadar gula glukosa
menunjukkan Candida albicans
(+)
 didiagnosis Pseudomembran
Kandidiasis Akut.
 kadar gula darah sewaktu
306mg/dl, dan HbA1c 7,5%.

2 Data Subjektif
 pasien mengeluh lidah terasa Agen Pencedera Nyeri Akut
pedih Kimiawi (lidah
Data Objektif terbakar/pedih)
 gelisah
 nafsu makan berubah

Data Subjektif
3 Penurunan Defisit perawatan diri
 mengeluh adanya lapisan putih
Motivasi/minat
yang tebal pada lidah sejak 2
bulan yang lalu.
Data Objektif
 minat melakukan perawatan diri
kurang

3. DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. (D.0038) Risiko ketidakstabilan kadar gula glukosa d.d. ketidaktepatan pemantauan


glukosa darah.
2. (D.0077) Nyeri Akut b.d. Agen Pencedera Kimiawi (lidah terbakar/pedih) d.d. pasien
mengeluh lidah terasa pedih, gelisah dan nafsu makan berubah
3. (D.0109) Defisit perawatan diri b.d. Penurunan Motivasi/minat d.d lapisan putih yang
tebal pada lidah dan minat melakukan perawatan diri kurang.

4. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI


KEPERAWATAN (SLKI) KEPERAWATAN
(SDKI) (SIKI)
1. (D.0038)Risiko (L.03022) Kestabilan Kadar (I.03115) Menajemen
ketidakstabilan kadar gula Glukosa Darah Hiperglikemia
glukosa d.d. ketidaktepatan Setelah dilakukan tindakan Rencana tindakan yang
pemantauan glukosa darah. keperawatan selama 3 x 24 jam dilakukan agar tujuan
diharapkan kestabilan kadar tercapai adalah :
glukosa dapat meningkat. dengan Observasi :
kriteria hasil :  Monitor kadar glukosa
 Mulut kering cukup menurun darah,jika perlu
(4)
 Kesulitan bicara sedang(3) Edukasi :
 Kadar glukosa dalam darah  Ajarkan pemgelolaan
cukup membaik (4) diabetes(misalnya,
monitor asupan cairan)

2. (D.0077) Nyeri Akut b.d. (L.08066) Tingkat nyeri (I.08238) Manajemen Nyeri
Agen Pencedera Kimiawi Setelah dilakukan tindakan Rencana tindakan yang
(lidah terbakar/pedih) d.d. keperawatan selama 3 x 24 jam dilakukan agar tujuan
pasien mengeluh lidah diharapkan tingkat nyeri glukosa tercapai adalah :
terasa pedih, gelisah dan dapat menurun dengan kriteria Observasi :
nafsu makan berubah hasil :  Identifikasi
 Keluhan nyeri cukup lokasi,karakteristik,durasi,
menurun(4) frekuensi, kualitas,insentitas
 Gelisah cukup menurun(4) nyeri.
 Nafsu makan membaik (5) Edukasi :
 Jelaskan penyebab ,
periode dan pemicu
nyeri.
3. (D.0109) Defisit perawatan (L.11103) Perawatan Diri (I.11348) Dukungan
diri b.d. Penurunan Setelah dilakukan tindakan Perawatan Diri
Motivasi/minat d.d lapisan keperawatan selama 3 x 24 jam Rencana tindakan yang
putih yang tebal pada lidah diharapkan perawatan diri dapat dilakukan agar tujuan
dan minat melakukan meningkat dengan kriteria hasil : tercapai adalah :
perawatan diri kurang.  Minat melakukan perawatan Observasi :
diri meningkat (5)  Monitor tingkat
 Verbalisasi keinginan kemandirian
melakukan perawatan diri
cukup meningkat (4) Teraupetik :
 Mempertahankan kebersihan  Jadwalkan rutinitas
mulut meningkat (5) perawatan diri

Edukasi :
 Anjurkan melakukan
perawatan diri secara
konsisten sesuai
kemampuan
5. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Setelah melakukan perencanaan atau intervensi maka langkah selanjutnya adalah mulai
menerapkan perencanaan tersebut dalam memberikan asuhan keperawatan yang sesuai
dengan kebutuhan pasien/klien.

6. EVALUASI

Setelah mendapat implementasi keperawatan, maka pasien dengan Pseudomembran


Kandidiasis Akut diharapkan sebagai berikut:

1. Nyeri berkurang atau terkontrol dan rasa nyaman meningkat


2. Ketidakstabilan kadar gula glukosa dapat normal
3. Minat perawatan diri meningkat
4. Mempertahankan kebersihan mulut meningkat
5. Verbalisasi keinginan melakukan perawatan diri cukup meningkat

BAB V DAFTAR PUSTAKA

1. Lewis MAO, Lamey P-J. Tinjauan Klinis Penyakit Mulut/Clinical Oral Medicine. Alih
bahasa. Wiriawan E. Widya Medica, Jakarta. 1994.
2. Adiguna, M. (2015). Aspek Kronisitas Kandidiasis Mukokutaneus. In National Symposium
and Workshop: Skin Infection and It’s Complication.
3. Lehmann PF. Fungal structure and morphology. Medical Mycology . 1998;4:57–8.
4. Peterson DE. Oral candidiasis. Clin Geriatr Med. 1992; 8:513–27.
5. Epstein JB. Antifungal therapy in oropharyngeal mycotic infections. Oral Surg Oral Med Oral
Pathol 1990;69:32–41.
6. Epstein JB, Truelove EL, Izutzu KL. Oral candidiasis: pathogenesis and host defense. Rev
Infect Dis 1984;6:96–106.
7. Herawati E. Kandidiasis rongga mulut, gambaran klinis, dan terapinya. Bandung. FKG
Unpad; 2008.

You might also like