You are on page 1of 4

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : PERKEMBANGAN KOGNITIF PESERTA DIDIK

B. Kegiatan Belajar : 2 (KB 1/2/3/4)

C. Refleksi
Peta Konsep

BUTIR
NO RESPON/JAWABAN
REFLEKSI
PERKEMBANGAN KOGNITIF PESERTA DIDIK
A. Pengertian Perkembangan Kognitif Peserta Didik
Pendidikan Islam memiliki tujuan utama yaitu mengembangkan intelektualitas
individu agar dapat mencapai kebenaran sejati, lebih berfokus pada
pemahaman daripada sekadar hafalan (Arif, 2002). Piaget menjelaskan bahwa
Konsep
perkembangan kognitif anak terjadi secara bertahap, dimulai dari tahap
(Beberapa
1 sensorimotor (0-2 tahun), praoperasional (2-4 tahun), operasional konkrit (7-11
istilah dan
tahun), hingga operasional formal (11-15 tahun) (Mu’min 2013). Vygotsky,
definisi) di KB
sebaliknya, menekankan konsep sosiokultural dalam perkembangan kognitif
anak, menyoroti peran interaksi sosial dan belajar di luar sekolah (Anidar,
2017).
Kognitif merujuk pada aktivitas mental seperti persepsi, pemikiran, ingatan,
dan pengolahan informasi yang memungkinkan individu memperoleh
pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan
(Mu’min 2013). Keterampilan kognitif, kemampuan mengorganisir dan
menggunakan pemikiran dalam pengolahan informasi, memiliki peran penting
dalam belajar di berbagai konteks, termasuk keluarga, sekolah, dan
masyarakat (Ampuni, 2015).
Pengertian perkembangan kognitif peserta didik adalah pemahaman tentang
bagaimana proses mental, seperti berpikir, belajar, dan memproses informasi,
berkembang seiring dengan waktu atau bertahap.
B. Karakteristik Kemampuan Proses dan Keterampilan Kognitif Peserta
Didik
Proses kognitif adalah cara manusia memproses informasi melalui pendekatan
sistem pemrosesan informasi, fokus utamanya adalah pada memori dan
berpikir. Anak-anak secara bertahap mengembangkan kemampuan mereka
dalam memproses informasi, memungkinkan mereka untuk memperoleh
pengetahuan dan keahlian yang kompleks. Beberapa konsep yang terkait
dengan perkembangan proses kognitif anak meliputi:
1. Persepsi adalah proses penggunaan pengetahuan yang ada untuk
memahami dan menginterpretasikan stimulus yang diterima melalui indera
manusia. Proses ini melibatkan seleksi, penyusunan, dan penafsiran
informasi. Persepsi melalui tiga tahap: penerimaan stimulus, pengolahan
stimulus, dan perubahan stimulus yang dipengaruhi oleh pengalaman dan
pengetahuan individu.
2. Memori adalah sistem kognitif yang digunakan untuk menyimpan
informasi. Terdapat tiga jenis memori: memori sensoris, memori jangka
pendek, dan memori jangka panjang. Memori jangka pendek memiliki
kapasitas terbatas dan informasi hanya bertahan sekitar 30 detik, kecuali
diulang atau diproses lebih lanjut. Memori jangka panjang dapat
menyimpan banyak informasi dalam jangka waktu yang lama dan
berkembang seiring bertambahnya usia anak-anak.
3. Atensi adalah konsep multi-dimensional yang menggambarkan perbedaan
dalam cara individu merespons dalam sistem kognitif. Ini mencakup
konsentrasi pada aktivitas mental dan kemampuan untuk mengabaikan
stimulus lain yang tidak relevan. Atensi berkembang sejak masa bayi dan
memiliki dampak penting selama tahun-tahun prasekolah. Aspek-atsep
atensi meliputi penyesuaian reseptor, postur tubuh, tegangan otot,
penyesuaian saraf pusat, dan peningkatan kejelasan objek yang menjadi
perhatian.
Faktor yang memengaruhi atensi dapat bersifat internal seperti motivasi,
kesiapan untuk merespon, dan minat individu. Faktor eksternal, seperti
intensitas, kontras, novelty, pengulangan, dan gerakan juga memainkan
peran dalam atensi. Perkembangan atensi anak-anak mencerminkan
pergeseran dalam pengendalian kognitif perhatian, mengarah pada perilaku
yang kurang impulsif.
Dalam rangka perkembangan memori, terdapat peningkatan dalam kapasitas
mengingat seiring bertambahnya usia anak-anak. Hal ini tercermin dalam
perubahan dalam jumlah digit yang dapat diingat oleh anak-anak pada usia
yang berbeda. Selama masa usia sekolah, anak-anak juga belajar strategi
memori untuk mengatasi keterbatasan-keterbatasan dalam memori jangka
pendek.
C. Komponen Keterampilan Kognitif Peserta Didik
Kecenderungan keterampilan kognitif siswa bervariasi, seperti
1. Metakognitif adalah kesadaran tentang proses kognisi, memungkinkan
individu merenungkan cara berpikirnya. Ini melibatkan komponen
perencanaan, pengontrolan, dan evaluasi. Pengetahuan metakognisi
melibatkan pemahaman tugas, tujuan, dan strategi. Aktivitas metakognitif
termasuk penggunaan self-awareness untuk menyesuaikan strategi
berpikir. John Flavell membagi pengetahuan metakognitif menjadi 3
variabel: individu (pengenalan keterbatasan diri), tugas (pengenalan
kondisi tugas), dan strategi (pengenalan langkah kognitif). Aktivitas
kognisi, sebagai pengaturan kognisi, melibatkan monitoring, kontrol,
perencanaan, seleksi strategi, evaluasi, dan modifikasi. Ini adalah upaya
untuk mengatur proses kognitif dalam menyelesaikan tugas dan
menangani perubahan.
2. Strategi kognitif adalah keterampilan penting dalam belajar dan
pemecahan masalah. Ini merupakan kemampuan tertinggi dalam domain
kognitif setelah analisis, sintesis, dan evaluasi. Proses pembelajaran
bukan hanya penyampaian materi, tetapi pengembangan kemampuan
strategi kognitif peserta didik. Pemikir yang baik menggunakan strategi
untuk memecahkan masalah dan memahami kapan harus
menggunakannya (pengetahuan metakognitif). Monitoring aktivitas
pembelajaran juga penting. Strategi kognitif membantu dalam belajar,
berpikir, memecahkan masalah, dan pengambilan keputusan, didasarkan
pada konstruktivisme dan pengalaman praktis. Siswa ideal adalah self-
regulated learner yang memiliki pengetahuan tentang strategi belajar
efektif, kontrol diri, dan motivasi. Berbagai jenis strategi kognitif termasuk
chunking, strategi spatial, dan multipurpose. Ini membantu mengelola
informasi kompleks.
1. Gaya kognitif adalah karakteristik individu dalam penggunaan fungsi
kognitif (berfikir, mengingat, memecahkan masalah, membuat
keputusan, mengorganisasi, dan memproses informasi) yang bersifat
konsisten dan berlangsung lama. Menurut Woolfolk (1997), gaya
kognitif mencerminkan cara individu melihat, mengenal, dan
mengorganisir informasi. Setiap individu memilih cara yang disukai
dalam merespons stimuli lingkungan, baik dengan respons cepat atau
lambat, berkaitan dengan sikap dan kualitas personal.
2. Gaya kognitif adalah bagian dari gaya belajar, mencirikan bagaimana
peserta didik menerima, berinteraksi, dan merespon lingkungan belajar
serta memproses informasi. Gaya ini stabil dalam jangka waktu yang
cukup lama, meskipun bisa berubah. Para ahli psikologi dan
pendidikan berbeda pendapat mengenai bentuk-bentuk gaya kognitif.
Pertama, ada gaya impulsif dan reflektif, yang mencerminkan
kecepatan berpikir individu. Impulsif adalah tindakan tanpa berpikir,
sedangkan reflektif adalah berpikir sebelum bertindak. Kedua, ada
gaya field dependent dan field independent, mencerminkan cara
individu menganalisis lingkungan. Field dependent melihat pola secara
keseluruhan, sementara field independent memecah pola menjadi
bagian-bagian. Individu field independent lebih unggul dalam perolehan
belajar, sementara field dependent lebih baik dalam menganalisis
informasi yang kompleks.
3. Pemikiran kritis adalah kemampuan berpikir logis, reflektif, dan
produktif dalam menilai situasi serta membuat keputusan yang baik. Ini
melibatkan refleksi mendalam, keterbukaan terhadap berbagai
pendekatan dan perspektif, serta kritis terhadap informasi dari berbagai
sumber. Pemikiran kritis penting dalam kehidupan sehari-hari, bukan
hanya di kelas. Karakteristik pentingnya meliputi kemampuan menarik
kesimpulan, mengidentifikasi asumsi, berpikir deduktif, membuat
interpretasi logis, dan mengevaluasi argumentasi. Beyer
mengidentifikasi 10 keterampilan berpikir kritis, termasuk membedakan
fakta dan nilai, relevansi informasi, kebenaran pernyataan, kredibilitas
sumber, dan mendeteksi bias serta kesalahan logika dalam penalaran.
D. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif Peserta Didik
Perkembangan kognitif dipengaruhi oleh dua faktor utama:
1. Hereditas dan lingkungan, yang saling terhubung. Faktor hereditas
berhubungan dengan sifat-sifat intelektual yang dimiliki sejak dalam
kandungan, tetapi peran lingkungan sangat penting.
2. Faktor lingkungan melibatkan keluarga dan sekolah dalam memberikan
pengalaman dan stimulasi intelektual kepada anak.
Selain itu, faktor lain yang memengaruhi perkembangan kognitif adalah
kematangan organ, keterbukaan terhadap pengalaman luar, minat dan bakat,
serta kebebasan berpikir divergen. Semua faktor ini berperan penting dalam
membentuk perkembangan intelektual individu (Asrori, 2012; Hijriati, 2016:
45).
E. Implikasi Perkembangan Kognitif Peserta Didik dalam Pembelajaran
Implikasi dari perkembangan kognitif dalam pembelajaran adalah pentingnya
memahami metodologi pendidikan Islam yang mencakup pengenalan yang
komprehensif terhadap peserta didik, berstandar pada tujuan pembelajaran,
dan menegakkan tauladan yang baik. Dalam pendidikan Islam, prinsip al-
tadarruj fi al-talqien menekankan pentingnya mengajar sesuai dengan
kemampuan peserta didik.
Pemahaman ini mengakui peran guru sebagai pembimbing kognitif yang
membantu peserta didik dalam mengembangkan proses kognitifnya. Beberapa
strategi yang dapat digunakan guru mencakup memfokuskan perhatian,
membuat isyarat atau petunjuk, menggunakan media dan teknologi secara
efektif, mengubah lingkungan fisik, dan mendorong pemahaman yang
mendalam.
Upaya guru dalam mengembangkan kemampuan kognisi peserta didik
melibatkan pengajaran strategi belajar yang sesuai dengan kelompok usia
mereka, memberikan pelatihan strategi belajar, menunjukkan strategi belajar,
mengidentifikasi situasi yang memerlukan strategi tertentu, memberi
kesempatan belajar sendiri, dan mendorong evaluasi diri. Tujuannya adalah
agar peserta didik dapat mengakses hasil belajarnya sendiri dan
mengembangkan mekanisme belajar yang efektif.
Dalam konteks ini, pendekatan pembelajaran Islam harus disesuaikan dengan
perkembangan kognitif peserta didik, memastikan pembelajaran yang optimal,
serta memberikan dukungan dalam pengembangan kemampuan belajar
mereka.
1. Penjelasan metakognitif dan gaya kognitif
Daftar materi 2. Penjealasan karakteristik kemampuan proses dan ketrampilan kognitif peserta
2 pada KB yang
didik yang meliputi persepsi, memori dan atensi.
sulit dipahami
3. Penjelasan strategi pembingkaian, pemetaan kognitif dan multipurpose.
1. Perkembangan kognitif adalah proses linier yang terjadi dengan cara yang
sama untuk setiap individu. Ini mengabaikan perbedaan individual dalam
perkembangan kognitif dan mengabaikan pengaruh faktor keturunan,
Daftar materi
lingkungan, dan pengalaman.
yang sering
2. Usia adalah satu-satunya penentu perkembangan kognitif. Faktanya, faktor
mengalami
3 lain seperti stimulasi lingkungan, interaksi sosial, dan pengalaman belajar juga
miskonsepsi
berperan penting dalam perkembangan kognitif.
dalam
3. Perkembangan kognitif terutama terjadi di lingkungan sekolah dan pendidikan
pembelajaran
formal. Sebenarnya, perkembangan kognitif terjadi sepanjang hidup dan
dipengaruhi oleh berbagai pengalaman di luar sekolah, seperti interaksi sosial,
hobi, dan eksplorasi lingkungan.

You might also like