You are on page 1of 14

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS FUNGSI KEPALA SEKOLAH DALAM MENERAPKAN

MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN

DI SMA NEGERI 2 SIAK HULU KABUPATEN KAMPAR

Disusun oleh :

NAMA :SYOFIA LAILA

NIM :1610247759

PROGRAM STUDI : S2 ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS RIAU


TAHUN AKADEMIS 2017-2018
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL TESIS

Nama Mahasiswa : Syofia Laila


NIM : 1610247759
Judul Proposal Tesis : Analisis Fungsi kepala Sekolah dalam menerapkan
manajemen mutu di SMA Negeri 2 Siak Hulu Kab.
Kampar
Program Stusi : S2 Administrasi Pendidikan

Proposal ini telah disetujui oleh dosen pembimbing Tesis dan siap untuk dilanjutkan
kesidang seminar proposal

Menyetujui :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbng II

Prof.Dr.H.Zulfan Saam,MS Dr. Dudung Burhanuddin, M.Pd


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 pasal 1
ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Dari pernyataan di atas jelas bahwa Pendidikan adalah upaya untuk
meningkatkan kualitas hidup individu, melalui Pendidikan individu
dituntut untuk dapat menentukan arah, tujuan dan makna kehidupan.
Sekolah merupakan tempat dimana individu memperoleh Pendidikan dan
pengetahuan, sekolah sebagai wujud dari sebuah lembaga Pendidikan juga
dituntut untuk melakukan perubahan dan perkembangan secara terus-
menerus dan berkelanjutan untuk memenuhu kebutuhan masyarakat akan
Pendidikan yang lebih baik agar tercapai tujuan Pendidikan.
Kepala sekolah adalah pemimpin, namun tidak semua kepala
sekolah mengerti maksud kepemimpinannya, kualitas serta fungsi-fungsi
yang harus dijalankan oleh pemimpin Pendidikan. Kepala sekolah adalah
pimpinan tertinggi di sekolah. pola kepemimpinannya akan sangat
berpengaruh bahkan sangat menentukan kemajuan sekolah. oleh karena itu
dalam Pendidikan modern kepemimpinan kepala sekolah merupakan
jabatan strategis dalam meningkatkan kualitas Pendidikan.
Perkembangan dan kemajuan sekolah dapat dilihat dari kinerja
kepala sekolah yang professional serta kepala sekolah tersebut mampu
memanfaatkan sumbar daya yang ada secara efektif dan efisien. Melihat
fungsi kepala sekolah yang beraneka ragam seperti yang dikemukakan
oleh Soewadji Lazaruth (1994) bahwa ada 3 fungsi kepala sekolah yaitu
sebagai administrator Pendidikan, supervisor, dan pemimpin pendidikan. .
Upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan berbagai
fungsinya mempunyai tujuan untuk mengembangkan mutu Pendidikan di
sekolah. Mutu Pendidikan bersifat dinamis dan dapat ditelaah dari
berbagai sudut pandang. Kesepakatan tentang konsep mutu dikembalikan
pada acuan rumusan atau rujukan yang ada seperti kebijakan Pendidikan,
proses belajar mengajar, kurikulum, sarana prasarana, fasilitas
pembelajaran dan tenaga kependidikan. Mutu Pendidikan tidak saja
ditentukan oleh sekolah sebagai lembaga pengajaran, tetapi juga
disesuaikan dengan apa yang menjadi pandangan dan harapan masyarakat
yang cenderung selalu berkembang seiring dengan kemajuan zaman
(Sagala, 2011:170).Mutu merupakan suatu bentuk atau gambaran
mengenai sebuah organisasi atau lembaga atas kualitas yang diberikan
oleh pihak produsen kepada konsumen, artinya bahwa suatu organisasi
atau lembaga dapat mengelola dengan baik suatu organisasi atau lembaga
untuk mencapai mutu baik pada input, proses maupun outputnya, sehingga
organisasi atau lembaga harus memiliki hubungan yang baik dengan
pelanggannya. Dari hubungan inilah dapat dikatakan sebagai lembaga
yang bermutu.
Banyak realita dilapangan yang menunjukan bahwa kualitas
manusia Indonesia sebagai sumber daya yang potensial masih jauh dari
harapan. Hal ini terjadi akibat rendahnya kualitas Pendidikan di
Indonesia.Paparan Menteri Pendidikan, Anis Baswedan, yang disampaikan
pada silaturahmi dengan kepala dinas Jakarta pada 1 Desember 2014,
manyatakan bahwa Pendidikan di Indonesia berada dalam posisi gawat
darurat. Beberapa kasus yang mengambarkan kondisi tersebut diantaranya
adalah :”(1) rendahnya layanan Pendidikan di Indonesia, (2). Rendahnya
mutu Pendidikan di Indonesia, (3). Rendahnya mutu Pendidikan tinggi di
Indonesia, (4) rendahnya kemampuan literasi anak-anak Indonesia”.
Secara praktis kenyataan ini menunjukan bahwa pendidikan di Indonesia
dewasa ini mengalami banyak tantangan dan masalah. Rendahnya mutu
Pendidikan merupakan hambatan utama bagi bangsa Indonesia untuk bisa
melangkah dalam kehidupan abad 21.
Namun tantangan utama bangsa Indonesia adalah upaya apa yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas Pendidikan sehingga mampu
menghasilkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas sebagaimana
diharapkan, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk
meningkatkan mutu Pendidikan, misalnya pengembangan kurikulum
nasional dan local, peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan,
pengadaan buku dan alat pelajaran, pengadaan dan perbaikan sarana dan
prasarana Pendidikan, dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun
demikian berbagai indicator mutu Pendidikan belum menunjukan
peningkatan yang berarti, sebagian sekolah di kota-kota menunjukan
peningkatan mutu yang cukup menggembirakan, namun sebagian lainnya
masih memprihatinkan
SMA negeri 2 Siak Hulu merupakan salah satu sekolah negeri di
Kabupaten Kampar yang telah melaksanakan manajemen peningkatan
mutu Pendidikan. Namun pelaksanaannya masih kurang optimal dan
masih ada kendala-kendala baik dari segi guru, siswa maupun fungsi
kepala sekolah sendiri.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian di SMA Negeri 2 Siak Hulu tentang “Analisis
Fungsi Kepala sekolah dalam menerapkan manajemen mutu di SMAN 2
Siak Hulu”.
B. Identifikasi masalah
Dari uraian latar belakang masalah tersebut, maka masalah-masalah
yang berkaitan dengan judul ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Mutu Pendidikan belum menunjukan peningkatan yang berarti
2. Sebagian sekolah terutama di kota-kota menunjukan peningkatan
mutu Pendidikan yang cukup menggembirakan, namun sebagian
lainnya masih memprihatinkan
3. Peningkatan sumber daya manusia terutama kepala sekolah sebagai
pemimpin Pendidikan di sekolah merupakan suatu tuntutan untuk
meningkatkan kualitas Pendidikan
4. Penerapan manajemen mutu Pendidikan di sekolah kurang optimal
dikarenakan kondisi guru yang tidak memadai, keberadaan siswa, dan
fungsi kepala sekolah yang belum optimal.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam peneltian ini memberikan arahan atau
batasan terhadap permasalahan yang akan dikaji, agar penelitian dapat
terarah dan mancapai sasaran yang diinginkan.
Berdasarkan indentifikasi masalah di atas, penulis membatasi
masalah sebagai berikut :
1. Penerapan manajemen peningkatan mutu Pendidikan
2. Fungsi kepala sekolah dalam menerapkan manajemen mutu
Pendidikan ( fungsi………..
3. Kendala-kendala dalam menerapkan manajemen mutu Pendidikan dan
solusinya
4. Prestasi akademik dan non akademik serta prestasi yang intangible
yang telah dicapai oleh SMA Negeri 3 Siak Hulu Kab. Kampar
D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka


dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakan penerapan manajemen mutu Pendidikan di SMA Negeri 3


Siak Hulu Kab. Kampar
2. Bagaimanakah fungsi kepala sekolah dalam menerapkan manajemen mutu
Pendidikan di SMA Negeri 3 Siak Hulu Kab. Kampar
3. Bagaimana Prestasi akademik dan non akademik serta prestasi yang
intangible yang telah dicapai oleh SMA Negeri 3 Siak Hulu Kab.
Kampar
4. Apasakah kendala-kendala yang dihadapi dalam menerapkan manajemen
mutu pendidikan di SMA Negeri 3 Siak Hulu Kab. Kampar dan bagaimana
solusinya.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui penerapan manajemen mutu Pendidikan di SMA Negeri 3
Siak Hulu Kab. Kampar
2. Untuk mengetahui fungsi kepala sekolah dalam menerapkan manajemen
mutu Pendidikan di SMA Negeri 3 Siak Hulu Kab. Kampar
3. Untuk mengetahui Prestasi akademik dan non akademik serta prestasi
yang intangible yang telah dicapai oleh SMA Negeri 3 Siak Hulu Kab.
Kampar
4. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam menerapkan
manajemen mutu pendidikan di SMA Negeri 3 Siak Hulu Kab. Kampar dan
bagaimana solusinya.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan dengan baik dapat menghasilkan
informasi yang akurat, rinci dan factual, sehingga dapat bermanfaat bagi peneliti
secara pribadi, maupun bagi orang lain, terutama pihak yang terkait dengan
lingkup permasalahan yang diteliti.
Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat manambah wawasan dan pengetahuan tentang manajeman
peningkatan mutu Pendidikan
b. Dapat meningatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang ilmu
Pendidikan khususnya manajemen sekolah
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi sekolah dalam menerapkan
manajemen mutu Pendidikan
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi semua pihak
yang berkepentingan menentukan kebijakan dalam menerapkan
manajemen mutu Pendidikan
c. Dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti lain.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Kepala sekolah


Menurut Poerwadarminto (1976;482) Secara etimologi kepala
sekolah adalah guru yang memimpin sekolah. Berarti secara terminology
kepala sekolah dapat diartikan sebagai fungsional guru yang diberikan
tugas tambahan untuk memipin suatu sekolah di mana diselenggaraka
proses belajar mengajar atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru
yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran
B. Fungsi Kepala Sekolah
Soewardji Lazarith menjelaskan 3 fungsi kepala sekolah yaitu
sebagai administrator Pendidikan, supervisor pendidian dan pemimpin
Pendidikan. Fungsi kepala sekolah sebagai administrator Pendidikan
berarti untuk meningkatkan mutu sekolahnya seorang kepala sekolah
dapat memperbaiki dan mengembangkan fasilitas sekolahnya misalnya
gedung, perlengkapan atau peralatan dan lain-lain yang tercakup dalam
bidang administrasi Pendidikan. Lalu kepala sekolah berfungsi sebagai
supervisor Pendidikan berarti usaha peningkatan mutu dapat pula
dilakukan dengan peningkatan mutu guru-guru dan seluruh staf sekolah,
misalnya melalui rapat-rapat, observasi kelas, perpustakaan dan lain
sebagainya. Dan kepala sekolah berfungsi sebagai pemimpin Pendidikan
berarti peningkatan mutu akan berjalan dengan baik apabila guru bersifat
terbuka, kreatif dan memiliki semangat kerja yang tinggi. Suasana yang
demikian ditentukan oleh bentuk dan sifat kepemimpinan yang dilakukan
kepala sekolah (1994:20)
Menurut E.Mulyasa kepala sekolah mempunyai 7 fungsi utama,
yaitu :
1. Kepala sekolah sebagai educator (Pendidik)
Memaknai pendidik tidak cukup dengan berpegang konotasi yang
terkandung dalam pendidik, melainkan harus dipelajari keterkaitannya
dengan makna Pendidikan, sasaran Pendidikan, bagaimana strategi
Pendidikan itu dilaksanakan (1).
Kepala sekolah sebagai educator harus memiliki strategi yang tepat
untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di
sekolahnya, menciptakan iklim yang kondusif, memberikan nasehat
kapada warga sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh tenaga
kependidikan, serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik
2. Kepala sekolah sebagai manajer
Kepala sekolah sebagai manajer harus mempunyai strategi yang tepat
untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau
koopertif, member kesempatan tenaga kependidikan untuk
meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga
kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program
sekolah(2)
Kemampuan manajerian ini mengharuskan penguasaan sejumlah
pengetahuan manajemen, khususnya manajemen Pendidikan.
Sedangkan penguasaan strategi harus memperhatikan bahwa suatu
strategi yang mantap hanya dapat dilaksanakan di dalam suatu
organisasi yang efisien
3. Kepala sekolah sebagai administrator
Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang sangat
eret dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat
pencatatan, penyusunan, dan dokumen seluruh program sekolah secara
spesifik, kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk mengelola
kurikulum, mengelola administrasi peserta didik, mengelola
administrasi personalia, mengelola administrasi sarana prasarana,
mengelola administrasi kearsipan, dan mengelola administrasi
keuangan. Kegiatan tersebut harus dilakukan secara efektif dan efisien
agar dapat menunjang produktifitas sekolah
4. Kepala sekolah sebagai supervisor
Untuk mengetahui sejah mana guru mampu melaksanakan
pembelajaran, secara berkala kepala sekolah perlu melaksanakan
supervise, yang dapat dilakukan melalui kunjungan kelas untuk
mengamati proses pembelajaran sevara langsung, terutama dalam
pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan dan
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Dari hasil supervise ini
dapat diketahui kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam
melaksanakan pembelajaran, tingkat penguasaan kompetensi guru
yang bersangkutan, selanjutnya diusahakan solusi, pembinaan, tindak
lanjut tertentu sehingga guru dapat memperbaiki ekurangan yang ada
sekaligus mempertahankan keunggulannya dalam melaksanakan
pembelajaran.
5. Kepala sekolah sebagai leader
Dalam teori kepemimpian setidaknya kita mengenal dua gaya
kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan
kepemimpinan yang berorientasi pada manusia. Dalam rangka
meningkatkan kompetensi guru seorang kepela sekolah dapat
menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara tepat dan
fleksiber, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada. Masih
menurut Mulyasa kepemimpinan seseorang sangat berkaitan dengan
kepribadian, dan kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan
tercermin sifat-sifat sebagai berikut : (1) jujur; (2) percaya diri; (3)
tanggung jawab; (4) berani mengambil resiko dan keputusan; (5)
berjiwa besar; (6) emosi yang stabil, dan (7) teladan.
6. Kepala sekolah sebagai innovator
Dalam rangka melakukan fungsinya sebagai motivator kepala sekolah
harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang
harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru,
mengintegrasikan setiap kegiatan, memberkan teladan kepada seruruh
tenaga kependidikan sekolah, dan mengembangkan model-model
pembelajaran yang inovatif.
7. Kepala sekolah sebagai motivator
Sebagai motivator kepala sekolah harus memiliki strategi yang dapat
untuk memberikan motivasi tenaga kependidikan dalam melaksanaka
tugas dan fungsinya.

Dari kedua pendapat di atas menurut peneliti labih kurang hampir sama,
hanya saja mulyasa mengemukakan lebih banyak fungsi yaitu 7 fungsi kepala
sekolah sementara Soewadji Lazaruth mengemukakan 3 fungsi yaitu fungsi
administrator, supervisor dan fungsi pemimpin yang tiga ini juga ada dalam
pendapat mulyasa, oleh sebab itu dalam penelitian ini peneliti menggunakan
pendapat Soewadji Lazaruth. Dan dalam pembahasan lebih lanjut ketiga
fungsi inilah yang akan dipakai sebagai acuan.

C. Konsep Dasar Manajemen Mutu Pendidikan


Manajemen itu merupakan proses, terdiri atas kegiatan-kegiatan dalam
upaya mencapai tujuan secara efisien. Pengelolaan di sekolah mendorong
terwujudnya fleksibilitas atau keluwesan-keluwesan kepala sekolah dan
mendorong partisipasi secara langsung warga sekolah dan masyarakat.
Untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan Pendidikan
nasional serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Muwujudkan
mutu Pendidikan bukanlah lah pekerjaan yang mudah dan membutuhkan
tahapan dan proses yang berkelanjutan. Menurut Hanun Asrohah
“lembaga Pendidikan dikatakan bermutu apabila mampu member layanan
sesuai atau bahkan melebihi harapan guru, karyawan, peserta didik, dan
pihak-pihak lain yang terkait seperti orang tua,penyandang dana,
pemerintah atau dunia kerja sebagai pengguna lulusan”. ( 2010 :16). Untuk
memberikan jaminan terhadap mutu, lembaga Pendidikan harus
melakukan pengelolaan lembaga yang berorientasi pada mutu. Mutu
Pendidikan perlu dikelola dengan tertib dan kontinyu agar membawa hasil
yang memuaskan, untuk itu diperlukan manajeman mutu Pendidikan.
1. Substansi manajemen Pendidikan
Menurut Hanun Asrohah Manajemen di bidang apapun dari segi
prosesnya hamper tidak berbeda, namun yang membedakan
manajemen bidang satu dengan bidang lainnya adalah aspek
substansinya/ruang lingkup atau bidang garapannya. Substansi
manajemen Pendidikan adalah :
a. Manajemen kurikulum dan pembelajaran
b. Manajemen peserta didik
c. Manajemen tenaga kependidikan
d. Manajemen sarana prasarana
e. Manajemen keuangan
f. Manajemen partisipasi masyarakat.
2. Pengertian manajemen mutu
Menurut Anan Nur, manajemen mutu adalah suatu cara
dalam mengelola organisasi yang bersifat komprehensif dan
terintegrasi yang diarahkan dalam rangka memenuhi kebutuhan
pelanggan secara konsisten dan mencapai peningkatan secara terus-
menerus dalam setiap aspek aktivitas organisasi.
Berbeda dengan Anan Nur, Muhammad Ali mendefinisikan
manajemen mutu sebagai “prosedur proses untuk memperbaiki kinerja
dan meningkatkan mutu kerja”. Jadi Muhammad Ali dalam
mendefinisikan manajemen mutu lebih menekankan pada penjaminan
proses agar prodek yang dihasilkan dapat memenuhi standar mutu,
oleh karena itu pengendalian mutu harus dilakukan sejak awal
perencanaan, jika pengendalian mutu dilakukan setelah prodek
dihasilkan, maka manajemen tidak bisa menghindari terjadinya produk
yang tidak sesuai dengan standar yang diharapkan.
Produk yang dihasilkan dalam dunia Pendidikan dalam
bentuk pelayanan atau jasa, maka ukuran mutu lembaga Pendidikan
adalah sejauh mana kepuasan pelanggan terhadap mutu layanan yang
diberikan lembaga Pendidikan terhadap pelanggan. Sebagai industry
jasa, mutu lembaga Pendidikan tidak hanya dilihat dari mutu lulusan,
tetapi juga pelayanan pengelola, pendidik, serta seluruh karyawan
kepada pelanggan sesuai dengan standar mutu tertentu
Dari paparan diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa
manajemen mutu Pendidikan adalah suatu cara mengelola lembaga
Pendidikan yang bersifat komprehensif dan terintegrasi dalam rangka
memenuhi kebutuhan pelanggan secara konsisten dan mencapai
peningkatan secara terus menerus dalam setiap aspek aktivitas lembaga
Pendidikan. Untuk memberikan jaminan terhadap mutu, lembaga
Pendidikan harus mengetahui dengan pasti apa yang dibutuhkan oleh
pelanggannya. Lembaga Pendidikan harus selalu berupaya
mensinergikan bebagai komponen untuk melaksanakan manajemen
mutu Pendidikan yang dikelolanya agar dapat menjalankan fungsi
kependidikan dengan baik
DAFTAR PUSTAKA

Asrohah Hanus, Manajemen Mutu Pendidikan, Surabaya, UIN Sunan Ampel

Anan Nur, http://www.slideshare.net/anannur/manajemen-mutu-dalam-pendidikan.

W.J.S. Poerwadarminto (1976) . Kamus Umum Bahasa Indonesia,Jakarta:Balai Pustaka,.

Soewadji Lazaruth, (1994). kepala sekolah dan tanggung jawabnya,


Yogyakarta:kanisius,

E.Mulyasa (2007). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung:PT Remaja


Rosdakarya.

http://Wordpress.com/2011/02/09/fungsi-dan-tanggung-jawab-kepala-sekolah/
diakses pada hari selasa 16/01/2018, pukul 21.05 WIB

You might also like