You are on page 1of 16

WARISAN KEILMUAN DINASTI UMMAYAH BAGI PENDIDIKAN ISLAM

Nur atira

Email:12210520217@students.uin-suska.ac.id

Abstrak

warisan keilmuan era Dinasti Umayyah memiliki dampak yang signifikan dalam
membangun pendidikan Islam. Pemanfaatan keilmuan tersebut dapat membantu
mengembangkan metode pengajaran yang efektif, meningkatkan kualitas pendidikan,
dan memberikan landasan yang kokoh bagi pembentukan generasi Muslim yang
berkualitas dalam konteks zaman modern.keilmuan era dinasti yang telah perkembang
dengan ilmu sains nya juga sehingga masih di terapkan sampai masa sekrang.

Kata kunci: Dinasti Umayyah, pendidikan Islam, keilmuan, metode pengajaran,


kurikulum, generasi Muslim

Latar belakang

periode awal Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW dan kekuasaan
Kekhalifahan Rasyidin. Dinasti Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan,
yang merupakan sahabat Nabi Muhammad dan gubernur pertama dari wilayah
Damaskus. Dinasti Umayyah berhasil memperluas wilayah kekuasaannya hingga
mencakup sebagian besar dunia Islam pada saat itu.
Pada masa Dinasti Umayyah, pendidikan menjadi faktor penting dalam
mempertahankan dan menyebarkan agama Islam serta memperkuat kebudayaan Arab
yang kaya. Pemerintahan Umayyah memberikan perhatian besar terhadap pendidikan
dengan mendirikan madrasah dan institusi pendidikan lainnya. Pendidikan Islam pada
masa ini melibatkan studi Al-Qur'an, tafsir, ilmu hadis, bahasa Arab, literatur,
matematika, astronomi, kedokteran, dan berbagai bidang keilmuan lainnya

Dalam artikel ini, kami mengidentifikasi dan menganalisis bidang keilmuan yang
berkembang pada masa Dinasti Umayyah dan bagaimana keilmuan tersebut dapat
diaplikasikan dalam membangun pendidikan Islam. Selain itu, kami juga mengulas
penggunaan metode pengajaran yang efektif, pemberdayaan sumber daya manusia
dalam pendidikan Islam, dan peningkatan kualitas kurikulum berbasis warisan keilmuan
Dinasti Umayyah.

Rumusan masalahnya

Artikel ini bertujuan untuk menggali dan menganalisis warisan keilmuan era Dinasti
Umayyah yang dapat diaplikasikan dalam membangun pendidikan Islam. Beberapa
pertanyaan yang diajukan dalam artikel ini antara lain:

1. Apa saja bidang keilmuan yang berkembang pada masa Dinasti Umayyah?
2. Bagaimana penerapan keilmuan bani ummayah?

Tujuan masalahnya

Artikel ini bertujuan untuk menggali dan menganalisis warisan keilmuan era Dinasti
Umayyah yang dapat diaplikasikan dalam membangun pendidikan Islam. Serta untuk
kita memahami mengenai warisan keilmuaan dinasti ummayah yang mempunyai peran
penting dalam pendidikan islam saat ini.

Pembahasan
1. Bidang keilmuan pada masa ummayah

Secara essensial pendidikan Islam pada masa dinasti umayyah kurang begitu
diperhatikan, sehingga sistem pendidikan berjalan secara alamiyah.27 walaupun
sistemnya masih sama seperti pada masa Nabi dan Khulafaur Rasyidin. Pada masa ini
pola pendidikan telah berkembang, sehingga peradaban Islam sudah bersifat
internasional yang meliputi tiga Benua, yaitu sebagian Eropa, sebagian Afrika dan
sebagian besar Asia yang kesemuanya itu di persatukan dengan bahasa Arab sebagai
bahasa resmi negara. Dengan kata lain Periode Dinasti Umayyah ini merupakan masa
inkubasi. Dimana dasar-dasar dari kemajuan pendidikan dimunculkan, sehingga
intelektual muslim berkembang.

Diantara ilmu-ilmu yang dikembangkannya, yaitu: kedokteran, filsafat, astronomi


atau perbintangan, ilmu pasti, sastra, seni baik itu seni bangunan, seni rupa ataupun
seni suara. Pada masa khalifah Rasyidin dan Umayyah sebenarnya telah ada tingkat
pengajaran, hampir sama seperti masa sekarang. Tingkat pertama ialah Kuttab,
tempat anak-anak belajar menulis dan membaca, menghafal Alquran serta belajar
pokok-pokok Agama Islam. Setelah tamat Alquran mereka meneruskan pelajaran ke
masjid. Pelajaran di masjid itu terdiri dari tingkat menengah dan tingkat tinggi. Pada
tingkat menengah gurunya belumlah ulama besar, sedangkan pada tingkat tingginya
gurunya ulama yang dalam ilmunya dan masyhur ke’aliman dan kesalehannya.

Pemerintah Dinasti Umayyah menaruh perhatian dalam bidang pendidikan.


Memberikan dorongan yang kuat terhadap dunia pendidikan dengan penyediaan
sarana dan prasarana. Hal ini dilakukan agar para ilmuan, para seniman, dan para
ulama mau melakukan pengembangan bidang ilmu yang dikuasainya serta mampu
melakukan kaderisasi ilmu.
Adapun bidang keiilmuan yang dikembangkan oleh ilmuan ,guru dan orang-orang
dinasti ummmayah yang dikenal dalam ilmu keilmuan sains atau umum, dan juga di
pelajari semua orang yaitu adalah:

A. Ilmu kedokteran

Pada masa Dinasti Umayyah, terjadi perkembangan yang signifikan


dalam bidang ilmu kedokteran. Kekuasaan Dinasti Umayyah membawa
pengaruh yang besar terhadap kemajuan ilmu kedokteran dalam dunia
Islam. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi perkembangan ini
adalah pengaruh dari kebudayaan dan pengetahuan medis dari bangsa
Romawi dan Persia.Dinasti Umayyah memberikan perhatian yang besar
terhadap kesehatan dan pelayanan medis. Pemerintah Umayyah mendirikan
berbagai pusat kesehatan, rumah sakit, dan lembaga pendidikan medis.
Salah satu contoh terkenal adalah Rumah Sakit Al-Adudi di Baghdad, yang
didirikan oleh Khalifah Al-Walid ibn Abd al-Malik. Rumah sakit ini
menjadi pusat pendidikan kedokteran yang terkenal pada masa itu.

Para dokter dan ahli kedokteran pada masa Dinasti Umayyah juga
membuat kemajuan dalam pengetahuan dan pengobatan. Mereka
mengembangkan pengetahuan tentang anatomi, farmakologi, dan praktik
kedokteran umum. Beberapa tokoh terkenal dalam bidang kedokteran pada
masa itu adalah Al-Asma'i, Ibnu Bakhtishu, dan Jabir bin Hayyan. Mereka
tidak hanya mengumpulkan pengetahuan medis dari bangsa-bangsa
sebelumnya, tetapi juga membuat kontribusi orisinal dalam bidang
ini.Selain itu, pemerintah Umayyah juga mendukung penelitian dan
pengembangan ilmu kedokteran dengan memberikan dana dan sumber
daya yang cukup. Hal ini memungkinkan para dokter dan ahli kedokteran
untuk mengadakan penelitian, mengembangkan teknik medis baru, dan
memperluas pengetahuan tentang penyakit dan pengobatannya.1

terdapat beberapa teknik kedokteran yang ditemukan atau


dikembangkan. Berikut ini adalah beberapa contoh teknik kedokteran yang
muncul pada masa tersebut:

1. Observasi dan Pemeriksaan Medis: Dokter pada masa Umayyah


melakukan observasi dan pemeriksaan medis secara sistematis. Mereka
mengumpulkan data dan mengamati gejala penyakit serta perkembangan
pasien untuk membuat diagnosis yang lebih akurat.
2. Farmakologi: Pengembangan ilmu farmakologi menjadi salah satu
kontribusi penting pada masa itu. Para dokter Umayyah mempelajari
berbagai tanaman obat dan sifat-sifatnya serta mengembangkan resep-
resep obat yang efektif dalam pengobatan penyakit.
3. Bedah: Bedah atau pembedahan juga menjadi bagian penting dari
praktik kedokteran pada masa Umayyah. Para dokter melakukan operasi
sederhana, seperti pengangkatan kista atau tumor, pembersihan luka, dan
amputasi.2
4. Perawatan Luka: Dokter Umayyah mengembangkan teknik
perawatan luka yang lebih baik. Mereka menggunakan metode sterilisasi
dan penutup luka untuk mencegah infeksi dan mempercepat proses
penyembuhan.
5. Pengobatan Herbal: Penggunaan tanaman obat dalam pengobatan
merupakan praktik umum pada masa itu. Dokter Umayyah mempelajari

1
Savage-Smith, E. (1997). "Medicine". In M. M. Sharif (Ed.), A History of Muslim Philosophy: With Short
Accounts of Other Disciplines and the Modern Renaissance in Muslim Lands (Vol. 2,). Lahore: Islamic
Publications.h 963-1008
2
Nutton, V. (2004). "Medicine in the Islamic world". Cambridge: Cambridge University Press. h. 221-243.
sifat-sifat tanaman obat dan menggabungkannya dalam pengobatan
tradisional.
6. Pengobatan Mata: Pada masa Umayyah, juga terjadi perkembangan
dalam bidang oftalmologi atau pengobatan mata. Dokter Umayyah
mengembangkan teknik dan obat-obatan untuk mengobati berbagai
penyakit mata.
7. Sanitasi dan Kebersihan: Para dokter pada masa Umayyah menyadari
pentingnya sanitasi dan kebersihan dalam menjaga kesehatan. Mereka
mempromosikan praktik kebersihan dan menjaga kebersihan lingkungan
untuk mencegah penyebaran penyakit.3

B. Ilmu kimia

Pada masa Dinasti Umayyah, terjadi perkembangan yang signifikan


dalam bidang ilmu kimia. Kekuasaan Dinasti Umayyah memberikan
kontribusi penting terhadap kemajuan ilmu kimia dalam dunia Islam.
Dalam periode ini, pengetahuan kimia dari bangsa-bangsa sebelumnya,
seperti Yunani, Persia, dan India, disempurnakan dan dikembangkan lebih
lanjut.Salah satu tokoh penting dalam perkembangan ilmu kimia pada masa
Dinasti Umayyah adalah Jabir bin Hayyan, yang juga dikenal dengan nama
Geber dalam literatur Barat. Jabir bin Hayyan dianggap sebagai salah satu
bapak ilmu kimia. Dia melakukan penelitian yang mendalam dalam
berbagai aspek kimia, termasuk pengolahan logam, pengembangan alat-alat
laboratorium, dan eksperimen kimia.4

3
Dols, M. W. (1984). "Medicine in the medieval Islamic world". Journal of the American Oriental Society,
104(2), h269-279.
4
Ibn Sina. (2002). "Al-Qanun fi al-Tibb" (Terjemahan dalam bahasa Inggris oleh Laleh Bakhtiar). Chicago:
Kazi Publications.h 222
Dalam bidang pengolahan logam, para ahli kimia Umayyah
mengembangkan teknik-teknik baru dalam pemurnian logam dan
penggunaannya dalam berbagai industri, seperti pembuatan senjata,
perhiasan, dan alat-alat rumah tangga. Mereka menguasai teknik peleburan
logam, pengecoran, dan proses galvanisasi.5

Selain itu, penelitian dalam bidang alkimia juga berkembang pada masa
itu. Alkimia mencakup pencarian cara untuk mengubah logam menjadi
emas, pencarian obat-obatan penyembuh, dan eksperimen untuk mengubah
bahan-bahan alami menjadi substansi baru. Para ahli kimia Umayyah
percaya bahwa dengan mempelajari dan menguasai alkimia, mereka dapat
mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang alam
semesta.Perkembangan ilmu kimia pada masa Dinasti Umayyah juga
memberikan kontribusi penting dalam bidang farmasi. Mereka mempelajari
sifat-sifat berbagai bahan alami dan mengembangkan formulasi obat-
obatan yang efektif dalam pengobatan penyakit.6

C. Ilmu astronomi

Pada masa Dinasti Umayyah, terjadi perkembangan yang signifikan


dalam bidang ilmu astronomi. Kekuasaan Dinasti Umayyah memberikan
kontribusi penting terhadap kemajuan astronomi dalam dunia Islam.
Dalam
7
periode ini, pengetahuan astronomi dari bangsa-bangsa

5
. Zainal, M. R., Mustafa, N. B., & Sulaiman, M. H. (2012). "Asal-Usul dan Perkembangan Sains Islam di
Andalus". Jurnal Hadhari, 4(1), h 109-134
6
Salam, A., & Muslih, M. I. (2020). "Pengaruh Kekhalifahan Umayyah terhadap Perkembangan Ilmu Kimia".
Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia, 5(2), 61-71.

7
. Abdulhadi, M. H., & Musa, M. F. (2015). "Pemetaan Astronomi pada Era Kekhalifahan Umayyah". Jurnal
Al-Adabiyyah, 5(1), 28-41
sebelumnya, seperti Yunani, Persia, dan India, diadopsi dan dikembangkan
lebih lanjut.

Salah satu tokoh penting dalam perkembangan ilmu astronomi pada


masa Dinasti Umayyah adalah Al-Battani, yang juga dikenal dengan nama
Albategnius dalam literatur Barat. Al-Battani merupakan seorang astronom
terkemuka pada masanya dan melakukan observasi yang akurat terhadap
gerakan-gerakan benda langit. Dia juga mengembangkan metode
pengukuran yang lebih presisi, seperti pengukuran jarak Bumi ke Matahari
dan Bulan, serta perhitungan peredaran planet-planet.Dalam bidang
astronomi, para ilmuwan Umayyah mempelajari gerakan benda-benda
langit, seperti matahari, bulan, dan planet-planet. Mereka mengembangkan
tabel astronomi yang mencatat posisi dan pergerakan benda-benda langit
dalam jangka waktu yang panjang. Hal ini memungkinkan mereka untuk
memprediksi gerakan-gerakan tersebut dengan akurasi yang lebih tinggi.8

Selain itu, observatorium-observatorium astronomi didirikan pada masa


Dinasti Umayyah, seperti observatorium yang didirikan oleh Khalifah Al-
Ma'mun di Baghdad. Observatorium ini dilengkapi dengan alat-alat presisi
dan digunakan untuk mengamati dan mempelajari fenomena astronomi.
Pada masa itu, pengamatan astronomi digunakan dalam berbagai bidang,
termasuk untuk menentukan arah kiblat dalam ibadah shalat.Perkembangan
ilmu astronomi pada masa Dinasti Umayyah memberikan kontribusi
penting dalam pemahaman manusia tentang alam semesta. Pengetahuan
astronomi tersebut tidak hanya digunakan dalam kepentingan ilmiah, tetapi
juga dalam kehidupan sehari-hari, seperti menentukan waktu-waktu ibadah
dan navigasi perjalanan.
8
Salim, M. (2005). "Ilmuwan dan Intelektual Muslim: Kontribusi Muslim dalam Sains, Matematika, dan
Teknologi". Jakarta: Gema Insani Press.h 54
2. Penerapan Warisan Keilmuan dalam Pendidikan Islam
Penerapan warisan keilmuan era Dinasti Umayyah dapat dilakukan dalam
berbagai aspek pendidikan Islam, termasuk dalam bidang kedokteran,kimia dan
astronomi. Beberapa penerapan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
A. Ilmu kedokteran

Penerapan warisan keilmuan era Dinasti Umayyah dalam pendidikan


Islam di bidang kedokteran memiliki dampak yang signifikan dan luas.
Warisan keilmuan tersebut mencakup beragam pengetahuan dan praktik
medis yang dikembangkan oleh para dokter dan ahli kedokteran pada masa
itu. Penerapannya dalam pendidikan Islam tidak hanya memberikan
landasan yang kuat bagi pengembangan ilmu kedokteran modern, tetapi
juga mendorong pengintegrasian nilai-nilai Islam dalam praktik medis.

Salah satu penerapan yang penting adalah dalam pengajaran tentang


etika medis. Pada masa Umayyah, dokter-dokter Muslim sangat
menghargai etika dan moralitas dalam praktik kedokteran. Mereka
menekankan pentingnya mengutamakan kesejahteraan pasien,
menghormati hak-hak individu, dan menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan. Dalam konteks pendidikan Islam, hal ini dapat diteruskan
kepada mahasiswa kedokteran agar mereka menjadi praktisi medis yang
bertanggung jawab, beretika, dan berempati terhadap pasien.

Selanjutnya, penerapan warisan keilmuan Umayyah dalam pendidikan


Islam di bidang kedokteran juga melibatkan pembelajaran tentang
pengetahuan dan teknik medis yang dikembangkan pada masa itu.
Misalnya, pengajaran tentang pengobatan herbal yang populer pada masa
Umayyah dapat memberikan wawasan kepada mahasiswa mengenai
kegunaan dan efektivitas bahan alami dalam pengobatan. Begitu pula,
pengetahuan tentang anatomi manusia dan farmakologi yang
dikembangkan pada masa itu dapat menjadi dasar pemahaman yang kuat
bagi mahasiswa dalam mempelajari ilmu kedokteran modern.9

Selain aspek teoritis, penerapan warisan keilmuan Umayyah dalam


pendidikan Islam di bidang kedokteran juga mencakup praktik klinikal dan
pengalaman lapangan. Mahasiswa kedokteran dapat terlibat dalam program
pengalaman lapangan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang
mempraktikkan pendekatan kedokteran berdasarkan warisan keilmuan
Umayyah. Dengan demikian, mereka dapat mengamati dan belajar
langsung dari praktisi medis yang menerapkan metode dan prinsip yang
terinspirasi dari masa tersebut.

Penerapan warisan keilmuan Umayyah dalam pendidikan Islam di


bidang kedokteran juga mencakup penekanan pada pengembangan
keterampilan praktis. Mahasiswa kedokteran dapat dilatih dalam
keterampilan klinis seperti pemeriksaan fisik, diagnosa penyakit, dan
teknik pengobatan yang digunakan pada masa Umayyah. Mereka juga
dapat belajar mengenai metode pengobatan alternatif yang digunakan pada
masa itu, seperti pijat atau terapi herbal, dan mempelajari aplikasinya
dalam konteks kedokteran modern.10

Dalam konteks pendidikan Islam, penerapan warisan keilmuan Umayyah


dalam pendidikan kedokteran bertujuan untuk menciptakan generasi dokter
Muslim yang tidak hanya memiliki pengetahuan dan keterampilan medis
yang handal, tetapi juga memiliki pemahaman yang mendalam tentang

9
Al-Jabiri, M. A. (1994). "Pendidikan Islam: Antara Filsafat, Ilmu, dan Amal". Bandung: Mizan
10
Kuntowijoyo. (1992). "Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer". Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.
etika Islam dalam praktik kedokteran. Dengan mempelajari dan
mengaplikasikan warisan keilmuan Umayyah, pendidikan Islam dapat
menjadi sarana yang efektif dalam membangun fondasi yang kokoh bagi
pengembangan praktik kedokteran Islam yang holistik dan berlandaskan
pada nilai-nilai agama.

B. Bidang kimia

Penerapan warisan keilmuan era Dinasti Umayyah dalam bidang kimia


merupakan bagian yang tak ternilai dari perkembangan ilmu kimia di dunia
Islam. Warisan tersebut memiliki peranan yang sangat penting dalam
pengembangan pengetahuan dan praktik kimia pada masa itu. Dalam
konteks pendidikan Islam, penerapan warisan keilmuan Umayyah di
bidang kimia menjadi sumber inspirasi yang tak ternilai harganya.Warisan
keilmuan Umayyah di bidang kimia mencakup pemahaman mendalam
tentang sifat-sifat zat, reaksi kimia, dan teknik pemurnian bahan. Para ahli
kimia pada masa Umayyah telah mengembangkan metode distilasi,
kristalisasi, dan ekstraksi yang menjadi dasar dalam ilmu kimia modern.
Pengetahuan ini memberikan pijakan yang kuat bagi pengajaran kimia
dalam pendidikan Islam, memperkaya pemahaman mahasiswa tentang
konsep-konsep dasar dan memperluas wawasan mereka dalam ilmu kimia.

Namun, penerapan warisan keilmuan Umayyah dalam pendidikan Islam


di bidang kimia tidak hanya tentang pengetahuan dan keterampilan praktis
semata. Lebih dari itu, ia juga mencakup nilai-nilai etika dan kebijaksanaan
dalam penggunaan ilmu kimia. Dalam Islam, penggunaan ilmu kimia
diiringi dengan tanggung jawab yang besar, menjunjung tinggi nilai-nilai
keselamatan, kebaikan, dan keberlanjutan. Dalam pendidikan Islam,
pengajaran tentang etika dan nilai-nilai Islam yang terkait dengan kimia
menjadi bagian penting dalam membentuk para praktisi kimia yang
bertanggung jawab dan berintegritas.

Selain itu, warisan keilmuan Umayyah di bidang kimia juga


menginspirasi penerapan praktis ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari.
Pengetahuan tentang pembuatan obat-obatan, pewarna, dan bahan-bahan
kimia lainnya pada masa Umayyah telah memberikan kontribusi yang
besar dalam industri dan produksi. Dalam pendidikan Islam, aplikasi
praktis ilmu kimia ini dapat diajarkan kepada mahasiswa agar mereka dapat
menghubungkan antara ilmu kimia dengan kehidupan sehari-hari dan
menerapkan prinsip-prinsip kimia dalam konteks praktis.11

Dengan menerapkan warisan keilmuan Umayyah di bidang kimia dalam


pendidikan Islam, kita dapat memperkaya pengajaran ilmu kimia dengan
pengetahuan yang berakar pada sejarah dan budaya Islam. Hal ini tidak
hanya memberikan pemahaman yang lebih luas tentang ilmu kimia itu
sendiri, tetapi juga membentuk pribadi yang berintegritas, bertanggung
jawab, dan memiliki pemahaman yang mendalam tentang pentingnya
penerapan ilmu kimia dalam konteks agama dan kemanusiaan.

C. Bidang stronomi

Penerapan warisan keilmuan era Dinasti Umayyah dalam bidang


astronomi memberikan kontribusi yang signifikan dalam perkembangan
ilmu astronomi di dunia Islam. Warisan keilmuan Umayyah mencakup
pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang pergerakan langit,
pengamatan bintang, dan penggunaan alat-alat astronomi. Penerapan
warisan ini dalam pendidikan Islam di bidang astronomi dapat memberikan
11
Zaini, M. (2008). "Peradaban Islam: Kontribusi dan Warisan Keilmuan Islam dalam Pembangunan
Peradaban Manusia". Jakarta: Gema Insani Press h 59
wawasan yang lebih luas tentang kontribusi dan aplikasi ilmu astronomi
dalam konteks Islam.

Salah satu penerapan penting dari warisan keilmuan Umayyah dalam


pendidikan Islam di bidang astronomi adalah pengajaran tentang metode
pengamatan bintang dan perhitungan waktu. Para ahli astronomi pada masa
Umayyah telah mengembangkan metode yang akurat untuk mengamati
gerak langit, menentukan posisi bintang, dan memperhitungkan waktu
dengan menggunakan instrumen seperti astrolabe. Penerapan praktis
metode ini dalam pendidikan Islam dapat membantu mahasiswa memahami
prinsip-prinsip dasar astronomi dan memperluas pengetahuan mereka
tentang pergerakan langit dan sistem tata surya.

Selain itu, penerapan warisan keilmuan Umayyah dalam pendidikan


Islam di bidang astronomi juga mencakup pengajaran tentang pentingnya
memahami hubungan antara astronomi dan agama. Islam memiliki
hubungan erat dengan ilmu astronomi, terutama dalam menentukan waktu
salat, bulan Ramadhan, dan perayaan-perayaan agama lainnya. Dalam
pendidikan Islam, pemahaman tentang kaitan antara astronomi dan agama
dapat diajarkan kepada mahasiswa untuk menguatkan keyakinan mereka
dan mengaplikasikan ilmu astronomi dalam konteks spiritual.12

Penerapan warisan keilmuan Umayyah dalam pendidikan Islam di


bidang astronomi juga mencakup pengajaran tentang pentingnya menjaga
lingkungan dan alam semesta. Islam mengajarkan manusia untuk menjadi
khalifah di bumi dan merawat alam semesta dengan penuh tanggung jawab.
Dalam pendidikan Islam, pengajaran tentang astronomi dapat digunakan

12
ibid
untuk mengingatkan mahasiswa akan pentingnya melestarikan alam
semesta dan menjaga keharmonisan antara manusia dan alam.

Kesimpulan

Pada masa Dinasti Umayyah, terjadi perkembangan signifikan dalam bidang ilmu
kedokteran, kimia, dan astronomi. Dalam bidang kedokteran, mereka mengembangkan
teknik pengobatan, observasi medis, farmakologi, bedah, perawatan luka, pengobatan
herbal, dan pengobatan mata. Dalam bidang kimia, para ilmuwan Umayyah mempelajari
pengolahan logam, alkimia, dan farmasi. Dalam bidang astronomi, mereka mempelajari
gerakan benda langit, mengembangkan tabel astronomi, dan mendirikan observatorium
astronomi. Warisan keilmuan ini dapat diterapkan dalam pendidikan Islam, seperti
pengajaran etika medis, pengetahuan dan teknik medis, serta praktik klinikal dan
pengalaman lapangan.

Daftar pustaka

Abdulhadi, M. H., & Musa, M. F. (2015). "Pemetaan Astronomi pada Era Kekhalifahan
Umayyah". Jurnal Al-Adabiyyah, 5(1), 28-41.

Al-Jabiri, M. A. (1994). "Pendidikan Islam: Antara Filsafat, Ilmu, dan Amal". Bandung:
Mizan.
Dols, M. W. (1984). "Medicine in the medieval Islamic world". Journal of the American
Oriental Society, 104(2), 269-279.

Ibn Sina. (2002). "Al-Qanun fi al-Tibb" (Terjemahan dalam bahasa Inggris oleh Laleh
Bakhtiar). Chicago: Kazi Publications.

Kuntowijoyo. (1992). "Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer". Yogyakarta: Yayasan


Bentang Budaya.

Nutton, V. (2004). "Medicine in the Islamic world". Cambridge: Cambridge University


Press.

Salim, M. (2005). "Ilmuwan dan Intelektual Muslim: Kontribusi Muslim dalam Sains,
Matematika, dan Teknologi". Jakarta: Gema Insani Press.

Savage-Smith, E. (1997). "Medicine". In M. M. Sharif (Ed.), A History of Muslim


Philosophy: With Short Accounts of Other Disciplines and the Modern Renaissance
in Muslim Lands (Vol. 2). Lahore: Islamic Publications.

Salam, A., & Muslih, M. I. (2020). "Pengaruh Kekhalifahan Umayyah terhadap


Perkembangan Ilmu Kimia". Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia, 5(2), 61-71.

Yusuf, A. (2008). Ilmu Falak dan Penentuan Waktu: Tinjauan Ilmiah dan Praktis.
Jakarta: Gema Insani Press.

Zainal, M. R., Mustafa, N. B., & Sulaiman, M. H. (2012). "Asal-Usul dan


Perkembangan Sains Islam di Andalus". Jurnal Hadhari, 4(1),

Zaini, M. (2008). "Peradaban Islam: Kontribusi dan Warisan Keilmuan Islam dalam
Pembangunan Peradaban Manusia". Jakarta: Gema Insani Press.

You might also like