You are on page 1of 7

Pengawasan Ketenagakerjaan

Pengawasan merupakan bagian dari seluruh kegiatan pemerintahan, justru untuk menjamin tercapainya
tujuan kebijaksanaan yang telah digariskan dan sasaran yang telah ditetapkan. Karena itu pengawasan
bukan ditujukan untuk mencari-cari kesalahan atau mencari siapa yang salah. Tujuan utama
pengawasan ialah untuk memahami apa yang salah, demi perbaikan dimasa datang.24Pengawasan
ketenagakerjaan merupakan kegiatan mengawasi dan menegakan pelaksanaan peraturan perundang-
undangan di bidang ketenagakerjaan. Tujuan utamanya adalah meyakinkan para mitra sosial mengenai
perlunya meninjau aturan ketenagakerjaan ditempat kerja dan kepentingan mereka dalam hal ini,
melalui pencegahan, pendidikan, dan apabila penting tindakan penegakan hukum. Di dalam dunia kerja,
pengawasan ketenagakerjaan merupakan perangkat Negara terpenting dalam melaukan interfensi
untuk merancang, mendorong dan berkontribusi pada pengembangan budaya pencegahan yang
mencakup semua aspek ketenagakerjaan seperti hubungan industrial, upah, kondisi kerja, keselamatan,
dan kesehatan kerja serta permasalahan yang terkait dengan ketenagakerjaaan dan jaminan sosial.

1. Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan

Pengawasan ketenagakerjaan dilaksanakan oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) yang ditetapkan oleh
mentri sebagai seorang pengawas serta mempunyai kompetensi dan independen guna menjamin
pelaksanaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan. Pengawas ketenagakerjaan memiliki
peran yang sangat strategis dan menentukan sekaligus menjadi ujung tombak dalam mewujudkan
hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan di perusahaan. Direktorat jendral
pembinaan dan pengawasan ketenagakerjaan yang berada dibawah kementrian ketenagakerjaan
merupakan unit kerja teknis yang bertugas memberikan perlindungan ketenagakerjaan bagi pekerja dan
pengusaha di Indonesia.

Tugas pokok pengawasan ketenagakerjaan :

a. Menciptakan suasana hubungan kerja yang kondusif antara pengusaha dan pekerja. Hubungan yang
diciptakan harus berjalan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

b. Mengumpulkan data-data mengenai berbagai permasalahan dalam hubungan kerja guna menyusun
peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan yang lebih baik dan mungkin untuk dilaksanakan.

c. Melaksanakan tugas-tugas lain apabila dinyatakan dalam peraturan perundang-undangan dikemudian


hari.

2. Kewenangan Pengawasan Ketenagakerjaan.

Kewenangan merupakan syarat yang harus dipenuhi dalam tindakan pemerintahan, yang bersumber
dari keguatan atribusi, delegasi dan mandate meskipun asas legalitas mengandung kelemahan namun ia
menjadi prinsip utama dalam setiap Negara hukum. Dengan kata lain, setiap penyelenggaraan
kenegaraan dan pemerintahan harus memiliki legitimasi, yaitu kewenangan yang diberikan oleh
Undang-Undang yakni kemempuan untuk melakukan tindakan hukum tertentu.26Pengawas
ketenagakerjaan mempunyai kewenangan sebagai berikut :

1. Untuk menjamin penegakan hukum ketenagakerjaan,


2. Memberikan penerangan dan penasihatan teknis terhadap pengusahadan atau buruh mengenai hal-
hal yang dapat menjamin efektifitas pelaksanaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan

3. Mengumpulkan bahan keterangan mengenai hubungan kerja dan keadaan

ketenagakerjaan dalam arti yang seluas-luasnya sebagai bahan penyusunan atau penyempurnaan
peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan Pegawai pengawas ketenagakerjaan pada instansi
yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang ketenagakerjaan pada pemerintah pusat,
pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota menyelenggarakan pengawasan ketenagakerjaan
sesuai dengan kewenangannya, yang pelaksanaannya dilakukan oleh pengawas ketenagakerjaan.

E. Standar Pengawasan

Dalam pelaksanaan pengawasan ketenagakerjaan pegawai pengawas ketenagakerjaan mempunyai


wewenang dalam melaksanakan tugas pengawasan. Dalam Peraturan Mentri Nomor 33 tahun 2016
tentang Tata Cara Pengawasan Ketenagakerjaan pasal 3 ayat 1 menyebutkan bahwa pengawasan
ketenagakerjaan bertujuan untuk memastikan dilaksanakannya norma ketenagakerjaan di perusahaan
atau tempat kerja

Tata cara pengawasan ketenagakerjaan meliputi :

1. Perencanaan

2. Pelaksanaan

3. Pelaporan

Rencana kerja pengawas ketenagakerjaan meliputi 4 kegiatan yaitu:

1. Pembinaan

Pembinaan ketenagakerjaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pengawas


ketenagakerjaan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pekerja atau buruh, pengusaha,
pengurus atau anggota kelembagaan ketenagakerjaan tentang peraturan perundang-undangan
ketenagakerjaan.

2. Pemeriksaan

Pemeriksaan ketenagakerjaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pengawas


ketenagakerjaan untuk memastikan ditaatinya pelaksanaan peraturan perundang-undangan
ketenagakerjaan di perusahaan atau tempat kerja.

Pemeriksaan terdiri dari :

a. Pemeriksaan pertama (dilakukan sesuai rencana pengawas)

Pemeriksaan pertama merupakan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap pelaksanaan norma


ketenagakerjaan di perusahaan atau tempat kerja yang baru atau belum pernah diperiksa. Pemeriksaan
pertama dilakukan dengan cara :

1. Pemeriksaan dokumen
2. Pemeriksaan tata letak dan alur proses produksi

3. Pemeriksaan lapangan

4. Pengambilan keterangan

b. Pemeriksaan berkala (dilakukan sesuai rencana pengawas)

Pemeriksaan berkala dilakukan sesuai periode tertantu yang ditetapkan

c. Pemeriksaan khusus (dilakukan berdasarkan pengaduan atau perintah)

Pemeriksaan khusus merupakan pemeriksaan norma ketenagakerjaan atas pengaduan masyarakat,


pemerintah pusat atau perintah pimpinan unit kerja pengawasan ketenagakerjaan. Perintah pimpinan
unit kerja pengawasan ketenagakerjaan dibuat berdasarkan pengaduan, laporan dan pemberitaan
media ataupun informasi lainnya.

Pemeriksaan khusus dilakukan dengan cara :

1. Pemeriksaan dokumen

2. Pemeriksaan lapanga

3. Pengambilan keterangan

d. Pemeriksaan ulang (dilakukan setelah gelar Kasus)


Pemeriksaan ulang merupakan pemeriksaan kembali oleh pengawas ketenagakerjaan dengan jabatan
yang lebih tinggi atau pengawas ketenagakerjaan pusat. Pemeriksaan ulang dilakukan berdasarkan hasil
evaluasi atas laporan pemeriksaan oleh pimpinan unit kerja pengawasan ketenagakerjaan Pemeriksaan
pertama, pemeriksaan berkala, pemeriksaan khusus serta pemeriksaan ulang dapat dilakukan atau
dilaksanakan oleh pegawai pengawas provinsi, sedangkan pengawas pusat hanya menjalankan
pemeriksaan khusus dan pemeriksaan ulang. Setiap pengawas ketenagakerjaan wajib membuat nota
pemeriksaansetelah melakukan pemeriksaan.
Nota pemeriksaan terdiri atas :

a. Nota pemeriksaan I

b. Nota pemeriksaan II

c. Nota pemeriksaan khusus

Nota pemeriksaan ditandatangani oleh pengawas ketenagakerjaan yang melakukan pemeriksaan dan
diketahui oleh pimpinan unit kerja pengawasan ketenagakerjaan. Nota pemeriksaan I berisikan :

a. Tanggal pemeriksaan

b. Temuan pemeriksaan

c. Ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur

[09.55, 16/9/2023] Ega: d. Perintah untuk memperbaiki ketidakpatuhan atau mempertahankan

kepatuhan.
e. Jangka waktu pelaksanaan nota pemeriksaan

f. Tempat dan tanggal pembuatan nota pemeriksaan

g. Tanda tangan pengawas ketenagakerjaan yang melakukan pemeriksaan dan diketahui oleh pimpinan
unit kerja pengawasan ketenagakerjaan. Jangka waktu pelaksanaan nota pemeriksaan I diberikan batas
waktu selama 30 hari sejak nota pemeriksaan I diterima, apabila nota pemeriksaan I tidak dilaksanakan
dalam batas waktu yang telah ditentukan maka pengawas ketenagakerjaan yang melakukan
pemeriksaan wajib menerbitkan nota pemeriksaan

II. Nota pemeriksaan II berisikan :

a. Peringatan untuk melaksanakan isi peringatan untuk melaksanakan isi nota

pemeriksaan I

b. Jangka waktu pelaksanaan nota pemeriksaan II

c. Akibat hukum tidak dilaksanakannya nota pemeriksaan II

d. Tempat dan tanggal pembuatan nota pemeriksaan II

e. Tanda tangan pengawas ketenagakerjaan yang melakukan pemeriksaan dan diketahui oleh pimpinan
unit kerja pengawasan ketenagakerjaan. Jangka waktu pelaksanaan nota pemeriksaan II diberikan batas
waktu paling lama 14 hari sejak nota pemeriksaan II diterima. Apabila nota pemeriksaan II tidak
dilaksanakan oleh pengusaha, pengawas ketenagakerjaan yang melakukan pemeriksaan melaporkan
kepada pimpinan unit kerja pengawasan ketenagakerjaan,setelah menerima laporan dari pengawas
ketenagakerjaan maka pimpinan unit kerja ketenagakerjaan akan melakukan beberapa hal yaitu :

a. Memerintahkan melakukan tindakan penyidikan, dalam hal ketidakpatuhan yang diancam dalam
sanksi tindak pidana

b. Mengambil tindakan hukum sesuai kewenangan yang diatur dalam peraturan

perundang-undangan

c. Menerbitkan rekomendasi kepada pejabat yang berwenang untuk mengambil tindakan hukum sesuai
peraturan perundang-undangan. Pengawas ketenagakerjaan dapat membuat nota pemeriksaan khusus
yang hanya memuat perjanjian kerja waktu tertentu atau penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan
kepada perusahan lain. Nota pemeriksaan khusus dibuat berdasarkan pemeriksaan khusus terhadap
norma kerja perjanjian kerja waktu tertentu atau penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada
perusahan lain,pengawas ketenagakerjaan yang melakukan pemeriksaan menyampaikan informasi
secara tertulis hasil penanganan kepada pekerja paling lama tujuh hari kerja sejak dikeluarkannya nota
pemeriksaan khusus. Nota pemeriksaan khusus telah mendapatkan pengesahan dari pengadilan negri
setempat, pengawas ketenagakerjaaan wajib untuk memastikan pelaksanaannya untuk tugas itu
pengawas ketenagakerjaan dapat melakukan pemanggilan dinas . apabila pengusaha tidak memenuhi
hak pekerja sesuai isi nota pemeriksaan khusus, maka pengawas ketenagakerjaan akan melaporkan
kepada pimpinan unit kerja pengawasan ketenagkerjaan Pengawas ketenagakerjaan wajib membuat
laporan hasil pemeriksaan dan disampaikan kepeda pimpinan unit kerja pengawasan ketenagakerjaan
yang sekurang-kurangnya memuat :
a. Tempat dan tanggal pemeriksaan

b. Identitas perusahaan

c. Temuan pemeriksaan

d. Analisis

e. Kesimpulan dan saran

f. Tanda tangan dan nama terang pengawas ketenagakerjaan

3.Pengujian

Pengujian dilakukan untuk menjamin hak-hak pekerja atau buruh atau

persyaratan K3. Pengujian yang dilakukan meliputi :

a. Pengujian norma kerja

Pengujian norma kerja dilakukan untuk menjamin pemenuhan persyaratan norma kerja. Pengujian
norma kerja meliputi waktu kerja, waktu istirahat, system pengupahan, cuti kerja, pekerja perempuan,
pekerja anak,pelatihan kerja, penempatan tenaga kerja, jaminan sosial tenaga kerja, kesejahteraan,
kesusilaan, diskriminasi, hubungan kerja, kebebasan berserikat, kesempatan melaksanakan ibadah
menurut agama dan kepercayaannya masing-masing. Pengujiaan norma kerja dilakukan oleh pengawas
ketenagakerjaan spesialis norma kerja atau pengawas ketenagakerjaan sesuai jenjang jabatnnya.

Pengujian norma kerja dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

a. Pemeriksaan dokumen

b. Pemeriksaan visual

c. Permintaan pertimbangan medis atau rekomendasi dokter

penasihat dalam hal khusus kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja

dan penentual cacat total tetap

d. Perhitungan dan analisa

e. Pembuatan laporan hasil pengujian

Berdasarkan hasil pengujian, pengawasan ketenagakerjaan dapat menerbitkan rekomendasi, penetapan


atau perintah pemenuhan hak-hak pekerja.

b. Pengujian norma K3

Pengujian norma K3 dilakukan untuk menjaamin pemenuhan persyaraatan K3 pengujian norma K3


meliputi persyaratan K3 yang berkaitan dengan penggunaan mesin,pesawat, alat-alat kerja, peralatan
lainya, bahan, lingkungan, sifat pekerjaaan, cara kerja, proses produksi dan pelayanan kesehatan kerja
pengujian norma K3.pengujian norma K3 dapat dilakukan oleh pengawas keteenagakerjaan oleh
pengawas ketenagakerjaan spesialis K3 sesuai dengan penunjukannya atau ahli K3 sesuai dengan
penunjukannya.
Pengujian norma K3 terbagi dalam :

a. Pengujian pertama

Pengujian pertama merupakan pengujian secara menyeluruh terhadap objek pelaksanaan norma K3
yang baru atau belum pernah di uji.

Pengujian pertama dilakukan dengan tahapan:

1. Persiapan pelaksanaan pengujian di tempat kerja

2. Pemeriksaan dokumen teknik

3. Pemeriksaan visual

4. Pengetasan pengukuran, perhitungan dan analisis

5. Pembuatan laporan hasil pengujian

b. Pengujian berkala

Pengujian berkala merupakan pengujian norma K3 yang dilakukan setelah pengujian pertama sesuai
peeriode tertentu yang ditetapkan

c. Pengujian khusus

Pengujian khusus merupakan pengujian norma K3 tertentu yang didasarkan atas pengaduan
masyarakat, permintaan perusahaan perusahaan atau perintah pimpinan unit kerja pengawasan
ketenagakerjaan.

d. Pengujian ulang

Pengujian ulang merupakan pengujian kembali norma K3 oleh pengawas ketenagakerjaan spesialiss
bidang K3 yang memiliki jabatan lebih tinggi atau pengawas ketenagakerjaan spesialis pada pemerintah
pusat terhadap masi ditemukannya keraguan atas hasil pengujian terdahulu. Sebelum dilakukan
pengujian ulang terlebih dahulu dilakukan gelar Kasus

4. Penyidikan

Penyidikan merupakan tindakan represif yudisial sebagai langkah terakhir dalam penegakan hukum
ketenagakerjaan. Penyidikan dilakukan oleh PPNS ketenagakerjaan, pelaksanaan penyidikan mengacu
pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

Laporan pengawasan ketenagakerjaan terdiri atas :

a. Laporan pengawas ketenagakerjaan ,Laporan pengawas ketenagakerjaan wajib dibuat oleh pengawas

ketenagakerjaan setelah melakukan kegiatan pembinaan, pemeriksaan, pengujan dan penyidikan.

b. Laporan unit kerja pengawasan ketenagakerjaan ,Laporan unit kerja pengawasan disusun oleh
pimpinan unit kerja pengawasan ketenagakerjaan setiap 3 (tiga) bulan atau sewaktu-waktu diperlukan.
Laporan unit kerja pengawasan ketenagakerjaan berisikan :
1. Data umum ketenagakerjaan
2. Rekapitulasi hasil kegiatan pengawasan ketenagakerjaan selama periode pelaporan
3. Capaian kegiatan pengawasan ketenagakerjaan dalam 1 (satu) periode laporan
4. Hal lain yang dianggap perlu.

You might also like