You are on page 1of 53

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pasar modal merupakan salah satu penunjang perekonomian suatu negara

termasuk Indonesia, melalui pasar modal perusahaan dapat memperoleh dana

untuk melakukan kegiatan operasionalnya. Pasar modal menjadi sarana bagi

investor untuk berinvestasi pada instrumen keuangan, seperti saham, obligasi,

derivatif dan lain-lain. Pasar modal juga berfungsi sebagai lembaga perantara

(intermediaris) karena modal menghubungkan pihak yang membutuhkan dana

yaitu emiten dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana yaitu investor.

Sedangkan pihak yang memerlukan dana, tersedianya dana dari pihak luar yang

bisa digunakan untuk ekspansi usaha tanpa harus menunggu dana dari hasil

operasi perusahaan.

Saham sebagai surat berharga yang diperjual-belikan di pasar modal

mempunyai harga yang selalu berfluktuasi dari waktu ke waktu. Harga suatu

saham juga dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran terhadap saham itu

sendiri. Semakin banyak orang yang membeli saham, maka harga saham

cenderung akan meningkat. Demikian juga sebaliknya, semakin banyak orang

yang menjual saham, maka harga saham cenderung akan menurun. Harga saham

merupakan salah satu ukuran yang menunjukkan keberhasilan manajemen suatu

perusahaan dalam mengelola perusahaan yang berpengaruh pada nilai perusahaan

di mata investor atau calon investor.

1
2

Tabel 1.1
Jumlah Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII).
Tahun 2016-2018

No Nama Perusahaan Kode


1 Astra Agro Lestari Tbk AALI
2 Adaro Energy Tbk ADRO
3 AKR Corporindo Tbk AKRA
4 Astra International Tbk ASII
5 Alam Sutera Realty Tbk ASRI
6 Global Mediacom Tbk BMTR
7 Bumi Serpong Damai Tbk BSDE
8 Charoen Pokhpand Tbk CPIN
9 Ciputra Development Tbk CTRA
10 XL Axiata Tbk EXCL
11 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP
12 Vale Indonesia Tbk INCO
13 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
14 Indocement Tunggal Prakasa Tbk INTP
15 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG
16 Jasa Marga (Persero) Tbk JSMR
17 Kalbe Farma Tbk KLBF
18 Lippo Karawaci Tbk LPKR
19 PP London Sumatera Plantation Tbk LSIP
20 Media Nusantara Citra Tbk MNCN
21 Matahari Putra Prima Tbk MPPA
22 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk PGAS
23 Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk PTBA
24 Siloam International Hospitals Tbk SILO
25 Semen Indonesia (Persero) Tbk SMGR
26 Summarecon Agung Tbk SMRA
27 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk TLKM
28 United Tractors Tbk UNTR
29 Unilever Indonesia Tbk UNVR
30 Wijaya Karya (Persero) Tbk WIKA
Sumber: Bursa Efek Indonesia (2019)

Berdasarkan dari data pada tabel 1.1 terdapat 30 perusahaan yang

tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII), konstituen JII hanya terdiri dari 30

saham syariah paling likuid yang tercatat di BEI. Sama seperti ISSI, review saham

syariah yang menjadi konstituen JII dilakukan sebanyak dua kali dalam setahun,

Mei dan November, mengikuti jadwal review Daftar Efek Syariah (DES) oleh
3

Otoritas Jasa Keuangan (OJK). BEI menentukan dan melakukan seleksi saham

syariah yang menjadi konstituen JII. Adapun kriteria likuditas yang digunakan

dalam menyeleksi 30 saham syariah yang menjadi konstituen JII adalah sebagai

berikut: 1) Saham syariah yang masuk dalam konstituen Indeks Saham Syariah

Indonesia (ISSI) telah tercatat selama 6 bulan terakhir; 2) Dipilih 60 saham

berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar tertinggi selama 1 tahun terakhir; 3)

Dari 60 saham tersebut, kemudian dipilih 30 saham berdasarkan rata-rata nilai

transaksi harian di pasar regular tertinggi dan 4) 30 saham yang tersisa merupakan

saham terpilih.

Penelitian ini menguji rasio keuangan perusahaan dengan menggunakan

laporan keuangan dengan menggunakan rasio keuangan yaitu rasio profitabilitas

terhadap harga saham. Alasan dimasukkan rasio profitabiltas yaitu Return On

Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Earning per Share (EPS) adalah untuk

menunjukkan kinerja perusahaan dalam memperoleh laba dengan modal tertentu.

Profitabilitas dianggap sebagai alat yang paling valid dalam mengukur hasil

pelaksanaan operasi perusahaan, karena profitabiltas merupakan alat pembanding

pada berbagai alternatif investasi.

Return On Assets (ROA) adalah rasio yang mengukur efektivitas

perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang

dimiliki perusahaan, sedangkan Return on Equity (ROE) merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan

keuntungan bagi seluruh pemegang saham, bagi saham biasa maupun saham

preferen. Semakin tinggi nilai ROE, tentunya akan menarik minat para investor

untuk menanamkan modalnya pada perusahaan bersangkutan karena

mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang baik dan


4

akibatnya harga saham pun akan ikut tinggi. Earning per Share (EPS) merupakan

rasio yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham. Kenaikan atau

penurunan EPS dari tahun ke tahun adalah ukuran penting untuk mengetahui baik

tidaknya pekerjaan yang dilakukan perusahaan pemegang sahamnya. Penggunaan

variabel ini dalam penelitian dikarenakan telah pernah dilakukan oleh penelitian

sebelumnya. Dalam penelitian Sukmawati dkk (2010) Return on Equity (ROE)

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Sedangkan pada

penelitian Putri (2017) Return On Assets, Return On Equity, Net Profit Margin,

Earning Per Share secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham

yang berarti bahwa rasio profitabilitas mempengaruhi harga saham.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis tertarik

untuk mengadakan penelitian dengan judul "PENGARUH KINERJA

KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG

TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX".

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka

permasalahan penelitian ini adalah:

1. Apakah Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Earning per

Share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham secara simultan pada

perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index?

2. Apakah Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Earning per

Share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham secara parsial pada

perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index?


5

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan

Earning per Share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham secara simultan

pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index.

2. Untuk mengetahui Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan

Earning per Share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham secara parsial

pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik dari segi teoritis

maupun praktis sebagai berikut:

1. Bagi penulis diharapkan dapat menjadi sarana pembelajaran dalam penulisan

karya ilmiah sekaligus pendalaman tentang materi yang didapatkan dari

kegiatan perkuliahan.

2. Bagi perusahaan dapat digunakan sebagai cerminan bagi perusahaan untuk

memperhatikan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi harga saham

dan sebagai pedoman untuk memperbaiki pos-pos keuangan yang nantinya

berpengaruh terhadap harga saham.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk

penelitian lebih lanjut, terutama pada penelitian yang berkaitan dengan

pengaruh rasio keuangan berdasarkan metode Return On Asset (ROA),

Return On Equity (ROE) dan Earning per Share (EPS), khusunya perusahaan

yang terdaftar di Jakarta Islamic Index.


BAB II

STUDI PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pasar Modal

2.1.1.1 Pengertian Pasar Modal

Pasar modal menurut Undang Undang No 8 Tahun 1995 adalah kegiatan

yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan

publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi

yang berkaitan dengan efek. Menurut Usman (1990:62), umumnya surat-surat

berharga yang diperdagangkan di pasar modal dapat dibedakan menjadi surat

berharga bersifat hutang dan surat berharga yang bersifat pemilikan. Surat

berharga yang bersifat hutang umumnya dikenal nama obligasi dan surat berharga

yang bersifat pemilikan dikenal dengan nama saham.

Pasar modal (capital market) pada umumnya adalah tempat pertemuan

antara penawaran dan permintaan terhadap surat berharga. Di tempat inilah para

pelaku pasar yaitu individu-individu atau bahan usaha yang mempunyai kelebihan

dana (surplus of final) melakukan investasi dalam surat berharga yang ditawarkan

oleh emiten. Sunariyah (2011:5) pasar modal berperan dalam menunjang

pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan,

pertumbuhan, dan stabilitas ekonomi nasional ke arah peningkatan kesejahteraan

rakyat.

Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan

perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dananya. Jasa-jasa perbankan memang

6
7

lebih dahulu dalam membangun perekonomian negara, sejalan dengan eksistensi

yang telah diakui dan dimanfaatkan oleh masyarakat maupun pemerintah, dana

perbankan tumbuh meningkat dalam setiap tahun (Anoraga dan Pakarti. 2008:2)

Menurut Fahmi (2015:48) pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan

dengan penawaran umum dengan perdagangan efek, perusahaan menjual saham

(stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya

akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat modal

perusahaan". Pasar modal juga menjalankan dua fungsi yaitu pertama sebagai

sarana pendanaan usaha atau sebagai sarana bagai perusahaan untuk mendapatkan

dana dari masyarakat pemodal (investor). Kedua menjadi sarana bagi masyarakat

untuk berinvestasi pada instrumen keuangan (Martalena dan Malinda, 2011:3)

Maka dapat diambil kesimpulan bahwa pasar modal merupakan

mekanisme transaksi jual beli instrumen pasar modal jangka panjang antara

penjual dan baik individu, maupun pemerintah. Pasar modal juga merupakan

sumber dana bagi perusahaan.

2.1.1.2 Fungsi Pasar Modal

Menurut Hadi (2013:14) sebagai tempat yang terorganisasi berdasarkan

undang-undang untuk mempertemukan antara investor sebagai pihak yang surplus

dana untuk berinvestasi dalam instrumen keuangan jangka panjang.

1. Bagi perusahaan
Pasar modal memberikan ruang dan peluang bagi perusahaan untuk
memperoleh sumber dana yang relatif memiliki resiko investasi (cost of
capital) rendah dibandingkan sumber dana jangka pendek dari pasar
uang.
8

2. Bagi investor
Alternatif investasi bagi pemodal. Terutama pada instrumen yang
memberikan likuiditas tinggi. Pasar modal memberikan ruang investor
dan profesi lain memanfaatkan untuk memperoleh return yang cukup
tinggi.
3. Nagi perekonomian nasional
Dalam daya dukung perekonomian nasional, pasarl modal memiliki
peran penting dalam rangka meningkatkan dan mendorong
pertumbuhan dan stabilitas ekonomi. Hal tersebut ditunjukkan dengan
fungsi pasar modal yang memberikan saran bertemunya antara lender
dengan borrower.

Seperti halnya pada pasar modal pada umumnya, pasar modal merupakan

tempat bertemunya penjual dan pembeli efek dengan resiko untuk dan rugi. Pada

hakikatnya pasar modal mempunyai 5 fungsi. Menurut Rusdin (2008:2-3) fungsi

pasar modal, yaitu:

1. Sebagai tempat pengalokasian dan secara efesien


2. Sebagai alternatif investasi
3. Memungkinkan investor untuk memilki perusahaan yang sehat dan
memiliki prospek yang baik
4. Pelaksanaan manajemen perusahaan secara profesional
5. Peningkatan aktivitas ekonomi nasional

Pasar modal juga berfungsi sebagai keuangan, karena memberikan

kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbas hasil bagi pemilik dana, sesuai

dengan karakteristik yang dipilih, seperti laporan keuangan (Fakhruddin, 2011:1).

Jadi dari fungsi pasar modal yang telah diteliti, dapat disimpulkan bahwa

pasar modal berfungsi sebagai lembaga yang mendorong terciptanya alokasi dana

yang efesien melalui pengalihan dana dari pihak lender dana borrow yang mampu

memicu pertumbuhan perekonomian suatu negara dengan mengaliarkan dana

lebih kepada sektor-sektor produktif.


9

2.1.1.3 Jenis-Jenis Pasar Modal

Umumnya penjualan instrumen pasar modal dilakukan sesuai dengan jenis

apapun bentuk pasar modal dimana instrumen diperjual-belikan. Jenis-jenis pasar

modal menurut Sunariya (2011:12) adalah sebagai berikut:

1. Pasar perdana (primary market) adalah penawaran saham dari


perusahaan yang menerbitkan saham (emiten) kepada pemodal selama
waktu yang ditetapkan oleh pihak sebelum saham tersebut
diperdagangkan di pasar sekunder.
2. Pasar sekunder (sekundery marekt) didefinisikan sebagai perdagangan
saham setelah melewati masa penawaran pada pasar perdana. Jadi,
pasar sekunder dimana saham dan sekuritas lain diperjual-belikan
secara luas, setelah melalui masa penjualan di pasar perdana. Harga
saham di pasar sekunder ditentukan oleh permintaan dan penawaran
antara pembeli dan penjual.
3. Pasar ketiga (thurd market) adalah perdagangan saham atau sekuritas
lain diluar bursa. Bursa paralel merupakan suatu sistem perdagangan
efek yang terorganisir diluar bursa efek resmi, dalam bentuk pasar
sekunder yang diatur dan dilaksankan oleh perserikatan perdagangan
uang dan efek dengan diawasi dan dibina oleh lembaga keuangan.
4. Pasar keempat (fourth market) merupakan bentuk perdagangan efek
antar pemodal atau dengan kata lainpengalihan saham dari satu
pemegang saham ke pemegang saham lainnya tanpa melalui perantara
perdagangan efek.

Berdasarkan penjelasan ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pasar

modal terbagi menjadi 4 jenis yaitu pasar perdana, pasar sekinder, pasar ketiga

dan pasar keempat.

2.1.2 Investasi

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya

yang dilakukan pada hari ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan

dimasa datang (Tandelilin, 2010:106). Seseorang yang menginvestasikan dananya

untuk keperluan kegiatan operasi dalam perusahaan disebut dengan investor.


10

Investor dapat menginvestasikan dananya di pasar modal dengan membeli saham,

obligasi, reksadana maupun instrumen derivatif lainnya.

Seorang investor yang menginvestasikan dananya dalam jangka pendek

(kurang dari satu tahun) akan mengharapkan capital gain. Capital gain adalah

selisih positif antara harga jual dan harga beli saham. Apabila harga jual lebih

rendah dibandingkan dengan harga beli saham, maka investor akan memperoleh

kerugian yang disebut dengan capital loss (Ratri, 2015:39).

Sebelum seorang investor melakukan investasi perlu melakukan analisis

pada suatu efek atau sekelompok efek. Ada dua pendekatan yang digunakan untuk

menganalisis, yaitu:

a. Pendekatan Fundamental Analisis ini dimulai dari kondisi perusahaan


secara umum karena analisis ini didasarkan pada informasi-informasi yang
diterbitkan oleh emiten maupun administrasi bursa efek. Kinerja emiten
dipengaruhi oleh kondisi sektor industri dan perekonomian secara makro
sehingga dalam memperkirakan harga saham dimasa mendatang harus
dikaitkan dengan faktor-faktor fundamental yang mempengaruhinya .
b. Pendekatan Teknikal Pendekatan teknikal merupakan pendekatan yang
dilakukan untuk mengetahui harga saham dimasa yang akan datang
dengan menggunakan data (perubahan) harga saham dimasa lalu. Analisis
ini lebih mudah dan cepat dibanding analisis fundamental, karena dapat
secara simultan diterapkan pada beberapa saham (Halim, 2012:66).

Tujuan investor menginvestasikan dananya di pasar modal selain

memperoleh keuntungan jangka pendek dan jangka panjang adalah untuk

memperoleh tambahan pendapatan sehingga dapat meningkatkan konsumsi untuk

masa yang akan datang atau untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Tujuan

investor yang lain adalah untuk mengurangi tekanan inflasi sehingga dapat

menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan.

2.1.3 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan sarana yang penting bagi investor untuk

mengetahui perkembangan perusahaan secara periodik (Samsul, 2006: 128).


11

Laporan keuangan memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan dan hasil

operasi perusahaan yang pada hakikatnya merupakan hasil akhir dari kegiatan

akuntasi perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan juga dapat digunakan

sebagai alat komunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data

keuangan perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut adalah pemilik,

kreditur, investor, calon investor, penyalur, lembaga pemerintah dan masyarakat

umum.

Laporan keuangan yang digunakan oleh perusahaan lebih terperinci

beserta ikhtisarnya. Misalnya disusun secara harian, mingguan, bulanan,

triwulanan, atau disusun pada waktu-waktu tertentu ketika laporan tersebut

diperlukan oleh perusahaan.

Menurut Jumingan (2011:14) tentang analisis laporan keuangan, laporan

keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan laba yang ditahan dan

laporan modal sendiri. Berikut penjelasan bagian-bagian dari laporan keuangan:

2.1.3.1 Neraca

Neraca adalah suatu laporan mengenai posisi keuangan perusahaan pada

suatu titik tertentu (Brigham dan Houston, 2013: 87). Neraca memuat tiga bagian

pokok yaitu kekayaan (aktiva), utang (kewajiban) dan modal. Kekayaan (aktiva)

dicatat pada sisi aktiva atau pada sisi sebelah kiri dari neraca sedangkan utang dan

modal dicatat pada sisi pasiva atau pada sisi sebelah kanan dari neraca.

1) Aktiva
Aktiva merupakan aset, bentuk penanaman modal perusahaan dan harta
kekayaan perusahaan. Harta kekayaan tersebut dinyatakan dalam mata
uang tertentu dan diurutkan berdasarkan lamanya waktu atau kecepatannya
berubah kembali menjadi uang kas.
2) Utang
Utang adalah modal perusahaan yang berasal dari kreditur. Dalam
meminjamkan modalnya ke perusahaan, kreditur tersebut ada yang
12

mendapakan jaminan sepenuhnya, jaminan sebagian atau tanpa jaminan


sama sekali. Dalam penyusunan utang perusahaan diurutkan berdasarkan
jangka waktu pengembalian atau pelunasannya, yaitu disusun mulai dari
utang jangka pendek kemudian utang jangka panjang.
3) Modal sendiri
Modal sendiri merupakan modal yang ditanamkan oleh pemilik
perusahaan. Dalam neraca modal sendiri didapat dengan mengurangkan
semua hutang perusahaan dengan total aktivanya.

2.1.3.2 Laporan Laba Rugi (Income Statement)

Laporan Laba Rugi (Income Statement) adalah laporan yang merangkum

pendapatan dan beban perusahaan selama suatu periode akuntansi, biasanya satu

kuartal atau satu tahun (Brigham dan Houston, 2013:93). Laporan ini menghitung

total laba yang diperoleh dan menguranginya dengan total biaya yang dikelurkan.

Laporan laba rugi memberikan informasi tentang bagaimana penghasilan

diperoleh dari penjualan dan bagaimana pengeluaran timbul.

Menurut Farah (2011:21) ada empat prinsip yang diterapkan pada laporan

laba rugi sebagai berikut:

1. Bagian pertama menunjukkan laba kotor yang diperoleh dari penjualan


barang dagang atau memberikan jasa dikurangi dengan harga pokok dari
barang dan jasa yang dijual.
2. Bagian kedua menunjukkan biaya yang dikeluarkan perusahaan meliputi
biaya penjualan dan biaya umum (administrasi).
3. Bagian ketiga menunjukkan penghasilan perusahaan di luar operasi pokok
dan biaya-biaya yang dikeluarkan di luar usaha pokok.
4. Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi insidental sehingga diperoleh
laba bersih perusahaan sebelum pajak.

2.1.3.3 Laporan Perubahan Modal

Ada beberapa penyebab perubahan modal yaitu (Brigham dan Houston,

2013:98):

1. Kerugian luar biasa mengakibatkan ekuitas/modal menjadi negatif.


Kerugian tersebut seperti perbedaan kurs valuta asing atau denda dari
13

sengketa atau pembayaran bunga atau operasional masih di bawah


kapasitas (undercapacity).
2. Pembagian Dividen Tunai, ketika perusahaan memperoleh keuntungan
bersih setiap tahunnya maka perusahaan tersebut wajib membayarkan
dividen tunai. Pembayaran dividen tunai ini mengakibatkan ekuitas akan
berkurang. Jika perusahaan memperoleh tambahan laba bersih selama
tahun berjalan akan membuat ekuitas akan meningkat.
3. Kapitalisasi Agio Saham merupakan modal tambahan saham yang
dibukukan pada neraca bagian ekuitas. Agio saham tersebut berasal dari
para pemegang saham yang membeli saham di pasar perdana (Initial
Public Offering) atau saham baru lewat right issue. Jika beberapa tahun
kemudian harga saham sudah naik/tinggi sehingga transaksi di Bursa Efek
kurang likuid maka manajemen emiten dapat mengusulkan untuk
mengkapitalisasi agio saham menjadi modal disetor lewat RUPS.
4. Kapitalisasi Laba Ditahan, dividen tunai akan tetap diberikan kepada
pemegang saham pada tahun berjalan walaupun perusahaan tidak
memperoleh laba bersih. Namun jika perusahaan memperoleh laba bersih
maka saldo laba ditahan dapat dikapitalisasi menjadi modal disetor.
Sementara itu, saham baru yang berasal dari kapitalisasi salsdo laba
ditahan disebut dividen saham.

Dari penjelasan ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam

perubahan laporan keuangan dipengaruhi oleh 4 hal yaitu kerugian, pembangian

deviden tunai, kapitalisasi agio saham dam kapitalisasi laba ditahan.

2.1.3.4 Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows)

Laporan arus kas adalah laporan yang memberikan informasi mengenai

arus kas masuk dan arus kas keluar pada suatu perusahaan sepanjang periode

akuntansi. Yang dimaksud dengan arus kas masuk adalah segala sesuatu yang

menyebabkan jumlah uang bertambah. Arus kas keluar adalah sesuatu yang

menyebabkan uang berkurang. Perhitungan arus kas yaitu arus kas yang masuk

dikurangi dengan arus kas keluar.

Arus kas dikatakan surplus jika arus kas yang masuk lebih besar dengan

arus kas yang keluar. Dan ketika defisit terjadi ketika arus kas yang keluar lebih
14

besar dengan arus kas yang masuk. Namun, jika arus kas yang masuk sama

dengan arus kas yang keluar maka disebut netral.

2.1.4 Saham

2.1.4.1 Pengertian Saham

Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda bukti kepemilikan

atau tanda penyertaan dalam suatu perusahaan. Menurut Hadi (2013:39) dengan

menyertakan modal tersebut maka pemilik saham berhak memiliki klaim atas

pendapatan perusahaan, klaim atas aset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat

Umum Pemegang Saham (RUPS).

Menruut Hadi (2013:42) ada 2 jenis saham yang dilihat dari hak yang

melekat pada saham, yaitu:

"Saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock).


Saham biasa merupakan saham yang paling dikenal oleh masyarakat. Hak
klaim atas pengembalian dari saham tersebut adalah paling akhir. Saham
preferen merupakan gabungan antara saham dan obligasi. Jadi hak klaim
atas pengembalian saham preferen didahulukan sebelum pengembalian
saham biasa karena merupakan setengah hutang dan setengah saham".

Seorang investor yang menginvestasikan dananya untuk membeli saham

mengharapkan dividen dan atau capital gain. Dividen adalah keuntungan/laba dari

kegiatan operasi perusahaan yang dibagikan kepada investor berdasarkan

banyaknya saham yang dimiliki. Capital gain adalah selisih positif antara harga

jual dan harga beli saham karena perusahaan memperoleh keuntungan.

2.1.4.2 Harga Saham

Hartono (2010:26) harga saham adalah harga saham yang terjadi dipasar

bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh

permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dipasar modal.


15

Menurut Satria (2008:5) harga saham dapat dibedakan menjad 3 (tiga):

a. Harga nominal adalah harga yang tercantum dalam sertifikasi saham


yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang
dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting saham
karena dividen minimal biasanya ditetapkan berdasarkan nilai
nominal.
b. Harga perdana adalah harga ini merupakan harga pada waktu saham
tersebut dicatat dibursa efek. Harga saham pada dasar perdana
biasanya ditetapkan oleh penjamin emiten. Dengan demikian akan
diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarkat
biasanya untuk menentukan harga perdana.
c. Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor
yang lain.

Berdasarkan dari penjelasan teori ahli di atas maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat harga saham, yaitu: harga nominal, harga perdana dan harga pasar.

2.1.5 Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan sangat diperlukan ketika akan menanamkan

saham atau berinvestasi pada instrumen keuangan. Menurut Brigham dan Houston

(2013:169) ada lima rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menganalisis

harga saham yaitu rasio likuiditas, rasio manajemen aset, rasio manajemen utang,

rasio profitabilitas dan rasio nilai pasar. Rasio keuangan menurut Farah (2011:24)

antara lain rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio utang, rasio profitabilitas, dan

rasio pasar. Berdasarkan kedua pendapat tentang rasio keuangan, peneliti hanya

menggunakan pada rasio profitabilitas sebagai berikut:

2.1.5.1 Earning Per Share (EPS)

Menurut Kasmir (2010:16) mendefinisikan Earning Per Share (EPS)

sebagai berikut:

Earning per Share adalah kemampuan perusahaan untuk mendistribusikan


pendapatan yang diperoleh kepada pemegang sahamnya. Semakin tinggi
16

kemampuan perusahaan untuk mendistribusikan pendapatan kepada


pemegang sahamnya, mencerminkan semakin besar keberhasilaan usaha
yang dilakukannya.

Menurut Irham (2012:96), mendefinisikan Earning Per Share adalah

bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham dari

setiap lembar saham yang dimiliki.

Laba bersi h
Earning per S h are=
jumla h sa h am beredar

2.1.5.2 Return On Assest (ROA)

Investor membuat keputusan menanam uangnya dengan membeli saham

setelah mempertimbangkan keuntungan yang akan diterima oleh emiten seperti

laba emiten, pertumbuhan penjualan dan aktiva selama kurun waktu tertentu.

Return On Assets (ROA) adalah rasio yang menunjukkan hasil (return)

atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan selain ROA memberikan

ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan aktiva

untuk memperoleh pendapatan (Kasmir, 2016:201).

Menurut Harahap (2010:305) Return On Assets (ROA) adalah

menggambarkan perputaran aktiva diukur dari penjualan semakin besar rasio ini

maka semakin baik dan hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan

meraih laba.

Laba setela h pajak


ReturnOn Assets=
total aset

2.1.5.3 Return On Equty (ROE)

Return On Equty (ROE) menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunkan modal sendiri yang dimiliki

perusahaan.
17

Menurut Fahmi (2015:98) Return On Equty dapat disebut juga dengan laba

atas equity atas perputaran total aset. Rasio ini mengkaji sejauh mana suatu

perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan untuk

mampu memberikan laba atas ekuitas.

Return On Equty (ROE) merupakan pengukuran dari penghasilan yang

bagi pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pedagang saham

preferen atas modal yang sudah mereka investasikan di dalam perusahaan.

Syamsuddin (2009:64)

Laba setelah pajak


ReturnOn Equity=
Modal Sendiri

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan beberapa faktor fundamental

yang dihubungkan dengan prediksi pendapatan dan harga saham telah dilakukan

oleh beberapa peneliti. Dalam penelitian ini, selain membahas teori-teori yang

relevan dengan penelitian ini, pengkajian atas hasil-hasil penelitian terdahulu akan

sangat membantu peneliti-peneliti lainnya dalam masalah yang akan dibahas

dengan berbagai pendekatan spesifik. Berikut ini akan diuraikan beberapa

penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya yaitu:


18

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti, Variabel Variabel


No Hasil
Judul dan Tahun Dependen Independen
1 Dicky Hidayat Harga Saham EPS dan PER Hasil penelitian ini
Topowijono. menunjukkan bahwa
Pengaruh Kinerja terdapat pengaruh
Keuangan EPS dan PER positif
Terhadap Harga dan signifikan baik
Saham (Studi secara parsial
Pada Perusahaan maupun simultan
Perambangan terhadap harga
Subsektor saham pada
Pertambangan Perusahaan
Minyak dan Gas Perambangan
Bumi yang Subsektor
terdaftar di BEI Pertambangan
periode 2013- Minyak dan Gas
2016) (2017) Bumi yang terdaftar
di BEI periode 2013-
2016
2 Tiara Rahman Harga Saham CR, DER, Hasil penelitian ini
Putri. Analisis ROA, ROE menunjukkan bahwa
Pengaruh Kinerja dan EPS CR, DER, ROA,
Terhadap Harga ROE dan EPS
Saham pada berpengaruh secara
Perusahaan parsial maupun
Manufaktur di simultan terhadap
BEI (2011 harga saham pada
Perusahaan
Manufaktur di BEI
3 Putri, Novia Harga Saham ROA, ROE, ROA, ROE, NPM,
Kasyaretta NPM, EPS EPS berpengaruh
Ananda. positif terhadap
Pengaruh Return harga saham
On Assets (ROA),
Return On Equity
(ROE), Net Profit
Margin (NPM),
19

Nama Peneliti, Variabel Variabel


No Hasil
Judul dan Tahun Dependen Independen
Dan Earning Per
Share (EPS)
Terhadap Harga
Saham (Studi
pada Perusahaan
Sektor Property
Sub Residence
yang Listing di
Bursa Efek
Indonesia Periode
2014-2016)
4 Aprilyanto dan Harga saham ROA, ROE, Hasil penelitian
Meirisa. EPS menunjukkan ROA,
Pengaruh ROA, ROE, dan EPS
ROE, dan EPS berpengaruh positif
Terhadap Harga Terhadap Harga
Saham Pada Saham Pada
Perusahaan Perusahaan Asuransi
Asuransi Yang Yang Terdaftar Di
Terdaftar Di Bursa Efek
Bursa Efek Indonesia
Indonesia
5 Egam, dkk. Harga saham ROA, ROE, Hasil penelitian
Pengaruh Return NPM, EPS diperoleh adalah
On Asset (ROA), terdapat pengaruh
Return On Equity yang parsial maupun
(ROE), Net Profit simultan Return On
Margin (NPM), Asset (ROA), Return
Dan Earning Per On Equity (ROE),
Share (EPS) Net Profit Margin
Terhadap Harga (NPM), Dan Earning
Saham Per Share (EPS)
Perusahaan Yang Terhadap Harga
Tergabung Dalam Saham Perusahaan
Indeks LQ45 Di Yang Tergabung
Bursa Efek Dalam Indeks LQ45
Indonesia Periode Di Bursa Efek
Tahun 2013-2015 Indonesia Periode
20

Nama Peneliti, Variabel Variabel


No Hasil
Judul dan Tahun Dependen Independen
Tahun 2013-2015
6 Buchari, harga saham ROA, ROE, Hasil penelitian
Pengaruh ROA, dan EPS menunjukkan bahwa
ROE, dan EPS terdapat pengaruh
Terhadap Harga ROA, ROE, dan EPS
Saham PT Terhadap Harga
Unilever Saham PT Unilever
Indonesia Tbk Indonesia Tbk
(Periode 2007- (Periode 2007-2014)
2014)
7 Ghonio. Pengaruh Harga saham ROA dan Hasil penelitian
Return On Asset ROE menunjukkan
(ROA) dan terdapat pengaruh
Return On Equity Return On Asset
(ROE) Terhadap (ROA) dan Return
Harga Saham On Equity (ROE)
Pada Perusahaan Terhadap Harga
Manufaktur Yang Saham Pada
Terdaftar Di Perusahaan
Asean Periode Manufaktur Yang
2013-2015 Terdaftar Di Asean
Periode 2013-2015

2.3 Kerangka Konseptual

Berdasakan variabel-variabel dalam penelitian ini, maka kerangka

konseptual teoritisnya dapat digambarkan sebagai berikut:


21

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

(X1) Earning Per Share (EPS)

(X2) Return On Equity (ROE) (Y) Harga Saham

(X3) Return On Asset (ROA)

Variabel dependen : Harga Saham (Y)

Variabel independen : Earning Per Share (X1)

Return On Equity (X2)

Return On Asset (X3)

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban terhadap rumusan masalah penelitian.

Berdasarkan dari apa yang dikemukanan di atas maka dapat dibuat hipotesis

sebagai berikut:

Ha1 : Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE) dan Return On Asset

(ROA) secara parsial berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan

yang terdaftar di Jakarta Islamic Index.

H01 : Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE) dan Return On Asset

(ROA) secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham pada

perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index.


22

Ha2 : Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE) dan Return On Asset

(ROA) secara simultan berpengaruh terhadap harga saham pada

perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index.

H02 : Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE) dan Return On Asset

(ROA) secara simultan tidak berpengaruh terhadap harga saham pada

perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana

pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia

khususnya pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) pada periode

2016-2018.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunkaan data sekunder yang berupa rasio-rasio yang

ada dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan tahunan yang terdaftar di

Jakarta Index (JII) selama kurun waktu 3 tahun yaitu tahun 2016 sampai dengan

2018 yang dikases pada www.idx.co.id. data sekunder yaitu sumber data yang

tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2014:402).

Dalam penelitian ini, data ini diperoleh dari laporan keuangan kemudian

dilakukan pengolahan data terlebih dahulu untuk kemudian menghasilkan

variabel-variabel yang paling relewan dengan kerangka ini.

3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

3.3.1 Populasi

Menurut Arikunto (2013:173) populasi adalah keseluruhan dari subjek

penelitian. Jadi yang dimaksud dengan populasi adalah individu yang memiliki

sifat yang sama walaupun persentase kesamaan itu sedikit, atau dengan kata lain

seluruh individu yang akan dijadikan sebagai objek penelitian.

23
24

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan

yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) sejak tahun 2016 sampai dengan 2018

yang berjumlah 30 perusahaan dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 3.1
Jumlah Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII)

No Kode Nama Perusahaan


1 AALI Astra Agro Lestari Tbk
2 ADRO Adaro Energy Tbk
3 AKRA AKR Corporindo Tbk
4 ASII Astra International Tbk
5 ASRI Alam Sutera Realty Tbk
6 BMTR Global Mediacom Tbk
7 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk
8 CPIN Charoen Pokhpand Tbk
9 CTRA Ciputra Development Tbk
10 EXCL XL Axiata Tbk
11 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
12 INCO Vale Indonesia Tbk
13 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
14 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk
15 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk
16 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk
17 KLBF Kalbe Farma Tbk
18 LPKR Lippo Karawaci Tbk
19 LSIP PP London Sumatera Plantation Tbk
20 MNCN Media Nusantara Citra Tbk
21 MPPA Matahari Putra Prima Tbk
22 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
23 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
24 SILO Siloam International Hospitals Tbk
25 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk
26 SMRA Summarecon Agung Tbk
27 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
28 UNTR United Tractors Tbk
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk
30 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk
Sumber: Bursa Efek Indonesia (2019)
25

3.3.2 Sampel

Sugiyono (2014:117) populasi adalah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini menggunakan 10 sampel perusahaan yang terdaftar di

Jakarta Islamic Index (JII) pada periode 3 tahun, maka jumlah sampel dalam

penelitian ini adalah 10 perusahaan.

Tabel 3.2
Sampel Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII)

No Nama Perusahaan Kode


1 PT. Adaro Energy Tbk ADRO
2 PT. Astra Internasional, Tbk ASII
3 PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk INTP
4 PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk ITMG
5 PT. Kalbe Farma, Tbk KLBF
6 PT. Lippo Karawaci, Tbk LPKR
7 PT. Media Nusantara Citra Tbk MNCN
8 PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero), PTBA
Tbk
9 PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero), Tbk TLKM
10 PT. Unilever Indonesia Tbk UNVR
Sumber: Bursa Efek Indonesia (2019)

3.3.3 Sampling Penelitian

Dalam menentukan jenis sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini

yaitu menggunakan teknik purposive sampling yaitu metode penarikan sampel

probabilitas yang dilakukan dengan kriteria tentu. Sampel penelitian ini diambil

secara purposive sampling, dimana sampel digunakan apabila memenuhi kriteria

sebagai berikut:

1. Perusahaan yang go public terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII)


26

2. Tersedia laporan keuangan yang tersedia dan dipublikasikan selama tahun

sejak tahun 2016 sampai dengan 2018.

3.4 Opersional Variabel

3.4.1 Variabel Independen (X)

Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini adalah

Earning Per Share (X1), Return On Equity (X2) dan Return On Asset (X3),

variabel ini yang menjelaskan tentang pengaruh dengan variabel lain. Untuk lebih

jelas definisi dari variabel-variabel independen adalah sebagai berikut:

1. Earning Per Share (X1)

Kemampuan perusahaan untuk mendistribusikan pendapatan yang diperoleh

kepada pemegang sahamnya. Semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk

mendistribusikan pendapatan kepada pemegang sahamnya, mencerminkan

semakin besar keberhasilaan usaha yang dilakukannya

2. Return On Assets (X2)

Return On Assets (ROA) merupakan indikator untuk mengukur seberapa

besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atas aktiva yang

dipergunakan

3. Return On Equity (X3)

Return On Equity (ROE) merupakan rasio yang digunakan untuk

menghasilkan laba bagi pemegang saham bagi perusahaan sektor keuangan

dengan pengukuran laba setelah pajak dibagi modal sendiri, sehingga dapat

diukur keuntungan bersih yang didapatkan dari penggunaan modal sendiri.


27

3.4.2 Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen merupakan variabel terikat. Yang dimana variabel ini

dipengaruhi oleh variabel bebas atau variabel independen. Variabel dependen

dalam penelitian ini digunakan adalah harga saham (Y). Variabel dependen adalah

harga saham yaitu harga penutupan (close price) karena harga inilah yang

menyatakan naik turunya satu saham.

3.5 Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya

pelanggaran terhadap asumsi kasik, yang digunakan dalam penelitian ini adalah

uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolonieritas dan uji heterokedastasitas,

adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

3.5.1 Uji Normalitas

Uji normalitas diperlukan untuk mengetahui nilai residual distribusi data

berdistribusi normal atau tidak. Hipotesis yang digunakan yaitu:

Ho : Data residual tidak berdistribusi normal

Ha : Data residual berdistribusi normal

Jorque-Bera adalah uji statistik untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal. Uji ini mengukur perbedaan koefisien keruncingan (kurtosis)

dan koefisien kemiringan (skewness). Uji ini dilakukan dengan membandingkan

statistik jorque-bera dengan nilai tabel chi-square (X2). Jika nilai jorque-bera ≤

X2 tabel maka nila residual terstandarisasi dinyatakan berdistribusi normal atau

nilainya lebih kecil dari 2. Selain dengan melihat nilai jorque-bera, pengujian juga
28

dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas jorque-bera. Jika nilai

probabilitas jorque-bera lebih besar dari pada nilai signifikansi yang digunakan

(0,05) maka data dinyatakan berdistribusi normal.

3.5.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan yang kuat atau sempurna antar variabel bebas. Uji multikolinearitas ini

dilakukan pada variabel bebas yang berjumlah lebih dari dua. Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang cukup kuat diantara variabel bebas.

Salah satu cara untuk mendeteks multikolinearitas adalah dengan melihat

nilai korelasi antar variabel independen atau biasa disebut dengan korelasi parsial

jika nilai korelasi < 0,90 maka dapat dikatakan model regresi tidak ada masalah

multikolinearitas.

3.5.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan yang lain tetap maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

Identifikasi secara statistik untuk menunjukkan ada tidaknya

heteroskedastisitas adalah dengan melihat nilai prob-chi 2. Jika nilai prob-chi2

signifikan (kurang dari 5%) maka terjadi heteroskedastisitas tetapi jika nilai prob-

chi2 tidak signifikan (lebih dari 5%) maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Model
29

regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas.

3.5.4 Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2011:110) “uji autokorelasi bertujuan menguji

apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan

pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-

1 (sebelumnya)”. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem

autokorelasi, model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari

autokorelasi.

Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini

digunakan uji Durbin-Watson (DW Test), karena jumlah pengamatan

dalam penelitian ini berjumlah dibawah 100 yaitu hanya 95 pengamatan

(Ghozali, 2011: 113). Uji autokorelasi dilakukan dengan membuat

hipotesis:

H0 : Tidak ada autokorelasi

Ha : Ada autokorelasi

Menurut Ghozali (2011:111), pengambilan keputusan ada tidaknya

autokorelasi dapat dilihat melalui tabel berikut:

Tabel 3.3
Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi

Hipotesis nol Keputusan Jika


Tdk ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dL
Tdk ada autokorelasi positif Tidak memiliki keputusan dL < d < dU
Tdk ada autokorelasi negatif Tolak 4 – dL < d < 4
Tdk ada autokorelasi negatif Tidak memiliki keputusan 4 – dU < d < 4 – dL
Tdk ada autokorelasi, positif Tidak ditolak dU < d < 4 – dU
30

atau negatif
Sumber: Imam Ghozali, 2011

3.6 Teknik Analisis Data

Untuk mendapatkan hasil penelitian sesuai dengan tujuan penelitian maka

perlu dilakukan teknik analisis data. Data yang digunakan untuk penelitian adalah

data panel 10 perusahaan yang terdaftar di JII dalam kurun waktu 3 tahun (2016-

2018). Menurut Dedi Rosadi (2012:23) data panel merupakan kombinasi dari data

bertipe cross-section dan data time series (yakni sejumlah variabel diobservasi

atas sejumlah kategori dan dikumpulkan dalam suatu jangka waktu tertentu). Data

panel tersebut akan dianalisis menggunakan software E-Views 10.

3.6.1 Pemilihan Model Analisis Data Panel

Sebelum melakukan uji asumsi klasik perlu dilakukan pemilihan model

yang akan digunakan dalam analisis data supaya mendapatkan model terbaik.

Pemilihan model tersebut bertujuan untuk mengetahui jenis model regresi yang

akan digunakan untuk menganalisis data panel. Secara umum ada 3 model data

panel yang sering digunakan, yaitu model regresi pooling, model fixed effect dan

model random effect.

1. Estimasi Common Effect

Common effect merupakan langkah pertama untuk mengestimasi

data panel dengan hanya mengombinasikan data time series dan cross-

section menggunakan model OLS (Ordinary Least Square). OLS atau

sering dikenal dengan pendekatan Pooled Least Square adalah teknik


31

paling sederhana dalam mengestimasi data panel yang mengasumsikan

intersep dan slope koefisien dianggap konstan (tetap) baik antar waktu

maupun antar individu.

2. Estimasi data panel dengan menggunakan model Fixed-Effect

Model fixed-effect adalah model yang mengasumsikan bahwa

individu atau perusahaan memiliki intersep yang berbeda antar individu

tetapi memiliki slope regresi yang sama/tetap dari waktu ke waktu.

3. Estimasi data panel dengan menggunakan model Random Effect

Model random effect merupakan model yang menggunakan

residual yang diduga memiliki hubungan antar waktu dan antar individu/

antar perusahaan. Dalam model random effect mengasumsikan bahwa

setiap variabel mempunyai perbedaan intersep tetapi intersep tersebut

bersifat random atau stokastik. Terdapat beberapa langkah pengujian data

panel untuk memilih estimasi terbaik.

3.6.2 Regresi Linear Berganda

Penelitian ini akan menggunakan persamaan regresi linear berganda untuk

mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas yaitu Earning Per Share,

Return On Assets dan Return On Equity terhadap harga saham perusahaan yang

terdaftar di JII adalah menggunakan estimasi data panel dengan model analisis

ekonometrika. Model analisis yang digunakan sebagai berikut:

Yt = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

Keterangan:
Yt = Harga Saham
a = Koefisien Konstanta
32

β = Koefisien Regresi Masing-masing Variabel


X1 = Earning Per Share
X2 = Return On Equity
X3 = Return On Asset
e = Koefesien Error

Dalam analisis regresi selain mengukur seberapa besar hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen, juga menunjukkan bagaimana

hubungan antara variabel independen dengan dependen, mengestimasi nilai rata-

rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui

(Gujarati, 2009:33).

3.7 Uji Hipotesis

3.7.1 Uji F

Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-test.

Menurut Ghozali (2011:98): “uji statistik F pada dasarnya menunjukkan

apakah semua varibel independen atau bebas yang dimasukkan dalam

model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen/terikat”.

Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi dengan

ketentuan:

a. Apabila angka probabilitas signifikansi > 0,05 maka H 1, H2, dan H3 ditolak

dan H0 diterima.

b. Apabila angka probabilitas signifikansi < 0,05 maka H 1, H2, dan H3

diterima dan H0 ditolak.

3.7.2 Uji t
33

Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test .

Menurut Ghozali (2011:98) “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan

seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara

individual dalam menerangkan variabel dependen”. Menurut Ghozali

(2011:99), uji t dilakukan dengan membandingkan probabilitas

signifikansi dengan ketentuan:

a. Apabila angka probabilitas signifikansi > 0,05 maka H 1, H2, dan H3 ditolak

dan H0 diterima.

b. Apabila angka probabilitas signifikansi < 0,05 maka H 1, H2, dan H3

diterima dan H0 ditolak.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Penelitian

4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian

Pada bab ini akan dibahas hasil analisis data yang menjadi tujuan

penelitian. Pembahasan hasil penelitian terdiri dari deskripsi data dan hasil

estimasi data panel yang menganalisis pengaruh kinerja keuangan yang terdiri dari

EpS, ROA dan ROE terhadap harga saham perusahaan di JII.

Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan pada

perusahaan yang terdaftar di JII tahun 2016-2018. Data tersebut diambil dari

www.idx.co.id. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.

Kriteria dalam pengambilan sampel yaitu:

1. Perusahaan yang terdaftar di JII selama periode tahun penelitian.

2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan tahunan selama periode

tahun penelitian.

3. Perusahaan yang mempunyai kelengkapan data variabel yang dibutuhkan

selama periode tahun penelitian.

Dari 30 perusahaan yang terdaftar di JII berdasarkan kriteria tersebut

diperoleh 10 perusahaan yang memenuhi syarat untuk dijadikan sampel

penelitian. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel

dependen dan variabel independen. Variabel dependen yang digunakan adalah

harga saham dan variabel independen terdiri dari EpS, ROE dan ROA.

34
35

4.1.2 Deskripsi Data Penelitian

Penelitian ini menggunakan satu variabel dependen yaitu harga saham

perusahaan dan tiga variabel independen yaitu Earning Per Share (EpS), Return

On Assest (ROA) dan Return On Equty (ROE).

1. Harga Saham

Harga saham adalah harga saham yang terjadi dipasar bursa pada saat

tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan

penawaran saham yang bersangkutan dipasar modal. Berikut harga saham yang

terdaftar di Jakarta Islamic Index.

Grafik 4.1
Nilai Harga Saham Tahun 2016-2018

600

500
ADRO
ASII
400
INTP
ITMG
300 KLBF
LPKR
MNCN
200
PTBA
TLKM
100 UNVR

0
2016 2017 2018

Sumber: Sumber: Bursa Efek Indonesia (2019)

Berdasarkan dari Grafik 4.1 menggambarkan bahwa tidak ada perubahan

dari harga saham pada masing-masing perusahaan selama 3 tahun namun tiap

perusahan memiliki harga saham yang berbeda-beda, harga saham yang besar

yaitu saham INTP, ITMG, OTB dan TLKM yang masing-masing saham bernilai
36

Rp. 500 per lembar. Sedangkan perusahaan dengan nilai saham paling kecil yaitu

perusahaan KLBF dan UNVR dengan harga saham perlembarnya sebesar Rp. 10.

2. Earning Per Share (EPS)

Earning per Share adalah kemampuan perusahaan untuk mendistribusikan

pendapatan yang diperoleh kepada pemegang sahamnya. Semakin tinggi

kemampuan perusahaan untuk mendistribusikan pendapatan kepada pemegang

sahamnya, mencerminkan semakin besar keberhasilaan usaha yang dilakukannya.

Berikut hasil dari rasio keuangan pada EPS berikut.

Grafik 4.2
Nilai Earning per Share Tahun 2016-2018

16,000.00

14,000.00

12,000.00 ADRO
ASII
10,000.00 INTP
ITMG
8,000.00 KLBF
LPKR
6,000.00 MNCN
PTBA
4,000.00 TLKM
UNVR
2,000.00

0.00
2016 2017 2018

Sumber: Bursa Efek Indonesia (2019)

Berdasarkan dari grafik 4.2 dapat dijelaskan kemampuan perusahaan

dalam mendistribusikan pendapatan, pada penjelasan tersebut dapat disimpulkan

bahwa perusahaan dengan EpS tertinggi pada tahun 2016 yaitu perusahaan INTP,

ITMG dan TKLM dengan masing-masing sebesar 1.032,39, 1,716.36 dan

11,749,76 sedangkan untuk nilai yang paling kecil pada perusahaan ASII sebesar
37

37,10 dan KLBF sebesar 50,22. Sedangkan pada tahun 2017 perusahaan TLKM

menduduki nilai tertinggi sebesar 13.180,24 dan perusahaan ITMG sebesar

3.206.58 namun perusahaan INTP mengalami penurunan yang sangat besar

menjadi 499,20. Untuk perusahaan dengan nilai terkecil yaitu perusahaan ASII

sebesar 13,07 dam KLBF sebesar 52,12. Untuk perhitungan pada tahun 2018

masih tidak berbeda dari tahu sebelumnya mengenai EpS, perusahaan yang

menduduki peringkat tertinggi yaitu perusahaan TLKM sebesar 13.853,81 dan

perusahaan ITMG sebesar 3,322.83, untuk nilai yang paling kecil masih seperti

tahun sebelumnya yaitu perusahaan ASII dengan kemampuan pendistribusian

sebesar 36,24 dan perusahaan KLBF sebesar 54,46.

3. Return On Assets (ROA)

Investor membuat keputusan menanam uangnya dengan membeli saham

setelah mempertimbangkan keuntungan yang akan diterima oleh etimen seperti

laba emiten, pertumbuhan penjualan dan aktiva selama kurun waktu tertentu.

Return On Assets (ROA) adalah rasio yang menunjukkan hasil (return) atas

jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan selain ROA memberikan ukuran

yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan aktiva untuk

memperoleh pendapatan. Berikut adalah ROA perusahaan yang terdaftar pada JII

yang dapat dilhat pada grafik 4.3.


38

Grafik 4.3
Nilai Return On Assets Tahun 2016-2018

0.50
0.45
0.40
ADRO
0.35 ASII
INTP
0.30
ITMG
0.25 KLBF
LPKR
0.20
MNCN
0.15 PTBA
TLKM
0.10
UNVR
0.05
0.00
2016 2017 2018

Sumber: Sumber: Bursa Efek Indonesia (2019)

Berdasarkan Grafik 4.3 menggambarkan kemampuan perusahaan dalam

mendapatkan laba. Dari hasil tersebut, pada tahun 2016 perusahaan UNVR

menduduki peringkat pertama dalam kemampuan dalam mendapatkan laba yaitu

sebesar 0,38 dan kemudian disusul pleh KLBF sebesar 0,15, untuk perusahaan

yang ROA terkecil pada perusahaan LPKR yaitu sebesar 0,03. Sementara pada

tahun 2017 terjadi peningkatan ROA dari satu perusahaan menjadi dua

perusahaan yaitu perusahaan UNVR dengan ROA sebesar 0,37 dan perusahaan

PTBA sebesar 00,21, untuk nilai terkecil sebesar 0,02 pada perusahaan LPKR dan

perusahaan INTP sebesar 0,06. Selanjutnya kemampuan perusahaan dalam

mendapatkan laba pada tahun 2018 masih seperti tahun sebelumnya yang

menduduki peringkat tertinggi yaitu perusahaan UNVR sebesar 0,47 kemudian

disusul oleh perusahaan PTBA sebesar 0,21, sedangkan untuk perusahaan dengan
39

nilai ROA terkecil berada pada perusahaan LPKR yang sebesar 0,03 meningkat

satu poin dari tahun sebelumnya, kemudian perusahaan INTP sebesar 0,04.

4. Return On Equty (ROE)

Return On Equty (ROE) menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunkan modal sendiri yang dimiliki

perusahaan. Return On Equty dapat disebut juga dengan laba atas equity atas

perputaran total aset. Rasio ini mengkaji sejauh mana suatu perusahaan

mempergunakan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan untuk mampu

memberikan laba atas ekuitas. Berikut adalah gambaran ROE perusahaan yang

terdaftar pada JII yang dapat dilhat pada grafik 4.4.

Grafik 4.4
Nilai Return On Equty Tahun 2016-2018

1.60

1.40

1.20 ADRO
ASII
1.00 INTP
ITMG
0.80 KLBF
LPKR
0.60 MNCN
PTBA
0.40 TLKM
UNVR
0.20

0.00
2016 2017 2018

Sumber: Sumber: Bursa Efek Indonesia (2019)

Berdasarkan dari keterangan yang didapatkan pada grafik 4.4 maka dapat

dijelaskan laba yang didapatkan oleh tiap-tiap perusahaan yang terdaftar di JII.
40

Pada tahun 2016 ROE yang tertinggi diterima adalah perusahaan UNVR yaitu

sebesar 1,36 kemudian disusul oleh perusahaan TLKM sebesar 0,28, untuk

perusahaan yang terendah ROE yaitu perusahaan ADRO sebesar 0,05 dan LPKR

sebesar 0,06. Tahun 2017 UNVR merupakan perusahaan yang masih tinggi nilai

ROE yaitu sebesar 1,35 dan kemudian disusul oleh TLKM sebesar 0,29, namun

untuk perusahaan yang ROE rendah masih pada perusahaan LPRK yaitu sebesar

0,03 dan perusahaan ADRO sebesar 0,08. Selanjutnya pada tahun 2018 UNVR

masih menjadi perusahaan dengan ROE terbaik yaitu 1,20 dan PTBA sebesar 0,31

walau terjadi peningkatan, sedangkan untuk perusahaan yang paling kecil ROE

yaitu INTP menjadi 0,05 selanjutnya disusul oleh perusahaan LPKR sebesar 0,07.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Pengujian Asumsi Klasik

Karena penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda maka

permasalahan yang mungkin terjadi pada model ini tidak terlepas dari pelanggaran

asumsi yaitu Normalitas, Multikolinearitas, Heterokedastisitas dan Autokorelasi.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi

normal atau tidak. Dasar pengambilan keputusan pada uji normalitas yaitu dengan

melihat nilai Jarque-Bera dan probabilitasnya. Hipotesis untuk uji normalitas

adalah sebagai berikut:

H0 : Data tidak terdisitribusi normal

H1 : Data terdisitribusi normal


41

 Nilai Jarque-Bera

Jika nilai JB > nilai Chi-Squre, maka H0 diterima

Jika nilai JB < nilai Chi-Squre, maka H0 ditolak

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada grafik 4.5 berikut.

Grafik 4.5
Uji Normalitas

Sumber : Data Olahan

Berdasarkan hasil uji normalitas pada grafik 4.5 dapat dilihat bahwa nilai

Jarque-Bera sebesar 9,315924 dan nilai Chi-Square sebesar 16,91898 artinya

nilai Jasque-Bera < nilai chi-Square atau 9,315924 < 16,91898. Yang artinya

nilai dalam penelitian ini berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Dasar pengambilan keputusan pada uji multikolinearitas adalah dengan

melihat nilai korelasi antar variabel independen. Hipotesis untuk uji

multikolinearitas adalah sebagai berikut:

H0 : Tidak terjadi multikolinearitas


42

H1 : Terjadi multikolinearitas

Jika nilai korelasi < 0,90, maka H0 diterima

Jika nilai korelasi > 0,90, maka H0 ditolak

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1
Uji Multikolinearitas

EPS ROE ROA


EPS 1.000000 0.134532 0.043770
ROE 0.134532 1.000000 0.830325
ROA 0.043770 0.830325 1.000000
Sumber : Data Olahan (2019)

Berdasarkan dari tabel 4.1 hasil pengujian multikolinearitas diketahui nilai

korelasi semua variabel yang diuji lebih kecil dari 0,90 sehingga H 0 diterima maka

dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.

3. Uji Heterokedastisitas

Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan metode

FEM yang menggunakan metode Ordinary Least Squared (OLS). Berikut hasil

pengujian Heterokedastisitas pada tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2
Uji Heterokedastisitas

t-
Coeff Std. Statisti Prob
Variable icient Error c .

5.70E 1.17E- 0.4876 0.62


C -14 13 17 99
5.73E 1.55E- 3.7042 0.00
EPS -17 17 71 10
5.55E 1.53E- 0.3627 0.71
ROE -13 12 52 97
43

3.35E 4.49E- 0.7452 0.46


ROA -13 13 54 28
Sumber : Data Olahan (2019)

Berdasarkan dari tabel 4.2 hasil pengujian heterokedastisitas, nilai Pro Chi2

melebihi nilai signifikansi yaitu 0,05, untuk nilai ROE pada probabilitas melebihi

nilai signifikansi yaitu 0,7197 dan ROA dengan nilai signifikansi sebesar 0,4628.

Maka model regresi ini terjadi heteroskedastisitas.

4. Uji Autokorelasi

Pada penelitian ini, untuk mengetahui ada tidaknya permasalahan auto

korelasi dalam model ini, maka digunakan uji Durbin-Watson. Pada Uji ini

memerlukan dua nilai bantu yang diperoleh dari tabel Durbin-Watson, yaitu nilai

dL dan dU, dengan K = jumlah variabel bebas dan n = ukuran sampel. Uji

autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3
Uji Autokorelasi Metode FEM

1.000 237.
R-squared 000 Mean dependent var 0000
1.000 220.
Adjusted R-squared 000 S.D. dependent var 7378
-
6.98E Akaike info 52.8
S.E. of regression -13 criterion 4555
-
8.27E 52.2
Sum squared resid -24 Schwarz criterion 3836
-
805.6 Hannan-Quinn 52.6
Log likelihood 833 criter. 5131
2.42E 1.87
F-statistic +29 Durbin-Watson stat 9053
Prob(F-statistic) 0.000
44

000
Sumber : Data Olahan (2019)

Berdasarkan dari tabel 4.3 hasil pengujian autokorelasi maka dapat dilihat

nilai Durbin-Watson Stat sebesar 1,879053, sedangkan nilai dL sebesar 0,6972

dan nilai dU sebesar 1,6413 maka pengambilan keputusan yang cocok digunakan

adalah dL < d < dU dengan H0 yaitu tidak ada autokorelasi positif dan negatif

dengan keputusan tidak ditolak. Jadi uji autokorelasinya yaitu 1,6413 < 1,879053

< 2,358. Maka model tidak mengalami masalah autokorelasi.

4.2.2 Regresi Data

1. Persamaan Mode Regresi Data Panel

Analisis regresi data panel digunakan untuk mengetahui dan menganalisis

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat pada 10 perusahaan yang

dijadikan sampel terdaftar di JII tahun 2016-2018. Pengujian regresi data panel

dalam penelitian cocok menggunakan metode FEM (Fixed Effect Model)

dibandingkan dengan metode REM (Random Effect Model), hal ini telah

dilakukan pengujian dengan menggunakan uji Chow dan uji Haussman. Lebih

jelasnya hasil dari regresi data panel dengan menggunakan model FEM (Fixed

Effect Model) dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4
Uji Regresi Data Panel Metode FEM

Dependent Variable: HARGA


Method: Panel Least Squares
Sample: 2016 2018
Periods included: 3
Cross-sections included: 10
Total panel (balanced) observations: 30
45

t-
Coeff Std. Statisti Prob
Variable icient Error c .

237.0 9.58E- 2.47E+ 0.00


C 000 13 14 00
- -
1.11E 3.52E- 3.1583 0.00
EPS -15 16 34 57
3.06E 5.71E- 0.5366 0.59
ROE -12 12 40 85
1.12E 3.46E- 3.2330 0.00
ROA -11 12 07 49

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)


Sumber : Data Olahan (2019)

Berdasarkan Tabel 4.4 diatas dapat disusun persamaan regresi data panel

sebagai berikut: Y = 237 - 1.11E-15EPS + 3.06E-12ROE + 1.12E-11ROA. Dari

persamaan di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

a. Konstanta b0 (a) = 237 artinya jika EPS, ROE dan ROA 0, maka harga saham

pada 10 perusahaan yang terdaftar di JII akan akan mengalami peningkatan

sebesar Rp. 237 per lembar saham.

b. Koefisien b1 = -1.11E-15 artinya jika ROE dan ROA nilainya tetap sedangkan

EPS ditingkatkan 1%, maka maka harga saham pada 10 perusahaan yang

terdaftar di JII akan akan mengalami penurunan sebesar = Rp. -1.11E-15 per

lembar saham.

c. Koefisien b2 = 3.06E-12 artinya jika EPS dan ROA nilainya tetap sedangkan

ROA ditingkatkan 1%, maka harga saham pada 10 perusahaan yang terdaftar

di JII akan akan mengalami peningkatan sebesar = Rp. 3.06E-12 per lembar

saham
46

d. Koefisien b3 = 1.12E-11artinya jika EPS dan ROE nilainya tetap sedangkan

ROE maka harga saham pada 10 perusahaan yang terdaftar di JII akan akan

mengalami peningkatan sebesar = Rp. 1.12E-11 per lembar saham.

2. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar

presentase perubahan atau variasi dari variabel dependen bisa dijelaskan oleh

perubahan atau variasi dari variabel independen. Semakin tinggi nilai koefisien

determinasi akan semakin baik kemampuan variabel independen dalam

menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel dependen. Hasil pengujian koefisien

determinasi dapat dilihat dari nilai adjusted R square pada analisis regresi

berganda. Hasil pengujian koefisien determinasi dapat dilihat pada Tabel 4.5

sebagai berikut.

Tabel 4.5
Uji Koefisien Determinasi Metode FEM

Dependent Variable: HARGA


Method: Panel Least Squares
Sample: 2016 2018
Periods included: 3
Cross-sections included: 10
Total panel (balanced) observations: 30
1.000 237.
R-squared 000 Mean dependent var 0000
1.000 220.
Adjusted R-squared 000 S.D. dependent var 7378
-
6.98E Akaike info 52.8
S.E. of regression -13 criterion 4555
-
8.27E 52.2
Sum squared resid -24 Schwarz criterion 3836
-
805.6 Hannan-Quinn 52.6
Log likelihood 833 criter. 5131
47

2.42E 1.87
F-statistic +29 Durbin-Watson stat 9053
0.000
Prob(F-statistic) 000

Sumber : Sumber : Data Olahan (2019)

Berdasarkan dari tabel 4.5 dapat diketahui nilai Adjusted R² sebesar

1.000000 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh

variabilitas variabel independen sebesar 100%. Dilihat dari nilai Adjusted R

Square sebesar 1.000000 maka dapat dinyatakan bahwa besaran pengaruh

variabel EPS, ROE dan ROA terhadap harga saham dinyatakan kuat.

4.2.3 Uji Hipotesis

1. Uji F

Uji F pada penelitian ini dilakukan untuk menunjukkan apakah variabel

independen atau variabel bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau

simultan terhadap variabel dependen atau variabel terikat. Berikut adalah hasil

dari uji F dari penelitian ini.

Tabel 4.6
Uji F Metode FEM

1.000 237.
R-squared 000 Mean dependent var 0000
1.000 220.
Adjusted R-squared 000 S.D. dependent var 7378
-
6.98E Akaike info 52.8
S.E. of regression -13 criterion 4555
-
8.27E 52.2
Sum squared resid -24 Schwarz criterion 3836
Log likelihood 805.6 Hannan-Quinn -
833 criter. 52.6
48

5131
2.42E 1.87
F-statistic +29 Durbin-Watson stat 9053
0.000
Prob(F-statistic) 000
Sumber : Data Olahan (2019)

Berdasarkan tabel 4.6 maka didapatkan bahwa nilai F-statistic sebesar

2.42 dengan nilai Prob(F-statistic) sebesar 0.000000. Dalam pelitian ini peneliti

membandingkan nilai Prob(F-statistic) dengan nilai signifikansi sebesar 0,05,

maka dapat dilihat nilai Prob(F-statistic) 0.000000 < dari nilai signifikansi 0,05

yang artinya, H0 ditolak dan Ha diterima dengan keputusan, terdapat pengaruh

variabel EPS, ROE dan ROA secara simultan atau bersama-sama terhadap harga

saham pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII).

2. Uji t

Uji t pada penelitian ini dilakukan untuk menunjukkan apakah variabel

independen atau variabel bebas mempunyai pengaruh secara parsial terhadap

variabel dependen atau variabel terikat. Berikut adalah hasil dari uji t dari

penelitian ini.

Tabel 4.7
Uji t Metode FEM

t-
Coeff Std. Statisti Prob
Variable icient Error c .

237.0 9.58E- 2.47E+ 0.00


C 000 13 14 00
- -
1.11E 3.52E- 3.1583 0.00
EPS -15 16 34 57
3.06E 5.71E- 0.5366 0.59
ROE -12 12 40 85
49

1.12E 3.46E- 3.2330 0.00


ROA -11 12 07 49
Berdasarkan Tabel 4.7 maka dijelaskan mengenai hasil pengujian t sebagai

berikut:

1) EPS (X1)

Hasil perhitungan secara parsial variabel EPS berpengaruh terhadap

variabel saham perusahaan, yang ditunjukkan dengan besarnya nilai probabilitas

0,0057 yang tidak melebihi nilai signifikanasi 0,05 (0,0057 < 0,05), maka

hipotesisnya H0 ditolak dan Ha diterima jadi dapat disimpulkan bahwa EPS secara

parsial berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar Jakarta

Islamic Index .

2) ROE (X2)

Hasil perhitungan secara parsial variabel ROE tidak berpengaruh terhadap

variabel harga perusahaan, yang ditunjukkan dengan besarnya nilai probabilitas

0.5985 yang melebihi nilai signifikanasi 0,05 (0.5985 > 0,05), maka hipotesisnya

H0 diterima dan Ha ditolak jadi dapat disimpulkan bahwa ROE secara parsial

berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar Jakarta

Islamic Index.

3) ROA (X3)

Hasil perhitungan secara parsial variabel ROA berpengaruh terhadap

variabel harga perusahaan, yang ditunjukkan dengan besarnya nilai probabilitas

0.0049 yang melebihi nilai signifikanasi 0,05 (0.0049 < 0,05), maka hipotesisnya

H0 ditolak dan Ha diterima jadi dapat disimpulkan bahwa ROA secara parsial tidak
50

berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar Jakarta

Islamic Index.

4.3 Pembahasan

Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan

antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan

dengan kekayaan atau asset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan

perusahaan. Rasio profitabilitas terdiri dari Profit Margin On Sales, Harga On

Invesmen, Harga On Equity, Laba Per Lembar Saham, dan rasio pertumbuhan

(Kasmir, 2010:115).

Dalam penelitian Mariani, dkk (2014) menggunakan ROE sebagai rasio

profitabilitas. Besarnya ROE menggambarkan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi para pemegang saham, maka dari itu,

dalam menentukan pilihannya investor akan mempertimbangkan perusahaan yang

mampu memberikan kontribusi ROE yang lebih tinggi. Bagi investor, semakin

besar angka ROE maka menunjukkan risiko investasi yang semakin kecil.

Penelitian Hasanah (2008) membuktikan bahwa ROE berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap harga saham. Demikian pula dalam penelitian yang dilakukan

oleh Ngaisah (2008) yang menunjukkan bahwa ROE berpengaruh positif terhadap

harga saham.

Namun berbeda dengan penelitian yang peneliti lakukan, hasil uji yang

didapatkan bahwa ROE berpengaruh namun negatif terhadap harga saham, hal ini

dapat dilihat bahwa hasil regresi menunjukkan nilai koefesien ROE menghasilkan
51

negatif 539.8111. hal bertolak dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan

oleh Mariani.

Sedangkan variabel ROA menunjukkan hasil yang sama yaitu berpengaruh

positif dimana pada uji t nilai probabilitasnya tidak melebihi 0,05 dan nilai regresi

menapilkan nilai yang positif yaitu 1406.720. Hal ini mendukung hasil penelitian

yang dilakukan oleh Ulupui (2005), Abdel, et al (2012) dan Rio Malintan (2013).

Untuk variabel EPS terdapat pengaruh namun positif terhadap harga

saham, hal ini selaras dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Lestari

dimana variabel Earning Per Share (EpS) memiliki pengaruh terhadap harga

saham sebesar 68,1% sisanya 31,9% dipengaruhi variabel lain selain model.

Selanjutnya EPS berpengaruh terhadap harga saham pada tingkat signifikansi 5%.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang profitabilitas terhadap harga saham

pada perusahaan yang terdaftar Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2016-2018

sebagai berikut:

1. EPS, ROA dan ROE secara simultan berpengaruh terhadap harga saham pada

perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII).

2. EPS secara parsial berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan yang

terdaftar Jakarta Islamic Index (JII).

3. ROE secara parsial berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan yang

terdaftar Jakarta Islamic Index (JII).

4. ROA secara parsial berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan yang

terdaftar Jakarta Islamic Index (JII).

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian ini, penulis menyarankan beberapa hal sebagai

berikut:

a. Bagi investor sebelum mengambil keputusan dalam berinvestasi sebaiknya

mempelajari terlebih dahulu informasi-informasi terkait kinerja perusahaan

yang akan di investasikan. Menurut penulis, informasi yang terdapat pada

laporan keuangan perlu ditelusuri lebih lanjut, seperti penyebab terjadinya

52
53

penurunan ataupun peningkatan agar dapat menghasilkan keputusan investasi

yang tepat.

b. Penelitian ini memiliki kekurangan dan keterbatasan yang dapat

dipertimbangkan bagi penelitian berikutnya agar mendapatkan hasil

penelitian yang lebih baik. Menurut penulis, ada faktor lain yang

mempengaruhi tiap variabel hingga dapat merubah pengaruhnya, baik itu dari

segi objek maupun periode penelitian yang digunakan. Oleh karena itu,

disarankan untuk penelitian selanjutnya yang menggunakan objek yang sama

dengan penelitian ini yaitu perusahaan yang melakukan stock split pada

saham-saham di dalam JII untuk memperbarui penelitian dengan

menggunakan data yang lebih mutahkir.

You might also like