You are on page 1of 15

FILSAFAT PRA-SOCRATIC DAN

LAHIRNYA FILSAFAT ALAM

DOSEN PEMBIMBING :

TABRANI. ZA, S.Pd.I., M.S.I., MA.

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK III

PURNAMA WAHYUNI ( 2312020008 )


REGINA PUTRI ( 2312020014 )

FAKULTAS AGAMA ISLAM


JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH
BANDA ACEH
2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, akhirnya

kami dapat menyelesaikan tugas ini, yang berjudul “FILSAFAT PRA-

SOCRATIC DAN LAHIRNYA FILSAFAT ALAM” kami menyadari

sepenuhnya bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak

kekurangannya, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu, pengetahuan dan

kemampuan yang dimiliki kami, oleh karena itu kami sangat mengharapkan

adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan dimasa yang

akan datang.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu terselesaikannya tugas ini, semoga Allah SWT,

membalas amal kebaikannya. Amin.

Dengan segala pengharapan dan doa semoga makalah ini dapat

memberikan manfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Banda Aceh, Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan........................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 2
A. Filsafat Pra Socratic....................................................................... 2
B. Lahirnya Filsafat Alam.................................................................. 3
C. Tokoh-Tokoh Filsafat Alam.......................................................... 3
1. Thales...................................................................................... 3
2. Anaximandros.......................................................................... 5
3. Anaximenes............................................................................. 6
4. Empedocles.............................................................................. 7
5. Parmenides.............................................................................. 7
6. Pythagoras............................................................................... 8
7. Democritos.............................................................................. 9

BAB III KESIMPULAN.................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berfikir merupakan hal yang selalu dilakukan oleh manusia, dan berpikir

pula merupakan keistimewaan yang diberikan oleh Allah SWT. kepada kita

manusia. Akal yang diberikan oleh-nya merupakan suatu pembeda antara kita

dengan makhluk lainnya.

Filsafat merupakan suatu upaya berfikir yang jelas dan terang tentang

seluruh kenyataan, filsafat dapat mendorong pikiran kita untuk meraih kebenaran

yang dapar membawa manusia kepada pemahaman, dan pemahaman membawa

manusia kepada tindakan yang lebih layak.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Filsafat Pra Socratic?

2. Apa yang dimaksud dengan filsafat alam ?

3. Siapa sajakah tokoh-tokoh filsafat alam?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk menjelaskan tentang Filsafat Pra- Socratic.

2. Untuk mengetahui maksud dari Filsafat Alam.

3. Untuk mengetahui tokoh-tokoh filsafat alam.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Filsafat Pra Socratic

Filsafat Pra Socratic adalah filsafat yang dilahirkan karena kemenangan

akal atas dongeng yang diterima dari agama yang memberitahukan tentang asal

muasal segala sesuatu baik di dunia maupun manusia, para pemikir atau ahli

filsafat yang disebut orang bijak yang mencari-cari jawabannya sebagai akibat

terjadinya alam semesta beserta isinya tersebut.

Pemikiran filusuf inilah yang memberikan asal muasal segala sesuatu baik

di dunia maupun manusia yang menyebabkan akal manusia tidak puas dengan

keterangan dongeng tersebut, dengan dimulai oleh akal manusia untuk mencari-

cari dengan akalnya dari mana asal alam semesta yang menakjubkan itu.

Filsafat Pra Socratic dapat dikatakan bahwa mereka adalah filsafat alam

artinya para ahli pikir yang menjadikan alam yang luas dan penuh keselarasan

yang menjadi sasaran para ahli filsafat tersebut, atau objek pemikirannya adalah

alam semesta. Tujuan filosofi mereka dalam memikirkan soal alam besar

darimana terjadinya alam itulah yang menjadi sentral persoalan bagi mereka,

pemikiran yang demikian itu merupakan pemikiran yang sangat maju, rasional

dan radikal. Sebab pada waktu itu kebanyakan orang menerima begitu saja

keadaan alam seperti apa yang dapat ditangkap dengan indranya, tanpa

mempersoalkannya lebih jauh. Sedang di lain pihak orang cukup puas menerima

keterangan tentang kejadian alam dari cerita nenek moyang.

2
Filosuf yang hidup pada masa pra Socratic disebut para filosuf alam

karena objek yang mereka jadikan pokok persoalan adalah alam. Yang dimaksud

dengan alam (fusis) adalah kenyataan hidup dan kenyataan badaniah. Jadi,

perhatian mereka mengarah kepada apa yang dapat diamati.

B. Lahirnya Filsafat Alam

Bangsa Yunani yang hidup pada abab ke 6 (SM) memiliki sistem

kepercayaan yang di percaya olehnya adalah benar, kepercayaan tersebut

bersumber pada mitos dan anehnya suatu kebenaran lewat akal pikir menurut

mereka tidak berlaku. Kemudian setelah lengsernya abad ke 6 (SM) mulai muncul

sejumlah ahli pikir yang menentang adanya mitos. Hal mendasar yang tidak dapat

di terima oleh pemikir-pemikir hebat kal itu adalah tentang misteri alam semesta

ini. Keadaan yang demikian ini sebagai suatu demitologi, artinya suatu

kebangkitan pemikiran untuk menggunakan akal pikir dan meninggalkan hal-hal

yang siftnya mitologi. Jadi membahas filsafat alam sebagai sikap demitologi,

berarti dapat disimpulkan membahas tentang perkembangan dan tokoh filsafat

yunani.

C. Tokoh-Tokoh Filsafat Alam

Ada beberapa filosof pada masa ini yaitu :

1. Thales

Filsuf alam pertama adalah Thales, yang hidup pada abad ke-6 SM.

Dikalangan orang-orang Yunani pada waktu itu, ia dikenal sebagai salah

seorang hoi liepta soplioi, yaitu tujuh orang yang bijaksana, atau The Seven

3
Men atau al-Hukania' as-Sab'ah. Aristotelesmemberikan gelar kepada Thales

sebagai filsuf yang pertama.

Thales adalah seorang saudagar yang sering berlayar ke negeri Mesir.

Ia menemukan ilmu ukur dari Mesir dan membawanya ke Yunani. Diceritakan

pula dia memiliki ilmu tentang cara mengukur tinggi piramid-piramid dari

bayangannya, cara mengukur kapal di laut dari sebuah pantai, ia juga

mempunyai teori tentang banjir tahunan sungai Nil di Mesir. Bahkan, ia juga

berhasil meramal terjadinya gerhana matahari pada tanggal 28 mei tahun 585

SM. Oleh karena itu, ia dikenal sebagai ahli astronomi dan metafisika.

Berbagai penemuan Thales mengiring cara berfikir manusia dari mitos-mitos

kepada alam nyata yang empirik.

Sumber pertama ajaran Thales diungkapkan oleh Aristoteles,

sebagaimana dalam traktatnya mengenai metafisika Aristoteles menyatakan

bahwa Thales adalah orang pertama yang memikirkan tentang asal muasal

terjadinya alam semesta ini. Menurut Thales, asal muasal alam ini adalah air.

Air adalah pusat dan sumber dari yang ada atau pokok dari segala sesuatu.

Segala sesuatu berasal dari air dan kembali menjadi air. Menurut Thales,

tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang lahir di tempat yang lembap,

bakteri-bakteri hidup dan berkembang di tempat yang lembap, bakteri makan

sesuatu yang lembap dan kelembapan bersumber dari air. Dari air itu

terjadilah tumbuh-tumbuhan dan binatang, bahkan tanah pun mengandung air.

Argumen Thales merupakan argumen yang bkan hanya rasional, tetapi

observatif, meskipun zamannya belum lahir ilmu pengetahuan yang segala

4
sesuatu baru dinyatakan benar jika telah terbukti secara empirik dan

observatif. Pandangan Thales menurut Juhaya S. Pradja, (2000 : 51)

merupakan pandangan yang rasional, karena dikemukakan melalui salah satu

sumber pengetahuan yang konkriet.

2. Anaximandros

Anaximandros ( 610 - 547 SM ) adalah salah satu murid Thales.

Usianya lima belas tahun lebih muda daripada Thales, tetapi meninggal dunia

dua tahun lebih dahulu. Sebagai filsuf, ia lebih besar daripada gurunya . Ia

juga ahli astronomi, disamping itu, ia juga ahli ilmu bumi.

Sama halnya dengan gurunya, anaximandros juga ingin mencari asal

dari segalanya. Ia tidak menerima saja apa yang diajarkan oleh gurunya. Yang

dapat diterimaa akalnya ialah bahwa yang asal itu satu, tidak banyak. Akan

tetapi, yang satu iru bukan air, dan bukan suatu anasir yang dapat diamati oleh

pancaindra. Menurut anaximandros, segala sesuatu itu berasal dari to apeiron,

yaitu yang tak terbatas, sesuatu yang tak terhingga.

Menurut Anaximandros, Apeiron itu dapat dirupakan, tidak ada

persamaannya dengan salah satu barang kelihatan itu, yang dapat ditentukan

rupanya dengan pancaindra kita adalah barang yang mempunyai akhir yang

berhingga. Oleh sebab itu, apeiron adalah barang asal, yang tidak berhingga

dan tidak ada berkeputusan itu mustahil bagi salah satu dari barang yang

berakhir itu. Segala yang tampak dan terasa itu dibatasi oleh lawannya. Yang

panas dibatasi dengan dingin. dimana bermula yang dingin, disana berakhir

5
yang panas. Yang cair dibatasi dengan yang beku, yamg terang dibatasi

dengan yang gelap.

Segala yang tampak dan terasa itu, segala yang dapat ditentukan

rupanya dengan pancaindra kita, semuanya mempunyai akhir. Ia timbul (jadi),

hidup, dan lenyap. Segala yang berakhir berada dalam kejadian senantiasa,

yaitu dalam keadaan berpisah dari yang satu dengan yang lain. Yang cair

menjadi beku, dan sebaliknya. Yang panas menjadi dingin dan sebaliknya.

Semua itu terjadi dari apeiron, dan kembali pula kepada apeiron. Oleh karena

itu, apeiron itu bersifat illahi, abadi tak terubahkan dan meliputi segala-

galanya.

3. Anaximenes

Anaximenes (585-524 SM) adalah murid Anaximandros, yang secara

substansial, pemahamannya tentang alam tidak berbeda dengan gurunya.

Anaximenes mengajarkan bahwa asal dari alam ini satu dan tidak terhingga.

Hanya saja, ia tidak dapat menerima ajaran Anaximens bahwa yang asal itu

tidak ada persamaannya dengan barang yang lahir dan tak dapat dirupakan.

Baginya, yang asal itu mestilah satu dari yang ada dan yang tampak. Barang

yang asal itu ialah udara. Udara itulah yang satu dan tidak berharga.

Pandangan Anaximenes tersebut didasarkan atas alasan-alasan sebagai

berikut:

 Suatu kenyataan bahwa udara itu terdapat dimana-mana. Dunia ini diliputi

oleh udara, tidak ad satu ruangan pun yang tidak terdapat udara

6
didalamnya. Oleh karena itu, udara itu tidak habis-habisnya, tidak

berkesudahan dan tidak berkeputusan.

 Suatu keistimewaan dari udara ialah ia senantiasa bergerak. Oleh karena

itu, udara memegang peranan yang penting dalam berbagai rencana

kejadian dan perubahan dalam alam ini.

 Udara adalah unsur kehidupan. Udara adalah dasar hidup. Tidak ada

sesuatu pun yang hidup tanpa udara. Oleh karena itu, ia dapat menerima

ajaran gurunya, bahwa "jiwa itu serupa dengan udara"

4. Empedocles

Ia lahir di acragas, di pesisir selatan sisilia. ia di kenal sebagai polisi

demokrat sekaligus sosok yg mengaku sebagai dewa. Sebab ia konon adalah

sosok paduan antara filsuf, nabi, ilmuan, dan dukun yang ada pada sosok

pytagoras. Hasil karyanya di tuangkan dalam bentuk syair : mengenai alam,

penyucian, pemikiran-pemikiran yang besifat mistis keagamaan.

Teori pengenalan dan pengetahuan Empedocles juga didasarkan atas

hukum penggabungan trsebut : yang sama mengenal yag sama. Karena anasir

tanah yang ada pada manusia itulah maka manusia mengenal tanah, dan

karena anasir ia mengenal air. Sedangkan dalam bukunya yang kedua, tentang

penyucian, empedocles mengajarkan tentang perpindahan jiwa, dan caranya

membebaskan diri dari penjara ragawi/bendawi, yaitu dengan menyucikan

diri.

5. Parmenides

7
Ia lahir di kota Elea, kota perantauan Yunani di Italia Selatan.

Kebesarannya sama dengan kebesaran Heracleitos. Dialah yang pertama kali

memikirkan hakikat tentang ada (being). Parmenides adalah seorang tokoh

relativisme yang penting. Parmenides dikatakan sebagai logikawan pertama

dalam pengertian modern. Sistemnya secara keseluruhan didasarkan pada

dedukasi logis, tidak seperti Heraclitus, misalnya yang menggunakan metode

instuisi. Plato amat menghargai metode parmenides itu, dan Plato lebih

banyak mengambil dari Parmenides dibandingkan dengan filosof lain

pendahulunya.

Menurut pendapatnya, apa yang disebut sebagai realitas adalah bukan

gerak dan perubahan. Hal ini berbeda dengan pendapat Heracleitos, yaitu

bahwa realitas adalah gerak dan perubahan. Jadi benar tidaknya suatu

pendapat diukur dengan logika. Disinilah masalah muncul. Bentuk ekstrem

penyataan itu ialah bahwa ukuran kebenaran adalah akal manusia.

6. Pythagoras

Mengenai riwayat hidupnya, ia dilahirkan di Pulau Samos, Ionia.

Tanggal dan tahunnya tidak diketahui secara pasti. Ia juga tidak meninggalkan

tulisan-tulisan sehingga apa yang diketahui tentang Pythagoras diperlukan

kesaksian-kesaksian.di dalam kota kelahirannya. Pythagoras mendirikan suatu

tarekat beragama yang bersifat religious, mereka menghormati dewa Apollo.

Menurut kepercayaan Pythagoras manusia asalnya Tuhan jiwa itu adalah

penjelmaan dari Tuhan yang jatuh ke dunia karena berdosa dan dia akan

8
kembali ke langit ke dalam lingkungan Tuhan bermula, apabila sudah habis

dicuci dosanya itu, hidup di dunia ini adalah persediaan buat akhirat.

Pythagoras juga disebut sebagai ahli pikir, terutama dalam ilmu

matematik dan ilmu berhitung. Falsafah pemikirannya banyak diilhami oleh

rahasia angka-angka. Dunia angka adalah dunia kepastian dan dunia ini erat

hubungannya dengan dunia bentuk. Dari sini dapat dilihat kecakapannya dia

dalam matematik mempengaruhi terhadap pemikiran filsafatnya sehingga pada

segala keadaan ia melihat dari angka-angka dan merupakan paduan dari unsur

angka.

7. Democritos

Pemikiran democritos di banding pemikir lain lebih sulit di lacak,

sebab banyak orang sudah melupakan pemikirannya sehingga agak sulit

menemukan karya - karyanya. Namun demikian, masih ada beberapa

informasi mengenai tokoh ini, antara lain ia konon pernah mengadakan

perjalanan ke mesir, Babilonia, Persia hingga ke Athena.

Democritos mengajarkan bahwa kenyataan bukan hanya satu

saja,melainkan terdiri dari banyak unsur. Unsur unsur itu disebut sebagai

atomos 'tak terbagi'. Atomos (atom) ini tidak dapat di beda-bedakan karena

sifatnya, semua atom adalah sama. Jumlah atom tidaklah terbilang. Setiap

atom tidak dijadikan, tidak termusnahkan, dan tidak berubah.

Democritos juga membedakan adanya dua pengetahuan, yaitu

pengetahuan indra yang keliru, dan pengetahuan budi yang benar. Ada dua

jenis pengetahuan, katanya pengetahuan yang sebenarnya dan yang tidak

9
sebenarnya. Adapun yang tidak sebenarnya ialah penglihatan, penciuman, dan

rasa.

10
BAB III

KESIMPULAN

Filsafat Pra sokratik adalah filsafat kuno dari yunani sebelum sokrates.

Filsafat Pra Socratic bangsa yunani merupakan bangsa yang pertama kali berusaha

menggunakan alat untuk berfikir dan filsafat pascrates adalah filsafat yang

dilahirkan kemenangan akal atas dongeng atau mitos-mitos yang di terima dari

agama yang memberi tahukan tentang asal muasal segala sesuatu yang mencakup

terjadinya alam semesta beserta isinya tersebut.

Ada beberapa filosof pada masa ini yaitu :

1. Thales

2. Anaximandros

3. Anaximenes

4. Empedocles

5. Parmenides

6. Pythagoras

7. Democritos

Dan para filsuf inilah yang memberikan asal muasal segala sesuatu baik

dunia maupun manusia. Terutama terjadinya alam semesta dan tujuan filsuf

adalah memikirkan soal alam besar dari mana terjadinya alam itu.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hakim, Atang Abdul, dan, Saebani, Beni Ahmad, 2008. 'Filsafat Umum Dari
Metologi Sampai Teofilosofi', Bandung: CV. PUSTAKA SETIA.

https://alikhlaskaliaji.wordpress.com/2012/10/10/relativisme-kebenaran

Maksum, Ali, 2011. 'Pengantar Filsafat Dari Masa Klasik Hingga


Postmodernisme', Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA.

pendidikan-aliefachrilla.blogspot.com/2015/10/kedudukan-filsafat-sebagai-
sifat.html

Tafsir, Ahmad, 2016. 'Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai
Chapra', Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.

12

You might also like