You are on page 1of 41

MANAJEMEN PROYEK

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya berupa
nikmat iman dan Kesehatan, Laporan Tugas Besar Survey Lapangan Proyek ini dapat
diselesaikan tepat waktu.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung
serta membantu penulis selama proses Praktikum dan penyelesaian Laporan Survey
Lapangan Proyek. Penulis juga sangat berharap agar laporan ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.
Dalam penyusunan laporan ini, dengan kerendahan hati penulis memohon maaf
apabila ada ketidaksesuaian kalimat dan kesalahan serta kekurangan yang ada dalam
laporan ini. Olehnya itu, penulis mengharapkan adanya kritik serta saran yang
membangun dari pembaca sekalian untuk mendorong dan memotivasi penulis kearah
yang lebih baik lagi demi kesempurnaan Laporan ini.
Akhir kata, semoga laporan Survey Lapangan Proyek ini dapat memberikan
manfaat yang luas bagi dunia pendidikan khususnya jurusan Teknik Sipil, serta bagi
pembaca sekalian dan penulis sendiri.

Penulis

Kelompok 3
MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................................5


1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................6
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................6
BAB II. DASAR TEORI
2.1 Struktur Organisasi Proyek.................................................................................
2.2 Renacana Komunikasi Proyek............................................................................
2.3 Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko....................................................
2.4 Dokumen Kontrak...............................................................................................
2.5 Permasalahan Konstruksi....................................................................................
2.6 Pengajuan Klaim.................................................................................................
2.7 WBS....................................................................................................................
BAB III. PEMBAHASAN

3.1 Struktur Organisasi Proyek................................................................................7


3.2Tugas dan Tanggung Jawab Personil.................................................................8
3.3 Hubungan Antar Personil dalam struktur Organisasi......................................10
3.4 Rancangan Komunikasi Proyek......................................................................10
3.5 Struktur rincian Proyek....................................................................................12
3.6 Dokumen Kontrak Proyek...............................................................................17
3.7 Pengajuan Klaim.............................................................................................18
3.8 Permasalahan Konstruksi................................................................................20
BAB IV. ANALISA RESIKO PROYEK

3.1 Resiko Eksternal Proyek Konstruksi...............................................................22


3.2 Resiko Internal proyek Konstruksi..................................................................23
3.3 Resiko Legal Proyek Konstruksi.....................................................................25
3.4 Metode Pengendalian Resiko..........................................................................26
MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

BAB V. PENUTUP

4.1 Kesimpulan......................................................................................................29
4.2 Saran................................................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................30
LAMPIRAN….......................................................................................................31
MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

TUGAS BESAR
Nama Mata Kuliah : Manajemen Proyek
Nama Dosen : Aisyah Zakaria, ST., M.T
Nip 19780206 20 1504 2 002
Mahasiswa diminta untuk melakukan survey/observasi lapangan pada suatu pekerjaan
proyek konstruksi yang sedang berlangsung. Kegiatan survey yang dilakukan adalah
mengumpulkan data-data proyek sebagaimana disajikan pada tabel berikut :

Nama Proyek Pembangunan Gedung Sekolah Ciputra Kasih


Makassar
Lokasi Pekerjaan Citraland,Tallasa City
Pemilik (Owner) Yayasan Ciputra Pendidikan
PT. Tatamulya Nusantara Indah
Pelaksana (Kontraktor/Konsultan)
Seismotec Prima Konsultan
Daftar Personal Pelaksana -
Nilai Kontrak/Beserta Harga
Rp. 38.250.000.000
Masing-Masing Item Pekerjaan
Jangka Waktu pelaksanaan
10 bulan
Pekerjaan
MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

BAB I
PENDAHULUAN

Manajemen Proyek atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Project


Management adalah seni mengelola semua aspek proyek dari awal sampai penutupan
dengan menggunakan metodologi ilmiah dan terstruktur. Istilah proyek ini dapat
digunakan untuk mendefinisikan usaha atau kegiatan apa pun yang bersifat sementara
yang telah ditetapkan awal pekerjaannya dan waktu selesainya pekerjaan. Proyek pada
umumnya menciptakan suatu layanan, produk atau hasil yang unik dan spesik. Sesuai
dengan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa proyek adalah kegiatan yang tidak
dapat berjalan tanpa batas waktu dan harus memiliki tujuan yang pasti.
Perlu diingat bahwa yang dimaksud dengan “sementara” disini hanya terbatas pada
proses pengerjaannya tetapi tidak berlaku pada hasil (produk atau layanan) yang
dihasilkan oleh proyek. Sebagai contoh, sebuah proyek yang membangun sebuah
monumen akan memiliki durasi atau waktu pengerjaan yang sudah ditetapkan
sedangkan hasilnya yaitu monumen itu sendiri mungkin dapat digunakan untuk jangka
waktu yang tidak terbatas.
Sebuah proyek dalam organisasi manapun, diperlukan kolaborasi dan kerjasama
antar departemen untuk mencapai satu tujuan yang didefinisikan dengan baik dan jelas.
Manajemen Proyek (Project Management) ini sangat penting dalam produksi barang
dan jasa. Mulai dari sebuah ide hingga pada akhirnya menghasilkan suatu produk
ataupun jasa, setiap langkah atau tahap dapat dikategorikan sebagai proyek individu.
Setiap Proyek memerlukan Manajer Proyek yang bertanggung jawab dalam mengelola
segala aspek pada sebuah proyek mulai dari merencanakan, mengorganisasikan,
mengarahkan dan mengendalikan proyek tersebut hingga selesai sesuai dengan
anggaran, jangka waktu dan kualitas hasil yang ditetapkan.

1.1. Rumusan Masalah


1. Apa itu struktur organisasi proyek?
2. Apa saja tugas dan tanggung jawab setiap personil?
3. Bagaimana hubungan antar personil dalam struktur organisasi?
4. Bagaimana rancangan komunikasi proyek?
5. Apa saja yang termasuk dalam struktur rincian suatu proyek?
6. Apa itu dokumen kontrak?
MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

7. Apa saja yang menjadi permasalahan di sebuah konstruksi?


8. Apakah ada pengajuan klaim di setiap permasalahan konstruksi?

1.2. Tujuan Penulisan


Tujuan Umum dalam pembuatan Laporan ini adalah agar mahasiswa memahami dan
mengetahui manajemen dalam suatu proyek konstruksi sehingga memiliki wawasan
dan pengetahuan yang luas untuk kedepannya. Serta tujuan khusus diharapkan
mahasiswa dapat menerapkan ilmu-ilmu yang telah didapat selama melakukan survey
lapangan pada proyek.
MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

BAB II
DASAR TEORI
2.1 Struktur Organisasi Proyek
Di dalam sebuah proyek, manajemen setiap proyek membutuhkan perencanaan
dengan tujuan agar plan yang sudah ditetapkan bisa terlaksana secara efisien dan
efektif. Maka dari itu setiap proyek membutuhkan susunan struktur organisasi proyek
yang telah tersusun dengan baik dengan tujuan untuk menyelesaikan sebuah proyek.
Struktur tersebut dibutuhkan dalam pengerjaan suatu proyek karena dalam
pengerjaan setiap proyek membutuhkan banya tenaga kerja dengan tugas tanggung
jawab masing-masing.
Pada umumnya, struktur organisasi disusun oleh bagian departemen manajemen
SDM perusahaan tersebut. Departemen manajemen SDM biasanya menentukan
struktur organisasi sebuah proyek yang akan dimulai melalui aplikasi HRIS yang
sudah berisi data-data tentang setiap karyawan, contohnya adalah data kinerja
karyawan.
Struktur organisasi proyek disesuaikan dengan manajemen proyek dan
kebutuhan proyek tersebut. Struktur tersebut bekerja dengan mengkoordinasi dan
mengatur segala sumber daya yang tersedia di proyek agar berjalan tanpa hambatan,
seperti material proyek, peralatan , modal , hingga tenaga kerja.
Adapun tujuan dan keuntungan dari pembentukan struktur organisasi proyek,
antara lain:
1. Identifikasi dan pembagian kegiatan
2. Pengelompokan penanggung jawab kegiatan
3. Penentuan wewenang dan tanggung jawab
4. Menyusun mekanisme pengendalian
Struktur organisasi proyek mempermudah karyawan dalam menjalankan
Pekerjaan sesuai dengan keahlian yang dimiliki serta kepada siapa kayawan itu akan
bertanggung jawab. struktur organisasi juga memperjelas tugas,wewenang,tanggung
jawab, dengan demikian akan membantu dalam mencapai suatu tujuan perusahaan.

2.2 Tugas dan Tanggung Jawab Setiap Personil


Setiap bagian yang termasuk di dalam struktur proyek memiliki tugas dan
tanggung jawab masing- masing untuk keberhasilan suatu proyek.
MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Dibawah ini adalah tugas dan tanggung jawab setiap personil yang termasuk di
dalam struktur organisasi proyek yang paling umum.
1. Owner / Pemilik Proyek
 Mengadakan perjanjian kerja dengan konsultan perencana,pengawas dan
pelaksana (kontraktor) serta menandatangani naskah serah terima
 Membentuk panitia tender yang bertugas membantu pimpinan proyek
dalam menentukan konsultan perencana atau pengawas serta pelaksana
proyek.
 Memutuskan pemenang tender yang diusulkan oleh panitia tender
 Menunujuk konsultan perencana untuk bangunan yang akan dibangun
 Bertanggung jawab atas selesainya proyek sesuai dengan ketentuan
perjanjian yang telah ditetapkan dalam rencana kerja dan syarat (RKS)
 Menyetujui dan menetapkan pembayaran bertahap sesuai dengan
pekerjaan yang dilaksanakan
 Bertanggung jawab terhadap proyek yang dipimpin baik dari segi fisik
maupun keuangan
2. Project Manager
 Menentukan kebijaksanaan pelaksanaan jasa manajemen proyek
konstruksi
 Memimpin,mengkoordinir dan melaporkan kepada konsultan pengawas
terkait dengan kegiatan pelaksanaan proyek.
 Membuat dan mengontrol time schedule proyek yang akan dilaksanakan
 Menandatangani berita acara serah terima pekerjaan
 Membuat dan mengatur perencanaan kegiatan operasional pelaksanaan
proyek
 Melaksanakan,mengkoordinir, dan mengontrol kegiatan operasioanl
pelaksanaan proyek
 Menyetujui dan menandatangani semua dokumen yang bersifat usulan ,
permintaan, pembelian, pemakaian dan pembayaran untuk kebutuhan
proyek konstruksi
 Menyelenggarakan rapat-rapat koordinasi dengan pihak luar, yang
berkaitan dengan kebutuhan proyek
MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

 Menandatangani laporan bulanan terkait dengan pelaksanaan proye


konstruksi.
 Mengajukan dan menandatangani pekerjaan tambah atau kurang / contract
change order (CCO) kepda owner jika diperlukan.
3. Site Engineer
 Menyampaikan petunjuk teknis kepada tim, dalam melaksanakan pekerjaan
pengawasan segera setelah dokume kontrak ditandatangani.
 Memberikan petunjuk (rekomendasi) kepada tim dalam melaksanakan
pekerjaan terkait dengan usulan desain konstruksi dan data pendukung yang
diperlukan. Dan juga mencarikan solusi atas permasalahan yang timbul baik
sehubungan dengan teknis maupun permasalahan kontrak.
 Menjamin bahwa semua isi dari Kerangka Acuan Kerja (KAK) akan dipenuhi
dengan baik dan sesuai dengan ketentuan.
 Mengadakan penilaian terhadap kemajuan pekerjaan
 Menjamin semua pelaksanaan detail teknis untuk pekerjaan major tidak akan
terlambat sesuai dengan dokumen kontrak yang telah ditandatangani.
 Mengatur/membantu tim di lapangan dalam mengendalikan kegiatan-kegiatan
kontraktor agar dicapai efisiensi pada setiap kegiatan (pekerjaan yang harus
ditangani).
 Menyusun rencana kerja untuk semua pekerja atau staf yang terlibat dalam
pekerjaan penyelidikan bahan/material baik di lapangan maupun laboratorium.
 Melakukan pengecekan terhadap hasil laporan pengujian serta analisanya.
4. Structure Engineering
 Menjalankan tugas yang diberikan oleh Site Engineer
 Menganalisa struktur yang sudah diberikan oleh pihak Konsultan
 Membuat perhitungan struktur untuk dikerjakan oleh mandor
5. Architect Engineering
 Menganalisa gambar yang sudah dibuat oleh Drafter
 Memperbaiki hasil gambar untuk diberikan kepada atasan
 Membuat Shop Drawing yang dapat dimengerti oleh mandor
6. Quality Control
 Memeriksa kualitas hasil pekerjaan yang akan dimasukkan ke dalam monthly
certificate (MC) atau laporan bulanan.
 Memeriksa kualitas bahan material yang akan digunakan agar sesuai dengan
spesifikasi yang terdapat di dalam dokumen kontrak.
 Membuat laporan bulanan dari hasil pengendalian kualitas untuk mendukung
data kuantitas setiap bulannya.
 Mengikuti petunjuk teknis dan perintah dari site manager dalam setiap item
pekerjaan.
 Memeriksa semua data tentang kendali mutu terhadap bahan material yang
digunakan.
MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

 Melakukan pengujian terhadap komposisi material yang akan dipergunakan.


7. Drafter
 Membuat gambar pelaksanaan/gambar shop drawing.
 Menyesuaikan gambar perencana dengan kondisi nyata dilapangan.
 Menjelaskan kepada pelaksana lapangan/surveyor.
 Membuat gambar akhir pekerjaan/as built drawing.
8. Quantity Engineer (QE)
 Melaksanakan tugas pengawasan tehadap pekerjaan kontraktor apakah sesuai
dengan kuantitas yang telah ditentukan.
 Tidak menerima pekerjaan kontraktor yang kuantitasnya tidak sesuai
dengan Rencana Anggaran Belanja (RAB).
 Membuat laporan tertulis kepada pelaksana pekerjaan atas hal-hal yang
menyangkut pengendalian kuantitas.
 Membantu pelaksanaan kegiatan dalam mempersiapkan proses serah terima
khususnya terlibat dalam hal pelaporan jenis dan kuantitas hasil akhir
pelaksanaan kerja kontraktor secara menyeluruh.
9. Staff Akutansi
 Membuat dan menyusun buku kas umum beserta buku penunjangnya,
termasuk mengelola kas kecil.
 mengolah data yang bersifat kearsipan yang menyangkut dengan pembukuan.
 Bertanggung jawab atas kas proyek yang diamanatkan oleh pimpinan proyek.
 Membuat laporan periodik mengenai penerimaan, penyimpanan, dan
pengeluaran serta bertanggung jawab sepenuhnya atas pengolahan keuangan
proyek.
 Membuat dan menyusun Surat Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran
Pembangunan (SPJP)
10. Administrasi dan Umum
 Mempersiapkan dan menyediakan semua kebutuhan perlengkapan administrasi
dan alat-alat kantor untuk menunjang kelancaran proyek konstruksi.
 Membantu kepala pelaksana bagian proyek dan mengkoordinasi serta
mengawasi tata laksana administrasi.
11. Supervisor
 Mengatur dan mengorganisir staf bawahan
 Menjelaskan job description dengan baik agar mudah dipahami oleh staf
bawahan
 Memberikan pengarahan/briefing rutin kepada staf di bawahnya
 Mengatur dan mengawasi jalannya pekerjaan yang ditugaskan kepada para staf
bawahannya
 Memberikan motivasi agar tetap semangat bekerja dalam kondisi apapun
kepada semua staf di bawahnya
12. Surveyor
 Melaksanakan kegiatan survei dan pengukuran, diantaranya pengukuran
topografi lapangan dan penentuan koordinat bangunan.
MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

 Melakukan plotting site plan di lokasi pekerjaan untuk menentukan


benchmark, center line, titik elevasi tanah asli dari border line.
 Menentukan titik elevasi kedalaman galian pondasi serta lantai basement, agar
proses galian dan urugan tanah sesuai dengan perencanaan konstruksi.
 Membuat titik as bangunan sesuai dengan jarak dan sudut datar yang telah
dihitung untuk mencari lokasi titik tiang pancang dan pile cap.
 Mengawasi pelaksanaan staking out, penetapan elevasi/level, as, vertikal dan
horizontal. sesuai dengan gambar rencana.
 Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaannya kepada kepala proyek.
 Membuat daftar alat ukur dan merawat alat ukur optik beserta
perlengkapannnya.
 Mengkoordinir dan mengawasi penggunaan alat-alat ukur.
13. General Affair (GA)
 Mewakili perusahaan untuk menjalin hubungan dengan pihak luar seperti
Owner, MK, dan Konsultan.
 Melengkapi semua kebutuhan operasional termasuk seluruh dokumen pada
internal perusahaan demi kelancaran kerja perusahaan secara menyeluruh.
 Bertanggung jawab dalam mendata, memelihara dan merawat seluruh aset
perusahaan yang telah dibeli.
14. Safety Supervisor and Safety,Health, and Environment (SHE)
 Membuat program kerja K3 dan perencanaan pengimplementasian agar
tercipta lingkungan kerja yang sehat.
 Memastikan berjalannya program dan membuat dokumentasinya.
 Membuat laporan dan menganalisis data statistik SHE.
 Melakukan peninjauan risiko assessment, SOP/SWP dan JSA.
 Memeriksa pada peralatan kerja apakah terdapat aus atau tidak, dan juga
memerika kondisi kesehatan tenaga kerja dan lingkungan kerja.
 Meninjau keselamatan kerja dan pelatihan keselamatan.
 Mencegah dan melakukan penanggulangan kecelakaan kerja dan melakukan
penyelidikan penyebabnya.
 Memastikan tenaga kerja telah bekerja sesuai dengan SOP.
 Meninjau dan mengarahkan karyawan bekerja sesuai kewajiban dan sesuai
dengan sistem operasi perusahaan.

2.3 Hubungan antar personil dalam struktur organisasi


hubungan antara satu pihak dengan pihak yang lain dalam satu bagan organisasi
dapat terdiri dari 2 hubungan kerja yaitu:
1. Hubungan Fungsional
Hubungan fungsional adalah hubungan sesuai fungsi masing-masing pihak yang
terlibat dalam proyek,seperti hubungan antara konsultan perencana dan konstraktor.
Misalnya ada tahap desain dimana konsultan perencana berfungsi sebagai
MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

perencana,kontraktor belum berfungsi. Demikian pula sebaliknya pada saat


kontraktor berfungsi sebagai pelaksana konstruksi konsultan perencana sudah tidak
berfungsi. Bila pada saat pelaksanaan konstruksi terdapat masalah yang berkaitan
dengan perencanaan, penyelesaian masalah tergantung hubungan kerjasama
(kontrak) antara pemilik dengan konsultan perencana dan kontraktor.
2. Hubungan kontrak
Hubungan kerjasama (kontrak) adalah hubungan berdasarkan kontrak antara 2 pihak
atau lebih yang terlibat kerjasama
Kontrak merupakan kesepakatan (perjanjian) secara sukarela antara 2 pihak yang
mempunyai kekuatan hokum. Kesepakatan ini dicapai setelah satu pihak penerima
penawaran yang diajukan oleh pihak lain untuk melakukan sesuatu sebagaimana
yang tercantum dalam penawaran.
2.4 Rancangan Komunikasi Proyek
Dalam manajemen proyek, rencana komunikasi adalah garis besar tentang cara anda
mengomunikasikan informasi penting proyek yang sedang berlangsung kepada pemangku
kepentingan utama. Rencana komunikasi akan membantu tim memahami siapa yang
harus menerima pemberitahuan dan kapan harus memberikan informasi terbaru kepda
pemangku kepentingan proyek.
Dengan membagikan rencana komunikasi,tim dapat memahami tentang alat yang
dipakai dan kapan menggunakannya serta siapa yang harus dihubungi dengan setiap alat
tersebut. Tanpa rencana komunikasi,anggota tim mungkin mencoba bertanya terkait
pekerjaan menggunakan alat yang jarang digunakan anggota tim lainnya. Alih-alih
mampu berkomunikasi dengan jelas dan melanjutkan pekerjaan, setiap anggota tim justru
menjadi frustasi,bingung, dan tertinggal dari pekerjaan penting. Lalu,jika tidak
mengetahui siapa yang bertanggung jawab untuk setiap kanal,mereka mungkin akhirnya
bertanya kepada pemangku kepentingan eksekutif yang tidak dapat menjawab hal
tersebut. Kesalahan komunikasi sederhana di awal ini mengakibatkan tiga anggota tim
frustasi dan pekerjaan tidak menghasilkan progress.
Adapun pentingnya rencana komunikasi dalam manajemen proyek yaitu:
 Standarisasi proyek komunikasi proyek, rencana komunikasi adalah dokumen
tertulis yang dapat dirujuk oleh anggota tim untuk berkomunikasi dengan
pemangku kepentingan.
 Tetapkan dan kelola ekspetasi pemangku kepentingan, klien ingin tetap
MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

mengikuti kemajuan proyek tanpa terlibat dalam aktivitas sehari-hari. Rencana


terdokumentasi memberi tahu klien kapan harus mengharapkan pembaruan
status.
 Meningkatkan produktivitas tim proyek, rencana komunikasi menghilangkan
pertemuan yang tidak perlu. Ini juga mencegah klien untuk meminta pembaruan
kemjuan sekarang dan nanti.
 Meningatkan visibilitas bagi pemangku kepentingan,dengan adanya rencana
komunikasi,pemangku kepentingan memiliki pemahaman yang jelas tentang apa
yang diharapkan dari mereka pada tahap mana dalam siklus hidup proyek
 Memberikan peluang untuk umpan balik, klien juga tahu kapan harus
mengharapkan pengiriman dan kaan mereka perlu memberikan umpan balik.
Dengan begitu, anda dapat menghemat banyak waktu untuk menjadwalkan dan
mengatur rapat umpan balik
2.5 Struktur Rincian Proyek

Struktur rincian kerja (WBS) adalah deskripsi pekerjaan yang akan dilakukan untuk
proyek. Ini adalah hierarki tugas yang menunjukkan pemahaman tim proyek tentang
komposisi pekerjaan, dan ukuran, biaya, dan durasi masing-masing komponen atau tugas.
WBS memiliki tiga tujuan utama:

 Menjelaskan perincian atau komposisi pekerjaan dalam tugas.


 Menjadwalkan kerja proyek.
 Memperkirakan biaya setiap tugas.

Tingkat detail di WBS tergantung pada tingkat akurasi yang diperlukan dalam
perkiraan dan tingkat pelacakan yang diperlukan terhadap perkiraan tersebut. Proyek
yang memiliki toleransi yang sangat rendah untuk bergeser dari jadwal atau biaya
biasanya memerlukan WBS yang lebih rinci, dan pelacakan yang teliti atas kemajuan
kerja dan biaya terhadap WBS.

Adapun manfaat dari WBS yang dapat diringkas adalah meliputi beberapa hal
sebagai berikut:

 Memudahkan penyampaian proyek karena ada pengelompokan elemen detail untuk


suatu proyek dengan orientasi tujuan maupun waktu
 WBS dibuat oleh mereka yang mengerjakan proyek, sehingga proses implementasi
lebih relevan
 WBS memungkinkan adanya klarifikasi pekerjaan dan proses komunikasi antar
ruang lingkup proyek kepada seluruh stakeholders dalam proyek tersebut
 WBS memungkinkan adanya evaluasi pada tiap detail bertingkat pada proses
pengerjaan proyek, sehingga meminimalisir cacat atau kesalahan
MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

 WBS dibuat dalam sebuah bagan atau ilustrasi dengan rincian grafis tertentu untuk
memudahkan pemahaman para pelaku proyek
 Metode WBS memungkinkan pengelola proyek untuk mendapatkan alokasi waktu
dan biaya secara lebih efektif dan efisien

Dalam praktiknya, WBS memiliki beberapa jenis utama yang umum digunakan
oleh pelaku proyek. Jenis-jenis WBS ini terbagi berdasarkan waktu dan ruang lingkup
proyek saat akan dikerjakan.

Adapun jenis-jenis WBS adalah sebagai berikut.

1. Deliverable-based WBS
Deliverable-based WBS merupakan WBS berbasis penyampaian yang berbentuk
pemecahan proyek menjadi beberapa area utama dari ruang lingkup proyek.
Secara keseluruhan, WBS jenis ini bertindak sebagai akun kontrol dan lantas
membagi detail proyek menjadi penyampaian beberapa paket kerja tertentu.

2. Phase-based WBS
Lain halnya dengan deliverable-based, phase-based WBS merupakan tampilan
struktur WBS berbasis fase-fase hingga menampilkan hasil akhir di bagian atas.
Level di bagian bawah pada WBS jenis ini secara umum menunjukkan lima fase
proyek yang meliputi:

 Inisiasi
 Perencanaan
 Pelaksanaan
 Kontrol
 Penutupan

Hampir serupa dengan deliverable-based WBS, struktur berbasis fase ini


memiliki pembagian antara penyampaian proyek secara detail dengan paket-paket
kerja tertentu.

Dalam pembuatan bagan WBS dan struktur pengerjaan proyek, terdapat beberapa
komponen yang harus dipenuhi dan diintegrasikan secara efisien. Adapun beberapa
komponen utama WBS adalah sebagai berikut.

1. Deskripsi Tugas
MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Komponen utama dan pertama yang harus ada dalam WBS adalah deskripsi tugas.
Deskripsi tugas pada WBS ini secara khusus meliputi penentuan ruang lingkup
proyek, sasaran proyek, dan juga proses pengelolaan anggota tim kerja

2. Status Tugas
Status tugas merupakan kesinambungan dari deskripsi tugas pada tim kerja
proyek. Umumnya, status tugas ini dikelola oleh seorang project manager yang
bertujuan untuk melacak tugas atau kemajuan proses pengerjaan detail-detail
proyek.

3. Project Deliverable
Project deliverable merupakan luaran proyek seperti rencana proyek, laporan
proyek, dan notula rapat. Komponen ini juga dapat disebut dari hasil dari suatu
proyek secara paper-based. Dokumen-dokumen dalam proyek merupakan aspek
utama dari project deliverable yang merupakan pokok penyampaian kepada para
pemangku kepentingan.

4. Biaya
Komponen lain yang perlu ada dalam WBS adalah biaya. Tentu saja, biaya
merupakan pondasi utama berjalannya sebuah proyek. Oleh karena itu, WBS
perlu menempatkan komponen ini sebagai alat ukur kesesuaian atau relevansi
pengeluaran biaya dengan rancangan biaya pada saat perencanaan proyek.

Adanya komponen biaya dalam WBS dapat menentukan lancar tidaknya suatu
proyek yang salah satunya dapat diakibatkan pada kekeliruan dalam mengelola
keuangan.

5. Paket Kerja
Paket kerja dalam WBS merupakan tingkatan terendah dari WBS itu sendiri. Kita
dapat mendefinisikan paket kerja sebagai detail pekerjaan atau elemen pekerjaan
proyek dalam WBS yang harus dikerjakan secara hierarkis tadi.

Paket kerja ini nantinya dibagi atau ditugaskan pada beberapa tim atau
departemen dalam prosesnya. Project manager nantinya akan memperkirakan
MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

berapa jumlah anggota suatu tim, biaya, dan durasi pengerjaan pada tiap paket
pekerjaan ini. Oleh karena itu, paket kerja merupakan aspek utama yang
tercantum dalam WBS sebagai komponen.

2.6 Dokumen Kontrak


Dokumen kontrak atau yang sering disebut rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
adalah serangkaian dokumen yang merupakan lampiran dari surat perjanjian (kontrak)
yang mempunyai kekuatan hokum yang sama dan menyikapi bagi kedua belah pihak.
Secara umum, dokumen kontrak ini bersumber dari dokumen lelang. Semua dokumen
lelang yang masih berlaku hingga akhir kontrak juga menjadi bagian dari dokumen
kontrak
Kontrak atau perjanjian ini terjadi antara pemilik proyek
dan kontraktor atau pemborong pada umumnya terdiri dari beberapa dokumen yang
saling melengkapi dan secara bersama.
Dokumen kontrak terdiri atas beberapa bagian yang isinya memiliki tujuan yang
berbeda. Sebagai contoh, dokumen kontrak pada sebuah proyek konstruksi dapat terdiri
dari beberapa bagian, di antaranya:
 Dokumen Tender atau Dokumen Lelang
Dokumen lelang adalah dokumen yang berisi informasi dan petunjuk tentang
ketentuan atau peraturan dalam penyelenggaraan pelelangan supaya para pihak yang
terkait saling mengetahui,memahami dan mematuhi pelaksanaan pelelangan dengan
aik, serta mengetahui hak dan kewajiban dalam pelaksanaan kontrak. Dokumen
tender ini menjadi dasar hukum ayang mengikat para pihak dalam rangka pelelangan
(antara penyedia barangjasa dan pengguna barang/jasa telah sepakat pada waktu
pemberian penjelasan dokumen lelang).
 Surat penunjukan (Letter OF Acceptance)
Surat penunjukan adalah salah satu dokumen resmi yang dibuat oleh pihak yang
mempunyai
Kewenangan kepada pihak terkait, dalam hal ini pemenang tender, agar dapat
melakukan beberapa hal sesuai dengan isi surat penunjukan tersebut. Surat ini juga
akan sangat dibutuhkan ketika pihak tersebut tidak bisa menjalankan sesuatu hal
sendiri sehingga dapat menjadi pedoman/pegangan bagi pihak yang menerima.
 Surat perjanjian (Form of Agreement)
Pembuatan surat perjanjian ini merujuk pada kontrak kerja yang memuat hak dan
kewajiban masing-masing pihak.Surat ini bersifat mengikat kedua belah pihak yang
sudah bersepakat. Tujuannya untuk melaksanakan perjanjian yang akan saling
menguntungkan kedua belah pihak atau sesuai dengan rincian-rincian yang ada
dalam surat perjanjian tersebut.
 Syarat-syarat perjanjian (Condition of Contract)
MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Dokumen satu ini harus mendapat perhatian dari kedua pihak. Conditions of contract
ini berisi ketentuan-ketentuan yang merupakan hak dan kewajiban dari masing-
masing pihak. Selain itu, tercantum juga informasi mengenai keterlibatan pihak
ketiga dalam perjanjian, persyaratan, tanggung jawab, larangan dan sanksi-sanksi
untuk kedua belah pihak.
 Rincian pekerjaan dan harga (Bill of Quantities)
Bill of Quantity secara umum adalah dokumen yang digunakan dalam tender oleh
industri konstruksi yang didalamnya memuat sejumlah informasi mengenai rencana
pembangunan. Isi dari BoQ ini adalah perkiraan perhitungan atas banyaknya biaya
yang diperlukan untuk bahan bangunan, alat dan upah serta biaya-biaya lainnya yang
berhubungan dengan pelaksanakan suatu pekerjaan atau proyek.
 Dokumen Pendukung
Selain beberapa dokumen tersebut, di dalam kontrak dilampirkan file pendukung
lainnya seperti berita acara pre bid meeting , berita acara klarifikasi, hingga
penyelidikan tanah.
Adapun sejumlah isi dokumen kontrak adalah sebagai berikut:
 Para pihak yang menandatangani kontrak, yang meliputi nama, jabatan dan alamat
 Pokok pekerjaan dan uraian pekerjaan yang termasuk di dalam kontrak.
 Jangka waktu pelaksanaan, termasuk di dalamnya total durasi pelaksanaan,
pentahapan (milestone), hak memperoleh perpanjangan waktu, dan ganti rugi
keterlambatan.
 Harga Borongan berisi informasi mengenai nilai yang harus dibayar oleh pemilik
proyek kepada kontrak untuk melaksanakan seluruh lingkup pekerjaan.
 Cara pembayaran termasuk di dalamnya jumlah pembayaran yang ditahan pada
setiap tahap dan konsekuensi saat terjadi keterlambatan pembayaran.
 Pekerjaan tambah atau kurang.
 Persyaratan dan spesifikasi teknis yang jelas dan terperinci.
 Tempat dan jangka waktu penyelesaian/ penyerahan disertasi jadwal waktu
penyelesaian yang pasti serta syarat-syarat penyerahannya.
 Jaminan teknis atau hasil pekerjaan yang dilaksanakan.
 Cidera janji dan sanksi.
 Pemutusan kontrak selama sepihak.
 Perlindungan tenaga kerja.
 Pengakhiran pekerjaan.
 Penyelesaian perselisihan.
Masing-masing pihak yang terlibat dalam penandatangan dokumen kontrak ini,
memiliki hak dan tanggung jawab masing-masing. Hak dan tanggung jawab ini diatur
dalam Perpres No.54 Tahun 2010, di antaranya:

 Setelah penandatanganan kontrak, apabila diperlukan para pihak dapat melakukan


pemeriksaan kondisi lapangan dan hasil pemeriksaan dituangkan dalam Berita
Acara. Jika dalam pemeriksaan bersama mengakibatkan perubahan isi Kontrak,
maka harus dituangkan dalam adendum Kontrak dengan penambahan klausul/pasal
yang`dibuat secara tertulis.
MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

 Penyedia barang jasa dapat menerima uang muka dari pengguna barang/jasa dengan
jumlah setinggi tingginya 30% untuk Usaha Kecil dan 20% untuk Usaha Selain
Kecil dan penyedia jasa konsultansi dengan memperhitungkan angsuran uang muka
pada setiap angsuran berikutnya).
 Penyedia barang/jasa dilarang mengalihkan tanggung jawab seluruh pekerjaan utama
dengan mengontrakkan kepada pihak lain.
 Penyedia barang/jasa dilarang mengalihkan tanggung jawab sebagian pekerjaan
utama dengan mensubkontrakkan kepada pihak lain dengan cara dan alasan apa pun,
kecuali disubkontrakkan kepada penyedia barang/jasa spesialis.
 Terhadap pelanggaran atas larangan sebagaimana mengalihkan tanggung jawab
seluruh pekerjaan utama dengan mengontrakkan kepada pihak lain, maka dikenakan
sanksi berupa denda yang bentuk dan besarnya sesuai dengan ketentuan dalam
kontrak

2.7 WBS

work breakdown structure (WBS) adalah struktur garis besar hierarki yang
membantumu dalam menyelesaikan proyek. Menurut project management institute,
work breakdown structure adalah dasar dalam sebuah perencanaan, pelaksanaan, dan
pengelolaan sebuah proyek.

Dalam pembuatannya, biasanya WBS membagi satu tugas menjadi beberapa


subtugas sehingga menyerupai segitiga hierarki. Kenapa struktur ini harus dibuat
terlebih dahulu pada saat perencanaan proyek ? sebab, WBS membantumu untuk
membagi tugas-tugas yang harus dikerjakan dalam pembuatan satu proyek. Komponen
work breakdowm structure :

1. Deskripsi Tugas

Membuat deskripsi tugas akan memudahkan project manager dalam


membagikan tugas kepada timnya serta melacaknya. Selain itu, deskripsi
tugas juga akan memberikan gambaran kepada tim mengenai tugasnya dan
estimasi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya.

2. Status tugas

Dalam sebuah proyek biasanya terdapat banyak sekali tugas dan itu
dikerjakan melalui kolaborasi tim. Nah, agar memudahkanmu dalam
melacak tugas demu tugas, penting untuk membuat status pada setiap tugas.
MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Jadi, nantinya dalam satu tugas dibuatkan status baru mulai,sedang


dikerjakan atau sudah selesai.

3. Biaya

Biaya adalah komponen penting yang harus dimakasukkan dalam WBS


untuk mengehemat pengeluaran yang jelas. Dari situ, nanti saat proyek
sudah selesai kamu dapat melacak berapa anggaran biaya dalam
menyelesaikan satu praoyek.

4. Project deliverables

Tujuan dari disertakannya project deliverables sebenarnya cukup simple,


yakni sebagai parameter keberhasiilan sebuah proyek.

5. Paket kerja

.
MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Rincian Proyek


Sebuah proyek pekerjaan yang relatif sederhana dimungkinkan dapat dikerjakan
tanpa adanya penyusunan struktur organisasi. Akan tetapi, apabila keterlibatan para staf
yang bekerja dalam suatu proyek yang besar maka semakin banyak pula bidang kerja yang
berbeda-beda, sehingga diperlukan suatu organisasi yang mengatur pekerjaan/tugas satu
dengan yang lainnya secara terpadu.Struktur organisasi proyek yang ditetapkan oleh
perusahaan itu berbeda satu sama lainnya karena disesuaikan dengan kondisi atau tipe dari
garis wewenang yang ditetapkan oleh perusahaan itu sendiri. Untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan oleh suatu perusahaan secara efektif dan efisien maka dalam semua
aktivitas yang dilakukan oleh karyawan yang ada di perusahaan, ada pembagian tugas atau
pekerjaan pada setiap karyawan yang bekerja pada perusahaan itu sehingga antara karyawan
yang satu mempunyai hubungan dengan karyawan yang lainnya. Struktur organisasi proyek
mempermudah karyawan dalam menjalankan pekerjaan sesuai dengan keahlian yang
dimiliki serta kepada siapa karyawan itu akan bertanggung jawab. Struktur organisasi
proyek juga memperjelas tugas, wewenang, tanggung jawab, dengan demikian akan
membantu dalam mencapai suatu tujuan perusahaan.
Berikut ini adalah tugas dan wewenang tiap bagian dalam Struktur Organisasi Proyek :
1. Project Manager (PM)
 Tugas dan tanggung jawab dari Project Manager adalah:
1. Menentukan kebijaksanaan pelaksanaan jasa manajemen proyek konstruksi
2. Memimpin, mengkoordinir dan melaporkan kepada konsultan pengawas
terkait dengan kegiatan pelaksanaan proyek.
3. Membuat dan mengontrol time schedule poyek yang akan dilaksanakan.
4. Menandatangani berita acara serah terima pekerjaan.
5. Membuat dan mengatur perencanaan kegiatan operasional pelaksanaan proyek
6. Melaksanakan, mengkoordinir, dan mengontrol kegiatan operasional
pelaksanaan proyek
7. Menyetujui dan menandatangani semua dokumen yang bersifat usulan,
permintaan, pembelian, pemakaian dan pembayaran untuk kebutuhan proyek
konstruksi.
8. Menyelenggarakan rapat-rapat koordinasi dengan pihak luar, yang berkaitan
dengan kebutuhan proyek.
9. Menandatangani laporan bulanan terkait dengan pelaksanaan proyek konstruksi.
10. Mengajukan dan menandatangani kepada owner jika diperlukan.
MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2. General Superintendent
 Tugas dan tanggung jawab dari General Superintendent adalah :
1. Mengkoordinir seluruh pelaksanaan pekerjaan di lapangan
2. Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan proyek dari awal sampai selesai.
3. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan kontrak.

3. Site Engineer
 Tugas dan tanggung jawab dari Site Engineer adalah :
1. Menyampaikan petunjuk teknis kepada tim, dalam melaksanakan pekerjaan
pengawasan segera setelah dokume kontrak ditandatangani.
2. Memberikan petunjuk (rekomendasi) kepada tim dalam melaksanakan pekerjaan
terkait dengan usulan desain konstruksi dan data pendukung yang diperlukan.
Dan juga mencarikan solusi atas permasalahan yang timbul baik sehubungan
dengan teknis maupun permasalahan kontrak.
3. Menjamin bahwa semua isi dari Kerangka Acuan Kerja (KAK) akan dipenuhi
dengan baik dan sesuai dengan ketentuan.
4. Mengadakan penilaian terhadap kemajuan pekerjaan
5. Menjamin semua pelaksanaan detail teknis untuk pekerjaan major tidak akan
terlambat sesuai dengan dokumen kontrak yang telah ditandatangani.
6. Mengatur/membantu tim di lapangan dalam mengendalikan kegiatan-kegiatan
kontraktor agar dicapai efisiensi pada setiap kegiatan (pekerjaan yang harus
ditangani).
7. Menyusun rencana kerja untuk semua pekerja atau staf yang terlibat dalam
pekerjaan penyelidikan bahan/material baik di lapangan maupun laboratorium.
8. Melakukan pengecekan terhadap hasil laporan pengujian serta analisanya.

4. Quantity
 Tugas dan tanggung jawab dari Quantity adalah:
1. Melaksanakan tugas pengawasan tehadap pekerjaan kontraktor apakah
sesuai dengan kuantitas yang telah ditentukan.
2. Tidak menerima pekerjaan kontraktor yang kuantitasnya tidak sesuai
dengan Rencana Anggaran Belanja (RAB).
3. Membuat laporan tertulis kepada pelaksana pekerjaan atas hal-hal
yang menyangkut pengendalian kuantitas.
MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

4. Membantu pelaksanaan kegiatan dalam mempersiapkan proses serah


terima khususnya terlibat dalam hal pelaporan jenis dan kuantitas hasil
akhir pelaksanaan kerja kontraktor secara menyeluruh.
5. Drafter
 Tugas dan tanggung jawab dari Drafter adalah:
1. Membuat gambar pelaksanaan/gambar shop drawing.
2. Menyesuaikan gambar perencana dengan kondisi nyata dilapangan.
3. Menjelaskan kepada pelaksana lapangan/surveyor.
4. Membuat gambar akhir pekerjaan/as built drawing

6. Admin dan Umum


 Tugas dan tanggung jawab Admin dan Umum adalah :
1. Membantu kepala pelaksana bagian proyek dan mengkoordinasi
serta mengawasi tata laksana administrasi.
2. Membuat dan menyusun buku kas umum beserta buku penunjangnya,
termasuk mengelola kas kecil.
3. mengolah data yang bersifat kearsipan yang menyangkut dengan pembukuan.
4. Bertanggung jawab atas kas proyek yang diamanatkan oleh pimpinan proyek.
5. Membuat laporan periodik mengenai penerimaan, penyimpanan, dan
pengeluaran serta bertanggung jawab sepenuhnya atas pengolahan keuangan
proyek.
6. Membuat dan menyusun Surat Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran
Pembangunan (SPJP).

7. Pelaksana Peralatan
 Tugas dan tanggungjawab Pelaksana Peralatan adalah :
1. Memodifikasi, mengoperasikan mengembangkan, menguji, atau
menyesuaikan peralatan dengan titik-titik lokasi pekerjaan.
2. Bertanggung jawab atas perhitungan (kualitas & kuantitas) hasil kemajuan
pekerjaan di lapangan untuk bidang Mekanikal Bangunan.
3. Merancang dan menerapkan modifikasi peralatan secara cost-effective.
4. Membahas dan memecahkan masalah kompleks dengan departemen
manufaktur, sub-kontraktor, supplier dan pelanggan.
5. Mengelola proyek dengan menggunakan prinsip rekayasa dan Teknik.
MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

6. Memindahkan alat atau material yang berada di lapangan sesuai dengan


instruksi kepala pelaksana pekerjaan.
7. Menjaga dan merawat alat agar selalu dapat beroperasi dengan baik.

8. Pelaksana Lapangan
 Tugas dan tanggungjawab Pelaksana Lapangan adalah :
1. Mengatur dan mengorganisir staf bawahan.
2. Menjelaskan job description dengan baik agar mudah dipahami oleh staf

bawahan.
3. Memberikan pengarahan/briefing rutin kepada staf di bawahnya.
4. Mengatur dan mengawasi jalannya pekerjaan yang ditugaskan kepada para
staf bawahannya.
5. Memberikan motivasi agar tetap semangat bekerja dalam kondisi apapun
kepada semua staf di bawahnya.

9. Pelaksana Logistik
 Tugas dan tanggung jawab bagian Pelaksana Logistik adalah :
1. Mensurvei data jumlah alat dan bahan material yang dibutuhkan. Setelah itu,
mencari harga alat bahan material tersebut ke beberapa supplier atau toko
material bangunan sebagai data untuk memilih harga bahan terbaik dan
memenuhi spesifikasi dan kualitas yang telah ditetapkan.
2. Melakukan pembelian alat dan bahan material ke supplier atau toko bahan
bangunan.
3. Menyiapkan dan mengelola tempat penyimpanan (gudang). Petugas Logistik
bertanggung jawab atas penyimpanan alat dan bahan material yang sudah
didatangkan ke area proyek sehingga dapat tertata rapi dan terkontrol dengan
baik.
4. Menganalisis dan bertanggung jawab atas Sistem Rantai Pasok yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan.
5. Melakukan koordinasi dengan pelaksana lapangan dan bagian teknik proyek
terkait dengan jumlah dan jadwal pendatangan bahan yang dibutuhkan pada
masing-masing item pekerjaan konstruksi.
MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

10. Quality Control


 Tugas dan tanggung jawab dari Quality Control adalah:
1. Memeriksa kualitas hasil pekerjaan yang akan dimasukkan ke dalam
monthly certificate (MC) atau laporan bulanan.
2. Memeriksa kualitas bahan material yang akan digunakan agar sesuai
dengan spesifikasi yang terdapat di dalam dokumen kontrak.
3. Membuat laporan bulanan dari hasil pengendalian kualitas untuk
mendukung data kuantitas setiap bulannya.
4. Mengikuti petunjuk teknis dan perintah dari site manager dalam setiap item
pekerjaan.
5. Memeriksa semua data tentang kendali mutu terhadap bahan material yang
digunakan.
6. Melakukan pengujian terhadap komposisi material yang akan dipergunakan.

11. Surveyor
 Tugas dan tanggung jawab dari Surveyor adalah :
1. Melaksanakan kegiatan survei dan pengukuran, diantaranya
pengukuran topografi lapangan dan penentuan koordinat bangunan.
2. Melakukan plotting site plan di lokasi pekerjaan untuk menentukan
benchmark, center line, titik elevasi tanah asli dari border line.
3. Menentukan titik elevasi kedalaman galian pondasi serta lantai basement,
agar proses galian dan urugan tanah sesuai dengan perencanaan konstruksi.

4. Membuat titik as bangunan sesuai dengan jarak dan sudut datar yang
telah dihitung untuk mencari lokasi titik tiang pancang dan pile cap.
5. Mengawasi pelaksanaan staking out, penetapan elevasi/level, as, vertikal
dan horizontal. sesuai dengan gambar rencana.
6. Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaannya kepada kepala proyek.
7. Membuat daftar alat ukur dan merawat alat ukur optik
beserta perlengkapannnya.
8. Mengkoordinir dan mengawasi penggunaan alat-alat ukur.
MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

12. Safety Supervisor dan Safety, Health, and Environment (SHE)


 Tugas dan tanggung jawab dari Safety Supervisor dan SHE adalah :
1. Membuat program kerja K3 dan perencanaan pengimplementasian agar
tercipta lingkungan kerja yang sehat. • Memastikan berjalannya program dan
membuat dokumentasinya.
2. Membuat laporan dan menganalisis data statistik SHE.
3. Melakukan peninjauan risiko assessment, SOP/SWP dan JSA.
4. Memeriksa pada peralatan kerja apakah terdapat aus atau tidak, dan juga
memerika kondisi kesehatan tenaga kerja dan lingkungan kerja.
5. Meninjau keselamatan kerja dan pelatihan keselamatan.
6. Mencegah dan melakukan penanggulangan kecelakaan kerja dan melakukan
penyelidikan penyebabnya.
7. Memastikan tenaga kerja telah bekerja sesuai dengan SOP.
8. Meninjau dan mengarahkan karyawan bekerja sesuai kewajiban dan sesuai
dengan sistem operasi perusahaan.

13. Keamanan
 Tugas dan tanggung jawab dari Keamanan adalah :
1. Mengamankan material, peralatan, serta personil di dalamnya dari
ganngguan- gangguan seperti pencurian, pemerasan, penggelapan, atau
lainnya
2. Akses kontrol pintu gerbang keluar-masuk proyek
3. Mengawasi dan memeriksa orang-orang yang keluar-masuk proyek
4. Penegak peraturan keselamatan kerja dalam lokasi proyek
MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

3.2 Struktur Oragnisasi


Organisasi proyek adalah sarana dalam pencapaian tujuan dengan mengatur dan
mengorganisasi sumber daya, tenaga kerja, material, peralatan dan modal secara efektif
dan efisien dengan menerapkan sistem manajemen sesuai kebutuhan proyek.

STRUKTUR ORGANISASI PROYEK PEMBANGUNAN


GEDUNG EDUCATION CEMTER TAHAP II
UNIVERSITAS MAKASSAR

PEMILIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

KONSULTAN KONTRAKTOR
CV. TIGA TIGA TUJUH KONSULTAN CV. ABADI TAMA MANDIRI
OPTIMA
MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

3.3 Tugas dan Tanggung Jawab Personil Proyek


1. Pemilik Proyek/Owner

1. Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor).


2. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang telah
dilakukan oleh penyedia jasa.
3. Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh
pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan.
4. Menyediakan lahan untuk pelaksaanan pekerjaan.
5. Menyediakan dana dan kemudian membayarkan kepada pihak penyedia jasa
sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan suatu bangunan.
6. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dengan
cara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak
atas nama pemilik.
7. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan ( bila terjadi ).
8. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh
penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang telah dikehendaki.

2. Konsultan Perencana

 Tugas dan Tanggungjawab


1. Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar rencana,
rencana kerja dan syarat-syarat, hitungan struktur dan rencana anggaran biaya.
MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2. Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa dan pihak


kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan.
3. Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal yang
kurang jelas dalam gambar rencana, rencana kerja dan syarat-syarat.
4. Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan perencanaan.
5. Menghadirirapat koordinasi pengelolaan proyek.

3. Kontraktor

 Tugas dan Tanggungjawab


1. Melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana, peraturan dan syarat - syarat
risalah penjelasan pekerjaan dan syarat - syarat yang telah ditetapkan oleh
pengguna jasa.
2. Membuat gambar - gambar pelaksana yang disahkan oleh konsultan pengawas
sebagai wakil dari pengguna jasa.
3. Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam peraturan
untuk menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat.
4. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan, dan bulanan.
5. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikannya
sesuai ketetapan yang berlaku.
MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

3.4 Hubungan Antar Personil Dalam Struktur Organisasi Proyek


Struktur organisasi dalam proyek Pembangunan Gedung UPBJJ-UT Makassar Tahap
I menggunakan struktur organisasi manajemen proyek, dimana pada organisasi ini
memiliki hubungan antar personil dalam struktur organisasi proyek untuk mengelola
proyek dengan baik dan tepat. Organisasi Manajemen Konstruksi berkaitan dengan
manajemen proyek yang terdiri dari manajemen konstruksi dan pihak - pihak lainnya
seperti Kontraktor, Konsultan Perencana dan lain - lainnya, yang mempunyai tugas
mengelola proyek secara terpadu dari perencanaan proyek, desain dan pelaksanaan
konstruksi. Hubungan kontrak antara pihak yang terlibat dalam tim manajemen proyek
bertujuan meminimalkan hubungan timbal balik di dalam tim manajemen proyek.
Pelakasanaan tahapan dalam organisasi semacam ini memungkinkan adanya
overlapping karena pelaksanaan proyek seperti desain dan pelaksanaan konstruksinya
sudah terpadu di bawah koordinasi manajemen konstruksi. Dalam organisasi jenis ini
biasanya manajemen konstruksi bertindak sebagai wakil owner/pemilik proyek di
lapangan.

Hubungan Struktur Organisasi Proyek Pembangunan Gedung


Education Center Tahap II

DIREKTUR
Ir. MAHBUBUJAYADIPUTRA, IAI

BIDANG ADM/KEUANGAN
BATARIYANA M, A.Md

BIDANG MANAJEMEN
BIDANG PERENCANAAN BIDANG PENGAWASAN
KONS.
H. KHAERUL ANHAR S.Pd NUR ADNAN, ST/PITE
ZULKIFLY RAHMAT, ST
MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

PEMILIK PEMILIK

KONSULTAN KONTRAKTOR KONSULTAN KONTRAKTOR

3.5 Rancangan Komunikasi Proyek

Komunikasi dalam bidang kostruksi terdiri dari perencanaan komunikasi dan


distribusi komunikasi.
1. Perencanaan komunikasi
Perencanaan komunikasi adalah seni dan ilmu pengetahuan dalam mencapai
target khalayak dengan menggunakan saluran-saluran komunikasi pemasaran,
misalnya periklanan, kehumasan, dan lain-lain. Perencanaan komunikasi terdiri dari:
 Komunikasi Eksternal, merupakan komunikasi yang dilakukan kepada
stakeholder pada proyek antara lain komunikasi kepada owner, subkontraktor,
supplier, serta pihak terkait lainnya seperti penduduk sekitar lokasi proyek.
 Komunikasi Internal, merupakan komunikasi yang dilakukan kepada anggota
yang terdapat dalam organisasi proyek tersebut.

2. Distribusi Komunikasi
Distribusi komunikasi adalah proses atau alur komunikasi dari organisasi proyek
dan perubahan permintaan dalam pelaksaan suatu proyek. Bentuk distribusi
komunikasi pada proyek adalah:
 Rapat (meetings)
Bekerja di proyek konstruksi tidak akan pernah lepas dari masalah karena
kegiatan membangun itu sendiri merupakan suatu kegiatan memecahkan
persoaalan pada suatu tempat dengan mendirikan bangunan agar bisa menjadi
solusi untuk fasilitas aktifitas yang tidak bisa dilakukan sebelumnya. bermacam
masalah tersebut membutuhkan upaya pemecahan dan penyatuan visi antar
organisasi pekerja proyek sehingga dapat mencapai tujuan bersama yaitu
MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

membangun sebuah bangunan seperti apa yang diharapkan sebelumnya, hal ini
membutuhkan suatu pertemuan khusus untuk membahasnya yang dinamakan
rapat koordianasi proyek.

 Distribusi dokumen berupa hardcopy


Mendistribusikan dokumen adalah membagikan atau meyalurkan
data/informasi kepada orang atau bagian yang membutuhkan. Pendistribusian
dapat dilakukan dengan dibagikan secara langsung kepada pihak-pihak yang
memerlukan dengan menggunakan buku ekspedisi intern sebagai bukti bahwa
yang bersangkutan telah menerima hasil pertemuan.
 Distribusi data melalui media elektronik,
Pendistribusian yang dilakuan pada distribusi data melalui media elektronik
adalah melakukan proses penyaluran data/informasi kepada orang atau bagian
yang membutuhkan. Namun untuk proses pendistribusiannya dilakukan dengan
menggunakan media elektronik seperti internet, radio, televisi, dan toko digital.
Komunikasi yang dapat dilakukan berupa komunikasi digital seperti (E-mail,
Facebook, Twitter, Whatsapp, Website, Messenger dan lain-lain).

3.6 Dokumen Kontrak Proyek


Dokumen Kontrak suatu proyek dapat terdiri dari dokumen-dokumen seperti :
1. Dokumen tender (spesifikasi, gambar)
2. Surat penunjukan (Letter of Acceptance / Award)
3. Surat perjanjian (Articles / form of agreement)
4. Syarat-syarat perjanjian (Condition of contract)
5. Rincian pekerjaan dan harga (Bill of Quantities)
6. Dokumen lain seperti berita acara prebid meeting, berita acara klarifikasi dan
penyelidikan tanah dll.
Pasal-pasal penting di dalam Dokumen Kontrak digolongkan sebagai berikut:
7. Lingkup pekerjaan berisi tentang uraian pekerjaan yang termasuk kontrak.
8. Jangka waktu pelaksanaan menjelaskan tentang total durasi pelaksanaan,
pentahapan (milestone), hak memperoleh perpanjangan waktu, ganti rugi
keterlambatan.
9. Harga Borongan menjelaskan nilai yang harus dibayar oleh pemilik proyek kepada
kontrak untuk melaksanakan seluruh lingkup pekerjaan, biaya-biaya yang termasuk
dalam harga borongan, sifat kontrak lumpsum, fixed price atau unit price.
MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

10. Cara pembayaran berisi tentang tahapan pembayaran, cara pengukuran prestasi,
jangka waktu pembayaran, jumlah pembayaran yang ditahan pada setiap tahap,
konsekuensi apabila terjadi keterlambatan pembayaran.
11. Pekerjaan tambah atau kurang.
12. Pengakhiran perjanjian.

3.7 Permasalahan Konstruksi


Berbagai masalah sering ditemui dalam pelaksanaan pekerjaan pada proyek
konstruksi. Permasalahan yang ada pada proyek ini :
1. Keterlambatan penyediaan bahan pada proyek
Keterlambatan ini bisa menjadikan jadwal kerja yang telah disusun bisa berantakan dan
mengalami kemunduran. Sehingga tenggat waktu atau target penyelesaian kerja bisa
tidak sesuai dengan perencanaan semula.
3.8 Pengajuan Klaim
Klaim adalah permasalahan yang dapat menimbulkan perselisihan dan
permohonan akan tambahan uang, tambahan waktu pelaksanaan, atau perubahan
metode pelaksanaan pekerjaan.
pada pekerjaan konstruksi yang kami kunjungi tidak pernah mengajukan klaim,
walaupun ada satu permasalahn namun tidak pernah ada klaim.
MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Proyek merupakan aktivitas yang bersifat temporer. Dalam pengerjaannya, selalu
ada batasan (time, scope dan budget) yang mempengaruhi kesuksesan pelaksanaan
proyek. Perubahan terhadap salah satu faktor akan mempengaruhi faktor yang lain.
Seluruh aktivitas yang terdapat pada proyek merupakan sebuah mata rantai yang
dimulai sejak dituangkannya ide, direncanakan, kemudian dilaksanakan, sampai benar-
benar memberikan hasil yang sesuai dengan perencanaannya semula.
Dalam kehidupan sehari-hari, dapat kita lihat berbagai jenis kegiatan proyek. Jenis-
jenis kegiatan proyek tersebut secara garis besar terkait dengan pengkajian aspek
ekonomi, keuangan, permasalahan lingkungan, desain engineering, marketing,
manufaktur, dan lain- lain.

4.2 Saran
Dalam mencapai kesuksesan dalam sebuah proyek kita harus benar-benar
memperhatikan terhadap manajemen proyek yang akan di aplikasikan dalam proyek
tersebut. Faktor utama yang menungjang kesuksesan proyek adalah manajemen proyek
dalam proyek tersebut sehingga kita perlu memperhatikan dengan baik manajemen
yang akan diterapkan dalam proyek.
MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

LAMPIRAN
1. Dokumentasi
MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2. Dokumen Kontrak
MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

You might also like