You are on page 1of 6

Pada percobaan pemisahan kation yang pertama adalah filtrat yang

mengandung Fe3+, Al3+, Cr2O72- dan kation-kation golongan IV sampai V. Filtrat


ditambahkan air suling sebanyak 10 ml dan ditambahkan 4-5 tetes HCOOH
menghasilkan larutan berwarna jingga kemudian dipanaskan.

Setelah dipanaskan ditambahkan NH4OH 6M terbentuk endapan berwarna merah


kecoklatan yang merupakan endapan Fe(OH)3. Terjadi reaksi netralisasi dengan ion
hidrogen (H+) dalam larutan, membentuk senyawa kompleks hidroksida besi(III)
(Fe(OH)3). Endapan merah kecoklatan yang terbentuk adalah Fe(OH)3, yang
merupakan senyawa besi(III) hidroksida.

Endapan yang terbentuk ditambahkan lagi dengan NH4OH 6M menghasilkan


endapan berwarna merah kecoklatan yang semakin banyak dan semakin jelas dan
kental endapan yan dihasilkan. Kemudian antara endapan dan filtrat disaring, filrat
yang dihasilkan tidak berwarna . Penambahan amonia (NH4OH) pada endapan
besi(III) hidroksida (Fe(OH)3) menyebabkan endapan menjadi semakin banyak dan
semakin jelas karena terjadi reaksi pembentukan senyawa kompleks dengan amonia.
Proses ini melibatkan reaksi netralisasi antara ion hidrogen (H+) dalam larutan
dengan ion hidroksida (OH−) dari amonia, membentuk senyawa kompleks besi(III)
amonia yang memiliki sifat insoluble (tidak larut dalam air) sehingga membentuk
endapan.

Endapan yang diperoleh terdiri dari Fe(OH)3 dijadikan suspensi dengan ditambahkan
aquades dan dipanaskan. Setelah itu didinginkan, endapan dicuci dan disaring.
Kemudian filtrat hasil dari penyaringan ditambahkan 1 ml HCl 6M lalu dibagi
menjadi 2. Pada tabung 1 ditambahkan tetes K4[Fe(CN)6] sehingga pada percobaan
tabung yang pertama terbentuk larutan berwarna biru tua yaitu KFe[Fe(CN)6],Reaksi
antara filtrat yang mengandung senyawa besi(III) dengan HCl 6M
(Fe(OH)3+3HCl→FeCl3+3H2O

menghasilkan senyawa besi(III) klorida (FeCl3). Kemudian, ketika ditambahkan


K4[Fe(CN)6], terjadi reaksi membentuk senyawa kompleks biru tua. Reaksinya dapat
dijelaskan sebagai berikut

4FeCl3 + 3K4Fe(CN)6 → Fe4(Fe(CN)6)3 + 12KCl

Sedangkan pada tabung yang kedua ditambahkan dengan 1 tetes KSCN 0,1 M
terbentuk larutan berwarna merah darah yang merupakan [FeCN)6]2+. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa keduanya terdapat ion Fe3+ dalam sampel.Ketika kedua uji
ini memberikan hasil positif untuk ion besi(III) (Fe3+), ini menunjukkan bahwa
sampel yang diuji mengandung ion besi(III). Reaksi-reaksi ini adalah reaksi
kompleksasi, di mana ion besi(III) membentuk senyawa kompleks dengan ion-ion
lainnya, menghasilkan warna khas yang digunakan untuk mengidentifikasi
keberadaan ion besi(III) dalam suatu sampel.

Filtrat yang dihasilkan pada penyaringan sebelumnya mengandung ion AlO2- yang
tidak berwarna dan juga mengandung CrO42- yang berwarna kuning. Kemudian
filtrat tersebut diuapkan sampai volumenya tinggal 2 ml. Filtrat dinetralkan dengan
menambahkan HCl 6M dan dibuat alkalis dengan cara menguji larutan tersebut
menggunakan kertas lakmus merah dan biru, pada kertas lakmus merah berubah
menjadi biru, dan kertas lakmus biru tidak merubah warna kertas lakmus. Hal
tersebut, bisa diasumsikan bahwa larutan bersifat basa (dalam keadaan basa) dengan
menambahkab NH4OH 6M. Setelah dibuat alkalis terbentuk endapan berwarna putih
gelatin dari Al(OH)3 dan filtrat yang disaring berwarna kuning. Filtrat hasil
pemisahan dari endapan sebelumnya mengandung larutan berwarna kuning dari
CrO42- yang diasamkan dengan sebanyak 3 tetes H2SO4 yang tidak berwarna. Pada
percobaan tersebut tidak terjadi perubahan setelah penambahan 1 ml eter dan setetes
H2O2 3%. Dapat disimpulkan bahwa tidak adaion Cr3+ yang dihasilkan.

IDENTIFIKASI
Pada percobaan ini, sebelumnya sudah diperoleh filtrat hasil pemisahan
katiom golongan IIIA yang mengandung kation-kation golongan IIIB. Filtrat
tersebut berwarna merah muda ditambahkan kristal NH4Cl berwarna putih
sebanyak 0.5 g. Kemudian dibuat alkalis dengan memberikan NH4OH 6M
berlebih, dihasilkan larutan yang berwarna jingga dan di uji dengan menggunakan
kertas lakmus tujuannya untuk mengetahui apakah larutan tersebut bersifat basa
atau asam. Kertas lakmus merah berubah menjadi biru dapat diartikan bahwa
larutan sudah bersifat basa. Setelah diperoleh larutan dijenuhkan dengan
ditambahkannya larutan Na2S tidak berwarna, ketika dipanaskan dalam penangas
air terbentuk koagulasi (menggumpal) dan ada endapan berwarna hitam, setelah
endapan terbentuk dipisahkan agar diperoleh filtrat dan endapan. Filtrat pada
percobaan ini tidak berwarna. Koagulasi adalah proses penggumpalan partikel-
partikel yang terdispersi dalam suatu larutan, sehingga membentuk endapan atau
gumpalan padat.Proses ini terjadi karena adanya reaksi kimia antara ion-ion dalam
larutan yang membentuk senyawa-senyawa padat yang tidak larut dalam air.Proses
koagulasi terjadi karena senyawa sulfida yang terbentuk bersifat padat dan tidak larut
dalam air ion sulfida (S2-) dari Na2S. Koagulasi ini juga dapat dipercepat oleh
pemanasan karena dengan meningkatnya suhu, kinetika reaksi meningkat, dan
partikel-partikel memiliki energi kinetik yang cukup untuk mengatasi gaya-gaya
tolakan elektrostatik antara mereka. Oleh karena itu, ketika larutan dipanaskan dalam
penangas air, terjadi peningkatan dalam kecepatan reaksi koagulasi, yang
menghasilkan endapan berwarna hitam dan larutan yang tidak berwarna setelah proses
pemisahan filtrat dan endapan.
Endapan yang dihasilkan dari Co(OH)3 dilarutkan dengan 0,5 mL HCl 12 M
menghasilkan larutan berwarna biru yang sudah dipanaskan perubahan warna
tersebut karena dibebaskannya klorida dari larutan sebelumnya. Larutan yang
dihasilkan diencerkan sampai 2 mL. Larutan yang dihasilkan tidak berwarna dan
ada endapan berwarna putih. Kemudian larutan yang dihasilkan tadi dibagi
menjadi 2 pada tabung reaksi. Tabung reaksi yang pertama ditambahkan kristal
NaF berwarna putih, setelah semuanya bereaksi dihasilkan larutan yang tidak
berwarna. Kemudian ditambahkan benzilalkohol yang tidak berwarna dan kemudian
ditambahkan kristal NaCNS tidak terjadinya warna biru hijau pada lapisan
benzilalkohol menunjukkan tidak adanya ion CO2+ . Pada tabung reaksi yang kedua
ditambahkan dengan NH4OH yang tidak berwarna, dihasilkan larutan yang jenuh
karena adanya ion Hidroksida (OH-) dan ditambahkan dengan CH3COONa berupa
kristal berwarna putih larutan tetap jenuh. Kemudian ditambahkan dengan DMG 1%
warna larutan berubah menjadi merah dan tidak terbentuk endapan. Setelah itu,
ditambahkan dengan CH3COOH 6M karena sebelumnya tidak terbentuk endapan,
penambahan tersebut timbul endapan berwarna merah dan ditambahkan NH4OH
larutan menjadi merah dan ada endapan berwarna hitam. Dapat disimpulkan bahwa
tidak ada ion Ni2+ yang dihasilkan, seharusnya pada endapan berwarna merah.
Percobaan yang terakhir adalah filtrat yang tidak berwarna hasil dari
penyaringan percobaan sebelumnya diuapkan hingga volume menjadi 2 mL.
Larutan tersebut dibagi menjadi 2 bagian, pada tabung reaksi yajg pertama
ditambahkan dengan Na2S dihasilkan 2 lapisan, lapisan atas berwarna kehitaman
sedangkan lapisan bawah berwarna putih. Dapat disimpulkan bahwa larutan ini
tidak mengandung ion Zn2+. Pada tabung reaksi yang kedua ditambahkan dengan
CH3COOH 6M menghasilkan larutan tidak berwarna dan ditambahkan dengan
[K4(FeCN)6] 0,1 M menjadi larutan berwarna putih. Hal tersebut menunjukkan
bahwa tidak ada ion Zn2+. Karena secara teori seharusnya menghasilkan endapan
berwarna putih.

1. Aluminium → (Al3+)
 hasil reaksi antara larutan alumunium nitrat, Al(NO3)3 dengan ammonia (NH3)
menghasilkan larutan yang tidak berwarna dan terbentuk endapan yang berwarna
putih.Berikut reaksi yang terjadi
Al(NO3)3 (aq) + 3NH3 (aq) + 3H2O (l) → Al(OH)3 (s) + 3NH4NO3 (aq)
Berdasarkan reaksi di atas, dapat disimpulkan bahwa endapan berwarna putih
yang terbentuk adalah alumunium hidroksida, Al(OH)3 yang tidak dapat larut.
 Reaksi antara alumunium nitrat, Al(NO3)3 dengan natrium hidroksida (NaOH).
Setelah mencampurkan keduanya, didapatkan larutan tidak berwarna dan
terbentuk endapan berwarna putih. Berikut reaksi yang terjadi:
Al(NO3)3 (aq) + 3NaOH (aq) → Al(OH)3 (s) + 3NaNO3 (aq)
Dari persamaan reaksi diatas dapat disimpulkan bahwa endapan putih pada larutan
adalah alumunium hidroksida, Al(OH)3.
 Reaksi antara alumunium nitrat, Al(NO3)3 dengan natrium fosfat (Na3PO4).
Setelah mencampurkan keduanya, didapatkan larutaan yang tidak berwarna dan
terbentuk endapan yang berwarna putih. Berikut reaksi yang terjadi:
Al(NO3)3 (aq) + Na3PO4 (aq) → AlPO4 (s) + 3NaNO3 (aq)
Dari persamaan reaksi diatas dapat disimpulkan bahwa endapan putih yang terbentuk
merupakan alumunium fosfat, AlPO4

2. Kromium, Cr3+
 larutan Cr(NO3)3 dengan ammonia (NH4OH) menghasilkan larutan tidak
berwarna dan terbentuk endapan seperti gelatin berwarna hijau. Endapan hijau
seperti gelatin tersebut merupakan kromium(III) hidroksida (Cr(OH)3). Berikut
reaksi yang terjadi :
Cr(N3)3(aq) + 3NH3(aq) + 3H2O(l) → Cr(OH)3(s) + 3NH4NO3
 natrium asetat (CH3COONa) ke dalam larutan Cr(NO3)3.Setelah mencampurkan
keduanya, didapatkan larutan berwarna hijau dan tidak terbentuk endapan.
Berikut reaksi yang terjadi:
Cr(NO3)3(aq) + 3CH3COONa(aq) → CH3COO3Cr(aq) +3 NaNO3(aq)
Dari persamaan reaksi diatas dapat disimpulkan bahwa pada penambahaan keduanya,
tidak terbentuk suatu endapan sekalipun dipanaskan, kecuali dengan penambahan
garam klorida seperti aluminium klorida atau besi(III) klorida, maka kromium akan
mengendap bersama besi dan aluminium sebagai garam asetat
 natrium hidroksida (NaOH) yang merupakan larutan tidak berwarna pada tabung
yang telah berisi kromium nitrat, Cr(NO3)3 1ml. Setelah di campurkan terbentuk
endapan berwarna hijau keabu-abuan dan larutan tidak berwarna. Percobaan
tersebut sesuai dengan persamaan reaksi yang ada yaitu:
Cr(NO3)3(aq) + 2NaOH(aq) → Cr(OH)3(s) + NaNO3(aq)
Pada persamaan reaksi di atas dapat disimpulkan bahwa endapan hijau keabu- abuan
tersebut adalah endapan kromium(III) hidroksida.
 larutan natrium fosfat (Na3PO4) pada 1ml larutan kromium nitrat (Cr(NO3)3).
Setelah mencampurkan keduanya, diperoleh larutan yang tidak berwarna dan
timbul endapan berwarna biru kehijauan. Berikut reaksi yang terjadi
Cr(NO3)3(aq) + Na3PO4(aq) → CrPO4 (s) + NaNO3(aq)
Berdasarkan persamaan reaksi di atas, endapan biru kehijauan yang terbentuk
merupakan kromium fosfat, dimana endapan ini dapat larut dalam asam-asam
mineral dan praktis tidak larut dalam asam asetat encer dingin

3. Besi → (Fe3+)
 larutan besi nitrat, Fe(NO3)3 dengan natrium hidroksida (NaOH) menghasilkan
larutan berwarna tidak berwarna dan terbentuk endapan yang berwarna coklat.
Berikut reaksi yang terjadi :
Fe(NO3)3 (aq) + 3NaOH (aq) → Fe(OH)3 (s) + 3NaNO3 (aq)
Berdasarkan reaksi di atas, dapat disimpulkan bahwa endapan berwarna coklat yang
terbentuk adalah besi(III) hidroksida, Fe(OH)3 yang dapat larut dalam asam.
 Reaksi antara besi nitrat, Fe(NO3)3 dengan natrium asetat (CH3COONa). Setelah
mencampurkan keduanya, didapatkan larutan yang berwarna coklat. Berikut
reaksi yang terjadi:
Fe(NO3)3 (aq) + 3CH3COONa (aq) → Fe(CH3COO)3 (aq) + 3NaNO3 (aq
 Reaksi antara besi nitrat, Fe(NO3)3 dengan kalium ferosianida, K4[Fe(CN)6].
Setelah mencampurkan keduanya, didapatkan larutan berwarna biru dan
terbentuk endapan yang berwarna biru. Berikut reaksi yang terjadi:
Fe(NO3)3 (aq) + K4[Fe(CN)6] (aq) → Fe4[Fe(CN)6]3 (s) + 4KNO3
 Fe(NO3)3 dengan kalium tiosianat (KSCN). Setelah mencampurkan keduanya,
terbentuk larutanyang berwarna merah darah. Berikut reaksi yang terjadi:
Fe(NO3)3 (aq) + 3KSCN (aq) → Fe(SCN)3 (aq) + 3KNO3 (aq)

4. Mangan, Mn2+
 larutan Mangan nitrat (Mn(NO3)2) tidak berwarna ditambah dengan Natrium
Hidroksida (NaOH) tidak berwarna. Setelah direaksikan, larutan yang terbentuk
tidak berwarna dan terdapat endapan berwarna putih. Persamaan reaksi yang
terjadi :
Mn(NO3)2(aq) + NaOH(aq) → Mn(OH)2(s) + NaNO3(aq)
 larutan Mangan nitrat (Mn(NO3)2) tidak berwarna ditambah dengan ammonia
(NH4OH). Setelah direaksikan, larutan yang terbentuk tidak berwarna dan
terdapat endapan berwarna putih. Persamaan reaksi yang terjadi :
Mn(NO3)2(aq) + 2NH3(aq) + 2H2O(l) → Mn(OH)2(s) + 2NH4NO3(aq)
 larutan natrium karbonat (Na2CO3) pada 1ml larutan Mangan nitrat
(Mn(NO3)2). Setelah direaksikan, dihasilkan larutan yang tidak berwarna dan
timbul endapan berwarna putih. Persamaan reaksi yangterjadi :
Mn(NO3)2(aq) + Na2CO3(aq) → MnCO3(s) + 2NaNO3(aq)
 ammonium sulfida ((NH4)2S) pada 1ml larutan Mangan nitrat (Mn(NO3)2).
Setelah pencampuran keduanya, diperoleh larutan tidak berwarna dan terbentuk
endapan berwarna merah. Persamaan reaksiyang terjadi :
Mn(NO3)2(aq) + (NH4)2S(aq) → MnS(s) + 2NH4NO3(aq)
 1ml larutan Mangan nitrat (Mn(NO3)2) dicampurkan dengan larutan natrium
fosfat (Na3PO4). Setelah pencampuran, dihasilkan larutan tidak berwarna dan
timbul endapan berwarna putih. Persamaan reaksi yang terjadi:
3Mn(NO3)2(aq) + 2Na3PO4(aq) → Mn3(PO4)2(s) + 6NaNO3(aq)

5. Nikel, Ni2+
 nikel sulfat (NiSO4) dengan larutan natrium hidroksida (NaOH). Setelah
pencampuran tersebut didapatkan larutan tidak berwarna dan timbul endapan
berwarna hijau. Hal ini dapat dibuktikan dengan persamaan reaksi:
NiSO4(aq) + NaOH(aq) → Ni(OH)2(s) + Na2SO4(aq)
 nikel sulfat (NiSO4) dengan larutan ammonium sulfida (NH4S). Dihasilkan
larutan tidak berwarna dan terbentuk endapan berwarna hitam. Berikut reaksi
yang terjadi :
NiSO4(aq) + NH4S(aq) → NiS(s) + (NH4)2SO4(aq)
 Larutan dimetilgilioksin (DMG) dan sedikit NH4OH ke dalam larutan nikel sulfat
(NiSO4), sehingga larutan menjadi tidak berwarna dan terbentuk endapan
berwarna berwarna merah. endapan merah yang dihasilkan berasal dari Ni-
dimetilglioksin

6. Kobalt → (Co2+)
 larutan kobalt nitrat, Co(NO3)2 dengan natrium hidroksida (NaOH)
menghasilkan larutan berwarna tidak berwarna dan terbentuk endapan yang
berwarna merah jambu. Berikut reaksi yang terjadi :
Co(NO3)2 (aq) + 2NaOH (aq) → Co(OH)2 (s) + 2NaNO3 (aq)
 kobalt nitrat, Co(NO3)2 dengan ammonia (NH3). Setelah mencampurkan
keduanya, didapatkan larutan yang berwarna coklat dan terbentuk endapan
berwarna biru Endapan biru tersebut merupakan endapan dari basanya dan dapat
larut dalam NH4OH atau NH4Cl berlebih.. Berikut reaksi yang terjadi:
Co(NO3)2 (aq) + 2NH3 (aq) + H2O (s) → CO(OH)2 (s) + 2NH4NO3 (aq)
 kobalt nitrat, Co(NO3)2 dengan ammonium sulfida, (NH4)2S. Setelah
mencampurkan keduanya, didapatkan larutan berwarna coklat dan terbentuk
endapan yang berwarna hitam. Berikut reaksi yang terjadi:
Co(NO3)2 (aq) + (NH4)2S (aq) → CoS (s) + 2NH4NO3 (aq)
 kobalt nitrat, Co(NO3)2 dengan dimetilglioksin. Setelah mencampurkan
keduanya, dihasilkan larutan yang berwarna coklat dan terbentuk edapan yang
berwarna merah kecoklatan

7. Seng , (Zn2+)
 Seng nitrat, Zn(NO3)2 dengan natrium hidroksida (NaOH) menghasilkan larutan
yang tidak berwarna dan terbentuk endapan yang berwarna putih.Berikut reaksi
yang terjadi
Zn(NO3)2 (aq) + 2NaOH (aq) → Zn(OH)2 (s) + 2NaNO3 (aq)
 Seng nitrat, Zn(NO3)2 dengan natrium fosfat (Na3PO4). Setelah mencampurkan
keduanya, didapatkan larutan tidak berwarna dan terbentuk endapan berwarna
putih. Berikut reaksi yang terjadi:
3Zn(NO3)2 (aq) + 2Na3PO4 (aq) → Zn3(PO4)2 (s) + 6NaNO3 (aq)
 Seng nitrat, Zn(NO3)2 dengan kalium ferosianida, K4[Fe(CN)6]. Setelah
mencampurkan keduanya, didapatkan larutaan yang tidak berwarna dan terbentuk
endapan yang berwarna putih. Berikut reaksi yang terjadi:
2Zn(NO3)2 (aq) + K4[Fe(CN)6] (aq) → Zn[Fe(CN)6] (s) + 4KNO3 (aq)
DASAR TEORI
Dalam analisa kualitatif cara memisahkan ion logam tertentu harus mengikuti prosedur kerja
yang khas. Zat yang diselidiki harus disiapkan atau diubah dalam bentuk suatu larutan. Untuk zat
padat kita harus memilih pelarut yang cocok. Ion-ion pada golongan-golongan diendapkan satu per
satu, endapan dipisahkan dari larutan dengan cara disaring atau diputar dengan centrifuga. Endapan
dicuci untuk membebaskan dari larutan pokok atau filtrat dan tiap-tiap logam yang mungkin akan
dipisahkan(Cokrosarjiwanto,1977:14)
Kation golongan III tidak bereaksi dengan asam klorida encer ataupun dengan
hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun, kation ini membentuk endapan dengan
amonium sulfida dalam suasana netral atau amoniak. Kation-kation golongan ini adalah Cobalt (II),
Nikel (II), Besi (II), Besi (III), Aluminium, Zink, dan Mangan (II). (Vogel,1985:203-204).
Banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan berperan penting dalam analisa kualitatif.
Endapan tersebut dapat berbentuk Kristal atau koloid dan dengan warna yang berbeda-beda.
Pemisahan endapan dapat dilakukan dengan penyaringan ataupun sentrifugasi. Endapan tersebut
terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan suatu endapan
adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan bergantung pada berbagai
kondisi seperti tekanan, suhu, konsentrasi bahan lain dan jenis pelarut. Perubahan larutan dengan
perubahan tekanan tidak mempunyai arti penting dalam analisa kualitatif, karena semua pekarjaan
dilakukan dalam wadah terbuka pada tekanan atmosfer. kenaikan suhu umumnya dapat
memperbesar kelarutan endapan. Perbedaan kelarutan karena suhu ini dapat digunakan sebagai dasar
pemisahan kation. (Masterton, 1991)
Kation adalah ion-ion yang bermuatan positif. Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik
kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap
beberapa reagensia. Dengan memakai apa yang disebut regensia golongan secara sistematik, dapat
kita tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation, dan dapat juga memisahkan golongan-
golongan ini untuk pemeriksaan lebih lanjut. Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi
kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan
ammonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-
reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh kita katakan, bahwa klasifikasi
kation yang paling
umum, didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida,sulfida,dan karbonat dari kation tersebut
(Svehla G,1985)
Logam-logam pada golongan III ini tidak diendapkan oleh reagensia golongan untuk kation
golongan I dan II, tetapi semuanya diendapkan dengan adanya ammonium klorida, dan hidrogen
sulfida dari larutan yang telah dijadikan basa dengan larutan ammonia. Logam-logam ini
diendapakan dengan sulfida kecuali alumunium dan kromium yang diendapkan sebagai hidroksida
karena hidrolisis yang sempurna dari sulfida dalam larutan air. Besi, alumunium dan krom (sering
disertai mangan) juga diendapkan sebagai hidroksida oleh larutan ammonia dengan adanya
ammonium klorida. Sedangkan logam-logam dari kation golongan ini tetap berada dalam larutan
dan dapat diendapkan sebagai sulfida oleh hidrogen sulfida. Maka golongan ini biasanya dibagi
menjadi golongan besi, meliputi besi, alumunium, atau kromium sering disebut golongan III A dan
dolongan Zink meliputi nikel, kobalt, mangan dan seng atau disebut golongan III B (Svehla G, 1985)

DAFTAR PUSTAKA
Cokrosarjiwanto.1997.Kimia Untuk Universitas. Yogyakarta:UNY Press
Vogel. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Bagian 1.
Jakarata: PT Kalman Media Pusaka

You might also like