You are on page 1of 20

MAKALAH

MANAJEMEN FARMASI

“RENCANA PENYEDIAAN SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK APOTEK”

DISUSUN OLEH
SITI HARDIYANTI.S
2343700070
KELAS APOTEKER D

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Organisasi dan Sumber daya Manusia di Apotek”. tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada bidang studi apoteker di kampus UTA 45. Selain itu,
penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak apt. Drs. Fauzi Kasim, M.Kes.
selaku dosen mata kuliah manajemen farmasi. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan tentang apotek, struktur organisasi di apotek, sumber daya manusia di apotek
beserta tugas dan tanggung jawabnya, serta peringatan dan pemecatan sumber daya manusia di apotek

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Nama penulis

Siti Hardiyanti.S
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................
1.1 Latar belakang....................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................................
1.4 Metode Penulisan...............................................................................................................
1.5 Sistematika Penulisan........................................................................................................
BAB II ISI..................................................................................................................................
2.1 Apotek ................................................................................................................................
2.1.1 Pengertian Apotek ...................................................................................................
2.1.2 Tugas dan Fungsi Apotek ........................................................................................
2.1.3 Manajemen Fungsi ...................................................................................................
2.2 Struktur Organisasi di Apotek .........................................................................................
2.2.1 Struktur Organisasi Apotek yang Ideal .................................................................
2.2.2 Struktur organisasi Apotek Kecil ...........................................................................
2.2.3 Maksud dan tujuan struktur organisasi.................................................................
2.3 Sumber daya manusia ........................................................................................................
2.3.1 Pekerjaan Kefarmasian ..........................................................................................
2.3.2 Sumber Daya Manusia Di Apotek ..........................................................................
2.3.3 Deskripsi Pekerjaan .................................................................................................
2.4 Sistem Operasional .............................................................................................................
2.4.1 Sistem Pembelian......................................................................................................
2.4.2 Sistem Gudang ..........................................................................................................
2.4.3 Sistem Pelayanan dan Penjualan ............................................................................
2.4.4 Sistem keuangan (kasir)...........................................................................................
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................
3.2 Saran ....................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Apotek dalam pelaksanaannya membutuhkan pengelolaan sumber daya manusia yang tepat. Hal
tersebut ditunjukkan oleh struktur organisasi yang terdapat di Apotek. Pengelolaan organisasi di
apotek merupakan hal penting yang membutuhkan pertimbangan serta manajemen yang tepat.

Struktur organisasi dalam apotek bertujuan untuk membagi tanggung jawab sumber daya
manusia di apotek agar setiap orang memiliki tanggung jawab yang jelas, sehingga pelaksanaannya
dapat lebih efektif dan efisien.

Oleh sebab itu diperlukan suatu gambaran mengenai pengelolaan sumber daya manusia di
apotek yang meliputi struktur organisasi, jumlah sumber daya manusia, jenis pekerjaan, deskripsi
pekerjaan, kriteria sumber daya manusia, peringatan dan pemecatan sumber daya manusia.
Diharapkan melalui gambaran yang diberikan, pembaca dapat mengetahui tentang pengelolaan yang
harus dilakukan dalam sistem manajemen apotek sehingga dapat mempertimbangkan halhal terkait
dengan sumber daya manusia di apotek dan pengelolaannya.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana gambaran mengenai pengelolaan organisasi apotek meliputi jumlah sumber daya
manusia, jenis dan deskripsi pekerjaan, kriteria sumber daya manusia, serta peringatan dan
pemecatan pada sumber daya manusia di apotek?.

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu memberikan gambaran kepada pembaca mengenai hal-
hal penting terkait pelaksanaan sistem di apotek berdasarkan tanggung jawab organisasi.

1.4 Metode Penulisan


Dalam penulisan makalah kali ini, penulis menggunakan metode studi pustaka, pencarian dari
internet, dan diskusi.
1.5 Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari tiga bab, bab I yaitu bab pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan; bab II yaitu bab isi yang
terdiri pengertian, gambaran organisasi di apotek, sumber daya manusia di apotek, pembagian tugas,
dan sistem operasional, bab III yaitu bab penutup yang terdiri dari kesimpulan.
BAB II
ISI

2.1 Apotek
2.1.1 Pengertian Apotek
Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 73 tahun 2016,
apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh
Apoteker. Standar pelayanan kefarmasian adalah tolak ukur yang dipergunakan sebagai
pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian
(Permenkes, 2016). Pengertian apotek menurut Kepmenkes RI No.
1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang standar pelayanan kefarmasian di apotek, yang
dimaksud dengan apotek adalah suatu tempat tertentu dilakukan pekerjaan kefarmasian
dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.

2.1.2 Tugas dan Fungsi Apotek


Berdasarkan PP No. 25 tahun 1980 tentang perubahan atas peraturan pemerintah No. 26
tahun 1965 tentang apotek, tugas dan fungsi apotek adalah:
1. Tempat pengabdian profesi apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan.
2. Sarana farmasi tempat dilakukannya kegiatan peracikan, pengubahan bentuk,
pencampuran dan penyerahan obat atau bahan obat.

2.1.3 Manajemen Fungsi


Dalam mengelola sebuah apotek, berlaku juga cara mengelola fungsi-fungsi manajemen
dalam menyusun rencana kerja (planning) untuk mencapai suatu tujuan. Karena untuk
melaksanakan rencana kerja tidak mungkin dilakukan oleh satu fungsi, maka organisasi
(apotek) membagi-bagi pekerjaan (organizing) yang ada di apotek dengan tugas,
wewenang dan tanggung jawab pada setiap fungsi. Kemudian masing-masing fungsi
melaksanakan rencana kerja (actuating) sesuai dengan fungsi pekerjaan dan sasaran yang
akan dicapainya. Berikut ini akan dijelaskan mengenai: Struktur organisasi apotek, uraian
pekerjaan (job description), sistem operasional yang berlaku pada setiap fungsi, dan
sistem pengawasan internal.
2.2 Struktur Organisasi di Apotek
Struktur organisasi adalah bagan yang menggambarkan fungsi-fungsi yang terdapat dalam suatu
organisasi. Seorang APA harus dapat memprediksi dan membentuk struktur organisasi di apotek,
disertai dengan uraian fungsi dan tugas serta wewenang dan tanggung jawab. Hal ini dilakukan agar
dapat mengetahui kegiatan apa saja yang akan dilakukan dan tipe orang yang bagaimana yang dapat
melaksanakan fungsi kegiatan tersebut, sehingga apotek dapat beroperasi sesuai dengan rencana.

2.2.1 Struktur Organisasi Apotek yang Ideal


Berikut ini adalah bagan yang menggambarkan struktur organisasi apotek yang dikatakan
ideal.

Gambar 2. Struktur organisasi apotek yang ideal

2.2.2 Struktur organisasi Apotek Kecil


Berikut ini adalah bagan yang menggambarkan struktur organisasi apotek kecil.

Gambar 3. Struktur organisasi Apotek Kecil


2.2.3 Maksud dan tujuan struktur organisasi
Struktur organisasi memiliki maksud dan tujuan berikut :
1. Organisasi harus mempunyai tujuan yang hendak dicapai melalui kerja sama yang teratur
dan kontinu antara karyawan yang bersangkutan. Sebagai konsekuensinya, untuk mencapai
tujuan tersebut harus ada kesatuan pimpinan (Unity of Command and Unity of Direction).
2. Ada pembagian kerja dan penugasan yang homogen
3. Ada kesesuaian perimbangan antara tugas, tanggung jawab dan wewenang
4. Melimpahkan tanggung jawab dan tugas secara tepat dan jelas.
5. Menyusun organisasi dengan mengikuti garis tata hubungan bawah-atasan, dimulai dari
bawah ke atas dan berakhir pada pucuk pimpinan organisasi
6. Pimpinan wajib mengawasi perintah-perintahnya secara organisasional dan merupakan
hubungan integral dari kehidupan organisasi.
7. Beberapa asas harus dipenuhi seperti :
a. Asas tahu diri, yaitu masing-masing warga sadar dan tahu tempatnya di dalam
organisasi dan berpegang teguh pada posisinya.
b. Asas kontinuitas, yaitu tugas tetap berjalan meskipun ada seseorang yang sakit, cuti
dan sebagainya.
c. Asas komunikasi, yaitu adanya pertukaran informasi antara bagian di dalam organisasi.
d. Asas koordinasi, yaitu merupakan pelengkap dari asas pembagian kerja.
e. Asas saling asuh antar bagian, yaitu dicegah adanya rasa lebih penting dari bagiannya
terhadap bagian lain. Hal ini sangat penting didalam organisasi yang operasinya
kompleks.
f. Asas kehayatan, dimaksudkan seolah-olah organisasi itu hidup atau berhayat. Setiap
warganya segera mengatasi keadaan bila terjadi hambatan atau terjadi rangsangan.

2.3 Sumber Daya Manusia


Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian, apoteker juga dapat dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian dalam menjalankan
pekerjaan kefarmasian di apotek. Tenaga teknis kefarmasian terdiri dari sarjana farmasi, ahli madya
farmasi, analisis farmasi, dan tenaga menengah farmasi/asisten apoteker. Sumber daya manusia di
apotek juga dapat mencakup tenaga non kefarmasian, seperti tata usaha, office boy, dan lain-lain.
Apoteker pendamping adalah apoteker yang bekerja di apotek di samping apoteker pengelola apotek
dan/atau menggantikannya pada jam-jam tertentu pada hari buka apotek, sedangkan apoteker
pengganti adalah apoteker yang menggantikan apoteker pengelola apotek selama apoteker pengelola
apotek tersebut tidak berada ditempat lebih dari 3 bulan secara terus-menerus, telah memiliki Surat
Ijin Kerja dan tidak bertindak sebagai apoteker pengelola apotek di apotek lain.
2.3.1 Pekerjaan Kefarmasian
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah mengucapkan
sumpah jabatan apoteker, sedangkan tenaga teknis kefarmasian adalah tenaga yang membantu
apoteker dalam menjalani pekerjaan kefarmasian, yang terdiri dari sarjana farmasi, ahli madya
farmasi, analisis farmasi, dan tenaga menengah farmasi/asisten apoteker. Dalam menjalankan
pekerjaan kefarmasian di fasilitas pelayanan kefarmasian (seperti apotek). Kewenangan
apoteker :
 Mengangkat seorang apoteker pendamping yang memiliki SIPA;
 Mengganti obat merek dagang dengan obat generik yang sama komponen aktifnya
atau obat merek dagang lain atas persetujuan dokter dan/ataupasien;
 Menyerahkan obat keras, narkotika dan psikotropika kepada masyarakat atas resep dari
dokter sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Penyerahan dan pelayanan obat berdasarkan resep dokter dilaksanakan oleh Apoteker.
2.3.2 Sumber Daya Manusia di Apotek
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek, melakukan pelayanan kefarmasian, dengan kompetensi sebagai
berikut:
 Mampu menyediakan dan memberikan pelayanan yang baik. Dalam memberikan
pelayanan, apoteker harus dapat mengintegrasikan pelayanannya dalam sistem
pelayanan kesehatan
 Mempunyai kemampuan untuk mengambil keputusan profesional.
 Menempatkan diri sebagai pimpinan dalam situasi multidisipliner.
 Mempunyai kemampuan dalam mengelola sumber daya (manusia, fisik, anggaran) dan
informasi secara efektif.
 Harus dapat dipimpin dan memimpin orang lain dalam tim kesehatan.
 Selalu belajar di sepanjang kariernya.
 Membantu memberi pendidikan dan memberi peluang untuk meningkatkan
pengetahuan
2.3.3 Deskripsi Pekerjaan
Deskripsi pekerjaan perlu ditentukan dengan jelas agar tidak terjadi tumpang-tindih kewajiban
dan tanggung jawab atau adanya pekerjaan yang tidak terselesaikan karena tidak jelas
penanggung jawabnya. Berikut ini pembagian deskripsi pekerjaan personel-personel di
apotek:
1. Apoteker Pengelola Apotek (APA) – Apoteker Fungsi dan Tugas APA
a. Membuat visi dan misi apotek
b. Membuat strategi, tujuan, sasaran dan program kerja yang akan dijalankan
c. Membuat dan menetapkan peraturan atau SPO (SistemProsedur Operasional) pada
setiap fungsi kegiatan di apotek
d. Membuat sistem pengawasan dan pengendalian SPO dan program kerja pada setiap
fungsi kegiatan di apotek
2. Wewenang dan Tanggung Jawab APA:
a. Menentukan arah terhadap seluruh kegiatan di apotek.
b. Menentukan sistem atau peraturan terhadap seluruh kegiatan di apotek.
c. Mengawasi pelaksanaan seluruh kegiatan di apotek.
d. Bertanggung jawab terhadap kinerja yang diperoleh di apotek.
3. Fungsi Pembelian – Asisten Apoteker Fungsi dan Tugas:
a. Mendata kebutuhan barang
b. Membuat kebutuhan pareto barang
c. Mendata pemasok (supplier)
d. Merencanakan dan melakukan pembelian sesuai dengan yang dibutuhkan, kecuali ada
ketentuan lain dari APA
e. Memeriksa harga, diskon hasil negosiasi dengan supplier Wewenang dan Tanggung
Jawab:
f. Menentukan dan melakukan negosiasi harga beli barang dan masa pembayaran dengan
supplier
g. Bertanggung jawab terhadap perolehan harga beli
h. Bertanggung jawab terhadap kelengkapan barang
4. Fungsi Gudang – Asisten Apoteker Fungsi dan Tugas:
a. Menerima dan mengeluarkan berdasarkan fisik barang
b. Menata, merawat dan menjaga keamanan barang Wewenang dan Tanggung Jawab
c. Menerima dan mengeluarkan barang
d. Menata dan menjaga keamanan barang
e. Bertanggung jawab terhadap resiko barang hilang dan rusak di gudang
5. Fungsi Pelayanan – Asisten Apoteker Fungsi dan Tugas:
a. Melakukan penjualan dengan harga yang telah ditetapkan
b. Menjaga kenyamanan ruang tunggu
c. Melayani konsumen dengan ramah dan santun
d. Memberikan informasi dan solusi kepada konsumen
e. Membina hubungan baik dengan pelanggan Wewenang dan Tanggung Jawab
f. Memberikan diskon sesuai dengan matriks wewenangnya
g. Memberikan insentifkepada pelanggan sesuai dengan matriks wewenangnya
h. Menjaga dan memelihara kebersihan dan keamanan barang yang terdapat di fungsi
penjualan
i. Bertanggung jawab terhadap kenyamanan ruang tunggu dan fasilitas konsumen
lainnya
j. Bertanggung jawab terhadap hasil penjualan
k. Bertanggung jawab terhadap kepuasan konsumen
6. Fungsi Kdan Tugas Keuangan :
a. Membuat rencana aliran kas (cash flow) bulanan dan tahunan
b. Menerima dan mengeluarkan uang dan surat berharga lainnya sesuai dengan bukti-
bukti dokumen yang telah disetujui APA
c. Memelihara dan menjaga keamanan dari resiko kehilangan dan kerusakan uang dan
surat berharga lainnya
d. Menjaga dan memelihara aliran kas agar tidak defisit Wewenang dan Tanggung Jawab
e. Mengatur rencana aliran kas melalui penerimaan dan pengeluaran uang dan surat
berharga lainnya
f. Memelihara keamanan uang dan surat berharga lainnya
g. Bertanggung jawab terhadap kondisi aliran kas yang terjadi
7. Fungsi dan Tugas Pembukuan – Tata Usaha (TU) :
a. Mengumpulkan, mencatat, melaporkan dan mengarsipkan laporan dengan benar dan
tepat waktu
b. Menjaga dan memelihara keamanan dan kebersihan dokumen apotek dari resiko
kehilangan atau kerusakan
c. Mengawasi pelaksanaan sistem yang telah ditetapkan pada setiap kegiatan yang ada di
apotek.
Wewenang dan Tanggung Jawab:
a. Memeriksa dan mengklarifikasi laporan kegiatan pembelian, penyimpanan (barang dan
uang) dan penjualan
b. Mengawasi pelaksanaan sistem pada seluruh kegiatan
c. Bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kecepatan penyajian laporan hasil
kegiatan apotek
d. Bertangung jawab terhadap kebersihan dan keamanan dokumen.
2.4 Sistem Operasional
2.4.1 Sistem Pembelian
Sistem adalah cara-cara untuk menjalankan suatu kegiatan. Jadi sistem operasional apotek
adalah tata cara yang ditetapkan dan digunakan dalam melaksanakan suatu fungsi kegiatan di
apotek. Sistem ini menjadi peraturan (standar) yang wajib dilaksanakan oleh seluruh
karyawan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.

Standar sistem prosedur operasional

Tahap 1 : Pengiriman daftar kebutuhan


1. Petugas penjualan membuat daftar kebutuhan barang melalui
dokumen daftar permintaan barang apotek (order list-OL)
2. Mengirim OL ke fungsi gudang
Tahap 2 : Penyiapan defecta
1. Petugas gudang berdasarkan OL menginventarisir saldo
persediaan barang di gudang dan mencatat di defecta barang
2. Mengirimkan defecta ke fungsi pembelian
Tahap 3 : Perencanaan dan pembelian
1. Petugas pembelian menyiapkan surat pesanan (SP), memilih
supplier yang dapat memberikan harga relatif lebih murah
dibandingkan dengan supplier lainnya
2. Melakukan negosiasi mengenai harga, diskon, masa tenggang
pembayaran (tunai atau kredit) dan melaksanakan pembelian
3. Mengirimkan SP yang telah disetujui oleh APA ke supplier
melalui fax, telepon atau diambil sendiri oleh salesman
supplier.
Tahap 4 : Pemeriksaan dan penerimaan barang
1. Petugas gudang memeriksa dan menerima fisik barang dari
supplier sesuai dengan SP dan faktur barang
2. Membuat tanda terima barang di faktur (stempel dan tanda
tangan) berdasarkan fisik barang yang diterima
Tahap 5 : Pemeriksaan faktur
1. Petugas pembelian memeriksa jumlah, jenis, harga dan diskon
serta masa pembayaran hasil negosiasi dengan supplier
2. Mengirimkan seluruh faktur pembelian barang yang diperiksa ke
fungsi TU
Tahap 6 : Pembukuan
1. Petugas TU berdasarkan faktur yang ada tanda terima gudang
mencatat sebagai pembelian barang di apotek
2. Membukukan pembelian barang di kartu hutang sebagai hutang
dagang apotek.
3. Membuat laporan pembelian dan saldo hutang setiap bulannya
kemudian melaporkannya ke APA.

2.4.2 Sistem Gudang


Sistem manajemen gudang dirancang untuk menangani dan mengontrol material di gudang.
Meskipun terbatas pada gudang, sistem ini mampu menangani masalah kritis dan kompleks,
sehingga seluruh rantai pasokan tetap berjalan dengan lancar. Manajemen gudang melibatkan
pemindahan, pengambilan, pengepakan, dan penyimpanan inventaris di gudang. Sistem
manajemen gudang menangani tugas – tugas utama gudang, seperti manajemen penyimpanan,
manajemen unit penyimpanan, manajemen barang berbahaya, pemrosesan pesanan, input dan
input material, inventaris, inspeksi serta pengisian ulang.
Standar sistem prosedur operasional

Tahap 1 : Penerimaan barang


a. Petugas gudang memeriksa dan menerima fisik barang dari supplier
sesuai dengan SP dan faktur barang
b. Membuat tanda terima penerimaan barang (stempel gudang dan tanda
tangan penanggung jawab gudang)
c. Menyimpan dan membukukan barang masuk di komputer (dan kartu
stok barang)
Tahap 2 :
a. Petugas gudang memeriksa dan menyerahkan fisik barang ke
fungsi penjualan sesuai dengan OL
b. Membuat tanda terima penyerahan barang (stempel dan tanda
tangan petugas penjualan) di OL
c. Menyimpan dan membukukan barang keluar di computer dan
kartu stok barang
Tahap 3 : Pembuatan laporan mutasi barang
a. Petugas membuat laporan mutasi barang (misalnya setiap 1 atau 3
bulan)

b. Mengirimkan laporan mutasi barang ke fungsi TU


Tahap 4 : Perhitungan stok barang
a. Petugas TU bersama panitia stok opname barang menghitung saldo
fisik barang di gudang (misalnya setiap 1 atau 3 bulan)
b. Membuat laporan berita acara stok opname baranG.

2.4.3 Sistem Pelayanan dan Penjualan


Manajemen pelayanan merupakan proses penerapan ilmu dan seni untuk menyusun rencana,
mengimplementasikan rencana, mengoordinasikan dan menyelesaikan aktivitas-aktivitas
pelayanan demi tercapainya tujuan pelayanan. Manajemen pelayanan publik dibutuhkan
dalam pelaksanaan pelayanan publik sebagai pemberian pelayanan prima kepada masyarakat
yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat,
sehingga memenuhi asa pelayanan publik, yaitu transparansi, akuntabilitas, kondisional,
partisipatif, memiliki kesamaan hak, serta keseimbangan hak dan kewajiban.
Manajemen penjualan adalah proses mengembangkan tenaga penjualan, mengoordinasikan
operasi penjualan, dan menerapkan teknik penjualan yang memungkinkan bisnis untuk secara
konsisten mencapai, dan bahkan melampaui, target penjualannya.

Tahap 1: Penyapaan awal (first greeting)


a. Mengucapkan “Selamat pagi/siang/malam” atau “Ada yang bisa kami
bantu Pak/Ibu” (sambil tersenyum)
b. Menerima perminataan konsumen, memeriksa ketersediaan barang dan
menginformasikan tentang harga serta kondisi barang yang dibutuhkan
c. Memberikan alternatif jalan keluar (solusi) cara memperoleh barang, bila
ada hambatan harga atau ketersediaan barang yang dibutuhkan konsumen,
sesuai dengan kode etik profesi.

d. Setelah terjadi transaksi konsumen memperoleh nomor resep dan


dipersilahkan menunggu di ruang tunggu. Sedangkan untuk konsumen
langganan (kredit), langsung diberikan nomor resep dan dipersilahkan
menunggu diruang tunggu
e. Mengentri uang hasil penjualan di computer
f. Memaraf daftar kontrol kegiatannya
Tahap 2: Penyiapan dan Pemeriksaan Obat
a. Menimbang, mencampur, meracik dan memasukkan obat ke wadahobat
sesuai dengan permintaan resep
b. Memeriksa dan mencocokkan jumlah dan jenis obat denganpermintaan di
resep
c. Memberi etiket (nama, tanggal dan cara pakai) sesuai dengan
permintaan resep
d. Memaraf daftar kontrol kegiatannyaTahap 3: Penyerahan Obat
a. Memanggil nama konsumen dengan sebutan :
“ Tuan/Nyonya”- ”Adik/Bayi” disertai dengan nomor resepnya
b. Memeriksa ulang kesesuaian antara obat yang akan diserahkan dengan
resepnya
c. Menyerahkan obat kepada konsumen dengan mencocokkan nomor resep
dan nama konsumennya
d. Mencatat alamat dan nomor telepon konsumen
e. Menjelaskan cara, waktu, jumlah pemakaian obat dalam sehari, efek
samping yang mungkin terjadi selama pemakaian obat dan cara
mengatasinya, serta cara menyimpan obat di rumah.

f. Memberitahukan nomor telepon apotek yang dapat dihubungi, bila


memerlukan informasi lebih lanjut selama pemakaian obat
g. Memaraf daftar kontrol kegiatannya

Tahap 4: Penyapaan Akhir (last greetings)


Mengucapkan “ Terima kasih Ya……Pak/Ibu” atau “Semoga lekas sembuh
ya…” (sambil tersenyum)

Tahap 5: Penyerahan uang dan laporan penjualan


a. Menyerahkan uang dan hasil penjualan disertai dengan dokumendisertai
laporan bukti setoran (cash report-CR) kepada fungsi keuangan

b. Membuat dan mengirimkan laporan penjualan kepada TU.


2.4.4 Sistem Keuangan (Kasir)
Manajemen keuangan yang efisien adalah salah satu aspek kunci dalam
menjalankan bisnis/usaha yang sukses. Dalam dunia bisnis yang semakin
kompleks, penggunaan aplikasi kasir yang sederhana dapat menjadi solusi yang
sangat berharga untuk membantu Anda mengelola keuangan dengan baik.
Manajemen keuangan adalah kegiatan perencanaan, pengelolaan, penyimpanan,
hingga pengendalian keuangan serta aset yang dimiliki sebuah perusahaan. Kenapa
manajemen keuangan ini dianggap sangat penting? Yang menjadi penentu dalam
berdirinya perusahaan adalah kondisi keuangannya sehingga pengelola keuangan
harus direncanakan dengan baik dan matanng agar tidak timbul konflik di hari
yang akan datang.

Standar sistem prosedur operasional

Tahap 1: Penerimaan uang dan surat berharga lainnya


 Petugas keuangan memeriksa dan menerima fisik uang dan surat
berharga lainnya dari petugas fungsi penjualan sesuai dengan CR atau
alat tagih yang lunas (nota inkasso)
 Membuat tanda terima penerimaan uang dan surat berharga lainnya
(tanda tangan kasir) di CR.
 Menyimpan dan membukukan uang dan surat berharga lainya masukdi
komputer (dan klat kas-bank)
Tahap 2 : Penyerahan uang dan surat berharga lainnya
 Petugas keuangan memeriksa dan menyerahkan fisik uang dan surat
berharga lainnya ke penerima berdasarkan dokumen pengeluaran
(dokumen biaya variabel dan biaya tetap)
 Membuat tanda terima penyerahan uang dan surat berharga lainnya
(tanda tangan penerima) di dokumen pengeluaran
 Menyimpanan dan membukukan uang dan surat berharga lainnya
keluar di komputer (dan klat kas-bank).

Tahap 3 : Laporan mutasi uang dan surat berharga lainnya


 Petugas keuangan membuat laporan mutasi uang dan surat berharga
lainnya setiap minggu
 Mengirimkan laporan mutasi barang ke fungsi TU
Tahap 4 : Perhitungan stok uang dan surat berharga lainnya
 Petugas TU bersama panitia stok opname memeriksa dan menghitung
saldo uang dan surat berharga lainnya yang ada setiap minggu
 Membuat laporan berita acara hasil perhitungan stok opname uang
dan surat berharga lainnya
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian
oleh Apoteker. Standar pelayanan kefarmasian adalah tolak ukur yang dipergunakan
sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan
kefarmasian.
2. Dalam mengelola sebuah apotek, berlaku juga cara mengelola fungsi-fungsi
manajemen, yang meliputi penyusunan rencana kerja (planning) untuk mencapaitujuan,
membagi-bagi pekerjaan (organizing) di setiap fungsi, melaksanakan rencana kerja
(actuating), dan pengawasan setiap pekerjaan yang dilakukan (controlling).
3. Deskripsi pekerjaan di apotek kecil tetap mengikuti ketentuan yang ada, hanya saja
pembagian tugasnya bisa dirangkap. Yaitu apoteker pengelola apotek, selain
menjalankan fungsinya sebagai apoteker, juga melakukan fungsi keuangan dan fungsi
pembukuan/tata usaha. Sedangkan asisten apoteker melakukan fungsi pembelian,
pelayanan, dan fungsi gudang, jika diperlukan.

3.2 Saran
Pengelolaan organisasi dan Sumber Daya Apotek masih memiliki banyak kekurangan,
oleh sebab itu diperlukan sistem yang lebih baik agar pengelolaannya dapat lebih baik.
Makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh sebab itu masih dibutuhkan
tambahan dan perbaikan untuk menambah informasi yang dapat diberikan kepada
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan RI. (2004). KepMenKes RI no: 1027/MenKes/SK/IX/2004.Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian Di Apotek. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI 2016.
Gemy., N., H. (2022). Manajemen Farmasi. Eureka media aksara : Jawa Tengah.

You might also like