You are on page 1of 6

PROSES PENGOLAHAN BATU GAMPING

Batu kapur yang umumnya berwarna putih kecoklatan - putih bersih,


Banyak kita jumpai pada bukit / gunung bro,Batu kapur ini biasanya dipakai oleh masyarakat
untuk meratakan jalan yang belum dicor atau diaspal, mengapa? karena pada batu kapur yang
umumnya masih berbentuk karbonat (CaCO3) yang tentunya sangat baik digunakan ketika
jalan yang sering dilewati kondisinya becek / dalam kondisi
kondisi hujan karena batu kapur akan
bereaksi dengan air hujan menjadi gipsum yang sifat fisiknya lebih kuat terhadap tekanan dan
beban.

reaksi
CaCO3 (batu kapur) + H2SO4 (air hujan yg sedikit asam) ----> CaSO4 (gipsum) + H2O

Proses Penambangan Batu Kapur

Batu kapur bisa secara langsung ditambang oleh masyarakat, jika batukapur terdapat dalam
bukit sehingga tidak diperlukan proses
proses pengupasan lapisan tanah diatasnya. juga tingkat
kekerasan yang rendah membuat masyarakat mampu mengambil batukapur cukup dengan
peralatan sederhana seperti, cangkul, linggis, blencong, dsb.

Selanjutnya batu kapur dipecah menggunakan palu sampai ukuran yang tidak terlalu besar
danjuga tidak sekecil batu split yang nantinya langsung dibakar pada tanuh deh.
Dalam skala industri , penambangan batu gamping Indonesia dilakukan dengan cara tambang
terbuka (kuari). Tanah penutup (overburden) yang terdiri dari tanah liat, pasir dan koral
dikupas terlebih dahulu. Pengupasan dapat dengan menggunakan bulldozer atau power
scraper. Kemudian dilakukan pemboran dan peledakan sampai di dapat ukuran bongkah yang
sesuai. Untuk bongkah yang terlalu besar perlu di bor dan diledak-ulang (secondary
blasting). Pengambilan bongkah batu gamping biasanya dilakukan d dengan
engan wheel loader, lalu
dimuat ke alat transportasi (dump truck, belt conveyor, lori dan lain-lain)

Proses Pengolahan Batu Kapur

Batu gamping dapat langsung dipakai sebagai bahan baku, misal pada industri semen, fondasi
jalan, rumah dan sebagainya. Untuk hal
hal lain perlu pengolahan terlebih dahulu, misal dengan
pembakaran. Cara ini dimaksudkan untuk
untuk memperoleh kapur tohor (CaO), kalsium
hidroksida (Ca(OH)2) dan gas CO2.

Kalsinasi

Kata kalsinasi berasal dari bahasa Latin yaitu calcinare yang artinya membakar kapur. Proses
Kalsinasi yang paling umum adalah diaplikasikan untuk dekomposisi kalsium karbonat (batu
kapur, CaCO3) menjadi kalsium oksida (kapur bakar, CaO) dan gas karbon dioksida atau
CO2.
Produk dari kalsinasi biasanya disebut sebagai “kalsin,“ yaitu mineral yang telah mengalami
proses pemanasan.

Proses Kalsinasi dilakukan dalam sebuah tungku atau reaktor yang disebut dengan kiln atau
calciners dengan berragam desain, seperti tungku poros, rotary kiln, tungku perapian ganda,
dan reaktor fluidized bed.
Secara umum, pembuatan kapur tohor meliputi :

 Kalsinasi pada suhu 900o - 1000oC,


sehingga batu gamping terurai menjadi CaO dan CO2
 CO2 ditangkap, dibersihkan dan dimasukkan ke dalam tangki
 Kalsinasi dapat membentuk kapur tohor (CO) dan padam (CaOH2)
 Pembakaran batu gamping pada suhu sekitar 900oC akan diperoleh CaO melalui
reaksi CaCO3
CaCO3 • CaO + CO2 Pada reaksi ini terjadi penyerapan
penyerapan panas
panas karena untuk
mengurai 1 gram molekul CaCO3 (100 gram) perlu
pe rlu panas 42,5 kkal.
Pembakaran batu dolomit (MgCO3) pada suhu 800 oC akan terjadi penguraian,
sepertii reaksi berikut
sepert berikut : MgCO3
MgCO3 • MgO + CO2; MgO disebut disebut juga magnesit
magnesit kostik
kostik..
Pembakaran batu gamping dolomitan
dolomitan pada suhu 800-850 oC, hanya MgCO3 yang
terurai, tetapi CaCO3 belum terurai.
Jadi yang dihasilkan adalah MgO.CaCO3; dolomit kostik yang aktif ialah MgO
sementara CaCO3 bekerja sebagai bahan pengisi. Tetapi apabila pembakaran
dilakukan di atas 900 oC, yang terjadi adalah CaCO3, dan CO3 terurai menjadi CaO
dan MgO. Pembakaran batu gamping yang mengandung MgCO3 penurunan daya ikat
MgO tak dapat dihindari, karena saat reaksi penguraian CaCO3 menjadi CaO dan
CO2 dibutuhkan suhu lebih tinggi dari 900 o C, terutama yang berukuran besar, agar
suhu di bagian dalam cukup tinggi sehingga tejadi disosiasi. Gas CO2 akibat disosiasi
disosi asi
dari hasil pembakaran atau udara dapat dihilangkan dengan alat pembuat gas atau
secara alami

pembuatan tungku pembakar

Batu kapur yang mau dibakar menjadi produk siap jual


proses pembakaran yang sedang berlangsung

Contoh Aplikasi dari Proses Kalsinasi Antaranya adalah:

1. Dekomposisi mineral karbonat seperti pada kalsinasi calcium karbonat (limestone)


menjadi calsium oksida dan gas carbon dioksida.
2. Dekompisisi mineral hidrat seperti pada kalsinasi bauxsite yang bertujuan untuk
membuang air Kristal

3. Dekomposisi zat mudah menguap yang terkandung pada petroleum coke.


Operasi Kalsinasi Batu Kapur

Secara skematik shaft funace atau tungku tegak yang umum digun
digunakan
akan untuk proses kalsinasi
diperlihatkan pada gambar dibawah. Bahan baku yang terdiri dari Batu kapur dan kokas
dimasukan dari bagian atas furnace. Sedangkan udara dihembuskan dari bagian bawah.
Kapur bakar hasil kalsinasi di tarik keluar dari bagian bawah.
Skematika Zona Proses Kalsinasi Pada Shaft Furnace
Tungku kalsinasi dapat dibagi dalam tiga zona, yaitu zona preheating, zona reaksi, dan zona
cooling.

Preheating Zone.

Pada daerah ini muatan padat batu kapur dan kokas akan mengalami pemanasan sampai
temperatur sekitar 800 celcius oleh gas panas yang bergerak berlawanan dari bawah ke
bagian atas tungku. Pada daerah ini, belum
belum terjadi reaksi kalsinasi maupun reaksi pembakaran
dari kokas.

Reaction Zone.

Pada daerah ini terjadi reaksi pembakaran kokas dan dekomposisi dari batu kapur. Kapur
kabar mengalami pemanasan berlebih dan diperkirakan menjacapai temperatur 1000 celcius.
Gas yang meninggalkan daerah reaksi bertemperatur sekitar 900 celcius. Temperatur gas
yang keluar ini, 100 celcius lebih tingg dari pada temperatur material yang m
masuk
asuk pada
daerah ini.
Cooling Zone.

Pada daerah ini kapur bakar didinginkan dengan udara yang bergerak berlawanan dari bagian
bawah tungku. Pada daerah ini kapur bakar didinginkan sampai temperatur sekitar 100
celcius.
Agar terjadi pembakaran sempurna dari kokas, maka udara yang dihembuskan mencapai 25
persen berlebih dari yang diperlukan.

Reaksi Kalsinasi Batu Kapur

Selama proses kalsinasi, Batu kapur, CaCO3 akan terurai menjadi kapur bakar dengan rumus
kimia CaO (kalsium oksida) dan gas karbon dioksida, CO2 sesuai dengan reaksi berikut:
CaCO3 → CaO + CO2 CO2(g), ΔH298
ΔH298 = 177,8 kJProses kalsinasi meliputi pelepasan air, carbon
dioksida atau gas-gas lain yang terikat secara
secar a kimiawi. Proses Kalsinasi lebih endotermik
daripada proses drying. Sehingga panas harus dipasok dari sumber dengan temperatur relatif
tinggi.

Contoh Produk yang dihasilkan

Perubahan Komposisi Batu Kapur setelah dikalsinasi menjadi kapur bakar dapat dilihat pada
tabel di bawah. Batu kapur sebelum diproses memiliki kandungan CaCO3 sebesar
95,2 persen, MgCO3 sebesar 0,9 persen, dan air 2,7 persen. Sedangkan
Sedangkan setelah mengalami
proses kalsinasi, kapur bakar memiliki kandungan CaO sebesar 97,0 persen, kandungan MgO MgO
0,8 persen.
Air yang terkandung dalam batu kapur hilang selama kalsinasi. Namun de demikian,
mikian, Kandungan
SiO2 pada kapur bakar menjadi relatif lebih tinggi seperti yang ditunjukkan pada tabel di
bawah.
Batu Kapur sebelum batu kapur setelah dibakar

dibakar

CaCO3 95,2 % CaO 97,0 %

SiO2 1,2 % SiO2 2,2 %

MgCO3 0,9 % MgO 0,8 %

H2O 2,7 % H2O 0,0 %

You might also like