Professional Documents
Culture Documents
PDF Proses Pengolahan Batu Gamping - Compress
PDF Proses Pengolahan Batu Gamping - Compress
reaksi
CaCO3 (batu kapur) + H2SO4 (air hujan yg sedikit asam) ----> CaSO4 (gipsum) + H2O
Batu kapur bisa secara langsung ditambang oleh masyarakat, jika batukapur terdapat dalam
bukit sehingga tidak diperlukan proses
proses pengupasan lapisan tanah diatasnya. juga tingkat
kekerasan yang rendah membuat masyarakat mampu mengambil batukapur cukup dengan
peralatan sederhana seperti, cangkul, linggis, blencong, dsb.
Selanjutnya batu kapur dipecah menggunakan palu sampai ukuran yang tidak terlalu besar
danjuga tidak sekecil batu split yang nantinya langsung dibakar pada tanuh deh.
Dalam skala industri , penambangan batu gamping Indonesia dilakukan dengan cara tambang
terbuka (kuari). Tanah penutup (overburden) yang terdiri dari tanah liat, pasir dan koral
dikupas terlebih dahulu. Pengupasan dapat dengan menggunakan bulldozer atau power
scraper. Kemudian dilakukan pemboran dan peledakan sampai di dapat ukuran bongkah yang
sesuai. Untuk bongkah yang terlalu besar perlu di bor dan diledak-ulang (secondary
blasting). Pengambilan bongkah batu gamping biasanya dilakukan d dengan
engan wheel loader, lalu
dimuat ke alat transportasi (dump truck, belt conveyor, lori dan lain-lain)
Batu gamping dapat langsung dipakai sebagai bahan baku, misal pada industri semen, fondasi
jalan, rumah dan sebagainya. Untuk hal
hal lain perlu pengolahan terlebih dahulu, misal dengan
pembakaran. Cara ini dimaksudkan untuk
untuk memperoleh kapur tohor (CaO), kalsium
hidroksida (Ca(OH)2) dan gas CO2.
Kalsinasi
Kata kalsinasi berasal dari bahasa Latin yaitu calcinare yang artinya membakar kapur. Proses
Kalsinasi yang paling umum adalah diaplikasikan untuk dekomposisi kalsium karbonat (batu
kapur, CaCO3) menjadi kalsium oksida (kapur bakar, CaO) dan gas karbon dioksida atau
CO2.
Produk dari kalsinasi biasanya disebut sebagai “kalsin,“ yaitu mineral yang telah mengalami
proses pemanasan.
Proses Kalsinasi dilakukan dalam sebuah tungku atau reaktor yang disebut dengan kiln atau
calciners dengan berragam desain, seperti tungku poros, rotary kiln, tungku perapian ganda,
dan reaktor fluidized bed.
Secara umum, pembuatan kapur tohor meliputi :
Secara skematik shaft funace atau tungku tegak yang umum digun
digunakan
akan untuk proses kalsinasi
diperlihatkan pada gambar dibawah. Bahan baku yang terdiri dari Batu kapur dan kokas
dimasukan dari bagian atas furnace. Sedangkan udara dihembuskan dari bagian bawah.
Kapur bakar hasil kalsinasi di tarik keluar dari bagian bawah.
Skematika Zona Proses Kalsinasi Pada Shaft Furnace
Tungku kalsinasi dapat dibagi dalam tiga zona, yaitu zona preheating, zona reaksi, dan zona
cooling.
Preheating Zone.
Pada daerah ini muatan padat batu kapur dan kokas akan mengalami pemanasan sampai
temperatur sekitar 800 celcius oleh gas panas yang bergerak berlawanan dari bawah ke
bagian atas tungku. Pada daerah ini, belum
belum terjadi reaksi kalsinasi maupun reaksi pembakaran
dari kokas.
Reaction Zone.
Pada daerah ini terjadi reaksi pembakaran kokas dan dekomposisi dari batu kapur. Kapur
kabar mengalami pemanasan berlebih dan diperkirakan menjacapai temperatur 1000 celcius.
Gas yang meninggalkan daerah reaksi bertemperatur sekitar 900 celcius. Temperatur gas
yang keluar ini, 100 celcius lebih tingg dari pada temperatur material yang m
masuk
asuk pada
daerah ini.
Cooling Zone.
Pada daerah ini kapur bakar didinginkan dengan udara yang bergerak berlawanan dari bagian
bawah tungku. Pada daerah ini kapur bakar didinginkan sampai temperatur sekitar 100
celcius.
Agar terjadi pembakaran sempurna dari kokas, maka udara yang dihembuskan mencapai 25
persen berlebih dari yang diperlukan.
Selama proses kalsinasi, Batu kapur, CaCO3 akan terurai menjadi kapur bakar dengan rumus
kimia CaO (kalsium oksida) dan gas karbon dioksida, CO2 sesuai dengan reaksi berikut:
CaCO3 → CaO + CO2 CO2(g), ΔH298
ΔH298 = 177,8 kJProses kalsinasi meliputi pelepasan air, carbon
dioksida atau gas-gas lain yang terikat secara
secar a kimiawi. Proses Kalsinasi lebih endotermik
daripada proses drying. Sehingga panas harus dipasok dari sumber dengan temperatur relatif
tinggi.
Perubahan Komposisi Batu Kapur setelah dikalsinasi menjadi kapur bakar dapat dilihat pada
tabel di bawah. Batu kapur sebelum diproses memiliki kandungan CaCO3 sebesar
95,2 persen, MgCO3 sebesar 0,9 persen, dan air 2,7 persen. Sedangkan
Sedangkan setelah mengalami
proses kalsinasi, kapur bakar memiliki kandungan CaO sebesar 97,0 persen, kandungan MgO MgO
0,8 persen.
Air yang terkandung dalam batu kapur hilang selama kalsinasi. Namun de demikian,
mikian, Kandungan
SiO2 pada kapur bakar menjadi relatif lebih tinggi seperti yang ditunjukkan pada tabel di
bawah.
Batu Kapur sebelum batu kapur setelah dibakar
dibakar