You are on page 1of 42

“Sesungguhnya orang-orang

mukmin adalah bersaudara.


Oleh karena itu, damaikanlah
kedua saudara kalian,
dan bertakwalah kalian
kepada Allah supaya kalian
mendapatkan rahmat.”
(QS al-Hujurat/49:10)

i
KATA PENGANTAR

Bismillah wa syukrulillah wa laa haula wa laa


quwwata illah billah.
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah
Subhanahu Wa Ta'ala yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya. Sehingga, tulisan ini dapat
diselesaikan sebagaimana mestinya. Salam dan salam
sentiasa tercurah kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wa Salam, junjungan kita.
Tulisan ini berjudul "Ukhuwah Pembawa Hijrah"
yang mana dalam persaudaraan seiman dapat merubah
seseorang yang tidak baik menjadi baik, memberi
banyak pelajaran tentang ukhuwah, memberi
pandangan tentang kebutuhan seseorang dalam
halaqah.
Saya menyadari di dalam penulisan ini masih
terdapat kekurangan, sehingga saya mengharapkan

ii
kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan
penulisan selanjutnya.
Akhirnya, saya mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian antologi ini. Semoga antologi ini dapat
memberikan manfaat dan kontribusi positif bagi
pembaca.

Kubu Raya, 16 April 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Dalil Quran − i
Kata Pengantar − ii
Daftar Isi − iv

Iman yang Berguncang − 1


Pengertian Ukhuwah − 2
Pengertian Halqah atau Ukhuwah Islamiyah − 8
Cahaya Iman − 14
Mempererat Ukhuwah dalam Halaqah − 15
Quotes − 24
Perasaan Mencintai Lingkaran − 25
Manfaat Lingkaran dalam Ukhuwah − 32

Tentang Penulis − 33
Referensi − 34

iv
Iman yang Berguncang

Karya: Jidan Shazia

Langkah beriringan dengan roda kehidupan


Menapak pada bumi, melayang bak ke langit
Menyatu, tetapi tak bisa menopang badan
Tumpukan batu menghujam kulit

Kehidupan bak meniti jalan pada titian bergoyang


Terombang-ambing bak di lautan luas
Namun, harapan padaNya tak pernah lekang
Bersujud di atas sajadah yang jadi alas

Pontianak, 20 Mei 2021

1
Pengertian Ukhuwah
“Sesungguhnya perumpamaan seorang mukmin
dengan mukmin lainnya laksana bangunan kukuh,
yang saling menguatkan satu dengan lainnya.” (HR.
Bukhari dan Muslim)

Ukhuwah sangat menjadi kebutuhan untuk jati


diri setiap insan dalam mempererat iman. Ukhuwah
menjadi benteng agar tidak tersesat karena kesalahan.
Saling berpegang tangan, menggenggam erat agar tetap
terjaga keutuhannya. Mengingatkan ketika kekeliruan di
antara saudara. Namun, menjaga lisan agar tidak
membicarakan keburukan orang lain.
Ukhuwah menjadi patokan dalam berkelompok
untuk menjalin keakraban, kedekatan satu sama lain.
Terkadang berbagi cerita, berita suka maupun duka ikut
diungkapkan. Bukan sekadar memberi informasi,
bahkan bisa jadi mendapatkan solusi.

2
3

Ukhuwah yang saya maksud bukan


persaudaraan antara keluarga, saudara sedarah atau
persaudaraan antar tetangga sekitar rumah. Kali ini
ukhuwah dalam artian berbeda.
Ukhuwah yang dimaksud yaitu ukhuwah dalam
lingkaran. Ukhuwah lingkaran yang tidak banyak orang
lain ketahui, lingkaran yang tidak banyak diikuti,
lingkaran yang selalu sedikit orang jika bertemu, bahkan
dianggap tidak penting dan menuduh lingkaran
terorisme. Entah, dari sudut pandangan manakah
mereka telaah hingga terdengar hina.
Dalam Surah Al-Hujarat ayat 10 Allah Subhanahu
Wa Ta'ala berfirman yang artinya: “Sesungguhnya
orang-orang mukmin adalah bersaudara. Karena itu,
damaikanlah kedua saudara kalian, dan bertakwalah
kalian kepada Allah supaya kalian mendapatkan
rahmat.” Oleh karena itu, sudah jelas bahwa ukhuwah
itu tidak termasuk dalam terorisme apalagi dianggap
pemecah persaudaraan. Naudzubillah.
4

Ukhuwah dalam lingkaran adalah ukhuwah


islamiah — atau persaudaraan sesama umat muslim
yang sering disebut Halaqah. Ukhuwah islamiyah
terkadang dilakukan per pekan atau per minggu sesuai
hari kesepakatan kelompok. Biasanya, dalam satu
kelompok terdiri sepuluh orang atau lebih yang akan
dibimbing oleh seorang guru.
Ukhuwah dalam bahasa Arab adalah Akhu
berarti saudara, baik itu saudara kandung, saudara se–
ibu atau saudara se–ayah. Ukhuwah di dalam lingkaran
persaudaraan yang terjalin berbeda darah, daerah, ras,
bahkan suku melengkapi di dalam kelompok.
Menurut Tari–teman saya waktu satu kelompok
yang telah lama mengikuti lingkaran, ukhuwah adalah
ikatan atau hubungan berdasarkan iman karena Allah
Subhanahu Wa Ta'ala terhadap saudara kita sesama
muslim, sedangkan menurut Indah Wulandari ukhuwah
adalah kita bersaudara sesama muslim.
5

Menurut Siti Nurbani ukhuwah tidak bisa


dijabarkan dalam bentuk opini karena terminologinya
adalah ikatan. Menurut Diana ukhuwah adalah
hubungan yang terjadi atas persamaan sudut pandang
seseorang dalam wawasan keagamaan.
Jadi, saya menyimpulkan ukhuwah dalam
lingkaran adalah persaudaraan yang terikat pada iman
hingga mengalir rasa kasih sayang karena Allah
Subhanahu Wa Ta'ala. Ukhuwah dalam lingkaran akan
sangat membantu kita apabila terjadi kekeliruan
pandangan.
Berbagi cerita ketika saya hendak libur dalam
jalinan ukhuwah. Ketika itu saya yang baru selesai dari
kuliah sarjana harus bersedia ganti guru, teman-teman
dan tempat untuk menjalin ukhuwah. Walaupun, sudah
biasa diganti setiap tahun tetapi tetap saja berbeda. Ya,
waktu itu saya harus menjalin ukhuwah di daerah
sendiri, karena biasanya di perkotaan.
6

Saya yang sudah dibekali sedikit ilmu kala itu


harus memulai dengan suasana, guru, tempat dan
teman-teman yang serba baru. Ada rasa minder? Sudah
pasti terjadi kala pertemuan pertama. Rasa insecure
saya memuncak ketika menyetor berkenalan dengan
teman-teman dua menit yang lalu. Pengetahuan dan
rasa ingin tahu lebih tinggi dari kami di kota. Bahkan,
ketika setor hafalan saya semakin insecure. Dari segi
hafalan Al-qur'an mereka lebih jauh, karena saat itu
saya masih menghafal surah Asy-syam sedangkan
mereka sudah ada yang hafal surah An-Naba, Al-
Mutaffifin, dan Abasa. Bahkan, ada yang surah Al-
Baqarah karena harus terbiasa menghafal surah panjang
untuk menjadi syarat daftar di salah satu tempat
penghafal Al-qur'an kota Jakarta.
Karena hafalan yang tidak seberapa, saya
bercerita kepada guru. Saya ceritakan tentang rasa
minder di dalam jiwa ini. Jangan sampai, rasa itu
membuat saya tidak ingin ikut di dalam ukhuwah.
7

Sehingga jauh tak mendapat hidayah dari Allah


Subhanahu Wa Ta'ala.
Namun, sang guru berkata, “Nggak apa-apa, Kak.
Semampu kakak saja menghafalnya. Kita masih belajar
dan jangan lupa tetap berusaha. Walau kakak hanya
mampu hafal satu ayat. Setor saja sama saya.”
MasyaAllah, dari kalimat itu saya akhirnya
semangat dan selalu menghafal ayat al-qur'an. Kalimat
dari sang guru memberikan solusi, inspirasi, dan
semangat, bukan? Mari membaca al-qur'an walaupun
satu ayat. Karena, banyak pahala yang terdapat di
dalamnya.
Yuk, kita lanjut pembahasan tulisan tentang
“Ukhuwah Pembawa Hijrah.”
Pengertian Halaqah atau Ukhuwah
Islamiyah
Seperti pembahasan di atas tentang Ukhuwah.
Menurut Hanun Asrohah ukhuwah islamiyah dikenal
halaqah yaitu proses belajar mengajar yang
dilaksanakan oleh murid-murid dengan melingkari
seorang guru.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
mempunyai halaqah atau majlis di masjid Nabawi untuk
menyampaikan ilmu. Majelis yang dimiliki Rasulullah ini
berbentuk halaqah, majelis berbentuk melingkar dan
bagian tengah kosong.
Dalam kisah Nabi Muhammad diceritakan Abu
Waqid al-Laytsiy (al-Harits bin Awf) Hadits Riwayat
Muttafaqun Alaihi pada suatu ketika Nabi Muhammad
Shallallahu Alaihi Wasallam duduk bersama para
sahabat di majlis. Kemudian datanglah tiga orang
menghadap di majlis beliau setelah berjalan-jalan di
sekitarnya. Setelah melihat ada majlis sebagaimana

8
9

mereka ingin ikuti bergabung dan sebagai lain berpaling.


Sebagaimana yang disampaikan Nabi salah satu dari
mereka melihat tempat kosong di majlis halaqah..."
Lalu, salah satu di antara tiga orang tersebut
mengambil tempat terdepan yang masih kosong.
Keduanya mengambil tempat di belakangnya dan yang
ketiga kembali pulang tidak jadi bergabung. setelah
selesai majelis Rasulullah SAW menjelaskan tiga macam
orang tersebut dengan didahului pertanyaan yang
mengundang penasaran. (li al-tasywiq).
"Maukah kalian Saya beritakan tentang tiga
orang tersebut?" tanya Rasulullah. Tentunya penjelasan
beliau ditunggu para sahabat. Rasulullah menjelaskan
tentang tiga orang yang datang di majlis itu. Pertama
yang duduk di majlis terdepan; Rasulullah menjelaskan.
"Adapun salah satu di antara mereka berlindung
(mendekat) kepada Allah maka Allah pun memberikan
tempat kepadanya."
10

Salah satu di antara mereka yakni yang mengisi


tempat kosong di barisan terdepan dari Allah itu,
berlindung kepada Allah artinya bergabung dengan
majlis Rasulullah, balasannya Allah pun melindunginya.
Perlindungan Allah dimaksudkan yaitu dilindungi
rahmat dan ridha-Nya. Ini adalah sikap anak didik yang
paling baik di majlis ilmu atau di kelas. Untuk orang yang
baru datang yang duduk di belakang itu Rasulullah
menjelaskan, "Adapun yang kedua merasa malu, maka
Allah pun menghargai malunya."
Abdullah mengatakan, seperti disampaikan Ibnu
Hajar Al-Asqalani dalam kitabnya Fath al-Bariy (1/157),
makna kata malu bagi yang kedua ini menurut al-Qadhi
Iyadh, ia malu dari Nabi dan para sahabat yang hadir
kalau tidak ikut duduk, Anas menjelaskan dalam
periwayatnya orang itu malu kalau pergi dari majlis atau
orang kedua ini malu berdasarkan duduk di depan,
maka ia duduk di belakangnya.
11

Balasan orang kedua ini, Allah pun selalu diam


daripada aku makannya, Allah memberi rahmat dan
tidak memberi cuma tetapi tentunya tidak seperti murid
yang duduk di barisan depan. Menurutnya sikap anak
murid kedua ini masih dinilai baik, karena masih mahu
hadir tidak seperti orang yang tidak duduk di halaqah
dan memilih pulang. Tentang orang yang berpaling
Rasulullah menjelaskan. "Dan yang lain berpaling maka
Allah pun berpaling dari padanya."
Sikap orang ketiga sama sekali tidak menghargai
ilmu, begitu lewat majelis tidak bergabung duduk di situ
lemah tetapi berpaling dan pulang tanpa ada unsur.
Sikap anak didik seperti ini balasannya sama dengan
perbuatannya. "Allah pun berpaling dari padanya yakni
Allah murka kepadanya," katanya.
Seperti yang dikisahkan Nabi Muhammad
sallallahu alaihi wasallam di atas, maka saya
menyimpulkan: bukankah rugi apabila tidak mengikuti
kajian ilmu yang sangat membawa manfaat bagi umat.
Banyak pahala yang terdapat di dalamnya. Banyak
12

kebaikan di sekitarnya dan mengapa harus banyak insan


yang meninggalkannya demi dunia sementara. Marilah,
kita ubah pemikiran lingkaran tentang terorisme,
menyebabkan keburukan, dan kerusakan. Pengajian
Halaqah secara bahasa halaqah, lingkaran dalam hal ini
adalah orang-orang yang duduk bersama dalam suatu
majlis pengajian untuk bersama-sama mengkaji
mempelajari Islam. Pengajian yang biasa diikuti ibu-ibu,
bapak-bapak, atau remaja dalam suatu majlis ilmu.
Berbagi cerita, pada saat itu saya hendak pulang
dari kajian ternyata motor yang dikendarai mogok di
tepi jalan. Saya berjalan beberapa menit sambil
mendorong motor untuk mencari bengkel—saat itu
daerah jalanan sepi dan jarang ada bengkel di sana
karena rute setiap hari—saya mendorong motor di siang
bolong dengan keringat yang bercucuran dan dahaga
kering.
Setelah itu, ada sebuah motor menghampiri saya
dengan pakaian gamis. Dia bertanya kenapa motor saya
didorong setelah selesai menjelaskan beliau membantu
13

me-step motor dari belakang. Jika saya masih berjalan


maka tidak tahu akan jam berapa tiba di rumah. Sekitar
lima belas menit perjalanan kita sampai di depan
bengkel.
Setelah, beliau membuka helm dan masker saya
baru mengetahui sosok penolong itu. Ternyata dia
adalah orang yang baru saja saya kenal setelah pulang
dari kajian di Masjid Mujahiddin. Karena, saat itu dia
lupa menaikkan standard motor dan mengucapkan
terima kasih pada saya. Dan, dia membayarkan biaya
bengkel motor saya. Masya-Allah, di balik kajian banyak
hikmah yang di dapat. Mari, kita nikmati dan rasakan
firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala, “Barang siapa
datang dengan (membawa) kebaikan maka dia akan
mendapat (pahala) yang lebih baik daripada
kebaikannya itu.” (QS. Al-Qashash: 84)
“Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat
balasan sepuluh kali lipat amalnya.” (QS. Al-An'am: 160)
Cahaya Iman

Karya: Jidan Shazia

Cahaya cinta menyerukan afsun bak rembulan


Terang, menyilaukan mata terkena pancaran
Memabukkan kalbu pada ikatan
Syahadat cinta jadi penyatu persaudaraan

Kita yang melangkah bersama, beriringan


Tak sadar waktu yang dihabiskan
Terbuang, tetapi nyatanya penuh keberkahan
Lelah? yakin gantinya Lillah pada ketaatan

Saling menggenggam erat


Berpegang teguh pada taat
Cahaya cinta jadi penguat
Iman harus dililit kuat agar futur tak melekat

Pontianak, 20 Mei 2021

14
Mempererat Ukhuwah dalam Halaqah
“Perumpamaan orang-orang yang beriman, dalam
saling mencintai, saling menyantuni sesama mereka,
adalah laksana kesatuan tubuh.
Apabila satu bagian dari tubuh itu menderita sakit,
maka seluruh badan turut merasakannya.”
(HR. Muslim)

Adapun cara untuk memperkuat persaudaraan yaitu:


1. Menutup aib saudara seiman
2. Memaafkan saudara seiman
3. Melepaskan kesulitan sesama muslim
4. Berbaik sangka kepada sesama muslim
5. Berdoa untuk sesama muslim baik semasa masih
hidup atau setelah wafat.

Mari saya jabarkan satu per satu point di atas.


Pertama, menutup ain saudara seiman di dalam al-
qur'an telah dijelaskan bahwa “Dan janganlah kalian
saling mengghibah. Adakah seorang di antara kamu

15
16

yang suka memakan daging saudaranya yang sudah


mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-
Hujurat:12)
Contohnya, ketika kita kembali dari suatu majlis
biasa mendengar sekumpulan ibu-ibu cerita tentang
temannya yang berhalangan hadir. Tentu ada yang
berpikir bahwa Ibu tersebut tidak hadir karena nggak
ada orang malas jalan kaki, sedang direpotkan dengan
usaha, atau karena lainnya yang tidak bisa dihindari
dengan pikiran negatif (buruk). Sehingga, ibu-ibu lain
ikut percaya dengan perkataan temannya.
Akan tetapi, dia lupa siapa Yang Maha
Mengetahui, yaitu Allah Subhanahu Wa Ta'ala, bisa jadi
Ibu yang berhalangan datang karena sedang sakit, ada
saudara yang meninggal, atau ada urusan di tempat lain
yang sangat membutuhkannya. Seharusnya, kita tidak
menceritakan keburukan seseorang yang bisa
menyakitkan hati walau sekecil biji zarah.
17

Kedua, memaafkan saudara seiman dari cerita


di atas ketika hati telah disakiti apakah akan mudah
memaafkan? Apalagi dengan fitnah yang bisa
menghacurkan persaudaraan. Akan sangat bahaya jika
fitnah itu dilakukan. Seperti sabda Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa salam ketika ihwal dajal disebutkan, yakni:
“Sesungguhnya fitnah yang terjadi di antara kalian lebih
aku takuti dari fitnah Dajjal, dan tiada seseorang yang
dapat selamat dari rangkaian fitnah sebelum Dajjal
melainkan akan selamat pula darinya (Dajal), dan tiada
fitnah yang dibuat sejak adanya dunia ini–baik kecil
ataupun besar, kecuali untuk fitnah Dajal.” (Hadis
Riwayat Ahmad: 22215)
Namun, bukan itu yang akan saya bahas hanya
masih berkaitan dengan arti ayat tersebut. Lanjut,
kembali pada contoh di atas, jika kita terkena fitnah atas
perlakuan saudara sedarah atau tetangga saja
terkadang berat untuk memaafkan, menegur saja
terkadang tidak sudi. Akan tetapi, coba kita telaah
makna firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala, “(yaitu)
18

orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun


sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan, Allah mencintai
orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Ali-Imran: 134)
Serta, hadis tentang larangan tidak bertegur
sapa, Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
“Tidak halal bagi seorang muslim untuk memboikot
(tidak menyapa) saudaranya lebih dari tiga hari,
keduanya saling bertemu namun saling mengacuhkan
satu sama lain dan yang terbaik dari keduanya adalah
yang memulai menegur dengan mengucapkan salam.”
(Hadis Riwayat Bukhari: 5727 dan Muslim: 2560)
Makna surah di atas memberikan kita pengertian
bahwa saling memaafkan membuat kita mulia,
membuat jauh dari iri dan dengki, membuat derajat
lebih tinggi, banyak keberkahan, pahala dan ridho Allah
Subhanahu Wa Ta'ala. Begitupun, dengan batasan
ketika tidak saling tegur sapa akan membuat kita
minder ketika membutuhkan bantuan kepada seorang
telah disakiti hatinya. Contoh kejadian dari point kedua
19

bisa ingat kembali pada masa lalu kita. Apalagi, yang


memiliki saudara pasti pernah merasakan pertengkaran
dalam satu rumah.
Lanjut pada poin ketiga, melepaskan kesulitan
sesama muslim. Pada contoh point pertama sudah
terlihat bahwa si penolong melepaskan kesulitan saya
ketika membayar biaya bengkel. Namun, yang ingin saya
tambahan membantu sesama tidak memandang ras,
agama, suku, kulit. Karena, kebaikan atau keburukan
yang kita lakukan, balasannya kembali pada pelaku.
Apakah akan mendapatkan keridhaan atau kemurkaan
Allah Subhanahu Wa Ta'ala itu tergantung pada
perbuatan.
Rasulullah bersabda, “Wahai hamba-hamba-Ku,
Aku haramkan kezaliman terhadap diri-Ku, dan Aku
jadikan kezaliman itu juga haram di antara kamu, maka
janganlah kamu saling menzalimi satu sama lain.” (Hadis
Qudsi, Sahih Muslim, kitab al-Birr wa ash-Shilah wa al-
Adab, nomor hadits: 4674).
20

Keempat, berbaik sangka kepada sesama


muslim pada contoh point kedua sudah saya jelaskan
bahwa berpikir positif, lebih baik. Tidak merugikan
orang lain maupun diri sendiri. Karena, ketika kita
suudzon pada orang lain maka ada jaringan-jaringan
otak yang terputus. Dalam satu penelitian para ahli
psikologi mengatakan sering marah-marah bisa
membuat saraf otak terganggu karena saat seseorang
naik pitam, sedikitnya 500 sel saraf otak akan mati. Dari
penelitian tersebut sangat disayangkan apabila kita
bersuudzon pada seseorang apalagi hingga
mengeluarkan kata-kata kasar, emosi yang memuncak,
belum lagi bertengkar. Mari, kita cerna Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Jadilah hamba-
hamba Allah yang bersaudara satu dengan yang lain,
karena seorang muslim itu saudara bagi muslim yang
lain, tidak di-perkenankan menzalimi, menipu, atau
melecehkannya.” (Sahih Muslim, nomor hadits: 2564).
21

Kelima, berdoa untuk sesama muslim baik


semasa hidup atau setelah wafat, sungguh mulia bukan
orang yang mendoakan kita atau kita yang mendoakan
orang lain? MasyaAllah. Setiap apa yang kita lakukan
akan kembali pada diri sendiri. Dalam ukhuwah juga
begitu ketika kita hendak berprasangka buruk maka
akan ada salah satu saudara se-iman yang hendak
mengingat-kan. STOP GHIBAH, STOP SUUDZON, maka
diri merasa terjaga dari perilaku yang tidak baik.
Dari contoh-contoh di atas, bisa kita lakukan
sebaliknya, ketika orang lain menutupi aib kita,
memaafkan semua kesalahan yang telah dilakukan,
membantu saat kesusahan, berpikir positif kepada kita,
dan ketika kita telah wafat, ada yang selalu mendoakan
kita. Sebelum terjadinya kesalahpahaman yang
berakibat terjadi permusuhan atau perkelahian lebih
baik dilakukan Tabayyun. Dalam surah Al-Hujarat ayat: 6
Allah Subhannahu Wa Ta'ala berfirman, “Wahai orang-
orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang
kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah
22

kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu


kaum, karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya
kamu menyesali perbuatanmu itu.”
Namun tentang penjelasan, tabayyun
merupakan salah satu tradisi umat islam yang dapat
dijadikan solusi untuk memecahkan masalah. Tradisi ini
digunakan terutama untuk menyelesaikan masalah
dalam masyarakat.
Metode tabayyun digunakan untuk menjelaskan
serta menganalisis masalah yang terjadi. Dengan
harapan mendapat kesimpulan yang lebih bijak, arif dan
lebih tepat sesuai keadaan masyarakat sekitarnya.
Adapun syarat ukhuwah agar kokoh yang
terdapat di dalam al-quran, yakni:
1. Berlandaskan keimanan yang dijelaskan dalam surah
Al-Hujurat ayat: 10 dan surah Al-Zukhruf ayat: 67
2. Ikhlas, karena Allah semata yang dijelaskan dalam
surah Al-Hujurat ayat: 4-5
3. Terikat dengan Al-quran yang dijelaskan dalam
surah Ali-Imran ayat: 103
23

4. Saling tausiah/ Mengingatkan yang dijelaskan dalam


surah Al-Ashr ayat: 3
5. Setia dalam segala hal yang dijelaskan dalam surah
Al-Maidah ayat: 2
Quotes

Selendang berbalut sutra, lembut nan berharga


Berkualitas dari kepompong ulat sutra
Langka,
Begitulah kalian wahai saudara

24
Perasaan Mencintai Lingkaran
Sungguh beruntung orang-orang yang mencintai
halaqah, karena akan memiliki saudara se-iman dan
disayangi Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Mencintai bukan
hanya untuk diri sendiri tetapi orang lain juga. Menjaga
agar tetap terjalin silaturahim, menjaga perasaan,
membantu apabila diperlukan atau pun tidak.
Berbagi tentang pengalaman, sebut saja
namanya Dewi. Dia seorang mahasiswa yang memiliki
banyak kegiatan lima tahun lalu. Dahulu, dia sangat
bersemangat ikut halaqah di daerah perkotaan. Namun,
qadarullah kondisi kesehatannya menurun, dan ia harus
merelakan pergantian tempat halaqah. Butuh waktu
baginya untuk menunggu.
Ya, hampir dua bulan tidak mendapat bimbingan
agama tiap pekan bersama murabbi serta teman-teman.
Rindu pun hadir dengan halaqah lama, rindu canda
tawa, mengaji bersama, setor hafalan, berbagi berita,

25
26

dan yang pasti rindu akan suasana dengan murobbi


tercinta.
Ilmu agama pun kian menurun, ketaatan kepada
Allah mulai kendur, salat pun tidak di awal waktu, dan
banyak menghabiskan waktu dengan sia-sia. Sungguh
saat-saat itu adalah masa yang merugikan.
Namun, tak lama datanglah nasihat dan ajakan
dari saudara se-iman halaqah dahulu. Mereka
menyemangati Dewi agar kembali taat. Mereka
mengajak Dewi dengan target kebaikan, ketaatan sama
seperti dahulu. Mereka menjadi murobbi pribadi bagi
Dewi. Bahkan, alarmnya di saat kebingungan dalam ilmu
agama.
Dewi pun kembali di jalan ketaatan dan
melakukan aktivitas muslimah sama seperti dahulu,
sebelum futur. Banyak target-target yang dilakukannya.
Hafalan demi hafalan al-qur’an bertambah.
Pada hari tertentu, dia mengajak teman-teman
lama bertemu. Akan tetapi, di saat asyik bercerita, ada
sebuah pesan masuk ke nomor Dewi. Beliau
27

mengatakan akan ada pertemuan halaqah yang


pertama di rumahnya. Dan, beliau mengatakan bahwa
Dewi anggota dalam halaqah tersebut dan ditunggu
konfirmasinya.
Mendengar kabar baik, dia pun sangat senang
dan bercerita pada kedua temannya dan murobbi lama
yang saat itu sedang bersamanya. Sang murabbi pun
senang mendengarnya, sedangkan Dewi dan kedua
temannya berpelukan. Sungguh indah saat-saat dalam
genggaman ukhuwah. Diri selalu mencoba dan berusaha
menjadi lebih baik.
Cerita kedua, sebut saja namanya Dinda,
seorang anak remaja yang memiliki perjalanan jauh
ketika menghadiri halaqah setiap pekan. Saat itu tempat
tinggalnya di daerah Sungai Rengas. Daerah yang bisa
dibilang masih dalam proses perkembangan di Kota
Pontianak. Dia setiap akhir pekan harus menghadiri
halaqah di daerah Sungai Raya. Dalam perjalanan harus
memakan waktu hampir 1.30 menit dan melewati tiga
lampu lalu lintas.
28

Namun, dia tidak pernah mengeluh. Dia hadir


dengan wajah ceria dan hati yang penuh semangat.
Setiap pekan menyetor hafalan yang terus membuat iri
bagi teman-teman karena keistiqomahannya dalam
menghafal. Tidak pernah keluar dari mulutnya kata-kata
keluhan. Dia selalu datang dengan wajah ceria dan hati
senang mengikuti halaqah hingga tak pernah mengeluh.
Padahal, perjalanan yang ditempuhnya begitu jauh, saat
perjalanan dilakukan pada siang hari, tidak pernah takut
akan halangan apa yang akan terjadi di jalan, dan selalu
siap apabila teman yang hadir tidak terlalu ramai, serta
menjaga keistiqomahannya.
Cerita ketiga, Sebut saja dia Putri. Seorang gadis
yang pada masa itu masih berusia lima belas tahun.
Putri baru saja lulus dari salah satu sekolah menengah
pertama yang ada di Bandar Lampung. Lingkungan
hidupnya bisa dikatakan cukup baik, namun baginya
tidak ada yang bisa membantu menuntunnya menuju
ridho Allah subhanahu wa ta'ala. Terlebih lagi, saat ia
memutuskan untuk berhijrah.
29

Temannya—sebut saja dia Auliya—satu-satunya


yang selalu menasehatinya. Terkadang, mereka berdua
bersama mengikuti halaqah setiap akhir bulan.
Perjalanan hijrah Putri terasa lebih ringan ketika
bersama Auliya. Hubungan ukhuwah antara keduanya
terjaga erat. Apa pun kesulitannya, Auliya berusaha
terus menyemangati Putri agar ia tetap istiqomah
dengan keputusannya. Namun, pada akhir kelulusan,
Auliya harus melanjutkan sekolahnya di sebuah
pesantren. Tentu saja Putri merasa sedih. Di samping ia
berkemungkinan kecil bertemu dan mengobrol dengan
Auliya, ia juga takut hijrahnya tidak se-istiqomah saat
bersama Auliya. Ingin lanjut ke pesantren pun, Putri
tidak mendapat persetujuan dari kedua orang tua.
Pada waktu yang sama, Putri meminta agar
melanjutkan sekolahnya di madrasah aliyah negeri.
Awalnya tidak mendapat persetujuan juga, namun
qodarullah hati kedua orang tua Putri mengizinkannya.
Pikir Putri, setidaknya jika tidak bisa sekolah di
30

pesantren, ia masih bisa bertemu dengan orang-orang


baik di madrasah tersebut.
Hari demi hari ia lewati. Putri salah, tidak
semudah itu mendapatkan teman sekelas yang bisa
diajak pada kebaikan, padahal di semua madrasah.
Namun, ia tetap saja berusaha. Hingga tidak lama
kemudian, ada info pendaftaran anggota organisasi
Rohis. Putri mencoba mendaftarkan dirinya. Kali ini ia
mencoba dan berharap bahwa harapannya mendapat
teman seperti Auliya bisa terwujud. Benar saja, saat
awal perkenalan anggota Rohis yang baru, Putri
mendapat teman yang sangat ramah, tutur katanya
sangat sopan, dan tidak membahas keburukan orang
lain. Iya, inilah ukhuwah penting yang harus terjaga saat
berjalan menuju keridhoan yang sesungguhnya.
Mencari dan memilih teman itu penting. Jika dirasa
tidak menguntungkan untuk di akhirat kelak, lebih baik
sendiri daripada beramai-ramai dalam bermaksiat.
31

Dari cerita di atas terlihat bagaimana halaqah


sangat dibutuhkan untuk menjaga diri agar selalu
terjaga dalam ketaatan kepada Allah Subhanahu Wa
Ta'ala. Semoga, kita selalu terjaga dalam halaqah dan
tidak pernah melepaskan saudara se-iman yang dapat
membimbing diri pada ketaatan. Aamiin.
Manfaat Lingkaran dalam Ukhuwah

Manfaat lingkaran dalam ukhuwah bagi saya:


1. Membuat diri selalu taat kepada Allah Subhanahu
Wa Ta'ala
2. Mencintai Rasulullah Shallallahu A’laih Wassalam
3. Menjadikan diri agar selalu berbuat baik
4. Memiliki pengetahuan tentang ilmu agama
5. Memiliki saudara seiman yang saling mengingatkan
dan menyemangati
6. Diri termanajemen pada target kebaikan
7. Menjadi orang yang selalu rendah hati
8. Menjaga kehormatan sebagai wanita
9. Menjaga hati pada seseorang yang belum
ditakdirkan Allah
10. Mengajarkan tentang sabar dan menunggu
11. Men-charge iman secara tidak sadar dan tidak
langsung
12. Bisa menjadi ilmu saat diri berada di lingkungan
masyarakat.

32
TENTANG PENULIS

Jidan Shazia adalah nama pena yang telah


melekat pada diriku sejak tahun 2019 lalu di dalam
literasi. Aku anak kedua dari lima bersaudara–seorang
wanita–lahir di Kota Pontianak. Adapun hobiku yakni
suka membaca, bahkan aku termotivasi membuat karya
tulisan. Semoga itu tercapai. Aamiin Yaa Robbal
A'lamiin.
Jika ingin lebih mengetahui tentangku, silakan
lihat di media sosialku, bisa dilihat di Instagram:
Juli_808 dan Facebook: Jidan Shazia.
Mottoku sederhana sama seperti orangnya,
yakni “ingin bermanfaat untuk sesama dan
menghasilkan karya.”

33
REFERENSI

https://m.mediaindonesia.com/opini/115970/
ukhuwah-islamiah (di akses hari Rabu tanggal 14 April
2021).

https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/
amp/qc5w93320 (di akses hari Rabu tanggal 14 April
2021).

https://www.hidayatullah.com/kajian/oase-iman/read/
2018/10/11/152486/lima-langkah-memperkuat-ikatan-
ukhuwah-islamiyah.html (di akses hari Rabu tanggal 14
April 2021).

https://www.google.com/amp/s/
www.kompasiana.com/amp/laginulis/
5d5e9e62097f36217911d942/masih-suka-makan-
bangkai (di akses hari Jumat tanggal 16 April 2021).

34
35

https://www.google.com/amp/s/m.kumparan.com/
amp/yusuf-mansur/bagaimana-cara-allah-mengajak-
kita-berbuat-baik-1tOkrQr8hC4 (di akses hari Jumat
tanggal 16 April 2021).

https://www.google.com/search?
q=hadits+tentang+fitnah+dajjal&oq=hadits+tentang+fit
nah+dajjal&aqs=chrome..69i57j0l4.15301j0j7&client=m
s-android-oppo&source id=chrome-mobile&ie=UTF-
8#imgdii=aZMw0ymtadUYO M&imgrc=LuajpsZ9spT4qM
(di akses hari Jumat tanggal 16 April 2021).

https://www.google.com/amp/s/m.kumparan.com/
amp/lentera-ramadhan/ayat-alquran-tentang-
keutamaan-memaafkan-orang-lain-1tOn9hSgruZ (di
akses hari Jumat tanggal 16 April 2021).

http://www.inforepublik.com/berita/detail/pandangan-
islam-tentang-memutuskan-hubungan-dan-tidak-saling-
bertegur-sapa#:~:text=InfoRepublik.com%2C%20Palem
bang%20%E2%80%93%2007,hari%2C%20keduanya
36

%20saling%20bertemu%20namun (di akses hari Jumat


tanggal 16 April 2021).

https://www.google.com/amp/s/swararahima.com/
2018/10/22/kekerasan-adalah-kezaliman/amp/ (di
akses hari Rabu tanggal 21 April 2021).

https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/
amp/maa764 (di akses hari Rabu tanggal 21 April 2021).

https://www.google.com/amp/s/m.kumparan.com/
amp/berita-hari-ini/pengertian-tabayyun-dan-cara-
melaku kannya-bagi-umat-islam-1v8wAZlbsvm (di akses
hari Rabu tanggal 21 April 2021).

Thank you for the public domain image background


from www.publicdomainpictures.net:
Karen Arnold. Window Frame Clipart.
Petr Kratochvil. Autumn Leaf Fram.
Karen Arnold. Autumn Leaves Watercolor Painting.
Petr Kratochvil. Maple Leaf.
George Hodan. Heart.
37

Karen Arnold. Floral Watercolor Border.


Andrea Stockel. Rose Vintage Flower Old.
Andrea Stockel. Lily Blossom Vintage Art.

You might also like