You are on page 1of 10

KENABIAN DAN WAHYU

PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Setelah kita selesai membicarakan materi sebelumnya yaitu mengenai


tentang Tuhan, keesaan, dan bukti kemahaesaannya. Hingga kita dapat
mengenal konsep tentang Tuhan, Rubûbiyyah dan Ulûhiyyah Allah yang
terdapat dalam Al-Qur`an, serta bukti-bukti tentang kemahaesaannya Allah.

Pada pembahasaan sebelumnya lagi kita juga sudah membahas tentang


bagaimana konsep al-qur`an, sunnah dan hadis; dari situ kita mengetahui
bahwasanya rasul dan nabi keduanya sama-sama Allah berikan atau Allah
turunkan wahyu., namun bedanya adalah rasul di samping diturunkan wahyu
kepadanya, rasul juga diperintahkan untuk memberitahukan dan menyebarkan
kepada orang lain. Sedangkan nabi diberi wahyu untuk dirinya sendiri tanpa
diperintah untuk memberitahukan kepada orang lain. Maka disini akan
dibahas secara khusus pembicaraan mengenai kenabian dan wahyu.

B. Kenabian
1. Pengertian kenabian
Kata nabiy adalah bentuk mufrad yang bentuk jamaknya anbiya`,
nabiyyûn(bentuk rafa`) atau nabiyyîn(bentuk naşab dan khafadh). Di dalam
al-Qur`an , kata nabi yang berbentuk mufrad ada 54 kali disebutkan, dan
berbentuk jama’ taksîr (anbiyâ`) disebutkan 5 kali, dan dalam bentuk jama’
mużakkar salîm (nabiyyîn atau nabiyyûn) terulang sebanyak 16 kali1.

Secara kebahasaan (etimologi), Ibnu Manẓūr, dalam Lisānul-ʿArab


menyebutkan dua probabilitas asal kata nabi. Pertama, berasal dari bentuk fi’il
māḍi (kata kerja masa lampau) naba`a yang berarti ‘warta’ dan
‘pemberitahuan’ (al-iʿlām wal-ikhbār). Pengertian nabi dalam hal ini tertuju

1
M. Fu’ād ‘Abdul Bāqi, al-Mu’jam al-Mufahras al-Fāẓil-Qur’ān (Kairo: Dārul Ḥadiṡ, 1996),
h. 782.
pada persoalan-persoalan yang eksentrik (gaib), tidak terkait pada persoalan-
persoalan realitas. Kedua, berasal dari bentuk fiʿl māḍi (kata kerja masa
lampau) nabā yakni tanpa disertai alif di akhir (gair maḥmūz) yang berarti
tinggi2.

Dalam dunia Islam, ada beberapa ikhtilâf(perbedaan pendapat) tentang


jumlah kenabian (jamak: anbiyâ’) dan rasul (jamak: rusul). Dalam kitab Ṣaḥih
Ibnu Ḥibban— meskipun statusnya dinilai dhâ`if(lemah) sebagian ulama,
disebutkan bahwa jumlah total para nabi adalah 124.000, sedangkan untuk
para rasul yaitu sebanyak 313 orang. Walaupun demikian, di dalam al-Qur’an
direkam sebanyak 25 jumlah nabi dan rasul, antara lain: Âdam As (QS. al-
Baqarah [2]: 34), Idrîs As (QS. Maryam [19]: 56), Nûḥ As (QS. al-Baqarah
[2]: 33), Hûd As (QS. Hūd [11]: 53), Ṣâlih As (QS. al-A’râf [7]: 77), Lûṭ As
(QS. al-An’âm [6]: 86), Ibrâhîm As (QS. Ibrâhîm [14]: 35), Ismâ’îl As (QS.
an-Nisâ’[4]: 163), Isḥâq As (QS. al-Baqarah [2]: 140), Ya’kûb As (QS.
Āli-‘Imrân [3]: 84), Yûsuf As (QS. Yûsuf [12]: 4), Syu’aîb As (QS.al-A’râf
[7]: 85), Hârûn As (QS. Ṭâhâ [20]: 70), Mûsâ As (QS. an-Nisâ’ [4]: 146),
Dâwûd As (QS. Al-Anbiyâ’ [21]: 78), Sulaimân As (QS. an-Nisâ’ [4]: 163),
Ayyûb As (QS. Ṣâd [38]: 41), Żulkifli As (QS. Ṣâd [38]: 48), Yûnus As (QS.
aṣ-Ṣaffât [37]: 130), Ilyâs As (QS. al-An’âm [6]: 85), Ilyasâ’ As (QS. Al-
An’âm [6]: 86), Zakariyâ As (QS. al-Anbiyâ’ [21]: 89), Yaḥyâ As (QS.
Maryam [19]: 7), ‘Îsâ As (QS. an-Nisâ’ [4]: 71), dan Muḥammad SAW (QS.
al-Fatḥ [48]: 29). Dari 25 yang sudah disebutkan terdapat lima yang diberi
gelar atau julukan Ûlû al-ʿazm, yaitu: Muḥammad SAW, Ibrâhîm As, Mûsâ
AS, Îsâ As, dan Nûh As3.

2. Fungsi kenabian

Surah al-Ahzab/33 ayat 45-46

2
Muhammad Syafirin, ‘Konsep Kenabian Dan Wahyu Dalam Al-Qur’an: Kajian Teologis
QS. An-Nisāʾ [4]: 136’, Jurnal Moderasi, 1.2 (2021), 129–48
<https://ejournal.uin-suka.ac.id/ushuluddin/moderasi/article/view/3137%0Afiles/4022/Syafirin -
2021 - Konsep Kenabian dan Wahyu dalam Al-Qur’an Kajian .pdf>. h. 133
3
Syafirin. h. 131
٤٦ ‫ َّوَداِعًيا ِاىَل الّٰلِه ِبِاۡذ ِنهٖ َو ِس َراًج ا ُّم ِنۡي ًرا‬٤٥ ۙ‫ـٰۤيَاُّيَه ا الَّنُّىِب ِاَّنۤا َاۡر َس ۡل ٰن َك َش اِه ًد ا َّوُمَبِّش ًرا َّو َنِذ ۡي ًرا‬

Artinya: "Hai Nabi sesungguhnya kami mengutusmu untuk jadi saksi,


dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan untuk jadi penyeru
kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang
menerangi. (QS:Al-Ahzab ayat: 45-46)

Surah al-Hadid/57 ayat: 25

‫َلَقْد َأْرَس ْلَنا ُرُس َلَنا ِبٱْلَبِّيَنٰـِت َوَأنَزْلَن ا َمَعُه ُم ٱْلِكَتٰـَب َوٱْلِم يَزاَن ِلَيُق وَم ٱلَّناُس ِبٱْلِق ْس ِط ۖ َوَأنَزْلَن ا ٱَحْلِد يَد‬
‫ِل‬ ‫ِف ِل‬ ‫ِد‬ ‫ِف ِه‬
٢٥ ‫ي َبْأٌۭس َش يٌۭد َوَم َنٰـ ُع لَّناِس َو َيْع َلَم ٱلَّلُه َم ن َينُصُرۥُه َوُرُس َل ۥُه ِبٱْلَغْيِب ۚ ِإَّن ٱلَّلَه َقِوٌّى َعِزيٌۭز‬

Artinya: Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus rasul-rasul Kami


dengan bukti-bukti yang nyata dan Kami menurunkan bersama mereka kitab
dan neraca (keadilan) agar manusia dapat berlaku adil. Kami menurunkan
besi yang mempunyai kekuatan hebat dan berbagai manfaat bagi manusia
agar Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-
Nya walaupun (Allah) tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi
Mahaperkasa. (QS:Al-Hadid ayat: 25)

Pada ayat-ayat yang telah disebutkan tadi mengandung fungsi, tujuan dan
misi utama dari kenabian, yaitu: di utusnya Nabi kepada umat manusia adalah
untuk menjadi saksi, membawakan kabar gembira, memberikan peringatan,
mengajak kepada agama yang lurus(Islam) atau agama Allah, dan menjadi
cahaya yang menerangi. Selain itu juga bertujuan untuk menghapuskan
kemusyrikan, kezhaliman, dan menegakkan keadilan di tengah-tengah
manusia4.

C. Wahyu
1. Pengertian wahyu

4
OCR Document (upi.edu). Diakses pada 8 Oktober 2023.
Secara arti bahasa atau lughawi, dapat disimplkan bahwa arti dari kata
wahy berkisar sekitar: al-isyârah al-sarîah, al-kitâbah, al-maktûb, al-risâlah,
al-ilhâm, al-i`lâm al-khafi (pemberitahuan yang bersifat tertutup dan tidak
diketahui pihak lain), al-kalâm al-khafî al-sarî` (pembicaraan yang tertutup
dan cepat). Arti-arti yang telah disebutkan terkembali kepada al-Qur`an dan al-
Hadits, seperti:

.68 ‫َوَاْوٰح ى َرُّبَك ِاىَل الَّنْح ِل َاِن اِخَّتِذْي ِم َن اِجْلَباِل ُبُيْو ًتا َّو ِم َن الَّش َج ِر َو َّمِما َيْع ِرُش ْو َۙن‬

Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah, “Buatlah sarang di gunung-


gunung, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin
manusia, (QS. An-Nahl: 68).

.11 ‫َفَخ َرَج َعٰل ى َقْو ِم ه ِم َن اْلِم ْح َراِب َفَاْوٰٓح ى ِاَلْيِه ْم َاْن َس ِّبُحْوا ُبْك َرًة َّو َعِش ًّيا‬

Maka dia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu dia memberi isyarat
kepada mereka; bertasbihlah kamu pada waktu pagi dan petang. (QS.
Maryam: 11).

121 ࣖ ‫ۗ َوِاَّن الَّش ٰي ِط َنْي َلُيْوُحْو َن ِآٰلى َاْو ِلَيۤإِى ِه ْم ِلُيَج اِد ُلْوُك ْم ۚ َوِاْن َاَطْع ُتُمْوُه ْم ِاَّنُك ْم َلُم ْش ِرُك ْو َن‬

Sesungguhnya setan-setan akan membisikkan kepada kawan-kawannya


agar mereka membantah kamu. Dan jika kamu menuruti mereka, tentu kamu
telah menjadi orang musyrik.(QS.Al-An'am:121).

‫َك ٰذ ِلَك ْلَنا ِلُك ِّل َنٍّيِب َعُد ًّوا َش ٰي ِط َنْي اِاْل ْنِس اِجْلِّن ِح ُض ِاىٰل ٍض ُزْخ َف اْلَق ِل‬
‫ْو‬ ‫ُر‬ ‫َو ُيْو ْي َبْع ُه ْم َبْع‬ ‫َجَع‬ ‫َو‬
.112 ‫ُغُرْوًراۗ َو َلْو َش ۤاَء َرُّبَك َم ا َفَعُلْوُه َفَذ ْرُه ْم َوَم ا َيْف َتُرْو َن‬

Dan demikianlah untuk setiap nabi Kami menjadikan musuh yang terdiri
dari setan-setan manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada
sebagian yang lain perkataan yang indah sebagai tipuan. Dan kalau Tuhanmu
menghendaki, niscaya mereka tidak akan melakukannya, maka biarkanlah
mereka bersama apa (kebohongan) yang mereka ada-adakan. (QS. Al-An'am:
112).

Bisa disimpulkan dalam arti bahasanya, sesuai dengan yang disimpulkan


oleh Rasyîd Ridhâ di dalam kitabnya al-wahy al-Muhammadî, wahyu adalah
“pemberitahuan yang bersifat tertutup dan tidak diketahui pihak lain dan
cepat serta khas kepada yang dituju”5.

2. Kemungkinan terjadinya wahyu

Abû al-Qâsim as-Suhailî menyebutkan di dalam bukunya al-Rauḍ al-


Unuf, proses dalam pewahyuan terbagi dalam enam jenis:

Pertama, berbentuk mimpi yang yakin(ar-ruʾyah aṣ-ṣâliḥah), seperti


dalam kisah Nabi Ibrahim dan puteranya Ismail.

‫َلَّم ا َلَغ َمَعُه الَّس ْع َقاَل ٰي َّيَن ِاِّن َاٰرى ىِف اْل َناِم‬
‫َاِّن َاْذُحَبَك َف اْنُظْر َم اَذا َتٰرۗى َق اَل ٰٓيَاَبِت اْفَع ْل َم ا‬ ‫َم‬ ‫ُب‬ ‫َي‬ ‫َف َب‬
”.( .102 ‫ُتْؤ َم ُۖر َس َتِج ُد ِن ِاْن َش ۤاَء الّٰل ُه ِم َن الّٰص ِرِبْيَن‬

Artinya: Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha
bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi
bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia
(Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan
(Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang
yang sabar.” (QS. [37] As-Saffat : 102)

Kedua, langsung dimasukkan ke dalam hati seorang nabi melalui


malaikat. Seperti ayat berikut ini:

5
Anis Malik Thoha, ‘Workshop on Islamic Epistemology and Education Reform’, Konsep
Wahyu Dan Nabi Dalam Islam, 2010, 1–19.
‫ِذ ِر‬ ‫ِم‬ ‫ِب ِل‬ ‫ِم‬ ‫ِب ِه‬ ‫ِم‬ ‫ِإ‬
‫ َعَلٰى َقْل َك َتُك وَن َن ٱْلُم ن يَن‬١٩٣ ‫ َنَزَل ٱل ُّروُح ٱَأْل ُني‬١٩٢ ‫َو َّنۥُه َلَتنِزيُل َرِّب ٱْلَعٰـ َل َني‬
١٩٦ ‫ َو ِإَّنۥُه َلِف ى ُزُبِر ٱَأْلَّو ِلَني‬١٩٥ ‫ ِبِلَس اٍن َعَرِب ُّم ِبي‬١٩٤

Artinya: “Sesungguhnya ia (Al-Qur’an) benar-benar diturunkan Tuhan


semesta alam. Ia (AlQur’an) dibawa turun oleh Ruhulamin (Jibril).
(Diturunkan) ke dalam hatimu (Nabi Muhammad) agar engkau menjadi salah
seorang pemberi peringatan. (Diturunkan) dengan bahasa Arab yang jelas.
Sesungguhnya ia (Al-Qur’an) benar-benar (disebut) dalam kitab-kitab orang
terdahulu”. (QS. asy-Syuʿarāʾ [26]: 192—196).

Ketiga, seperti gemuruh lonceng. Seperti yang dikatakan Nabi


Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim dari
`Aisyah, “Sesungguhnya al-Ḥāris bin Hisyām ra. bertanya kepada Rasulullah
Saw., ‘Wahai Ralulullah bagaimana cara wahyu mendatangimu?’ Nabi
menjawab, ‘Kadang-kadang seperti lonceng, dan model inilah yang sungguh
berat bagiku, lalu terinspirasi dan aku memahaminya.

Keempat, malaikat menyerupai wujud manusia pada umumnya,


sebagaimana dalam ayat berikut:

‫ ِإْذ َدَخ ُل و َعَلْي ِه َفَق اُلو َس َلٰـًۭم اۖ َق اَل َس َلٰـٌۭم َقْو ٌۭم‬٢٤ ‫َه ْل َأَتٰى َك َح ِد يُث َض ْيِف ِإْبَٰرِه يَم ٱْلُم ْك َرِم َني‬
‫۟ا‬ ‫۟ا‬

‫ِإ ِه‬ ‫ِبِع ٍۢل ِمَس‬ ‫ِإَل ِلِه‬


‫ َف َأْوَج َس‬٢٧ ‫ َفَق َّرَبٓۥُه َلْي ْم َق اَل َأاَل َت ْأُك ُلوَن‬٢٦ ‫ َفَراَغ َأْه ۦ َفَج ٓاَء ْج ي‬٢٥ ‫ُّم نَك ُروَن‬
‫ َف َأْقَبَلِت ٱْم َرَأُتۥُه ىِف َص َّرٍۢة َفَص َّك ْت َوْجَهَه ا‬٢٨ ‫ِم ْنُه ْم ِخ يَف ًۭة ۖ َق اُلو۟ا اَل َخَتْف ۖ َوَبَّش ُروُه ِبُغَلٰـ ٍم َعِليٍۢم‬

٣٠ ‫ َقاُل ۟او َك َٰذ ِلِك َقاَل َرُّبِك ۖ ِإَّنۥُه ُه َو ٱَحْلِكيُم ٱْلَعِليُم‬٢٩ ‫َو َقاَلْت َعُج وٌز َعِق يٌۭم‬

Artinya: “Sudahkah sampai kepadamu (Nabi Muhammad) cerita tentang


tamu Ibrahim (malaikat-malaikat) yang dimuliakan?. (Cerita itu bermula)
ketika mereka masuk (bertamu) kepadanya, lalu mengucapkan, “Salam.”
Ibrahim menjawab, “Salam.” (Mereka) adalah orang-orang yang belum
dikenal. Kemudian, dia (Ibrahim) pergi diamdiam menemui keluarganya, lalu
datang (kembali) membawa (daging) anak sapi gemuk (yang dibakar). Dia
lalu menghidangkannya kepada mereka, (tetapi mereka tidak mau makan).
Ibrahim berkata, “Mengapa kamu tidak makan?”. Dia (Ibrahim) menyimpan
rasa takut terhadap mereka. Mereka berkata, “Janganlah takut!” Mereka
memberi kabar gembira kepadanya dengan (akan kelahiran) seorang anak
yang sangat berilmu (Ishaq). Istrinya datang sambil berteriak (terperanjat)
lalu menepuk-nepuk wajahnya sendiri dan berkata, “(Aku ini) seorang
perempuan tua yang mandul.” Mereka berkata, “Demikianlah Tuhanmu
berfirman. Sesungguhnya Dialah Yang Mahabijaksana lagi Maha
Mengetahui.” (QS. aż-Żāriyāt [51]: 24–30 )

Kelima, malaikat menyampaikan dengan wujud aslinya, sebagaimana


dalam ayat berikut:

٦ ‫ ُذو ِم َّرٍۢة َفٱْس َتَوٰى‬٥ ‫ َعَّلَم ۥُه َش ِد يُد ٱْلُق َوٰى‬٤ ‫ ِإْن ُه َو ِإاَّل َوْح ٌۭى ُيوَح ٰى‬٣ ‫َوَم ا َينِط ُق َعِن ٱَهْلَوٰٓى‬

Artinya: “Dan tidak pula berucap (tentang Al-Qur’an dan penjelasannya)


berdasarkan hawa nafsu(-nya). Ia (Al-Qur’an itu) tidak lain, kecuali wahyu
yang disampaikan (kepadanya). Yang diajarkan kepadanya oleh (malaikat)
yang sangat kuat (Jibril). Lagi mempunyai keteguhan. Lalu, ia (Jibril)
menampakkan diri dengan rupa yang asli.” (QS. an-Najm [53]: 3–6

Keenam, disampaikannya wahyu melalui balik tabir, seperti berikut:

‫۞ َوَم ا َك اَن ِلَبَش ٍر َأن ُيَك ِّلَم ُه ٱلَّلُه ِإاَّل َوْحًيا َأْو ِم ن َوَرٓاِئ ِح َج اٍب َأْو ُيْرِس َل َرُس وًۭل ا َفُيوِح َى ِبِإْذ ِنِهۦ‬

٥١ ‫َم ا َيَش ٓاُءۚ ِإَّنۥُه َعِلٌّى َح ِكيٌۭم‬

Artinya: “Tidak mungkin bagi seorang manusia untuk diajak berbicara


langsung oleh Allah, kecuali dengan (perantaraan) wahyu, dari belakang tabir,
atau dengan mengirim utusan (malaikat) lalu mewahyukan kepadanya dengan
izin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Mahatinggi lagi
Mahabijaksana.” (QS. asy-Syūrā [42]: 516.
6
Syafirin.h. 137-139
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Anis Malik Thoha, ‘Workshop on Islamic Epistemology and Education Reform’,


Konsep Wahyu Dan Nabi Dalam Islam, 2010

Syafirin, Muhammad, ‘Konsep Kenabian Dan Wahyu Dalam Al-Qur’an: Kajian


Teologis QS. An-Nisāʾ [4]: 136’, Jurnal Moderasi, 1.2 (2021), 129–48
<https://ejournal.uin-suka.ac.id/ushuluddin/moderasi/article/view/
3137%0Afiles/4022/Syafirin - 2021 - Konsep Kenabian dan Wahyu dalam
Al-Qur’an Kajian .pdf>

OCR Document (upi.edu)

M. Fu’ād ‘Abdul Bāqi, al-Mu’jam al-Mufahras al-Fāẓil-Qur’ān (Kairo: Dārul


Ḥadiṡ, 1996)

You might also like