You are on page 1of 17

ASUHAN KEBIDANAN pada BAYI BARU LAHIR

di UPT PUSKESMAS KUNIR


KABUPATEN LUMAJANG

Di Susun Oleh:
MELYNDA MAULUDIYA
NIM : 15901.04.22078

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN
PROBOLINGGO
2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN pada BAYI BARU LAHIR


di UPT PUSKESMAS KUNIR
KABUPATEN LUMAJANG

OLEH:

MELYNDA MAULUDIYA
(15901.04.22078)

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

Bd. Wahida Yuliana, S.ST., M.Keb FARIANINGSIH, S.ST., M.Kes


NIDN.0729078902 NIDN. 3403037801
LAPORAN PENDAHULUAN

1. Definisi Pemeriksaan Bayi Baru Lahir


Pemeriksaan yang dilakukan secara head to toe pada bayi baru lahir diawal
sesudah persalinan dengan tujuan mendeteksi kelainan-kelainan yang mungkin muncul
(Kemenkes RI, 2021). Pemeriksaan fisik yang menyeluruh dan sistematis merupakan
komponen penting dalam perawatan bayi berisiko tinggi (Hockenberry & Wilson,
2015). Pemeriksaan kesehatan bayi baru lahir dimulai segera setelah bayi lahir sampai
28 hari terdiri dari pemeriksaan saat lahir (0-6 jam) dan setelah lahir (6 jam – 28 hari)
(Kemenkes RI, 2019).

2. Ciri – ciri bayi baru lahir


Ciri –ciri BBL menurut Saleha, 2017 adalah sebagai berikut :
a. Berat badan 2500-4000 gram.
b. Panjang badan lahir 48-52 cm.
c. Lingkar dada 30-38 cm.
d. Lingkar kepala 33-35 cm.
e. Bunyi jantung dalam menit-menit pertama kira-kira 180×/menit, kemudian
menurun sampai 120-140×/menit.
f. Pernafasan pada menit-menit pertama kira-kira 80x/menit, kemudian menurun
setelah tenang kira-kira 40×menit.
g. Kulit kemerah- merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup terbentuk
dan diliputi vernix caseosa,Kuku panjang .
h. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.
i. Genitalia : labia mayora sudah menutupi labia minora (pada perempuan), Testis
sudah turun (pada laki-laki).
j. Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
k. Refleksmoro sudah baik: bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan
seperti memeluk.
l. Refleks grasping sudah baik: apabila diletakkan suatu benda diatas telapak tangan,
bayi akan menggengam / adanya gerakan refleks.
m. Refleks rooting/mencari puting susu dengan rangsangan tektil pada pipi dan daerah
mulut Sudah terbentuk dengan baik.
n. Eliminasi baik: urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,
mekonium berwarna hitam kecoklatan.
Tabel 2.1 Tanda APGAR bayi baru lahir
TANDA 0 1 3
Appearance Biru, pucat Badan pucat,muda Semuanya merah
tungkai biru
Pulse Tidak teraba <100 >100
Grimace Tidak ada lambat Menangis kuat
Activity Lemas/lumpuh Gerakan sedikit/fleksi Aktif/fleksi tungkai baik/
tungkai reaksi melawan
Respiratory Tidak ada Lambat, tidak teratur Baik, menangis kuat
Sumber: Kriebs Jan. M. 2015.Buku saku asuhan kebidanan varney.
Interpretasi:Nilai 1•3 asfiksia berat, Nilai 4•6 asfiksia sedang, Nilai 7•10 asfiksia
ringan.Hasil nilai APGAR skor dinilai setiap variabel dinilai dengan 0, 1, dan 2 nilai tertinggi
adalah 10, selanjutnya dapat ditentukan keadaan bayi sebagai berikut:
a. Nilai 7-10 menunjukkan bahwa bayi dalam keadaan baik (Vigrous baby)
b. Nilai 4-6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang dan membutuhkan
tindakan resusitasi
c. Nilai 0-3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius dan membutuhkan
resusitasi segera sampai ventilasi (Walyani dan Purwoastuti, 2015).

3. Adaptasi Bayi Baru Lahir Terhadap Kehidupan Di Luar Uterus


Adaptasi bayi baru lahir adalah proses penyesuaian fungsional neonatus darikehidupan didalam
uterus ke kehidupan diluar uterus.Beberapa perubahan fisiologi yang dialami bayi baru lahir
antara lain yaitu :
a. sistem pernafasan
Masa yang paling kritis pada bayi baru lahir adalah ketika harus mengatasi
resistensi paru pada saat pernapasan yang pertama kali.Pada umur kehamilan 34-36
minggu struktur paru-paru matang, artinya paru-paru sudah bisa mengembangkan sistem
alveoli.Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui
plasenta.Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi (Rahardjo dan
Marmi, 2020).
Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit pertama
sesudah lahir.Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli, selain
adanya surfaktan yang dengan menarik nafas dan mengeluarkan nafas dengan merintih
sehingga tertahan di dalam.Respirasi pada neonatus biasanya pernafasan diafragmatik dan
abdominal, sedangkan frekuensi dan dalam tarikan belum teratur.Apabila surfaktan
berkurang, maka alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku sehingga terjadi atelektasis,
dalam keadaan anoksia neonatus masih dapat mempertahankan hidupnya karena adannya
kelanjutan metabolisme anaerobic.
b. Sirkulasi darah
Pada masa fetus darah dari plasenta melalui vena umbilikalis sebagian ke hati,
sebagian langsung ke serambi kiri jantung, kemudian ke bilik kiri jantung.Dari bilik kiri
darah di pompa melalui aorta ke seluruh tubuh.Dari bilik kanan darah di pompa sebagian
ke paru dan sebagian melalui duktus arteriosus ke aorta.Setelah bayi lahir, paru akan
berkembang mengakibatkan tekanan-tekanan arteriol dalam paru menurun.
Tekanan dalam jantung kiri lebih besar dari pada tekanan jantung kanan yang
mengakibatkan menutupnya foramen ovale secara fungsional.Hal ini terjadi pada jam-
jam pertama setelah kelahiran. Oleh karena tekanan dalam paru turun dan tekanan dalam
aorta desenden naik dan karena rangsangan biokimia (pa02 yang naik), duktus arteriosus
akan berobliterasi, ini terjadi pada hari pertama.Aliran darah paru pada hari pertama ialah
4-5 liter per menit / m2.Aliran darah sistolik pada hari pertama rendah yaitu 1.96
liter/menit/m2 karena penutupan duktus arteriosus (Indrayani, 2016)
c. Metabolism
Luas permukaan tubuh neonatus, relatif lebih luas dari orang dewasa sehingga
metabolisme basal per kg BB akan lebih besar, sehingga BBL harus menyesuaikan diri
dengan lingkungan baru sehingga energi diperoleh dari metabolisme karbohidrat dan
lemak.Pada jam-jam pertama energi didapatkan dari perubahan karbohidrat.Pada hari
kedua, energi berasal dari pembakaran lemak.Setelah mendapat suhu <pada hari keenam,
energi 60% di dapatkan dari lemak dan 40% dari karbohidrat (Indrayani, 2016)
d. Keseimbangan air dan fungsi ginjal
Tubuh bayi baru lahir relatif mengandung lebih banyak air dan kadar natriumrelatif
lebih besar dari kalium karena ruangan ekstraseluler luas. Fungsi ginjal belum sempurna
karena:
1) Jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa
2) Tidak seimbang antara luas permukaan glomerulus dan volume tubulus
proksimal
3) Aliran darah ginjal (renal blood flow) pada neonatus relatif kurang bila
dibandingkan dengan orang dewasa(Indrayani, 2016)
e. Imunoglobin
Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan
neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan
memberikan kekebalan alami maupun yang didapat.Kekebalan alami terdiri dari struktur
pertahanan tubuh yang berfungsi mencegah atau meminimalkan infeksi. Berikut beberapa
contoh kekebalan alami:Perlindungan dari membran mukosa, Fungsi saringan saluran
nafas, Pembentukan koloni mikroba dikulit dan usus, Perlindungan kimia oleh lingkungan
asam lambung (Walyani dan Purwoastuti, 2015)
f. Truktus digestivenus
Truktus digestivenus relatif lebih berat dan lebih panjang dibandingkan
dengan orang dewasa. Pada neonatus traktus digestivenus mengandung zat yang
berwarna hitam kehijauan yang terdiri dari mukopolisakarida dan disebut
meconium. Pengeluaran mekonium biasanya dalam 10 jam pertama dan 4 hari
biasanya tinja sudah berbentuk dan berwarna biasa. Enzim dalam traktus
digestivenus biasanya sudah terdapat pada neonatus kecuali amilase pankreas.Bayi
sudah ada refleks hisap dan menelan, sehingga pada bayi lahir sudah bisa minum
ASI. Gumoh sering terjadi akibat dari hubungan oesofagus bawah dengan lambung
belum sempurna, dan kapasitas dari lambung juga terbatas yaitu < 30 cc
(Indrayani, 2016)
g. Hati
Fungsi hati janin dalam kandungan dan segera setelah lahir masih dalam keadaan
matur (belum matang), hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar untuk
menghilangkan bekas penghancuran dalam peredaran darah (Rahardjo dan Marmi, 2020).
Setelah segera lahir, hati menunjukkan perubahan kimia dan morfologis, yaitu
kenaikan kadar protein dan penurunan kadar lemak dan glikogen. Sel hemopoetik juga
mulai berkurang walaupun memakan waktu yang lama. Enzim hati belum aktif benar pada
waktu bayi baru lahir, daya detoksifikasihati pada neonatus juga belum
sempurna,contohnya peberian obat kloramfenikol dengan dosis lebih dari 50
mg/kgBB/hari dapat menimbulkan grey baby syndrome(Indrayani, 2016)
4. Tahapan bayi baru lahir
a. Tahap I:terjadi segera setelah lahir, Selama menit• menit pertama
kelahiran.Pada tahap ini digunakan sistem skoring apgar untuk fisik dan scoring
gray untukinteraksi bayi dan ibu.
b. Tahap II: di sebut transisional reaktivitas. Pada tahap II dilakukanpengkajian
selama 24 jam pertama terhadap adanya perubahan perilaku.
c. Tahap III: disebut tahap periodik, pengkajian dilakukan setelah 24 jampertama
yang meliputi pemeriksaan seluruh tubuh (Saleha,2013)

5. Tanda bahaya bayi baru lahir


Ajarkan pada ibu tentang tanda bahaya pada bayi dan beritahu agar merujuk bayi segera untuk
perawatan lebih lanjut jika ditemui tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai pada BBL yaitu:
a. Pernafasan sulit/ lebih dari 60x/menit, terlihat retraksi pada waktu bernafas.
b. Suhu terlalu panas lebih dari 38o C, terlalu dingin kurang dari 36o C.
c. Warna abnormal, kulit/bibir biru (sianosis/pucat) atau bayi sangat kering (terutama pada
24 jam pertama) biru.
d. Pemberian ASI sulit, hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah.
e. Tali pusat merah, engkak, keluar cairaan, bau busuk, berdarah.
f. Infeksi, suhu meningkat, merah, bengkak, bernanah, bau busuk.
g. Gangguan gastrointestinal. Misalnya tidak mengeluarkan mekonium selama 3 hari setelah
lahir, muntah terus menerus, pada perut bengkak, tinja hijau tua/ berdarah/ berlendir.
h. Tidak berkemih dalam 24 jam.
i. Menggigil, tangisa tidak biasa, lemas, mengangguk, kejang halus
j. Mata mengkak dan mengeluarkan cairan.

6. Asuhan kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Normal


Memberikan asuhan aman dan bersih segera setelah bayi baru lahir merupakan
bagian esensial dari asuhan pada bayi baru lahir seperti jagabayi tetap hangat, isap
lender dari mulut dan hidung bayi (hanya jika perlu), keringkan, pemantauan tanda
bahaya, klem dan potong tali pusat, IMD, beri suntikan Vit K, 1 mg intramuskular,
beri salep mataantibiotika pada keduamata, pemeriksaan fisik, imunisasi hepatitis B 0.5
ml intramuscular (Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial, 2015).
a. Pencegahan infeksi
Bayi lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan atau kontaminasi
mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah
lahir. Sebelum menangani bayi, pastikan penolong persalinan telah menerapkan upaya
pencegahan infeksi, antara lain:
1) Cuci tangan secara efektif sebelum bersentuhan dengan bayi.
2) Gunakan sarung tangan yang bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan.
3) Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting,
penghisap lender Delee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi
atau steril. Gunakan bola karet yang baru dan bersih jika akan melakukan
penghisapan lendir dengan alat tersebut (jangan bola karet penghisap yang
sama untuk lebih dari satu bayi).
4) Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi
sudah dalam keadaan bersih. Demikian pula halnya timbangan, pita
pengukur, thermometer, stetoskop, dan benda-benda lain yang akanbersentuhan
dengan bayi. Dokumentasi dan cuci setiap kali setelah digunakan.
b. Penilaian
Segera setelah lahir, lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir:
1) Apakah bayi bernapas atau menangis kuat tanpa kesulitan ?
2) Apakah bayi bergerak aktif ?
3) Bagaimana warna kulit, apakah berwarna kemerahan ataukah ada sianosis?
c. Perlindungan termal (termoregulasi)
Pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan
usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali suhu
tubuhnya.Oleh karena itu, upaya pencegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama
dan berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada bayi baru lahir. Suhu tubuh
normal pada neonatus adalah 36,5-37,5 oC melalui pengukuran di aksila dan rektum, jika
nilainya turun dibawah 36,5 oC maka bayi mengalami hipotermia(Rahardjo dam Marmi,
2020)
1) Mekanisme kehilangan panas
Mekanisme pengaturan suhu tubuh pada bayi baru lahir belum berfungsi sempurna,
untuk itu perlu dilakukan upaya pencegahan kehilangan panas dari tubuh bayi karena
bayi beresiko mengalami hipotermia.Bayi dengan hipotermia sangat rentan terhadap
kesakitan dan kematian.Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam
keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan di selimuti walaupun di dalam
ruangan yang relatif hangat.
2) Proses adaptasi
Dalam proses adaptasi kehilangan panas, bayi mengalami:
a) Stress pada BBL menyebabkan hipotermia
b) BBL mudah kehilangan panas
c) Bayi menggunakan timbunan lemak coklat untuk meningkatkan suhu
tubuhnya
d) Lemak coklat terbatas sehingga apabila habis akan menyebabkan adanya
stress dingin.
3) Mencegah kehilangan panas
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kehilangan panas dari tubuh bayi
adalah
a) Keringkan bayi secara seksama
Pastikan tubuh bayi dikeringkan segera setelah bayi lahir untuk mencegah
kehilangan panas secara evaporasi.Selain untuk menjaga kehangatan tubuh bayi,
mengeringkan dengan menyeka tubuh bayi juga merupakan rangsangan taktil
yang dapat merangsang pernafasan bayi
b) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat
Bayi yang di selimuti kain yang sudah basah dapat terjadi kehilangan panas
secara konduksi.Untuk itu setelah mengeringkan tubuh bayi, ganti kain tersebut
dengan selimut atau kain yang bersih, kering dan hangat.
c) Tutup bagian kepala bayi
Bagian kepala bayi merupakan permukaan yang relatif luas dan cepat kehilangan
panas.Untuk itu tutupi bagian kepala bayi agar bayi tidak kehilangan panas.
d) Anjurkan ibu memeluk dan menyusui bayinya
Selain untuk memperkuat jalinan kasih sayang ibu dan bayi, kontak kulit antara
ibu dan bayi akan menjaga kehangatan tubuh bayi. Untuk itu anjurkan ibu untuk
memeluk bayinya
e) Perhatikan cara menimbang bayi atau jangan segera memandikan bayi
baru lahir
 Menimbang bayi tanpa alas timbangan dapat menyebabkan bayi
mengalami kehilangan panas secara konduksi. Jangan biarkan bayi
ditimbang telanjang. Gunakan selimut atau kain bersih.
 Bayi baru lahir rentan mengalami hipotermi untuk itu tunda
memandikan bayi hingga 6 jam setelah lahir
d. Merawat tali pusat
Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu dinilai sudah stabil maka lakukan pengikatan tali
pusat atau jepit dengan klem plastik tali pusat (bila tersedia).
1) Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan
klorin 0,5% untuk membersihkan darah dan sekresi lainnya.
2) Bilas tangan dengan air DTT.
3) Keringkan dengan handuk atau kain yang bersih dan kering.
4) Ikat tali pusat dengan jarak sekitar 1 cm dari pusat bayi. Gunakan benang
atau klem plastik penjepit tali pusat DTT atau steril. Ikat kuat dengan simpul
mati atau kuncikan penjepit plastik tali pusat.
5) Lepaskan semua klem penjepit tali pusat dan rendam dalam larutan klorin
0,5%
6) Bungkus tali pusat yang sudah di ikat dengan kasa steril.
e. Pemberian ASI
Rangsangan hisapan bayi pada puting susu ibu akan diteruskan oleh serabut syaraf ke
hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin. Prolaktin akan mempengaruhi
kelenjar ASI untuk memproduksi ASI di alveoli. Semakin sering bayi menghisap puting
susu maka akan semakin banyak prolaktin dan ASI yang di produksi. Penerapan inisiasi
menyusui dini (IMD) akan memberikan dampak positif bagi bayi, antara lain menjalin
/ memperkuat ikatan emosional antara ibu dan bayi melalui kolostrum, merangsang
kontraksi uterus, dan lain sebagainya Melihat begitu unggulnya ASI, maka sangat
disayangkan bahwa di Indonesia pada kenyataannya penggunaan ASI belum seperti yang
dianjurkan.Pemberian ASI yang dianjurkan adalah sebagai berikut:
1) ASI eksklusif selama 6 bulan karena ASI saja dapat memenuhi 100%
kebutuhan bayi.
2) Dari 6-12 bulan ASI masih merupakan makanan utama bayi karena dapat
memenuhi 60-79% kebutuhan bayi dan perlu ditambahkan makanan
pendamping ASI berupa makanan lumat sampai lunak sesuai dengan usia
bayi.
3) Diatas 12 bulan ASI saja hanya memenuhi sekitar 30% kebutuhan bayi dan
makanan padat sudah menjadi makanan utama. Namun, ASI tetap
dianjurkan pemberiannya sampai paling kurang 2 tahun untuk manfaat
lainnya (Saifuddin AB, 2014)
f. Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi mata dapat diberikan kepada bayi baru lahir.Pencegahan infeksi
tersebut di lakukan dengan menggunakan salep mata tetrasiklin 1%.Salep antibiotika
tersebut harus diberikan dalam waktu satu jam setelah kelahiran. Upaya profilaksis
infeksi mata tidak efektif jika diberikan lebih dari satu jam setelah kelahiran (Indrayani,
2016)
g. Profilaksis perdarahaan pada bayi barulahir
Semua bayi baru lahir harus segera diberikan vitamin K1 injeksi 1 mg intramuskuler di
paha kiri sesegera mungkin untuk mencegah perdarahan pada bayi baru lahir
akibatdefesiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian bayi baru lahir
h. Pemberian imunisasi hepatitis B
Imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk mencegah terjadinya infeksi disebabkan oleh virus
Hepatitis B terhadap bayi (Saifuddin AB, 2014). Terdapat 2 jadwal pemberian imunisasi
Hepatitis B. jadwal pertama, imunisasi hepatitis B sebanyak 3 kali pemberian, yaitu usia 0
hari (segera setelah lahir menggunakan uniject), 1 dan 6 bulan. Jadwal kedua, imunisasi
hepatitis B sebanyak 4 kali pemberian, yaitu pada 0 hari (segera setelah lahir) dan DPT+
Hepatitis B pada 2, 3 dan 4 bulan usia bayi (Indrayani, 2016).

7. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)


Asuhan kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan
oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat
kebidanan. Asuhan kebidanan juga merupakan aplikasi atau penerapan dari peran, fungsi, dan
tanggung jawab bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan sesuai kewenangan bidan dan
kebutuhan klien dengan memandang klien sebagai makhluk biopsikososial kultural secara
menyeluruh yang berfokus kepada perempuan (Yulifah dan Surachmindari, 2014)
Metode SOPA disebut 4 langkah pendokumentasian yang dijadikan proses pemikiran
penatalaksanaan kebidanan dipakai untuk mendokumentasikan hasil pemeriksaan klien dalam
rekaman medis sebagai catatan perkembangan kemajuan yaitu:
a. Subjektif (S)
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data melalui
anamnesis, merupakan suatu ekspresi pasien tentang kekhawatiran dan keluhan yang
dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosis.
b. Objektif (O)
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik, hasil laboratorium,
dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung assessment.
c. Assesment (A)
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan analisis dan interpretasi,
objektif dalam suatu identifikasi. Yaitu: Diagnosis/masalah, antisipasi diagnosis
lain/masalah potensial.
d. Planning (P)
Menggambarkan pendokumentasian hasil perencanaan yang telah dilakukan
dalam proses manajemen asuhan kebidanan dimana planning ini dilakukan berdasarkan
hasil kesimpulan dan evaluasi terhadap keputusan klien yang diambil dalam rangka
mengatasi masalah klien dan memenuhi kebutuhan klien.
Pemantauan ulang dilakukan pada bayi untuk mengetahui kondisi apakah
mengalami perubahan atau tidak dengan melakukan pemeriksaan fisik, tanda-tanda vital:
seperti denyut jantung, suhu, pernafasan serta pengukuran antropometri yaitu: berat
badan, lingkar kepala, panjang badan, lingkar dada, lingkar perut, lingkar lengan atas
dengan melakukan kunjungan rumah kurang lebih selam 2 hari.
DAFTAR PUSTAKA

Hockenberry, M. J., & Wilson, D.2015. Wong’s nursing care of infants and children, 10th
edition. St. Louis, Missouri: Elsevier Mosby.

Indrayani, dan Djami, M. 2016. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta : CV. Trans Info Media

Kemenkes RI.2015.Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial & Pedoman Teknis
Pelayanan Kesehatan Dasar.Jakarta

Kementrian Kesehatan RI.2019. Panduan Pelayanan Pasca Persalinan bagi Ibu dan Bayi Baru
Lahir. Jakarta

Kementrian Kesehatan RI.2021. Buku saku pelayanan kesehatan neonatal esensial: Pedoman
teknis pelayanan kesehatan dasar. Jakarta

Kriebs J.M, Gegor R.L. 2015.Buku saku asuhan kebidanan varney. Jakarta: EGC

Purwoastuti, E & Walyani, E.S.2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas & Menyusui. Yogyakarta : Pustaka
Baru Press

Rahardjo, Kukuh dan Marmi.2020.Asuhan neonates, bayi, balita, dan anak prasekolah. Yogyakarta:
Pusktaka Pelajar

Saifuddin,AB. 2014.Buku Ilmu Kebidanan.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Saleha S.2017. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: SalembaMedika

Surachmindari, Yulifah Rita. 2014. Konsep Kebidanan untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika
ASUHAN KEBIDANAN
pada BY. NY. S USIA 6 JAM dengan BAYI BARU LAHIR
NORMAL di UPT PUSKESMAS KUNIR

Nama Pengkaji : Melynda Mauludiya


Tanggal/Jam Pengkajian : 1 Februari 2023/16.30 Wib
Tempat Pengkajian : UPT Puskesmas Kunir

Identitas Pasien
Nama Ibu : Ny. S Nama Ayah : Tn. M
Umur : 30 Tahun Umur : 31 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SD
Suku/Bangsa: Indonesia Suku/Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Pabrik
Alamat: Dusun Kedungsari Rt 01/rw 03 desa Kedungmoro Kecamatan kunir Kabupaten
Lumajang

Data Subjektif
1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan telah melahirkan anak ketiga di Ruang Bersalin UPT Puskesmas
secara normal tanggal 01-02-2023 jam 10.30 WIB, keadaan bayi langsung menangis,
bergerak aktif dan sekarang sudah bisa menyusu.

2. Riwayat kebidanan

a. Riw
ayat
Pre
nata
l
Tri
mes
ter I
Ibu mengatakan pada awal kehamilannya yaitu 2 bulan pertama mengalami
mual tetapi tidak sampai mengganggu aktifitas ibu. ibu memeriksakan
kehamilannya di 3 kali di bidan terdekat, 1 kali di Puskesmas dan mendapat
vitamin dan obat anti mual.
Trimester II
Ibu memeriksakan kehamilannyadi bidan 2 kali, ibu tidak mual dan muntah lagi,
ibu mendapat tablet tambah darah,vitamin dan ibu telah merasakan gerakan
janin.
Trimester III
Ibu mengatakan sering mengalami kencing pada kehamilan tua, ibu masih
memeriksakan kehamilannya ke bidan dan Puskesmas. ibu sangat menantikan kelahiran
bayinya ini, dan ibu sangat senang dengan kehamilannya ini.
b. Riwayat Natal
Ibu mengatakan pada kehamilan 9 bulan sudah keluar lendir bercampur darah dan
perutnya terasa kenceng-kenceng, kemudian di bawa ke Puskesmas Tanggal 01-02-
2023, Jam 03.00 WIB dan di lakukan pemeriksaan oleh bidan. Pada tanggal 01-02-
2023 jam 10.30 wib Bayi lahir spontan, jenis kelamin perempuan, berat badan 3580
gram, panjang badan 50 cm, lingkar kepala 33 cm, bayi lahir menangis kuat, gerak aktif,
warna kulit kemerahan dan plasenta lahir lengkap 5 menit setelah bayi lahir. Pada
tanggal 01-02-2023 jam 11.30 wib bayi sudah mendapatkan suntikan Vit.K1 dan
pemberian salep mata.
c. Riwayat Post Natal
Ibu mengatakan masih mengeluarkan darah sedikit berwarna merah segar dari jalan
lahir, tidak ada penyulit saat nifas dan ibu sudah menyusui bayinya.
d. Riwayat Imunisasi
Ibu mengatakan banyinya sudah mendapat suntikan imunisasi HB0, penyuntikan di
lakukan pada tanggal 01-02-2023, jam 14.00 WIB.

Data Objektif
Keadaan umum : baik
Menangis kuat : Ya (langsung menangis kuat saat lahir)
Warna kulit : Kemerahan
Tonus otot : Bergerak aktif
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanda-tanda vital : Suhu 36,5oC, HR 146x/menit, pernafasan 50x/menit
Berat Badan : 3580 gram
Panjang Badan : 50 cm
Lingkar Kepala : 33 cm
Lingkar Dada : 34 cm
Lingkar Perut : 33 cm
Pemeriksaan Fisik
1. Kepala : Simetris, rambut hitam, tidak terdapat benjolan abnormal, tidak terdapat caput
succedaneum, dan cepal hematoma
2. Mata : Simetris antara kanan/kiri,skelera tidak ikterus, kojungtiva tidak anemis,tidak
strabismus.
3. Hidung : lubang hidung simertis antara kanan/kiri, tidak terdapat kotoran, tidak terdapat
pernafasan cuping hidung,tidak ada polip.
4. Mulut : Bibir lembab warna merah muda, tidak tampak labioskizis, tidak tampak
labiopalatoskizis, lidah bersih.
5. Telinga : Simetris antara kanan /kiri, terlihat sedikit kotor karena belum di mandikan, tidak
ada kelainan pada telinga.
6. Leher : Tidak terlihat pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe maupun
pembesaran vena jugularis
7. Dada : Tidak terdengar bunyi ronchi maupun wheezing
8. Abdomen : Bentuk cembung, Tidak tampak benjolan abnormal, tali pusat belum kering
masih terbungkus kasa steril, tidak ada perdarahan talpus, tidak ada kelainan pada
abdomen.
9. Punggung:Tidak ada spina bifida, tidak ada scoliosis
10. Genetalia : labia mayora sudah menutupi labia minora
11. Anus : Bersih, berlubang, tidak terdapat atresia ani pada rektum.
12. Ekstermitas
Atas : Simetris antara kanan/kiri, tidak terdapat polidaktil maupun sidikatil, warna
kulit kemerahan,turgor baik, pergerakan aktif/ kuat.
Bawah : Simetris, tidak terdapat sindikatil maupun polidaktil,warna kulit
kemerahan,turgor baik, pergerakan aktif/kuat.

13. Reflek
a. Moro reflek : positif
b. Rooting reflek : positif
c. Swallowing reflek :positif
d. Suckling reflek : positif
e. Reflek menggenggam : positif
f. Babinski : positif
g. tonick neek reflek : positif

Analisa
Neonatus cukup bulan usia 6 jam dengan keadaan normal
Penatalaksanaan
1. Menginformasikan ibu tentang hasil pemeriksaan, bahwa keadaan bayi sehat
2. e/ ibu mengerti tentang penjelasan dari Bidan
3. Menjelaskan pada ibu untuk menjaga kehangatan bayi dengan cara tidak
meletakkan bayi di benda yang suhunya lebih rendah dari suhu tubuh bayi.
e/ ibu mengerti dan bayi tetap hangat.
4. Melakukan perawatan tali pusat dengan cara bersihkan ujung tali pusat dengan air
DTT dan keringkan, bungkus tali pusat dengan kasa kering steril.

e/ tali pusat bersih dan kering.


5. Melakukan kontak dini dengan ibu dan rawat gabung

e/ ibu bersedia melakukan.


6. Memberikan konseling pada ibu tentang, menjaga kehangatan bayi dengan cara ibu
lebih sering mendekap bayi, dan tata ruang yang hangat untuk mencegah terjadinya
hipotermi. Cara memberikan ASI yang benar yaitu dengan cara meletakkan bayi di
tangan ibu posisikan kepala di siku ibu,posisi perut bayi menempel ke perut ibu.
Merawat tali pusat dengan cara membersihkan menggunakan air matang dan
membungkusnya dengan kasa steril, ganti kasa bila terkena air kencing bayi,dan
biarkan tali pusat tetap kering dan bersih supaya tidak terjadi infeksi.
e/ ibu mengerti dengan penjelasan Bidan
7. Mengawasi tanda-tanda bahaya pada bayi seperti pernafasan lebih cepat, suhu yang
panas, tali pusat merah atau bernanah, mata bengkak, bayi kebiruan, bayi diare.
e/ ibu mengerti dengan penjelasan tentang perawatan bayi dan mengerti tentang
tanda- tanda bahaya bayi.
8. Memberitahu ibu untuk pergi ke tenaga kesehatan bila terjadi tanda bahaya pada
bayi seperti di atas.
e/ibu mengeri dan tahu kapan harus pergi ke tenaga kesehatan.
9. Melakukan pendokumentasian di buku KIA
e/pendokumentasian di buku KIA telah di lakukan
LEMBAR KONSULTASI

Nama : Melynda Mauludiya Ruangan : Persalinan UPT PKM Kunir


NIM : 15901.04.22078 Kasus : Bayi Baru Lahir
No Hari / Masukan Paraf
tanggal Pembimbing Pembimbing
Lapangan Akademik

You might also like