You are on page 1of 37

ASUHAN KEBIDANAN

PERSALINAN dengan PREEKLAMSI


di UPT PUSKESMAS KUNIR
LUMAJANG

Di Susun Oleh:
MELYNDA MAULUDIYA
NIM : 15901.04.22078

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN
PROBOLINGGO
2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN
PERSALINAN dengan PREEKLAMSI
di UPT PUSKESMAS KUNIR
LUMAJANG

OLEH:

MELYNDA MAULUDIYA
(15901.04.22078)

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

Bd. RISKA FARASWATI, S.ST., M.Keb FARIANINGSIH, S.ST., M.Kes


NIDN. 0701058003 NIDN. 3403037801
LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP DASAR PERSALINAN


1. Pengertian
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang
dapat hidup ke dunia luar rahim melalui jalan lahir atau jalan lain (Diana, 2019).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapathidup dari dalam
uterus ke dunia luar. Persalinan dan kelahirannormal merupakan proses pengeluaran
janin yang terjadi padakehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan
denganpresentasi belakang kepala yang berlangsung dalam waktu 18 jam,tanpa
komplikasi baik ibu maupun janin. (Jannah, 2014)
2. Bentuk – Bentuk Persalinan
Bentuk persalinan berdasarkan definisi adalah sebagai berikut:
a) Partus biasa (normal / spontan) adalah proses lahirnya bayi pada Pintu Bawah
Panggul dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu
dan bayi yang umumnya berlangsung < 24 jam.
b) Persalina buatan / persalinan abnormal atau distosia, bila persalinan berlangsung
dengan bantuan dari luar sehingga bayi dapat di lahirkan pervaginam (ekstraksi
porceps / cunam, ekstraksi vakum dll) dan perabdomen (SC).
c) Persalinan anjuran atau induksi persalinan bila persalinan mulai tidak dengan
sendirinya tetapi berlangsung setelah pemberian oksitosin atau prostaglandin atau
setelah pemecahan ketuban.
d) Persalinan lama bila persalinan berlangsung lebih dari 24 jam.
3. Etiologi
Selama kehamilan, didalam tubuh perempuan terdapat dua hormon yang dominan
yaitu esterogen dan progesteron. Hormon esterogen berfungsi untuk meningkatkan
sensitivitas otot rahim serta memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti
rangsangan oksitosin, prostaglandin, dan mekanis. Sedangkan, hormon progesteron
berfungsi untuk menurunkan sensitivitas otot rahim, menghambat rangsangan dari luar
seperti rangsangan oksitosin, prostaglandin dan mekanis serta menyebabkan otot rahim
dan otot polos relaksasi (Sulistyawati, 2013). Sampai saat ini hal yang menyebabkan
mulainya proses persalinan belum diketahui sehingga hanya ada teori-teori antara lain
disebabkan oleh hormon, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada saraf,
dan nutrisi. Dengan demikian dapat disebutkan beberapa teori yang dapat menyebabkan
persalinan menurut Rohani (2013) sebagai berikut :
a) Teori Keregangan
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah batas
waktu tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai. Keadaan uterus
terus membesar dan menjadi tegang yang mengakibatkan iskemia otot-otot uterus.
b) Teori Penurunan Progesteron
Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu, dimana terjadi
penimbunan jaringan ikat sehingga pembuluh darah mengalami penyempitan dan
buntu. Produksi progesteron mengalami penurunan sehingga otot rahim lebih
sensitive terhadap oksitosin. Akibatnya, otot rahim mulai berkontraksi setelah
tercapai tingkat penurunan progesteron tertentu.
c) Teori Oksitosin Internal
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis pars posterior. Perubahan
keseimbangan esterogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim
sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. Menurunnya konsentrasi
progesteron akibat tuanya usia kehamilan menyebabkan oksitosin meningkatkan
aktifitas sehingga persalinan dimulai.
d) Teori Prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu yang
dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan
kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat dikeluarkan. Prostaglandin
dianggap sebagai pemicu terjadinya persalinan.
e) Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam
kanalis servikalisdengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi
pemecahan ketuban), oksitosindrip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan
perinfus
4. Mekanisme Persalinan
a) Mekanisme persalinan
Mekanisme persalinan merupakan gerakan janin dalam menyesuaikan ukuran
dirinya dengan ukuran panggul saat kepala melewati panggul.

Gambar 2.2 Gerakan-gerakan Utama Kepala Pada Persalinan (Yuanita Syaiful


dan Lilis Fatmawati. Asuhan Keperawatan Pada Ibu Bersalin. 2020).

Gerakan-gerakan janin dalam persalinan yaitu :

b) Penurunan kepala (Engagement)

Penurunan kepala adalah peristiwa ketika diameter biparetal melewati pintu atas
panggul (PAP) dengan sutura sagitalis yang melintang/oblik di dalam jalan lahir dan
fleksi. Pada primigravida terjadi pada bulan terakhir kehamilan, sedangkan pada
multigravida dapat terjadi pada awal persalinan.

Gambar 2.3 Pengukuran Engagement


(Yuanita Syaiful dan Lilis Fatmawati. Asuhan Keperawatan Pada Ibu Bersalin. 2020).

c) Penurunan
Dimulai sebelum proses persalinan/inpartu, penurunan kepala terjadi bersamaan
dengan mekanisme lainnya. Kekuatan yang mendukung yaitu tekanan pada anus,
tekanan langsung fundus pada bokong, kontraksi otot-otot abdomen dan ekstensi dan
penurunan badan janin atau tulang belakang.

Gambar 2.4 Penurunan Kepala


(Yuanita Syaiful dan Lilis Fatmawati. Asuhan Keperawatan Pada Ibu Bersalin. 2020).
d) Fleksi
Dengan adanya fleksi maka diameter oksipito-frontalis berubah menjadi sub
oksipito-bregmantika, dan posisi dagu bergeser kea rah dada janin.

Gambar 2.5 Proses Fleksi


(Yuanita Syaiful dan Lilis Fatmawati. Asuhan Keperawatan Pada Ibu Bersalin. 2020).

e) Rotasi dalam (putaran paksi dalam)


Rotasi dalam atau putaran paksi dalam adalah pemutaran bagian terendah janin dari
posisi sebelumnya kea rah depan sampai ke bawah simfisis. Gerakan ini adalah
upaya kepala janin untuk menyesuaikan dengan bentuk jalan lahir yaitu bidang
tengah dan pintu bawah panggul. Rotasi ini terjadi setelah kepala melewati bidang
Hodge III atau setelah di dasar panggul.
Gambar 2.6 Putaran Paksi Dalam
(Yuanita Syaiful dan Lilis Fatmawati. Asuhan Keperawatan Pada Ibu Bersalin. 2020).

f) Ekstensi
Setelah kepala janin sampai di dasar panggul dan UKK berada di bawah simpisis,
terjadi ekstensi dari kepala janin. Hal ini disebabkan oleh sumbu jalan lahir pada
pintu atas panggul mengarah ke depan dan atas, sehingga kepala menyesuaikan
dengan cara ekstensi agar dapat melaluinya.

Gambar 2.7 Permulaan Ekstensi dan Ekstensi Kepala (Yuanita Syaiful


dan Lilis Fatmawati. Asuhan Keperawatan Pada Ibu Bersalin. 2020).

g) Rotasi luar (putaran paksi luar)


Gerakan memutar ubun-ubun kecil ke arah punggung janin, bagian belakang kepala
berhadapan dengan tuber ischiadikumkanan atau kiri, sedangkan muka janin
menhadap salah satu paha ibu.

Gambar 2.8 Rotasi Eksterna


(Yuanita Syaiful dan Lilis Fatmawati. Asuhan Keperawatan Pada Ibu Bersalin. 2020).

h) Ekspulsi
Ekspulsi merupakan pengeluaran janin dengan memegang biparietal bayi dengan
kedua tangan, maka dapat dilahirkan bahu depan terlebih dahulu kemudian bahu
depan. (Naomy, 2013)
Gambar 2.9 Kelahiran Bahu Depan dan Bahu Belakang (Yuanita Syaiful dan Lilis Fatmawati. Asuhan
Keperawatan Pada Ibu Bersalin. 2020)
5. Tanda-Tanda Persalinan
a) Timbulnya his persalinan ialah his pembukaan dengan sifat-sifatnya sebagai berikut :
nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian depan, teratur, makin lama
makin pendek intervalnya dan makin kuat intensitasnya, jika dibawa berjalan
bertambah kuat, dan mempunyai pengaruh pada pendataran atau pembukaan serviks
(Dewi setiawati. 2013).
b) Keluar lender bercampur darah yang lebih banyak karena robekan- robekan kecil
pada serviks (Mochtar,2013)
c) Kadang ketuban pecah dengan sendirinya (Yuanita Syaiful dan Lilis Fatmawati.
2020).
d) Dengan pendataran dan pembukaan
Lender dari canalis servikalis keluar disertai dengan sedikit darah. Perdarahan yang
sedikit disebabkan karena selaput janin pada bagian bawah segmen bawah rahim
hingga beberapa kapiler terputus (Dewi Setiawati. 2013).

Gambar 2.1 Pendataran dan Pembukaan Serviks


( Annisa UI Mutmainnah, dkk. Asuhan Persalinan Normal dan Bayi Baru lahir. 2017).

6. Faktor-Faktor Yang Berperan Dalam Persalinan


Keberhasilan proses persalinan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor ibu (power,
passage,psikologis). Faktor janin, plasenta dan air ketuban (passenger) dan faktor
penolong persalinan. Hal ini sangat penting, mengingat beberapa kasus kematian ibu dan
bayi yang disebabkan oleh tidak terdeteksinya secara dini adanya salah satu dari faktor-
faktor tersebut.
a) Power (Tenaga/kekuatan)
1) His(Kontraksi Uterus)
Merupakan kekuatan kontraksi uterus karena otot0otot polos rahim bekerja
dengan baik dan sempurna. Sifat his yang baik adalah kontraksi simetris,
fundus dominal, terkonrdinasi dan relaksasi. Kontraksi ini bersifat involunter
karena berada dibawah saraf intrinsic. (Ai Nursiah, dkk. 2014).
2) Tenaga mengedan
Tenaga mengedan atau power meliputi His (Kontraksi ritmis otot polos
uterus), kekuatan mengejan ibu, keadaan kardiovaskular, respirasi, dan
metabolic ibu. Ibu melakukan kontraksi involunter dan volunteer secara
bersamaan untuk mengeluarkan janin dan plasenta dari uterus. Kontraksi uterus
involunter, yang disebut kekuatan primer, menandai permulaan persalinan.
Apabila serviks berdilatasi, usaha volunteer dimulai untuk mendorong, yang
disebut kekuatan sekunder, yang memperbesar kekuatan kontraksi involunter.
b) Passage (Jalan Lahir)
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul,
dasar panggul, serviks, dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta dapat melalui jalan
lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal (Widia. 2015)
c) Passenger (Janin dan plasenta)
1) Janin
Passenger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi
beberapa faktor, yakni kepala janin, presentasi, letak, sikap dan posisi janin.
(Ai Nursiah, dkk. 2014).
2) Plasenta
Plasenta juga harus melewati jalan lahir maka dia di anggap sebagai bagian
dari passenger yang menyertai janin. Namun plasenta jarang menghambat
proses persalinan normal. (Widia, 2015)
d) Psikis ibu bersalin
Psikis ibu bersalin sangat berpengaruh dari dukungan suami dan anggota keluarga
yang lain untuk mendampingi ibu selama bersalin dan kelahiran anjurkan mereka
berperan aktif dalam mendukung dan mendampingi langkah-langkah yang mungkin
sangat membantu kenyaman ibu, hargai keinginan ibu untuk di damping, dapat
membantu kenyamanan ibu, hargai keinginan ibu untuk didampingi. (Ai Yeyeh,
dkk 2014).
e) Penolong
Penolong persalinan adalah petugas kesehatan yang mempunyai legalitas dalam
menolong persalinan antara lain dokter, bidan serta mempunyai kopetentensi dalam
menolong persalinan,menangani kegawatdaruratan serta melakukan rujukan jika
diperlukan. Penolong persalinan selalu menerapkan upaya pencegahan infeksi yang
dianjurkan termasuk diantaranya cuci tangan, memakai sarung tangan dan
perlengkapan pelindung pribadi serta pendokumentasian alat bekas pakai. (Ai Yeyek,
dkk. 2014).
7. Prosedur pelaksanaan Persalinan kala I, II, III dan IV
a) Persalinan Kala I
Persalinan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan
nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung
tidak begitu kuat sehingga pasien dapat berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk
primigravida berlangsung selama 6 -18 jam (rata-rata 13 jam) sedangkan
multigravida sekitar 2-10 jam (rata-rata 7 jam). Berdasarkan kurve Friedmen,
diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravida 2
cm/jam. Dengan perhitungan tersebut maka waktu pembukaan lengkap dapat
diperkirakan.
b) Persalinan Kala II
Persalinan kala II adalah kala pengeluaran yang di mulai ketika pembukaan
serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala pengeluaran
terjadi berkat kekuatan his dan kekuatan mengedan janin didorong keluar sampai
lahir. Kala ini berlangsung :
1) 1 – 2 jam pada primigravida
2) ½ - 1 jam pada multigravida
Tanda dan Gejala Kala II Persalinan:
1) Ibu ingin meneran bersamaan dengan kontraksi
2) Ibu merasakan peningkatan tekanan pada rektrum/vaginal
3) Perineum terlihat menonjol
4) Vulva vagina dan sfinger ani membuka
5) Peningkatan pengeluaran lendir & darah
c) Kala III
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras
dengan fundus uteri setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2x
sebelumnya.Beberapa saat kemudian timbul his pelepasan dan pengeluaran uri.
Dalam waktu 5 – 10 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina dan
akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simpisis atau fundus uteri.
Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran
plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira – kira 100-200 cc
d) Kala IV
Adalah kala pengawasan 2 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati
keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum.

B. KONSEP DASAR PRE EKLAMSI


1. Pengertian Preeklamsi
Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin,
nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein urinaria tetapi tidak menunjukkan
tanda – tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya
biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih (Nanda, 2012).
Preeklampsia adalah hipertensi yang terjadi pada ibu hamil dengan usia
kehamilan 20 minggu atau setelah persalinan di tandai dengan meningkatnya tekanan
darah menjadi 140/90 mmHg (Sitomorang, dkk 2016).
Jadi bisa disimpulkan bahwa kriteria Preeklamsia antara lain
a) Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg pada usia > 20 minggu dengan tes celup urin
menunjukkan proteinuri 1+ atau pemeriksan protein kuantitatif menunjukkan hasil
>300mg/24 jam
b) Tekanan darah > 160/110 mmHg pada usia kehamilan > 20 minggu tanpa melihat
proteinuri.
2. Etiologi
Sampai saat ini terjadinya preeklampsia belum diketahui penyebabnya, tetapi ada
yang menyatakan bahwa preeklampsia dapat terjadi pada kelompok tertentu diantaranya
yaitu ibu yang mempunyai faktor penyabab dari dalam diri seperti umur karena
bertambahnya usia juga lebih rentan untuk terjadinya peningkatan hipertensi kronis dan
menghadapi risiko lebih besar untuk menderita hipertensi karena kehamilan, riwayat
melahirkan, keturunan, riwayat kehamilan, riwayat preeklampsia (Sitomorang dkk,
2016). Penyebab pasti preeklampsia masih belum diketahui secara pasti. Beberapa
faktor risiko terjadinya preeklampsia meliputi riwayat keluarga pernah
preeklampsia/eklampsia, riwayat preeklampsia sebelumnya, umur ibu yang ekstrim (35
tahun), riwayat preeklampsia dalam keluarga, kehamilan kembar, hipertensi kronik.

3. Manifestasi klinis
Preeklamsi merupakan kumpulan dari gejala-gejala kehamilan yang di tandai
dengan hipertensi dan odem (Kusnarman, 2014).
Gambaran klinik preeklampsia mulai dengan kenaikan berat badan diikuti edema
kaki atau tangan, kenaikan tekanan darah, dan terakhir terjadi proteinuria (Saraswati,
2016 ).
Tanda gelaja yang biasa di temukan pada preeklamsi biasanya yaitu sakit kepala
hebat. Sakit di ulu hati karena regangan selaput hati oleh perdarahan atau edema atau
sakit karena perubahan pada lambung dan gangguan penglihatan, seperti penglihatan
menjadi kabur bahkan kadang-kadang pasien buta. Gangguan ini disebabkan
penyempitan pembuluh darah dan edema
4. Patofisiologi
Teori lain yang lebih masuk akal adalah bahwa preeklampsia merupakan akibat
dari keadaan imun atau alergi pada ibu. Selain itu terdapat bukti bahwa preeklampsi
diawali oleh insufisiensi suplai darah ke plasenta, yang mengakibatkan pelepasan
substansi plasenta sehingga menyebabkan disfungsi endotel vascular ibu yang luas
(Hutabarat dkk, 2016).
Dalam perjalanannya beberapa faktor di atas tidak berdiri sendiri, tetapi kadang
saling berkaitan dengan titik temunya pada invasi tropoblast dan terjadinya iskemia
plasenta. Pada preeklampsia ada dua tahap perubahan yang mendasari patogenesianya.
Tahap pertama adalah: hipoksia plasenta yang terjadi karena berkurangnya aliran darah
dalam arteri spiralis.
Hal ini terjadi karena kegagalan invasi sel tropoblast pada dinding arteri spiralis
pada awal kehamilan dan awal trimester kedua kehamilan sehingga arteri spiralis tidak
dapat melebar dengan sempurna dengan akibat penurunan aliran darah dalam ruangan
intervilus diplasenta sehingga terjadilah hipoksia plasenta. Hipoksia plasenta yang
berkelanjutan ini akan membebaskan zat-zat toksis seperti sitokin, radikal bebas dalam
bentuk lipid peroksidase dalam sirkulasi darah ibu, dan akan menyebabkan terjadinya
stress oksidatif yaitu suatu keadaan di mana radikal bebas jumlahnya 13 lebih dominan
dibandingkan antioksidan. Stress oksidatif pada tahap berikutnya bersama dengan zat
toksis yang beredar dapat merangsang terjadinya kerusakan pada sel endothel pembuluh
darah yang disebut disfungsi endothel yang dapat terjadi pada seluruh permukaan
endothel pembuluh darah pada organ-organ penderita preeklampsia.
Pada disfungsi endothel terjadi ketidakseimbangan produksi zat-zat yang
bertindak sebagai vasodilator seperti prostasiklin dan nitrat oksida, dibandingkan
dengan vasokonstriktor seperti endothelium I, tromboxan, dan angiotensin II sehingga
akan terjadi vasokonstriksi yang luas dan terjadilah hipertensi. Peningkatan kadar lipid
peroksidase juga akan mengaktifkan sistem koagulasi, sehingga terjadi agregasi
trombosit dan pembentukan thrombus. Secara keseluruhan setelah terjadi disfungsi
endothel di dalam tubuh penderita preeklampsia jika prosesnya berlanjut dapat terjadi
disfungsi dan kegagalan organ seperti: Pada ginjal: hiperurisemia, proteinuria, dan
gagal ginjal.
Gambar 1.1 Pathway Preeklamsia
Sumber : Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal tahun 2016

5. Klasifikasi
a) Pre–eklamsia
1) Tekanan darah sistolik 140 atau kenaikan 30 mm Hg dengan interval
pemeriksaan 6 jam
2) Tekanan darah diastolic 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan interval
pemeriksaan 6 jam
3) Kenaikan B 1 kg atau lebih dalam seminggu
4) Proteinuria 0,3 gr atau urin aliran pertengahan
b) Pre–eklamsia Berat
Tekanan darah 160/110 mmHg pada usia kehamilan > 20 minggu tanpa melihat
proteinuria dan disertai keterlibatan organ lain :
1) Oliguria, urin kurang dr 500cc/24 jam
2) Proteinuria lebih dari 3 gr/liter
3) Keluhan subjektif : nyeri epigastrium, gangguan pengelihatan, nyeri kepala,
edema paru dan sianosis, gangguan kesadaran
4) Edema paru dan atau gagal jantung kongestif
c) Superimposed preeklamsia pada hipertensi kronik
1) Ibu dengan riwayat hipertensi kronik ( sudah ada sebelum usia kehamilan 20
minggu )
2) Tes celup urin menunjukkan proteinuria >+1 atau trombosit <100.000sel/uL
pada usia kehamilan > 20 minggu
d) Eklamsia
Kejang (eklampsia) Eklampsia adalah keadaan ditemukannya serangan kejang
tiba- tiba yang dapat disusul dengan koma pada wanita hamil, persalinan atau
masa nifas yang sebelumnya menunjukan gejala preeklampsia.
1) Kejang umum dan atau koma
2) Ada tanda dan gejalan preeklamsia
3) Tidak ada kemungkinan penyebab lain (misalnya epilepsi, perdarahan
subarakhnoid, dan meningitis )
6. Komplikasi
Bergantung pada derajat preeklamsia yang dialami. Namun, yang termasukkomplikasi
antara lain sebagai berikut :
a) Pada ibu
1) Eklamsia
2) Solusio plasenta
3) Perdarahan subkapsula hepar
4) Kelainan pembekuan darah (DIC)
5) Sindrom HELLP (hemolisis, elevated, liver, enzymes, dan low platelet count)
6) Ablasio retina
7) Gagal jantung hingga syok dan kematian.
b) Pada janin
1) Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus
2) Prematur
3) Asfiksia neonatorum
4) Kematian dalam uterus
5) Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal.
Preeklampsia pada awalnya ringan sepanjang kehamilan, namun pada akhir kehamilan
berisiko terjadinya kejang yang dikenal eklampsia. Jika eklampsia tidak ditangani
secara cepat dan tepat, terjadilah kegagalan jantung, kegagalan ginjal dan perdarahan
otak yang berakhir dengan kematian.
7. Pemeriksaan Diagnostik
a) Tes diagnostik dasar
Pengukuran tekanan darah, analisis protein dalam urin, pemeriksaan edema,
pengukuran tinggi fundus uteri, pemeriksaan funduskopik.
b) Tes laboratorium dasar
1) Evaluasi hematologik (hematokrit, jumlah trombosit, morfologi eritrosit pada
sediaan apus darah tepi).
2) Pemeriksaan fungsi hati (bilirubin, protein serum, aspartat
aminotransferase, dan sebagainya).
3) Pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin).
4) Uji untuk meramalkan hipertensi Roll Over test . Mean Arteri Preasure, dan
IMT (bila ROT positif, MAP positif, IMT positif maka dinyatakan
preeklamsia)
(a) Cara pemeriksaan ROT:
(1) Ibu hamil tidur miring tensi diukur
(2) 5 menit kemudian Ibu hamil tidur terlentang tensi diukur kembali
(3) Tekanan diastol waktu miring dikurangi diastol waktu terlentang
(4) Pembacaan: bila tekanan diastole miring dikurangi diastol terlentang
lebih dari 15 mmHg, maka ROT dinyatakan positif
(b) Cara pemeriksaan MAP:
(1) Ibu hamil diukur tensi
(2) Pembacaan: bila 2 tekanan diastol ditambah 1 tekanan sistol dibagi 3
nilainya lebih 90 mmHg maka MAP dinyatakan positif
(c) Cara pemeriksaan IMT:
BB kg > 30 maka dinyatakan positif
TB2 M
8. Penanganan medik
a) Pencegahan
Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu serta teliti mengenai tanda-tanda
sedini mungkin (preeklampsia ringan), lalu diberikan pengobatan yang cukup
supaya penyakit tidak menjadi lebih berat. Harus selalu waspada terhadap
kemungkinan terjadinya pre-eklampsia. Berikan penerangan tentang manfaat istirahat
dan tidur, ketenangan, serta pentingnya mengatur diit rendah garam, lemak, serta
karbohidrat dan tinggi protein, juga menjaga kenaikan berat badan yang berlebihan.
b) Penanganan
Tujuan utama penanganan adalah:
1) Untuk mencegah terjadinya pre eklampsi berat dan eklampsi.
2) Hendaknya janin lahir hidup.
3) Trauma pada janin seminimal mungkin.
Penanganan preeklampsia pada kehamilan adalah:
1) Pada pasien rawat jalan, anjurkan untuk istirahat baring 2 jam siang hari dan
tidur >8 jam malam hari. kunjungan ulang diakukan 1 minggu kemudian.
2) Jika tidak ada perbaikan dalam 2 minggu pengobatan rawat jalan, BB
meningkat >1kg/minggu, selama 2 kali berturut-turut atau tampak adanya tanda
preeklampsia berat.
3) Berikan obat antihipertensi Metildopa 3 x 125 mg, nifedipin 3-8 x 5-10 mg
atau pindolol 1-3 x 5 mg. Jangan berikan antidiuretik dan tidak perlu diet
rendah garam.
4) Jika keadaaan ibu membaik dan tekanan darah dapat dipertahankan 140-
150/90-100mmHg, pertahankan sampai aterm sehingga ibu dapat berobat jalan
dan anjurkan periksa tiap minggu.
5) Kurangi dosisi hingga mencapai dosis optimal, tekanan darah tidak boleh <
120mmHg.
6) Bila kondisi tidak ada perubahan lakukan Rujukan ke Rumah Sakit untuk
tindakan terminasi
Penanganan Preeklamsia pada proses persalinan adalah
1) Pantau tekanan darah, proteinuri, dan kondisi janin
2) Jika terjadi gangguan pada ibu dan janin SEGERA lakukan rujukan
3) Beritahu pasien dan keluarga tanda bahaya dari pre eklamsia dan eklamsia
4) Jika tekanan darah stabil, janin dapat dilahirkan secara normal
Penanganan preeklampsia berat atau Eklamsi pada proses persalinan:
1) Segera RUJUK ke rumah sakit.
2) Pasang Infus RL
3) Pasang dower kateter urin.
4) Berikan O2 4-5lt/menit
5) Berikan MgSO4 sesuai protab
6) Berikan nifedipin 10 mg per oral.
9. Protab pemberian MGSO4
Gambar 1.2 Cara Pemberian MGSO4

Sumber : Buku Pelatihan Penanganan Gawat Darurat Obstetri dan Neonatal tahun 2019

10. Evaluasi
Untuk preeklamsia berat dan, kondisi berikut harus dipenuhi:
a) Ibu dan janin tidak menderita gejala sisa akibat preeklamsia atau
penatalaksanaannya.
b) Ibu tidak akan mengalami eklamsia atau komplikasi yang berat.
c) Janin tidak akan mengalami distress.
d) Bayi baru lahir akan dilahirkan dalam kondisi optimal tanpa suatu efek akibat
penyakit maternaldan penatalaksanaannya.
e) Ibu akan melahirkan dalam kondisi optimal tanpa suatu akibat pada
kondisi danpenatalaksanaannya.
f) Keluarga akan mampu berkoping secara efektif terhadap keadaan ibu yang
berisiko tinggi, penatalaksanaan, dan hasil akhirnya.

C. KONSEP ASUHAN KEBIDANAN


1. SUBJEKTIF
a) Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses asuhan kebidanan. Pengkajian yang
dilakukan pada ibu dengan preeklamsi/eklamsia antara lain sebagai berikut:
1) Identitas umum ibu.
2) Data riwayat kesehatan
3) Riwayat kesehatan dahulu
(a) Kemungkinan ibu menderita penyakit hipertensi sebelum hamil.
(b) Kemungkinan ibu mempunyai riwayat preeklamsia padakehamilan
terdahulu.
(c) Biasanya mudah terjadi pada ibu dengan obesitas.
(d) Ibu mungkin pernah menderita penyakit gagal kronis.
4) Riwayat kesehatan sekarang
(a) Ibu merasa sakit kepala di daerah frontal.
(b) Terasa sakit di ulu hati/nyeri epigastrum.
(c) Gangguan virus : penlihatan kabur, skotoma, dan diplopia.
(d) Mual dan muntah, tidak ada nafsu makan.
(e) Gangguan serebral lainnya : tidak tenang.
(f) Edema pada ekstremitas.
(g) Tengkuk terasa berat.
(h) Kenaikan berat badan mencapai 1 kg seminggu.
5) Riwayat kesehatan keluarga : Kemungkinan mempunyai
riwayat preeklamsia dan eklamsia dalam keluarga.
6) Riwayat perkawinan : Biasanya terjadi pada wanita yang menikah dibawah
usia 20 tahun atau diatas 35 tahun

2. OBJEKTIF
a) Pemeriksaan fisik .
1) Keadaan umum : lemah.
2) Kepala : sakit kepala, wajah edema.
3) Mata : konjungtifa sedikit anemis, edema pada retina.
4) Abdomen: nyeri daearah epigastrium, anoreksia, mual dan muntah
5) Ektremitas : oedema pada kaki juga pada tangan dan jari- jarif.
6) Sistem persyarafan : hiperrefleksia, klonus pada kaki.
7) Genituorinaria : oligura, proteinuria.
8) Pemeriksaan janin: bunyi detak janin tidak teratur, gerakan janin lemah
b) Pemeriksaan penunjang :
1) Pemeriksaan Laboratorium
(a) Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah :
(1) Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar
normalhemoglobin untuk wanita hamil adalah 12-14 gr% ).
(2) Hematokrit meningkat ( nilai rujukan 37 – 43 vol% ).
(3) Trombosit menurun ( nilai rujukan 150 – 450 ribu/mm3 )
2) Urinalisis : Ditemukan protein dalam urine.
3) Pemeriksaan Fungsi hati :
(a) Bilirubin meningkat ( N= < 1 mg/dl ).
(b) LDH ( laktat dehidrogenase ) meningkat.
(c) Aspartat aminomtransferase ( AST ) > 60 ul.
(d) Serum Glutamat pirufat transaminase (SGPT) meningkat (N=15-45
u/ml).
(e) Serum glutamat oxaloacetic trasaminase (SGOT) meningkat(N= <31 u/l).
(f) Total protein serum menurun ( N= 6,7-8,7 g/dl ).
(g) Tes kimia darah : Asam urat meningkat ( N= 2,4-2,7 mg/dl ).
4) Radiologi
(a) Ultrasonografi : Ditemukan retardasi pertumbuhan janin intra
uterus.Pernafasan intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, dan
volumecairan ketuban sedikit.
(b) Kardiofotografi : Diketahui denyut jantung janin bayi lemah.
(c) USG : untuk mengetahui keadaan janin
5) Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu
6) Tingkat kesadaran : penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan pada
otak
7) NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin

3. ANALISA
a) Resiko terjadinya kejang
b) Resiko perdarahan post partum
c) Resiko gawat janin

4. PENATALAKSANAAN
Penanganan Preeklamsia pada proses persalinan adalah
a) Pantau tekanan darah, proteinuri, dan kondisi janin
b) Jika terjadi gangguan pada ibu dan janin SEGERA lakukan rujukan
c) Beritahu pasien dan keluarga tanda bahaya dari pre eklamsia dan eklamsia
d) Jika tekanan darah stabil, janin dapat dilahirkan secara normal
Penanganan preeklampsia berat atau Eklamsi pada proses persalinan:
a) Segera RUJUK ke rumah sakit.
b) Pasang Infus RL
c) Pasang dower kateter urin.
d) Berikan O2 4-5lt/menit
e) Berikan MgSO4 sesuai protab
f) Berikan nifedipin 10 mg per oral

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Jannah, Astuti. 2014. Asuhan Kebidanan Nifas. Jakarta: Mitra Cendikia Offset

Diana, et.al. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Surakarta: CV
OASE Group
Direktorat Kesehatan Keluarga . Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes. 2019 Buku Pelatihan
Penanganan Gawat Darurat Obstetri dan Neonatal . Jakarta
Hutabarat, R.A., Suparman, Eddy., Wagey, Freddy. 2016. Karakteristik pasien dengan
preeklampsia di RSUP Prof. Dr.R.D.Kandou Manado. Jurnal eClinic (eCl). 4 (1):31-35

Ilmiah, Widia Shofa. 2015. Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta: Nuha Medika

Kusnarman Keman. 2014. Patomekanisme Preeklampsia Terkini_ Mengungkapkan teori-teori


terbaru. Malang: Universitas Brawijaya Press.
Marle, Naomy. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir, Jakarta : Penerbit In
Media.

Mochtar, Rustam.2013. Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Patologi edisi 2. Jakatra : EGC

Mutmainnah, Annisa UI, Hj Herni Johan dan Stepanhie Sorta Llyod. 2017. Asuhan
Persalinan Normal dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta : Andi (Anggota IKAPI)

Nanda I.2012. Diagnosa keperawatan definisi dan klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC

Nursiah, Ai, dkk. 2014. Asuhan Persalinan Normal Bagi Bidan, Bandung : PT. Refika Aditama
Persalinan Normal dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta : Andi (Anggota IKAPI)

Prawirohardjo, Sarwono. 2016 .Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.3.
Rohani, Saswita, R., & Marisa. 2013. Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan. Jakarta:
Salemba Medika
Saraswati, N., & Mardiana. (2016). Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian
preeklampsia pada ibu hamil (Studi kasus di RSUD Kabupaten Brebes tahun 2014).
Unnes Journal of Public Health, 5, 90–99. https://doi.org/10.15294/ujph.v5i2.10106. Di
akses pada tanggal 04 Januari 2023
Setiawati, Dewi. 2013. Kehamilan dan pemeriksaan Kehamilan. Makassar : Alauddin University
Press

Situmorang H.T,Damantalm Y,Januarista 25. A,Sukri. 2016.Faktor-Faktor Yang Berhubungan


Dengan Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Hamil Di Poli KIA RSU.Anutapura
Palu.STIKES Widya Nusantara Palu.http://jurnal.untad.ac.id.Di akses pada tanggal 04
Januari 2023

Sulistyawati, A. 2013. “Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan”. Jakarta : Salemba Medika
Syaiful Yuanita dan Lilis Fatmawati. 2020. Asuhan Keperawatan Pada Ibu Bersalin. Surabaya :
CV. Jakad Media Publishing

Yeyek, Ai, dkk. 2014. Asuhan kebidanan II Persalinan, DKI Jakarta : CV-Trans Info Media.
ASUHAN KEBIDANAN
pada NY. ” H “ G4P2002AB100 UK 40 MINGGU
dengan PERSALINAN PREEKLAMSI

Nama Pengkaji : Melynda Mauludiya


Jam/ Tanggal Pengkajian : 07.00 WIB/ 27-12-2022
Tempat Pengkajian : UPT Puskesmas Kunir

Identitas
Nama : Ny. H Nama Suami : Tn. G
Umur : 35 th Umur : 43 th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Desa Sukosari Kecamatan Kunir Kabupaten Lumajang

KALA I
SUBYEKTIF
1. Keluhan Utama: perut ibu kenceng dari perut sampai ke pinggang sejak pukul 05.00 wib
(27/12/2022), keluar lendir ada darah sedikit, keluar cairan banyak barusan. Tidak pusing
dan tidak meras nyeri pada ulu hati.
2. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
Kehamilan Persalinan Anak Nifas KB
Perkawinan
Ke Usia Jenis Penolong Tempat Penyulit BBL JK H M Penyulit ASI PIL

1 1 9 bl N Bidan PKM - 3100 L 6 - - ASI PIL


gr th
1 2 A B O R T U S PIL

1 3 9 bl N Dokter RS KPD 3100 P 2 - - ASI


gr th

1 4 H A M I L I N I

3. Riwayat kehamilan sekarang


HPHT : 20 /03/ 2022 TP : 27 /12 /2022
ANC : 9 kali,
Trim I : 3X di Ponkesdes Sukosari, dan di Puskesmas (ANC TERPADU)
Trim II : 2X di Ponkesdes Sukosari,
Trim III : 4X di Ponkesdes Sukosari dan di RSU (konsul DSOG)
Keluhan selama hamil ini : mual hamil 3 bln, sering kencing. Sejak usia kehamilan 8 bulan
tekanan darah agak tinggi 140/85 MmHg. Setiap kontrol tekanan darah paling tinggi
145/90 MmHg. Gerakan janin aktif
Status Imunisasi TT : TT 5 (2015)
Penyuluhan yang pernah didapat: pentingnya pemeriksaan, manfaat tambah darah, ANC
terpadu, Senam hamil, Tanda bahaya dengan tensi agak tinggi, menghindari makanan yang
asin, persiapan psikologis, Persiapan persalinan, Tanda tanda Persalinan.
Terapi yang pernah didapat selama Hamil ini : Kalk, Tablet FE 90 , caviplex, nifedipine
10 mg
Hasil laboratorium tanggal 07 Juni 2022 : HB : 11.5 gr% , Golda : B/+, Albumin : -
Reduksi : - , HIV Non Reaktif, Hbsag Non Reaktif, Sypilis Non Reaktif
Pemeriksaan ROT, MAP, IMT tanggal 17 Juli 2022:
TD miring : 135/85 mmHg TD terlentang: 130/75mmHg
ROT: 10 (negatif)
MAP: 93,3 (positif)
IMT:32 (positif)
4. Riwayat kesehatan
Ibu tidak sedang menderita penyakit hemofili, hipertensi, HIV, syphilis, hepatitis dan asma
5. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga tidak sedang menderita penyakit hemofili, hipertensi, HIV, syphilis, hepatitis dan
asma
6. Data psikososial
Kehamilan sudah direncanakan dan keluarga sudah mendukung
7. Data sosial budaya
Tidak ada pantang makanan dan minum jamu
Tidak ada tradisi tertentu, hanya acara 4 bulanan dan 7 bulanan

OBYEKTIF
1. Pemeriksaan fisik umum
 Keadaan umum: Baik
 Kesadaran: composmentis
 Raut wajah : kesakitan
2. Tanda tanda vital
 TB: 150 cm BB: 74 kg ( kenaikan selama hamil 10 kg )
 TD: 145/85 mmHg N : 88 X/’ S : 36,7 0C RR : 22X/’
3. Pemeriksaan Fisik Khusus (inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi )
 Mata : bentuk simetris, conjungtiva merah muda (tidak anemia), sclera
putih
 Mulut : bibir lembab, mukosa mulut lembab
 Dada : puting susu, sudah keluar colustrum,
 Perut : pembesaran sesuai dengan usia kehamilan, linea nigra +, tria
albican +, tidak ada bekas operasi His tiap 10 menit, 4X, lama 45”
Pemeriksaan Leopold
Leopold I
TFU 30 cm, bagian fundus teraba bokong
Leopold II
Bagian kanan teraba panjang dan keras (punggung kanan), bagian kiri ) teraba bagian
kecil janin.
Leopold III
Bagian bawah teraba keras bulat dan melenting ( kepala ) dan sudah masuk PAP
Leopold IV
divergen, Perlimaan 3/5
TBJ : 30 -12 X155 = 2790 gr
DJJ : 142 X/’ teratur
 Genetalia : vulva dan vagina terdapat lendir darah (blood Slym) tampak cairan
ketuban jernih
 Anus : tidak ada hemoroid
 Ekstermitas: tidak ada varises, tidak ada odema
4. Pemeriksaan Dalam
27/12/2022 jam 07.00 wib
V/V lendir darah, portio eff 75 %, pembukaan 9 cm, ketuban negatif (pecah jam 05.00 wib,
jernih), teraba kepala, Hodge 3, UUK kanan depan jam 11, tidak teraba bagian kecil
disamping kiri dan kanan kepala.

ANALISA DATA
G4P2002AB100 UK 40 minggu T/H/I presentasi kepala hodge 3 punggung kanan inpartu kala I
fase aktif

PENATALAKSANAAN
1. Konsul dokter puskesmas (OB di ruang bersalin dengan G4P2002AB100 UK 40 minggu
dengan preeklamsi, TD : 145/85 mmHg, N : 88 X/’, S: 36,7 0C, RR : 22X/’, TFU 30 cm,
letak kepala , DJJ 142 X/’ teratur, TBJ : 2790 gr, V/V lendir darah, portio eff 75 %,
pembukaan 9 cm, ketuban negative (pecah jam 05.00 WIB, jernih) , teraba kepala, Hodge
3, UUK kanan depan jam 11, tidak teraba bagian kecil disamping kiri dan kanan kepala,
2. Evaluasi: a/p dokter: persalinan di ruang bersalin puskesmas dengan persiapan peralatan
emergenci preeklamsia, infus RL 18 tetes, persiapan sewaktu – waktu rujukan
3. Memberitahu pada ibu hasil pemeriksaan dan tindakan yang dilakukan bahwa ibu
memasuki proses persalinan dan meminta ibu untuk tidak panik agar tekanan darah stabil
dan tidak naik
Evaluasi: Ibu memahami dan mengerti
4. Mengajari ibu tehnik relaksasi dengan bernafas panjang ketika sakit,
Evaluasi: ibu melaksanakan teknik relaksasi nafas panjang yang diajarkan bidan
5. Memberikan dukungan pada ibu untuk kuat menghadapi proses persalinannya yang
sebentar lagi
Evaluasi: ibu mengerti
6. Mempersilahkan suami untuk mendampingi ibu selama proses persalinan,
Evaluasi: suami menemani ibu di dalam ruang bersalin dan menggosok punggung ibu pada
waktu kontraksi
7. Membantu ibu memilih posisi yang nyaman untuk persalinannya,
Evaluasi: ibu miring posisi ke kiri
8. Memfasilitasi ibu untuk BAK jika ada keinginan untuk kencing agar tidak ditahan,
Evaluasi: Ibu belum berkeinginan untuk kencing
9. Memfasiltasi ibu untuk makan dan minum supaya kondisinya kuat menghadapi proses
persalinannya,
Evaluasi: ibu mau minum teh hangat dan air putih
10. Memberitahu ibu akan dilakukan pemasangan infus untuk memasukkan obat dan untuk
mencegah perdarahan
Evaluasi: Dilakukan pemasangan infus dengan cairan RL 18 tts/menit pukul 07.05 wib
11. Melakukan observasi kemajuan persalinan (DJJ, His,pembukaan),
Evaluasi: Pukul 07.30 keluhan tidak pusing dan tidak nyeri pada ulu hati. Tensi 145/85,
DJJ 140x/menit , kontraksi 4x dalam 10’ 50” , nadi 88x/menit
12. Menyiapkan peralatan serta obat esensial untuk menolong persalinan
Evaluasi: peralatan (partus set siap, O2, dower kateter) dan obat siap (MgSo4 40%,
aquades, Ca glukonas, spuit 10cc)

KALA II
Tanggal : 27/12/2022 Jam : 08.00 WIB

SUBYEKTIF
Ibu ingin meneran dan seperti mau BAB

OBYEKTIF
KU : baik ,kesadaran composmentis
TD : 145/85 mmHg
N : 88 X/’ RR: 22x/menit
DJJ : 142X/’
His : 4x 10’ lamanya 50”
 Terdapat tanda gejala kala II, dorongan meneran, tekanan anus, perinium menonjol dan
vulva dan vagina, sfingter ani membuka.
 Kandung kemih kosong
 Periksa dalam : vulva vagina tampak cairan ketuban jernih, eff 100 %, pembukaan
lengkap 10 cm, kepala, H3, UUK jam 12, tidak ada bagian kecil yang menumbung.

ANALISA DATA
G4P2002AB100 UK 40 minggu T/H/I dengan inpartu kala II

PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap
Evaluasi: ibu mengerti
2. Memimpin meneran saat ada his, dan mengatur nafas bila tidak ada his agar ibu tidak lelah
Evaluasi: ibu meneran dengan benar dan ibu bernafas teratur ketika tidak ada his
3. Meminta suami untuk memberi dukungan pada ibu,
Evaluasi: suami merangkul ibu dan memberi semangat.
4. Mendekatkan peralatan pertolongan persalinan,
Evaluasi: peralatan telah didekatkan
5. Mengobservasi DJJ,
Evaluasi: DJJ 144x/’
6. Memimpin persalinan dengan 60 langkah APN,
Evaluasi: bayi lahir spontan jam 08.05 WIB 27/12/2022, menangis kuat, gerak aktif ,warna
kulit kemerahan jenis kelamin laki-laki
7. Meletakkan bayi diatas perut ibu dan mengeringkan,
Evaluasi: bayi diletakkan diatas perut ibu dan dikeringkan dari air ketuban, dan menutup
badan serta kepala bayi dengan kain baru agar hangat
8. Melakukan palpasi pada uterus ibu untuk memastikan bayi tunggal,
Evaluasi: tidak ada janin kedua

KALA III
Tanggal : 27/12/2022 jam : 08.05 WIB

SUBYEKTIF
Ibu bersyukur atas kelahiran bayinya, perut terasa mulas

OBYEKTIF
KU : baik ,kesadaran composmentis
TD: 140/70 mmHg
N: 88x/ menit
RR: 22x/menit
TFU setinggi pusat, kontraksi adekuat
Kandung kemih kosong
Perdarahan ± 25 cc
Placenta belum lahir

ANALISA DATA
P3003AB100 Kala III

PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu dan menyuntikan oksitoxin pada 1/3 paha atas bagian lateral secara IM,
Evaluasi: ibu mengerti dan sudah disuntik oksitosin 10 UI secara IM.
2. Menjepit tali pusat bayi, mengurut tali pusat kearah ibu,
Evaluasi: menjepit tali pusat dengan klem kedua, memotong tali pusat dengan melindungi
perut bayi, tali pusat telah dipotong.
3. Mengikat tali pusat dengan benang,
Evaluasi: tali pusat sudah di ikat
4. Melakukan IMD selama ± 1jam,
Evaluasi: Bayi diatas dada dan perut ibu, 20 menit kemudian bayi belajar menetek diatas
perut ibu
5. Menjelaskan bahwa placenta belum lahir,
Evaluasi: ibu memahami.
6. Melihat adanya tanda pelepasan placenta,
Evaluasi: terdapat tanda pelepasan placenta : uterus globular, tali pusat memanjang, ada
semburan darah
7. Melahirkan Placenta dengan melakukan peregangan tali pusat terkendali dan dorso kranial
sampai plasenta tampak divulva, memegang plasenta memutar searah jarum jam sampai
plasenta lahir seluruhnya
Evaluasi: plasenta lahir lengkap jam 08.10 WIB.
8. Melakukan masase fundus uteri,
Evaluasi: kontraksi baik dan adekuat
9. Memeriksa plasenta,
Evaluasi: selaput utuh,kotiledon 20, insersi tali pusat sentralis,panjang tali pusat 25
cm,diameter 22 cm, tebal ±2 cm, plasenta lengkap
10. Mengecek adanya laserasi dan perlukaan jalan lahir,
Evaluasi: laserasi perinium derajat 2 dan dilakukan heating
11. Melakukan observasi dan estimasi perdarahan,
Evaluasi: perdarahan± 250cc.
12. Mengajarkan ibu dan keluarga untuk melakukan masase fundus uteri dan menjelaskan
manfaatnya,
Evaluasi: ibu mengerti dan bersedia melakukan.
13. Membersihkan ibu, dekontaminasi peralatan,dekontaminasi sampah medis,
Evaluasi: ibu sdh dalam kondisi bersih dari paparan darah,peralatan telah didekontaminasi.
14. Memposisikan ibu senyaman mungkin,
Evaluasi: ibu dalam posisi nyaman
15. Membersihkan peralatan dalam larutan klorin dan membuang sampah persalinan ke
tempat sampah medis,
Evaluasi: peralatan direndam dalam larutan klorin, sampah persalinan telah dibuang
ketempat sampah medis.
16. Mencuci tangan pakai sabun,
Evaluasi: tangan bersih dan kering

KALA IV
Tanggal : 27/12/2022 jam : 08.25 WIB

SUBYEKTIF
Ibu bahagia atas kelahiran bayinya, Perut ibu terasa mules

OBYEKTIF
KU : baik, kesadaran composmentis
TTV : TD : 140/70 mmHg, N : 84x/’ , S : 36 0C, RR : 24x/’
TFU : 2 jari bawah pusat
Kontraksi uterus baik dan keras
Kandung kemih kosong
Perdarahan ± 50 cc
Perinium utuh

ANALISA DATA
P3003AB100 dengan Kala IV

PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan,
Evaluasi: ibu mengerti
2. Melakukan observasi kala IV ( TTV,kontraksi uterus, perdarahan, kondisi kandung kemih )
tiap 15’ pada 1jam pertama dan tiap 30’ pada 1 jam kedua
Evaluasi: kondisi ibu baik dan stabil hasil terlampir di partograf.
3. Memfasilitasi ibu untuk makan dan minum,
Evaluasi: ibu makan nasi lauk telor dan mie 6 sendok dan minum teh hangat.
4. Memfasilitasi ibu untuk istirahat,
Evaluasi: Ibu tampak istirahat dengan memejamkan mata
5. Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi, mengukur panjang badan bayi, berat badan bayi,
menyuntikkan VIT K,memberikan salep mata dan menyuntikkan HB0 pada 1-2 jam
setelah penyuntikan VIT.K
Evaluasi: BBL 3500 gram/PB 50 cm lingkar kepala 34 cm, injeksi VIT K sudah, salep
mata sudah, HBO pada 1-2 jam setelah penyuntikan VIT.K
6. Melakukan dokumentasi atas asuhan yang diberikan,
Evaluasi: Mengisi partograf, mengisi buku laporan persalinan dan rekam medis.
7. Melakukan kolaborasi Medis dengan memberikan Obat per oral,
Evaluasi: Amoksilin 3X1 No. XV, Pamol 3X1 No VI, Vit A 200.000 UI 2 kapsul, Tablet
tambah darah 1X1 No. XXX. Nifedipine dihentikan
PARTOGRAF
LEMBAR KONSULTASI

Nama : Melynda Mauludiya Ruangan : Ruang Bersalin UPT PKM Kunir


NIM : 15901.04.22078 Kasus : Persalinan Patologi
No Hari / Masukan Paraf
tanggal
Pembimbing Pembimbing
Lapangan Akademik

You might also like