You are on page 1of 5

BADAN HUKUM NO: 605/BH/XIV/1990

JALAN SUMBA NO 3C OEBA


KOTA KUPANG NUSA TENGGARA TIMUR

POLA KEBIJAKAN (POLJAK)


TENTANG

PENJADWALAN ULANG PINJAMAN

A. PENDAHULUAN
Sebagai lembaga yang melakukan kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana
masyarakat, kinerja dan kelangsungan usaha KSP Kopdit Swasti Sari sangat bergantung pada kualitas
penyediaan dana pada aktiva produktif. Aktiva Produktif adalah penyediaan dana koperasi dalam
Rupiah untuk memperoleh penghasilan, dalam bentuk Kredit, dan Penempatan Dana Antar koperasi.
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara koperasi dengan pihak peminjam yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Penempatan Dana Antar
Koperasi adalah penanaman dana koperasi pada koperasi lain dalam bentuk tabungan, deposito
berjangka, sertifikat deposito, Kredit yang diberikan dan penanaman dana lainnya yang sejenis.
Kondisi penyediaan dana pada aktiva produktif yang buruk akan mengakibatkan memburuknya
kinerja koperasi dan dapat mempengaruhi kelangsungan usaha Koperasi.
Dalam rangka menjaga dan memelihara kelangsungan usahanya, KSP Kopdit Swasti Sari
wajib menilai, memantau dan menjaga agar penyediaan dana koperasi pada aktiva produktif
senantiasa dalam kondisi lancar. Selain hal tersebut, untuk mengantisipasi kerugian yang mungkin
timbul dikemudian hari atas penanaman dana koperasi pada aktiva produktif maka KSP Kopdit
Swasti Sari wajib membentuk penyisihan penghapusan aktiva produktif. Penyisihan Penghapusan
Aktiva Produktif (PPAP) adalah cadangan yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu dari baki
debet berdasarkan penggolongan kualitas Aktiva Produktif.
Selanjutnya untuk meminimalkan potensi kerugian yang lebih besar akibat dari
memburuknya kondisi Peminjam, KSP Kopdit Swasti Sari dapat melakukan restrukturisasi
Kredit terhadap Peminjam yang mengalami kesulitan pembayaran pokok dan/atau bunga, namun
masih memiliki propek usaha cukup baik setelah dilakukan restrukturisasi. Restrukturisasi Kredit
adalah upaya perbaikan yang dilakukan koperasi dalam kegiatan perkreditan terhadap anggota yang
meminjam yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya, yang dilakukan melalui: a.
Penjadualan kembali, yaitu perubahan jadual pembayaran kewajiban Anggota atau jangka
waktu; b. Persyaratan kembali, yaitu perubahan sebagian atau seluruh persyaratan Kredit yang tidak
terbatas pada perubahan jadual pembayaran, jangka waktu, dan/atau persyaratan lainnya sepanjang
tidak menyangkut perubahan maksimum plafon Kredit; dan/atau c. Penataan kembali, yaitu perubahan
persyaratan Kredit yang menyangkut penambahan fasilitas Kredit dan konversi seluruh atau sebagian
tunggakan angsuran bunga menjadi pokok Kredit baru yang dapat disertai dengan penjadualan
kembali dan/atau persyaratan kembali.
Mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas, dan dalam rangka mewujudkan tata cara penilaian
kualitas aktiva produktif sesuai dengan prinsip kehati-hatian serta dengan memperhatikan
perkembangan kondisi usaha KSP Kopdit Swasti Sari maka perlu ditetapkan Pola Kebijakan ini.

B. DASAR
1. Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian
2. Peraturan Menteri Keuangan No 81/PMK.03/2009 tentang Pembentukkan atau Pemupukkan Dana
Cadangan yang Boleh dikurangkan Sebagai Biaya
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 201/PMK.06/2010 tentang Kualitas Piutang Kementrian
Negara/Lembaga dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih
4. Permen KUKM Simpan PKM Nomor 10 tahun 2015 tentang Kelembagaan
5. Permen KUKM 15/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi
6. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

C. TUJUAN
Pola Kebijakan (Poljak) ini bertujuan untuk Memberikan pedoman bagi manajemen dalam melakukan
Restrukturisasi Pinjaman di KSP Kopdit Swasti Sari.

D. SASARAN :
Terlaksananya Restrukturisasi Pinjaman

E. KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF


(1) Penyediaan dana Koperasi pada Aktiva Produktif wajib dilaksanakan berdasarkan prinsip
kehati-hatian.
(2) Pengurus koperasi wajib menilai, memantau dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan
agar kualitas Aktiva Produktif senantiasa Lancar.
(3) Kualitas Aktiva Produktif dalam bentuk Kredit ditetapkan dalam 4 (empat) golongan, yaitu Lancar,
Kurang Lancar, Diragukan dan Macet.
(4) Penilaian terhadap kualitas Aktiva Produktif dilakukan berdasarkan ketepatan membayar
dan/atau kemampuan membayar kewajiban oleh Anggota.
(5) Aktiva Produktif dalam bentuk Kredit diklasifikasikan menjadi 2 (dua) jenis sebagai berikut:
a. Kredit dengan angsuran, dengan masa angsuran kurang dari 1 (satu) bulan
b. Kredit dengan angsuran, dengan masa angsuran kurang lebih dari 1 (satu) bulan
(6) Kredit dengan angsuran adalah Kredit yang pembayaran kembali pokok Kredit diatur secara
bertahap menurut jadual waktu yang ditentukan dalam perjanjian Kredit. Pengertian angsuran
yang digunakan dalam penilaian kualitas Kredit adalah kesesuaian nilai antara angsuran yang
diterima Koperasi dengan angsuran yang seharusnya sebagaimana ditentukan dalam perjanjian
Kredit.
(7) Kualitas Kredit dengan masa angsuran kurang dari 1 (satu) bulan ditetapkan sebagai
berikut:
a. Lancar, apabila:
1) tidak terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga, atau
2) terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga tidak lebih dari1 (satu) bulan dan Kredit
belum jatuh tempo.
b. Kurang Lancar, apabila:
1) terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga lebih dari 1 (satu) bulan tetapi tidak
lebih dari 3 (tiga) bulan; dan/atau
2) Kredit telah jatuh tempo tidak lebih dari 1 (satu) bulan.
c. Diragukan, apabila:
1) terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga lebih dari 3 (tiga) bulan tetapi tidak
lebih dari 6 (enam) bulan; dan/atau
2) Kredit telah jatuh tempo lebih dari 1 (satu) bulan tetapi tidak lebih dari 2 (dua) bulan.
d. Macet, apabila:
1) terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga lebih dari 6 (enam) bulan;
2) Kredit telah jatuh tempo lebih dari 2 (dua) bulan;

(8) Kualitas Kredit dengan masa angsuran 1 (satu) bulan atau lebih ditetapkan sebagai
berikut:
a. Lancar, apabila:
1) tidak terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga; atau
2) terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga tidak lebih dari 3 (tiga) kali angsuran dan
Kredit belum jatuh tempo.
b. Kurang Lancar, apabila:
1) terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga lebih dari 3 (tiga) kali angsuran tetapi
tidak lebih dari 6 (enam) kali angsuran; dan/atau
2) Kredit telah jatuh tempo tidak lebih dari 1 (satu) bulan.
c. Diragukan, apabila:
1) terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga lebih dari 6 (enam) kali angsuran tetapi
tidak lebih dari 12 (dua belas) kali angsuran; dan/atau
2) Kredit telah jatuh tempo lebih dari 1 (satu) bulan tetapi tidak lebih dari 2 (dua) bulan.
d. Macet, apabila:
1) terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga lebih dari 12 (dua belas) kali angsuran;
2) Kredit telah jatuh tempo lebih dari 2 (dua) bulan;

(09) Kualitas Aktiva Produktif dalam bentuk Penempatan Dana Antar Koperasi ditetapkan
dalam 3 (tiga) golongan sebagai berikut:
a. Lancar, apabila tidak terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga;
b. Kurang Lancar, apabila terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga paling lama 5
(lima) hari kerja;
c. Macet, apabila:
1) terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga lebih dari 5 (lima)hari kerja;
2) Koperasi yang menerima Penempatan Dana Antar Koperasi telah ditetapkan dalam status
pengawasan khusus; dan/atau
3) Koperasi yang menerima Penempatan Dana Antar Koperasi telah dilikuidasi.

(10) Bagi pi nj aman yan g men gguna kan tenggang waktu pembayaran (grace period) maka
tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga dihitung setelah tenggang waktu dimaksud berakhir sesuai
yang ditetapkan dalam perjanjian Kredit antara KOPERASI dengan Anggota.
(11) Kualitas Aktiva Produktif yang ditetapkan oleh Koperasi dapat diturunkan dengan professional
judgement apabila terjadi kondisi sebagai berikut:
a. Anggota tidak diketahui lagi keberadaannya;
b. usaha Anggota bangkrut.

F. PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF (PPAP)


(1) Koperasi wajib membentuk PPAP berupa PPAP umum dan PPAP khusus.
(2) PPAP umum ditetapkan paling kurang sebesar 0,5% (setengah persen) dari Aktiva Produktif yang
memiliki kualitas Lancar
(3) PPAP khusus ditetapkan paling kurang sebesar:
a. 10% (sepuluh perseratus) dari Aktiva Produktif dengan kualitas Kurang Lancar setelah dikurangi
dengan nilai agunan;
b. 50% (lima puluh perseratus) dari Aktiva Produktif dengan kualitas Diragukan setelah
dikurangi dengan nilai agunan; dan
c. 100% (seratus perseratus) dari Aktiva Produktif dengan kualitas Macet setelah dikurangi dengan
nilai agunan.
(4) Nilai agunan yang diperhitungkan sebagai pengurang dalam pembentukan PPAP ditetapkan sebesar:
a. 100% (seratus perseratus) dari agunan yang bersifat likuid, berupa tabungan dan deposito yang
diblokir oleh Koperasi yang bersangkutan disertai dengan surat kuasa pencairan
b. 80% (delapan puluh perseratus) dari nilai hak tanggungan untuk agunan berupa tanah,
bangunan dan rumah bersertifikat hak milik (SHM) atau hak guna bangunan (SHGB) yang diikat
dengan hak tanggungan;
c. 60% (enam puluh perseratus) dari nilai jual obyek pajak untuk agunan berupa tanah, bangunan dan
rumah bersertifikat hak milik (SHM) atau hak guna bangunan (SHGB), hak pakai tanpa hak
tanggungan;
d. 50% (lima puluh perseratus) dari nilai jual obyek pajak untuk agunan berupa tanah dengan bukti
kepemilikan berupa Surat Girik (letter C) yang dilampiri surat pemberitahuan pajak terhutang
(SPPT) terakhir; dan
e. 50% (lima puluh perseratus) dari nilai pasar untuk agunan berupa kendaraan bermotor yang
disertai bukti kepemilikan dan diikat sesuai ketentuan yang berlaku.
(5) Agunan selain yang dimaksud pada ayat (4) tidak diperhitungkan sebagai pengurang dalam
pembentukan PPAP.
(6) Koperasi wajib melakukan penilaian atas agunan untuk mengetahui nilai ekonomisnya.
(7) Dalam hal penilaian agunan tidak dilakukan, maka hasil penilaian agunan tidak diperhitungkan
sebagai faktor pengurang PPAP.
G. RESTRUKTURISASI KREDIT
(1) KOPERASI dapat melakukan Restrukturisasi Kredit terhadap Anggota yang memenuhi kriteria
sebagai berikut:
a. Anggota mengalami kesulitan pembayaran pokok dan/atau bunga Kredit;
b. Anggota memiliki prospek usaha yang baik dan diperkirakan mampu memenuhi kewajiban
setelah Kredit direstrukturisasi.
(2) Kualitas Kredit yang direstrukturisasi adalah:
a. setinggi-tingginya Kurang Lancar untuk Kredit yang sebelum direstrukturisasi memiliki
kualitas Diragukan atau Macet; dan
b. tidak berubah, untuk Kredit yang sebelum direstrukturisasi memiliki kualitas Lancar atau Kurang
Lancar.
(3) Kualitas Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat menjadi:
a. Lancar, apabila tidak terjadi tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga selama 3 (tiga) kali periode
pembayaran secara berturut-turut; dan
b. sama dengan kualitas Kredit sebelum dilakukan Restrukturisasi Kredit, apabila Anggota tidak dapat
memenuhi kondisi sebagaimana dimaksud pada huruf a.
(4) Kualitas Kredit yang direstrukturisasi dengan pemberian tenggang waktu pembayaran (grace period)
ditetapkan sebagai berikut:
a. selama grace period, kualitas mengikuti kualitas Kredit sebelum dilakukan restrukturisasi, dan
b. setelah grace period berakhir, kualitas Kredit mengikuti penetapan kualitas yang normal.

H. AGUNAN YANG DIAMBIL ALIH (AYDA)


(1) Agunan yang diambil alih adalah aktiva yang diperoleh Koperasi, baik melalui lelang atau diluar lelang
berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan, berdasarkan surat kuasa untuk menjual
diluar lelang dari pemilik agunan dalam hal Anggota telah dinyatakan macet.
(2) Koperasi dapat mengambilalih agunan, yang bersifat sementara, dalam rangka penyelesaian Kredit yang
memiliki kualitas Macet.
(3) Koperasi wajib melakukan upaya penyelesaian terhadap AYDA dalam waktu paling lama 2 (dua)
tahun sejak pengambilalihan.
(4) Apabila dalam jangka waktu tersebut, Koperasi tidak dapat menyelesaikan AYDA maka Koperasi
wajib membiayakan AYDA tersebut.
(5) Koperasi wajib mendokumentasikan upaya penyelesaian AYDA
(6) Koperasi wajib menilai AYDA pada saat pengambilalihan agunan untuk menetapkan net realizable
value.
(7) Penetapan nilai AYDA dilakukan sebagai berikut:
a. untuk AYDA dengan nilai sampai dengan Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dapat dilakukan
oleh penilai intern Koperasi; dan
b. untuk AYDA dengan nilai di atas Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) wajib dilakukan oleh
penilai independen.
(8) Penetapan nilai AYDA diperhitungkan untuk setiap agunan.

4
K. PENJADWALAN ULANG (PUL)
1. Penjadwalan ulang merupakan perubahan jangka waktu pembiayaan dari jangka waktu yang
telah disepakati dalam akad pembiayaan sebelumnya.
2. Penjadwalan ulang dilakukan dengan cara menutup pinjaman lama dengan membayar angsuran
pokok dan bunga bulan berjalan serta membuat pinjaman baru dengan cara menjadwalkan
kembali jangka waktu pinjaman sesuai dengan kemampuan bayar anggota
3. Penutupan pinjaman lama dalam prosedur penjadwalan ulang ini tidak dihitung dengan
tunggakan angsuran, bunga bulan sebelumnya, dan denda (tagihan atas tunggakan dihapus).
4. Pinjaman baru atas prosedur penjadwalan ulang tetap dikenakan biaya administrasi, simpanan
kapitalisasi, dan provisi kredit sesuai dengan pola kebijakan pinjaman yang berlaku.
5. Pinjaman baru atas prosedur penjadwalan ulang wajib menyertakan barang agunan sesuai
dengan pola kebijakan pinjaman yang berlaku. Anggota yang melakukan pinjaman baru dengan
prosedur penjadwalan ulang akan dikenakan biaya pengikatan notaris apabila barang agunan
tersebut diikat di notaris.
6. Penerapan bunga pinjaman baru atas prosedur penjadwalan ulang disesuaikan dengan pola
kebijakan pinjaman yang berlaku.
7. Besarnya plafon pinjaman baru atas prosedur penjadwalan ulang sebesar saldo pinjaman
terakhir dan ditambahkan dengan biaya administrasi, simpanan kapitalisasi, provisi kredit dan
biaya notaris sesuai dengan pola kebijakan pinjaman yang berlaku.
8. Syarat syarat yang wajib dipenuhi untuk kebijakan penjadwalan ulang antara lain:
a. Penjadwalan ulang ini diberlakukan dengan kualitas kredit macet di atas 12 bulan
b. Maksimum penambahan jangka waktu adalah 10 tahun
c. Maksimal usia anggota setelah dilakukannya penjadwalan ulang adalah 60 tahun dan bisa
melebihi 60 tahun apabila sesuai dengan ketentuan dari new daperma

J. PENUTUP
1. Pola Kebijakan ini dibuat untuk pedoman pelaksanaan restrukturisasi
2. Pola Kebijakan ini berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan maka akan ditinjau dan dibenarkan sebagaimana mestinya.

Di tetapkan di : Kupang
Tanggal : 24 MEI 2022
Ketua Dewan Pimpinan

Drs. Lambertus Ara Tukan, MM

Mengetahui
Ketua Pengawas

Simon Anunu, S.Ag. M.Pd

You might also like