Professional Documents
Culture Documents
Yuni Purwanti
Yuni Purwanti
id
ABSTRAKSI
Perusda Apotek Sidowayah Farma Klaten adalah salah satu dari apotek
yang cukup terkenal di kota Klaten yang dimiliki oleh Pemda Klaten. Letaknya
yang strategis di tengah pusat kota Klaten mendukung keberhasilan kegiatan
usaha yang dijalaninya. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya Perusda ini
menjual berbagai macam obat-obatan. Jenis-jenis obat yang tersedia di apotek ini
antara lain: jenis obat tablet, obat injeksi, obat bebas, obat generik, dan obat lain-
lain. Selain menjual obat-obat tersebut Perusda apotek juga menyediakan bahan
baku obat, dan alat-alat kesehatan. Masyarakat Klaten lebih cenderung
mengkonsumsi obat dari Perusda Apotek Sidowayah Farma Klaten karena harga
jual obat relatif murah, mutu obat yang terjamin, dan pelayanan kepada
masyarakatpun sangat menyenangkan.
Masalah utama yang dibahas dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
kondisi keuangan pada Perusda, menilai tingkat kinerja keuangannya dengan
menggunakan analisis rasio keuangan, dan untuk mengetahui apakah dari hasil
perhitungan analisis laporan keuangan selama tiga tahun terakhir ini (2000-2002)
mengalami peningkatan, stabil atau penurunan.
Dari hasil analisis rasio keuangan yang telah dilakukan Perusda Apotek
Sidowayah Farma memiliki rasio likuiditas yang baik, karena selama tahun 2000-
2002 rasio likuiditas selalu menunjukkan peningkatan. Rasio solvabilitas dari
tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan dan penurunan. Sementara rasio
rentabilitas menunjukkan bahwa Perusda selalu memiliki hasil perhitungan
analisis di atas 10% yaitu batas standar yang ditentukan Perusda tersebut.
Sedangkan rasio aktivitasnya mengalami penurunan kecuali sales to total assets
ratio dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan.
Selama periode 2000-2002 Perusda Apotek Sidowayah Farma dalam
keadaan likuid, solvabel, rendabel, dan mempunyai aktivitas yang baik. Tingkat
kinerja keuangan Perusda tersebut termasuk dalam klasifikasi kinerja keuangan
yang sehat. Sehingga Perusda Apotek Sidowayah Farma tidak salah kalau menjadi
tempat kepercayaan di hati masyarakat Klaten dalam mengkonsumsi obat.
1
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
KATA PENGANTAR
bahwa tugas penulisan ini tidak akan pernah selesai tanpa bantuan, bimbingan,
pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
ini.
Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin kepada Penulis untuk
4. Drs. Eko Arief Sudaryono, M.Si., Ak selaku dosen pembimbing yang telah
Sidowayah Farma Klaten yang telah memberikan ijin penelitian dan terima
6. Seluruh staf & karyawan Perusahaan Daerah Apotek Sidowayah Farma Klaten
7. Mae dan Pae, yang telah memberikan segalanya, doa dan dukungan yang
berserah pada Tuhan, meletakkan harapan pada doa dan percaya bahwa yang
kakakmu, orang tuamu, dan bersikaplah seperti orang dewasa karena Engkau
9. Konco-konco di PIB Fans Club, Erna, Ayux, U-ning, Tantie, Purie, Yantie,
Yulie, Mbak Titin, Widhie, Meta, Dian, Mbak Nanik, Arum, Mbak Purin,
Desy, Iis, Sitie, Sucie, Ika, dan Prima terima kasih atas persahabatan yang
10. Narti, Wahyuni, Susi, Wanti, Herni, Dina, Widhie, Arum, Nerry, Devi, thanks
4 beautiful friendship. Semoga persahabatan yang kita bina ini akan abadi
selamanya hingga ajal menjemput kita. Ingat friends, “persahabatan tidak dapat
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
13. Terakhir, buat Seseorang yang beriniasial “B”, Terima kasih atas semua yang
Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun akan
Akhir kata, penulis mengharapkan semoga karya kecil ini dapat berguna
untuk menambah pengetahuan dan dapat dipakai sebagai perbandingan bagi para
pembaca yang tertarik untuk mengadakan penelitian pada masalah yang sama.
Yuni Purwanti
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ ii
ABSTRAKSI ...................................................................................................... v
DAFTAR ISI....................................................................................................... ix
C. Permodalan ................................................................................... 3
F. Perumusan Masalah...................................................................... 11
2. Rasio Solvabilitas.................................................................. 26
a. Rentabilitas Ekonomi...................................................... 32
4. Rasio Aktivitas...................................................................... 38
A. Likuiditas...................................................................................... 44
B. Solvabilitas ................................................................................... 45
C. Rentabilitas................................................................................... 45
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
D. Aktivitas ....................................................................................... 46
A. Kesimpulan .................................................................................... 48
B. Saran-saran..................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
DAFTAR TABEL
BAB I
Maret 1985. Perusda ini berlokasi di Jalan Pemuda Tengah No.156 Telp.
1228/ SIA/ 67/ 88/ 89 dan masih berlaku sampai sekarang dengan sedikit
2) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 1984 tentang Tata Cara
Daerah.
SK/ V/ 1990 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
2. Tugas Pokok
sebagai berikut.
berpenghasilan rendah.
3. Fungsi Pokok
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
berikut.
C. PERMODALAN
disebutkan:
31.524.522,52.
4. Ukuran organisasi.
berikut.
direncanakan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
kelompok kerja.
Farma Klaten.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
1. Badan Pengawas
perusahaan.
Kepala Daerah.
Kepala Daerah.
2. Direksi
sebagai berikut.
yang ditetapkan.
5. Pemegang Kas
perusahaan.
6. Urusan Pembukuan
7. Urusan Peracikan
memerlukan.
8. Urusan Gudang
farmasi.
9. Urusan Penjualan
F. PERUMUSAN MASALAH
yang telah dicapai oleh perusahaan. Tujuan dasar dari pelaporan keuangan
keputusan dan investasi bagi pihak intern maupun pihak ekstern. Data yang
atau lebih dan dianalisis lebih lanjut sehingga akan diperoleh hasil yang
keuangan tersebut akan lebih bernilai bila dibandingkan dengan hasil atas
analisis laporan keuangan perusahaan lain yang sejenis (dalam industri yang
sama).
berikut.
BAB II
proses pencatatan dari transaksi keuangan yang telah terjadi selama tahun
13
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
sebagai berikut.
kewajibannya.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
Rentabilitas Ekonomi.
Usaha.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
krisis keuangan.
memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam
periode tertentu.
dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba-rugi secara individu
dapat digunakan untuk menjelaskan suatu hubungan antara dua macam data
suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunakan alat
analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberikan gambaran
dengan angka rasio periode yang lalu akan dibandingkan untuk mengetahui
sebagai berikut.
atau aktiva.
1. LIKUIDITAS
dalam keadaan likuid dan sebaliknya perusahaan yang tidak dapat segera
a. Current Ratio
dan utang lancar (Riyanto, 1995). Rasio ini menunjukkan seberapa jauh
tuntutan dari kreditur jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan
menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo utang.
Aktiva Lancar
Current Ratio = x 100%
Utang Lancar
sebagai berikut.
355.880.385,59
Tahun 2000 = x 100% = 277,41%
128.286.977,46
419.778.909,08
Tahun 2001 = x 100% = 295,98%
141.824.178,35
438.626.141,31
Tahun 2002 = x 100% = 311,58%
140.774.108,31
bahwa pada tahun 2000 memiliki current ratio yang terendah yaitu sebesar
277,41% yang berarti bahwa setiap Rp. 1,00 utang lancar dijamin dengan
Rp. 2,7741. Meskipun hasil perhitungan current ratio ini berada pada titik
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
terendah tetapi masih diatas 200% batas standar current ratio (Gibson,
1998; 280). Tahun 2002 memiliki current ratio tertinggi yaitu sebesar
311,58% yang berarti bahwa setiap Rp. 1,00 utang lancar dijamin dengan
Rp. 3,1158 aktiva lancar. Sedangkan tahun 2001 current ratio mengalami
oleh kenaikan aktiva lancar lebih besar dibanding dengan kenaikan utang
sebesar 15,6% dari tahun sebelumnya (2001). Hal ini disebabkan oleh
pajak.
b. Quick Ratio
memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisir menjadi uang kas dan
sebagai berikut.
355.880.385,59 - 202.981.465,00
Tahun 2000 = x 100% = 119,19%
128.286.977,46
419.778.909,08 - 232.759.365,00
Tahun 2001 = x 100% = 131,87%
141.824.178,35
438.626.141,31 - 252.676.852,50
Tahun 2002 = x 100% = 132,09%
140.774.108,31
pada tahun 2002 memiliki quick ratio tertinggi yaitu sebesar 132,09% yang
berarti bahwa setiap Rp. 1,00 utang lancar dijamin dengan Rp. 1,3209 quick
assets. Tahun 2000 memiliki quick ratio terendah sebesar 119,19% yang
berarti bahwa setiap Rp. 1,00 utang lancar dijamin dengan Rp. 1,1919 quick
12,68% dari tahun 2000. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan quick
assets yang lebih besar bila dibandingkan dengan kenaikan utang lancar.
Pada tahun 2002 quick ratio mengalami peningkatan sebesar 0,22% dari
tahun 2001. Hal ini disebabkan oleh peningkatan quick assets dan
c. Cash Ratio
yang ada (kas dan efek) dengan utang lancar (Riyanto, 1995).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
berikut.
Kas + Efek
Cash Ratio = x 100%
Utang Lancar
sebagai berikut.
126.163.228,59
Tahun 2000 = x 100% = 98,34%
128.286.977,46
154.850.352,08
Tahun 2001 = x 100% = 109,18%
141.824.178,35
167.602.653,81
Tahun 2002 = x 100% = 119,06%
140.774.108,31
tahun 2002 mempunyai cash ratio tertinggi yaitu sebesar 119,06% yang
berarti bahwa setiap Rp. 1,00 utang lancar dijamin dengan Rp. 1,1906 kas
dan aktiva yang setara dengan kas. Tahun 2000 memiliki cash ratio
terendah yaitu sebesar 98,34% yang berarti bahwa setiap Rp. 1,00 utang
lancar dijamin dengan Rp. 0,9834 kas dan aktiva yang setara dengan kas.
Selama tahun 2001 cash ratio mengalami peningkatan sebesar 15,84% dari
tahun sebelumnya, hal ini disebabkan oleh peningkatan kas lebih besar bila
rasio ini diakibatkan oleh adanya peningkatan kas dan terjadinya penurunan
d. Working Capital to Total Assets Ratio (Rasio Modal Kerja Atas Total
Harta)
Rasio modal kerja atas total harta adalah perbandingan antara jumlah
Modal Kerja
Working Capital to Total Assets Ratio = x 100%
Total Aktiva
(355.880.385,59 - 128.286.977,46)
Tahun 2000 = x 100%
392.035.216,59
227.593.408,13
= x 100% = 58,05%
392.035.216,59
(419.778.909,08 - 141.824.178,35)
Tahun 2001 = x 100%
447.913.021,08
277.954.730,73
= x 100% = 62,06%
447.913.021,08
(438.626.141,31 - 140.774.108,31)
Tahun 2002 = x 100%
463.041.253,31
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
297.852.033,00
= x 100% = 64,33%
463.041.253,31
di atas dapat dijelaskan bahwa tahun 2000 memiliki hasil analisis yang
paling rendah yaitu sebesar 58,05% yang berarti bahwa setiap Rp. 1,00
aktiva lancar dijamin dengan Rp. 0,5805 modal kerja. Sedangkan hasil
analisis yang tertinggi dimiliki tahun 2002 yaitu sebesar 64,33% yang
berarti bahwa setiap Rp. 1,00 aktiva lancar dijamin dengan Rp. 0,6433
modal kerja. Tahun 2001 working capital to total assets ratio mengalami
peningkatan sebesar 4,01% dari tahun 2000, dan selama tahun 2002
2. SOLVABILITAS
apabila jumlah aktiva tidak cukup atau lebih kecil daripada jumlah utang,
total assets atau debt to total assets ratio atau leverage ratio) adalah
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
Jumlah Utang
Total Debt to Total Assets Ratio = x 100%
Jumlah Aktiva
261.300.976,83
Tahun 2000 = x 100% = 66,65%
392.035.216,59
259.961.805,72
Tahun 2001 = x 100% = 58,04%
447.913.021,08
279.234.631,74
Tahun 2002 = x 100% = 60,30%
463.041.253,31
Dari hasil perhitungan analisis total debt to total assets ratio di atas
memiliki hasil tertinggi yaitu sebesar 66,65% yang berarti bahwa setiap Rp.
0,6665 utang dijamin dengan Rp. 1,00 total aktiva. Sedangkan titik terendah
dimiliki pada tahun 2001 sebesar 58,04% yang berarti bahwa setiap Rp.
0,5804 dijamin dengan Rp. 1,00 aktiva. Walaupun memiliki hasil yang
terendah tetapi pada tahun ini peningkatan jumlah utang sebanding dengan
peningkatan aktiva, jadi tahun 2001 memiliki angka yang efektif. Pada
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
tahun 2001 juga terjadi penurunan sebesar 8,61% dari tahun sebelumnya,
dan selama tahun 2002 mengalami peningkatan sebesar 2,26% dari tahun
2001.
utang jangka pendek maupun utang jangka panjang) dengan jumlah modal
sendiri. Rasio ini menunjukkan bagian dari setiap rupiah modal yang
Total Utang
Debt to Equity Ratio = x 100%
Modal Sendiri
berikut.
261.300.976,83
Tahun 2000 = x 100% = 199,87%
130.734.239,76
259.961.805,72
Tahun 2001 = x 100% = 138,31%
187.951.215,36
279.234.631,74
Tahun 2002 = x 100% = 151,92%
463.041.253,31
hasil perhitungan tertinggi yaitu sebesar 199,87% yang berarti bahwa setiap
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
Rp. 1,9987 utang dijamin dengan Rp. 1,00 modal sendiri. Meskipun
lebih besar dibanding dengan modal sendiri atau bisa dibilang penjaminnya
pada tahun 2001 yaitu sebesar 138,31% yang berarti bahwa setiap Rp.
1,3831 utang dijamin dengan Rp. 1,00 modal sendiri. Pada tahun 2001 debt
adalah perbandingan antara jumlah utang lancar (atau utang jangka pendek)
128.286.977,46
Tahun 2000 = x 100% = 98,13%
130.734.239,76
141.824.178,35
Tahun 2001 = x 100% = 75,46%
187.951.215,36
140.774.108,31
Tahun 2002 = x 100% = 76,59%
183.806.621,57
modal sendiri yang tertinggi pada tahun 2000 yaitu sebesar 98,13% yang
berarti bahwa setiap Rp. 0,9813 utang lancar dijamin dengan Rp. 1,00
modal sendiri. Angka yang tertinggi ini disebabkan oleh selisih antara
jumlah utang lancar dan modal sendiri sangat sedikit. Sementara hasil
tahun 2001 yaitu sebesar 75,46%, yang berarti bahwa setiap Rp. 0,7546
utang lancar dijamin dengan Rp. 1,00 modal sendiri. Pada tahun 2001 rasio
Penurunan ini disebabkan oleh naiknya utang lancar tidak sebanding dengan
oleh penurunan jumlah utang lancar dan adanya penurunan modal sendiri.
Terhadap Utang)
dengan utang.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39
aktiva berwujud atas utang menurut Budi Rahardjo adalah sebagai berikut.
392.035.216,59
Tahun 2000 = x 100% = 150,03%
261.300.976,83
447.913.021,08
Tahun 2001 = x 100% = 172,30%
259.961.805,72
463.041.253,31
Tahun 2002 = x 100% = 165,83%
279.234.631,74
2001 yaitu sebesar 172,30% yang berarti bahwa setiap Rp. 1,00 utang
perhitungan terendah pada tahun 2000 yaitu sebesar 150,03% yang berarti
bahwa setiap Rp. 1,00 utang dijamin dengan Rp. 1,5003. Pada tahun 2001
diperoleh dalam suatu periode tertentu dengan jumlah aktiva atau jumlah
2000).
biaya bunga dan pajak (EBIT=Earning Before Interest and Taxes) dengan
85.776.180,67
Tahun 2000 = x 100% = 21,88%
392.035.216,59
126.811.251,18
Tahun 2001 = x 100% = 28,31%
447.913.021,08
126.820.827,55
Tahun 2002 = x 100% = 27,39%
463.041.253,31
yang tertinggi terjadi pada tahun 2001 yaitu sebesar 28,31% yang berarti
bahwa setiap Rp. 1,00 aktiva menghasilkan laba sebelum biaya bunga dan
pajak Rp. 0,2831. Rasio yang terendah dimiliki Perusda pada tahun 2000
yaitu sebesar 21,88% yang berarti bahwa setiap Rp. 1,00 aktiva
sebelum biaya bunga dan pajak. Sementara untuk tahun 2002 terjadi
On Equity atau Return on Owners’ Equity atau Net Profits to Net Worth atau
bagian keuntungan yang berasal dari (atau menjadi hak) modal sendiri, dan
sering dipakai oleh para investor dalam pembelian saham suatu perusahaan
sebagai berikut.
80.150.949,72
Tahun 2000 = x 100% = 61,31%
130.734.239,76
111.928.822,60
Tahun 2001 = x 100% = 59,55%
187.951.215,35
110.099.548,09
Tahun 2002 = x 100% = 59,90%
183.806.621,57
yang tertinggi pada tahun 2000 yaitu sebesar 61,31% yang berarti bahwa
setiap Rp. 1,00 modal sendiri menghasilkan Rp. 0,6131 laba bersih.
Sedangkan hasil perhitungan yang terendah terjadi pada tahun 2001 yaitu
sebesar 59,55% yang berarti bahwa setiap Rp. 1,00 modal sendiri
menghasilkan Rp. 0,5955 laba bersih. Selama tahun 2001 modal sendiri
penurunan jumlah laba bersih setelah pajak dan penurunan modal sendiri.
penjualan bersih.
sebagai berikut.
Laba Kotor
Gross Profit Margin = x 100%
Penjualan Bersih
195.215.031,60
Tahun 2000 = x 100% = 17,46%
1.118.151.311,00
246.824.302,67
Tahun 2001 = x 100% = 17,82%
1.384.950.029,00
260.238.051,95
Tahun 2002 = x 100% = 17,52%
1.484.676.462,00
Gross Profit Margin yang tertinggi terjadi pada tahun 2001 yaitu
sebesar 17,81% yang berarti bahwa setiap Rp. 1,00 penjualan bersih
menghasilkan Rp. 0,1782 laba kotor. Gross Profit Margin terendah terjadi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
pada tahun 2000 yaitu sebesar 17,46% yang berarti bahwa setiap Rp. 1,00
penjualan bersih menghasilkan Rp. 0,1746 laba kotor. Pada tahun 2001
ini disebabkan oleh adanya peningkatan jumlah laba kotor tidak sebanding
dengan peningkatan jumlah penjualan bersih. Selama tahun 2002 rasio ini
antara laba bersih (laba sesudah biaya bunga dan pajak) dengan penjualan
bersih perusahaan.
80.150.949,72
Tahun 2000 = x 100% = 7,17%
1.118.151.311,00
111.928.822,60
Tahun 2001 = x 100% = 8,08%
1.384.950.029,00
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45
110.099.548,09
Tahun 2002 = x 100% = 7,42%
1.484.676.462,00
Net Profit Margin tertinggi terjadi pada tahun 2001 yaitu sebesar
8,08% yang berarti bahwa setiap Rp. 1,00 penjualan bersih menghasilkan
Rp. 0,0808 laba setelah pajak. Hasil perhitungan yang terendah terjadi pada
tahun 2000 yaitu sebesar 7,17% yang berarti bahwa setiap Rp. 1,00
penjualan bersih menghasilkan Rp. 0,0717 laba setelah pajak. Pada tahun
ini disebabkan oleh adanya kenaikan laba bersih setelah pajak dan penjualan
ini disebabkan oleh adanya penurunan laba bersih setelah pajak dan
Laba Usaha
Operating Profit Margin = x 100%
Penjualan Bersih
85.776.180,67
Tahun 2000 = x 100% = 7,67%
1.118.151.311,00
126.811.251,18
Tahun 2001 = x 100% = 9,16%
1.384.950.029,00
126.820.827,55
Tahun 2002 = x 100% = 8,54%
1.484.676.462,00
sebesar 9,16% yang berarti bahwa setiap Rp. 1,00 penjualan bersih
terjadi pada tahun 2000 yaitu sebesar 7,67% yang berarti bahwa setiap Rp.
1,00 penjualan bersih menghasilkan Rp. 0,0767 laba usaha. Pada tahun 2001
kenaikan laba usaha dan penjualan bersih. Selama tahun 2002 terjadi
penjualan laba bersih yang jauh lebih besar dibanding kenaikan laba usaha.
atau efisiensi penggunaan dana yang tertanam pada pos-pos aktiva dalam
penjualan kredit selama satu tahun dengan jumlah piutang (bila nilai
177.227.652,00
Tahun 2000 = = 18,07 X
9.807.599,00
217.894.553,00
Tahun 2001 = = 16,22 X
13.434.827,00
215.810.791,00
Tahun 2002 = = 13,51 X
15.976.247,00
yaitu sebanyak 18,07 X yang berarti bahwa dalam satu tahun dana yang
terendah yaitu sebanyak 13,5 X, yang berarti bahwa dalam satu tahun dana
yang tertanam dalam piutang berputar sebanyak 13,5 X. Selama tahun 2001
Semakin tinggi tingkat perputaran piutang ini, berarti semakin baik, karena
piutang.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
Piutang)
hari dalam satu tahun dibagi jumlah penjualan kredit selama satu tahun.
Jumlah Piutang
Average Collection Period Ratio = x 365 hari
Jumlah Penjualan Kredit
9.807.559,00
Tahun 2000 = x 365 hari = 20 hari
177.227.652,00
13.434.827,00
Tahun 2001 = x 365 hari = 23 hari
217.894.553,00
15.976.247,00
Tahun 2002 = x 365 hari = 27 hari
215.810.791,00
period ratio yang paling baik pada tahun 2000, waktu pengumpulannya 20
hari, yang berarti bahwa piutang dikumpulkan setiap 20 hari sekali. Makin
kecil harinya berarti makin baik. Sedangkan average collection period ratio
yang paling buruk terjadi pada tahun 2002, waktu pengumpulan piutang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49
selama 3 hari dari 20 hari menjadi 23 hari. Sementara tahun 2002 hari
menjadi 27 hari.
Jumlah Penjualan
Inventory Turnover Ratio = = .....X
Rata - Rata Persediaan
1.118.151.311,00
Tahun 2000 =
(199.258.033,50 + 202.981.465,00) / 2
1.118.151.311,00
= = 5,56 X
201.119.749,3
1.384.950.029,00
Tahun 2001 =
(202.981.465,00 + 232.759.365,00) / 2
1.384.950.029,00
= = 6,36 X
217.870.415,00
1.484.676.462,00
Tahun 2002 =
(232.759.365,00 + 252.676.852,00) / 2
1.484.676.462,00
= = 6,12 X
242.718.108,00
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50
terendah terjadi pada tahun 2000 yaitu sebanyak 5,56 X yang berarti bahwa
dalam satu tahun. Sedangkan inventory turnover yang paling tinggi terjadi
pada tahun 2001 yaitu sebanyak 6,36 X yang berarti bahwa dana yang
yang rendah sering ditafsirkan sebagai suatu resiko minimal dari persediaan
efisien.
perusahaan.
1.118.151.311,00
Tahun 2000 = = 2,85 X
392.035.216,59
1.384.950.029,00
Tahun 2001 = = 3,09X
447.913.021,08
1.484.676.462,00
Tahun 2002 = = 3,21X
463.041.253,31
yang tertinggi pada tahun 2002 yaitu sebanyak 3,21 X yang berarti bahwa
setahunnya. Sedangkan sales to total assets yang terendah terjadi pada tahun
2000 yaitu sebanyak 2,85 X yang berarti bahwa dana yang tertanam dalam
2000 sales to total assets juga mengalami peningkatan sebanyak 0,12 X dari
tahun sebelumnya. Jadi, semakin tinggi tingkat perputaran aktiva ini juga
semakin baik.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52
BAB III
TEMUAN
Dari hasil analisis rasio keuangan yang telah dibahas pada Bab II, dapat
Farma Klaten selama tiga tahun terakhir. Adapun kebaikan dan kelemahannya
A. LIKUIDITAS
Tabel III.1
Perusda Apotek Sidowayah Farma Klaten
Hasil Perhitungan Analisis Likuiditas
Periode 2000-2002
berturut-turut (2000-2002) current ratio, quick ratio, cash ratio, dan working
44
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53
B. SOLVABILITAS
Tabel III.2
Perusda Apotek Sidowayah Farma Klaten
Hasil Perhitungan Analisis Solvabilitas
Periode 2000-2002
Dari tabel III.2 di atas dapat dilihat bahwa Perusda Apotek Sidowayah
rasio yang lain (total debt to total assets, current liabilities to equity ratio,
C. RENTABILITAS
Tabel III.3
Perusda Apotek Sidowayah Farma Klaten
Hasil Perhitungan Analisis Rentabilitas
Periode 2000-2002
profit margin, net profit margin, dan operating profit margin. Dalam
10%.
D. AKTIVITAS
Tabel III.4
Perusda Apotek Sidowayah Farma Klaten
Hasil Perhitungan Analisis Aktivitas
Periode 2000-2002
Dari tabel III.4 di atas dapat dijelaskan bahwa selama periode 2000-
2002 Perusda Apotek Sidowayah Farma memiliki rasio aktivitas yang baik.
ratio, dan average collection period ratio selalu mengalami penurunan dari
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55
tahun ke tahun, dan pada tahun 2002 inventory turnover juga mengalami
dan kemampuan untuk bersaing dengan apotek lain yang berada di kota
Klaten.
dan kelemahan dari kinerja keuangan Perusda Apotek Sidowayah Farma, langkah
Perusda Apotek Sidowayah Farma adalah dalam klasifikasi kinerja keuangan yang
sehat. Pada tahun 2000 sampai dengan 2002, rasio Perusda tersebut mengalami
BAB IV
REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
jangka pendek tepat pada waktunya. Hal ini terbukti dengan dimilikinya
current ratio (tahun 2000-2002) selalu diatas 200%, dan memiliki quick
ratio, cash ratio, net working capital to total assets dengan angka yang
tinggi.
48
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57
“sehat”.
B. SARAN
tahun yang akan datang, misalnya untuk current ratio agar di atas
200%.
masalah laba. Laba yang besar saja belum tentu menunjukkan bahwa
perusahaan itu telah dapat bekerja dengan efisien, dan efisiensi baru
DAFTAR PUSTAKA
STRUKTUR ORGANISASI
KLATEN
BUPATI
BADAN PENGAWAS
DIREKSI
: Garis Pengawas
: Garis Pertanggungjawaban
: Garis Kerjasam
: Garis Komando