You are on page 1of 4

1

Nama: Yuni Rahmawati


Delegasi : XII MIPA-1
Judul Naskah : Keterbatasan Ekonomi Bukan
Penghalang Untuk Meraih mimpi

Keterbatasan Ekonomi Bukan Penghalang


Untuk Meraih Mimpi

Aku adalah seorang gadis kecil yang berumur 6 tahun bernama Ningsih. Kata Nenek
aku adalah gadis hebat, mengapa demikian?. Sebab diusia ku yang sekarang dimana anak-
anak yang lainnya masih bermain-main menikmati masa kecil mereka dan merasakan kasih
sayang dari kedua orangtua nya, sedangkan aku tidak. Karena Orang tua ku meninggal di usia
ku masih 5 tahun, kecelakaan 1 tahun yang lalu menyebabkan Orang tua ku meninggal dan
hanya aku seorang diri yang selamat dari kecelakaan tersebut. Mimpi buruk selalu
mendatangi ku, aku selalu menyalahkan diri ku atas kepergian kedua orangtua ku, sebab pada
saat itu aku memaksa Ibu dan Ayah untuk mengajak ku ke kebun binatang yang ada di kota,
karena Ibu dan Ayah sangat menyayangi ku jadi mereka mengajak pergi ke kota pada malam
itu juga supaya aku bisa tertidur di jalan dan paginya langsung bisa ke kebun binatang, Saat
itu aku memaksa Ayah mengambil mainan ku yang ada di laci depan mobil karena ibu sedang
terlelap, Ayah membuka laci yang berada di depan ibu tanpa melihat ke depan ada sebuah
Bus kota yang melaju dan menabrak Mobil kami, dan terjadilah kecelakaan yang membuat
mobil kami terpental menabrak pembatas jalan, aku selamat namun Ibu dan Ayah ku
meninggal di tempat, kejadian itu membuat luka yang begitu besar di dalam hidupku.

10 Tahun Kemudian......

Hari ini adalah hari ulang tahun ku yang ke 17 tahun, selama 11 tahun ini aku tinggal
bersama Nenek ku di desa, aku membantu nenek berjualan di sekolah untuk membantu
memenuhi kebutuhan hidup aku dan nenek, beruntung saja aku tidak membayar uang sekolah
sepeserpun karena aku mendapatkan beasiswa dari sekolah sebab aku adalah siswa yang
berprestasi, Tak jarang banyak yang membully ku di sekolah, mengejek diri ku tidak punya
orang tua , miskin dan lain lain, namun aku selalu menggingat perkataan nenek ‘’nduk kamu
jangan memikirkan perkataan orang yang mengejek kamu, tapi kamu jadikan omongan
mereka sebagai motivasi bahwa kamu di masa mendatang akan bisa lebih dari
mereka,karena roda kehidupan selalu berputar nduk tidak selalu mereka berada di atas bisa
aja kita juga yang berada di bawah bisa keatas,jadi intinya selagi kita selalu berdoa kepada
tuhan dan berusaha yakin lah bahwa kita mampu menjalaninnya nduk’’ ucap nenek sambil
mengelus kepala ku,dan Perkataan nenek itu selalu menjadikan semangat dalam hidup ku.
Ningsih merupakan seorang siswi kelas 12 yang bercita cita menjadi seorang dokter,
dia bersekolah di sekolah yang sangat jauh dari rumahnya di plosok desa,namun itu tidak
mengurangi semangat ningsih untuk menimba ilmu, dengan jarak yang di tempuh Ningsih
dengan berjalan kaki beberapa kilometer untuk menuju sekolahnya dengan membawa
kantung besar yang berisi dagangan buatan nenek nya untuk ia jual di sekolah walau hasilnya
tidak banyak tetapi cukup untuk memenuhi kebutuhannya dengan nenek di rumah ,kadang
menjual pisang goreng, tahu isi, bakwan, dan lain lain, melewati jalan yang rusak berbatu dan
sungai yang meluap saat musim hujan dan terjadi banjir pun Ningsing tetap bersemangat
untuk menuju sekolahnya demi belajar dengan giat dan mencapi mimpinya. Ningsih sama

Cerpen Berjudul Keterbatasan Ekonomi Bukan Penghalang untuk Meraih Mimpi, Karya Yuni Rahmawati_XI MIPA-1.
2

sekali tidak malu untuk berjualan ke teman-teman nya disekolah, selagi pekerjaannya halal
bukan hasil mencuri dan lain lain.
Tirai-Tirai kelas berterbangan lantaran tertiup angin, di luar sana sang surya tampak
bersinar dengan cerah. Tampak Ningsih yang tengah duduk di salah satu bangku di dalam
kelas, jendela yang menampilkan pemandangan halaman sekolah dengan banyak siswa dan
siswi.
Riuh gemuruh kelas tidak menggangu konsentrasi belajar Ningsih di kelas dengan
tenang,para murid sudah persiapan untuk mengikuti tes untuk masuk perguruan tinggi yang
waktunya tidak lama lagi, ningsih merenung menatap jendela di sana ada sekor burung yang
hinggap, lalu ia berbicara dengan burung itu‘’hei burung apakah aku bisa menjadi seorang
dokter di masa mendatang, aku sangat ragu takut tidak bisa membayar uang kuliah karena
kedokteran itu biayanya tidak sedikit ‘’ucapnya sendu. Tak terasa beberapa jam kemudian bel
pulang pun terdengar, Ningsih mengemasi barang-barang yang ia bawa, dan segera pulang
Ningsih.
Sore ini aku bersantai memandangi indah nya pantai dengan suara burung burung
yang berkicau, Suara ombak yang begitu menenangkan Hati dan Pikiran, Angin pantai yang
begitu menyejukan dan Langit yang mulai berubah menjadi jingga kemerahan, Begitu indah
bukan Kuasa Tuhan yang menciptakan Alam Semesta ini dengan Sempurna Untuk Di nikmati
Para umatnya, aku Merenung Mengingat Kejadian Yang Sangat Membuat Diriku hancur di
masa silam, bicara tentang mimpi, mimpi. Sering di sebut dengan bunga tidur, kadang indah
kadang buruk beruntunglah yang merasakan indah dan sabarlah yang merasakan buruk
karena sitia manusia sering bermimpi namun bukan mimpi yang mengharuskan kita tidur.
Namun bermimpi di kehidupan yang nyata , benar sekali yang anda pikirkan itu adalah cita-
cita.
Tak munafik jika setiap manusia bermimpi untuk menjadi yang terbaik dari pada
orang-orang di sekitarnya, namun bukan hanya satu manusia melainkan semua manusia
memimpikan itu . lantas jika semua manusia memimpikan ingin menjadi terbaik lalu
siapakah yang akan menjadi yang terburuk?. Tetapi pada dasarnya tuhan itu adil man jadda
wa jadda ‘’siapa yang berusaha maka dia akan berhasil,ucapnya . Menjadi seorang pemimpi
itu tidak mudah ,harus memiliki hati baja untuk menahan kecewa agar tidak mematahkan asa.
Harus memiliki otak yang indah untuk memikirkan segala cara positif demi membuka jalan
menuju mimpinya.
Dulu waktu kecil aku di tanya ibu dan ayah ‘’ besar nanti Ningsih mau jadi apa?’’
‘’Aku ingin menjadi dokter bu,yah’’ jawab ku dengan antusias. Tak terasa hari sudah
menjelang magrib aku terlalu menikmati alam ini tanpa sadar waktu yang berputar begitu
cepat,aku bergegas pulang ke rumah menggingat Nenek yang sendirian di rumah.
Sesampainya di rumah aku melihat Nenek yang berbaring lemah dengan batuk yang
tidak ada henti-hentinya ‘’nenek kita berobat aja ningsih ada sedikit uang cukup buat nenek
berobat ‘’ucapku, ‘’ehh uhuk uhuk cucu nenek udah balik uhuk uhuk, tidak usah nduk lebih
baik duitnya kamu simpan di tabung buat keperluan kamu kuliah besok nduk uhuk uhuk,
nenek tidak apa apa kok nduk uhuk uhuk tadi udah minum obat bentar lagi juga sembuh kok
pasti’’ jawab Nenek Sri. ‘’tidak apa-apa nek kesehatan nenek lebih penting’’ jawab Ningsis
dengan sendu, ‘’tidak apa-apa nduk nenek sehat, kamu belajar yang benar ya nduk kejar
mimpi kamu , menjadi seorang dokter yang cantik dan hebat yang di kenal banyak orang,
nanti kamu bisa obatin nenek ya nduk, udah sana kamu mandi makan dan jangan lupa sholat
magrib minta sama tuhan nduk ‘’ ucap nenek seraya mengecup kening cucunya itu.

Keesokan harinya.....

Cerpen Berjudul Keterbatasan Ekonomi Bukan Penghalang untuk Meraih Mimpi, Karya Yuni Rahmawati_XI MIPA-1.
3

Di luar sana, matahari telah keluar dari persembunyian menggantikan tugas sang
rembulan untuk menyinari semesta. Mata ku menyipit kala sinar matahari berhasil masuk
dalam pupil mata. Hembusan angin pagi terasa menyejukkan, dari celah jendelaku,mentari
terbit menyinari impian yang harus aku gapai,walaupun aku berasal dari orang yang tidak
mampu, tetapi hal itu tidak membuat semangat ku meredup untuk semangat berjuang demi
mimpi ku, selain mengingat perkataan nenek aku juga selalu mengingat pesan bung karno
yaitu ‘’Bercita cita lah engkau setinggi langit , niscaya engkau jatuh di antara bintang
bintang’’, karena impian ku adalah menjadi dokter pertama di desa kami, dan membangun
klinik mau pun sekolah di desa kami yang belum terfasilitasi, untuk membantu warga sekitar
dan membantu anak anak yang tidak bersekolah karena masalah biaya.
Hari ini dengan semangat yang penuh dengan membawa dagangan nya Ningsih
berangkat ke sekolah, namun di perjalanan ada seorang pria berjas yang memborong jualan
Ningsih, ‘’hei anak muda apakah kamu tidak cape dan malu berjualan di sekolah mu?’’tanya
pria itu, ‘’tidak pak untuk apa malu pekerjaan saya halal, walaupun hasilnya tidak banyak tapi
cukup untuk makan saya dan nenek’’jawabnya.‘’emangnya orang tua kamu kemana
dik?’’tanya nya ,’’ orangtua saya sudah meninggal ‘’ jawabnya dengan mata berair
menghadap ke bawah, ‘’ maaf saya tidak tau dik’’ sesal pria tersebut.
Pada hari ini ningsih mengikuti lomba menulis cerpen yang di rekomendasikan oleh
sekolahnya, karena beasiswanya tidak main-main karena yang memberikan langsung adalah
presiden jokowi, pada saat perlombaan dia menulis cerpen berjudul ‘’kisah hidupku’’.
Beberapa hari kemudian hasil nya telah keluar tanpa Ningsih Sangka ia menang Juara 1
tingkat provinsi yang langsung di nyatakan lolos tingkat nasional dan mendapatkan juara 1
lagi, cerita yang ia buat menarik banyak perhatian dari banyak orang,banyak yang
menanyakan mengapa gadis itu bisa membuat cerita yang begitu mengharukan, padahal tanpa
mereka tau Ningsih menulis tentang kisah hidupnya selama ini, namanya di panggil ke atas
panggung oleh MC, ia di berikan Beasiswa langsung oleh presiden Jokowi‘’Kamu akan saya
berikan Beasiswa jurusan apapun yang kamu ambil sampai lulus, dan uang sebesar 1 miliar,
dengan tunai’’ ucap pak jokowi sambil mencabat tangan dengan Ningsih. ‘’Kamu punya
mimpikan ‘’ tanya presiden jokowi , ‘’ siap saya punya mimpi, saya ingin menjadi seorang
dokter pak, dan ingin membuka klinik dan sekolah di desa saya untuk membantu warga
sekitar dan membantu menyekolahkan anak anak yang tidak sekolah karena faktor biaya
pak’’ jawab ningsih, ‘’keren sekali kamu’’ucap pak jokowi. Ningsih bersujud syukur di atas
panggung dan mengucapkan banyak terimakasih kepada Pak Jokowi dan seluruh hadirin
yang ada di sana.
‘’ Terimakasih saya ucapkan kepada Bapak Presiden jokowi dan para hadirin semua dan
teman teman yang telah mendukung saya, hadiah ini spesial saya persembahkan untuk nenek
saya yang ada di rumah, sekian tidak banyak dari saya sekali lagi terimakasih banyak
semuanya’’ ucapnya ,ia masih tidak menyangka bahwa pintu mimpinya terbuka ,ia sangat
senang dan tidak sabar untuk memberi kebahagian ini kepada nenek.

Ia bergegas pulang ke rumah , namun ia sangat tekejut melihat ada bendera yaitu
bendera tanda ada seseorang yang meninggal dan banyak sekali warga di rumahnya,
tubuhnya seketika lemas terperosot kebawah lalu tetangga nya menghampiri ‘’ yang tabah ya
Ningsih nenek kamu udah ga sakit lagi di sana’’ seraya mengusap bahu Ningsih.’’ Tidak ini
tidak mugkin hiks hiks hiks’’ teriak nya. Ningsih berlari masuk ke dalam rumah mendapati
neneknya yang terbari dengan wajah pucat di tutupi kain putih, ‘’nenek nenek hiks hiks
kenapa nenek ninggalin Ningsih nek hiks hiks, liat Ningsih menang nek Ningsih bisa jadi
dokter dan ngobatin nenek hiks hiks nenek bangun nek’’ Ningsih yang terus terusan menagis
membuat ia lemah membuat dia pingsan, orang satu satunya di dunia ini yang ia miliki telah
berpulang , Selamat jalan Nenek Sri.

Cerpen Berjudul Keterbatasan Ekonomi Bukan Penghalang untuk Meraih Mimpi, Karya Yuni Rahmawati_XI MIPA-1.
4

15 tahun berlalu....

Ningsih berhasil meraih mimpinya menjadi seorang dokter yang di kenal banyak
orang, Ningsih pun sudah membangun klinik dan beberapa sekolah di desanya dengan hasil
keringatknya, saat ini Ningsih berumur 37 tahun ia sudah menikah dengan seorang dokter
juga.
Hari ini Ningsih bersama dengan suaminya mengunjungi makam Ibu,ayah, dan
neneknya di desa, ‘’Ibu, Ayah, Nenek Ningsih berhasil mengapai mimpi Ningsih ,
Terimakasih atas semua Pengorbanan kalian untuk Ningsih , maaf Ningsih jarang menemui
kalian ,doain Ningsih terus ya agar lebih baik kedepannya, Ningsih pamit Bu, Yah, Nek
assalamualaikum’’.

Selesai.

Pesan yang dapat kita ambil dari cerita ini adalah :


Akan ada masa depan bagi semua yang bertahan, walau pun dunia kita pernah hancur
jadi kan itu sebagai motivasi untuk lebih baik kedepannya, dan ingat keterbatasan
ekonomi bukan penghalang untuk meraih mimpi, selagi kita berusaha dan selalu berdoa
kepada Tuhan YME.

Cerpen Berjudul Keterbatasan Ekonomi Bukan Penghalang untuk Meraih Mimpi, Karya Yuni Rahmawati_XI MIPA-1.

You might also like