You are on page 1of 4

1.

Kemampuan teknik, yaitu kemampuan tentang bagaimana memproduksi barang dan jasa serta cara
menyajikannya.

2. Kemampuan pemasaran, yaitu kemampuan tentang bagaimana menemukan pasar dan pelanggan
serta harga yang tepat.

3. Kemampuan finansial, yaitu kemampuan tentang bagaimana memperoleh sumber-sumber dana dan
cara menggunakannya.

4. Kemampuan hubungan, yaitu kemampuan tentang bagaimana cara mencari, memelihara dan
mengembangkan relasi, dan kemampuan komunikasi serta negosiasi.

2.4. Upaya Merintis Usaha Baru

Ada beberapa unsur yang harus diperhatikan dalam merintis perusahaan baru, di antaranya:

1. Bidang dan Jenis Usaha yang Dimasuki.

Pemilihan jenis usaha tergantung pada kebutuhan pasar dan sumber-sumber yang tersedia. Beberapa
bidang usaha yang bisa dimasuki, diantaranya:

1. Bidang usahai pertanian (Agriculture), meliputi usaha pertanian, kehutanan, perikanan,

Perkebunan;

2. Bidang usaha pertambangan (Mening), meliputi usaha galian pasir, galian tanah, batu

dan bara;

3. Bidang usaha pabrikasi (Manufacturing), meliputi usaha industri, assemblasi dan sintesis;

4. Bidang usaha konstruksi (Construction), meliputi usaha konstruksi, bangunan, jembatan,

Pengairan dan jalan raya;

5. Bidang usaha perdagangan (Trade), meliputi usaha perdagangan kecil, grosir, agen, dan

ekspor-impor;

6. Bidang usaha jasa keuangan (Financial Service), meliputi usaha perbankan, asuransi dan

Koperasi;

7. Bidang usaha jasa perorangan (personal Service), meliputi usaha potong rambut, salon,

laundry dan catering;

8. Bidang jasa-jasa umum (public Service), meliputi usaha pengangkutan, pergudangan, wartel dan
distribusi.
9.Bidang jasa wisata (Tourism), meliputi berbagai kelompok. Berdasarkan UU No. 9 tahun

1990 tentang kepariwisataan ada 86 jenis usaha yang bisa dirintis, yang terbagi kedalam

tiga kelompok usaha wisata, yaitu:

a. Kelompok usaha jasa Pariwisata (meliputi: jasa Biro perjalanan; jasa Agen perjalanan

Wisata intensif dan pameran; jasa Impresriat; jasa konsultan Pariwisata; dan jasa

Informasi Pariwisata).

b. Pengusahaan Objek dan Daya tarik wisata, (meliputi: pengusahaan Objek dan daya tarik

Wisata alam; pengusahaan Objek dan daya tarik wisata budaya; pengusahaan Objek

daya tarik wisata minat khusus)

c. Usaha sarana wisata, (meliputi: penyediaan akomodasi; penyediaan makanan dan

Minuman; Penyediaan angkutan wisata; Penyediaan sarana wisata dan sebagainya).

1. Bentuk Usaha dan Bentuk Kepemilikan perusahaan

Pemilihan bentuk kepemilikan badan usaha ditentukan oleh besar kecilnya skala usaha

dan sumber daya yang dimiliki. Beberapa bentuk kepemilikan usaha yang bisa dipilih,

diantaranya:

1. Perusahaan perorangan (soleproprietorship), yaitu suatu perusahaan yang dimiliki dan

diselenggarakan oleh satu orang.

2. Persekutuan (Partnership), yaitu suatu asosiasi yang didirikan oleh dua orang atau

lebih yang menjadi pemilik bersama dari suatu perusahaan.

3. Perseroan (Corporation), yaitu suatu perusahaan yang anggotanya terdiri atas para

Pemegang saham (Pesero/stockholder), yang mempunyai tanggung jawab terbatas

terhadap utang-utang perusahaan sebesar modal yang disetor.

4. Firma, suatu persekutuan yang menjalankan perusahaan di bawah nama bersama.

apabila untung, maka keuntungan dibagi bersama, sebaliknya bila rugi ditanggung bersama.
2. Tempat Usaha Yang Akan Dipilih

Pemilihan tempat usaha harus mempertimbangkan aspek efisiensi dan efektifitas, dengan

Mempertimbangkan beberapa hal di bawah ini:

1. Apakah tempat usaha tersebut mudah dijangkau oleh konsumen atau pelanggan atau pasar?

Bagaimana akses pasarnya?

2. Apakah tempat usaha dekat ke sumber tenaga?

3. Apakah dekat ke akses bahan baku dan bahan penolong lainnya seperti alat angkut dan

Jalan raya?

Untuk menentukan lokasi atau tempat usaha, ada beberapa alternatif yang bisa dipilih, yaitu;

1). Membangun bila ada tempat yang strategis;

2). Membeli atau menyewa bila lebih strategis dan menguntungkan;

3). Kerja sama bagi hasil, bila memungkinkan.

4. Organisasi Usaha Yang Akan digunakan

Kompleksitas organisasi usaha tergantung pada lingkup atau cakupan usaha, semakin besar

lingkup usaha, semakin kompleks organisasinya. Sebaliknya, semakin kecil lingkup usaha,

Maka semakin sederhana organisasinya.

5. Lingkungan Usaha

Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat jalannya perusahaan.

Lingkungan mikro dan lingkungan makro berpengaruh terhadap kegagalan dan keberhasilan

Usaha. Lingkungan makro adalah lingkungan yang ada kaitannya dengan operasional

Perusahaan, seperti pemasok, karyawan, pemegang saham, manajer, direksi, distributor,

Pelanggan/konsumen dan lainnya. Sedangkan lingkungan makro adalah lingkungan di luar

Perusahaan yang dapat mempengaruhi daya hidup perusahaan secara keseluruhan,yang

Meliputi:
(1). Lingkungan ekonomi;

(2). Lingkungan teknologi;

(3). Lingkungan sosial-politik;

(4). Lingkungan demografi serta gaya hidup;

Dengan banyaknya pilihan ide dan peluang usaha baru, diharapkan bermunculan sosok wirausaha yang
dapat menyediakan sebanyak-banyaknya lapangan kerja bagi tenaga kerja yang ada, dengan demikian
pembangunan di negeri ini dapat berlangsung dengan cepat, serta dapat bersaing dengan negara lain
yang selama ini memberikan lapangan kerja.

You might also like