You are on page 1of 67

SKRIPSI

PENGARUH SENAM HIPERTENSI TERHADAP PENURUNAN


TEKANAN DARAH PADA LANSIA
PENDERITA HIPERTENSI

(LITERATUR REVIEW)

Oleh:

FRANSISKO

(NIM:2017.C.09a.0841)

YAYASAN EKA HARAP


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN EKA HARAP
PRODI S-1 KEPERAWATAN
TAHUN 2021

i
SKRIPSI

PENGARUH SENAM HIPERTENSI TERHADAP PENURUNAN


TEKANAN DARAH PADA LANSIA
PENDERITA HIPERTENSI

Dibuat Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Serjana Keperawatan (S.Kep) Pada


Program Studi Serjana Keperawatan di STIKes Eka Harap Palangka Raya

Oleh:
FRANSISKO
(NIM:2017.C.09a.0841)

YAYASAN EKA HARAP


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN EKA HARAP
PRODI S-1 KEPERAWATAN
TAHUN 2021

ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Fransisko
Tempat, Tanggal Lahir : Tumbang Paku 13 Mei 1998
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jln. Garuda Induk,Wisma Dorina no.115
No. Hp : 0813-5426-8295
E-mail : fransiskoplk@gmail.com

Nama Orang Tua

Ayah : Charles D. Rega


Ibu : Helmawatie
Riwayat Pendidikan :
1. SDN Rangan Surai (2005-2011)
2. SMP Negeri 1 Marikit (2011-2014)
3. SMA Negeri 1 Marikit (2014-2017)
4. STIKES Eka Harap, Palangka Raya (2017-2021)

i
MOTTO

Hari Ini Harus Lebih Baik dari Hari Kemarin dan Hari Esok adalah Harapan

ii
SURAT PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA TULIS BEBAS PLAGIASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Fransisko
NIM : 2017.C.09a.0841
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul Karya Tulis : “Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi”
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi tersebut secara
keseluruhan adalah murni karya saya sendiri, bukan dibuat oleh orang lain, baik
sebagian maupun keseluruhan, bukan plagiasi sebagian atau keseluruhan dari
proposal orang lain, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sebagai sumber
pustaka sesuai dengan aturan penulisan yang berlaku.
Apabila di kemudian hari didapatkan bukti bahwa Skripsi saya tersebut
merupakan hasil karya orang lain, dibuatkan oleh orang lain baik sebagian
maupun keseluruhan dan atau plagiasi karya orang lain, saya sanggup menerima
sanksi peninjauan kembali kelulusan saya, pembatalan kelulusan, pembatalan dan
penarikan ijazah saya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sungguh-sungguh dan tanpa
paksaan dari pihak manapun. Atas perhatiannya disampaikan terima kasih.

Palangka Raya, Juli 2021


Yang Menyatakan,

FRANSISKO
NIM.2017.C.09a.0841

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : “Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan


Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi”
NAMA : Fransisko
NIM : 2017.C.09a.0841

Proposal ini telah disetujui untuk diuji dan disetujui oleh tim penguji
Tanggal Juli 2021

Pembimbing I, Pembimbing II,

Suryagustina, Ns., M.Kep Prinawatie, S.Kep., M.Kes

iv
PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI

Judul : “Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan Darah


Pada Lansia Penderita Hipertensi”

Nama : Fransisko

NIM : 2017.C.09a.0841

Proposal ini telah disetujui untuk diuji

Tanggal, Juli 2021

PANITIA PENGUJI:

Ketua : Putria Carolina, Ns., M.Kep .............................

Anggota I : Suryagustina, Ns., M.Kep .............................

Anggota II : Prinawatie, S.Kep., M.Kes .............................

Mengetahui,
Ketua Program Studi
Serjana Keperawatan

Meilitha Carolina, Ns., M.Kep

v
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Judul : “Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan


Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi”
Nama : Fransisko
NIM : 2017.C.09a.0841

Skripsi Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Diuji dan Disetujui Oleh Tim Penguji
Pada Tanggal, Juli 2021

PANITIA PENGUJI

Ketua : Putria Carolina, Ns., M. Kep. ………………………….

Anggota I : Suryagustina, Ns, M. Kep. ………………………….

Anggota II : Prinawatie, S. Kep., M. Kes. ………………………….

Mengetahui,

Ketua Ketua Program Studi


STIKES Eka Harap, Sarjana Keperawatan,

Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M. Kes. Meilitha Carolina, Ners., M. Kep.

vi
PENGARUH SENAM HIPERTENSI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN
DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI

Fransisko, 2021

Program Studi Sarjana Keperawatan, STIKES Eka Harap di Palangka Raya


Pembimbing 1 : Suryagustina, Ns., M.Kep
Pembimbing 2 : Prinawatie, S.Kep., M.Kes

XVII + 33 Halaman + 2 Tabel + 1 Bagan + 7 Lampiran


Emaill fransiskoplk@gmaill.com

ABSTRAK

Latar Belakang : Hipertensi pada lanjut usia terjadi akibat proses penuaan pada
lansia yaitu terjadi kemunduran fisiologis yang menyebabkan kekuatan pompa
jantung berkurang serta arteri kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku pada
saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut yang mengakibatkan naiknya
tekanan darah. Banyaknya lansia tidak melakukan olahraga senam hipertensi
untuk menurunkan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi. Hipertensi atau
penyakit darah tinggi adalah penyakit kronik akibat desakan darah yang
berlebihan dan hampir tidak konstan pada arteri.
Tujuan Penelitian : Mengetahui Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi.
Metode Penelitian : Menggunakan metode literatur review. Penulusuran databes
akademik google scholar dan portal garuda yang dipublikasi pada tahun 2017-
2021 menggunakan bahasa indonesia. Desain penelitian yang digunakan adalah
Pre-Eksperimen, Quasi experimen, Time Series Design, experimental.
Hasil Penelitian : Diperoleh 6 hasil penelitian sesuai kriteria inklusi. Jumlah
responden penelitian dalam artikel bervariasi jumlah responden terbanyak 50
responden dan paling sedikit 20 responden. Data responden dominan tekanan
darah sistolik dan diastolik sebelum senam hipertensi stadium 1 yaitu
(151,80/94,73) mmHg. Hipertensi stadium 2 diperoleh nilai dominan tekanan
darah sistolik dan diastolik yaitu (166,50/104,00 mmHg). Setelah dilakukan
senam hipertensi rata-rata nilai hipertensi sedang sistolik (137,50/79,00 mmHg).
Hasil analisis penelitian adanya pengaruh senam hipertensi terhadap penurunan
tekanan darah pada lansia penderita hipertensi p-value <0,05.
Kesimpulan : Menunjukan adanya pengaruh senam hipertensi terhadap penurunan
tekanan darah pada lansia penderita hipertensi. Diharapkan bagi tenaga kesehatan
termasuk perawat dapat memberikan informasi atau penyuluhan kesehatan/terapi
seperti berolahraga terkait penangan untuk menurunkan tekan darah pada lansia
penderita hipertensi.
Kata Kunci : Hipertensi, Senam Hipertensi, Lansia
Daftar Pustaka : 17 ( 2010-2021)

vii
The Effect Of Hypertension Exercise On Blood Pressure Reduction In Elderly
Hypertension Patients

Fransisko, 2021

Bacelor Degree of Nursing, EKA Harap Institute of Health Science Palangka Raya
1 st Tutor : Suryagustina, Ns., M.Kep
2 st Tutor : Prinawatie, S.Kep., M.Kes

XVII + 33 Pages + 2 Tables + 1 Diagrams + 7 Attachments


Email fransiskoplk@gmaill.com

ABSTRACT

Background: Hypertension in the elderly occurs as a result of the aging process


in the elderly, namely a physiological decline that causes the heart's pumping
power to decrease and the arteries lose their flexibility and become stiff and
unable to expand when the heart pumps blood through the arteries which results
in an increase in blood pressure. The number of elderly people do not do
hypertension exercise to reduce blood pressure in elderly people with
hypertension. Hypertension can cause serious health problems, because it can
interfere with activities and can lead to dangerous complications if not controlled
and early prevention is not sought.
Research Objectives: To determine the effect of hypertension exercise on
reducing blood pressure in the elderly with hypertension.
Research Methods: Using the literature review method. The search for the
Google Scholar academic database and the Garuda portal published in 2017-
2021 uses Indonesian. The research design used was Pre-Experimental, Quasi-
experimental, Time Series Design, experimental.
Research Results: Obtained 6 research results according to the inclusion
criteria. The number of research respondents in the article varies with the largest
number of respondents being 50 respondents and at least 20 respondents.
Respondents' data on average systolic and diastolic blood pressure before stage 1
hypertension exercise was (151.80/94.73) mmHg. Stage 2 hypertension obtained
the average value of systolic and diastolic blood pressure (166.50/104.00 mmHg).
After doing hypertension exercise, the average value of hypertension was
moderate systolic (137.50/79.00 mmHg). The results of the research analysis
showed that there was an effect of hypertension exercise on reducing blood
pressure in the elderly with hypertension, p-value <0.05.
Conclusion: Shows the effect of hypertension exercise on reducing blood
pressure in the elderly with hypertension. It is hoped that health workers
including nurses can provide information or health education/therapy such as
exercising related to handling to reduce blood pressure in the elderly with
hypertension.

Keywords: Hypertension, Hypertension Exercise, Elderly,


References : 17 ( 2010-2021 )

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulias panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulisan Karya Tulia Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk mencapai gelar S.Kep. pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Palangka Raya. Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak pada penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, sangatlah sulit bagi
penulis untuk menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak DR. dr. Andriansyah Arifin, MPH dan seluruh pengurus Yayasan
Eka Harap Palangka Raya yang telah menyediakan sarana dan prasarana
kepada penulis dalam mengikuti Pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.
2. Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku ketua STIKES Eka Harap
Palangka Raya.
3. Meilitha Carolina, Ns., M.Kep selaku ketua program studi S1 Keperawatan.
4. Putria Carolina, Ns., M.Kep selaku ketua penguji yang telah banyak
memberikan saran dan dukungan dalam ujian Skripsi.
5. Suryagustina, Ns., M.Kep selaku pembimbing I yang telah banyak
memberikan saran bimbingannya dalam menyelesaikan Skripsi ini.
6. Prinawati, S.Kep., M.Kes selaku pembimbing II yang telah banyak
memberikan saran dan bimbingannya dalam menyelesaikan Skripsi ini.
7. Selaku Staf Pengajar Program Studi S1 Keperawatan STIKES Eka Harap
Palangka Raya yang telah memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan
selama ini.
8. Orang Tua tercinta, orang terkasih dan seluruh keluarga yang memberikan
dukungan do’a maupun moral dan matril untuk penulis, sehingga dapat
menyelesaikan Skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
9. Tia kekasih tercinta yang memberikan dukungan bagi penulis
menyelesaikan Skripsi ini.

ix
10. Seluruh rekan mahasiswa/i Program Studi S.Kep di STIKES Eka Harap
Angkatan IX Tahun Ajaran 2020/2021 yang memberikan bantuan, masukan
dan saran selama dalam pendidikan dan penulisan Skripsi ini.
11. Semua pihak yang turut ambil bagian dalam membantu penulis untuk
menyelesaikan Skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Peneliti mengakui masih banyak terdapat kekurangan dari Skripsi ini. Akhir
kata, peneliti berharap Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan terutama dibidang ilmu riset keperawatan,
baik dimasa sekarang atau dimasa yang akan datang, semoga Tuhan Yang
Maha Esa senantiasa memberikan ramat dan karunia-Nya kepada kita
semua.

Palangka Raya, Juli 2021


Penulis

Fransisko

x
DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL DALAM..............................................................................................
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................i
MOTTO................................................................................................................ii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI..................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN...............................................................................iv
LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI................................................v
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI................................................................vi
ABSTRAK............................................................................................................vii
ABSTRACT.........................................................................................................viii
KATA PENGANTAR.........................................................................................x
DAFTAR ISI........................................................................................................xii
DAFTAR TABEL................................................................................................xiii
DAFTAR BAGAN...............................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xv

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................4
1.4.1 Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTek).................................................4
1.4.2 Bagi Mahasiswa.........................................................................................4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Dasar Senam Hipertensi..................................................................5
2.1.1 Definisi Senam Hipertennsi .........................................................................5
2.1.2 Manfaat Senam Hipertensi .........................................................................5
2.1.3 Macam- Macam Senam Hipertensi..............................................................6
2.1.4 Teknik dan Cara Senam Hipertensi.............................................................6
2.2 Konsep Dasar Hipertensi.............................................................................6
2.2.1 Defenisi Hipertensi......................................................................................6
2.2.2 Tanda dan Gejala Hipertensi........................................................................7
2.2.3 Etiologi Hipertensi.......................................................................................7
2.2.4 Patofisilogi Hipertensi..................................................................................8
2.2.5 Klasifikasi Hipertensi...................................................................................8
2.2.6 Faktor Resiko Hipertensi.............................................................................9
2.2.7 Pengobatan Hipertensi.................................................................................10
2.3 Konsep Dasar Lanjut Usia (Lansia).............................................................10
2.3.1 Defenisi Lanjut Usia (Lansia)......................................................................10
2.3.2 Batasan Lanjut Usia (Lansia).......................................................................11
2.3.3 Permasalahan Lanjut Usia............................................................................13

xi
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian........................................................................................15
3.2 Kriteria Kelayakan Literature Review.........................................................15
3.3 Sumber Literatur..........................................................................................16
3.4 Seleksi Literatur...........................................................................................16
3.5 Tahapan Pengumpulan Data........................................................................18
3.6 Metode Analisis...........................................................................................19

BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Hasil Analisis...............................................................................................21
4.2 Pembahasan .................................................................................................27
4.3 Keterbatasan Study Literature......................................................................31

BAB 5 KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan..................................................................................................33
5.2 Conflict of Interest.......................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LEMBAR KONSULTASI

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Inklusi dan Eksklusi dengan PICIOS framework Pengaruh
Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lanjut
Usia (Lansia) Penderita Hipertensi Pada Tahun 2021.....................16

Tabel 4.1 Rangkuman Analisis Literature Review...........................................22

xiii
DAFTAR DIAGRAM
Bagan 3.1 Bagan Seleksi Literature Review Pengaruh Senam Hipertensi
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lanjut Usia (Lansia)
Penderita Hipertensi Tahun 2021.......................................................17

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Artikel Penelitian “Pengaruh Senam Hipertensi Lansia Terhadap


Tekanan Darah Lansia Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja
Pukesmas CakraNegara Kelurahan Turida Tahun 2019”
Lampiran 2: Artikel Penelitian “Pengaruh Senam Hipertensi Lansia Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Lansia Dengan Hipertensi Di Panti
Wreda Darma Bhakti Kelurahan Panjang Tahun 2017”
Lampiran 3: Artikel Penelitian “Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia
Hipertensi Dengan Senam Ergonomik Tahun 2018”
Lampiran 4 : Artikel Penelitian “Pengaruh Senam Jantung Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Di
UPT Pukesmas Helvetia Medan 2020”
Lampiran 5 : Artikel Penelitian “Pengaruh Senam Prolanis Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Di Desa Glagahwero
Kecematan Panti Kabupaten Jember Tahun 2018”
Lampiran 6 : Artikel Penelitian “Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia
Dengan Senam Erogomis Tahun 2020”
Lampiran 7 : Lembar Konsultasi

xv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa lanjut usia (lansia) merupakan masa paling akhir dari siklus kehidupan
manusia. Lanjut usia yakni antara usia 60 tahun ke atas merupakan tahap lanjut
dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh,
memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial secara
bertahap (Sumirta & Laraswati 2018). Berdasarkan penelitian Tulak & Umar,
(2017) hipertensi pada lanjut usia terjadi akibat proses penuaan pada lansia yaitu
terjadi kemunduran fisiologis yang menyebabkan kekuatan pompa jantung
berkurang serta arteri kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku dan tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut yang
mengakibatkan naiknya tekanan darah. Hipertensi merupakan faktor pencetus
utama terjadinya kejadian stroke, baik stroke hemoragik ataupun iskemik.
(Puspitasari, 2020). Fenomena berdasarkan penelitian Anwaril & Vidyawati,
(2018) mengatakan bahwa banyaknya lansia tidak melakukan olahraga senam
hipertensi untuk menurunkan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi.
Senam hipertensi merupakan olah raga yang salah satunya bertujuan untuk
meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen kedalam otot-otot dan rangka
yang aktif khususnya terhadap otot jantun(Mahardani, 2017).

Menurut World Health Organization (WHO), di kawasan Asia tenggara


populasi lansia sebesar 8% atau sekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2050
diperkirakan populasi lansia meningkat 3 kali lipat dari tahun ini. Pada tahun 2020
diperkirakan jumlah lansia mencapai 28.800.000 (11,34%) dari total populasi.
Pada tahun 2017 dilaporkan terdapat 12.606 penderita meningkat dibandingkan
tahun 2016 yaitu 12.038 penderita. Sedangkan Data di Indonesia sendiri pada
tahun 2020 di perkirakan jumlah lanjut usia (lansia) sekitar 80.000.000.5. Menurut
hasil Dinkes Kesehatan 2018 di Kalimantan Tengah Kunjungan penderita
hipertensi di Kota Palangka Raya dalam 5 tahun terakhir menunjukan peningkatan
yang cukup tajam. Pada tahun 2019 dilaporkan estimasi penderita hipertensi
mencapai 27.639 pada usia ≥15 tahun dan hanya 57,27% mendapatkan pelayanan

1
2

kesehatan. Angka tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan estimasi


tahun 2018 mencapai 47.664 pada usia ≥15 tahun, dan hanya 28,72% yang
mendapatkan pelayanan sesuai standart.

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan


tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan
(morbiditas) dan angka kematian/mortalitas. Tekanan darah 140/90 mmHg
didasarkan pada dua fase dalam setiap denyut jantung yaitu fase sistolik 140
menunjukkan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolik 90
menunjukkan fase darah yang kembali ke jantung (Endang T, 2017). Hipertensi
dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius, karena dapat mengganggu
aktivitas dan dapat mengakibatkan komplikasi yang berbahaya jika tidak
terkendali dan tidak diupayakannya pencegahan dini (Sarumaha, 2018). Menurut
Putri, (2018) faktor pencegahan yang tidak dapat dimodifikasi adalah umur, jenis
kelamin dan riwayat keluarga. Sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi adalah
tingkat stres, obesitas, hiperlipidemia dan pola hidup seperti mengkonsumsi
makanan yang mengandung tinggi garam, minum minuman beralkohol, merokok
dan kurangnya aktifitas atau kebiasaan olah raga. Menurut Safitri, (2017) dampak
positif yang terjadi Penderita hipertensi yang rutin mengikuti senam hipertensi
dapat menurunkan tekanan darahnya, hal ini menunjukkan bahwa olah raga atau
senam hipertensi yang teratur dapat membantu meningkatkan aliran darah dan
pasokan oksigen ke dalam otot – otot jantung dan dapat merilekskan pembuluh
darah sehingga hipertensi dapat dikendalikan. Sedangkan dampak negatif
Hipertensi pencetus utama terjadinya kejadian stroke, baik stroke hemoragik
ataupun iskemik (Puspitasari, 2020). Sejalan dengan hasil penelitian Widharto,
(2019) dampak negatif hipertensi yang menetap akan merusak pembuluh darah
ginjal, jantung, dan otak serta menyebabkan peningkatan gagal ginjal, gagal
jantung, stroke, dan demensia.
Berdasarkan masalah dan dampak yang dapat terjadi maka diperlukan peran
Perawat dalam upaya promotif yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan
kepada keluarga dan lansia sehingga pengetahuan keluarga dan lanjut usia (lansia)
dapat bertambah tentang senam hipertensi yang dapat menurunkan tekanan darah
(Sianipar, et al 2018). Tujuan senam hipertensi mampu mendorong jantung
3

bekerja secara optimal, dimana olahraga mampu meningkatkan kebutuhan energi


oleh sel, jaringan dan organ tubuh, aliran darah dan pasokan oksigen kedalam otot
-otot dan rangka yang aktif khusus otot jantung sehingga dapat menurunkan
tekanan darah (Hernawa, 2017). Dukungan ini dapat berupa olahraga yang
dianjurkan untuk pasien hipertensi adalah olahraga yang dilakukan secara khusus,
yaitu olahraga yang dilakukan secara bertahap dan tidak boleh memaksakan diri,
antara lain senam hipertensi (Armilawati, 2007). Berdasarkan permasalahan yang
telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
berdasarkan data empiris tentang “Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Lanjut Usia (Lansia) Penderita Hipertensi”

1.2 Rumusan Masalah


Lanjut usia (lansia) bukanlah suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut
dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh,
memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial secara
bertahap (tahap penurunan). Senam hipertensi adalah serangkaian gerak nada
yang teratur dan terarah serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia dalam
bentuk latihan fisik yang berpengaruh terhadap kemampuan fisik. Hipertensi
merupakan faktor pencetus utama terjadinya kejadian stroke, baik stroke
hemoragik ataupun iskemik. Maka rumusan masalah pada penelitian literatur
review ini adalah “Bagaimana Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Lanjut Usia (Lansia) Penderita Hipertensi ?”

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui “Pengaruh Senam
Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lanjut Usia (Lansia)
Penderita Hipertensi”
4

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Perkembangan IPTEK
Memberikan masukan untuk perkembangan ilmu pengetahuan terutama di
bidang keperawatan gerontik Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi agar dapat lebih berkembang
sesuai dengan perkembangan zaman.

1.4.2 Mahasiswa
Sebagai salah satu referensi atau bahan belajar dan menambah wawasan
mahasiswa STIKES Eka Harap Palangka Raya di bidang keperawatan gerontik
dengan adanya penelitian tentang Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi dapat berguna bagi
masyarakat dan lainnya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Senam Hipertensi


2.1.1 Definisi Senam Hipertensi
Senam hipertensi olahraga yang ditunjukkan untuk penderita hipertensi dan
usia lanjut untuk mengurangi berat badan dan mengelola stres (faktor yang
mempertinggi hipertensi) yang dilakukan selama 30 menit dan dilakukan
seminggu minimal 3 kali. Olahraga seperti senam hipertensi mampu mendorong
jantung bekerja secara optimal, dimana olahraga mampu meningkatkan kebutuhan
energi oleh sel, jaringan dan organ tubuh, dimana akibatnya dapat meningkatkan
aliran balik vena sehingga menyebabkan volume sekuncup yang akan langsung
meningkatkan curah jantung sehingga menyebabkan tekanan darah arteri
meningkat, setelah tekanan darah arteri meningkat akan terlebih dahulu, dampak
dari fase ini mampu menurunkan aktivitas pernafasan dan otot rangka yang
menyebabkan aktivitas saraf simpatis menurun, setelah itu akan menyebabkan
kecepatan denyut jantung menurun, volume sekuncup menurun, vasodilatasi
arteriol vena, karena menurunan ini mengakibatkan penurunan curah jantung dan
penurunan resistensi perifer total, sehingga terjadinya penurunan tekanan darah
terhadap senam hipertensi terhadap pengendalian tekanan darah lansia
sebagaimana disimpulkan dalam penelitian (Wahyuni, 2015).
2.1.2 Manfaat Senam Hipertensi
Senam hipertensi merupakan olah raga yang salah satunya bertujuan untuk
meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen kedalam otot-otot dan rangka
yang aktif khususnya terhadap otot jantung. Menurut Mahardani, (2017)
mengatakan dengan senam atau berolah raga kebutuhan oksigen dalam sel akan
meningkat untuk proses pembentukan energi, sehingga terjadi peningkatan denyut
jantung, sehingga curah jantung dan isi sekuncup bertambah. Dengan demikian
tekanan darah akan meningkat. Setelah berisitirahat pembuluh darah akan
berdilatasi atau meregang, dan aliran darah akan turun sementara waktu, sekitar
30-120 menit kemudian akan kembali pada tekanan darah sebelum senam. Jika
melakukan olahraga secara rutin dan terus menerus, maka penurunan tekanan

5
6

darah akan berlangsung lebih lama dan pembuluh darah akan lebih elastis.
Mekanisnme penurunan tekanan darah setelah berolah raga adalah karena
olahraga dapat merilekskan pembuluh pembuluh darah. Sehingga dengan
melebarnya pembuluh darah tekanan darah akan turun.
2.1.3 Macam – macam Senam Hipertensi
1) Senam hipertensi
Merupakan olah raga yang salah satunya bertujuan untuk meningkatkan aliran
darah dan pasokan oksigen kedalam otot-otot dan rangka yang aktif khususnya
terhadap otot jantung (Mahardani, 2010)
2) Senam yoga
Adalah sebuah aktifitas dimana seseorang memusatkan seluruh pikiran untuk
mengontrol panca indra dan tubuh secara keseluruhan. Senam yoga bias juga
menyeimbangkan tubuh dan fikiran (Johan Devina, 2011)
3) Senam jantung
Ialah suatu kegiatan ataupun latihan fisik yang mengutamakan kemampuan
jantung, serta menggerakkan seluruh otot dan juga kelenturan sendi sendi serta
meningkatkan pemasukkan oksigen keotot-otot terkhusus otot jantung. Dan
juga bermanfaat untuk meningkatkan stamina serta fungsi fungsi tubuh seperti
jantung, pembuluh darah dan otot serta saluran pernapasan. (Senam Jantung,
2003).
4) Senam Ergonomik
Mampu mengembalikan dan memperbaiki posisi dan kelenturan sistem saraf
dan aliran darah, memaksimalkan suplai oksigen ke otak (Shariat et al, 2018)
5) Senam anti hipertensi
Merupakan olah raga yang salah satunya bertujuan untuk meningkatkan aliran
darah dan pasokan oksigen kedalam otot-otot dan rangka yang aktif khususnya
terhadap otot jantung (Mahardani, 2010)
2.1.4 Teknik dan Cara Senam Hipertensi
Aktifitas olahraga pada lansia berbeda– beda disesuaikan dengan kondisi
fisik lansia. Bentuk olahraga yang dapat dilakukan lanjut usia untuk memelihara
kebugaran dan kelenturan fisik antara lain pekerjaan rumah dan berkebun,
berjalan – jalan, jalan cepat, bersepeda dan senam. Melakukan olahraga pada
7

lanjut usia sebaiknya dilakukan tiga sampai empat kali dalam satu minggu dengan
lama latihan sampai 30 menit secara teratur. Latihan senam yang dilakukan dalam
tiga tahap
1) Pemanasan
Gerakan umum yan meliputi gerakan otot dan sendi, dilakukan secara lambat
dan hati-hati. Dilakukan bersama dengan peregangan. Lama nya kira-kira 8-10
menit. Pada 5 menit terakir pemanasan dilakukan lebih cepat.
2) Latihan inti
Tergantung pada komponen atau faktor yang dilatih maka bentuk latihan
tergantung pada faktor fisik yang paling buruk. Gerakan senam dilakukan
berurutan.
3) Pendinginan
Dilakukan secara aktif artinya sehabis latihan shit-up perlu dilakukan gerakan
umum yang ringan sampai suhu tubuh kembali normal yang ditandai dengan
pulihnya denyut nadi dan terhentinya keringat, pendinginan dilakukan seperti
pada pemanasan yaitu selama 8-10 menit (Menpora, 2011)

2.2 Konsep Dasar Hipertensi


2.2.1 Definisi Hipertensi
Hipertensi atau penyakit darah tinggi adalah penyakit kronik akibat desakan
darah yang berlebihan dan hampir tidak konstan pada arteri. Tekanan dihasilkan
oleh kekuatan jantung ketika memompa darah. Hipertensi berhubungan dengan
meningkatnya tekanan pada arteri sistemik, baik sistol maupun diastole, atas
kedua-duanya secara terus menerus (Sutanto, 2010). Hipertensi adalah keadaan
dimana tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih
dari 80 mmHg (Muttaqin, 2012).
2.2.2 Tanda dan Gejala
Secara umum, tekanan darah tinggi ringan tidak terasa dan tidak mempunyai
tanda-tanda. Boleh jadi berlangsung selama beberapa tahun tanpa disadari oleh
orang tersebut. Tanda - tandanya adalah nyeri kepala, pusing, mual, muntah,
gugup dan palpitasi. Akibat peningkatan tekanan darah intakranial, penglihatan
menjadi kabur, ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf
8

pusat. Gejala yang lain yang umum terjadi 23 pada penderita hipertensi yaitu,
muka merah, keluaran darah dari hidung secara tiba – tiba, tengkuk terasa pegal
dan lain- lain.
2.2.3 Etiologi Hipertensi
Hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Terjadi sebagai respon
peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer. Namun ada
beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi antara lain (Aspiani,
2010) :
1) Genetik Adanya faktor genetik pada keluarga akan menyebabkan keluarga itu
mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan
peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium
terhadap sodium Individu dengan orang tua.
2) Obesitas Barat badan merupakan faktor determinan pada tekanan darah.
Menurut National Institutes for Health USA (NIH,1998), prevalensi tekanan
darah tinggi pada orang dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) >30 (obesitas)
adalah 38% untuk pria dan 32% untuk wanita, dibandingkan dengan prevalensi
18% untuk pria dan 17% untuk wanita bagi yang memiliki IMT
3) Stres Stres dapat meningkatkan tekanah darah sewaktu. Hormon adrenalin akan
meningkat sewaktu kita stres, dan itu bisa mengakibatkan jantung memompa
darah lebih cepat sehingga tekanan darah pun meningkat.
4) Kurang olahraga.
5) Pola asupan garam dalam diet
6) Kebiasaan Merokok 20 Setelah usia 20 tahun kemampuan jantung memompa
darah menurun 1% setiap satu tahun sehingga menyebabkan menurunya
kontraksi dan volume. Pada orang lanjut usia, penyebab hipertensi disebabkan
terjadinya perubahan pada elastisitas diding aorta menurun, katup jantung
menebal kemudian menjadi kaku,kemampuan jantung memompa darah,
kehilangan elastisitas pembulu darah, dan meningkatkan resistensi pembuluh
darah perifer.
2.2.4 Patofisiologi Hipertensi
Pengaturan tekanan darah arteri meliputi kontrol sistem saraf yang
kompleks dan hormonal yang saling berhubungan satu sama lain dalam
9

mempengaruhi curah jantung dan tahanan vaskular perifer. Hal lain yang ikut
dalam pengaturan tekanan darah adalah refleks baroreseptor. Curah jantung
ditentukan oleh volume sekuncup dan frekuensi jantung. Tahanan perifer
ditentukan oleh diameter arteriol. Bila diameternya menurun (vasokonstriksi),
tahanan perifer meningkat, bila diameternya meningkat vasodilatsi (Muttaqin,
2012). Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat vasomotor pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar
dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke
bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin yang akan merangsang serabut saraf
pascaganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norpinefrin
mengakibatkan kontriksi pembuluh darah (Susianti, 2016).
2.2.5 Klasifikasi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dapat dibagi menjadi 2 golongan,
yaitu hipertensi essensial (primer) dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer
merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya, sedangkan hipertensi
sekunder merupakan hipertensi yang disebabkan oleh adanya penyakit lain
(Depkes RI, 2016). Beberapa penelitian membuktikan bahwa hipertensi primer
dini didahului oleh peningkatan curah jantung, kemudian menetap dan akan
menyebabkan peningkatan tahanan tepi pembuluh darah total. Sebagian besar
penderita hipertensi adalah hipertensi primer (90-95%), sehingga ada yang
berpendapat bahwa semua penderita hipertensi adalah hipertensi primer sebelum
penyebabnya diketahui. Berbeda dengan hipertensi primer, pada hipertensi
sekunder sudah diketahui etiologinya, antara lain disebabkan oleh penyakit ginjal,
penyakit endokrin, obat dan lain-lain. Pada anak - anak 80% penderita hipertensi
disebabkan oleh penyakit ginjal. (Purwanto, 2004). Klasifikasi hipertensi
berdasarkan peningkatan tekanan darah sistol dan diastol. Klasifikasi menurut
The Sevent Report Of The Joint National. Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi
menurut JNC VII Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg) Normal < 120 <
10

80 Pre - Hipertensi 120 – 139 80 – 89 Hipertensi Stage 1 140 - 159 90 – 99


Hipertensi Stage 2 160 atau < 160 100 atau < 100 Sumber: Kemenkes, RI 2014.

2.2.6 Faktor Resiko Hipertensi


Berdasarkan penyebabnya hipertensi menurut Irianto, (2014). faktor diduga
berkaitan dengan berkembangnya hipertensi esensial seperti berikut ini:
1) Genetik: individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi,
beresiko tinggi untuk mendapatkan penyakit ini. Faktor genetik ini tidak dapat
dikendalikan, jika memiliki riwayat keluarga yang memliki tekanan darah
tinggi.
2) Jenis kelamin dan usia: laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita menopause
beresiko tinggi untuk mengalami hipertensi. Jika usia bertambah maka tekanan
darah meningkat faktor ini tidak dapat dikendalikan serta jenis kelamin laki-
laki lebih tinggi dari pada perempuan.
3) Diet: konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung berhubungan
dengan berkembangnya hipertensi.
4) Berat badan: Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga berat badan
dalam keadaan normal atau ideal. Obesitas (>25% diatas BB ideal) dikaitkan
dengan berkembangnya peningkatan tekanan darah atau hipertensi.
5) Gaya hidup: Faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup dengan pola
hidup sehat dengan menghindari faktor pemicu hipertensi itu terjadi yaitu
merokok, dengan merokok berkaitan dengan jumlah rokok yang dihisap dalam
waktu sehari dan dapat menghabiskan berapa putung rokok dan lama merokok
berpengaruh dengan tekanan darah pasien. Konsumsi alkohol yang sering, atau
berlebihan dan terus menerus dapat meningkatkan tekanan darah pasien
sebaiknya jika memiliki tekanan darah tinggi pasien diminta untuk
menghindari alkohol agar tekanan darah pasien dalam batas stabil dan pelihara
gaya hidup sehat penting agar terhindar dari komplikasi yang bisa terjadi.
2.2.7 Pengobatan Hipertensi
2.2.7.1Pengobatan Non Farmakologis
11

Pengobatan non farmakologi meliputi, terapi gaya hidup terdiri dari


menghentikan kebiasaan merokok, menurunkan berat badan berlebih, konsumsi
alkohol berlebih, asupan garam dan asupan lemak, latihan fisik serta
meningkatkan konsumsi buah dan sayur.

2.2.7.2 Pengobatan Farmakologis


Hipertensi ringan sampai sedang sering dapat dikendalikan dengan
pengobatan tunggal. Akan tetapi semakin jelas terlihat bahwa banyak pasien
yang memerlukan banyak kombinasi 2 atau lebih dari 3 macam obat untuk bias
mengendalikan tekanan darah. Golongan obat yang digunakan untuk pengobatan
hipertensi adalah (Ayu, 2011) :
1) Diuretik Tiazid Diuretik membantu ginjal membuang air dan garam, yang akan
mengurai tekanan darah dan juga menyebabkan pelebaran pembuluh darah.
2) Antagonis Receptor Angiotensin Menurunkan tekanan darah dengan memblok
reseptor angiotensin (AT). Obat ini mempunyai sifat yang sama dengan
inhibitor ACE, akan tetapi tidak menyebabkan batuk, kemungkinan karean
obat – obatan ini tidak mencegah degradasi bradikinin.
3) Antagonis kalsium Obat ini bekerja dengan mempengaruhi sel otot yang
terdapat pada dinding pembuluh darah arteri yang memiliki jalur kalsium,
sehingga kalsium yang dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit dan
tidak dapat masuk.

2.3 Konsep Dasar Lanjut Usia (Lansia)


2.3.1 Definisi Lanjut Usia (Lansia)
Lanjut usia (lansia) adalah tahap akhir siklus hidup manusia, pada tahap ini
individu mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun mental,
khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah
dimilikinya. Perubahan penampilan fisik sebagian dari proses penuan normal,
seperti rambut yang mulai memutih, berkurangnya ketajaman panca indera, serta
kemunduran daya tahantubuh, merupakan acaman bagi integritas orang usia
lanjut. Belum lagi mereka harus berhadapan dengan kehilangan-kehilangan peran
12

diri, kedudukan sosial, serta perpisahan dengan orang-orang yang dicintai. Semua
hal tersebut menuntut kemampuan beradaptasi yang cukupbesar untuk dapat
menyikapi secara bijak (Soejono, 2013).

2.3.2 Batasan Lanjut Usia (Lansia)


Ada beberapa pendapat mengenai batasan umur lanjut usia yaitu:
2.3.2.1 Menurut Organisasi Kesehatan Dunia
Lanjut usia meliputi : usia pertengahan yakni kelompok usia46 sampai 59
tahun. Lanjut usia (Elderly) yakni antara usia 60-74 tahun. Usia lanjut tua (Old)
yaitu antara 75 sampai 90 tahun dan usia sangat tua (Very Old) yaitu usia diatas 90
tahun.
2.3.2.2 Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro
Pengelompokkan lanjut usia sebagai berikut :Usia dewasa muda (Elderly
adulthood) : 18 atau 20-25 tahun. Usia dewasa penuh (Middle year) atau maturitas
: 25-60 atau 65 tahun. Lanjut usia (Geriatric Age) lebih dari 65 atau 70 tahun.
Terbagi untuk umur 75-80 tahun (Old) dan lebih dari 80 tahun (Very Old).
2.3.2.3 Menurut WHO, (2013)
Kategori Umur yang termasuk lanjut usia (lansia):
1) Usia pertengahan (middle age), yaitu kelompok usia 45-54 tahun.
2) Lanjut usia (elderly), yaitu kelompok usia 55-65 tahun.
3) Lanjut usia muda (young old), yaitu kelompok usia 66-74 tahun.
4) Lanjut usia tua (old), yaitu kelompok usia 75-90 tahun. Perubahan-perubahan
yang terjadi pada lansia
2.3.2.4 Menurut Depkes RI, (2009 :59)
Kategori Umur yang termasuk lansia:
1) Masa lansia awal = 46-55 tahun.
2) Masa lansia akhir = 56-65 tahun.
3) Masa manula = 65-sampai atas
2.3.2.5 Perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada lansia diakibatkan oleh
terjadinya proses degeneratif yang meliputi :
13

1) Sistem persyarafan
Terjadi perubahan lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi dan
mengecilnya syaraf panca indera yang menyebabkan berkurangnya penglihatan,
hilangnya pendengaran, menurunnya sensasi perasa dan penciuman sehingga
dapat mengakibatkan terjadinya masalah kesehatan misalnya glukoma dan
sebagainya.

2) Sistem pendengaran
Terjadi perubahan hilangnya daya pendengaran, terutama terhadap bunyi
suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata.
Hilangnya kemampuan pendengaran meningkat sesuai dengan proses penuaan dan
hal yang seringkali merupakan keadaan potensial yang dapat disembuhkan seperti
komunikasi yang buruk dengan pemberi perawatan.
3) Sistem penglihatan
Terjadi perubahan hilangnya respon terhadap sinar, lensa lebih suram
sehingga menjadi katarak yang menyebabkan gangguan penglihatan,
meningkatnya ambang pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih
lambat dan susah melihat dalam cahaya gelap.
4) Sistem kardiovaskuler
Terjadi perubahan elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung menebal
dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah menurun, hal ini
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volume kehilangan elastisitas pembuluh
darah karena kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi,
perubahan posisi dari tidur ke duduk, duduk ke berdiri bisa mengakibatkan
tekanan darah menurun yang mengakibatkan pusing mendadak, tekanan darah
meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resitensi dari pembuluh darah perifer.
1. Perubahan mental
Meliputi perubahan dalam memori secara umum. Gejala-gejala memori cocok
dengan keadaan yang disebut pikun/pelupa. Pelupa merupakan keluhan yang
sering dikemukakan oleh manula, keluhan ini di anggap lumrah dan biasa oleh
lansia, keluhan ini didasari oleh fakta dari peneliti cross sectional dan logitudional
14

didapat bahwa kebanyakan lansia mengalami gangguan memori, serta perubahan


IQ (intelegentia quotient), berkurangnya penampilan dan persepsi.
2. Perubahan-perubahan psikososial
Bila seorang pension (purna tugas) ia akan mengalami kehilangan financial,
status, teman dan pekerjaan. Semakin lanjut usia biasanya mereka menjadi
semakin kurang tertarik terhadap kehidupan akhirat dan lebih mementingkan
kematian itu sendiri serta kematian dirinya, kondisi seperti ini benar khususnya
bagi orang yang kondisi fisik dan mentalnya semakin memburuk, hal ini secara
langsung bertentangan dengan pendapat orang lebih muda, dimana kematian
mereka tampaknya masih jauh dan karena itu mereka kurang memikirkan
kematian.
3. Perubahan psikologis
Masalah psikologis yang dialami oleh lansia ini pertama kali mengenai sikap
mereka sendiri terhadap proses menua yang mereka hadapi, dalam hal ini di kenal
apa yang di sebut disengagement theory, yang berarti ada penarikan diri dari
masyarakat dan diri pribadinya satu sama lain. Pada lansia yang realistik dapat
menyesuaikan diri terhadap lingkungan baru.
2.3.3 Permasalahan Lanjut Usia
Usia lanjut rentan terhadap berbagai masalah kehidupan. Masalah umum
yang dihadapi oleh lanjut usia (lansia) diantaranya:
1) Masalah ekonomi
Usia lanjut ditandai dengan penurunan produktivitas kerja, memasuki masa
pensiun atau berhentinya pekerjaan utama. Disisi lain, usia lanjut dihadapkan pada
berbagai kebutuhan yang semakin meningkat seperti kebutuhan akan makanan
yang bergizi seimbang, pemeriksaan kesehatan secara rutin, kebutuhan sosial dan
rekreasi. Lanjut usia (lansia) yang memiliki pensiun kondisi ekonominya lebih
baik karena memiliki penghasilan tetap setiap bulannya. Lansia yang tidak
memiliki pensiun, akan membawa kelompok lansia pada kondisi tergantung atau
menjadi tanggungan anggota keluarga (Suardiman, 2011 : 89).
2) Masalah sosial
Memasuki masa lanjut usia ditandai dengan berkurangnya kontak sosial,
baik dengan anggota keluarga atau dengan masyarakat. kurangnya kontak sosial
15

dapat menimbulkan perasaan kesepian, terkadang muncul perilaku regresi seperti


mudah menangis, mengurung diri, serta merengek-rengek jika bertemu dengan
orang lain sehingga perilakunya kembali seperti anak kecil (Kuntjoro, 2012:123).
3) Masalah kesehatan
Peningkatan usia lanjut akan diikuti dengan meningkatnya masalah
kesehatan. Usia lanjut ditandai dengan penurunan fungsi fisik dan rentan terhadap
penyakit (Suardiman, 2011 : 90).

4) Masalah psikososial
Masalah psikososial adalah hal-hal yang dapat menimbulkan gangguan
keseimbangan sehingga membawa lansia kearah kerusakan atau kemrosotan yang
progresif terutama aspek psikologis yang mendadak, misalnya, bingung, panik,
depresif, dan apatis. Hal itu biasanya bersumber dari munculnya stressor
psikososial yang paling berat seperti, kematian pasangan hidup, kematian sanak
saudara dekat, atau trauma psikis. (Kartinah, 2012 : 100).
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
literature review. Literature review adalah analisis terintegrasi (bukan
hanya ringkasan) tulisan ilmiah yang terkait langsung dengan pertanyaan
penelitian. Artinya, literatur menunjukkan korespondensi antara tulisan-
tulisan dan pertanyaan penelitian yang dirumuskan. Literature review
dapat berupa karya yang berdiri sendiri atau pengantar untuk makalah
penelitian yang lebih besar, tergantung pada jenis kebutuhannya.
Literature review penting karena dapat menjelaskan latar belakang
penelitian tentang suatu topik, menunjukkan mengapa suatu topik penting
untuk diteliti, menemukan. Hubungan antara studi/ide penelitian,
mengidentifikasi tema, konsep, dan peneliti utama pada suatu topik,
identifikasi kesenjangan utama dan membahas pertanyaan penelitian lebih
lanjut berdasarkan studi sebelumnya (University of West Florida, 2020).
Tujuan akhir literature review adalah untuk mendapatkan gambaran yang
berkenaan dengan apa yang sudah pernah dikerjakan orang lain
sebelumnya. Penelusuran pustaka berguna untuk menghindari duplikasi
dari pelaksanaan penelitian dan untuk mengetahui penelitian yang pernah
dilakukan sebelumnya (Suryanarayana & Mistry, 2016; Alahi &
Mukhopadhyay, 2019). Suatu literatur review yang baik haruslah bersifat
relevan, mutakhir (tiga tahun terakhir), dan memadai (Denney &
Tewksbury, 2013).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode


penelitian literature review adalah analisis terintegrasi yang bertujuan
untuk mendapatkan gambaran yang berkenaan dengan apa yang sudah
pernah dikerjakan orang lain sebelumnya dengan literatur bersifat relevan,
mutakhir (tiga tahun terakhir), dan memadai.
3.2 Kriteria Kelayakan Literatur Review

16
17

Strategi yang digunakan untuk mencari literatur dalam penelitian ini


adalah menggunakan PICOS framework dengan kriteria inklusi dan
eksklusi. Adapun kriterian inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini
sebagai berikut.

Tabel 3.1 Kriteria Inklusi dan Eksklusi dengan PICIOS framework Pengaruh
Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lanjut
Usia (lansia) Penderita Hipertensi Pada Tahun 2021.

Kriteria Inklusi Eksklusi


Population Jurnal Nasional yang berkaitan Bukan jurnal nasional yang berkaitan
dengan topik penelitian Pengaruh dengan topik penelitian Pengaruh
Senam hipertensi terhadap Senam hipertensi terhadap penuruna
penuruna tekana darah pada tekana darah pada lanjut usia (lansia)
lanjut usia (lansia) penderita penderita hipertensi
hipertensi
Intervensi Ada intervensi Senam hipertensi Tidak melakukan intervensi
terhadap penuruna tekana darah
pada lanjut usia (lansia) penderita
hipertensi
Comparison Ada pembanding Hasil Tidak ada pembanding
penelitian menunjukkan rata-rata
tekanan darah sistolik sebelum
senam hipertensi lansia 151,80
mmHg, diastolik 94,73 mmHg
dan rata-rata tekanan darah
sistolik sesudah senam hipertensi
lansia 137,13 mmHg, diastolik
90,27 mmHg
Outcome Adanya Pengaruh Senam Tidak adanya Pengaruh Senam
hipertensi terhadap penuruna hipertensi terhadap penuruna tekana
tekana darah pada lanjut usia darah pada lanjut usia (lansia)
(lansia) penderita hipertensi penderita hipertensi

Study Design Pre-Eksperimen, Quasi Systemic Review


experimen, Time Series Design,
experimental

Years Tahun Publikasi 2017-2021 Sebelum tahun 2017

Language Bahasa Indonesia, dan Bahasa Selain Bahasa Indonesia dan Bahasa
Inggris Inggris

3.3 Sumber Literatur


Data sebagai sumber literatur yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah
18

dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Adapun sumber data sekunder


yang didapat berupa artikel jurnal nasional maupun internasional. Dalam
pencarian sumber literatur data sekunder peneliti menggunakan 2 data base
yaitu Google Scoolar dan Portal Garuda dengan menggunakan Keyword
“Senam Hipertensi AND Penurunan Tekanan Darah AND Lanjut Usia
(Lansia)”.

3.4 Seleksi Literatur


Berdasarkan hasil pencarian literatur melalui 2 database yaitu
Google Scoolar dan Portal Garuda dengan menggunakan Keyword.
“Senam Hipertensi AND Penurunan Tekanan Darah AND Lanjut Usia
(Lansia)”. Peneliti berhasil mendapatkan 50 artikel baik nasional dan
internasional. Kemudian peneliti melakukan screening berdasarkan judul
yang disesuaikan dengan tema dan variabel, sebanyak 30 artikel yang di
eksklusi karena tidak sesuai dengan tema dan tersisa 20 artikel. Kemudian
peneliti menyeleksi berdasarkan abstrack (didalam abstrack tidak
ditemukan hasil atau pembahasan terkait variabel yang diteliti) sebanyak
11 artikel di eksklusi. Peneliti memeriksa kelengkapan 9 artikel secara
full/ lengkap mulai dari judul, abstrak, latar belakang, metode, hasil,
pembahasan dan daftar pustaka didapatkan sebanyak 6 artikel yang bisa
dipergunakan dan memenuhi kelengkapan tersebut. Sedangkan 3 artikel
sisanya tidak memenuhi. Seleksi literatur ditampilkan dalam diagram flow
berikut

Identifikasi Pencarian Melalui 2 database: Google


IDENTIFIKASI 3.5Garuda (n=50)
Scoolar, Portal
3.6

SCREENING Screening identifikasi Dikeluarkan tidak


judul (n=20) sesuai judul (n=30)
19

KELAYAKAN Artikel Full Text Artikel Eksklusi


(n=9) (n=11)

INKLUSI Artikel sesuai kriteria Literatur eksklusi


Inklusi (n=6) (n=3)

Bagan 3.1 Bagan Seleksi Literature Review Pengaruh Senam Hipertensi


Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lanjut Usia (Lansia)
Penderita Hipertensi Tahun 2021.

3.5 Tahapan Pengumpulan Data


Tahapan dan prosedur pengumpulan data dalam penelitian Literatur
ini meliputi beberapa tahap sebagai berikut.
1) Proses penyusun Skripsi
Dalam memulai penyusunan skripsi ini peneliti terlebih dahulu menyusun
proposal, menyusun BAB 1 yang terdiri dari latar belakang dan selanjutnya
peneliti menyusun BAB 2 yaitu tinjawan pustaka dan BAB 3 metode
penelitian, selanjutnya peneleti menyusun BAB 4 yaitu hasil analisis dan
pembahasan dilanjutkan dengan BAB 5 yaitu penutup.
2) Menentukan pertanyaaan penelitian
Peneliti menentukan pertanyaan dalam penelitian ini yaitu apakah ada
Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penuruna Tekanan Darah Pada Lanjut
Usia (Lansia) Penderita Hipertensi?
3) Mencari literature
Pencarian literatur dalam penelitian ini menggunakan 2 database yaitu Google
Scoolar dan Portal Garuda dengan menggunakan Keyword “Senam Hipertensi
AND Penurunan Tekanan Darah AND Lanjut Usia (Lansia)”.
4) Seleksi literatur sesuai kriteria.
Untuk mendapatkan literatur yang layak sesuai denga topik, peneliti
menentukan kriteria kelayakan artikel adengan strategi seleksi artikel
menggunakan PICOS framework yang disesuaikan dengan kriteria inklusi dan
eksklusi.
20

5) Seleksi literatur yang berkualitas.


Setelah artikel penelitian ditemukan dan sesuai dengan kriteria inklusi, maka
selanjutnya peneliti melakukan seleksi studi dengan membaca lengkap
keseluruhan isi artikel mulai dari judul, absctrak, latar belakang, metode, hasil,
pembahasan dan daftar pustaka, apabila ditemukan artikel yang tidak lengkap
akan dibuang.
6) Melakukan ekstraksi data.
Setelah mendapatkan artikel yang sesuai melalui seleksi literatur, langkah
selanjutnya peneliti akan membaca dan menganalisa artikel satu persatu dan
melakukan ekstraksi (mengambil data hasil penelitian dari setiap artikel) data
sesuai dengan tujuan dan pertanyaan penelitian.
7) Melakukan sintesis hasil dengan metode naratif.
Setelah dilalakukan ekstraksi data dan telah ditemukan data-data hasil
penelitian tentang efektifitas atau pengaruh seberapa efektifnya tindakan yang
dilakukan, kemudian peneliti melakukan pembahasan tentang hasil penelitian
yang didapatkan serta melakukan sintesis atau menuangkan ide, gagasan
berupa data-data informasi baru yang sebelumnya belum pernah di tulis oleh
orang lain dalam bentuk naratif.
3.6 Metode Analisis
Metode analisis literatur dalam penelitian ini menggunakan metode analisis
deskriptif yaitu menyajikan data dan menjabarkan secara naratif hasil-hasil
penelitian yang didapatkan dari artikel yang dijadikan sebagai sumber literatur
(Nursalam, dkk, 2020).
21
BAB 4
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL ANALISIS


4.1.1 Karakteristik Literatur
Artikel penelitian yang berhasil didapatkan dalam penelitian ini berasal dari
negara Indonesia sebanyak 6 artikel. Dari 6 artikel semua artikel menggunakan
intervensi. Untuk desain penelitian sebanyak 2 artikel yang di dapat
menggunakan desain penelitian pra-eksperimen, 1 artikel dengan desain
penelitian ekperimental, 2 artikel dengan desain penelitian Quasi experimen, dan
1 artikel desain penelitian Time Series Design. Tahun publikasi artikel digunakan
berdasar kriteria inkulusi yaitu yang di publikasi pada tahun 2017 berjumlah 1
artikel, pada tahun 2018 berjumlah 1 artikel, pada tahu 2019 berjumlah 2 artikel,
dan pada tahun 2020 berjumlah 2 artikel.
4.1.2 Karakteristik Responden
Responden penelitian dalam 6 artikel penelitian yang digunakan pasien yang
berkunjung atau berobat di pukesmas. Jumlah responden penelitian dalam artikel
bervariasi jumlah responden terbanyak yaitu 78 responden dan paling sedikit
berjumlah 20 responden. Rata - rata usia responden yaitu usai 55 – 69 tahun,
dengan pendidikan yang dominan SMP dan pekerjaan sebagai pensiunan PNS,
Petani dan Ibu Rumah Tanggga.

4.1.3 Analisis Studi Literatur


Sebanyak 6 artikel yang didapatkan berdasarkan analisis literatur dan
selanjutnya akan dibuatkan rangkuman hasil literatur. Berikut hasil rangkuman
literatur yang di sajikan menggunakan PICOT.

22
23

Tabel 4.1 Rangkuman Analisis Literatur Review


No Nama Peneliti dan Tempat Design Responden
Hasil Penelitian
. Tahun Penelitian Penelitian Penelitian
1. Ni Putu Sumartini, DiPuskesmas Pra-eksperiment Sebanyak 30 1. Rata-rata nilai tekanan darah sistolik
(2019) Cakranegara Kelurahan responden di sebelum intervensi yaitu 151,80 dan rata-
Turida Puskesmas rata nilai tekanan darah diastolik adalah
Cakranegara 94,73, dan responden yang termasuk
Kelurahan Turida dalam hipertensi stadium 1 yaitu 23
responden (76,67%). Hipertensi stadium 2
yaitu 7 responden (23,33%).
2. Rata-rata nilai tekanan darah sistolik
setelah intervensi yaitu 137,13 dan rata-
rata nilai tekanan darah diastolik sesudah
intervensi yaitu 90,27, dan responden
yang termasuk dalam kategori pre
hipertensi yaitu 22 responden (73,33%),
Hipertensi Stadium 1 yaitu 6 responden
(20,00%), dan Hipertensi Stadium 2 yaitu
2 responden
(06,67%).
3. Berdasarkan hasil uji paired sampel t test
diperoleh p=0,000 <α=0,05, sehingga
adanya pengaruh senam hipertensi
terhadap penurunan tekanan darah pada
lansia Puskesmas Cakranegara Kelurahan
Turida tahun 2019.
24

2. Totok Hernawan Di Panti Wredha Darma Pre-experiment Sebanyak 28 1. Sebelum melakukan senam hipertensi
(2017) Bhakti Kelurahan responden Di Panti sebagian besar responden mengalami
Pajang Surakarta. Wredha Darma hipertensi stadium 1 yaitu 17 responden
Bhakti Kelurahan (61%), sedangkan 11 responden (39%)
Pajang Surakarta. . hipertensi stadium 2
2. Setelah melakukan senam hipertensi
sebagian besar responden mengalami pre
hipertensi yaitu 13 responden (46%),
stadium 1 hipertensi sebanyak 8
responden (29%), normal sebanyak 5
responden (18%) dan stadium 2 hipertensi
sebanyak 2 responden (7%)
3. Hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test pre
test dan post test p-value lebih kecil dari
0,05 (0,001 < 0,05).Dapat di artikan
Terdapat pengaruh senam hipertensi
terhadap tekanan darah lansia di Panti
Wredha Panjang Surakarta.
25

3. Sri Muharni Di wilayah Puskemas Time Series Sebanyak 50 1. Sebelum dilakukan senam ergonomik pada
(2019) Sei Pancur Design responden Di responden dengan kategori Hipertensi
wilayah Puskemas hipertensi stadiun I sebanyak 15 orang
Sei Pancur (30%), hipertensi stadium II sebanyak 30
orang (60 %), dan kriteria Tinggi sebanyak
5 orang (10 %).
2. Setelah dilakukan senam ergomik pada
responden dengan kriteria Hipertensi Stage
I sebanyak 22 orang (44%), sementara itu
responden dengan kriteria Tinggi sebanyak
8 orang (16%), dan kriteria Normal
sebanyak 20 orang (40 %).
3. Terdapat efektifitas pelaksanaan senam
ergonomik terhadap penurunan tekanan
darah dengan hasil uji statistik p- value
0.00 < 0.05, dimana perubahan tekanan
darah yang signifikan terjadi pada minggu
ketiga, baik tekanan darah sistolik maupun
diastolik.
26

4. Refor Arniati Baeha 1. Sebelum dilakukan senam jantung


UPT Puskesmas Quasi Sebanyak 20
(2020) diperoleh nilai rat-rata tekanan darah
Helvetia Jl. experiment responden di
sistolik sebelum dilakukan senam jantung
Matahari Raya No. UPT Puskesmas
adalah (166,50mmHg) darah diastolik
47, Helvetia Helvetia Jl. sebelum dilakukan senam jantung rata-rata
Tengah , Kec. Matahari Raya adalah (104,00 mmHg)
Medan Helvetia, No. 47, Helvetia 2. Setelah dilakukan senam jantung didapat
Kota Medan, Tengah , Kec. hasil rata-rata sistolik (137,50 mmHg).
Sumatra Utara. Medan selesai dilakukan senam jantung didapat
Helvetia, Kota nilai rata-rata diastolik nya yaitu (79,00
Medan, Sumatra mmHg).
Utara. 3. Hasil uji statistik menunjukkan ρ=0,000
<α=0,05. sehingga dapat diartikan bahwa
ada pengaruh senam jantung terhadap
tekanan darah pada lansia hipertensi UPT
Puskesmas Helvetia.
27

5. Lutfiasih Di desa glagahwero ekperimental Sebanyak 22 1. Tekanan darah sistolik dan diastolik
Rahmawati kecamatan panti responden Di desa sebelum senam prolanis 140/84 mmHg,
(2018) kabupaten jember glagahwero 2. Tekanan darah sistolik dan diastolik
kecamatan panti setelah latihan menjadi 130/77 mmHg
kabupaten jember 3. Hasil uji statistik (p = 0,003 < α =0,05),
terdapat penurunan tekanan darah
sistolik dan diastolik setelah senam
Prolanis selama 4 minggu berturut-turut.

6. Fatsiwi Nunik Di Balai Penyantunan Quasi Sebanyak 30 1. Sebelum dilakukan senam ergonomis
Andari dan Perawatan Lanjut experiment responden Di Balai rata-rata tekanan darah sistolik adalah
(2020) Usia Penyantunan dan 160,00 mmHg dan rata-rata tekanan
Perawatan Lanjut darah diastoliknya adalah 95,00 mmHg.
Usia 2. Setelah dilakukan senam ergonomis
adalah 145,33 mmHg dan ntuk rata-rata
tekanan darah diastoliknya 89,67.
3. Hasil uji bivariat didapatkan p-value
0,00. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan antara sebelum dan
setelah dilakukan intervensi senam
ergonomis terhadap tekanan darah
28

sistolik dan diastolik lansia.


4.2 PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian dengan menggunakan literatur review dari 6 artikel
penelitian yang terdahulu yang berhasil didapatkan dan di analisis oleh peneliti,
maka peneliti menemukan adanya Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi.
4.2.1 Identifikasi Tekanan Darah Sebelum Senam Hipertensi
Berdasarkan hasil dari 6 literature yang di review didapatkan 4 artikel
memiliki nilai rata-rata tekanan darah sebelum intervensi yaitu sistolik 151,80
mmHg dan rata-rata nilai tekanan darah diastolik adalah 94,73 mmHg pada
penelitian Sumartini, (2019). Hasil penelitian Baeha, (2020) Sebelum dilakukan
senam jantung diperoleh nilai rat-rata tekanan darah sistolik (166,50mmHg)
tekana darah diastolik sebelum dilakukan senam jantung rata-rata adalah (104.00
mmHg). Hasil penelitian Rahmawati, (2018) tekanan darah sistolik dan diastolik
sebelum senam prolanis 140/84 mmHg. Sedangkan hasil penelitaian Andari,
(2020) sebelum dilakukan senam ergonomis rata-rata tekanan darah sistolik
adalah 160,00 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastoliknya adalah 95,00
mmHg. Namun pada 2 artikel memiliki responden hipertensi stadium 1 yaitu 17
responden (61%), sedangkan 11 responden (39%) hipertensi stadium 2 pada hasil
penelitian Hernawan, (2017). hipertensi stadiun I sebanyak 15 orang (30%),
hipertensi stadium II sebanyak 30 orang (60 %), dan kriteria hipertensi Tinggi
sebanyak 5 orang (10 %) pada hasil penelitian Muharni, (2020).
Hipertensi pada lansia didefinisikan dengan tekanan sistolik di atas 160
mmHg dan tekanan diastolic diatas 90 mmHg (Fatimah, 2010). Menurut
Kemenkes, RI (2014) hipertensi memiliki rata-rata kategori sistolik (mmHg)
diastolik (mmHg) Normal 120/80 mmHg Pre - hipertensi 120 – 139 dan
diastoliknya 80 – 89, hipertensi Stage 1 140 - 159 dan diastoliknya 90 – 99,
hipertensi Stage 2 160/100 mmHg. Beberapa penyakit degeneratif yang paling
banyak diderita oleh lansia antara lain, gangguan sendi, hipertensi, katarak, stroke,
gangguan mental emosional, penyakit jantung dan diabetes melitus (Riskesdas,
2013). Hipertensi berhubungan dengan meningkatnya tekanan pada arteri
sistemik, baik sistol maupun diastole, ata kedua-duanya secara terus menerus
(Sutanto, 2010). Meneurut penelitian Irianto, (2014) faktor- faktor yang
30

menyebabkan terjadinya hipertensi pada lansia ialah usia, jenis kelamin, genetic,
obesitas, kebiasaan merokok, konsumsi garam dan stress.
Berdasarkan fakta dari hasil penelitian terdahulu degan teori terdapat
kesamaan dibuktikan dengan teori tekan darah sebelum senam hipertensi rata-rata
nilai sistolik dan diastolik melebihi 160/90 mmHg. Hipertensi merupakan masalah
kardiovaskular yang sering terjadi pada lansia dan tekanan darah yang tinggi
dalam waktu lama akan menyebabkan kerusakan pembuluh darah di seluruh
tubuh. Salah satu faktor yang mempengaruhi hipertensi yaitu faktor usia dan
jenis kelamin dimana hormon estrogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai
dengan umur wanita secara alami, yang umumnya mulai terjadi pada wanita umur
45 - 55 tahun sebelum lanjut usia. Pada umur lebih dari 65 tahun, terjadinya
hipertensi pada wanita lebih tinggi dibandingkan pria yang diakibatkan faktor hor-
monal. Stres dapat meningkatkan tekanah darah sewaktu. Hormon adrenalin akan
meningkat sewaktu kita stres, dan itu bisa mengakibatkan jantung memompa
darah lebih cepat sehingga tekanan darah pun meningkat.

4.2.2 Identifikasi Tekanan Darah Setelah Senam Hipertensi


Berdasarkan hasil dari 6 literature yang di review didapatkan responden
mengalami penuruna tekanan darah setelah senam hipertensi. Penurunan tersebut
yang awalnya 151,80/94,73 mmHg menjadi 137,13/90,27 mmHg pada artikel
Sumartini, (2019), tekanan darah awal 166,50/104,00 mmHg menjadi
137,50/79,00 mmHg pada artikel Baeha, (2020), tekanan darah awal 140/84
mmHg menjadi 130/77 mmHg pada artikel Rahmawati, (2018) dan tekanan darah
160,00/95,00 mmHg menjadi 145,33/89,67 mmHg pada artikel Andari, (2020).
Penurunan ini terjadi juga pada dua artikel yang sebelumnya memiliki responden
dengan rata-rata (mean) tekanan darah setelah senam hipertensi menjadi turun
yaitu 180/110 mmHg menjadi 160/ 100 mmHg pada artikel Hernawan, (2017) dan
tekanan darah 159/ 92 mmHg turun menjadi 134/ 84 mmHg pada artikel Muharni,
(2020). Hasil pengukuran ini setelah dilakukan senam hipertensi dilakukan
selama 30 menit dan dilakukan seminggu minimal 2x dan senam selama 4 kali
dalam seminggu selama 1 bulan dengan durasi 15 menit.
31

Menurut Wahyuni, (2015) hipertensi atau yang sering dikenal dengan


tekanan darah tinggi ialah suatu keadaan yang dimana terjadi tekanan pada
pembuluh darah yang meningkat secara bertahap tekanan darah tinggi juga suatu
masalah yang terjadi pada pembuluh darah dan dapat mengakibatkan
terganggunya suplai oksigen dan akibatnya tekanan darah diarteri bekerja lebih
keras sehingga jantung juga semakin memaksa bekerja memenuhi kebutuhan
tersebut. Hipertensi berhubungan dengan meningkatnya tekanan pada arteri
sistemik, baik sistol maupun diastole, atas kedua-duanya secara terus menerus
(Sutanto, 2010). Senam hipertensi mampu mendorong jantung bekerja secara
optimal, dimana olahraga mampu meningkatkan kebutuhan energi oleh sel,
jaringan dan organ tubuh, dimana akibatnya dapat meningkatkan aliran balik vena
sehingga menyebabkan volume sekuncup yang akan langsung meningkatkan
curah jantung sehingga menyebabkan tekanan darah arteri meningkat, setelah
tekanan darah arteri meningkat akan terlebih dahulu, dampak dari fase ini mampu
menurunkan aktivitas pernafasan dan otot rangka yang menyebabkan aktivitas
saraf simpatis menurun, setelah itu akan menyebabkan kecepatan denyut jantung
menurun, volume sekuncup menurun, vasodilatasi arteriol vena, karena
menurunan ini mengakibatkan penurunan curah jantung dan penurunan resistensi
perifer total, sehingga terjadinya penurunan tekanan darah (Sherwood, 2005).
Hubungan senam hipertensi terhadap pengendalian tekanan darah lansia
sebagaimana disimpulkan terjadinya perbaikan tekanan darah pada lansia namun
tidak mencapai taraf signifikansi yang diinginkan. Tidak tercapinya perbaikan
tekanan darah yang diinginkan disebabkan adanya faktor perancu yang
berhubungan dengan tekanan darah lansia antara lain pola makan, stress, aktivitas
fisik, genetik serta farmakologi dalam penelitian yang tidak dapat dikendalikan
(Wahyuni, 2015).
Berdasarkan hasil penelitian terkait dengan teori terdapat kesamaan
dibuktikan dengan hasil tekanan darah lansia hipertensi mengalami penurunan
dibandingkan sebelum melakukan senam hipertensi. Senam hipertensi merupakan
olahraga yang ditunjukkan untuk penderita hipertensi dan usia lanjut untuk
mengurangi berat badan dan mengelola stres (faktor yang mempertinggi
hipertensi) yang dilakukan selama 30 menit dan dilakukan seminggu minimal 2x.
32

Jika melakukan olahraga secara rutin dan secara terus menerus, maka pembuluh
darah akan lebih elastis dan penurunan tekanan darah akan berlangsung lebih
lama. Sehingga dengan melebarnya pembuluh darah, tekanan darah akan menurun
setelah melakukan aktifitas olahraga. Sehingga rutin melakukan aktifitas fisik dan
tidak memaksa melakukan gerakan senam yang membahayakan kesehan tubuh
lansia.

4.2.3 Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan Darah


Pada Lansia.
Hasil penelitian Sumartini, (2019) adanya pengaruh senam hipertensi
terhadap penurunan tekanan darah pada lansia Puskesmas Cakranegara Kelurahan
Turida tahun 2019 Berdasarkan hasil uji paired sampel t test diperoleh p=0,000
<α=0,05. Didukung dengan hasil penelitian Hernawan (2017) Hasil uji Wilcoxon
Signed Rank Test pre test dan post test p-value lebih kecil dari 0,05 (0,001 <
0,05), dapat di artikan Terdapat pengaruh senam hipertensi terhadap tekanan
darah lansia di Panti Wredha Panjang Surakarta. Sejalan dengan penelitian
Muharni, (2019) hasil uji statistik p- value 0.00 < 0.05, dimana perubahan tekanan
darah yang signifikan terjadi pada minggu ketiga, baik tekanan darah sistolik
maupun diastolik. Didukung dengan hasil penelitian Baeha, (2020) Hasil uji
statistik menunjukkan ρ=0,000 <α=0,05. sehingga dapat diartikan bahwa ada
pengaruh senam jantung terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi UPT
Puskesmas Helvetia. Sejalan dengan hasil uji statistik peneliti Rahmawati, (2018)
menunjukkan adanya penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik setelah
senam Prolanis selama 4 minggu berturut-turut dengan nilai (p = 0,003 < α
=0,05). Hasil penelitian Andari, (2020) hasil uji bivariat didapatkan p-value 0,00,
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
antara sebelum dan setelah dilakukan intervensi senam ergonomis terhadap
tekanan darah sistolik dan diastolik lansia.
Senam hipertensi lansia adalah olahraga yang disusun dengan selalu
mengutamakan kemampuan jantung, gerakan otot besar, dan kelenturan sendi,
serta memasukkan oksigen sebanyak mungkin. Selain meningkatnya perasaan
sehat dan kemampuan untuk mengatasi stress keuntungan lain dari senam jantung
33

yang teratur adalah menurunnya tekanan darah, berkurangnya obesitas,


berkurangnya frekuensi saat istirahat dan menurunnya resistensi insulin (Liza,
2015). Hipertensi berhubungan dengan meningkatnya tekanan pada arteri
sistemik, baik sistol maupun diastole, atas kedua-duanya secara terus menerus
(Sutanto, 2010). Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah sistolik lebih
dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg (Muttaqin, 2012).
Senam hipertensi merupakan aktifitas fisik yang dilakukan berupa gerakan senam
khusus penderita hipertensi yang dilakukan selama 30 menit dengan tahapan 5
menit latihan pemanasan, 20 menit gerakan peralihan dan 5 menit gerakan
pendinginan. Faktor- faktor yang menyebabkan terjadinya hipertensi pada lansia
ialah usia, jenis kelamin, genetic, obesitas, kebiasaan merokok, konsumsi garam
dan stress (Nababan, 2020).

Berdasarkan fakta dan hasil penelitian terkait dengan teori didapatkan


adanya kesamaan dibuktikan dengan hasil uji statistik dari semua artikel
menunjukan adanya pengaruh senam hipertensi terhadap penurunan tekanan
darah pada lansia penderita hipertensi. Olahraga yang dianjurkan untuk pasien
hipertensi adalah olahraga yang dilakukan secara khusus, yaitu olahraga yang
dilakukan secara bertahap dan tidak boleh memaksakan diri, antara lain senam
hipertensi merupakan olahraga yang ditunjukkan untuk penderita hipertensi dan
usia lanjut untuk mengurangi berat badan dan mengelola stres (faktor yang
mempertinggi hipertensi) yang dilakukan selama 30 menit dan dilakukan
seminggu minimal 2x. Tujuan lain adalah untuk meningkatkan aliran darah dan
pasokan oksigen ke dalam otot-otot dan rangka yang aktif khususnya terdapat otot
jantung sehingga dapat menurunkan tekanan darah.

4.3 Keterbatasan Study Literatur


Selama proses pengumpulan data dan perangkuman literatur terdapat
beberapa kertebatasan yang di alami oleh peneliti, adapun keterbatasan tersebut
sebagai berikut:
1. Tidak semua artikel menjabar data demografi seperti umur, jenis kelamin
dan pendidikan.
2. Tidak ada tahapan pelaksanaan SOP dalam artikel.
34

3. Peneliti masih dalam ruang lingkup 2 variabel yaitu pengaruh senam


hipertensi terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita
hipertensi dan belum menggali lebih dalam tentang faktor-faktor hubungan
hipertensi yang menyebabkan terjadinya hipertensi pada lansia.
35
BAB 5
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang di lakukan dengan metode literatur review
tentang pengaruh senam hipertensi terhadap penurunan tekanan darah pada lansia
penderita hipertensi. Pada 3 artikel dominan tekanan darah sistolik dan diastolik
sebelum senam hipertensi stadium 1 yaitu (151,80/94,73) mmHg. Pada 3 artikel
lainya hipertensi stadium 2 diperoleh nilai rat-rata tekanan darah sistolik dan
diastoliknya sebelum dilakukan senam hipertensi adalah (166,50/104,00)mmHg.
Dari 6 artikel setelah dilakukan senam hipertensi dominan hipertensi sedang
(137,50/79,00) mmHg. Berdasarkan hasil uji paired sampel t test diperoleh
p=0,000 <α=0,05, sehingga adanya pengaruh senam hipertensi terhadap
penurunan tekanan darah pada lansia.
Berdasarkan fakta dan hasil penelitian terkait dengan teori didapatkan
adanya kesamaan dibuktikan dengan hasil uji statistik dari semua artikel
menunjukan adanya pengaruh senam hipertensi terhadap penurunan tekanan
darah pada lansia penderita hipertensi. Olahraga yang dianjurkan untuk pasien
hipertensi adalah olahraga yang dilakukan secara khusus, yaitu olahraga yang
dilakukan secara bertahap dan tidak boleh memaksakan diri, antara lain senam
hipertensi merupakan olahraga yang ditunjukkan untuk penderita hipertensi dan
usia lanjut untuk mengurangi berat badan dan mengelola stres (faktor yang
mempertinggi hipertensi) yang dilakukan selama 30 menit dan dilakukan
seminggu minimal 2x. Tujuan lain adalah untuk meningkatkan aliran darah dan
pasokan oksigen ke dalam otot-otot dan rangka yang aktif khususnya terdapat otot
jantung sehingga dapat menurunkan tekanan darah.

5.2 Conflict of Interest


proses penyusunan dan pelaksanaan peneliti dengan metode literatur
review ini, semua dilakukan untunk kepentingan pendidikan sebagai syarat
menyelesaikan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Santo, S., & Bandung, B. (2021). Pencegahan Hipertensi Pada Usia Lansia :
Literature Review. Halaman , 53–65.

Triyanto & Endang, (2014). Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi.


Graha Ilmu Yogyakarta.

Tulak & Umar, (2017). Perawatan Untuk Tekanan Darah Pada lasia penderita
Hipertensi. Jurnal Stikes Yarsi. Vol 1 Lombok Barat

Rizki, M, (2016). Hubungan Tingkat Pendidikan dan Aktivitas Fisik dengan


Fungsi Kognitif pada Lansia di Kelurahan Darat.

Fatimah, (2010). Merawat Manusia Lanjut Usia Suatu Pendekatan Proses


Keperawatan Gerontik. Jakarta : TIM.

Handriani, H, (2012). Pencegahan Hipertensi. Jakarta: Selemba Medika

Wahyuni, S., (2015). Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Tekanan Darah


ansia di Posyandu Lansia Desa Krandegan Kabupaten Wonogiri,
Skripsi, Program Studi S-1 Keperawatan Stikes Kusuma Husada
Surakarta, Surakarta.

Wahyuni, S., (2015). Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Tekanan Darah


ansia di Posyandu Lansia Desa Krandegan Kabupaten Wonogiri.
Skripsi: Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta. Surakarta ISSN
(Print) ISSN (Online): 2087-5053

Riskesdas, ( 2013). Konsep Hipertensi .Halaman 11 - 33

Ari, A., Lolita, L., & Fauzia, F. (2017). Pengukuran Kualitas Hidup Pasien
Hipertensi di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta Menggunakan
European Quality of Life 5 Dimensions (Eq5d) Questionnaire dan
Visual. http://jiis.akfarisfibjm.ac.id/index.php?journal=JIIS&page=article

Misbakhul Anwaril & Rita Vidyawati, (2019). Pengaruh Senam Hipertensi


lansia Terhadap Tekanan Darah Lansia dengan Hipertensi di Wilayah
Kerja Pukesmas Carka Negara Kelurahan Turida. Halaman 47-55.

Pajang, (2017). Pengaruh Senam Hipertensi Lansia Terhadap Penurunan


Tekanan Darah Lansia Dengan Hipertensi Di Panti Wreda Darma
Bhakti Kelurahan Pajang Sukarta. Halaman 26-31. blood pressure;
elderly; hypertension.

Dinas Kesehatan Palangka Raya, (2019). penderita hipertensi di Kota Palangka


Raya. Halama 103-113. Jumlah 18000 Kota; P.; & Raya; P. (n.d.). No Tit
Soejono, (2013). Konsep lanjut usia, Graha Ilmu, Yogyakarta
38

Triadina Nambanan, (2020). Pengaruh Senam Jantung Terhadap Penurunan


Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Di UPT Pukesmas
Helvetia Medan 2020.

Susianti, (2016).Konsep hipertensi , Jakarta

Sri muharni, (2019). Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi Dengan
Senam Ergonomik. EGC, Jakarta

Wahyuni, S., (2015). Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Tekanan Darah


lansia di Posyandu Lansia Desa Krandegan Kabupaten Wonogiri,
Skripsi, Program Studi S-1 Keperawatan Stikes Kusuma Husada
Surakarta, Surakarta.

Maryam, Siti. Ekasari, (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya .


Jakarta : Salemba Medika.
39

Lampiran 1: Artikel Penelitian Pengaruh Senam Hipertensi Lansia


Terhadap Tekanan Darah Lansia Dengan Hipertensi Di
Wilayah Kerja Pukesmas CakraNegara Kelurahan Turida
Tahun 2019
Jurnal Keperawatan Terpadu (Integrated Nursing Journal)
(poltekkes-mataram.ac.id)
40

Lampiran 2: Artikel Penelitian Pengaruh Senam Hipertensi Lansia


Terhadap Penurunan Tekanan Darah Lansia Dengan
Hipertensi Di Panti Wreda Darma Bhakti Kelurahan Panjang
SENAM HIPERTENSI /JURNAL KESEHATAN .pdf
41

Lampiran 3: Artikel Penelitian Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia


Hipertensi Dengan Senam Ergonomik
Penurunanan Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi dengan Senam
Ergonomik | Muharni | Jurnal Endurance : Kajian Ilmiah Problema
Kesehatan (lldikti10.id)
42

Lampiran 4: Artikel Penelitian Pengaruh Senam Jantung Terhadap


Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi
Di UPT Pukesmas Helvetia Medan 2020
Jurnal Ilmiah Keperawatan Imelda (uimedan.ac.id)
43

Lampiran 5 : Artikel Penelitian Pengaruh Senam Prolanis Terhadap


Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Di Desa
Glagahwero Kecematan Panti Kabupaten Jember
http://jurnal.unmuhjember.ac.id/index.php/TIJHS/article/view/1541
44

Lampiran 6 : Artikel Penelitian Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia


Dengan Senam Erogomis
Penurunan Tekanan Darah pada Lansia dengan Senam Ergonomis |
Journal of Telenursing (JOTING) (ipm2kpe.or.id)
45

Lampiran 7 : Lembar Konsultasi


YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
Jalan Beliang No.110 Palangka Raya Telp/Fax. (0536) 3227707
E-Mail : stikesekaharap110@yahoo.com

LEMBAR KONSULTASI UJIAN AKHIR PROGRAM


MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 KERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021

NAMA : FRANSISKO

NIM : 2017.C.09a.0841

PEMBIMBING : 1. SURYAGUSTINA, Ners., M.Kep

2. PRINAWATIE, S.Kep., M.Kep

JUDUL : PENGARUH SENAM HIPERTENSI TERHADAP


PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA
LANSIA PENDERITA HIPERTENSI
46

KEGIATAN BIMBINGAN PROPOSAL


Pembimbing I : Suryagustina, Ners., M.Kep
Catatan Pembimbing Tanda Tangan
No Hari/Tgl/Waktu
Pembimbing Mahasiswa
1. Jumat, 19 maret 1. Membahas topik dan
2021, jam 16: 10 masalah yang di angkat
menjadi judul
penelitian
2. Membahas penyusunan
bab 1 sampai rumusan
masalah dan manfaaat Suryagustina, Fransisko
penulisan Ners., M.Kep
2. Minggu, 21 1. Perbaiki penulisan
maret 2021 sampul depan , atur
spasi judul
2. Perbaiki penulisan
bab 1
3. Perjelas di alinea 1
dan pisahkan data
justifikasi
4. Justifikasi dari
internasional ,nasion
al,regional atau
persentasi hasil Suryagustina,
penelitian terdahulu Fransisko
Ners., M.Kep
5. Tambahkan 1 pragraf
ringkasan dari latar
belakang baru
rumusan
masalah,tambah kata
bagai mana
6. Biasa seperti ini
judul,tapi pastikan
lagi penderita atau
pasien
3. Jumat , 09 April 4. Jika untuk penelitian
2021 literatur review harus
gunakan hasil
penelitian
menggunakan data
primer
5. Jurnal tidak lengkap
Suryagustina, Fransisko
Ners., M.Kep

4. Rabu ,14 April 1. perbaiki judul yang


47

2021 sesuai dengan jurnal


2. jurnal yang di
lampirkan tidak
sesuai cari artikel
yang relevan dan
sesuai antara judul
dan artikel
3. untuk uran kertas Suryagustina, Fransisko
A4,atas 3 cm,kiri 4 Ners., M.Kep
cm,kanan 3 cm,dan
bawah 3 cm
4. pengantian judul

Selasa, 20 April 1. Di lembar pengesahan


2021 penulisan nama ketuua
prodi spasinya di
perbaiki.
2. Nama ketua penguji di
tambah di kata
pengantar.
3. Perbaikan alinea 1
kurang kelihatan
penomena masalahnya
4. Perbaikan Alinea tiga
perjalan penyakitnya
tidak jelas .efek positif
dan dampak negatif
tidak kelihatan . Suryagustina, Fransisko
5. Perbaikan Alinea Ners., M.Kep
kempat karena peran
perawat dan solusi
masih kurang kelihatan.
6. Di bab 2 di pembatasan
lansia di gunakan data
merut who bukan
menggunakan data
menurut depkes.
7. Perbaiakan di bab 3
perbaiakan
tabel,menabahkan kata
and,di perjelas bagai
mana cara
mendapatkan skrining
jurnnal,diagram di ganti
dengan bagan.
48

6 Minggu,25 April 1. Perbaiakan Penulisan


2021 2. Menambah penomena
masalahnya
3. Perbaiakan di alinea ke
3 di dampak negatifnya
di tambah.
4. Perbaikan daftar
pustaka.
Suryagustina, Fransisko
Ners., M.Kep
7 Kamis, 29 April 1.konsultasi jam 12: 16
2021 2.perbaiakan penambahan
introduksi senam
hipertensi
3. Acc

Suryagustina, Fransisko
Ners., M.Kep
Pembimbing II :Prinawatie, S.Kep., M.Kep
Catatan Pembimbing Tanda Tangan
No Hari/Tgl/Waktu
Pembimbing Mahasiswa
1. Jumat, 19 maret 1. Membahas tentang topik
2021, jam 16: 10 yang menjadi judul dari
pembimbing
2. Membahas menyusun
bab 1 sampai rumusan
masalah dan manfaaat
penulisan

Prinawatie, S.Kep., Fransisko


M.Kep

2 Selasa, 23 maret 1. Perbaiki penulisan


2021 sampul depan, atur spasi
judul
2. Perbaiki penulisan bab 1,
penulisan sitasi

Prinawatie, S.Kep., Fransisko


M.Kep

3 Rabu , 03 maret 5.2.1.1 Perbaiki ejaan , tanda


2021 baca pada bab 2
5.2.1.2 Sitasi buku 10 tahun
jurnal 5 tahun pada bab 2
5.2.1.3 Perbaiki penulisan
tabel , spasi pada bab 3
5.2.1.4 Perbaikan daftar
pustaka Prinawatie, S.Kep., Fransisko
M.Kep

4 Kamis ,15 april 1. Konfimasi pergantian


2021 judul
2. Masukan – masukan dari
ibu prina untuk
mendukung judul yang
baru.
3. Melengkapi jurnal
Prinawatie, S.Kep., Fransisko
M.Kep
5 Rabu, 28 april 2021 3. Perbaikan cover
4. Perbaiakan penulisan
nama gelar
5. Perbaikan kalimat di
perkembangan IPTEK
6. Cari redaksi macam –
macam senam hipertensi
7. Perbaikan metode analisis Fransisko
Prinawatie, S.Kep.,
cari sitasi dari mana.
M.Kep

6 Jumat, 30 april 2021 4. Persiapan ujian proposal


5. Susun ppt
6. Acc

Prinawatie, S.Kep., Fransisko


M.Kep

You might also like