You are on page 1of 13

PENGANTAR EKONOMI MIKRO

“PASAR MONOPOLI”

Dosen Pengampu : Akmal Huda Nasution, SE., M.Si

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 6

NASWA APRILLIA PUTRI (7223220038)

SITI SRI WAHYUNI (7223220031)

FAHROZI (7223520017)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Tuhan YME atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
'Pasar Monopoli'. Tidak lupa, kami mengucapkan terima kasih kepada dosen kami
Ibu Akmal Huda Nasution, SE., M.Si selaku sebagai dosen pengampu mata kuliah
Pengantar ekonomi mikro.
Besar harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pengetahuan
dan pengalaman para pembaca. Bahkan, kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan ilmu dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 1 November 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2
2.1 Konsep pasar monopoli ........................................................................... 2
2.2 Ciri-ciri pasar monopoli ........................................................................... 3
2.3 Keseimbangan dalam pasar monopoli ..................................................... 4
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 9
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 9
3.2 Saran ........................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan perekonomian yang factual, sangat jarang
mendapat penjual yang tidak menghadapi persaingan dari penjual lain.
Meskipun dalam suatu pasar, misalnya hanya terdapat satu penjual sehingga
tidak ada persaingan secara langsung dari penjual lain, tetapi penjual
tunggal tersebut akan menghadapi persaingan secara tidak langsung dari
penjual lain yang menghasilkan produk yangdapat merupakan alternative
produk pengganti yang tidak sempurna.

Pasar monopoli sering diartikan negative pada sebagian orang yang


kurangmemahami ilmu ekonomi. Padahal ada juga sebagian monopoli yang
bertujuan untuk menghindari praktek monopoli yang tidak merugikan
masyarakat pada umumnya. Sebagai contoh, Perusahaan Listrik Negara
(PLN) dalam menyediakan listrik diIndonesia, hal ini sangat membantu
masyarakat kurang mampu untuk bisa menikmati listrik dengan biaya
murah melalui subsidi yang telah diberikan pemerintah sesuai dengan UUD
1945 pasal 33 ayat 3 : “Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat”.

1.2 Rumusan masalah


a. Bagaimana konsep pasar monopoli?
b. Apa ciri-ciri pasar monopoli?
c. Bagaimana keseimbangan pada pasar monopoli?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui dan memahami konsep pasar monopoli;
2. Untuk mengetahui dan memahami ciri-ciri pasar monopoli;
3. Untuk mengetahui dan memahami keseimbangan pasar monopoli.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep pasar monopoli


Pasar monopoli menurut bahasa berasal dari bahasa yunani : monos
(satu) dan polein (menjual) yang berarti suatu bentuk pasar dimana hanya
terdapat satu penjual yang menguasai pasar. Penentu harga pada pasar ini
adalah seorang penjual atau sering disebut sebagai “monopolis”.

Sebagai penentu harga (price-maker), seorang monopolis dapat


menaikkan atau mengurangi harga dengan cara menentukan jumlah barang
yang akan diproduksi; semakin sedikit barang yang diproduksi, semakin
mahal harga barang tersebut, begitu pula sebaliknya. Walaupun demikian,
penjual juga memiliki suatu keterbatasan dalam penetapan harga. Apabila
penetapan harga terlalu mahal, maka orang akan menunda pembelian atau
berusaha mencari atau membuat barang pengganti (substitution) produk
tersebut atau mencarinya di pasar gelap (blackmarket).

Berdasarkan pada Undang-undang pasal 1 ayat 1 Nomor 5 Tahun


1999 menyebutkan bahwa , “Monopoli adalah penguasaan atas produksi
dan atau pemasaran barang atau jasa atas penggunaan jasa tertentu oleh satu
pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha”. Jika dalam islam Monopoli
(ihtikar) berasal dari kata “hakr” yang berarti mengumpulkan dan
menguasai barang kebutuhan. Yang berarti, memiliki unsur kepentingan
sepihak (motivasi yang kuat) dalam mempermainkan harga (price-maker)
serta memiliki hak opsi untuk menawarkan barang-barang mereka ke
pasaran atau tidak.

Dalam kenyataan sulit untuk mendapatkan suatu perusahaan yang


memberi contoh monopoli murni. Karena seandainya pun hanya ada satu
penjual dipasar, sehingga tidak ada persaingan langsung dari perusahaan
lain, kemungkinan masih ada perusahaan yang tidak langsung, misalnya
dari produk atau barang-barang dari perusahaan lain yang bias sebagia
substitusi (meski substitusi tidak sempurna) untuk barang-barang yang
dihasilkan perusahaan monopoli.
Misalnya, PLN mendapat persaingan dari perusahaan yang menjual genset.
Macam persaingan yang tidak langsung adalah kemungkinan-kemingkinan
adanya perusahaan-perusahaan baru yang masuk ke dalam pasar (sering
disebut “persaingan potensial”). Karena adanya persaingan potensial ini,
perilaku seorang produsen monopoli tidak sebebas apa yang digambarkan
dalam kasus monopoli murni. Demikian pula campur tangan Pemerintah
biasa merupakan faktor pembatas bagi”kekuasaan monopoli” suatu
perusahaan.

2
2.2 Ciri-ciri pasar monopoli
Menurut Sadono Sukirno dalam buku Mikro Ekonomi Teori Pengatar, ciri-
ciri pasar monopoli sebagai berikut:

1. Pasar monopoli adalah industri satu perusahaan


Hanya ada satu saja perusahaan dalam industri tersebut. Dengan
demikian barang atau jasa yang dihasilkannya tidak dapat dibeli dari
tempat lain. Para pembeli tidak mempunyai pilihan lain dan tidak berbuat
suatu apapun di dalammenentukan syarat jual beli.

2. Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip


Barang yang di hasilkan perusahaan tidak monopoli tidak dapat
digantikanoleh barang lain yang ada di dalam pasar. Barang tersebut
merupakan satu-satunya jenis barang yang seperti itu dan tidak terdapat
barang mirip (close substitle) yang dapat menggantikan barang tersebut.

3. Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk ke dalam industri


Ada beberapa bentuk hambatan kemasukan ke dalam pasar monopoli.
Adayang bersifat legal, yaitu di batasi oleh undang-undang ada yang
bersifatteknologi, yaitu teknologi yang di gunakan sangat canggih dan
tidak mudah dicontoh dan ada pula yang bersifat keuangan, yaitu modal
yang diperlukan sangat besar.

4. Dapat mempengaruhi penentuan harga


Oleh karena perusahaan monopoli merupakan satu-satunya penjual
didalam pasar, maka penetuan harga dapat dikuasainya.Oleh sebab itu
perusahaan monopoli dipandang sebagai penentu harga atau price setter.

5. Promosi iklan kurang diperlukan


Oleh karena perusahaan monopoli adalah satu- satunya perusahaan
didalam industri, ia tidak perlu mempromosikan barangnya dengan
menggunakaniklan. Iklan tersebut bukanlah bertujuan untuk menarik
pembeli, tetapi unutkmemelihara hubungan baik dengan masyarakat
(Sukirno, 2005:267).

3
2.3 Keseimbangan dalam pasar monopoli

1. Kurva permintaan dan penawaran di pasar monopoli


Pasar monopoli memiliki kurva permintaan dan penawaran yang menarik
untuk dicermati. Berikut penjelasannya:

a. Kurva Permintaan.
Mengingat di pasar monopoli hanya ada satu produsen, maka kurva
permintaan pasar merupakan kurva permintaan produsen tersebut.
Perlu dicatat bahwa produsen memiliki kuasa untuk menentukan harga
sekaligus kuantitas output; Oleh karena itu, kurva permintaan yang
terbentuk di pasar monopoli cenderung turun dari sebelah kiri atas menuju
kanan bawah (bisa dilihat pada Gambar 2., pada kurva D).

Mengapa bentuk kurva permintaan menurun? Karena semakin


banyak kuantitas output yang dijual produsen, harga output/unit akan
semakin berkurang. Kurva permintaan yang menurun itu jugalah yang
menunjukkan mengapa marginal revenue (MR) produsen monopoli selalu
dibawah harga output.

b. Kurva Penawaran
Tidak seperti pasar persaingan sempurna yang memiliki kurva
penawaran karena banyaknya produsen yang ada di pasar, di pasar monopoli
hanya ada satu produsen; Artinya, kurva penawaran di pasar monopoli
hanya berwujud satu titik dimana marginal cost (MC) sama dengan
marginal revenue (MR).
Jika pun terjadi perubahan permintaan yang menggeser penawaran,
kita tidak bisa serta merta menggambarkan kurva penawaran sebagai
gabungan dari titik keseimbangan semula dengan titik keseimbangan baru
(karena bentuknya tidak beraturan).
Dengan demikian, kurva penawaran pada pasar monopoli tidak dapat
dirumuskan melalui gambar kurva.

2. Maksimalisasi laba dan ekuilibrium di pasar monopoli


Di bagian ini kita akan mencermati bagaimana laba maksimal dan titik
keseimbangan di pasar monopoli terbentuk.
a. Maksimalisasi Laba di Pasar Monopoli.
Pada pasar monopoli, laba maksimal tercapai ketika jumlah output
berada ditingkat dimana marginal cost (MC) sama dengan marginal revenue
(MR).
Adapun penjelasannya terlihat pada Gambar 1. dibawah ini.

4
keterangan:
 kuantitas output yang menghasilkan laba maksimal adalah pada
tingkat dimana MC = MR, yakni sebesar Q1.
b. Ekuilibrium Pasar Monopoli.
Setelah menentukan besarnya output yang menghasilkan laba
maksimal (Q1), maka produsen akan menentukan harga yang bersedia
dibayar oleh pembeli. Pada saat itulah tercapai keseimbangan di pasar
monopoli.
Untuk mempermudah penjelasan, kita bisa melihat Gambar 2. berikut ini.

keterangan:
 setelah kuantitas output yang menghasilkan laba maksimal diketahui
(Q1) dan harga yang bersedia konsumen bayar juga diketahui (P1),
maka pada saat itu ditemukan titik ekuilibrium (V).
 adapun laba maksimal yang diperoleh produsen monopoli adalah
sebesar area segiempat P1-T-U-V.

5
3. Inefisiensi pada pasar monopoli
Selanjutnya, kita akan memahami tercapainya level output efisien dan
terjadinya deadweight loss di pasar monopoli. Dua hal Ini sekaligus bisa
menggambarkan inefisiensi pada pasar monopoli.
a. Level Output Efisien.
Jika level output yang memaksimalkan laba adalah ketika MR =
MC, maka level output dikatakan efisien ketika MC = D.
Untuk mempermudah pemahaman, kita bisa melihat pada Gambar 3.

keterangan:
 titik X, dimana terjadi persinggungan antara permintaan (D)
dengan marginal cost (MC) merupakan level output efisien.
 area sebelah kiri dan kanan level output efisien (X),
menunjukkan inefisiensi di pasar monopoli.
b. Deadweight loss
Deadweight loss menunjukkan inefisiensi pada pasar monopoli,
karena pada saat itu produsen menetapkan harga diatas marginal cost (P >
MC).

6
Gambar 4. menunjukkan terjadinya deadweight loss di pasar monopoli

keterangan:
 karena produsen menetapkan harga sebesar P1 (dimana P >
MC) untuk memaksimalkan laba, sedangkan level output
efisien adalah titik X, maka area segitiga yang terbentuk
(area V-W-X) merupakan deadweight loss.
 deadweight loss ini serupa dengan penerapan pajak, hanya
saja hal tersebut dilakukan oleh produsen monopoli.

4. Diskriminasi harga dan pengaruhnya pada konsumen

Berikutnya kita akan melihat bagaimana penerapan harga oleh


produsen monopoli berpengaruh terhadap laba produsen dan
kesejahteraan masyarakat (yang tercermin dalam surplus konsumen).
Dalam contoh sederhana, kita kondisikan produsen memiliki pilihan
dalam penetapan harga output, yakni:

1. penerapan harga yang tidak diskriminatif, dalam hal ini produsen


menerapkan harga tunggal bagi setiap konsumen.
2. penerapan diskriminasi harga, dimana produsen menentukan harga
yang berbeda untuk setiap konsumen.

Kita bisa melihat kedua kondisi diatas melalui dua kurva di Gambar 5.

7
keterangan:
 pada kurva sebelah kiri, ketika produsen memberlakukan harga
yang sama, sebagian konsumen bersedia melakukan pembelian.
Dengan demikian tercipta surplus konsumen yang tercermin
pada area segitiga A-P1-V.
 masih pada kurva yang sama, sebagian konsumen lainnya tidak
bersedia membeli output pada harga tersebut, sehingga tercipta
deadweight loss (area segitiga V-U-X). Adapun profit yang
diterima produsen (surplus produsen) adalah sebesar area
segiempat P1-B-U-V.
 pada kurva sebelah kanan, saat produsen memberlakukan
diskriminasi harga, semua konsumen bersedia membayar
dengan harga yang telah ditentukan (kedua pihak sama-sama
memperoleh manfaat). Dalam hal ini tidak terjadi deadweight
loss, sehingga seluruh area surplus (segitiga A-B-X) merupakan
profit bagi produsen.
 perlu diingat bahwa dalam realita, diskriminasi harga tidaklah
sesempurna seperti pada kasus diatas. Kasus tersebut hanya
menunjukkan bahwa diskriminasi harga berpengaruh terhadap
peningkatan laba produsen di pasar monopoli.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pasar monopoli adalah suatu keadaan dimana didalam pasar hanya
ada satu penjual sehingga tidak ada pihak lain yang menyainginya.
Ciri-ciri pasar monopoli yaitu: pasar monopoli adalah industri satu
perusahaan, tidak mempunyai barang pengganti yang mirip, tidak dapat
kemungkinan memasuki ke dalam industri, dapat mempengaruhi
penentu harga, dan promosi iklan kurang diperlukan. Kurva permintaan
pada pasar monopoli bersifat menurun dari kiri ke atas ke kanan bawah,
sehingga punya kemiringan negative. Kemiringan kurva permintaan
pasar monopoli lebih tajam atau bersifat ineslatic.

3.2 Saran
Lebih memahami mengenai pasar monopoli bahwa monopoli itu tidak
selalu memperoleh laba, monopoli itu selalu untung apabila menaikkan
harga. Pada kenyataannya, ketika monopolis menaikkan harga, maka
belum tentu keuntungan akan meningkat.

9
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/24756247/DIKTAT_TEORI_PASAR_I_PASAR_MO
NOPOLI_DISUSUN_SATIA_NEGARA_LUBIS
https://ekonomi.bunghatta.ac.id/index.php/id/artikel/699-karakteristik-
maksimalisasi-laba-dan-ekuilibrium-di-pasar-monopoli
https://www.academia.edu/49400012/Makalah_Pasar_Monopoli

10

You might also like