Professional Documents
Culture Documents
Laprak Geology 8
Laprak Geology 8
JUDUL
PETA GEOLOGI
B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami dan menginterpretasikan peta geologi
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengertian dari peta Geologi
3. Mahasiswa mampu mengetahui serta memahami simbol-simbol yang ada
pada peta Geologi
4. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami arti dari singkatan-
singkatan huruf yang ada pada peta Geologi
5. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami skala waktu pada peta Geologi
6. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tata warna dalam peta Geologi
7. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami arti dari kronostratigrafi
8. Mahasiswa dapat mengidentifikasi atau menganalisis simbol geologi yang ada
di peta geologi yang diteliti yaitu peta geologi lembar Kebumen, Jawa Tengah
TABEL SKALA
WAKTU
GEOLOGI
Tabel 1. Skala
waktu geologi
JUTA
EON ER PERIOD KALA KETERANG
A E TAHUN AN
YANG
LALU
Kuarter Holose 0,01
n
Plestos 1,8
en
Kenozoikum
Pliosen 5
Neoge
n Miosen 22,5
Tersier
Oligos 38
en
Paleoge Eosen 55
n
Paleos 65
en
Kapur 141 Dinosaurus
punah
Yura 195 Dinosauru
Phanerozoikum
Mesozoikum
s menguasai
dunia
Trias 230 Dinosaurus
muncul
Perm 280
Carbon 345 Tumbu
han
melimp
ah
Paleozoikum
HOLOSEN
HOLOCEN
KUARTER
(Qp)
QUATERNA
PLISTOSEN
RY (Q)
PLEISTOCENE
(Qp)
PLIOSEN L
PLIOCENE E
NEOGEN
NEOGEN
(Tp)
E
KENOZOIKUM
MIOSEN L
CENOZOIC
MIOCENE M
(CN)
(Tm) E
OLIGOSE L
N
TERTIARY
TERSIER
E
OLIGOCE
NE
PALEOGENE
PALEOGEN
(To)
EOSEN L
(Tpl)
EOCENE E
(Te)
PALEOSEN
PALEOCENE
(Tp)
KAPUR L
CRETACEO E
US
MESOZOIKUM
MESOZOIC
(K)
(MS)
JURA L
JURASSIC M
E
(J)
TRIAS L
TRIASSIC M
E. LANGKAH KERJA
1. Mahasiswa dan asisten praktikum menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan dalam praktikum Geologi Dasar.
2. Mahasiswa mendengarkan dan menyimak materi yang disampaikan oleh
asisten praktikum
3. Mahasiswa mendengarkan penjelasan dari asisten praktikum tentang langkah-
langkah dalam menyusun laporan praktikum.
4. Mahasiswa mencatat hal-hal yang di anggap penting dari penjelasan asisten praktikum
5. Mahasiswa berhak mengajukan pertanyaan kepada asisten praktikum apabila
ada hal yang tidak di pahami
6. Mahasiswa melihat Peta Geologi yang telah diberikan oleh asisten praktikum
7. Mahasiswa menentukan simbol geologi seperti simbol warna, simbol huruf,
dan simbol garis/titik geologi pada Peta Geologi yang telah dipilih
8. Mahasiswa menjiplak gambaran pada peta geologi yang telah ditentukan
menggunakan kertas kalkir
9. Mahasiswa mewarnai gambaran yang ada di kertas kalkir sesuai dengan
warna yang ada pada peta geologi.
10. Mahasiswa menyusun laporan praktikum geologi dasar secara sistematis
11. Mahasiswa mengumpulkan laporan praktikum kepada asisten praktikum tepat waktu.
F. PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
Peta Geologi Lemba Kebumen, Jawa Tengah (Terlampir)
2. Analisis
Pada praktikum kali ini mahasiswa membahas tentang Gambaran umum wilayah dan
Jenis batuan pada peta geologi wilayah Kota/Kabupaten yang terdapat pada peta geologi
lembar Kebumen, Jawa Tengah. Dalam daerah bagian peta yang saya pilih, terlihat
bermacam-macam formasi dan struktur yang menyusun wilayah tersebut dengan ciri warna
yang berbeda-beda dan juga menggunakan simbol. Kabupaten Kebumen terletak antara 7
o 27’ - 7 o 50’ Lintang Selatan dan 109 o 22’ − 109 o 50’ Bujur Timur. Luas wilayah
Kabupaten Kebumen, adalah 1.281,12 km2. Berdasarkan wilayah administrasinya
Kabupaten Kebumen terdiri dari 26 kecamatan. Berdasarkan posisi geografisnya,
Kabupaten Kebumen memiliki batas wilayah sebagai berikut: sebelah utara berbatasan
dengan Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo; sebelah selatan berbatasan dengan
Samudera Hindia; sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Cilacap dan Banyumas;
sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Purworejo. Penggunaan lahan kering (bukan
sawah) dibagi menjadi untuk lahan pertanian sebesar 42.799,50 hektar (48,45%) dan bukan
untuk pertanian sebesar 45.544,00 hektar (51,55%). Lahan kering untuk pertanian terbagi
menjadi untuk tegal/kebun seluas 27.629,00 hektar, ladang/huma seluas 745,00 hektar,
perkebunan seluas 1.159,00 hektar, hutan rakyat seluas 3.011,00 hektar, tambak seluas
24,00 hektar, kolam seluas 53,50 hektar, padang penggembalaan seluas 33,00 hektar,
sementara tidak diusahakan seluas 231,00 hektar, dan lainnya seluas 9.914,00 hektar.
Sedangkan lahan kering bukan untuk pertanian digunakan untuk bangunan seluas
26.021,00 hektar, hutan negara seluas 16.861,00 hektar, rawa-rawa seluas 12,00 hektar
serta lainnya seluas 2.670 hektar.
Pada tahun 2013 curah hujan dan hari hujan di Kabupaten Kebumen lebih rendah
dari tahun sebelumnya. Tercatat curah hujan selama tahun ini sebesar 3.787,00 mm lebih
tinggi dari tahun sebelumnya sebesar 2.328,43 mm dan hari hujan sebanyak 188 hari lebih
sering dari tahun sebelumnya sebanyak 108 hari. Suhu terendah yang terpantau di stasiun
pemantauan Wadaslintang pada bulan Juli dengan suhu sekitar 20,60°C dan tertinggi
34,00°C pada bulan Maret. Rata-rata kelembaban udara setahun 81,00% dan rata-rata
kecepatan angin 0,23 meter/detik. Sedangkan pada stasiun pemantauan Sempor suhu
terendah 21,60°C terjadi pada bulan Agustus dan tertinggi 33,60°C pada bulan Februari.
Rata-rata kelembaban udara setahun 84,00% dan rata-rata kecepatan angin 1,99
meter/detik.
Penduduk Kabupaten Kebumen pada tahun 2005 tercatat 1.212.809 jiwa, mengalami
pertumbuhan sebesar 0, 79% dari tahun sebelumnya, dengan jumlah rumah tangga
sebanyak 293.373 rumah tangga sehingga rata-rata jumlah jiwa per rumah tangga sebesar 4
jiwa. Kepadatan penduduk Kabupaten Kebumen sebesar 947 jiwa/km², dengan Kecamatan
Kebumen merupakan daerah terpadat penduduknya dengan 2.867 jiwa/km² dan Kecamatan
Sadang merupakan daerah terjarang penduduknya dengan 351 jiwa/km². Jumlah penduduk
laki-laki sebanyak 612.467 jiwa dan perempuan sebanyak 600.342 jiwa sehingga sex-ratio-
nya sebesar 102. Ditinjau dari distribusi/persebaran penduduknya, penduduk terbanyak di
Kecamatan Kebumen, yaitu sebesar 9,94 persen, dan penduduk paling sedikit di
Kecamatan Padureso sebesar 1,16% dari seluruh penduduk Kabupaten Kebumen. Dilihat
menurut kelompok umur, penduduk di bawah 15 tahun sebesar 30, 45% atau 369.329 jiwa
dan penduduk usia 65 tahun ke atas berjumlah 92.600 jiwa atau 7, 64 persen, sedang
penduduk usia 15 – 65 tahun sebanyak 750.880 atau 61, 91 persen. Secara Agregat,
Penduduk Kabupaten Kebumen di Tahun 2013 tercatat sebanyak 1.176.662 jiwa
dengan besarnya jumlah pertumbuhan penduduk padatahun sebelumnya adalah
sebesar 0,60% serta jumlah Rumah Tangga sebanyak316.159 rumah tangga. Sehingga
jumlah rata-rata per rumah tangga adalah sebesar4 jiwa.Kepadatan penduduk di Kabupaten
Kebumen pada tahun 2013 adalah sebesar918 jiwa/km².
Wilayah dengan jumlah kepadatan penduduk tertinggi adalahKecamatan
Kebumen yaitu sebesar 2.882 jiwa/km², sedangkan wilayah dengandengan jumlah
kepadatan terendah adalah Kecamatan Sadang yaitu sebesar 334jiwa/km². Kondisi
hidrogeologi daerah Kebumen di bagianselatan yang sebagian besartersusun oleh dataran
rendah dan kars mempunyai potensi sumber daya air tanahdengan produktifitas
tinggi–sedang. Namun pada sebagian wilayah di bagian utarayang berupa rangkaian
pegunungan–perbukitan dengan litologi batuan bersifattufaan potensi sumber daya air
tanahnya secara umum rendah.
Pada daerah karsketersediaan air, baik air tanah maupun air permukaan pada
umumnya cukup baik(sedang), namun jumlah total kandungannya, posisi reservoar serta
kualitas air belumteridentifikasi dengan jelas disamping itu pada musim kemarau jumlah
airnya sangatterbatas. Sedang untuk daerah-daerah yang rawan kekeringan seperti daerah
sekitarbumi perkemahan desa Widoro Kecamatan Karangsambung serta daerah
KecamatanPadureso, pada musim penghujan keberadaan airnya cukup baik, namun
padamusim kemarau sangat kekurangan air.
Analisis yang kedua adalah menganalisis atau meneliti Jenis batuan pada peta
geologi wilayah Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Pertama adalah Qa= alluvium.
. Jenis batuan pada formasi ini terdiri dari kerikil,pasir lanau dan lempung yang
merupakan hasil dari endapan sungai atau pantai. Formasi in memiliki ketebalan hingga 150 meter.
Dengan persebaran formasi batuan ini yang berada di dekat pantai, sungai dan daratan banjir.
Struktur pada formasi batuan ini terdapat pada lapisan horizontal. Formasi aluvium ini terbentuk
akibat darj sedimentasi yang baru-baru terjadi, Dengan skala waktu geologi yang terbentuk pada
masaKenozoikum kala Holozen. : Formasi Halang. Formasi Halang merupakan formasi
yang dikenal dengan struktur turbidit dan diendapkan pada lingkungan laut dalam. Penelitian
tentang reservoir Formasi Halang telah ditulis oleh beberapa penulis sebelumnya menyebutkan
bahwa porositas batupasir Formasi Halang cukup baik namun diragukan permeabilitasnya,
sehingga permasalahan utama reservoir batupasir Formasi Halang di Cekungan Banyumas adalah
permeabilitasnya. : Formasi peniron. Formasi Peniron tersusun oleh breksi aneka bahan,
dengan komponen andesit, batulempung, batugamping, serta massa dasar berupa batupasir tufan
dengan sisipan tuf.Formasi Peniron berumur Pliosen. Secara Stratigrafi,hubungan Formasi Peniron
dengan Formasi Halang adalah selaras. :Anggota breksi formasi halang. Satuan Batuan
Batupasir Selang-seling Batulempung Sisipan Breksi dan Basal pada daerah penelitian memiliki
ciri litologi, umur dan lingkungan pengendapan yang sama dengan Formasi Halang. :
Anggota tuf formasi waturanda. Anggota Tuf Formasi Waturanda tersusun oleh perselingan tuf
kaca (vitric tuff), kristal tuf (crystal tuff), batupasir gampingan, dan napal tuffan.
Puspitasari, Yulianti., Sukojo, Bangun Muljo., & Ipranta. 2016. “Analisa Hasil
Pengolahan Citra Terrasar-x dan Landsat 8 untuk Pemetaan Geologi Lembar
Mojokerto (1508-62) Jawa Timur”. Jurnal Geosaintek. Vol. 02. Hal : 1-2.