You are on page 1of 21

A.

JUDUL
PETA GEOLOGI

B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami dan menginterpretasikan peta geologi
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengertian dari peta Geologi
3. Mahasiswa mampu mengetahui serta memahami simbol-simbol yang ada
pada peta Geologi
4. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami arti dari singkatan-
singkatan huruf yang ada pada peta Geologi
5. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami skala waktu pada peta Geologi
6. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tata warna dalam peta Geologi
7. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami arti dari kronostratigrafi
8. Mahasiswa dapat mengidentifikasi atau menganalisis simbol geologi yang ada
di peta geologi yang diteliti yaitu peta geologi lembar Kebumen, Jawa Tengah

C. ALAT DAN BAHAN


ALAT BAHAN
1. Peta Geologi Lembar Kebumen, Jawa Tengah 1. Lembar Cover praktikum
2. Drawing pen 2. Kertas HVS
3. Penciltic 3. Kertas Kalkir
4. Pensil 4. Penjepit Kertas
5. Penghapus
6. Laptop
7. HP
8. Hardboard
9. Meja
10. Pensil Warna
D. DASAR TEORI
1. Pengertian Peta Geologi
Peta geologi merupakan gambaran tentang keadaan geologi suatu
daerah dengan kualitas berdasarkan skala. Peta geologi menggambarkan
informasi penyebaran, jenis dan sifat batuan, umur, stratigrafi, struktur,
tektonika, fisiografi dan potensi sumber daya mineral dan juga energi
yang disajikan dalam bentuk gambar dengan warna, simbol atau
gabungan dari ketiganya.
Peta merupakan gambaran kecil dari permukaan bumi. Sedikit banyak
jika dibandingkan dengan peta pada umumnya, peta geologi merupakan
gambaran mengenai informasi mengenai sebaran dan jenis serta sifat
batuan, umur, struktur, tektonika dan lain sebagainya yang behubungan
dengan sumber daya.
Peta geologi ialah salah satu dari bentuk data dan informasi geologi
dari suatu wilayah atau daerah dengan tingkat kualitas yang berdasarkan
skala. Peta geologi biasanya ditampilkan berupa gambar dengan warna,
simbol dan beberapa corak atau gabungan dari ketiganya. Untuk
menggambarkan kondisi geologi tersebut harus menggunakan beberapa
aturan teknis seperti batas – batas satuan batuan ataupun struktur yang
berupa garis dan juga penyebarannya harus mengikuti bentuk tubuh
batuan beku. Untuk perbedaan jenis yang terdapat pada batuan, diberikan
tanda atau warna. Sedangkan untuk batuan sedimen tergantung dari hasil
jurus (stike) dan kemiringan (dip).
- Definisi menurut SNI 13-4691-1998 :
1. Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi
suatu daerah/wilayah/kawasan dengan tingkat kualitas berdasarkan skala.
2. Peta geologi menggambarkan informasi sebaran dan jenis serta sifat
batuan, umur, stratografi, stuktur, tektonika,fisiografi dan sumberdaya
mineral serta energi.
3. Peta geologi disajikan berupa gambar dengan warna, simbol dan corak
atau gabungan ketiganya. Penjelasan berisi informasi, misalnya situasi
daerah, tafsiran dan rekaan geologi, dapat diterangkan dalam bentuk
keterangan pinggir.
Dapat disimpulkan dari 3 definisi menurut SNI, bahwasanya peta
geologi adalah bentuk informasi geologi yang berupa data dan gambar
dalam wilayah .

2. Unsur Wajib dalam Peta


9 Unsur wajib dalam peta, antara lain :
a. Judul Peta
Judul peta ini menggambarkan informasi yang terdapat di
sebuah peta. Biasanya judul peta terletak di samping atau bawah jika
mengikuti standar Badan Informasi Geospasial. Judul peta ditulis
menggunakan huruf kapital.. Contoh: sebuah peta berjudul “PETA
JAKARTA”, maka peta yang ditampilkan adalah peta untuk daerah
Jakarta. Bagian ini biasanya bagian yang paling dilirik oleh orang-
orang ketika hendak mencari peta.
b. Legenda
Komponen peta berikutnya adalah legenda. Legenda adalah
keterangan semua simbol-simbol yang ada di dalam peta untuk
menandakan daerah geografis tempat tersebut. Biasanya keterangan
simbol ini terdapat di sebelah pojok bawah kiri atau kanan peta.
Legenda pada peta berupa kolom yang berisi keterangan mengenai
simbol – simbol yang terdapat pada peta. Legenda menjadi bagian
yang penting, sebab pembaca dapat mengetahui objek yang terdapat
pada peta.
c. Skala
Skala dalam komponen peta adalah perbandingan jarak antara
jarak pada peta dan jarak sebenarnya dalam satuan cm dan
Perbandingan jarak sebenarnya dengan jarak yang terdapat pada peta..
Sebagai contoh adalah skala 1 : 300.000 yang berarti setiap satu cm
pada peta akan mewakili 300.000cm atau 3km pada jarak sebenarnya.
d. Sumber Data Peta
Dalam peta, sumber peta menunjukkan asal informasi yang
digunakan dalam pembuatan peta. Ia bisa memperjelas rujukan
sumber yang dipakai oleh pembuat peta.
e. Orientasi/mata angin
Simbol pertama dalam komponen peta adalah simbol mata
angin. Mata angin pada peta biasanya disimbolkan dengan tanda
panah yang mengarah ke atas, kanan, kiri, dan bawah. Panah atas
menandakan mata angin utara, tanda panah ke kanan menggambarkan
timur, ke kiri melambangkan barat, dan ke bawah melambangkan
selatan.
f. Garis astronomi
Yaitu garis khayal yang terdiri atas bujur dan lintang. Garis
bujur digunakan untuk menentukan zona waktu, sedangkan garis
lintang digunakan untuk melihat penyebaran iklim.Garis Tepi
g. Garis Tepi
Meskipun garis tepi masuk ke dalam komponen peta, garis
tepi tidak menggambarkan suatu penjelasan yang berkaitan dengan
geografis. Garis tepi ini hanya digunakan untuk membatasi wilayah
peta.
h. Pembuat, Tahun Pembuatan dan Inset Peta
Dengan mengetahui Pembuat dan tahun pembuatan, kamu bisa
mengerti apakah peta tersebut masih berlaku atau tidak dan siapa
yang membuat peta tersebut.
Sedangkan inset peta adalah komponen peta yang
menggambarkan suatu wilayah yang sudah berada di luar batas peta.
Biasanya area inset peta ini akan ditandai dengan warna putih polos.
Nama lain dari insert peta ini adalah peta sisipan.
i. Muka Peta
Muka peta atau area peta atau badan peta, merupakan
komponen peta berupa area di mana informasi utama atau “gambar”
peta diletakkan. Beberapa orang akan menyebut ini sebagai area data
(dataframe). Peta harus selalu dirancang agar muka peta harus selalu
menjadi perhatian utama pembaca peta.

3. Singkatan Huruf dalam Peta Geologi


Satuan kronostratigrafi pada peta geologi ditunjukkan dengan
singkatan huruf. Sebagai dokuman/acuan satuan kronostratigrafi adalah
tabel (chart) yang dibuat oleh Elsevier (1989) atau revisinya.
1. Huruf pertama (huruf besar) menyatakan jaman, misalnya T untuk Tersier.
2. Huruf kedua (huruf kecil) menyatakan seri, misalnya Tm berarti kala
Miosen dalam jaman Tersier.
3. Huruf ketiga (huruf kecil) menyatakan nama formasi atau satuan
litologi, misalnya Tmc berarti Formasi Cipluk berumur Miosen.
4. Huruf Keempat (huruf kecil) menyatakan jenis litologi atau satuan
peta yang lebih rendah (anggota), misalnya Tmcl berarti anggota
batugamping Formasi Cipluk yang berumur Miosen.
5. Huruf kelima digunakan hanya untuk batuan yang mempunyai kisaran
umur panjang, misalnya Tpokc berarti Anggota Cawang Formasi
Kikim berumur Paleosen-Oligosen.
6. Huruf pT (p kecil sebelum T besar ) digunakan untuk singkatan umur
batuan sebelum Tersier yang tidak diketahui umur pastinya.
7. Untuk batuan yang mempunyai kisaran umur panjang, urutan
singkatan umur berdasarkan dominasi umur batuan, misalnya QT
untuk batuan berumur Tersier hingga Kuarter yang didominasi batuan
berumur Quarter
8. Batuan beku dan malihan yang tak terperinci susunan dan umurnya
cukup dinyatakan dengan satu atau dua buah huruf, misalnya a untuk
andesit, gd untuk granodiorit.
9. Batuan beku dan malihan yang diketahui umurnya menggunakan
lambang huruf jaman, misalnya Kg berarti granit berumur Kapur.

4. Tata Warna Geologi


Warna dipakai untuk membedakan satuan peta geologi, dipilih
berasaskan jenis batuan, umur satuan dan satuan geokronologi.
1). Warna dasar yang digunakan adalah kuning, magenta (merah) dan
sian (biru) serta gabungannya. Setiap warna dinyatakan dengan sandi
0, 1, 3, 5, 7 dan x, yaitu sandi derajat kekuatan warna atau prosentase
penyaringan pada proses kartografi
2). Warna yang dipilih untuk membedakan satuan batuan sedimen dan
endapan permukaan sepenuhnya menganut sistem warna berdasarkan
jenis dan umur. Untuk membedakan beberapa satuan seumur dapat
digunakan corak.
3). Batuan malihan dibedakan berdasarkan (1) derajat dan fasies serta (2)
umur nisbi batuan pra-malihan dan litologi. Tata warna batuan
malihan sama dengan batuan sedimen atau mengunakan bakuan
warna khusus. Corak untuk membedakan litologi
4). Warna batuan beku menyatakan susunan kimianya : asam, menengah,
basa, dan ultrabasa. Untuk membedakannya dipilih warna yang
berdekatan, dan singkapan hurup atau menurut kunci warna yang
sudah dibakukan. Bila
diperlukan, dapat digunakan corak dengan bakuan khusus.
5). Batuan gunungapi yang berlapis dan dan diketahui umurnya,
mengikuti tata warna untuk batuan sedimen. Perbedaan litologi
untuk lahar, breksi gunungapi dan tuf
dinyatakan dengan corak. Beberapa satuan batuan gunungapi pada
suatu lembar peta geologi dapat dibedakan berdasarkan susunan
kimianya, dengan bakuan warna khusus
6). Satuan tektonit dinyatakan dengan corak khusus.
7). Atas dasar pertimbangan keilmuan atau prospek ekonomi, beberapa
hal yang menonjol seperti batuan terubah, derajat pemalihan atau
persifatan khusus lainnya, pada peta geologi dapat disajikan secara
khusus, di luar yang diuraikan.

5. Simbol dan Corak Geologi


Merupakan tanda yang dipakai untuk menggambarkan sesuatu pada
peta geologi, berupa singkatan huruf, warna, simbol dan corak, atau
gabungannya. Simbol pada peta geologi merupakan tanda yang
digunakan untuk menggambarkan hal yang ada pada peta geologi.
Biasanya berupa singkatan huruf, warna, simbol dan corak atau gabungan
dari ketiganya.

- Simbol yang digunakan dalam Peta Geologi


- Simbol Warna Batuan
6. Skala Waktu Geologi
Skala waktu geologi merupakan skala waktu yang digunakan untuk
menjelaskan waktu dimana suatu batuan itu terbentuk serta hubungan
antar peristiwa geologi yang terjadi sepanjang sejarah bumi.

TABEL SKALA
WAKTU
GEOLOGI
Tabel 1. Skala
waktu geologi

JUTA
EON ER PERIOD KALA KETERANG
A E TAHUN AN
YANG
LALU
Kuarter Holose 0,01
n
Plestos 1,8
en
Kenozoikum

Pliosen 5
Neoge
n Miosen 22,5
Tersier

Oligos 38
en
Paleoge Eosen 55
n
Paleos 65
en
Kapur 141 Dinosaurus
punah
Yura 195 Dinosauru
Phanerozoikum

Mesozoikum

s menguasai
dunia
Trias 230 Dinosaurus
muncul
Perm 280
Carbon 345 Tumbu
han
melimp
ah
Paleozoikum

Devonian 395 “The age of


fish”
Silurian 435 Tumbuhan
darat
pertama
Ordovicia 500 Ikan pertama
n
Cambrian 570 Trilobit
Hade 2500
an
Arche 3800
an
7. Kronostratigrafi
Berdasarkan dari asal katanya, stratigrafi tersusun dari 2 (dua) suku
kata, yaitu kata “strati“ berasal dari kata “stratos“, yang artinya perlapisan
dan kata “grafi” yang berasal dari kata “graphic/graphos”, yang artinya
gambar atau lukisan. Dengan demikian stratigrafi dalam arti sempit dapat
dinyatakan sebagai ilmu pemerian lapisan-lapisan batuan. Dalam arti
yang lebih luas, stratigrafi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari tentang aturan, hubungan, dan pembentukan (genesa)
macam-macam batuan di alam dalam ruang dan waktu.
Satuan kronostratigrafi merupakan satuan yang digunakan untuk
mengurutkan pengendapan dan waktu pengendapan dari seluruh batuan di
dalam suatu wilayah geologi, dan pada akhirnya seluruh rekaman geologi
bumi.
Stratigrafi adalah ilmu yang mempelajari sejarah, komposisi dan umur
relatif serta distribusi perlapisan batuan dan interpretasi lapisan-lapisan
batuan untuk menjelaskan sejarah bumi. Dari hasil perbandingan atau
korelasi antar lapisan yang berbeda dapat dikembangkan lebih lanjut studi
mengenai litologi (litostratigrafi), kandungan fosil (biostratigrafi), dan
umur relatif maupun absolutnya (kronostratigrafi).
Tabel ->
SATUAN
KRONOSTRATIG
RAFI
Tabel 2. Tabel
kronostratigrafi

HOLOSEN

HOLOCEN
KUARTER
(Qp)
QUATERNA
PLISTOSEN
RY (Q)
PLEISTOCENE

(Qp)
PLIOSEN L

PLIOCENE E
NEOGEN

NEOGEN

(Tp)
E
KENOZOIKUM

MIOSEN L
CENOZOIC

MIOCENE M
(CN)

(Tm) E
OLIGOSE L
N
TERTIARY
TERSIER

E
OLIGOCE
NE
PALEOGENE
PALEOGEN

(To)
EOSEN L
(Tpl)

EOCENE E

(Te)
PALEOSEN

PALEOCENE

(Tp)
KAPUR L

CRETACEO E
US
MESOZOIKUM

MESOZOIC

(K)
(MS)

JURA L

JURASSIC M
E
(J)
TRIAS L

TRIASSIC M
E. LANGKAH KERJA
1. Mahasiswa dan asisten praktikum menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan dalam praktikum Geologi Dasar.
2. Mahasiswa mendengarkan dan menyimak materi yang disampaikan oleh
asisten praktikum
3. Mahasiswa mendengarkan penjelasan dari asisten praktikum tentang langkah-
langkah dalam menyusun laporan praktikum.
4. Mahasiswa mencatat hal-hal yang di anggap penting dari penjelasan asisten praktikum
5. Mahasiswa berhak mengajukan pertanyaan kepada asisten praktikum apabila
ada hal yang tidak di pahami
6. Mahasiswa melihat Peta Geologi yang telah diberikan oleh asisten praktikum
7. Mahasiswa menentukan simbol geologi seperti simbol warna, simbol huruf,
dan simbol garis/titik geologi pada Peta Geologi yang telah dipilih
8. Mahasiswa menjiplak gambaran pada peta geologi yang telah ditentukan
menggunakan kertas kalkir
9. Mahasiswa mewarnai gambaran yang ada di kertas kalkir sesuai dengan
warna yang ada pada peta geologi.
10. Mahasiswa menyusun laporan praktikum geologi dasar secara sistematis
11. Mahasiswa mengumpulkan laporan praktikum kepada asisten praktikum tepat waktu.
F. PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
Peta Geologi Lemba Kebumen, Jawa Tengah (Terlampir)

2. Analisis
Pada praktikum kali ini mahasiswa membahas tentang Gambaran umum wilayah dan
Jenis batuan pada peta geologi wilayah Kota/Kabupaten yang terdapat pada peta geologi
lembar Kebumen, Jawa Tengah. Dalam daerah bagian peta yang saya pilih, terlihat
bermacam-macam formasi dan struktur yang menyusun wilayah tersebut dengan ciri warna
yang berbeda-beda dan juga menggunakan simbol. Kabupaten Kebumen terletak antara 7
o 27’ - 7 o 50’ Lintang Selatan dan 109 o 22’ − 109 o 50’ Bujur Timur. Luas wilayah
Kabupaten Kebumen, adalah 1.281,12 km2. Berdasarkan wilayah administrasinya
Kabupaten Kebumen terdiri dari 26 kecamatan. Berdasarkan posisi geografisnya,
Kabupaten Kebumen memiliki batas wilayah sebagai berikut: sebelah utara berbatasan
dengan Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo; sebelah selatan berbatasan dengan
Samudera Hindia; sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Cilacap dan Banyumas;
sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Purworejo. Penggunaan lahan kering (bukan
sawah) dibagi menjadi untuk lahan pertanian sebesar 42.799,50 hektar (48,45%) dan bukan
untuk pertanian sebesar 45.544,00 hektar (51,55%). Lahan kering untuk pertanian terbagi
menjadi untuk tegal/kebun seluas 27.629,00 hektar, ladang/huma seluas 745,00 hektar,
perkebunan seluas 1.159,00 hektar, hutan rakyat seluas 3.011,00 hektar, tambak seluas
24,00 hektar, kolam seluas 53,50 hektar, padang penggembalaan seluas 33,00 hektar,
sementara tidak diusahakan seluas 231,00 hektar, dan lainnya seluas 9.914,00 hektar.
Sedangkan lahan kering bukan untuk pertanian digunakan untuk bangunan seluas
26.021,00 hektar, hutan negara seluas 16.861,00 hektar, rawa-rawa seluas 12,00 hektar
serta lainnya seluas 2.670 hektar.
Pada tahun 2013 curah hujan dan hari hujan di Kabupaten Kebumen lebih rendah
dari tahun sebelumnya. Tercatat curah hujan selama tahun ini sebesar 3.787,00 mm lebih
tinggi dari tahun sebelumnya sebesar 2.328,43 mm dan hari hujan sebanyak 188 hari lebih
sering dari tahun sebelumnya sebanyak 108 hari. Suhu terendah yang terpantau di stasiun
pemantauan Wadaslintang pada bulan Juli dengan suhu sekitar 20,60°C dan tertinggi
34,00°C pada bulan Maret. Rata-rata kelembaban udara setahun 81,00% dan rata-rata
kecepatan angin 0,23 meter/detik. Sedangkan pada stasiun pemantauan Sempor suhu
terendah 21,60°C terjadi pada bulan Agustus dan tertinggi 33,60°C pada bulan Februari.
Rata-rata kelembaban udara setahun 84,00% dan rata-rata kecepatan angin 1,99
meter/detik.
Penduduk Kabupaten Kebumen pada tahun 2005 tercatat 1.212.809 jiwa, mengalami
pertumbuhan sebesar 0, 79% dari tahun sebelumnya, dengan jumlah rumah tangga
sebanyak 293.373 rumah tangga sehingga rata-rata jumlah jiwa per rumah tangga sebesar 4
jiwa. Kepadatan penduduk Kabupaten Kebumen sebesar 947 jiwa/km², dengan Kecamatan
Kebumen merupakan daerah terpadat penduduknya dengan 2.867 jiwa/km² dan Kecamatan
Sadang merupakan daerah terjarang penduduknya dengan 351 jiwa/km². Jumlah penduduk
laki-laki sebanyak 612.467 jiwa dan perempuan sebanyak 600.342 jiwa sehingga sex-ratio-
nya sebesar 102. Ditinjau dari distribusi/persebaran penduduknya, penduduk terbanyak di
Kecamatan Kebumen, yaitu sebesar 9,94 persen, dan penduduk paling sedikit di
Kecamatan Padureso sebesar 1,16% dari seluruh penduduk Kabupaten Kebumen. Dilihat
menurut kelompok umur, penduduk di bawah 15 tahun sebesar 30, 45% atau 369.329 jiwa
dan penduduk usia 65 tahun ke atas berjumlah 92.600 jiwa atau 7, 64 persen, sedang
penduduk usia 15 – 65 tahun sebanyak 750.880 atau 61, 91 persen. Secara Agregat,
Penduduk Kabupaten Kebumen di Tahun 2013 tercatat sebanyak 1.176.662 jiwa
dengan besarnya jumlah pertumbuhan penduduk padatahun sebelumnya adalah
sebesar 0,60% serta jumlah Rumah Tangga sebanyak316.159 rumah tangga. Sehingga
jumlah rata-rata per rumah tangga adalah sebesar4 jiwa.Kepadatan penduduk di Kabupaten
Kebumen pada tahun 2013 adalah sebesar918 jiwa/km².
Wilayah dengan jumlah kepadatan penduduk tertinggi adalahKecamatan
Kebumen yaitu sebesar 2.882 jiwa/km², sedangkan wilayah dengandengan jumlah
kepadatan terendah adalah Kecamatan Sadang yaitu sebesar 334jiwa/km². Kondisi
hidrogeologi daerah Kebumen di bagianselatan yang sebagian besartersusun oleh dataran
rendah dan kars mempunyai potensi sumber daya air tanahdengan produktifitas
tinggi–sedang. Namun pada sebagian wilayah di bagian utarayang berupa rangkaian
pegunungan–perbukitan dengan litologi batuan bersifattufaan potensi sumber daya air
tanahnya secara umum rendah.
Pada daerah karsketersediaan air, baik air tanah maupun air permukaan pada
umumnya cukup baik(sedang), namun jumlah total kandungannya, posisi reservoar serta
kualitas air belumteridentifikasi dengan jelas disamping itu pada musim kemarau jumlah
airnya sangatterbatas. Sedang untuk daerah-daerah yang rawan kekeringan seperti daerah
sekitarbumi perkemahan desa Widoro Kecamatan Karangsambung serta daerah
KecamatanPadureso, pada musim penghujan keberadaan airnya cukup baik, namun
padamusim kemarau sangat kekurangan air.
Analisis yang kedua adalah menganalisis atau meneliti Jenis batuan pada peta
geologi wilayah Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Pertama adalah Qa= alluvium.

. Jenis batuan pada formasi ini terdiri dari kerikil,pasir lanau dan lempung yang
merupakan hasil dari endapan sungai atau pantai. Formasi in memiliki ketebalan hingga 150 meter.
Dengan persebaran formasi batuan ini yang berada di dekat pantai, sungai dan daratan banjir.
Struktur pada formasi batuan ini terdapat pada lapisan horizontal. Formasi aluvium ini terbentuk
akibat darj sedimentasi yang baru-baru terjadi, Dengan skala waktu geologi yang terbentuk pada
masaKenozoikum kala Holozen. : Formasi Halang. Formasi Halang merupakan formasi
yang dikenal dengan struktur turbidit dan diendapkan pada lingkungan laut dalam. Penelitian
tentang reservoir Formasi Halang telah ditulis oleh beberapa penulis sebelumnya menyebutkan
bahwa porositas batupasir Formasi Halang cukup baik namun diragukan permeabilitasnya,
sehingga permasalahan utama reservoir batupasir Formasi Halang di Cekungan Banyumas adalah
permeabilitasnya. : Formasi peniron. Formasi Peniron tersusun oleh breksi aneka bahan,
dengan komponen andesit, batulempung, batugamping, serta massa dasar berupa batupasir tufan
dengan sisipan tuf.Formasi Peniron berumur Pliosen. Secara Stratigrafi,hubungan Formasi Peniron
dengan Formasi Halang adalah selaras. :Anggota breksi formasi halang. Satuan Batuan
Batupasir Selang-seling Batulempung Sisipan Breksi dan Basal pada daerah penelitian memiliki
ciri litologi, umur dan lingkungan pengendapan yang sama dengan Formasi Halang. :
Anggota tuf formasi waturanda. Anggota Tuf Formasi Waturanda tersusun oleh perselingan tuf
kaca (vitric tuff), kristal tuf (crystal tuff), batupasir gampingan, dan napal tuffan.

Ditemukan symbol-simbol. : symbol penggalian. Kabupaten Kebumen mempunyai potensi


mineral logam, batubara, bukan logam dan batuan yang tersebar merata di bagian utara, selatan dan
tengah wilayah. Di Kebumen juga terdapat 2 kawasan lindung geologi. :
symbol kontak. Garis putus-putus bila letaknya diperkirakan, titik-titik bila tertutup.
: Antiklin. Antiklin merupakan struktur geologi berupa lipatan lapisan batuan
sedimen atau batuan metamorfosis yang cembung ke atas. Bangun Antiklin di bawah permukaan
merupakan objek pencarian karena sering kali merupakan perangkap minyak dan gas bumi. Sesar
turun yang memotong lipatan, terjadi hampir bersamaan dengan sesar geser sejajar jurus, kecuali
sesar turun yang berarah relatif utara-selatan,yang terbentuk segera setelah terbentuk sesar turun
yang memotong lipatan. Kekar dapat dijumpai pada batuan berumur tersier dengan arah yang tidak
teratur : symbol sungai. Sungai digambarkan dengan simbol garis memanjang, sesuai dengan
daerah aliran sungai dari hulu ke hilir.
Urutan batuan dari tertua hingga termuda berdasarkan data dari korelasi satuan peta yaitu
formasi alluvium, formasi haling, formasi peniron, anggota breksi formasi haling, dan yang
terakhir anggota tuf formasi watuturanda. Pada bagian bawah Formasi Waturanda tersusun oleh
batupasir kasar. Semakin ke atas,litologi yang menyusun Formasi Waturanda berubah menjadi
breksi dengan komponen andesit, basalt, dan massa dasar berupa batupasir dan tuf. Anggota Tuf
Formasi Waturanda tersusun oleh perselingan tuf kaca (vitric tuff), kristal tuf (crystal tuff),
batupasir gampingan, dan napal tuffan. Formasi Waturanda berumur Miosen Awal (23 JTL).
Formasi Halang tersusun oleh perselingan batupasir, batugamping, napal, dan tuf, dengan sisipan
breksi. Breksi Formasi Halang tersusun oleh komponen andesit, basalt dan batugamping, serta
massa dasar berupa batupasir tuffan kasar, sisipan batupasir dan lava basalt.Formasi Halang
berumur Miosen Akhir hingga Pliosen. Secara stratigrafi,hubungan Formasi Halang dengan
Formasi Penosogan adalah selaras. Formasi Peniron tersusun oleh breksi aneka bahan, dengan
komponen andesit, batulempung, batugamping, serta massa dasar berupa batupasir tufan dengan
sisipan tuf.Formasi Peniron berumur Pliosen. Secara Stratigrafi,hubungan Formasi Peniron dengan
Formasi Halang adalah selaras. Batuan Gunungapi Sumbing Muda tersusun oleh batupasir tuffan,
tuf pasiran, breksi andesit. Endapan pantai tersusun oleh pasir lepas, sedangkan endapan aluvium
tersusun oleh lempung, lanau, pasir, kerikil, dan kerakal.Batuan Gunungapi Sumbing
muda,endapan pantai, dan aluvium berumur Pleistosen.
Pada daerah Karangsambung, struktur geologi yang dapat dijumpai berupa lipatan, sesar, dan
kekar pada batuan berumur tersier awal hingga tersier akhir. Secara umum lipatan pada daerah
Karangsambung memiliki arah barat-timur dan ada sebagian yang berarah timurlaut-baratdaya.
Sesar yang dapat dijumpai pada daerah Karangsambung, berupa sesar naik, sesar geser sejajar
jurus, dan sesar normal. Sesar yang dijumpai pada bagian barat dan timur merupakan sesar naik
dengan arah relatif barat-timur, dengan bagian selatan relatif naik dan keduanya terpotong oleh
sesar geser. Sesar geser sejajar jurus berarah baratlaut tenggara, utara-selatan, timurlaut-baratdaya
(Pola Meratus), dengan jenis sesar dekstral dan sinistral. Sesar geser sejajar jurus, memotong
struktur lipatan yang terjadi segera sesudah terjadi perlipatan. Sesar turun berarah barat-timur dan
relatifutara-selatan.
G. KESIMPULAN
Peta geologi merupakan gambaran tentang keadaan geologi suatu daerah
dengan kualitas berdasarkan skala. Peta geologi biasanya ditampilkan berupa gambar
dengan warna, simbol dan beberapa corak atau gabungan dari ketiganya. Untuk
menggambarkan kondisi geologi tersebut harus menggunakan beberapa aturan teknis
seperti batas – batas satuan batuan ataupun struktur yang berupa garis dan juga
penyebarannya harus mengikuti bentuk tubuh batuan beku. Untuk perbedaan jenis yang
terdapat pada batuan, diberikan tanda atau warna. Sedangkan untuk batuan sedimen
tergantung dari hasil jurus (stike) dan kemiringan (dip).

Pada praktikum kali ini mahasiswa membahas tentang Gambaran umum


wilayah dan Jenis batuan pada peta geologi wilayah Kota/Kabupaten yang terdapat
pada peta geologi lembar Kebumen, Jawa Tengah. Dalam daerah bagian peta yang saya
pilih, terlihat bermacam-macam formasi dan struktur yang menyusun wilayah tersebut
dengan ciri warna yang berbeda-beda dan juga menggunakan simbol. Kabupaten
Kebumen terletak antara 7 o 27’ - 7 o 50’ Lintang Selatan dan 109 o 22’ − 109 o 50’
Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten Kebumen, adalah 1.281,12 km2. Berdasarkan
wilayah administrasinya Kabupaten Kebumen terdiri dari 26 kecamatan. Berdasarkan
posisi geografisnya, Kabupaten Kebumen memiliki batas wilayah sebagai berikut:
sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo; sebelah
selatan berbatasan dengan Samudera Hindia; sebelah barat berbatasan dengan
Kabupaten Cilacap dan Banyumas; sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten
Purworejo. Urutan batuan dari tertua hingga termuda berdasarkan data dari korelasi
satuan peta yaitu formasi alluvium, formasi haling, formasi peniron, anggota breksi
formasi haling, dan yang terakhir anggota tuf formasi watuturanda. Pada bagian
bawah Formasi Waturanda tersusun oleh batupasir kasar. Semakin ke atas,litologi yang
menyusun Formasi Waturanda berubah menjadi breksi dengan komponen andesit,
basalt, dan massa dasar berupa batupasir dan tuf. Anggota Tuf Formasi Waturanda
tersusun oleh perselingan tuf kaca (vitric tuff), kristal tuf (crystal tuff), batupasir
gampingan, dan napal tuffan. Formasi Waturanda berumur Miosen Awal (23 JTL).
Formasi Halang tersusun oleh perselingan batupasir, batugamping, napal, dan tuf,
dengan sisipan breksi. Breksi Formasi Halang tersusun oleh komponen andesit, basalt
dan batugamping, serta massa dasar berupa batupasir tuffan kasar, sisipan batupasir dan
lava basalt.Formasi Halang berumur Miosen Akhir hingga Pliosen. Secara
stratigrafi,hubungan Formasi Halang dengan Formasi Penosogan adalah selaras.
Formasi Peniron tersusun oleh breksi aneka bahan, dengan komponen andesit,
batulempung, batugamping, serta massa dasar berupa batupasir tufan dengan sisipan
tuf.Formasi Peniron berumur Pliosen. Secara Stratigrafi,hubungan Formasi Peniron
dengan Formasi Halang adalah selaras.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017. “Satuan Liostratigafi”. Diaksesdari


http://geologicalmelankolia.blogspot.com/2017/03/satuan-liostratigrafi.html.
( Diakses pada hari Kamis tanggal 10 Nivember 2022 12.01 WIB.)

Fatma, Desy. 2018. “Skala Waktu Geologi : Pengertian-Pembagian-Cara


Penentuannya”.
https://ilmugeografi.com/geologi/skalawaktugeologi#:~:text=Skala
%20Waktu%20Geolog
i%20merupakan%20skala,terjadi%20di%20sepanjang%20sejarah
%20Bumi.&text=Bisa2 0dikatakan%20bahwa%20skala%20waktu,untuk
%20mempelajari%20sejarah%20mengen ai%20Bumi. (diakses pada hari
Kamis tanggal 10 November 2022 pukul 15.45 WIB).

Lestari, Ika. 2018. “Peta Geologi : Pengertian-Jenis-Komponen-Simbolnya”.


https://ilmugeografi.com/kartografi/peta geologi#:~:text=Pengertian%20Peta
%20Geolog i,yang%20behubungan%20dengan%20sumber%20daya. (diakses
pada hari Kamis tanggal 10 November 2020 pukul 11. 46 WIB).

Puspitasari, Yulianti., Sukojo, Bangun Muljo., & Ipranta. 2016. “Analisa Hasil
Pengolahan Citra Terrasar-x dan Landsat 8 untuk Pemetaan Geologi Lembar
Mojokerto (1508-62) Jawa Timur”. Jurnal Geosaintek. Vol. 02. Hal : 1-2.

Sawu, N. 2021. “Peta Geologi”.

https://www.academia.edu/12364382/Peta_Geologi. (Diakses pada hari


Kamis tanggal 10 November 2022 pukul 19.34 WIB).

Septiana, E. 2015. “DOWNLOAD PETA GEOLOGI SELURUH


INDONESIA”
https://geosis.id/blog/download-peta-geologi-seluruh-indonesia. (Diakses
pada hari Jum’at tanggal 11 November 2022 pukul 01.12 WIB).

Soetoto. 2013. Geologi Dasar. Yogyakarta : Penerbit Ombak.

Sutanji. 2011. Geologi Umum. Semarang : UNNES

You might also like