You are on page 1of 14

MAKALAH AUDIT EKUITAS PEMEGANG SAHAM

DOSEN : DR. FADRUL, SE., M.AK

Oleh :
Aulina Situngkir (2262201060)
Chrystin Hakim Manurung (2262201056)

Desi Putri Sari Telaumbanua (2262201053)

Nelly Ana Sitanggang (2262201055)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS BISNIS
INSTITUT BISNIS DAN TEKNOLOGI PELITA INDONESIA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpah rahmat-
Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
Pemeriksaan Akuntansi yang berjudul “Audit Ekuitas Pemegang Saham”.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi
semester III dengan dosen pembimbing Dr. Fadrul, S.E., M.Ak. Tidak lupa kami sampaikan
terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna mengingat terbatasnya
pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati dan rasa
terimakasih, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Pekanbaru, 17 September 2023

Kelompok VI

i
DAFTAR PUSAKA

Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
DAFTAR PUSAKA ..................................................................................................................................... ii
BAB 1 ....................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang......................................................................................................................... 3
BAB II ....................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 4
1. AUDIT EKUITAS PEMEGANG SAHAM ...................................................................................... 4
2. PRINSIP AKUNTANSI BERTERIMA UMUM DALAM PENYAJIAN EKUITAS PEMEGANG SAHAM
DI NERACA. ...................................................................................................................................... 5
3. PROGRAM AUDIT DALAM PENGUJIAN SUBTANTIF TERHADAP EKUITAS PEMEGANG SAHAM
6
4. TUJUAN PENGUJIAN SUBTANTIF TERHADAP EKUITAS PEMEGANG SAHAM .......................... 8
5. Penentuan Risiko Pengendalian-Ekuitas Pemegang Saham ................................................... 9
6. AUDIT AKUN MODAL SAHAM ............................................................................................... 11
7. AUDIT DEVIDEN ..................................................................................................................... 12
8. AUDIT LABA DITAHAN ........................................................................................................... 13

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modal sendiri adalah jumlah kumulatif kontribusi yang diberikan oleh pemilik
kepada perusahaan sebagai suatu entitas, ditambah dengan laba yang diperoleh perusahaan
yang ditahan di dalam perusahaan. Didalam perusahaan peroranagn,modal sendiri ini
ditunjukkan di neraca oleh akun modal atas nama seseorang (misalnya modal Nn.eliona ) dan
akun prive atas nama pemilik perusahaan yang bersangkutan (misalnya prive Nn.eliona).
didalam perusahaan berbentuk firma dan CV, modal modal sendiri disajikan didalam neraca
dengan akun modal atas nama tiap-tiap sekutu dan akun prive atas nama setiap sekutu yang
bersangkutan didalam perusahaan berbentuk perseorangan terbatas (PT), modal sendiri
perusahaan ditunjukkan dengan akun modal saham (capital stock) ,paid-in capital,treasuty
stock, saldo laba dan cadangan (reserve). Uraian di dalam akan dititik beratkan pada
pengujian subtantit terhadap ekuitas pemegang saham perusahaan berbentuk perseorangan
terbatas. Pengujian subtantif terhadap ekuitas pemegang saham adalah berbeda dengan
pengujian subtantif aktiva lancar dan utang lancar. Pengujian subtantif terhadap ekuitas
pemegang saham, auditor menghadapi transaksi perubahan unsur neraca yang rendah
frekuensi terjadinya, tetapi melibatkan jumlah rupiah yang besar setiap transaksinya,
mungkin sekali dalam melakukan pengujian pengujian subtantif terhadap akun modal saham,
treasury stock, paid-on capital suatu PT, auditor sama sekali tidak menemukan perubahan
akun tersebut selama tahun yang diaudit dan hanya menemui satu atau dua jurnal pendebitan
atau pengkreditan didalam akun saldo laba.dalam pengujian subtantif terhadap ekuitas
pemegang saham, auditor melakukan pemeriksaan secara seksama terhadap tiap perubahan
ekuitas pemegang saham (akun modal saham, akun treasury stock paid-on capital, akun
saldo laba, dan akun cadanagan ), dan umumnya hanya memerlukan waktu pemeriksaan yang
relative pendek.

3
BAB II
PEMBAHASAN
1. AUDIT EKUITAS PEMEGANG SAHAM
Ekuitas pemegang saham (owner’s equity) adalah jumlah dana yang dimiliki oleh pemegang
saham di perusahaan, sama dengan modal saham ditambah cadangan.
Ekuitas pemegang saham meliputi saham biasa, saham preferen, modal yang di setor, dan
laba ditahan. Pada tahun terakhir,sejumlah instrumen keuangan telah dikembangkan yang
berisi karakteristik utang dan ekuitas serta mempengaruhi audit kas pemegang saham.
Sejumlah besar rencana opsi saham dan rencana kompensasi juga mempengaruhi audit
ekuitas pemegang saham. Pembahasan mengenai instrumen ekuitas dan rencana opsi saham
yang kompleks tersebut berada di luar lingkup.
Berikut ini ada 3 jenis transaksi utama yang menimbulkan ekuitas pemegang saham, yaitu:
1. Penerbitan saham.
Mencakup transaksi seperti penjualan saham untuk sejumlah kas, pertukaran saham
dengan aktiva, jasa, atau utang yang dapat dikonversi, serta penerbitan saham untuk
tujuan peecahan saham.
2. Pembelian saham kembali.
Mencakup perolehan kembai saham (treasury stock) dan penarikan kembali saham.
3. Pembayaran deviden.
Mencakup pembayaran deviden kas atau penerbitan dividen saham.
Menurut Agoes (2017), jenis modal dalam Perseroan Terbatas adalah sebagai berikut:
a. Modal saham berdasarkan akta yang telah disahkan oleh Kementerian Hukum dan
HAM (Kemenkumham), terdiri atas:modal dasar, modal ditempatkan dan modal
disetor;
b. Saham beredar yang dibeli kembali oleh perusahaan (treasury stock);
c. Agio (Premium) atau disagio (discount) merupakan selisih penjualan atas saham dari
jenis saham biasa dan/atau jenis saham preferen;
d. Laba atau rugi nilai tukar valuta asing atas modal disetor;
e. Selisih apraisal atau penilian kembali atas aset tetap entitas;
f. Saldo laba (retained earning) atau defisit (deficit/accumulated losses) yang dihasilkan
dari operasi entitas
Standar akuntansi keuangan tentang penyajian dan pengungkapan laporan keuangan,
khususnya laporan posisi keuangan, laporan perubahan ekuitas serta catatan atas laporan
keuangan yang membahas terkait ekuitas pemegang saham mengungkapkan hal-hal di
bawah ini:
a. setiap jenis saham yang disajikan:
1) jumlah modal dasar;
2) jumlah akumulasi saham ditempatkan dan disetor penuh, dan saham

4
ditempatkan namun belum disetor penuh;
3) harga nominal atas saham;
4) rekonsiliasi mutasi saham yang beredar dari awal sampai akhir tahun buku;
5) hak pemegang saham, pembatasan dan hak istimewa yang dimiliki oleh
beragam saham, termasuk pembatasan yang dikenakan atas dividen dan
pembayaran modal kembali;
6) jumlah penguasaan saham oleh entitas dan entitas lain; serta
7) jumlah saham yang dicadangkan dan persyaratan penerbitannya yang
menggunakan hak opsi dan kontrak;
b. Penjelasan mengenai sifat, dasar hukum dan tujuan setiap cadangan yang
dibentuk dalam ekuitas.

Tujuan Pemeriksaan Ekuitas Pemegang Saham


Tujuan pemeriksaan ekuitas pemegang saham yaitu membuktikan bahwa saldo
ekuitas pemegang saham dicantumkan dalam laporan posisi keuangan telah mencerminkan
saldo yang sebenarnya pada tanggal laporan keuangan.
Adapun secara rinci tujuan pemeriksaan ekuitas dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Memperoleh keyakinan yang andal terkait pencatatan ekuitas pemegang saham beserta
pengukapannya dalam laporan keuangan.
b. Memperoleh bukti yang cukup atas asersi keberadaan dan/atau keterjadian dengan
membuktikan bahwa setiap jumlah ekuitas pemegang saham merepresentasikan
kepentingan perusahaan yang ada pada tanggal laporan keuangan serta telah
merepresentasikan keterjadian transaksi selama tahun berjalan yang diaudit.
c. Memperoleh bukti atas asersi kelengkapan pencatatan ekuitas selama tahun berjalan
yang diaudit dan kelengkapan transaksi pemegang saham yang dicatat pada laporan posisi
keuangan.
d. Memperoleh bukti asersi penilaian ekuitas pemegang saham yang dicantumkan dalam
laporan posisi keuangan.
e. Memperoleh bukti kesesuaian atas penyajian dan pengungkapan ekuitas pada laporan
posisi keuangan dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia.

2. PRINSIP AKUNTANSI BERTERIMA UMUM DALAM PENYAJIAN


EKUITAS PEMEGANG SAHAM DI NERACA.
Penyajian ekuitas pemegang saham di neraca, antara lain :
A. Modal saham
Modal saham harus di buat dineraca yang dapat disajikan dalam bentuk catatan kaki
atau sebagai catatan atas laporan keuangan (notes to financial statements). Adapun
informasi yang diperlukan oleh pemakai laporan keuangan meliputi:
a. Jenis saham yang dikeluarkan, nilai nominal, dan jika ada, tarif deviden.
b. Untuk saham istimewa, sifat keistimewaan yang dimiliki oleh pemegang saham
harus dijelaskan ( misalnya hak istimewa dalam pembagian deviden, hak istimewa
dalam likuidasi perusahaan).

5
c. Jumlah saham yang diijinkan untuk dikeluarkan, yang telah dikeluarkan, yang ada
ditangan perusahaan sebagai treasury stock, dan yang beredar.
d. Jumlah deviden komulatif sahama istimewa yang belum dapat dibayar oleh
perusaaahn,baik jumlah total maupun jumlah saham.
e. Jumlah saham yang di sediakan untuk stock option plans, untuk ditukarkan
dengan obligasi atau saham istimewa jumlah saham yang telah dipesan tetapi
belum dikeluarkan, deviden saham yang telah diumumkan tetapi belum dbagikan
dan saham yang dikeluarkan dalam penggabungan Perusahaan.
B. Treasury stock
Treasury stock Harus disajikan di neraca dalam kelompok modal saham.jumlah yang
disajikan adalah sebesar kosnya, sebagai penguranan terhadap jumlah modal saham
dan saldo laba.
C. Saldo laba
`Perubahan saldo laba dalam tahun yang diaudit dapat disajikan didalam laporan
tersendiri, disebut “laporan perubahan saldo laba” atau digabung dengan laporan laba
rugi, yang disebut laporan laba rugi dan perubahan saldo laba. Informasi yang
bersangkutan dengan pembatasan penggunaan saldo laba harus dijelaskan dalam
notes to financial statement.

3. PROGRAM AUDIT DALAM PENGUJIAN SUBTANTIF TERHADAP


EKUITAS PEMEGANG SAHAM
Program pengujian subtantif tehadap ekuitas pemegang saham berisi prosedur audit yang dirancang
untuk mencapai tujuan audit .

 Prosedur Audit

1. Prosedur audit awal


Sebelum membuktikan apakah saldo ekuitas pemegang saham yang dicantumkan oleh klien dalam
neracanya sesuai dengan ekuitas pemegang saham yang benar-benar ada pada tanggal
neraca,auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi ekuitas pemegang saham yang dicantumkan
di dalam neraca dengan catatan akuntansi yang mendukungnya.oleh karena itu,auditor melakukan
prosedur audit awal yang terdiri dari 6 prosedur yaitu

a. Usut saldo ekuitas pemegang saham yang tercantum dineraca ke saldo akun ekuitas
pemegang saham yang bersangkutan dengan buku besar.

b. Hitung kembali saldo akun ekuitas pemegang saham di dalam buku besar.

c. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun
ekuitas pemegang saham.

d.Usut saldo awal akun ekuitas pemegang saham ke kertas kerja tahun yang lalu.

e. Usut posting pengkreditan dan pendebitan akun ekuitas pemegang saham ke dalam jurnal
yang bersangkutan.

f. Lakukan rekonsiliasi akun control modal saham dalam buku besar ke buku pembantu
pemegang saham dan buku sertifikat saham.

6
2. Prosedur analitik
Pada tahap awal pengujian subtantif terhadap ekuitas pemegang saham, pengujian analitik
dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang
yang memerlukan audit lebih intensif

Ratio Formula

ü Nilai buku saham biasa ü Ekuitas pemegang saham ÷ rarata jumlah


sahm biasa yang beredar
ü Return on common stockholder equity
ü Labaa bersih ÷ rerata jumlah saham biasa
ü Deviden payout
yang beredar
ü Laba per saham
ü Deviden kas÷ laba bersih

ü Laba bersih ÷ rerata timbangan jumlah


saham beredar

Pembandingan ini membantu auditor untuk mengungkapkan yaitu peristiwa atau transaksi yang
tidak biasa , perubahan ekuitas , perubahan usaha , fluktuasi acak, atau salah saji.

3. Pengujian terhadap transaksi rinci

Pengujian terhadap transaksi rinci ekuitas pemegang saham dilaksanakan oleh auditor melalui
prosedur

a. Periksa bukti pendukung pencatatan kedalam akun modal saham, paid – in capital,
treasury stock, saldo laba, dan cadangan.

b. Periksa pencatatan transaksi pengumuman deviden dan pembayarannya.

4. Pengujian terhadap akun rinci

Pengujian terhadap saldo akun rinci akun ekuitas pemegang saham dilaksanakan oleh auditor
melalui berbagai prosedur audit berikut ini:

a. Pelajari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan klien.

b. Pelajari notulen rapat pemegang saham dan devan komisaris

c .Pelajari kontak underwriting dan persyaratan emisi saham.

d. Pelajari notulen rapat dewan komisaris dan pemegang saham mengenai pengembangan
deviden.

e. Pelajari kontak antara klien dengan independen registrar dan transfer agent.

f. Pelajari surat perjanjian penarikan kredit dan bont indenturs mengenai pasal yang
membatasi pembagian deviden.

g.Lakukan analisis terhadap akun modal saham.

h.Lakukan analisis terhadap akun saldo laba.

7
i.Dapatkan konfirmasi dari independen registrar dan transfer agent.

j.Perikasa pertanggung jawaban nomor urut sertifikat saham.

k.Periksa semua sertifikat saham yang dibatalkan pemkaiannya.

l.Selidiki adjustment yang berasal dari tahun sebelumnya yang dicatat di dalam akun saldo
laba.

m.Lakukan analisis terhadap akun treasury stock.

5. Verivikasi penyajian modal sendiri di dalam neraca

a.Periksa catatan transaksi emisi saham untuk menentukan jumlah modal saham dengan paid-in
capital

estimasi saham harus dicatat dengan mengkreditkan akun modal saham besar nilai nominalnya (jika
saham bernilai nominal) sedangkan kelebihan atau kekurangan jumlah kas atau nilai aktiva lain yang
diterima klien dari nilai nominal saham tersebut dicatat didalam akun paid-in capital akun paid –in
capital ini juga digunakan untuk mencatat selilsih antara kas saham yang dibeli kembali dengan nilai
nominalnya jika treasury stock dicacat pada nilai nominalnya).auditor harus memastikan bahwa klien
telah memisahkan jumlah yang harus disajikan di dalam akun paid-in capital dengan disajikan di
dalam akun modal saham.

b.Periksa penyajian treasury stock

treasury stock tidak boleh disajikan sebagai unsur aktiva perusahaan, dan perusahaan tidak dapat
membagikan deviden untuk saham yang dimiliki oleh perusahaan sebagai treasury stock.

c.Periksa penyisihan saldo laba dalam tahun yang diuadit

Auditor berkewajiban untuk memeriksa apakah klien telah melaksanakan penyisihan saldo laba
sesuai dengan ketentuan di dalam anggaran dasar dan anggaran perusahaan.

D.Periksa penjelasan yang bersangkutan dengan unsur ekuitas pemegang saham.

Auditor harus memastikan bahwa klien telah mencantumkan pengungkapan yang cukup bagi unsur
ekuitas pemegang saham di dalam laporan keuangan.

4. TUJUAN PENGUJIAN SUBTANTIF TERHADAP EKUITAS


PEMEGANG SAHAM

1.Memperoleh keyakinan tentang keadaan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan ekuitas
pemegang saham.

2.Membuktikan bahwa saldo modal saham mencerminkan kepemimpinan pemegang saham yang
ada pada tanggal neraca dan mencerminkan kejadian transaksi yang berkaitan dengan ekuitas
pemegang saham selama tahun yang diaudit.

8
3.Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selama tahun yang diaudit dan kelengkapan
saldo ekuitas pemegang saham yang disajikan di neraca.

4.Membuktikan bahwa saldo ekuitas pemegang saham yang dicantumkan dineraca merupakan klaim
pemilik terhadap aktiva entitas.

5.Membuktikan kewajaran penilaian ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di neraca.

6.Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan ekuitas pemegang saham di neraca.

5. Penentuan Risiko Pengendalian-Ekuitas Pemegang Saham


Strategi Substantif sering kali digunakan untuk mengaudit ekuitas pemegang saham
karena jumlah transaksi biaya transaksinya sedikit. Meskipun resiko pengendalian kemudian
dapat ditentukan pada tingkat maksimum, auditor masih harus memahami jenis-jenis
pengendalian yang ditempatkan untuk mencegah salah saji materia dalam transaksi ekuitas.
Banyak entitas-entitas besar, seperti perusahaan publik, menggunakan pendaftaran,
agen transfer, dan badan pembayaran deviden untuk memproses dan mencatat transaksi
ekuitas.
 Pendaftaran bertanggung jawab untuk memastikan bahwa seluruh saham yang
diterbitkan sesuai dengan anggaran dasar perusahaan dan untuk memelihara total
pengedalian untuk total saham yang beredar.
 Agen Transfer bertanggung jawab untuk menyiapkan sertifikat saham dan memelihara
catatan pemegang saham yang memadai.
 Badan Pmabayaran Deviden bertanggung jawab menyiapkan dan mengirim ke deviden
ke catatan pemegang saham. Jika entitas menggunakan pendfatara, agen transfer dan
badan pembayaran deviden yang independen, auditor bisa memperoleh bukti yang cukup
dengan memberikan informasi yang relevan dengan pihak-pihak tersebut.
Jika entitas menggunakan karyawannya sendiri untuk melakukan fungsi utama transfer
saham dan pembayaran deviden, auditor perlu melakukan pengujian yang lebih rinci atas
catatan dan transaksi yang terkait dengan saham yang terjadi selama periode audit.
Asersi, prosedur pengendalian, dan pemisahan tugas berikut ini adalah relevan pada saat
karyawan klien mentransfer saham dan membayar deviden.
a. Asersi dan prosedur pengendalian terkait
Berikut ini adalah asersi utama untuk ekuitas pemegang saham :
A. Verifikasi bahwa transaksi saham dan deviden dengan anggaran perusahaan.

9
B. Verifkasi bahwa transaksi saham dan deviden telah dibukukan dan diikhtisarkan
dengan tepat dalam catatan akuntansi.
C. Verifikasi bahwa transaksi saham dan deviden telah disetujui dengan layak.
D. Verifikasi bahwa transaksi saham dan deviden telah dinilai dengan tepat.

Asersi-asersi dalam Audit Laporan Keuangan


• Keterjadian (Occurence)
Salah seorang karyawan prusahaan, seperti sekretarsis perusahaan atau konsultan
hukum, harus memastikan bahwa setiap transaksi saham atau deviden sesuai dengan
anggaran dasar pesuahaan atau peraturan hukum yang ada mempengaruhi entitas.
• Akurasi (Accuracy)
Prosedur pengendalian untuk asersi ini meliputi rekonsiliasi catatan pemegang saham
dengan jumlah saham yang beredar dan rekonsiliasi deviden yang dibayarkan dengan total
saham yang beredar pada tanggal catatan deviden.
• Otorisasi ( Authorzation)
Bagi kebanyakan entitas, dewan komisaris atas pemegang saham yang menyetujui
transaksi saham dan deviden.
• Penilaian ( Valuation)
Penerbitan saham, pembelian kembali saham, dan deviden harus dicatat oleh
departemen bagian keuangan (treasure) pada jumlah yang sesuai dengan GAAP.

b. Pemisahan tugas.
Jika entitas memiki karyawan yang cukup, pemisahan tugas berikut harus dipertahankan:
A. Orang yang bertanggung jawab menerbitkan, mentransfer, dan membatalkan sertifikat
saham harus tidak memiliki tanggung jawab akuntansi.
A. Orang yang bertanggung jawab memelihara catatan rinci mengenai pemegang saham
harus independen dengan memelihara akun-akun pengendalian buku besar.
B. Orang yang bertanggung jawab memelihara catatan rinci mengenai pemegang saham
harus terpisah dengan pemrosesan penerimaan atau pengeluaran kas.
C. Pemisahan tugs yang memadai harus dibentuk anatara penyiapan, pencatatan,
penandatanganan, dan pengiriman cek deviden.

10
6. AUDIT AKUN MODAL SAHAM
Akun modal saham meliputi saham biasa, saham preferen, dan modal disetor (pain in
capital). Pada saat mengaudit akun modal saham, auditor biasanya dipautkan dengan asersi
keterjadian, kelengkapan, penilaian, dan kelengkapan pengungkapan. Auditor memulai audit
modal saham dengan memperoleh skedul seluruh aktivitas akun tersebut untuk periode
berjalan. Saldo awal dicocokan dengan kertas kerja tahun lalu dan saldo akhir dicocokan
dengan buku besar umum mayoritas pekerjaan audit kemudian difokuskan kepada aktivitas
periode berjalan dalam setiap akun.

A. Keterjadian dan Kelengkapan


Seluruh transaksi modal saham yang bisa disetujui oleh dewan komisaris. Oleh karena itu,
auditor dapat menguji keterjadian transaksi modal saham dengan menelusuri transaksi yang
tercatat ditahun berjalan ke risalah dewan komsaris. Jika pendaftra dan agen transfer
digunakan oleh entitas, auditor mengkonfirmasikan jumlah total saham beredar pada akhir
periode. Jika jumlah saham yang terdaftar sebagian saham beredar dalam konfirmaih tersebt
sesuai dengan akun modal saham dalam buku besar umum, auditor memiliki bukti bahwa
sejumlah total saham yang beredar pada akhir periode adalah benar. Jika entitas tidak
menggunakan agen luar, etintas akan memelihara catatan saham dan atau buku sertifikat
saham. Auditor bisa melakukan pengujian berikut ini.
 Telusuri transfer saham antar pemegang saham dengan catatan saham dan atau buku sertifikat
saham.
 Jumlahkan kebawah saham yang beredar dalam catatan saham dan taua buku sertifikat
saham dan cocokkan jumlahnya dengan total saham yang beredar diakun modal saham dalam
buku besar umum.
 Periksa adanya sertfikit saham yang dibatalkan.
 Pertanggungjawabakan dan periksa adanya sertifikta saham yang tidak dterbitkan dalam buku
sertifikas saham.

B. Penilaian
Jika modal saham diterbitkan untuk memperoleh kas , penetuan penilaian yang tepat
adalah hal yang mudah. Nilai pari atau nominal untuk saham yang diterbitkan dialokasikan
keakun modal saham masing-masing, sedangkan selisih antara harga dan nilai pari atau nilai
nominal dialokasikan ke modal di setor. Auditor dapat menghitung kembali nilai yang

11
dialokasikan ke setiap transaksi. Hasil dari penjulana saham biasanya di telusuri ke catatat ke
penerimaan kas.

C. Kelengkapan pengungkapan
Jumlah pengungkapan penting sering kali diperlukan untuk ekuitas pemegang saham.
Biasanya informasi ini bersumber dari anggaran dasar perusahaan,risalah rapat dewan
komisaris, dan perjanjian kontrak.

Tiga konsep pengungkapan tersebut adalah:

 Adequate disclosure (Pengungkapan cukup) Konsep yang sering digunakan adalah


Adequate Disclosure, yaitu pengungkapan minimum yang dinyatakan oleh peraturan
yang berlaku, dimana angka-angka yang disajikan dapat diinterpretasikan dengan
benar oleh investor.
 Fair disclosure (Pengungkapan wajar), adalah pengungkapan yang secara tidak
langsung merupakan tujuan etis agar memberikan perlakuan yang sama kepada semua
pemakai laporan dengan menyediakan informasi yang layak terhadap pembaca
potensial.
 Full disclosure (Pengungkapan penuh), adalah pengungkapan yang
mengimplikasikan penyajian dari seluruh informasi yang relevan. Pengungkapan ini
sering dianggap berlebihan. Hendriksen berpendapat terlalu banyak informasi akan
membahayakan, karena penyajian atas informasi tidak penting yang rinci akan
mengaburkan informasi yang signifikan dan membuat laporan sulit untuk
diinterpretasikan.

7. AUDIT DEVIDEN

Pada umumnya semua deviden yang di umumkan secara resmi dan dibayar akan di
audit di karenakan berhubungan dengan pelanggaran perusahaan atau perjanjian utang. Jika
entitas menggunakan badan pembayar deviden, auditor dapat mengkonfirmasikan jumlah
yang dibayar ke badan tersebut oleh entitas. Jumlah ini di cocokkan dengan jumlah yang di
otoriasi oleh dewan komiasris. Auditor dapat menghitung kembali jumlah deviden melalui
perkalian jumlah saham auditor dapat menghitung kembali perkalian jmulah saham yang
beredar pada tanggal pencatatan dengan jumlah deviden perlembar saham yang di setujui
oleh dewan komsaris. Jumlah ini harus cocok dengan jumlah yang dibayarkan dan masih
harus terutang ke pemegang saham pada akhir periode. Jika auditor bisa menguji nama-
namapihak penerima pembayaran serta jumlah auditor jga meriviuw kapatuhan perusahaan
terhadap adanya perjanjian yang membatasi pembayaran deviden.

12
8. AUDIT LABA DITAHAN

Berdasarkan kondisi normal, laba di tahan di pengaruhi oleh laba atau rugi tahun
berjalan, maupun deviden yang dibayarkan. Akan tetapi standar akuntansi tertentu
masyarakat bahwa beberapa transaksi di masukan dalam laba ditahan. Penyesuaian periode
lalu, koreksi kekeliruan, penilaian atas surat berharga yang mudah diperjulabelikan dan
penjabaran transaksi mata uang asing, serta perubahan dalam pecadangan laba ditahan
merupakan transaks-transaksi seperti itu.

Auditor memulai audit laba ditahan dengan memperoleh akedul aktivitas akun
tersebut untuk periode berjalan. Saldo awal di cocokkan dengan kertas kerja dan laporan
keuangan tahun lalu. Laba awal dicocokkan denga kertas kerja da laporan keuangan tahun
lalu. Laba atau rugi bersih dapat ditelusuri ke laporan laba rugi. Jumlah deviden kas atau
deviden saham dapat diverrifikasikan dengan cara seperti periode yang lalu, auditor harus
memastikan bahwa transaksi tersebut memenuhi persyaratan standar akuntansi yang relevan.
Adanya pencadangan baru atau perubahan dala pencadangan yang sudah ada harus ditelusuri
keperjanjian kontrak yang mensyaratkan pencadangan tersebut. Terakhir, auditor harus
memastikan bahwa seluruh pengungkapan yang diperlukan terkait dengan laba ditahan telah
di lakukan catatan kaki. Misalnya, banyak perjanjian utang yang membatasi jumlah laba
ditahan yang dapat digunakan untuk membayar deviden.

13

You might also like