You are on page 1of 36

MANAJEMEN KOMUNIKASI PUBLIC RELATION PERUSAHAAN

NESTLE INDONESIA DALAM PROGRAM CSR #LESSWASTEFORTODAY


DAN #BRINGBACKYOURPLASTICS MELALUI MEDIA SOSIAL

ASSESSMENT 4
Diajukan sebagai Project Setara Penilaian Akhir Semester

Mata Kuliah :
Manajemen Komunikasi Korporat
Perencanaan dan Kebijakan Manajemen Komunikasi
Strategi Manajemen Komunikasi
Pengukuran Kinerja Manajemen Komunikasi

Disusun Oleh :
Nama : Dennisa Teguh Annisa
NIM : 2502221027

PROGRAM STUDI PASCA SARJANA ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TELKOM
2023
KATA PENGANTAR

uji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kehendak-Nya
Tugas Rancangan Program Kampanye dengan judul “ ” dapat selesai. Tujuan dari
penulisan tugas ini untuk memenuhi Assigment UAS Manajemen Komunikasi Korporat,
Perencanaan dan Kebijakan Manajemen Komunikasi, Strategi Manajemen Komunikasi,
Pengukuran Kinerja Manajemen Komunikasi

Pada proses pengerjaan tugas ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:

1. Bu Nofha Rina selaku Dosen Wali


2. Bu Amalia Djuwita selaku Dosen Manajemen Komunikasi Korporat
3. Bu Yuliani Rachma Lestari selaku Dosen Perencanaan dan Kebijakan Manajemen
Komunikasi
4. Bu Husnita selaku Dosen Strategi Manajemen Komunikasi Digital
5. Bu Siswantini selaku Dosen Pengukuran Manajemen Kinerja
6. Kedua orang tua dan Keluarga
7. Semua pihak yang telah membantu proses tugas ini

Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna, unutk itu saran beserta kritikan
yang membangun sangat di harapkan, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, Juni 2023

Dennisa Teguh Annisa


DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Permasalahan sampah sudah menjadi salah satu permasalahan lingkungan hidup yang
belum pernah terlihat ujungnya. Isu permasalahan ini sudah menjadi persoalan yang serius
dan rumit terutama di kota-kota besar, tidak hanya di Indonesia saja, tetapi menjadi tugas
semua negara untuk berperan dan memperbaiki persoalan sampah ini. Seperti halnya,
menurut databoks penumpukan sampah di Indonesia ini sangat tinggi, jika dirata-ratakan
mencapai 19,45 juta ton di tahun 2022. Dari seluruh jumlah tersebut didominasi oleh sampah
sisa makanan sebanyak 41,55% (Annur, 2023).
Dilansir dari Portal Berita Kompas, Indonesia National Plastic Action Partneship
menyatakan, pada tahun 2025 Indonesia bisa diperkirakan akan menghasilkan kenaikan
jumlah sampah hingga mencapai 150.000ton perharinya (Kompas.com, 2021). Setimpal
seperti pernyataan dari Theisen dalam (Syaputra & Sariwaty, 2021) Masalah sampah
perkotaan memang merupakan masalah yang tidak akan ada habisnya di Indonesia maupun
negara lainnya, karena hampir semua wilayah akan dihadapkan dengan masalah yang terus
hadir. Permasalahan sampah ini sudah dapat dipastikan akan menghilangkan nilai estetika
dalam lingkungan, seperti dari udara, air, tanah yang mampu menyebabkan sumber penyakit
maupun terjadinya bencana seperti banjir dan longsor.
Salah satu contoh kota besar di Indonesia yang banyak mengalami hambatan dalam
mengelola sampahnya yaitu kota Bandung, karena selaras dari data Sistem Informasi
Pengelolaan Sampah Nasional mengungkapkan ada 10 Kabupaten / Kota di Jawa Barat
dengan memproduksi sampah harian terbanyak, dan Kota Bandung menjadi urutan pertama.
Gambar 1. 10 Kabupaten/ Kota Jabar dengan Produksi Sampah Harian Terbanyak

Sumber: https://databoks.katadata.co.id/index.php/datapublish/2022/08/02/sampah-harian-warga-
kota-bandung-terbanyak-se-jawa-barat

Menurut data dari Dinas Perumahan dan Permukiman gambar diatas menyatakan
produksi sampah di Kota Bandung mencapai 1.529ton per hari (Dihni, 2022). Badan Pusat
Statistik Kota Bandung 2023 menyatakkan produksi sampah di Bandung meningkat lagi,
hingga 1.594ton per hari, yang didominasi dengan sampah makanan mencapai 709,73 ton
perhari atau sebesar 44,52% (Wamad, 2023). Dengan jumlah produksi sampah yang
menggunung, daya tampung TPA Sarimukti menjadi overcapacity, pasalnya TPA Sarimukti
yang memilki luas 43,6 hektar sudah terisi dengan total volume sampai yang mencapai
15.434.994 meter kubik. Bahkan jika TPA Sarimukti melakukan perluasan lahan, hal tersebut
tidak menjadi solusi dalam fenomena sampah yang berakar pada sistem pengelolaan sampah
secara menyeluruh (Herdiana, 2023).
Gambar 2. Kondisi Sampah di TPA Sarimukti

Sumber: https://bandung.kompas.com/read/2023/05/10/153150178/sudah-melebihi-kapasitas-
area-tampung-tpa-sarimukti-di-bandung-barat
Pemerintah kota dan Provisi Jabar pun ikut resah dengan kondisi penumpukan
sampah yang semakin hari semakin menggunung. Segala upaya mereka rembukkan dengan
berbagai pihak utuk mengatasi persoalan sampah ini, karena pemandangan kotor di penjuru
Kota Bandung akibat sampah itu menjadi cemooh warga setempat yang dikenal dengan
“Bandung Lautan Sampah”. Namun, penanganan pengelolaan sampah bukan hanya menjadi
urusan pemerintah saja akan tetapi membutuhkan kesadaran semua pihak, baik individu,
kelompok maupun pelaku usaha untuk ikut andil dalam permasalahan ini. Maka dari itu,
diperlukan komunikasi dua arah untuk menghasilkan interaksi antara masyarakat, maupun
pelaku usaha atau organisasi dan sebaliknya.
Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bandung, selama
Pandemic kemarin sampah plastik dan sampah kertas bekas makanan mengalami peningkatan
yang signifikan dibadingkan sebelumnya, karena adanya perubahan pola hidup yang berbeda
(Soraya, 2022). Peningkatan sampah plastik ini semakin setara dengan ancaman pada
perubahan iklim, seperti yang dilansir dari (Harrabin, 2022) dampak buruk yang timbul
akibat plastik dan siklus produksi hingga pemakaiannya tidak dapat diubah, sehingga hal ini
bisa menjadi ancaman bagi peradaban manusia dan lingkungan yang huni di planet ini setara
dengan ancaman perubahan iklim.
Selanjutnya kita perlu mendapatkan pemahaman konseptual dan teoritik mengenai
manajemen prosesnya, maka penulis meninjau beberapa penelitian sebelumnya yang
membahas pada pengelolaan sampah di Kota Bandung. Salah satunya adalah penelitian yang
dilakukan oleh (Zainuri, 2021) yang berjudul ‘Penanganan Sampah Plastik pada Produksi
Paving block Handling of Plastic Waste in Paving Block Production’ tujuan penelitian ini
menghitung potensi pengurangan sampah plastik yang dimanfaatkan untuk pembuatan
paving block menggunakan plastik. Hasil penelitian tersebut mengarah kepada implementasi
pengujian paving block dari plastik untuk kontribusi UMKM terhadap pengurangan sampah
plastik yang signifikan.
Penelitian yang dilakukan oleh (Alrubah, et al., 2020) Dengan judul Factors
Affecting Environmental Performance: A Study of IKEA memiliki pendekatan strategis untuk
meningkatkan Perusahaan dengan kepedulian mereka kepada Kinerja Lingkungan, Pada
penelitian ini, IKEA menjadi perusahaan yang bertanggung jawab dan berjuang untuk
meminimalkan dampak lingkungan yang buruk. IKEA menerapkan pemikiran inovatif di
setiap langkahnya, menekankan pada kepedulian manusia, planet, dan lingkungan. Dari
penelitian ini bahan yang dapat di perbarui dan didaur ulang adalah jejak iklim dan produk.
Seperti, dengan meminimalkan penggunaan kayu untuk memproduksi furniture, IKEA
menggantinya dengan mengolah plastik yang dapat didaur ulang untuk menjadikannya
furniture yang dapat dijual.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, maka dapat disintesakan bahwa pengelolaan
sampah di Kota Bandung ini memang belum berjalan secara optimal serta membutuhkan
perhatian yang intensif agar dapat lebih baik nantinya. Maka dari itu, berangkat dari latar
belakang tersebut, maka karya ilmiah ini merumuskan sebuah pertanyaan, Bagaimana
Program Pengelolaan Sampah yang dilakukan oleh Perusahaan Nestle yang ditinjau dari
Manajemen Komunikasi Korporat, Perencanaan dan Kebijakan Manajemen Komunikasi,
Strategi Digital Manajemen Komunikasi, dan Pengukuran Manajemen Kerja?
Maka dari itu, munculnya permasalah tersebut dibutuhkan solusi maupun inovasi baru
yang ditawarkan untuk sampai ke permukaan. Komunikasi menjadi bagian penting guna
melihat serta menjembatani permasalahan ini untuk mengenalkan ‘#LessWasteForToday’ dan
‘#BringBackYourPlastic’ sebagai kampanye yang dilakukan melalui media sosial dalam
rangka memperingati Hari Sampah Nasional yang diselenggarakan oleh Perusahaan Nestle
yang diharapkan akan menjadi solusi dalam merubah paradigma masyarakat, pelaku usaha
atau organisasi serta memberikan pengetahuan baru dalam menangani sampah yang bisa
menjadi inovasi bagi Kota Bandung.
Tentu masyarakat dan pemerintah saja tidak cukup untuk mengatasi persoalan
pengelolaan maupun pengurangan sampah. Keterlibatan dan partisipasi aktif perusahaan
sebagai pihak swasta, melalui Program Kampanye untuk kepedulian pada kegiatan Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan seperti program-program yang mendukung pengelolaan sampah
berkelanjutan. Pengembangan CSR yang baik pada suatu perusahaan menjadi salah satu jenis
program yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat dengan korelasi positif terhadap
peningkatan produktivitas perusahaan secara operasional. Melalui program
‘#LessWasteForToday’ dan ‘#BringBackYourPlastic’ Divisi Komunikasi Korporat Nestle
merancang sebuah gagasan baru.
Fenomena ‘Bandung Lautan Sampah’ akan membangun konsep model penerapan
program CSR yang mampu mengurangi timbulan sampah plastik di kota Bandung dan
pengelolaannya. Perusahaan Nestle dikategorikan mengimplementasikan teori difusi inovasi
yang melibatkan pada aspek-aspek komunikasi, karena dalam memperoleh pengoptimalan
program ini, tidak hanya untuk menyebarkan saja namun menanamkan inovasi juga, yaitu
dari program kampanye yang akan dibentuk dalam benak semua pihak.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penyusunan rancangan
program kampanye pengelolaan sampah plastik, difokuskan pada implementasi program CSR
yang dijalankan oleh Perusahaan Nestle untuk mencerminkan tanggung jawab terhadap
sosial, dan lingkungan. Maka, Divisi Komunikasi Korporat memiliki solusi maupun inovasi
yang ditawarkan untuk pengelolaan sampah di Kota Bandung melalui program kampanye
‘#LessWasteForToday’ dan ‘#BringBackYourPlastic.
Penulis memiliki beberapa batasan masalah yang akan dipaparkan sebagai berikut:
1. Bagaimana Program Kampanye ‘#LessWasteForToday’ dan ‘#BringBackYourPlastic’
yang dihadirkan dari Manajemen Komunikasi Korporat terhadap pengelolaan sampah
plastik dengan fokus perubahan di Lingkungan?
2. Bagaimana Perencanaan dan Kebijakan Manajemen Komunikasi dalam Program
Kampanye ‘#LessWasteForToday’ dan ‘#BringBackYourPlastic’ terhadap pengelolaan
sampah di Kota Bandung?
3. Bagaimana tim Divisi Komunikasi Korporat Menyusun Rancangan Strategi
Manajemen Komunikasi Digital untuk penyampaian informasi pada program
kampanye ‘#LessWasteForToday’ dan ‘#BringBackYourPlastic’?
4. Bagaimana Evaluasi bagi Divisi Komunikasi Korporat dengan merancang
Pengukuran Kinerja Manajemen Komunikasi terhadap kampanye program dari
‘#LessWasteForToday’ dan ‘#BringBackYourPlastic’ yang sudah dilakukan oleh
Perusahaan?
BAB II
PERANCANGAN PROGRAM KAMPANYE
‘#LessWasteForToday’ dan ‘#BringBackYourPlastic’

Perusahaan Nestle Indonesia


PT Nestle Indonesia disebut sebagai perusahaan terkemuka dalam bidang gizi (nutrition),
kesehatan (health), dan keafiatan (wellness). Perusahaan Nestle dimulai pada tahun 1866 oleh
Henri Nestle. Bisnisnya tumbuh besar dan memperluas bisnisnya pada makanan dan
minuman seperti susu, kopi, makanan, kemasan kaleng, air mineral, dan lain-lain. PT Nestle
Indonesia merupakan perusahaan makanan dan minuman terbesar di dunia yang memiliki
lebih dari 2.000 merek, mulai dari ikon global hingga produk lokal favorit, dan hadir di 191
Negara di seluruh dunia. di Indonesia, Nestle membuka gallery sendiri yang menyediakan
akses informasi tentang perjalanannya Nestle menjad perusahaan Gizi, Kesehatan, dan
Keafitatan yang terdepan. Nestle memiliki Visi dan Misi yaitu Turut mewujudkan
masyarakat Indonesia yang lebih sehat melalui produk-produknya yang berkualitas,
bernutrisi, dan lezat. Memfokuskan diri untuk senantiasa memberikan informasi dan
pendidikan bagi konsumen, antara lain seperti tercantum dalam setiap produk Nestle. Dalam
menjalankan bisnisnya, Nestle berusaha untuk selalu menjalankan tanggung jawab kepada
masyarakat dan menciptakan manfaat (Nestle.co.id)
Gambar 3. Logo Nestle

Sumber: Google

2.1 Manajemen Komunikasi Korporat


Dalam menjalankan strategi kampanye, Nestle menjalankan fungsi PR dengan
menyebarkan program ini kepada Public, namun sebelum program ini terimplementasi, PR
Nestle memiliki kegiatan untuk menyusun Strategi apa yang akan dilakukan Nestle dalam
prosesnya. Terdapat proses Manajemen Isu yang harus diketahui terlebih dahulu agar mampu
menyusun strategi yang mampu di koordinasi oleh Manajer Divisi Komunikasi Nestle, yaitu:
1. Melakukan Analisa situasi untuk memperloleh gambaran mengenai perilaku yang
harus diubah dalam pengelolaan sampah pada benak masyarakat. Pada hal ini isu
sampah menjadi fenomena yang tidak kunjung selesai, pasalnya produksi sampah
perhari terus meningkat. Diingat bahwa TPA Sarimukti ini hanya memiliki luas
43,6hektar namun produksi jumlah sampah yang menggunung ternyata tidak
menjadikan TPA Sarimukti melebihi kapasitas.
2. Menentukan dampak isu. Maka dari itu, hal tersebut bisa menghasilkan dampak
yang sangat buruk bekepanjangan untuk Indonesia, khususnya kota Bandung.
Minimnya pemilahan sampah dan pengelolaan sampah yang baik menyebabka
ancaman bagi peradaban manusia dan lingkungan khususnya ancaman perubahan
iklim. Seperti yang kita tahu, bahwa sampah plastik masih menjadi hasil dari
pencemaran terbanyak yang meneyebabkan ancaman atas polusi plastik. Namun
dengan mengurangi konsumsi plastik murni dan bersama-sama kita menerapkan
strategi pengelolaan sampah yang terkoordinasi, hal tersebut mampu merubah
dunia yang lebih baik.
3. Membuat prioritas dan melaporkan perkembangan isu. Menurut Nestle,
permasalahan tersebut menjadi prioritas utama mereka untuk memperbaiki
ekosistem sampah. Pendekatan yang dilakukan Nestle dalam pengurangan sampah
sudah menjadi prioritasnya. Secara berkala juga sudah melakukan ide-ide dan
inovasi untuk perkembangan isu sampah di Indonesia.

Gambar 4. Sustainability Perusahaan Nestle

Sumber: https://www.nestle.co.id/kisah

4. Meninjau masalah dan membuat tindakan. Perusahaan Nestle ‘green company’


merencanakan untuk membuat program kegiatan CSR yang bertepatan dengan
Hari Sampah Nasional pada 21 Februari 2024, kampanye ini akan dirangkai
secara intensif selama 3 bulan sebelum peringatan Sampah Nasional, dan
diharapkan rangkaian tersebut mampu menjadi pola hidup masyarakat. Prioritas
kami adalah untuk menerapkan less waste dan pengelolaan hingga pemilahan
sampah yang menjadi program bring back your plastic disetiap harinya karena
kepedulian kami dengan lingkungan serta membangun citra perusahaan yang
harus terkoordinasi dengan maksimal. Untuk mencapai program yang terorganisir,
kami membuat skala prioritas yang tinggi karena menanamkan penerapan ini
disetiap harinya kepada masyarakat, khususnya di kota Bandung. Selain itu, untuk
organize suatu program tentu akan terjalin informasi berkala pada proses tersebut.
5. Mengambil Langkah untuk menyelesaikan permasalahan. Dengan hal tersebut,
maka perusahaan Nestle terus berinovasi pada kegiatan program kampanye
tindakan utama untuk memerangi polusi plastik. Program ini adalah salah satu
langkah inovasi bagi Nestle yang ingin memperbaiki permasalahan lingkungan.
Program yang akan dirancang Nestle ini berjudul #LessWasteForToday’ menjadi
kampanye sosialisasi yang edukatif dan persuasif yang diselenggarakan dengan kolaboratif
dari beberapa komunitas lingkungan di Bandung seperti bumi ini hari, Pandawara, Komunitas
Bersih Bumi Bandung, Brand bisnis dan beberapa volunteer. Para NGO seperti Yayasan
Pelestari Bumi Berkelanjutan (YPBB), Yayasan Greeneration Indonesia pun ikut bergabung.
Serta tentunya para Influencer makro seperti Hamish Daud, Dian Sastro dan Denny Sumargo
beberapa influencer mikro-nano seperti Iben M. A, Vina Mauliana, Dilla Probokusomo,
Tasya Kisty, Roda Nona, dll untuk mengajak kegiatan ini secara soft. Media juga perlu
menyorot program ini, maka Nestle akan bekerja sama dengan beberapa media seperti Net
TV, Radar Bandung, Info Bandung, dll.
Pada kampanye ini, Nestle juga tentu mengedukasi pada penerapan program 5R yaitu
Refuse (menolak), Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), Recycle (mendaur
ulang), dan Rot (membusukkan) di setiap harinya. Selanjutnya, ‘#BringBackYourPlastic’
menjadi program yang dilaksanakan bersamaan dengan program 5R, program ini merupakan
proses lanjutan dari implementasi 5R tersebut yaitu Reduce, Reuse dan Recycle yang mampu
menghasilkan barang-barang yang memiiki nilai guna untuk yang mampu dibuat sebagai
hasil karya, salah satunya adalah kursi ecobricks. Program ini juga dibuat berupa ‘konten
bareng’ bersama influencer yang Nestle miliki
Dari program yang sudah direncanakan diatas Divisi Komunikasi Nestle menyusun
strategi kampanye ‘#LessWasteForToday’ dan ‘#BringBackYourPlastic’ yang akan di
realisasikan di Kota Bandung. Manajer Divisi Komunikasi menggunakan fungsi POAC guna
meningkatkan efektifitas dan efisiensi suatu organisasi dalam pencapaian tujuan program
kampanye ini.

Bagan 1. Alur POAC dalam Manajemen Oganisasi

Sumber: Olahan Peneliti


1. Planning
Kegiatan perencanaan merupakan upaya untuk mencapai tujuan yang
diinginkan organisasi melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan
secara maksimal. Perencanaan ini perlu keputusan yang sesuai dengan kondisi
maupun keadaan yang mampu diangkat oleh perusahaan untuk menjadi strategi
(Siregar, 2021) Pembuatan planning memilliki empat tahapan yaitu;
 Menetapkan sasaran tujuan untuk program pengelolaan sampah yang terintegrasi
melalui campaign ‘#LessWasteForToday’ dan ‘#BringBackYourPlastic’.
 Menentukan keadaan dan situasi kondisi di Kota Bandung yang telah dikaji di latar
belakang tersebut, dimana permasalahan sampah menjadi fenomena yang terjadi saat
ini
 Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat, kota Bandung memiliki peluang
yang berlimpah, karena mampu didukung oleh kualitas masyarakat serta komunitas-
komunitas lingkungan yang teredukasi oleh program pengelolaan sampah ini, namun
memiliki hambatan pada kesadaran pribadi bahwa sampah bisa menjadi sesuatu yang
berkualitas
 Mengembangkan dan menjabarkan rencana, dengan hal ini Perusahaan Nestle
merancang program yang akan di implementasikan sebagai program CSR guna
mengembangkan tujuannya untuk mengurangi sampah di Kota Bandung sebagai
pengelola sampah yang cerdas.
Dalam perencanaan program kampanye ini, seorang manajer membentuk
strategi untuk mencapai tujuannya, maka dari itu dibuatlah sebuah strategi planning
yang ingin dicapai Nestle pada pengelolaan sampah dengan judul
#LessWasteForToday’ dan ‘#BringBackYourPlastic’ sebagai berikut:
Bagan 2. Strategi Nestle pada Perencanaan Program CSR Pengelolaan Sampah

Sumber: Olahan Peneliti

Seperti bagan diatas sebagai rancangan planning yang dibuat oleh Divisi
Komunikasi Nestle yang mampu menjembatani proses strategi pengelolaan sampah di
Kota Bandung ditunjang dengan soft skill pihak-pihak yang terkait di dalamnya,
seperti Komunitas Lingkungan, Penggiat Lingkungan, Brand Bisnis yang
Echofriendly Volunteer, hingga Influencer maupun BA dari Nestle mengenai
pelaksaaan kegiatan sosial khususnya lingkungan hingga dapat diterima oleh target
sasaran yaitu masyarakat Kota Bandung.
Sebelum perencanaan diatas tersebut terekseskusi, Manajer Komunikasi wajib
memperhatikan tata kelola untuk menetapkan tugas dan wewenang serta delegasi bagi
karyawannya untuk menjadi pengurus program #LessWasteForToday’ dan
‘#BringBackYourPlastic’ yang terstruktur dengan menentukan perogranisasiannya.

2. Organizing
Organizing menjadi serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengatur
kegiatan, menetapkan tugas dan wewenang dan mendelegasi kepada karyawan untuk
mencapai tujuan perusahaan. Disini pengorganisaian memiliki fungsi untuk
menyingkronkan dan mengatur kegiatan yang berkaitan dengan tujuan perusahaan
yang ditetapkan (Siregar, 2021). Pada kesempatan ini, tahap organizing menjadi
sebuah proses bagi Manajer memiliki perencanaan dengan membuat formulasi
terlebih dahulu, yang mana Manajer memiliki tujuan dan menetapkan aksi untuk
mencapai program kampanye tersebut sesuai, yaitu dengan mengalokasikan tanggung
jawab kepada para divisi dan jajarannya untuk membuat rencana pekerjaan yang
efektif.
Karena posisi dan peran mereka bukan hanya menjadi tenaga pelaksaa
kampanye saja, melainkan komunikator organisasi yang berada di garis terdepan.
Manajer Komunikasi Korporat harus siap siaga dengan mengalokasikan Sumber daya
manusia, anggaran serta timeline program kampanye nya. Divisi komunikasi
mempersiapkan struktur pembagian kerja sebagai berikut:
Bagan 3. Struktur Pembagian Kerja Divisi Komunikasi Korporat Nestle

Sumber: Olahan Peneliti

Agar komunikasi program kampanye ini terjalin efektif, maka dibuat struktur
alur pembagian kerja yang mana Manajer Divisi Komunikasi menjadi pemimpin pada
program ini, yang membawahi 4 divisi yaitu Account Management, Account
Planning, Media & Creative Departemen, dan Tim Pengadaan. Selanjutnya, yang
akan dibuat oleh Divisi Korporat Komunikasi khususnya Account Manajemen untuk
mengalokasi program ini terealisasikan dengan baik dibuatlah rancangan perencanaan
anggaran dan timeline yang program intensif selama 3 bulan, dari bulan Desember
2023-Februari 2024, bertepatan dengan Hari Sampah Nasional pada tanggal 21
Februari ke depan. Berikut rancangan perencanaanya:
Tabel.1 Rancangan Anggaran dan Timeline Program Kampanye
‘#LessWasteForToday’ dan ‘#BringBackYourPlastic’ Nestle
No. Perihal Tanggal Pelaksana Rencana Anggaran
1. Kebutuhan pembuatan November Rp. 2.500.000
Proposal
2. Kebutuhan Dokumentasi Desember - Rp. 4.000.000
Februari
3. Kebutuhan Periklanan di Desember - Rp. 10.000.000
Media Februari
4. Kebutuhan Transportasi November - Rp. 10.000.000
untuk perizinan dan Februari
kegiatan
5. Sumbangan kepada Dinas Januari Rp. 15.000.000
Lingkungan
6. Kebutuhan Bantuan sarana Desember - Rp. 13.000.000
prasarana Februari
7. Pemberian dana sumbangan Januari Rp. 10.000.000
untuk Komunitas
Lingkungan
8. Dana kegiatan CSR November Rp. 15.000.000
9. Kerja sama dengan BA Januari - Februari Rp. 100.000.000
Nestle (Hamish Daud, Dian
Sastro, Denny Sumargo)
10. Kerja sama Influencer Desember - Rp. 35.000.000
(mikro-nano) Februari
11. Kebutuhan Pelaksanaan Desember- Rp. 20.000.000
Program Kampanye Februari
12. Penunjang program sampah Januari Rp. 15.000.000
di Kota Bandung
13. Dana Darurat Desember-Februari Rp. 20.000.000
Jumlah Rp. 269.500.000
Sumber: Olahan Peneliti
Perencanaan tersebut dibuat untuk mengurangi risiko dan perubahan yang
mungkin terjadi, memfokuskan kegiatan program kampanye yang telah ditetapkan,
menjamn proses pencapaian tujuan program ‘#LessWasteForToday’ dan
‘#BringBackYourPlastic’ bisa terlaksana secara efektif dan efisien serta memudahkan
phak manajerial untuk melakukan pengawasan.

3. Actuating
Dasar pada penyusunan kampanye lingkungan ini adalah isu atau
permasalahan yang berlangsung di lingkungan, yang harus dipantau untuk
memastikan bahwa pelaksanaan program CSR tidak menyimpang dari rencana yang
telah ditetapkan. Maka Actuating dibutuhkan untuk mengarahkan kegiatan tersebut.
Pengarahan ini bisa di lakukan secara persuasive maupun instruktif. Keduanya
mampu di berjalan efektif bila terlaksana dengan baik oleh karyawan yang sudah
diberikan tanggung jawab untuk melaksanakan tugas tersebut (Siregar, 2021).
Kegiatan pengarahan yang akan di lakukan oleh Manajer Divisi Komunikasi
Nestle dengan memberikan penjelasan mengenai deskripsi pekerjaan yang sudah
ditentukan di tahap organizing yang dianggap mampu mengemban tugas sesuai
dengan pengalaman dan tanggung jawab yang diberikan. Pada kegiatan ini, pihak
Nestle berperan sebagai pelaksana kegiatan pengelolaan sampah yang dibentuk di
Wilayah Kota Bandung. Pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat
dalam pengelolaan sampah, maka pihak Nestle memberikan program pelatihan,
penyuluhan, memberikan bantuan dana anggaran serta ajakan untuk terjun dalam
kegiatan pengelolaan sampah di Kota Bandung.
Pengarahan meliputi dengan pelaksanaan yang dilakukan oleh karyawan yang
ikut menerapkan Less Waste for Today, selanjutnya program ini juga bekerja sama
dengan beberapa eksternal dari perusahaan Nestle yaitu, beberapa komunitas,
beberapa Brand Bisnis yang echofriendly dan penggiat Lingkungan, Volunteer, media
serta Influencer Makro-nano dari Nestle untuk mengajak masyarakat membentuk
pengelolaan sampah dengan efektif guna mengurangi sampah yang over capacity di
TPA Sarimukti. Hal tersebut akan diarahkan sebagai pencapaian target dari program
CSR. Peserta internal yaitu karyawan dibuat pelatihan dan penyuluhan sebelum
kegiatan ini dimulai, agar kegiatan terencana dengan berhasil.
4. Controlling
Menurut G.R Terry dalam (Yohannes Dakhi, 2016) Pengawasan dapat
didefinisikan sebagai proses penentuan yang harus dicapai sesuai target standar, hal
tersebut akan menciptakan nilai yang mampu dijadikan perbaikan sehingga kegiatan
pelaksanaan akan sesuai dengan standar rencana yang sudah ditetapkan. Hal tersebut
adalah suatu sudut pandang yang vital dalam perusahaaan. Dalam kegiatan ini
Manajer Divisi Komunikasi Nestle memiliki wewenang dalam pengawasan atas
kinerja yang sudah ditentukan kepada SDMnya.
Oleh karena itu, pengawasan dan pengendalian memiliki beberapa kegiatan
yaitu, evaluasi pencapaian dari kinerja SDM sesuai dengan rencana program
kampanye pengelolaan sampah yang ditentukan oleh pihak Nestle, evaluasi dan
mengoreksi atas penyimpangan yang terjadi saat proses kegiatan berlangsung, dan
pelaksanakan solusi atas hambatan dalam pencapaian program tersebut.
Pengawasan yang dilakukan oleh Perusahaan Nestle dilakukan setiap
minggunya, yang akan di jelaskan melalui report weekly oleh para divisi yang
berwenang. Pengukuran kinerja akan di aplikasikan dengan pengukuran MBO
(Management by Objective), seperti pernyataan oleh Simmons (1990) dalam (Prof.
Dr. Ibnu Hamad, 2016) bahwa pendekatan manajemen yang berorientasi pada hasil
kampanye akan lebih terukur riil karena sangat memperhatikan kepentingan
organisasi.
Manajemen Komunikasi Korporat yang dikelola oleh Manajer Divisi
Komunikasi juga menanamkan kepada para sumber daya untuk memberikan laporan
dan berkonsultasi atas kegiatan program tersebut, agar ketika mengalami kendala
dapat dibenahi langsung dan diatasi dengan baik, supaya sumber daya eksternal
perusahaan mampu mengikuti kegiatan CSR Nestle dalam bentuk pengelolaan
sampah sesuai dengan rencana yang diharapkan.
2.2 Perencanaan dan Kebijakan Manajemen Komunikasi
Program #LessWasteForToday adalah program yang menggunakan pendekatan pada
penerapan 5R, yaitu Refuse (menolak), Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan
kembali), Recycle (mendaur ulang), dan Rot (membusukkan) di setiap harinya. Penerapan
pengelolaan sampah pada Kota Bandung ini, memiliki tujuan untuk melakukan penanganan
sampah guna mengurangi volume sampah yang maksimal di setiap harinya. Seanjutnya
program #BringBackYourPlastic menjadi program yang dilaksanakan bersama dengan proses
lanjutan dari implementasi 5R tersebut.
Pada kesempatan ini memang bukan hanya pemerintah saja yang memiliki kewajiban
untuk pengelolaan sampah, akan tetapi hal tersebut harus menjadi kesadaran semua pihak,
salah satunya adalah Perusahaan/pelaku usaha yang mampu menciptakan proses 5R yang
dapat dikoordinasikan oleh internal dan partisipasi dari khalayak maya. Pengelolaan program
yang baik akan terwujud jika terdapat kejelasan tujuan program dan kesepakatan dari strategi
yang digunakan untuk mencapai pelaksanaan, maka dari itu diciptakan Analisis SWOT untuk
mengkaji faktor internal Nestle dan kondisi lingkungan. Faktor-faktor internal perusahaan ini
terkandung pada kekuatan dan kelemahan, dan faktor eksternal yang terkandung dari
ancaman dan peluang dalam program kampanye #LessWasteForToday dan
#BringBackYourPlastic di Perusahaan Nestle.

Tabel 2. Faktor-faktor Internal dan Eksternal dalam Analisis SWOT Program CSR
Nestle ‘#LessWasteForToday dan #BringBackYourPlastic’
Strenghts Weakness
 Kesesuaian pada nilai CSR perusaaan  Produk pada perusahaan masih
untuk menerapkan pengurangan adalah air minum dalam kemasan
sampah (pendauran ulang, dan (plastik)
mengatasi polusi plastik)  Belum adanya dukungan dari
 Peran perusahaan dalam mengedukasi Pemprov maupun Pemerintah
membina karyawan berkaitan tentang daerah dalam penerapan program
program CSR perusahaan dalam ini
upaya pengelolaan sampah terpadu  Belum memenuhi standar
 Terdapat banyak karyawan sehingga pengelolaan zero waste
sangat potensial untuk program
berjalan lancar
 Penerapan program kampanye ini
memenuhi standar pada pengelolaan
sampah (5R)
Oppurtunities Threats

 Kondisi lingkungan yang sesuai untuk  Bermunculan program-program


mendukung program CSR ini lingkungan hidup yang tidak
 Memberikan dampak baik pada kontinyu
perubahan pola hidup pengelolaan  Ada pihak tertentu atau pesaing
sampah di masyarakat yang akan mencari keuntungan
 Pemerintah kota konsen untuk dari sampah perusahaan tanpa
pengelolaan lingkungan hidup menerapkan program pengolahan
 Berkembangnya pelatihan serta dan pemilahan sampah
muncul Gerakan peduli lingkungan
hidup pada masyarakat
Sumber: Olahan Peneliti

Dari aspek diatas, penulis menetapkan apa yang menjadi strategi dari perpaduan
semuanya, yang dilihat dari kekuatan yang dimiliki hingga siap terhadap ancaman yang akan
dihadapi, bagaimana memperhatikan kelemahan yang dimiliki perusahaan hingga mampu
untuk memaksimalkan kesempatan dan ancaman yang dihadapi pada kegiatan program CSR.
Maka dibuatlah analisis SWOT yang mampu menjadi strategi maupun solusi bagi
Perencanaan dan Kebijakan Manajemen Komunikasi untuk menghasilkan sebuah strategi
program CSR.

Tabel. 3 Analisis SWOT Strategi Divisi Komunikasi Korporat Nestle dalam Porgram CSR
#LessWasteForToday dan #BringBackYourPlastic
Strategi SO Strategi ST
 Kesesuaian CSR pada Nestle dalam  Membpertimbangkan program CSR
penerapan pengelolaan sampah Perusahaan ini menjadi program
menjadi dukungan yang maksimal jangka panjang
terhadap isu lingkungan.  Penyuluhan untuk memberikan
 Peran perusahaan dalam pengertian fenomena sampah di
mengedukasi dan membina Kota Bandung melalui para
karyawan pada program CSR Nestle komunitas, penggiat lingkungan,
akan menciptakan dampak baik bagi Brand, Volunteer.
perubahaan pola hidup dalam
pengelolaan sampah
 Terdapat banyak karyawan sehingga
berpotensial untuk menerapkan
porgam kampaya ini memenuhi
standar 5R hingga mampu
menciptakan pelatihan serta gerakan
peduli lingkungan hidup pada
masyarakat
Strategi WO Strategi WT
 Mengembangkan kerja sama  Perusahaan harus memperhatikan
Pemerintah dan Perusahaan dalam siapa yang akan menjadi Key
upaya pengelolaan kampanye Opinion Leader masyarakat agar
sampah program terealisasikan secara
 Mengikuti perkembangan kegiatan maksimal
dan melaksanakan program untuk  Perusahaan selalu mengingat
menjalin relasi yang terhubung pentingnya 5R pada pengelolaan
langsung dengan banyak pihak sampah di CSR ini, karena
 Produk perusahaan mampu didaur perusahaan konsen kepada produk
ulang dengan program kampanye yang menghasilkan sampah plastik
dan memiliki nilai guna
Sumber: Olahan Peneliti

Program #LessWasteForToday ini bertujuan untuk membuat suatu model


pengelolaan sampah yang memiiki system pengelolaan terpadu dan terdesentralisasi,
program tersebut menerapkan 5R disetiap harinya, dengan tujuan pengurangan jumlah
produksi sampah yang diangkut ke TPA, adanya system pengelolaan sampah dan baik untuk
pemilahan sampah plastik menjadi program keberlanjutan #BringBackYourPlastic,
pemisahan sampah basah dan kering tersebut mampu menghasilkan metode pengomposan,
adanya system pendukung dari pengelolaan sampah seperti Lembaga yang jelas, yang
diikuti oleh partisipasi dari KOL Nestle, meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
mengelola sampah yang baik (Setiawan, Putra, & Agustianingsih, 2016)
Dalam perencanaan program kampanye ini, seorang manajer membentuk strategi
untuk mencapai tujuannya, maka dari itu dibuatlah sebuah strategi planning yang ingin
dicapai Nestle pada pengelolaan sampah dengan judul #LessWasteForToday’ dan
‘#BringBackYourPlastic’ sebagai berikut:
Bagan 4. Strategi Nestle pada Perencanaan Program CSR Pengelolaan Sampah

Sumber: Olahan Peneliti

Kondisi ini mendukung jalannya proses Strategi Komunikasi Korporat hingga mampu
membuat perubahan pemikiran dan perilaku yang terkait langsung dengan program CSR
Nestle. Dalam menentukan efetivitas pencapaian tujuan program #LessWasteForToday dalam
upaya penurunan volume sampah, antara lain dengan membuat suat model pengelolaan
sampah dengan strategi 5R Refuse, Reduce, Reuse, Recycle, dan Rot pada program Less
Waste for Today melalui konten Daily Habit Inspiration sebagai berikut.
1. Refuse (menolak)
Benda-benda yang tidak seharusnya diterima karena tidak tahu tujuan penggunaannya
yang berakhir di tempat sampah. Misalkan, kantok plastik sekali pakai, brosur, kertas
gorengan yang tidak akan diminati dan dipakai kembali. Benda-benda tersebut jangan
dibiarkan untuk masuk ke dalam rumah dan menjadikan sampah tersebut menjadikan
‘sampah rumah tangga’. Dalam kesempatan ini, beberapa influencer makro – nano
akan memberikan edukasi berupa konten di setiap harinya, yang akan diberikan
timeline yang sesuai untuk penyuluhan Refuse pada sampah ini.
2. Reduce (mengurangi),
Dalam program ini tentu akan terciptanya volume pembuangan sampah yang
menurun, yang diharapkan mampu menciptakan perubahan kelola hingga jumlah yang
dihasilkan di TPA Sarimukti. Penyuluhan hingga konten yang edukatif oleh para
komunitas, Volunteer, Brand, influencer serta media-media akan terus dilaksanakan
untuk membantu penanaman kebiasaan kepada masyarakat.
3. Reuse (menggunakan kembali)
Konten yang kreatif melalui tagar #LessWasteForToday tentang menunjukkan
bagaimana kebiasaan yang kreatif dan inovatif yang dilakukan oleh para influencer
nano untuk menciptakan konten dengan isi yang lebih menginspirasi, dan relate
dengan kehidupan sehari-hari. KOL menjalankan kebiasaan dengan membawa tas
belanja sendiri setiap harinya, membawa tumbler minum atau tempat makanan jika
ingin membeli makanan dan minuman dari luar, dll.
4. Recycle (mendaur ulang)
Pada proses Recycle ini, audience diberikan edukasi, tips & tricks, dan Inspirasi
secara lebih persuasive dan interaktif kepada para sasaran. #BringBackYourPlastics
menjadi program lanjutan dari implementasi 5R yaitu dari segi Reduce, Reuse, dan
Recycle yang mampu menghasilkan barang-barang yang memiliki nilai guna sebagai
hasil karya kreatif. Konten ini juga akan dibuat menjadi konten bareng yang interaktif
bersama influencer yaitu dengan hasil dari sampah botol plastik Nestle yang mampu
kita kelola menjadi beberapa karya, seperti Kursi Ecobricks atau RePro Totebag
sebagai berikut:

Gambar 5. Kursi Ecobricks dan Repro Totebag

Sumber: Google

Pada proses pembuatan karya ini Nestle memberikan ide dengan mengajak
audiensenya berpartisipasi pada kompetisi bersama KOL dengan membuat konten bareng
melalui media sosial. Kompetisi ini berlangsung di waktu program kampanye ini
berlangsung, Tujuannya disini untuk mengajak secara nyata kepada para masyarakat media
dalam mengelola sampahnya menjadi suatu karya kreatif dan bernilai guna. Audience yang
dinilai memiliki karya paling kreatif akan mendapatkan Reward dari Nestle melalui
influencer kesayangannya.
5. Rot (membusukkan)
Konten daily habit inspiration sangat di perlihatkan dalam proses Rot. Sampah
organic sisa makanan atau ampas makanan dapat diolah kembali menjadi kompos.
Proses ini bisa menjadi inspirasi audience agar sampah hasil rumah tangga tidak lagi-
lagi memiliki jumlah yang tinggi. Proses ini juga mengingatkan bahwa masalah
dengan sampah makanan adalah ketahanan pangan dan implikasi moral dari membuah
makanan yang sementara beberapa orang menahan kelaparan (Cahyono & Cahyana,
2021). Maka dari itu para influencer setiap harinya memberikan edukasi-edukasi serta
implementasi langsung bagaimana sisa makanan mampu memberikan dampak baik
bagi makhluk hidup lainnya, seperti menjadi kompos kepada tanaman maupun
memberikan makanan kepada semut, ulat atau pengurai lainnya.

Gambar 6. Membuat Kompos dari Sisa Makanan

Sumber: Google

Program ini dilaksanakan tidak hanya kepada para influencer dan masyarakat, namun
beberapa karyawan juga berperan dalam pelaksanaan program #LessWasteForToday yaitu
dengan menimialkan penggunaan plastik, sehingga membawa minum sendiri atau tumbler
dari rumah serta membawa tas belanja ketika hendak berbelanja. Kegiatan yang dilakukan
perusahaan juga sudah mulai untuk mengurangi volume pembuangan sampah, khususnya
sampah plastik dalam hal bungkus makanan ringan, kotak makanan, maupun botol minuman.
Perencanaan dan kebijakan Manajemen Komunikasi ini juga sekaligus bertujuan untuk
meningkatkan kualitas lingkungan kepada karyawan sebagai sumber daya.
2.3 Strategi Manajemen Komunikasi Digital
Penggunaan kampanye di Indonesia melalui digital, menjadi upaya yang sangat
efektif. salah satunya adalah media sosial, platform yang menunjang komunikasi dua arah
bagi masing-masing penggunanya. Kampanye menggunakan prinsip ini merupakan suatu
proses kegiatan komunikasi invidu atau keompok yang dilakukan secara terlembaga dan
memiliki tujuan untuk menciptakan suatu dampak tertentu. Sebelum program kampanye
Nestle ini dijalankan, terdapat riset terlebih dahulu, bahwa krisis sampah menjadi ancaman
bagi kehidupan.
Maka dari itu, krisis yang di hadapi oleh Indonesia, khususnya Kota Bandung terkait
pengelolaan sampah yang tidak terintegrasi hingga membuat TPA Sarimukti over capacity.
Krisis sampah tersebut sudah menjadi krisis akut karena penanganannya yang tak kunjung
diperbaiki, namun padah tahap krisis kronis yang mana ini adalah tahap recovery yang mana
para pemangku kepentingan, termasuk pelaku usaha / perusahaan mulai memperbaiki
keadaan yang mengancam lingkungan ini.
Diharapkan pada krisis sampah ini, Indonesia mampu ada dalam tahap krisis resoulsi
atau disebut dengan penyembuhan yang berskala besar. Penerapan ini memang ditujukkan
agar khalayak termasuk karyawan dan semua manusia di muka bumi ini mampu lebih peduli
akan keselamatan lingkungan dengan cara program Less Waste For Today. Program ini
mengimplementasikan 5R (Refuse, Reduce, Reuse, Recycle, dan Rot di setiap harinya guna
menciptakan kebiasaan baik sedikit demi sedikit hingga mampu merubah dunia. PT Nestle
Indonesia memanfaatkan media sosial dalam kampanyenya.
Seperti pernyataan oleh (Darwinsyah, 2018) di Indonesia memang penyebaran
informasi sudah menggunakan media sosial, salah satunya ada pada kegiatan CSR yang
memanfaatkan website dan media sosial untuk menyebarkan informasi kegiatannya.
Penelitian dari Cone Communication dan Echo Research mengungkapkan sudah banyak
perusahaan yang mengadopsi praktik dari penggunaan media sosial dan website. Karena
dalam kampanye CSR, pemanfaatan media sosial dan website perusahaan, perusahaan akan
mendapat engangement yang lebih tinggi dan berdampak baik pada reputasi perusahaan
‘green company’.
Gambar 7. CSR Pengelolaan Sampah Nestle Indonesia

Sumber: https://www.nestle.co.id/pengurangan-sampah/strategi-kemasan-berkelanjutan-kami

Perusahaan Nestle menciptkan program untuk mendorong masyarakat serta


stakeholder untuk mampu membangun pola hidup yang berbeda dalam pengelolaan sampah
berkelanjutan. Program ini banyak melakukan edukasi, penyuluhan, inspiratif, pelatihan, dan
implementasi langsung melalui teori difusi inovasi yang melibatkan pada aspek-aspek
komunikasi, karena dalam memperoleh pengoptimalan program ini, tidak hanya untuk
menyebarkan saja namun menanamkan inovasi juga. Jika pengelolaan sampah di Indonesia
khususnya kota Bandung ini tidak di perbaiki, maka hal tersebut menjadi ancaman bagi
lingkungan dan masyarakat, maka dari itu Program ini dibuat dengan nama
#LessWasteForToday.
Program ini juga berkolaborasi dengan NGO yang memiliki nilai baik soal
lingkungan, seperti Yayasan Pelestari Bumi Berkelanjutan dan Greenaration Indonesia
Gambar 8. Official Account NGO yang Akan Berkolaborasi dengan Nestle
Sumber: Instagram
Lalu, Komunitas-komunitas lingkungan di Kota Bandung yang memilki pengalaman tentang
lingkungan yang terintegrasi, seperti Pandawara dan Bersih Bumi Bandung
Gambar 9. Official Account Komunitas yang Akan Berkolaborasi dengan Nestle

Sumber: Tiktok

Beberapa Brand yang memiliki visi misi menjaga lingkungan, dengan memiliki campaign
marketing serta produk yang dijual memiliki kandungan yang ramah lingkungan.
Gambar 10. Offcial Account Brand Bisnis yang Ramah Lingungan

Sumber: Instagram

Selanjutnya, tentunya para Influencer makro seperti Hamish Daud, Dian Sastro dan
Denny Sumargo beberapa influencer mikro-nano seperti Iben M. A, Vina Mauliana, Dilla
Probokusomo, Tasya Kisty, Roda Nona, dan lain-lain.
Gambar 11. Beberapa Influencer yang Akan Berkolaborasi dengan Nestle

Sumber: Google

Serta media-media juga perlu menyorot program ini, maka Nestle akan bekerja sama dengan
beberapa media seperti Net TV, Radar Bandung, Info Bandung, dan lain-lain.
Kegiatan kampenye melalui website dan media sosial pada salah satu periode tertentu
secara lebih fokus akan menciptakan hasil yang terukur berdasarkan target yang ditentung,
dibandingkan dengan kegitatan komunikasi secara regular. Konsistensi pembuatan konten
tiap hari untuk mengembangkan program Nestle sebagai Less Waste For Today melalui
media sosial dengan harap dapat menciptakan jejaring anggota yang lebih luas kepada
generasi muda Indonesia.
Penyampaian kampanye #LessWasteForToday ini dimulai dari latar belakang yang
mana fenomena sampah menjadi sebuah keresahan bagi lingkungan dan masyarakat. Maka
perusahaan Nestle Indonesia melahirkan program untuk mengembangkan kebiasaan hidup
baru yang positif terhadap pengelolaan sampah 5R. Manajer Divisi Komunikasi sudah
memiliki organisasi yang terstruktur dan memiliki wewenang masing-masing kepada timnya,
yang mana pada tahap ini Tim Marketing, serta Tim Media & Kreatif Departement mengelola
kampanye untuk membahas rincian yang akan di komunikasikan kepada khalayak melalui
media sosial.
Tujuan kampanye #LessWasteForToday yang dilakukan oleh Nestle Indonesia adalah
agar masyarakat memiliki proses di setiap hari dengan mengimplementasikan program 5R
disetiap harinya, hingga akan menjadi kebiasaan dan pola hidup baru untuk menghasilkan
sesuatu yang mampu merubah dunia. menurut Venus, 2004 dalam (Sagala, 2021) Ketika
memberikan isi kampanye sertakan manfaat atau dampak positif untuk diterima oleh audiens
selaku sasaran kampanye. Seperti pendekatan konten yang emosional hingga mampu
menambah rasa ingin tahu dan ketertarikan audience. Konten-konten ini dibuat dengan tetap
memberikan interaksi, inspirasi dan reputasi baik untuk perusahaan, seperti berikut:
Tabel 4. Contoh Konten yang Akan diImplementasikan
Content Pillar Tujuan Contoh
Educational Memberikan informasi kepada
kepada audience tentang sampah
di kota Bandung, pengelolaan,
pemilahan, dan proses 5R

Promosi Mempromosikan bahwa produk


botol kemasan Nestle juga
mampu didaur ulang dan
menghasilkan suatu karya yang
bernilai guna

Inspirasi Membangun sebuah komunitas


dan meningkatkan kredibilitas
pada konten, seperti membuat
konten setiap hari melalui
implementasi 5R tersebut dari
influencer, volunteer dan
beberapa komunitas, untuk
mengajak untuk ‘ngonten’
bareng bersama target audience.

Entertainment Memberikan konten yang


menyisipkan hiburan dan
interaktif dengan tetap
mengimplementasikan program
Less Waste For Today.

Sumber: Olahan Peneliti

Dari konten-konten diatas maka Nestle akan memanfaatkan platform digital yaitu media
sosial dengan sebaik-baiknya. Pada kampanye #LessWasteForTodau dan
#BringBackYourPlastics oleh Nestle ini tidak ada karakteristik pasti dan khusus terhadap
target sasarannya, karena kampanye lingkungan ini ditunjukkan kepada siapapun.
Dalam pelaksanaan kampanye terdapat runtutan kegiatan yang disesuaikan dengan
waktu, yaitu 3 bulan dari Desember hingga Februari untuk memperingati Hari Sampah
Nasional sebagai puncak acara kampanye Nestle ini. Kampanye yang berfokus pada
perubahan sosial ini akan mendominasi kampanye di beberapa platform media sosial seperti
Instagram, Tiktok, Twitter, Youtube, dan lain-lain.
2.4 Pengukuran Manajemen Kinerja
Mengukur efektivitas program kampanye CSR Nestle dengan tagar
#LessWasteForToday ini bukan lagi menjadi mengejar citra perusahaan, namun mendukung
sesuatu yang lebih besar dari perusahaan itu sendiri. Agar kampanye komunikasi ini berjalan
secara optimal, diperlukan perencanaan yang efektif di dalamnya. Oleh karena itu, Manajer
Divisi Komunikasi Nestle menggunakan pendekatan manajemen yang berorientasi pada
pengukuran kinerja dengan metode MBO (Management by Objective) demi produksi pesan
kampanye memiliki hasil yang relevan dan terukur.
Komunikasi memiliki 3 hal pokok unsur utama komunikasi yaitu komunikator, isi
pesan, dan komunikasi. Menurut Peter Drucker dalam (Siahaan, 2021) tujuan organisasi ini
ditetapkan dengan proses persetujuan antara manajemen dan karyawannya untuk turut
berkomimten pada pencapaian sasaran organisasi tersebut. MBO menetapkan tujuan bersama
antara manajer dan karyawan, yang mana manajer berharap karyawan memikirkan tujuan
pekerjaan yang mampu dicapai dalam target waktu tertentu. Selanjutnya, karyawan dan
manajer bersama-sama merencanakan bagaimana strateginya untuk mencapai tujuan tersebut.
Program Kampanye ini memiliki tujuan kepada perubahan sosial akan pengelolaan
sampah yang terpadu melalui program 5R, manajer divisi komunikasi Nestle sudah membuat
tujuan-tujuan yang terukur dari segi perencanaan, struktur, hingga bagaimana kampanye
tersebut disampaikan kepada khalayak dengan karyawan sebagai peserta panitia. Penerapan
pengukuran MBO ini meliputi beberapa tahap dimana kepemimpinan diharapkan perlu
berkomunikasi langsung kepada direktur, manajer kepada bawahan serta melakukan diskusi
silang maupun wawancara langsung untuk mengetahui sejauh mana capaian setiap karyawan
terhadap program kampanye yang dijalankannya.
1. Analisis Tujuan Perusahahaan
Setiap perusahaan tentu memilki tujuan yang ingin dicapai, tujuan tersebut juga
memiliki jangka waktu tertentu. Seperti program kampanye #LessWasteForToday
yang diciptakan oleh Nestle Indonesia ini yang memiliki tujuan sesuai dengan visi
misi perusahaan dalam menangani fenomena sampah di Indonesia khususnya di
Kota Bandung untuk mengnciptakan perubahan pola hidup masyarakat melalui
program CSR kami. Sesuai dengan pendekatan yang dimiliki Nestle terhadap
Indonesia yang bekelanjutan, yaitu pengurangan sampah, antara lain:
a. Strategi Kemasan Berkelanjutan
Disini Nestle, memilki strategi dengan 5 pilar yaitu, Mengurangi penggunaan
material plastik pada kemasan kami, mengembangkan system isi ulang dan
guna ulang, mendesain ulang material kemasan kami, mendukung
infrastruktur untuk membantu proses daur ulang lebih mudah, serta
mendorong perilaku baru terhadap masyarakat.
b. Memerangi Polusi Plastik
Sampah plastik yang terakumulasi di TPA dan lingkungan merupakan salah
satu isu lingkungan yang mendesak saat ini. Maka Nestle mnciptakan
perubahan untuk berkomitmen pada mengumpulkan plastik sebesar yang kami
jual, menguji solusi baru untuk mengurangi kemasan plastik, menggantikan
kemasan yang sulit didaur ulang dengan kertas, serta memilki visi bersama
akan ekonomi sirkular untuk plastik.
2. Analisis Tujuan Divisi Komunikasi Korporat Nestle
Merujuk pada tujuan perusahaan maka dapat diturunkan divisi komunikasi
korporat memiliki tujuan yang diharapkan sebagai berikut:
1. Program kampanye sesuai dengan planning (anggaran, waktu, dan sasaran)
2. Meningkatkan reputasi perusahaan Nestle Indonesia
3. Menciptakan perubahan bagi lingkungan
4. Menumbuhkan aware dan kepedulian kepada khalayak terhadap program
kampanye
5. Mendorong khalayak untuk menerapkan pola hidup yang baru dan berdampak
baik bagi lingkungan dan manusia.
3. Perumusan Bobot
Perumusan bobot kepada partisipasi karyawan yang telah memiliki wewenang
pada program kampanye Less Waste For Today ini dengan menurunkan tujuan
perusahaan serta tujuan program divisi komunikasi korporat yang harus dicapai
oleh karyawan-karyawannya yang sudah diberikan tugasnya untuk program ini.
Bobot dan target karyawan dirancang melalui hasil diskusi dengan Manajer Divisi
Komunikasi Korporat Nestle.

Tabel 5. Analisis Sasaran Divisi Komunikasi Korporat Nestle


No. Indikator Bobot Target
1. Program Kampanye
‘#LessWasteForToday sesuai
dengan rencana (anggaran, waktu,
sasaran)
2. Peningkatan engagement Media
sosial Nestle (Instagram, Website,
Tiktok)
3. Pengaruh Influencer kepada
khalayak
4. Kenaikan pada followers di
Media Sosial Nestle
5. Ketepatan target audience
terhadap konten kampanye CSR
yang dibuat
6. Ketepatan pada waktu dari konten
program kampanye yang di
upload
7. Efektivitas program kampanye
menggunakan Influencer
8. Efektivitas program kampanye
yang berkolaborasi dengan
beberapa Komunitas lingkungan
dan NGO
9. Implementasi kampanye
#BringBackYourPlastic kepada
khalayak
10. Partisipasi khalayak terhadap
program kampanye Less Waste
For Today
11. Pengaruh program kampanye
terhadap isu sampah yang terjadi
di Indonesia
12. Menciptakan perubahan baru
pada pengelolaan sampah di Kota
Bandung
Sumber: Olahan Peneliti
BAB III
KESIMPULAN

PT Nestle Indonesia telah melaksanakan strategi kampanye CSR dengan gerakan


#LessWasteForToday dan #BringBackYourPlastics dalam rangka merayakan Hari
Sampah Nasional. Program pada Manajemen Komunikasi Korporat ini dirancang
terstruktur oleh tim dari Divisi Komunikasi Korporat Nestle, dalam perencanaan
program kampanye lingkungan ini karyawan yang memiliki wewenang membuat
tahapan POAC untuk memanfaatkan strategi yang akan dikelolanya. Pada tahap
perencanaan
DAFTAR PUSTAKA

Annur, C. M. (2023). RI Hasilkan 19 Juta Ton Timbulan Sampah pada 2022, Mayoritas Sisa
Makanan. Retrieved from databoks:
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/03/09/ri-hasilkan-19-juta-ton-
timbulan-sampah-pada-2022-mayoritas-sisa-makanan
Syaputra, A., & Sariwaty, &. Y. (2021). Strategi Komunikasi Pemerintah dalam Penyebaran
Informasi Pengelolaan Sampah Sungai Cidurian Selatan Kota Bandung. Jurnal
Komunikasi Bisnis dan Manajemen, Vol. 8 No. 2.
Kompas.com. (2021). Masalah Sampah Indonesia Ancam Target Nol Emisi, Kok Bisa?
Retrieved from Kompas.com:
https://www.kompas.com/sains/read/2021/10/29/130000623/masalah-sampah-
indonesia-ancam-target-nol-emisi-kok-bisa-?page=all
Annur, C. M. (2023). 10 Provinsi Penghasil Sampah Terbanyak 2022, Jawa Tengah Teratas.
Retrieved from databoks: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/03/13/10-
provinsi-penghasil-sampah-terbanyak-2022-jawa-tengah-teratas
Dihni, V. A. (2022). 10 Kabupaten/Kota di Jawa Barat dengan Produksi Sampah Harian
Terbanyak (2021). Retrieved from Databoks:
https://databoks.katadata.co.id/index.php/datapublish/2022/08/02/sampah-harian-
warga-kota-bandung-terbanyak-se-jawa-barat
Wamad, S. (2023). Produksi Sampah di Bandung Meningkat Tiap Tahun. Retrieved from
detikjabar: https://www.detik.com/jabar/berita/d-6724978/produksi-sampah-di-
bandung-meningkat-tiap-tahun
Herdiana, I. (2023). Bandung Belum Bebas dari Krisis Sampah. Retrieved from
BandungBergerak.id: https://bandungbergerak.id/article/detail/15642/bandung-belum-
bebas-dari-krisis-sampah
Rahmawati, A. F., Amin, Rasminto, & Syamsu, &. F. (2021). Analisis Pengelolaan Sampah
Berkelanjutan pada Wilayah Perkotaan di Indonesia. Bina Gogik, Vol. 8 No. 1
Halaman 1-12.
Purnamasati, E. (2019). Implementasi Kebijakan Pengelolaan Sampah pada Perusahaan
Daerah Kebersihan Kota Bandung. UIN Sunan Gunung Djati.
Kusumah, R. A., & Burhanudin, &. H. (2018). Evaluasi Pengelolaan Sampah di Kecamatan
Babakan Ciparay Kota Bandung. Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Islam
Bandung.
Alrubah, S. A., Alsubaie, L. K., Quttainah, M. A., Pal, M., Pandey, R., Shamiliy, T. A., . . .
Aishan, &. N. (2020). Factors Affecting Environmental Performance: A Study of
IKEA. International Journal of Tourism & Hospitality in Asia Pasific.
Soraya, D. A. (2022). Sampah Plastik di Kota Bandung Meningkat Selama Pandemi.
Retrieved from News Republika:
https://news.republika.co.id/berita//rinp5z382/sampah-plastik-di-kota-bandung-
meningkat-selama-pandemi?
Harrabin, R. (2022). Darurat Polusi Plastik: Dampaknya Setara Perubahan Iklim - 'Udara
yang Kita Hirup telah Mengandung Mikroplastik'. Retrieved from BBC News
Indonesia: https://www.bbc.com/indonesia/majalah-60034540
Zainuri. (2021). Penanganan Sampah Plastik pada Produksi Paving Block Handling of Plastic
Waste in Paving Block Production. Jurnal Teknologi Lingkungan, Universitas
Lancang Kuning.
Smith, R. (2014). Public Relation the Basics. New York: Routledge.
Siregar, E. (2021). Pengantar Manajemen dan Bisnis. Kabupaten Bandung: Widina Bhakti
Persada Bandung.
Yohannes Dakhi, S. M. (2016). Implementasi POAC Terhadap Kegiatan Organisasi dalam
Mencapai Tujuan Tertentu. Jurnal Warta.
Prof. Dr. Ibnu Hamad, M. (2016). Pengertian Perencanaan Program Komunikasi (PPK).
Perencaan Program Komunikasi. Retrieved from Pengertian .
Setiawan, A., Putra, A. S., & Agustianingsih, I. M. (2016). Kampung Eco-Green:
Pemberdayaan Masyarakat melalui Integrated Community Development (ICD) di
Karangjati Pandaan Kabupaten Pasuruan. Pasuruan: Yudharta Press.
Cahyono, R. A., & Cahyana, &. A. (2021). Model Pengendalian Food Waste pada
Supermarket dengan Menggunakan Sistem Dinamik. Jurnal Produktiva Program
Studi Teknik Industri.
Darwinsyah, M. (2018). Analisa Strategi Komunikasi CSR Melalui Media Sosial terhadap
Reputasi Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Consumer Goods di Indonesia).
INTER KOMUNIKA Jurnal Komunikasi.
Sagala, A. P. (2021). Penggunaan Media Digital Oleh AIA Financial Melalui #ShareTheLove
Guna Mendukung Strategi Marketing. Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.
Siahaan, F. M. (2021). Komunikasi Internal Gunung Steel Group dalam Pelaksanaan Fungsi
Public Relations untuk Membangun Reputasi. Jurnal Public Relation-JPR.
Nestle.co.id. (n.d.). Nestle Good Food, Good Life. Retrieved from Nestle:
https://www.nestle.co.id/

You might also like