You are on page 1of 20

SISTEM KRISTAL

Di susun oleh :

Nama: Muhamad ibnu hibban

Nim: 4100230059

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

PRODI TEKNIK GEOLOGI


ABTSRAK

PENGERTIAN KRISTAL

Naskah ilmiah ini bertujuan untuk mempelajari dan menganalisis sistem kristal dalam
konteks material nanoteknologi. Penelitian ini melibatkan karakterisasi struktur kristal dan
mengeksplorasi potensi penerapannya dalam pengembangan teknologi material nano.
Dengan menggunakan berbagai metode analisis seperti difraksi sinar-X dan mikroskop
elektron, penelitian ini menjelaskan sifat kristalografi bahan dasar yang digunakan dalam
bidang nanoteknologi.
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................... i

ABSTRAK ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Tujuan ................................................................................................. 2

1.3 Metode ................................................................................................ 2

1.4 Analisis Data ...................................................................................... 3

BAB II. PEMBAHASAN ............................................................................... 4

2.1 Sistem kristal........................................................................................ 4

2.2.1. Sistem Isometrik ............................................................................ 5

2.2.2. Sistem tetragonal .......................................................................... 6

2.2.3. Sistem hexagonal ......................................................................... 7

2.2.4. Sistem Trigonal ............................................................................. 8

2.2.5. Sistem Orthorhombik .................................................................... 9

2.2.6. Sistem Monoklin ........................................................................... 11

2.2.7. Sistem Triklin ................................................................................ 12

BAB III. PENUTUP ....................................................................................... 13

3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 13


DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 14

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Nanoteknologi telah menjadi fokus utama dalam materi pengembangan dengan sifat unik dan
aplikasi revolusioner. Sistim kristal, sebagai dasar struktural material, memainkan peran
kunci dalam menentukan karakteristik fisik dan kimia dari nanomaterial. Dalam konteks ini,
penelitian ini bertujuan untuk memahami lebih lanjut bagaimana sistem kristal dapat
dioptimalkan untuk memenuhi persyaratan teknologi nanomaterial.
1.2 TUJUAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendokumentasikan struktur kristal
dari material-material yang relevan dengan nanoteknologi. Selain itu, penelitian ini bertujuan
untuk menjelaskan hubungan antara sifat kristalografi dengan kinerja nanomaterial dalam
aplikasi tertentu. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang
signifikan pada pemahaman kita terhadap pengembangan materi nanoteknologi. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendokumentasikan struktur kristal dari
material-material yang relevan dengan nanoteknologi. Selain itu, penelitian ini bertujuan
untuk menjelaskan hubungan antara sifat kristalografi dengan kinerja nanomaterial dalam
aplikasi tertentu. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang
signifikan pada pemahaman kita terhadap pengembangan materi nanoteknologi.

1.3 METODE

Dengan cara membaca dan memahami materi yang diajarkan pada pertemuan kedua,selain
itu juga banyak membaca jurnal jurnal tentang sistem kristalografi,dan intinya banyak
banyak belajar
1.4 ANALISIS DATA
Analisis kuantitatif metode Rietveld dengan software Rietica for Windows dilakukan untuk
memperoleh kesesuaian antara data pengamatan dan perhitungan. Metode Rietveld adalah
suatu metode pencocokan antara kurva teoritis yaitu database kristalografi yang dipilih dari
data (ICSD database) dengan kurva eksperimen (observasi) hingga kedua kurva memiliki
kesesuaian seluruhnya. Kurva observasi merupakan suatu difraktogram yang terdiri atas
sudut difraksi (2θ) dengan intensitasnya yang di dapatkan dari alat difraksi sinar-X (XRD).
Kurva teoritas (kalkulasi) adalah kurva kalkulasi yang didapatkan dari hasil analisis metode
Rietveld. Kesesuaian ke dua kurva diusahakan dengan metode kuadrat terkecil (least
square) yang dilakukan secara berulang-ulang (iterasi) sehingga terdapat kecocokan antara
ke dua kurva yang berarti terdapat kecocokan antara data yang diamati dengan data
kalkulasi.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 SISTEM KRISTAL

Dalam kristalografi, istilah sistem kristal, keluarga kristal dan sistem


kisi masing-masing mengacu pada salah satu dari beberapa kelas
grup ruang, kisi, grup titik atau kristal. Secara informal, dua kristal
berada dalam sistem kristal yang sama jika memiliki simetri yang
sama, walaupun terfapat banyak pengecualian untuk ini.

Sistem kristal, keluarga kristal dan sistem kisi serupa tapi sedikit
berbeda, dan terdapat kebingungan luas di antara mereka:
khususnya sistem kristal trigonal sering dikacaukan dengan sistem
kisi rombohedral, dan istilah "sistem kristal" terkadang digunakan
untuk mendefinisikan "sistem kisi" atau "keluarga kristal".

Grup ruang dan kristal dibagi menjadi tujuh sistem kristal sesuai
dengan grup titik mereka, dan ke dalam tujuh sistem kisi sesuai
dengan kisi Bravais mereka. Lima dari sistem kristal pada dasarnya
sama dengan lima sistem kisi, namun sistem kristal heksagonal dan
trigonal berbeda dari sistem kisi heksagonal dan rombohedral. Enam
keluarga kristal dibentuk dengan menggabungkan sistem kristal
heksagonal dan trigonal menjadi satu keluarga heksagonal, untuk
menghilangkan kebingungan ini.

2.2.1 Sistem Isometrik

Sistem ini juga disebut sistem kristal regular, atau dikenal pula dengansistem kristal
kubus atau kubik. Jumlah sumbu kristalnya ada 3 dan saling tegaklurus satu dengan
yang lainnya. Dengan perbandingan panjang yang sama untukmasing-masing
sumbunya.Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Isometrik memiliki axial
ratio(perbandingan sumbu a = b = c, yang artinya panjang sumbu a sama dengan

sumbu b dan sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β =γ = 90˚.
Hal ini berarti, pada sistem ini, semua sudut kristalnya ( α , β dan γ ) tegaklurus satu sama
lain (90˚).

Gambar 1
Isometrik Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal,
sistemIsometrik memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 3. Artinya, pada sumbu
aditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbuc juga
ditarik garis dengan nilai 3 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar
sumbunya a+^bˉ = 30˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumb u a memiliki nilai 30˚
terhadap sumbu bˉ.

Sistem isometrik dibagi menjadi 5 Kelas :

Tetaoidal

Gyroida

Diploida

Hextetrahedra

HexoctahedralBeberapa contoh mineral dengan system kristal Isometrik ini adalah gold,
pyrite, galena, halite, Fluorite
(Pellant, chris: 1992)

2.2.2 Sistem tetragonal

Sama dengan system Isometrik, sistem kristal ini mempunyai 3 sumbukristal yang masing-
masing saling tegak lurus. Sumbu a dan b mempunyai satuan panjang sama. Sedangkan
sumbu c berlainan, dapat lebih panjang atau lebih pen dek. Tapi pada umumnya lebih
panjang.Pada kondisi sebenarnya, Tetragonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a

= b ≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b tapi tidak samadengan
sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β =
γ = 90˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua sudut kristalografinya ( α , β dan γ )
tegak lurussatu sama lain (90˚)

Gambar 2

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistemkristal


Tetragonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya, padasumbu a
ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3,dan sumbu c
ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut
antar sumbunya a+^bˉ = 30˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki
nilai 30˚ terhadap sumbu bˉ.

Sistem tetragonal dibagi menjadi 7 kelas:

Piramid

Bipiramid

Bisfenoid

Trapezohedral

Ditetragonal Piramid
Skalenohedra

Ditetragonal BipiramidBeberapa contoh mineral dengan sistem kristal Tetragonal ini


adalah

rutil,autunite, pyrolusite, Leucite, scapolite

(Pellant, Chris: 1992)

2.2.3 Sistem Hexagonal

Sistem ini mempunyai 4 sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurusterhadap ketiga
sumbu lainnya. Sumbu a, b, dan d masing-masing membentuk sudut 120˚ terhadap
satu sama lain. Sambu a, b, dan d memiliki panjang sama

Sedangkan panjang c berbeda, dapat lebih panjang atau lebih pendek (umumnyalebih
panjang).Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Hexagonal memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu) a = b = d ≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu
b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut
kristalografi α = β = 90˚ ; γ = 120˚. Hal ini berarti, pada si stem ini,
sudut α dan β saling tegak lurus dan membentuk sudut 120˚ terhadap sumbu γ.

gambar 3

Sistem HexagonalPada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem


Hexagonalmemiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu a
ditarikgaris dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu cditarik
garis dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar
sumbunya a+^bˉ = 20˚ ; dˉ^b+= 40˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a

+ memiliki nilai 20˚ terhadap sumbu bˉ dan sumbu dˉ membentuk sudut40˚ terhadap
sumbu b+.

Sistem ini dibagi menjadi 7:

Hexagonal Piramid

Hexagonal Bipramid

Dihexagonal Piramid

Dihexagonal Bipiramid

Trigonal Bipiramid

Ditrigonal Bipiramid

Hexagonal TrapezohedralBeberapa contoh mineral dengan sistem kristal Hexagonal ini


adalah quartz,corundum, hematite, calcite, dolomite, apatite.

(Mondadori, Arlondo. 1977)


2.2.4 Sistem trigonal
Jika kita membaca beberapa referensi luar, sistem ini mempunyai nama lainyaitu
Rhombohedral, selain itu beberapa ahli memasukkan sistem ini kedalamsistem kristal
Hexagonal. Demikian pula cara penggambarannya juga sama.Perbedaannya, bila pada
sistem Trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yangterbentuk segienam, kemudian
dibentuk segitiga dengan menghubungkan dua titiksudut yang melewati satu titik
sudutnya.Pada kondisi sebenarnya, Trigonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a
= b = d ≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan
sumbu d, tap
i tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α= β = 90˚ ; γ = 120˚. Hal
ini berarti, pada sistem ini, sudut α dan β saling tegaklurus dan membentuk sudut 120˚
terhadap sumbu γ.
Sistem TrigonalPada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem
kristalTrigonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu aditarik
garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbuc ditarik garis
dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Dan

sudut antar sumbunya a+^bˉ = 20˚ ; dˉ^b+= 40˚. Hal ini menjelaskan bahwa antarasumbu a+
memiliki nilai 20˚ terhadap sumbu bˉ dan sumbu dˉ membentuk sudut40˚ terhadap sumbu
b+.

Sistem ini dibagi menjadi 5 kelas:

Trigonal piramid

Trigonal Trapezohedral

Ditrigonal Piramid

Ditrigonal Skalenohedra

RombohedralBeberapa contoh mineral dengan sistem kristal Trigonal ini adalah


tourmalinedan cinabar
(Mondadori, Arlondo. 1977)

2.2.5 Sistem orthorhombik


Sistem ini disebut juga sistem Rhombis dan mempunyai 3 sumbu simetrikristal yang saling
tegak lurus satu dengan yang lainnya. Ketiga sumbu tersebutmempunyai panjang yang
berbeda.Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Orthorhombik memiliki axial ratio

(perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya panjang sumbu

-sumbunya tidak adayang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki
sudut
kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, ketiga sudutnyasaling tegak lurus
(90˚).

Gambar 5

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistemOrthorhombik


memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidakada patokan yang akan
menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya padasistem ini. Dan sudut antar sumbun

ya a+^bˉ = 30˚. Hal ini menjelaskan bahwaantara sumbu a+ memiliki nilai 30˚ terhadap
sumbu bˉ.

Sistem ini dibagi menjadi 3 kelas:

Bisfenoid

Piramid

BipiramidBeberapa contoh mineral denga sistem kristal Orthorhombik ini adalah


stibnite,chrysoberyl, aragonite dan witherite
(Pellant, chris. 1992)

2.2.6 Sistem monoklin


Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu
yangdimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu n; n tegak lurus terhadap sumbuc,
tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga sumbu tersebutmempunyai
panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yang paling panjang dansumbu b paling
pendek.Pada kondisi sebenarnya, sistem Monoklin memiliki axial ratio
(perbandingansumbu) a

≠ b ≠ c , yang artinya panjang sumbu -sumbunya


tidak ada yang sama
panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β =90˚ ≠ γ.
Hal ini berarti, pada ancer ini, sudut α dan β saling tegak lurus (90˚),sedangkan γ tidak tegak
lurus (miring).

Gambar 6

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem kristalMonoklin


memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidak ada patokan yang akan
menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada sistem

ini. Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 30˚. Hal ini menjelaskan bahwa antarasumbu a+
memiliki nilai 45˚ terhadap sumbu bˉ.

Sistem Monoklin dibagi menjadi 3 kelas;


Sfenoid

Doma

PrismaBeberapa contoh mineral dengan ancer kristal Monoklin ini adalah azurite,malachite,
colemanite, gypsum, dan epidot
(Pellant, chris. 1992)

2.2.7 Sistem triklin


Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnyatidak saling tegak
lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidaksama.Pada kondisi sebenarnya,
sistem kristal Triklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya
panjang sumbu

-sumbunya tidak ada yang sama

panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β ≠γ ≠
90˚. Hal ini berarti, pada system ini, sudut α, β dan γ tidak saling tegak lurus satu
dengan yang lainnya.
Gambar 7

Sistem ini dibagi menjadi 2 kelas:

Pedial

PinakoidalBeberapa contoh mineral dengan ancer kristal Triklin ini adalah


albite, anorthite,labradorite, kaolinite, microcline dan anortoclase (Pellant,
chris. 1992)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan


Secara total ada tujuh sistem kristal: triklinik, monoklinik, ortorombik, tetragonal, trigonal,
heksagonal dan kubik. Suatu keluarga kristal ditentukan oleh kisi dan grup titik.

Kristal secara sederhana dapat didefinisikan sebagai zat padat yang mempunyai susunan
atom atau molekul yang teratur. Keteraturannya tercermin dalam permukaan kristal yang
berupa bidang-bidang datar dan rata yang mengikuti pola-pola tertentu.

Dengan mempelajari kristalografi, kita dapat mengetahui berbagai macam bahan-bahan


dasar pembentuk bumi ini, dari yang ada disekitar kita hingga jauh didasar bumi.
DAFTAR PUSTAKA

Wertheim, Jane; Oxlade, Chris; Stockley, Corinne.

Kamus Kimia Bergambar

. Diterjemahkan oleh Dra. AgusniarTrisnamiati, M.Si. Jakarta: Erlangga, 2004. ISBN


9796884895

Mondadori, Arlondo. 1977.


Simons & Schuster’s Guide to

Rocks and

Minerals

. Milan

: Simons & Schuster’s Inc

Pellant, Chris. 1992.

Rocks and Minerals . London:


DorlingKindersley
Wijayanto, Andika. 2009. Kristalografi
anakgeo toba
.blogspot.com/

You might also like