You are on page 1of 9

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

GAMBARAN EPIDEMIOLOGI KASUS LEPTOSPIROSIS DI


KABUPATEN BOYOLALI, PROVINSI JAWA TENGAH

Sri Nuraini, Lintang Dian Saraswati, M. Sakundarno Adi, Henry Setyawan S.


Bagian Epidemiologi dan Penyakit Tropik, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email : srinuraini.sn@gmail.com

Abstract : Leptospirosis is a public health problem all over the world, especially
in tropical and subtropical countries. International Leptospirosis Society (ILS)
states that Indonesia is the third-highest country in the world in terms of Case
Fatality Rate (CFR). The purpose of the study is to figure out the epidemiological
overview of leptospirosis case in Boyolali Regency based on variables of person,
place, and time. The type of the study is descriptive using quantitative methods.
The sample of the study is all leptospirosis cases in the districts in Boyolali
consisted of 47 cases. The result of the study shows that leptospirosis case
occurs more in adults of age group 26-45 years (38,3%), are male (70%), and
work as farmers (44,7%). Leptospirosis case is most prevalent in 2014 and the
highest incident cumulative (0,6) happens in March 2014 and 2015. The most
prevalent case of leptospirosis in Boyolali occurs in Nogosari district with 16
cases (34%). Counseling on the prevention of leptospirosis transmission needs to
be conducted so that people can avoid the danger of leptospirosis.

Key words : Leptospirosis, Person, Time, Place


Literature : 90 (1955-2016)

226
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

PENDAHULUAN leptospirosis sebanyak 12.325 kasus


Leptospirosis adalah penyakit dengan 338 orang diantaranya
menular yang disebabkan oleh bakteri meninggal dunia (CFR: 2,74%).(12)
Leptospira interrogans.(1) Penyakit ini International Leptospirosis
merupakan penyakit infeksi yang Society (ILS) menyatakan bahwa
ditularkan dari hewan ke manusia Uruguay, India, dan Indonesia
(zoonosis).(2) Pada dasarnya penyakit merupakan tiga negara tertinggi di
leptospirosis merupakan infeksi pada dunia untuk angka Case Fatality Rate
hewan.(3) Infeksi pada manusia terjadi (CFR). Sedangkan Indonesia sebagai
secara kebetulan (accidental hospes), negara peringkat ketiga tertinggi di
karena tidak sengaja kontak dengan dunia yang mempunyai angka CFR
material yang tercemar oleh bakteri sebesar 2,5%-16,45% atau rata-rata
leptospirosis.(3,4) Manusia terinfeksi 7,1%. Angka ini dapat lebih tinggi
melalui kontak langsung dengan urin, sampai 56% apabila penderita
darah, atau jaringan hewan yang leptospirosis telah berusia lebih dari
terinfeksi dan kontak tidak langsung 50 tahun dan terlambat mendapatkan
melalui lingkungan yang pengobatan.(8)
terkontaminasi.(2,5) Di Indonesia, kasus leptospirosis
Bakteri Leptospira masuk ke pada tahun 2014 tersebar di empat
dalam tubuh manusia melalui provinsi, yaitu DKI Jakarta,
membran mukosa atau luka lecet di Yogyakarta, Jawa Timur, dan Jawa
kulit.(6) Selanjutnya bakteri Leptospira Tengah.(13) Boyolali merupakan salah
menginvasi epitel penderita dan akan satu kabupaten di Jawa Tengah yang
berproliferasi serta menyebar ke dilaporkan telah terjadi kasus
organ sasaran.(7) Masa inkubasi leptospirosis. Kejadian leptospirosis di
leptospirosis berlangsung pendek Kabupaten Boyolali pertama kali
antara 4-19 hari dengan rata-rata 10 teridentifikasi pada tahun 2012.
hari.(8) Penyakit ini bersifat akut dan Kemudian pada tahun 2014 di
menyebabkan risiko kematian cukup Kabupaten Boyolali dinyatakan telah
tinggi.(9) terjadi kejadian luar biasa (KLB)
Leptospirosis merupakan penyakit leptospirosis dengan peningkatan
yang tersebar luas di seluruh dunia, jumlah kasus yang cukup signifikan
khususnya di daerah tropis.(10) dibandingkan tahun-tahun
Leptospirosis diberi perhatian khusus sebelumnya (CFR sebesar 33,3%).(14)
oleh World Health Organization Penelitian ini bertujuan untuk
(WHO) karena saat ini prevalensinya mengetahui epidemiologi kasus
masih tinggi di berbagai negara dan leptospirosis di Kabupaten Boyolali,
dapat mengakibatkan kematian Provinsi Jawa Tengah berdasarkan
(8)
secara mendadak. The Hawaii State variabel orang, tempat, dan waktu.
Department of Health melaporkan
insiden leptospirosis di Amerika METODE
Serikat pada tahun 1992 sebesar 0,02 Jenis penelitian yang digunakan
per 100.000 penduduk.(11) Sebuah dalam penelitian ini adalah penelitian
studi retrospektif yang dilakukan di deskriptif dengan metode kuantitatif.
Malaysia pada tahun 2004-2012 Pengambilan sampel dalam
menemukan bahwa telah terjadi kasus penelitian ini menggunakan total

227
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

sampling. Populasi pada penelitian ini Adapun distribusi kasus leptospirosis


adalah semua kasus leptospirosis di Kabupaten Boyolali menurut jenis
yang dilaporkan dari seluruh kelamin adalah sebagai berikut :
kecamatan se-Boyolali pada tahun
2012-2015. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah semua
kasus leptospirosis di seluruh
kecamatan di Boyolali tahun 2012-
2015 yang berjumlah 47 kasus.
Data yang digunakan untuk Wanita
penelitian ini adalah data sekunder 30%
yang berasal dari puskesmas dan
Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali. Pria
HASIL PENELITIAN Gambar 2. Distribusi 70% Kasus
A. Berdasarkan Variabel Orang Leptospirosis Menurut
Penderita leptospirosis di Jenis Kelamin di
Kabupaten Boyolali menyebar di Kabupaten Boyolali Tahun
berbagai kelompok umur dari 2012-2015
remaja hingga lansia. Berikut
adalah distribusi kasus Persentase kasus leptospirosis di
leptospirosis di Kabupaten Kabupaten Boyolali tahun 2012-2015
Boyolali menurut kelompok umur menurut jenis kelamin lebih banyak
penderita : terjadi pada jenis kelamin laki-laki,
yakni sebesar 70% (33 orang),
45 38.3% sedangkan persentase leptospirosis
40
36.2%
pada perempuan sebesar 30% (14
35
Persentase (%)

orang). Adapun distribusi kasus


30
leptospirosis di Kabupaten Boyolali
25 17% menurut pekerjaan adalah sebagai
20
15 berikut :
8.5%
10
50 44.7%
5
Persentase (%)

0
Gambar 1. Distribusi Kasus 40
Leptospirosis
12-25 26-45 46-65 Menurut
> 65 30
17% 19.1%
Tahun Tahun Tahun
Kelompok UmurTahundi 20
Kabupaten Boyolali Tahun 10 4.3% 4.3% 6.4%
2.1% 2.1%
2012-2015
0
Kasus leptospirosis di Kabupaten
Boyolali tahun 2012-2015 pada
umumnya banyak diderita oleh orang
dewasa. Kasus paling banyak terjadi
pada kelompok umur 26-45 tahun,
Gambar 3. Distribusi Kasus
yakni sebesar 38,3% (18 orang).
Leptospirosis Menurut
Sedangkan kasus yang paling sedikit
Jenis Pekerjaan di
terjadi pada kelompok umur 12-25
tahun, yakni sebesar 8,5% (4 orang).
228
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Kabupaten Boyolali
Tahun 2012-2015

Kasus leptospirosis di Kabupaten


Boyolali tahun 2012-2015 paling
banyak terjadi pada petani, yakni
sebesar 44,7% (21 orang).
Sedangkan kasus leptospirosis paling
sedikit terjadi pada jenis pekerjaan
pedagang dan pelajar, yakni sebesar
2,1% (1 orang).

229
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

B. Berdasarkan Variabel Waktu menurut waktu kejadian dapat


Penyebaran penyakit dilihat pada gambar 4.
leptospirosis banyak terjadi pada Distribusi jumlah kasus
musim hujan terutama pasca leptospirosis berdasarkan tahun
banjir, karena ketika banjir baik kejadian di Kabupaten Boyolali
tikus rumah, tikus werok, maupun paling banyak terjadi pada tahun
tikus sawah menyebar ke 2014 (21 kasus) dan paling sedikit
pemukiman penduduk. Selain itu terjadi pada tahun 2012 (2 kasus).
pada musim hujan juga banyak Sedangkan untuk angka insiden
ditemukan genangan air yang kumulatif menurut bulan kejadian,
terkontaminasi oleh bakteri paling tinggi terjadi di Bulan Maret
penyebab leptospirosis. Distribusi tahun 2014 dan 2015 dengan
kasus leptospirosis di Kabupaten angka insiden kumulatif sebesar
Boyolali tahun 2012-2015 0,6 per 100.000 penduduk.

0,7 0,6 0,6


0,6
0,5 0,4
0,4 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
0,3 0,2 0,2 0,2 0,2
0,2 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
0,1
0
Agustus
April

Juni
Juli

Januari
Februari

April
Juni
September

November

November
Maret

Maret

Oktober

Maret

Oktober

Maret
Mei

Mei

Desember

2012 2013 2014 2015

Gambar 4. Insiden Kumulatif Leptospirosis Menurut Waktu Kejadian di


Kabupaten Boyolali Tahun 2012-2015

230
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

C. Berdasarkan Variabel Tempat


Leptospirosis dapat terjadi Gambar 6. Distribusi Leptospirosis
salah satunya karena faktor Menurut Puskesmas di
lingkungan. Kabupaten Boyolali Kabupaten Boyolali Tahun
terbagi menjadi beberapa wilayah 2012-2015
kecamatan yang memiliki karakter
40 34%
yang berbeda-beda. Berikut

Persentase (%)
30 19,1%
adalah distribusi leptospirosis 20 6,4%
6,4%
12,8%
4,3%
4,3%
2,1% 4,3%
2,1% 2,1% 2,1%
menurut kecamatan : 10
0
Gambar 5. Distribusi Leptospirosis
Menurut Kecamatan di
Kabupaten Boyolali Tahun
2012-2015
40 34%
Berdasarkan gambar 6.
Persentase (%)

30 19.1% kasus leptospirosis tertinggi


20 14.9%
10.7% terjadi di wilayah kerja
6.4%
4.3% 6.4%
10 2.1% 2.1% Puskesmas Nogosari dengan
0 persentase 34% (16 kasus),
Kecamata…
Kecamata…
Kecamata…
Kecamata…
Kecamata…
Kecamata…
Kecamata…
Kecamata…
Kecamata…

sedangkan terendah terjadi di


wilayah kerja Puskesmas Kemusu
I, Puskesmas Banyudono I,
Puskesmas Sawit I, dan
Puskesmas Musuk I dengan
Pada tahun 2012-2015 angka persentase 2,1% (1 kasus).
kejadian leptospirosis paling
banyak terjadi di Kecamatan
Nogosari dengan persentase 34% PEMBAHASAN
(16 kasus) dan paling sedikit di A. Berdasarkan Variabel Orang
Kecamatan Kemusu serta 1. Umur
Kecamatan Musuk dengan Bakteri leptospirosis
persentase sebesar 2,1% (1 dapat menginfeksi semua
kasus). golongan umur manusia
Selain dibagi menjadi namun kasus leptospirosis
kecamatan, wilayah penyebaran kebanyakan terjadi pada
leptospirosis di Kabupaten orang dewasa. Hal ini terjadi
Boyolali juga dibagi berdasarkan karena pada usia tersebut
wilayah kerja puskesmas yaitu : biasanya orang banyak
melakukan kegiatan di luar
rumah yang berhubungan
dengan air dan tanah.(8)
Berdasarkan hasil
penelitian, distribusi kasus
leptospirosis paling banyak

231
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

terjadi pada kelompok umur Yogyakarta didapatkan


dewasa (26-45 tahun) yaitu bahwa pekerjaan sebagai
18 kasus (38,3%). Hal ini petani berisiko 4,7 kali
sejalan dengan penelitian terserang leptospirosis.(17)
Thornley, et al., yang
menyatakan bahwa sebagian B. Berdasarkan Variabel Waktu
besar kasus leptospirosis Penyakit leptospirosis
(56,9%) di New Zealand biasanya disebut dengan penyakit
terjadi pada umur 25-44 musim hujan karena pada saat
tahun.(15) musim hujan akan terjadi banjir.
Kejadian leptospirosis di
2. Jenis Kelamin Kabupaten Boyolali paling tinggi
Kejadian leptospirosis terjadi pada musim penghujan,
lebih banyak terjadi pada laki- Bulan Maret. Hal ini sejalan
laki dibandingkan dengan penelitian Sunaryo yang
perempuan, karena laki-laki menunjukkan bahwa pola kasus
sering melakukan aktivitas di leptospirosis di Kabupaten Bantul
luar rumah yang terjadi pada Bulan Maret dan April
berhubungan dengan air.(8) sesuai dengan pola curah hujan
Penyakit leptospirosis di pada bulan tersebut.(18)
Kabupaten Boyolali lebih
banyak diderita oleh pria C. Berdasarkan Variabel Tempat
yakni sebesar 33 kasus Penularan yang terjadi di
(70%). Ikawati, dkk., beberapa wilayah merupakan
menyatakan bahwa kasus simbol sanitasi yang buruk,
leptospirosis lebih dominan sumber air yang tercemar,
diderita oleh laki-laki yaitu personal hygiene rendah, kondisi
sebesar 52 kasus (68,42%) rumah yang di bawah standar dan
daripada jenis kelamin persistennya rodent penyebar
perempuan sebesar 16 kasus leptospira.(8) Penelitian ini
(21,05%).(16) menunjukkan kasus leptospirosis
3. Pekerjaan paling banyak terjadi di
Leptospirosis biasanya Kecamatan dan Puskesmas
terjadi pada kelompok petani Nogosari yaitu sebanyak 16
dan peternak serta para kasus (34%). Kecamatan
pekerja yang berhubungan Nogosari termasuk kecamatan di
dengan hutan dan air.(8) Hal Boyolali yang dilewati oleh Sungai
ini sejalan dengan hasil Cemoro.(19) Selain itu sebagian
penelitian yang menunjukkan besar lahan di Kecamatan
bahwa distribusi kasus Nogosari digunakan untuk
leptospirosis di Kabupaten persawahan dan perkebunan.
Boyolali paling banyak terjadi Penelitian yang dilakukan
pada petani yaitu 21 kasus oleh Fahrudin membuktikan
(44,7%). bahwa ada pengaruh antara jarak
Menurut penelitian yang sungai (0,046) dan penggunaan
dilakukan Murtiningsih di lahan (0,016) terhadap pola

232
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

persebaran leptospirosis di Epidemiologi zoonosis di


Kecamatan Bantul.(20) Indonesia. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press; 2012.
KESIMPULAN 5. Picardeau M. Diagnosis and
1. Kasus leptospirosis di Kabupaten Epidemiology of Leptospirosis.
Boyolali pada tahun 2012-2015 Med Mal Infect. Elsevier
sebagian besar terjadi pada orang Masson SAS; 2013;43(1):1–9.
dewasa dengan kelompok umur 6. Besung INK. Leptospirosis
26-45 tahun (38,3%), berjenis pada Hewan. In: 8th National
kelamin laki-laki (70%), dan Conggres of Indonesia
pekerjaan sebagai petani Association of Clinical
(44,7%). Microbiology (PAMKI). Bali:
2. Kasus leptospirosis paling banyak Universitas Udayana; 2012. p.
terjadi pada bulan Maret tahun 5–10.
2014 dan 2015 dengan angka 7. Setadi B, Setiawan A, Effendi
insiden kumulatif sebesar 0,6 per D, Hadinegoro SRS. Petunjuk
100.000 penduduk. Praktis Leptospirosis. Sari
3. Kasus leptospirosis di Kabupaten Pediatr. 2001;3(3):163–7.
Boyolali tahun 2012-2015 paling 8. Rusmini. Bahaya leptospirosis
banyak terjadi di Kecamatan dan (penyakit kencing tikus) dan
Puskesmas Nogosari sebanyak cara pencegahannya.
16 kasus (34%). Yogyakarta: Gosyen Publishing;
2011.
SARAN 9. Komisi Nasional Pengendalian
Perlu dilakukan penyuluhan di Zoonosis. Laporan Upaya
masyarakat terutama pada petani Penguatan Koordinasi
terkait cara pencegahan penularan Pengendalian Zoonosis.
leptospirosis supaya terhindar dari Jakarta; 2012.
bahaya leptospirosis. 10. Kusmiyati, Noor SM, Supar.
Leptospirosis pada Hewan dan
DAFTAR PUSTAKA Manusia di Indonesia.
1. Soeharsono. Zoonosis Wartazoa. 2005;15(4):213–20.
(penyakit menular dari hewan 11. Sambasiva RR, Naveen G, P.
ke manusia). Yogyakarta: B, S.K. A. Leptospirosis in India
Penerbit Kanisius; 2002. and the Rest of The World.
2. World Health Organization. Brazilian J Infect Dis.
Human leptospirosis: guidance 2003;7(3):178–93.
for diagnosis, surveillance and 12. Benacer D, Thong KL, Min NC,
control. WHO Library Verasahib K Bin, Galloway RL,
Cataloguing in Publication Data. Hartskeerl RA, et al.
Geneva: World Health Epidemiology of Human
Organization; 2003. 1-122 p. Leptospirosis in Malaysia,
3. Muliawan SY. Bakteri spiral 2004–2012. Acta Trop.
patogen. Jakarta: Penerbit 2016;157:162–8.
Erlangga; 2008. 13. Direktorat Jenderal
4. Widiasih DA, Budiharta S. Pengendalian Penyakit dan

233
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Penyahatan Lingkungan. Profil


Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan.
Jakarta; 2015.
14. Dinas Kesehatan Kabupaten
Boyolali. Laporan Leptospirosis
di Kabupaten Boyolali. Boyolali;
2016.
15. Thornley CN, Baker MG,
Weinstein P, Maas EW.
Changing Epidemiology of
Human Leptospirosis in New
Zealand. Epidemiol Infect.
2002;128:29–36.
16. Ikawati B, Sulistiyani, Nurjazuli.
Analisis Karakteristik
Lingkungan pada Kejadian
Leptospirosis di Kabupaten
Demak Jawa Tengah Tahun
2009. Media Kesehat Masy
Indones. 2010;9(1):33–40.
17. Murtiningsih B. Faktor Risiko
Leptospirosis di Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta.
Universitas Gadjah Mada;
2003.
18. Sunaryo, Ikawati B. Pemetaan
Model Kerawanan Leptospirosis
Berdasarkan Faktor Risiko
Lingkungan dan Trap Success
di Bantul, Yogyakarta. Ekol
Kesehat. 2012;11(3):220–9.
19. Pokja AMPL Kabupaten
Boyolali. Gambaran Umum
Kabupaten Boyolali. In: Buku
Putih Sanitasi Kabupaten
Boyolali. Kabupaten Boyolali;
2008.
20. Fahrudin M. Analisis Pola
Persebaran Penyakit
Leptospirosis di Kecamatan
Bantul, Kabupaten Bantul,
Yogyakarta. Universitas
Muhammadiyah Surakarta;
2015.

234

You might also like