You are on page 1of 12

MODUL PRAKTIKUM

PEMERIKSAAN CAIRAN OTAK, MS, MRI, EKG, Dan ANGIOGRAFI

Disusun untuk Memenuhi Penugasan Mata Kuliah Laboratorium Keperawatan Medikal


Bedah II

Disusun Oleh :

CHELSE AGGIE ANANDA

21121179

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN BHAKTI MULIA

2022/2023
PEMERIKSAAN CAIRAN OTAK

A. Pengertian
Pemeriksaan Cairan Otak (Liquor Cerebro Spinalis - LCS) adalah cairan yang
menyelimuti susunan syaraf pusat. Fungsinya adalah sebagai pelindung terhadap otak
maupun tulang belakang. Selain itu juga berfungsi sebagai pengatur eksitabilitas dengan
mengatur komposisi ion, membawa keluar metabolit-metabolit (karena otak tidak
mempunyai pembuluh limpe) dan memberikan perlindungan terhadap tekanan. Cairan ini
memiliki komposisi yang hampir sama dengan plasma darah, yaitu Natrium, Kalium,
Urea, Asam laktat dan Sulfonamid, serta 12 zat lain yang komposisinya berbeda dengan
plasma darah.

B. Tujuan
Untuk mengetahui adanya kelainan pada otak maupun sumsum tulang, meningitis, tumor,
abses echefilitis maupun infeksi virus pada daerah tersebut. Pemeriksaan terhadap protein
dalam cairan otak merupakan yang paling penting. Dalam keadaan normal, protein yang
terdapat pada cairan otak sangat sedikit. jadi, tujuan dari pemeriksaan ini yaitu untuk
mengetahui jumlahnya dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.

C. Indikasi
1. Pada pasien yang dicurigai adanya kelainan pada otak maupun sumsum tulang,
meningitis, tumor, abses echefilitis maupun infeksi virus

D. Kontraindikasi
Kontraindikasi relatif pungsi lumbal adalah peningkatan tekanan intrakranial, gangguan
perdarahan atau koagulopati, abses otak, dan abses epidural spinal. Penyebab tekanan
intrakranial yang tinggi dapat berupa hidrosefalus obstruktif, edema serebri, dan massa
yang menekan ruang intrakranial.

E. Persiapan alat
1. Tabung serologi (garis tengah 7 mm)
2. Reagen Nonne (larutan ammonium sulfat jenuh dalam air)
3. Handscoon
F. Prosedur pelaksanaan
1. Tahap Pra Interaksi
a. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
b. Mencuci tangan
c. Meletakan alat-alat di dekat pasien dengan benar
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/ klien
c. Menanyakan kesiapan pasien sebelum kegiatan dilakukan
3. Tahap Kerja
a. Mencuci tangan
b. Memakai handscoon
c. Ke dalam tabung LCS Serologi dimasukkan 1 mL reagen Nonne.
d. Tambahkan 1 mL LCS dengan cara pelan-pelan sehingga terbentuk 2 lapisan,
dimana lapisan atas adalah LCS.
e. Diamkan selama 3 menit.
f. Kemudian dilihat pada perbatasan kedua lapisan dengan latar belakang gelap.
g. Melepas sarung tangan.
h. Mencuci tangan
4. Tahap Terminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan
b. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
c. Berpamitan dengan klien
d. Membereskan alat – alat dan mencuci tangan
e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
PEMERIKSAAN MS
A. Pengertian
Multiple sclerosis adalah berdasarkan anamnesis gejala klinis dan pemeriksaan fisik
neurologis. Tidak ada pemeriksaan penunjang ataupun penanda spesifik untuk
mendiagnosis multiple sclerosis.
Multislice Computerized Tomography (MSCT) merupakan generasi terbaru dari CT scan.
MSCT memiliki kemampuan untuk menghasilkan informasi dengan akurasi tinggi yang
berkaitan dengan pemeriksaan organ bergerak, salah satunya adalah jantung. Tidak hanya
itu, metode pemeriksaan ini bisa memenuhi gambaran diagnostik yang lebih baik dan
waktu pemeriksaan yang cukup singkat. Meski begitu, gambar yang dihasilkan memiliki
resolusi yang lebih baik dan akurat.

Ada sejumlah kelainan atau gangguan dari beberapa jaringan maupun organ tubuh yang
dapat dideteksi melalui metode pemeriksaan satu ini. Pemeriksaan MSCT dilakukan
sebagai penunjang diagnostik yang canggih dan lebih sensitif di beberapa bagian tubuh,
seperti jantung, otak, rongga dada, rongga perut, angiografi, ortopedi, serta telinga,
hidung, dan tenggorokan.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui secara pasti penyebab gangguan pada organ tubuh tertentu, salah
satunya jantung. Pemeriksaan MSCT pada jantung bertujuan untuk menilai fungsi
jantung dan arteri koronaria menggunakan sinar X dan cairan pewarna. Cara tersebut
dilakukan untuk mendapatkan gambaran tiga dimensi dari jantung dan pembuluh darah
yang ada di sekitarnya.

C. Indikasi
1. Indikasi penyakit jantung koroner pada organ jantung.
2. Indikasi malformasi vaskuler dan penyempitan (angiografi).
3. Indikasi sumbatan vascular, perdarahan, tumor, dan infeksi pada otak.
4. Indikasi tumor, infeksi, dan kelainan mediastinum pada rongga dada.
5. Indikasi gangguan pada usus, hati, limfa, pankreas, saluran empedu, dan ginjal melalui
pemeriksaan rongga perut.
D. Persiapan alat
1. Set alat alat MS

E. Prosedur pelaksanaan
Untuk melakukan pemeriksaan menggunakan alat ini maka pasien harus melakukan
beberapa persiapan. Tim medis akan mengarahkan dan mendampingi pasien selama
pemeriksaan sehingga memudahkan pemindaian penyakit dengan menggunakan alat ini.
Misalnya ingin melakukan pemeriksaan jantung maka tubuh anda harus dalam kondisi
sehat.

Hal terpenting sebelum pemeriksaan menggunakan alat ini ialah memastikan bahwa
denyut jantung kurang dari tujuh puluh kali per menit. Jadi, pemeriksaan dan juga
pembacaan hasil pemeriksaan bisa dilakukan dengan semaksimal mungkin. Ada beberapa
kondisi tertentu ketika pasien perlu diberikan beta-blocker sebelum melakukan
pemeriksaan.

Prosedur pemeriksaan menggunakan alat ini terbilang singkat. Area pemindahan juga
sangat luas sehingga dapat mengumpulkan informasi kesehatan jantung hanya dalam
hitungan detik saja. Akan tetapi, pemeriksaan menggunakan MSCT (Multislice Computed
Tomography) juga memiliki efek sampi, yaitu berkaitan dengan radiasi yang perlu ditinjau
kembali.

Untuk itu, sebelum memutuskan untuk melakukan pemeriksaan, Anda perlu berkonsultasi
dengan dokter mengenai kondisi medis dan juga riwayat kesehatan anda. Hal tersebut
bertujuan untuk meminimalkan dampak yang diakibatkan ataupun komplikasi yang
mungkin muncul akibat pemeriksaan menggunakan alat ini.

Pasien akan diminta oleh dokter untuk berpuasa sebelum dilakukan pemeriksaan serta
berganti pakaian dengan baju khusus yang diberikan oleh petugas. Untuk menjalankan
prosedur ini anda diwajibkan untuk melepas seluruh benda yang menempel pada tubuh
anda terutama benda-benda logam.

Anda juga perlu memberitahukan kepada dokter jika sedang hamil ataupun memiliki
alergi. Alat tersebut merupakan alat canggih sehingga tidak setiap rumah sakit
menyediakannya. Alat ini hanya dimiliki oleh beberapa rumah sakit besar saja. Untuk
melakukan pemeriksaan dengan alat ini, anda bisa membuat janji dengan dokter spesialis
dan mengonsultasikannya.
PEMERIKSAAN MRI
A. Pengertian
MRI adalah teknik pemindaian radiologi yang menggunakan magnet, gelombang radio,
dan komputer untuk menghasilkan gambar struktur tubuh. Mesin MRI berbentuk seperti
tabung yang dikelilingi oleh magnet melingkar yang besar.
MRI adalah teknik pemindaian radiologi yang menggunakan magnet, gelombang radio,
dan komputer untuk menghasilkan gambar struktur tubuh. Mesin MRI berbentuk seperti
tabung yang dikelilingi oleh magnet melingkar yang besar. Dalam pemeriksaan MRI,
pasien ditempatkan di tempat tidur yang kemudian dimasukkan ke lubang magnet. Medan
magnet yang kuat akan terbentuk dan menyelaraskan proton atom hidrogen yang
kemudian terkena pancaran gelombang radio. Hasilnya berupa sinyal yang dideteksi oleh
bagian penerima pada mesin MRI. Komputer lalu memproses informasi penerima dan
menghasilkan gambar.

B. Tujuan
Pemeriksaan MRI digunakan untuk menghasilkan gambar organ, tulang, atau jaringan
lunak tubuh, termasuk sistem saraf. Dokter menjalankan pemeriksaan MRI guna
mendiagnosis penyakit atau luka. Dokter juga bisa menilai seberapa baik pengobatan yang
tengah berjalan. MRI dapat dilakukan pada berbagai bagian tubuh Anda.

C. Indikasi
1. Kerusakan atau sumbatan pembuluh darah
2. Penyakit jantung
3. Kerusakan otak
4. Kanker
5. Multiple sclerosis (MS)
6. Infeksi tulang
7. Kerusakan sendi
8. Masalah saraf di leher
9. Cedera sumsum tulang belakang
10. Stroke
11. Masalah mata
12. Masalah telinga bagian dalam
D. Persiapan alat
1. MRI adalah teknik pemindaian radiologi yang menggunakan magnet, gelombang
radio, dan komputer untuk menghasilkan gambar struktur tubuh. Mesin MRI
berbentuk seperti tabung yang dikelilingi oleh magnet melingkar yang besar.

E. Prosedur pelaksanaan
1. Pemeriksaan MRI dijalankan dengan prosedur ketat di ruangan khusus. Pasien akan
mendapat penjelasan tentang bagaimana MRI berjalan dari dokter atau radiolog
sebelum proses berlangsung. Sebelum menaiki tempat berbaring di mesin MRI,
pasien harus berganti pakaian sesuai dengan yang disediakan rumah sakit serta
melepas semua aksesori yang terbuat dari logam.
2. Lalu pasien akan dibantu berbaring dan dibuat senyaman mungkin, termasuk dengan
menyediakan bantal serta selimut. Karena akan ada suara bising dalam proses MRI,
mungkin disediakan penyumbat telinga atau headphone. Pasien juga bisa
mendengarkan musik dari headphone tersebut selama prosedur berlangsung.
3. Sebelum proses MRI, dokter akan menyuntikkan zat kontras ke pembuluh darah di
lengan. Zat kontras atau pewarna ini akan membantu dokter melihat struktur di
dalam tubuh Anda dengan lebih jelas. Zat yang sering digunakan dalam pemeriksaan
MRI disebut gadolinium
4. Pasien yang berbaring di meja periksa akan dimasukkan ke mesin MRI. Tubuh
pasien mungkin sepenuhnya berada di dalam mesin, tapi bisa juga tidak. Tergantung
tujuan pemeriksaan MRI yang dilakukan. Ketika tubuh di dalam tabung, medan
magnet dan suara akan muncul dan menghasilkan sinyal yang kemudian ditangkap
oleh komputer guna membuat serangkaian gambar.
5. Pemeriksaan MRI biasanya berlangsung selama 20-90 menit. Seusai proses, pasien
bisa pulang langsung. Sebaiknya pasien pulang dengan ditemani pendamping,
terutama bagi yang harus mendapat obat penenang untuk menjalani MRI.

PEMERIKSAAN EKG

A. Pengertian

Unit Kesehatan memiliki layanan pemeriksaan EKG (Elektrokardiografi) merupakan tes


diagnostik umum yang digunakan untuk mengevaluasi fungsi jantung. Elektrokardiografi
(EKG) adalah pemantulan aktivitas listrik dari serat – serat otot jantung secara goresan
B. Tujuan

Pemeriksaan jantung EKG bertujuan mendeteksi adanya kelainan seperti aritmia atau
gangguan irama jantung, penyakit jantung koroner, kelainan katup jantung, peradangan
jantung (miokarditis atau perikarditis), hingga pembesaran jantung.

C. Indikasi
a. Irama jantung yang tidak teratur (Aritmia)
b. Kelainan jantung bawaan.
c. Kelainan katup-katup jantung.
d. Penyempitan pembuluh darah koroner.
e. Terjadinya serangan jantung.
f. Kerusakan akibat serangan jantung sebelumnya.

D. Persiapan alat

• Mesin EKG, yang dilengkapi :


• kabel untuk sumber listrik.
• kabel untuk bumi (ground)
• Kabel elektroda ekstremitas dan dada.
• Plat elektroda ekstremitas beserta karet pengikat.
• Balon penghisap elektroda dada.
• Jelly.
• Kertas tissue.

E. Prosedur pelaksanaan

1. Pasang semua komponen/kabel-kabel pada mesin EKG


2. Nyalakan mesin EKG
3. Baringkan pasien dengan tenang di tempat tidur yang luas. Tangan dan kaki tidak
saling bersentuhan
4. Bersihkan dada, kedua pergelangan kaki dan tangan dengan kapas alcohol (kalau
perlu dada dan pergelangan kaki dicukur)
5. Keempat electrode ektremitas diberi jelly.
6. Pasang keempat elektrode ektremitas tersebut pada kedua pergelangan tangan dan
kaki. Untuk tangan kanan biasanya berwarna merah, tangan kiri berwarna kuning,
kaki kiri berwarna hijau dan kaki kanan berwarna hitam.
7. Dada diberi jelly sesuai dengan lokasi elektrode V1 s/d V6.
- V1 di garis parasternal kanan sejajar dengan ICS 4 berwarna merah
- V2 di garis parasternal kiri sejajar dengan ICS 4 berwarna kuning
-V3 di antara V2 dan V4, berwarna hijau
- V4 di garis mid klavikula kiri sejajar ICS 5, berwarna coklat
- V5 di garis aksila anterior kiri sejajar ICS 5, berwarna hitam
- V6 di garis mid aksila kiri sejajar ICS 5, berwarna ungu
1. Pasang elektrode dada dengan menekan karet penghisap.
2. Buat kalibrasi
3. Rekam setiap lead 3-4 beat (gelombang), kalau perlu lead II panjang (minimal 6
beat)
4. Kalau perlu buat kalibrasi setelah selesai perekaman
5. Semua electrode dilepas
6. Jelly dibersihkan dari tubuh pasien
7. Beritahu pasien bahwa perekaman sudah selesai
8. Matikan mesin EKG
9. Tulis pada hasil perekaman : nama, umur, jenis kelamin, jam, tanggal, bulan dan
tahun pembuatan, nama masing-masing lead serta nama orang yang merekam
10.Bersihkan dan rapikan alat

PEMERIKSAAN ANGIOGRAFI

A. Pengertian

Secara umum, pemeriksaan kateterisasi dan angiografi merupakan prosedur


diagnostik, dimana dokter jantung akan melakukan tindakan ini untuk memperoleh
data-data terkait fungsi dan performa pompa jantung, kelancaran aliran darah, patensi
katup jantung, pola irama jantung, dan lain-lain

B. Tujuan

Untuk memperoleh data-data terkait fungsi dan performa pompa jantung, kelancaran
aliran darah, patensi katup jantung, pola irama jantung, dan lain-lain.
C. Indikasi

• Pecah pembuluh darah yang menyebabkan perdarahan pada organ dalam.


• Perubahan kondisi pembuluh darah yang disebabkan oleh cedera atau kerusakan
organ.
• Pembuluh darah yang terhubung dan menyuplai darah ke tumor.

D. Kontraindikasi
• Pasien yang tidak dapat kooperatif terhadap protokol pemeriksaan dan instruksi
menahan nafas.
• Pasien yang terlalu besar untuk muat pada scanner CT.
• Gangguan ginjal, baik gagal ginjal akut maupun penyakit ginjal kronis.
• Hemodinamik tidak stabil dan riwayat hipotensi

E. Persiapan alat
• Mesin angiografi

F. Prosedur pelaksanaan

Angiografi biasanya dilakukan dengan bius lokal. Karena itu, pasien tetap sadar, tapi sama
sekali tidak merasa sakit.
Meski demikian, bius total mungkin akan dianjurkan pada pasien anak-anak agar mereka
tertidur dan tidak bergerak selama prosedur berlangsung.
Secara umum, prosedur angiografi meliputi:
• Dokter akan membuat sayatan kecil pada kulit di selangkangan atau pergelangan tangan.
• Anestesi lokal akan disuntikkan agar pasien tidak merasa sakit ketika sayatan dilakukan.
• Kateter akan dimasukkan ke dalam pembuluh darah arteri melalui sayatan tersebut.
• Dokter akan memandu kateter secara hati-hati hingga mencapai arteri yang akan
diperiksa, baik di otak, jantung, maupun paru-paru.
• Pasien mungkin akan merasakan sensasi kateter yang didorong dan ditarik, tapi tidak
akan merasa nyeri.
• Setelah kateter sampai di arteri, dokter akan menyuntikkan zat pewarna kontras ke dalam
kateter.
• Setelah itu, dokter akan mengambil gambar X-ray. Zat pewarna kontras dalam pembuluh
darahakan tampak pada hasil foto.

You might also like