You are on page 1of 21

MAKALAH

KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN INDONESIA


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum Dosen
Pengampu: Hesti Ariestina, S.Pd.I., M.Pd.

Disusun Oleh:

1. RARA PRITA RAMADHANI NIM 23040190099


2. ASTUTI WIJAYANTI NIM 23040200036
3. RESA AMELIA SARI NIM 23040200047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA
2022
KATA PENGANTAR

i
Assalamu’alaikum wr. wb.
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt. karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KURIKULUM DALAM
PENDIDIKAN INDONESIA”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengembangan Kurikulum.
Kami ucapkan terima kasih kepada ibu Hesti Ariestina, S.Pd.I., M.Pd. selaku dosen
pengampu mata kuliah Pengembangan Kurikulum yang membimbing kami dalam menyusun
makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat,
termasuk para ahli yang menulis buku atau jurnal sehingga dapat kami jadikan sumber dan
referensi dalam penyusunan makalah ini.
Semua hal tidak dapat dibuat dengan sempurna dalam makalah ini. Kami berusaha
semaksimal mungkin dengan kemampuan yang ada dalam menyusun makalah ini. Demikian
apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini, kami terbuka menerima kritik dan
saran dari dosen pengampu, teman-teman, serta para pembaca. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Salatiga, 11 Maret 2023

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................iii

BAB I........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan............................................................................................................2

BAB II.......................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.......................................................................................................................3

A. Hakikat Kurilulum Dalam Pendidikan........................................................................6

B. Hubungan Dan Kedudukan Kurikulum Dalam Pendidikan......................................8

C. Ciri-Ciri Kurikulum.....................................................................................................10

D. Fungsi Kurikulum........................................................................................................11

E. Peran Kurikulum...........................................................................................................14

F. Dampak Perubahan Kurikulum...................................................................................15

BAB III....................................................................................................................................18

PENUTUP...............................................................................................................................18

A. Kesimpulan....................................................................................................................18

B. Saran..............................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................19

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu bagian terpenting dari pelatihan begitu sering yang diabaikan
adalah kurikulum. Kurikulum memiliki posisi strategis. Karena biasanya kurikulum
merupakan penjabaran dari visi, misi, dan tujuan pendidikan bangsa. Itu terjadi secara
bersamaan kurikulum sebagai inti seperangkat nilai yang berubah bagi siswa. Arah
dan tujuan kurikulum akan berubah perubahan dan perubahan dengan dinamika
perubahan sosial disebabkan oleh banyak faktor, baik internal maupun eksternal.
Karena sifatnya yang dinamis, kurikulum responsif terhadap perubahan harus
fleksibel dan futuristik. Ketidaksamaan perencanaan kurikulum karena tidak ada
reaksi terhadap perubahan. Konsekuensi sosial dapat berdampak pada munculnya
produksi pendidikan yang “gagap” saat beradaptasi dengan kondisi sosial masing-
masing.
Pengembangan kurikulum berdasarkan aspek-aspek tersebut menjadi salah
satu fungsi utama pemerintah untuk mengatur dan mengembangkan pendidikan. Hal
yang sama berlaku untuk karakter dan melatih pengamat untuk memantau setiap
episode perubahan sosial, karena semua ini diperhitungkan dalam perencanaan dan
pengembangan kurikulum. Selain itu, partisipasi aktif masyarakat juga diharapkan
berpikir dalam menanggapi kemungkinan perubahan.
Banyak hal yang harus diperhatikan selama pengembangan kurikulum,
dimulai dengan memahami teori dan konsep, prinsip-prinsip kurikulum. Prinsip-
prinsip kurikulum, berbagai model kurikulum, anatomi dan perencanaan kurikulum,
dasar-dasar pengembangan kurikulum. Yang lain berhubungan dengan proses
pengembangan kurikulum. Tentang ruang lingkup materi dan diskusi yang sedang
berlangsung dalam kurikulum, kajian ini hanya berfokus pada pokok bahasan dan
tujuan pengembangan kurikulum. Ini adalah pameran singkat apa dasar
pengembangan kurikulum dan apa tujuan pengembangan kurikulum. Penemuan ini
diharapkan dapat menjadi bahan informasi yang berharga, khususnya bagi para
pemangku kepentingan berkaitan dengan pengembangan kurikulum.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat disimpulkan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah hakikat dari kurikulum dalam pendidikan?
2. Bagaimanakah hubungan dan kedudukan kurikulum dalam pendidikan?
3. Bagaimanakah ciri-ciri kurikulum?
4. Bagaimanakah fungsi kurikulum?
5. Bagaimanakah peran kurikulum?
6. Bagaimanakah dampak perubahan kurikulum?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami hakikat kurikulum dalam pendidikan
2. Untuk memahami hubungan dan kedudukan kurikulum dalam pendidikan
3. Untuk mengetahui ciri-ciri kurikulum
4. Untuk memahami fungsi kurikulum
5. Untuk memahami peran kurikulum
6. Untuk mengetahui dampak perubahan kurikulum

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Kurikulum Dalam Pendidikan
a. Konsep Kurikulum
Istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga Yunani pada zaman
Romawi dan menggambarkan jarak yang harus ditempuh pelari dari garis start
hingga garis finish (Langgulung, 1986: 176). Dipahami bahwa perjalanan
yang akan dilakukan di sini terkait dengan kurikulum, yang muatan isinya dan
materi pelajaranya yang digunakan oleh selama siswa menempuh pendidikan
untuk memperoleh ijazah. Dalam bahasa Arab, kata kurikulum yang biasa
digunakan adalah manhaj, yang berarti jalan terang yang dilalui manusia pada
berbagai bidang kehidupan. Sedangkan kurikulum pendidikan (manhaj al-
dirāsah) dalam kamus Tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan media
yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan-
tujuan pendidikan (Langgulung, 1986: 176).

1
Menurut S. Nasution, Kurikulum adalah rencana untuk melancarkan
belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau
lembaga pendidikan dan tenaga pendidiknya. Selain itu, Nasution
menjelaskan banyak ahli teori kurikulum berpendapat bahwa kurikulum tidak
hanya mencakup semua kegiatan yang direncanakan, tetapi juga peristiwa
yang terjadi di bawah kendali sekolah. Jadi, selain kegiatan kurikulum formal,
sering juga disebut kegiatan ko-kurikuler atau ekstrakurikuler (co-curriculum
atau ekstra curriculum). Menurut Tarirohan 2017, Kegiatan mengajar tidak
terbatas di dalam kelas, tetapi juga mencakup kegiatan di luar kelas. Tidak
ada perbedaan tegas antara kurikulum internal dan eksternal. Semua kegiatan
yang memberikan siswa pengalaman belajar/pendidikan pada dasarnya adalah
kurikulum. Menurut Crow and Crow, sebagaimana yang dikutip oleh Oemar
Hamalik 1987, Kurikulum adalah rancangan atau kumpulan mata pelajaran
yang disusun secara sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk
memperoleh ijazah. Kurikulum merupakan bagian penting dalam
penyelenggaraan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum
adalah rencana yang digunakan sebagai acuan atau panduan untuk kegiatan
belajar mengajar (Sukmadinata: 2009).

Terkait dengan kurikulum sebagai suatu program, dalam Undang-


undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan dalam hal tujuan, isi
dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman untuk
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran guna mencapai tujuan pendidikan
tertentu (Bab I Pasal 1). Batasan yang terkandung dalam undang-undang
tersebut mengartikan kurikulum sebagai suatu program atau rencana tertulis
yang harus dijadikan dasar, patokan, atau standar bagi pengelolaan sistem
pendidikan secara nasional.

1
Pada hakikatnya kurikulum dapat dipahami sebagai suatu program
pendidikan yang dibangun secara logis dan sistematis sebagai pedoman umum
penyelenggaraan sistem pendidikan dan memungkinkan diperolehnya
pengalaman serta hasil yang optimal sehingga dapat melahirkan peserta didik
yang memiliki keterampilan (kompetensi) baik kemampuan akademik,
pribadi, sosial maupun profesional secara terpadu untuk bekal kehidupan
yang akan dihadapi (Sukirman & Ali Nugraha, 2011)

Munculnya definisi kurikulum yang sangat beragam dipengaruhi oleh


keadaan saat para pakar mendefinisikannya. Namun demikian, menurut Yadi
(dalam Salaras 2006) konsep kurikulum dapat diklasifikasikan ke dalam
empat jenis pengertian, yang meliputi: (1) kurikulum sebagai produk, (2)
kurikulum sebagai program, (3) kurikulum sebagai hasil yang diinginkan, dan
(4) kurikulum sebagai pengalaman belajar bagi peserta didik.

1. Kurikulum sebagai produk merupakan hasil perencanaan, pengembangan,


dan perekayasaan kurikulum. Pengertian ini memiliki keuntungan berupa
kemungkinan yang dapat dilakukan terkait dengan arah dan tujuan
pendidikan secara lebih konkret dalam sebuah dokumen yang untuk
selanjutnya diberi label kurikulum. Oleh karena itu kurikulum dalam arti
produk merupakan hasil konkret yang dapat diamati dalam bentuk
dokumen hasil kerja sebuah tim pengembang kurikulum.

2. Kurikulum sebagai program merupakan kurikulum yang berbentuk


program-program pengajaran yang riil. Dalam bentuk yang ekstrim,
kurikulum sebagai program dapat termanifestasikan dalam serentetan
daftar pelajaran ataupun pokok bahasan yang diajarkan pada kurun waktu
tertentu, seperti dalam kurun waktu satu semester

3. Kurikulum sebagai hasil belajar yang ingin dicapai oleh para siswa,
mendeskripsikan kurikulum sebagai pengetahuan, keterampilan, perilaku,
sikap, dan berbagai bentuk pemahaman terhadap bidang studi. Walau
pengertian ini lebih konseptual, namun hasil belajar yang diinginkan siswa
juga sering dituangkan dalam bentuk dokumen seperti halnya tujuan
belajar, seperangkat konsep yang harus dikuasai, prinsip-prinsip belajar,
dan sebagainya.

1
4. Pemaknaan kurikulum sebagai pengalaman belajar sangatlah berbeda dari
tiga pemaknaan sebelumnya. Pemaknaan kurikulum yang terakhir ini
lebih merupakan akumulasi pengalaman pendidikan yang diperoleh siswa
sebagai hasil kegiatan belajar atau pengaruh situasi dan kondisi belajar
yang telah direncanakan. Konsekuensinya apa yang direncanakan dalam
kurikulum belum tentu berhasil sebagaimana yang diharapkan karena
begitu banyak faktor yang mempengaruhinya seperti kemampuan guru
dalam menerapkan dan mengembangkan kurikulum dalam proses
pembelajaran.

B. Hubungan Dan Kedudukan Kurikulum Dalam Pendidikan


a. Hubungan kurikulum dalam pendidikan
Kurikulum memegang peranan yang sangat penting dalam dunia
pendidikan sebagai pedoman tujuan pendidikan ke depan agar dapat berjalan
dengan lebih baik dan maksimal. Dalam menerapkan kurikulum yang
dikembangkan di sekolah, harus menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
lingkungan, karena hal-hal tersebut saling terkait dan menjadi acuan bagi
seluruh peserta dalam penerapan kurikulum yang berlaku. (Prabowo, 2019).
Menurutnya, Kurikulum merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan
kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum
mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pendidikan, karena
kurikulumlah yang mengatur dan mengarahkan, agar tujuan pendidikan
tercapai dan tidak menyimpang dari tujuan yang telah direncanakan.
Kurikulum merupakan inti dari pendidikan, artinya segala kegiatan
pendidikan di sekolah berpedoman pada apa yang disediakan dalam
kurikulum. (Prabowo, 2019). Selain itu, implementasi kurikulum harus
dipantau dan dievaluasi untuk menilai tingkat efektivitas dan keberhasilan
kurikulum. Hal ini juga bertujuan untuk memperbaiki kurikulum kedepannya.
Dari sini dapat kita lihat bahwa pentingnya keberadaan kurikulum dalam
pendidikan, tanpa kurikulum pendidikan tidak berjalan dan tujuannnya pun
tidak dapat terwujud dengan baik.

1
b. Kedudukan kurikulum dalam peendidikan
Kurikulum memiliki posisi sentral dalam setiap upaya pendidikan.
Menurut Chamisijatin & Soeparno, dkk 2008, Kurikulum dalam posisi
sentralnya ini menunjukkan bahwa dalam setiap unit pendidikan, kegiatan
kependidikan yang utama adalah proses interaksi akademik antara peserta
didik, pendidik, sumber, dan lingkungan. Posisi sentral ini menunjukkan pula
bahwa setiap interaksi akademik adalah jiwa dari pendidikan.Kegiatan
pendidikan atau pengajaran pun tidak dapat dilakukan tanpa interaksi;
dankurikulum adalah desain dari interaksi tersebut.Jadi, kurikulum merupakan
bentuk akuntabilitas lembaga pendidikanterhadap masyarakat.

Setiap lembaga pendidikan, apakah lembaga pendidikan yangterbuka


untuk setiap orang ataukah lembaga pendidikan khusus harus
dapatmempertanggungjawabkan apa yang dilakukannya terhadap masyarakat.
Kurikulum pendidikan formal memiliki kedudukan yang sangat strategis,
karena tanpanya pendidikan kehilangan jati dirinya serta arah dan tujuan yang
ingin dicapainya. Kurikulum bukanlah suatu kegiatan melainkan suatu
program yang dirancang, direncanakan, dikembangkan dan dilaksanakan
dalam situasi belajar mengajar yang diciptakan secara sadar di sekolah. Dalam
kaitan ini, kurikulum beSebagairfungsi sebagai pedoman untuk semua
kegiatan kelas, termasuk kegiatan belajar mengajar di kelas. Dengan
demikian, kurikulum didefinisikan sebagai program pendidikan yang
bertujuan untuk mencapai seperangkat tujuan pendidikan tertentu. Secara
singkat, posisi kurikulum dapat disimpulkan menjadi tiga diantaranya adalah
sebagai berikut (Chamisijatin & Soeparno, dkk 2008):
1. Kurikulum adalah konstruk atau sosok yang dibangun untuk mentransfer
apa yangsudah terjadi di masa lalu kepada generasi berikutnya untuk
dilestarikan, diteruskan,atau dikembangkan. Pengertian kurikulum
tersebut didasarkan atas pandanganfilosofis perenialisme dan
esensialisme.
2. Kurikulum berposisi sebagai jawabanuntuk menyelesaikan berbagai
masalah sosial yang berkenaan dengan pendidikan.Posisi ini dicerminkan

1
oleh pengertian kurikulum yang didasarkan pada pandanganfilosofi
progresivisme.
3. Kurikulum merupakan alat untuk membangunkehidupan masa depan,
yang menempatkan kehidupan masa lalu, masa sekarang, danrencana
pengembangan dan pembangunan bangsa sebagai dasar
untukmengembangkan kehidupan masa depan. Secara formal, tuntutan
dan harapan masyarakat terhadap pendidikanditerjemah-kan dalam bentuk
tujuan pendidikan nasional, tujuan pendidikan jenjang pendidikan, dan
tujuan pendidikan lembaga pendidikan. Tujuan pendalat membangun
kehiidikan nasionaladalah tujuan besar pendidikan bangsa Indonesia yang
diharapkan tercapai melalui pendidikan dasar. Apabila pendidikan dasar
Indonesia adalah 9 tahun, maka tujuan pendidikan nasional harus tercapai
dalam masa pendidikan 9 tahun yang dialamiseluruh bangsa Indonesia.
Tujuan di atas pendidikan dasar tidak mungkin tercapai

C. Ciri-Ciri Kurikulum
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
merumuskan kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.Berdasarkan rumusan tersebut dapat diturunkan beberapa ciri kurikulum
yang antara lain sebagai berikut:
1. Curriculum as a subject matter
Yang menggambarkan kurikulum sebagai kombinasi bahan
untuk membentuk kerangka isi materi (content) yang akan diajarkan.
Dengan demikian, dalam pengertian ini isi atau materi merupakan
salah satu dari komponen kurikulum.
2. Curriculum as experience
Yang menggambarkan kurikulum sebagai seperangkat
pengalaman yang direncanakan sedemikian rupa untuk mencapai
tujuan pedidikan. Pengertian kurikulum ini juga menggambarkan
pengalaman sebagai kegiatan kurikulum
3. Curriculum as intention

1
Yang menyatakan kurikulum sebagai suatu rencana, mulai
dari tujuan, sasaran dan juga evaluasinya. Ini berarti kurikulum
merupakan program yang terencana.
4. Curiculum as cultural reproduction
Yang menyiratkan kurikulum sebagai refleksi suatu budaya
masyarakat tertentu.
5. Curriculum as currere
Yang menekankan kapasitas individu untuk berpartisipasi
dan mengonsepkan kembali pengalaman hidup seseorang. Dalam
pengertian ini, kuriku-lum merupakan perspektif pengalaman dan
akibat terhadap kurikulum atau intepretasi terhadap pengalaman
hidup.

D. Fungsi Kurikulum
Secara umum misi kurikulum adalah membantu peserta didik
mengembangkan kepribadiannya menuju tujuan pendidikan. Kurikulum mencakup
semua aspek yang mempengaruhi anak sekolah, termasuk guru dan fasilitas dan
infrastruktur lainnya. Kurikulum sebagai program studi siswa disusun secara
sistematis dan logis oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Seperti program
studi, kurikulum adalah tujuan, rencana dan harapan. (Kartika, 2010).

Ada beberapa pengertian kurikulum, sehingga kurikulum sebagai alat


pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi beberapa fungsi, yaitu:
1. Fungsi kurikulum sebagai proses kognitif
Sebagai proses kognitif , kurikulum adalah pembelajaran,
kurikulum dipandang sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan
intelektual anak , yaitu. Mengembangkan kemampuan berpikir untuk
menghadapi dan memecahkan masalah tersebut.
2. Fungsi Kurikulum sebagai Proses Aktualisasi Diri
Sebagai proses aktualisasi diri anak, kurikulum merupakan alat
yang membantu anak untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan
potensi, minat, dan kemampuannya, sehingga agar setiap anak dapat
mengenal dirinya sendiri serta tumbuh dan berkembang sendiri.
1
3. Fungsi kurikulum sebagai proses rekonstruksi sosial
Sebagai proses rekonstruksi sosial, kurikulum dipandang sebagai
alat yang memberikan kemampuan kepada anak untuk menjadi anggota
masyarakat yang tidak begitu saja menerima dan menyesuaikan diri
dengan “kehidupan” yang ada, tetapi juga berkembang secara inovatif dan
kreatif menuju kehidupan yang lebih produktif dan berkualitas.
4. Fungsi Kurikulum sebagai Program Akademik
Sebagai program akademik, kurikulum dipandang sebagai sarana
dan tempat belajar , di antaranya kegiatan pembelajaran yang
diprogramkan dalam kurikulum anak dapat memperoleh pengetahuan,
yang diharapkan dapat memberikan mereka kemampuan untuk “hidup” di
usia yang ia tempuh. (Sukirman, Dadang, 2016).

Kurikulum juga sangat penting bagi pihak-pihak yang terlibat dalam


kegiatan pembelajaran di sekolah. Beberapa pihak yang dimaksud antara lain
guru, kepala sekolah, masyarakat, dan penulis buku ajar. Selain itu, kurikulum
difungsikan untuk sekolah yang bersangkutan dan sekolah di atasnya dengan
fungsi yang berbeda. Berikut ini akan dipaparkan seberapa jauh keterlibatan
mereka dalam melaksanakan kurikulum (Chamisijatin & Soeparno, dkk 2008).
a. Fungsi kurikulum bagi guru
Bagi guru baru sebelum mengajar hal yang pertama harus
diperoleh dan dipahami ialah kurikulum. Lalu, kompetensi dasarnya.
Setelah itu, barulah guru mencari berbagai sumber bahan yang relevan
untuk membuat silabus pengajaran. Sesuai dengan fungsinya kurikulum
adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Karena itu, guru
semestinya mencermati tujuan pendidikan yang akan dicapai oleh
lembaga pendidikan di mana ia bekerja. Sebagai contoh fungsi pendidikan
nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

1
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (UU
Sisdiknas 2003, pasal 3).

b. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah


Bagi Kepala Sekolah yang baru, hal pertama yang dipelajari
adalah tujuan lembaga yang akan dipimpinnya. Kemudian mencari dan
mempelajari sungguh-sungguh kurikulum yang digunakan. Selanjutnya,
tugas kepala sekolah ialah melakukan supervisi kurikulum. Yang
dimaksud supervisi adalah semua usaha yang dilakukan supervisor dalam
bentuk pemberian bantuan, bimbingan, pengarahan motivasi, nasihat dan
pengarahan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam
proses belajar mengajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.

c. Fungsi kurikulum bagi masyarakat


Kurikulum adalah alat produsen dalam hal ini sekolah, sedangkan
masyarakat adalah konsumennya. Sudah barang tentu antara produsen dan
konsumen harus sejalan. Keluaran atau output kurikulum sekolah harus
dapat link and match dengan kebutuhan masyarakat (Chamisijatin &
Soeparno, dkk 2008).

d. Fungsi kurikulum bagi para penulis buku ajar


Penulisan buku ajar dilakukan berdasarkan kurikulum yang
berlaku. Penulis buku ajar melakukan analisis instruksional untuk
membuat dan menjabarkan berbagai pokok dan subpokok bahasan.
Setelah itu, baru menyusun program pelajaran untuk mata pelajaran
tertentu dengan dukungan berbagai sumber atau bahan yang relevan.
Sumber atau bahan yang digunakan dapat berupa bahan cetak (buku,
makalah, majalah, jurnal, koran, hasil penelitian dan sebagainya, yang
diambil dari para nara sumber, pengalaman penulis sendiri atau dari
lingkungan). Memandu guru melakukan tugas mengajar dan siswa
melakukan tugas belajar (Chamisijatin & Soeparno, dkk 2008).

1
E. Peran Kurikulum
Kurikulum sebagai program pendidikan yang direncanakan secara sistematis
memiliki peran sebagai berikut:
1. Peranan Konservatif
Salah satu dari tugas kurikulum, adalah mewariskan dan
memaknai warisan sosial kepada generasi muda. Dengan bantuan ,
sekolah sebagai lembaga sosial karenanya dapat mempengaruhi dan
mempromosikan perilaku siswa dengan nilai-nilai sosial yang
berlaku di masyarakat sesuai dengan peran pendidikan sebagai
proses sosial . Karena pendidikan itu sendiri pada hakekatnya
berfungsi sebagai jembatan antara peserta didik dan orang dewasa
dalam proses pembudayaan yang semakin kompleks, dan di sini
peran kurikulum turut andil dalam proses tersebut.

2. Peran kritis/evaluatif
Budaya terus berubah dan sekolah tidak hanya
mentransmisikan budaya yang ada, tetapi juga mengevaluasi dan
memilih unsur budaya yang diwariskan. Dalam hal ini, kurikulum
berpartisipasi aktif dalam kontrol sosial dan menekankan unsur
berpikir kritis. Nilai-nilai sosial yang tidak sesuai dengan kondisi
masa depan dihilangkan dan dilakukan perubahan dan penambahan
sehingga kurikulum harus membuat pilihan yang tepat berdasarkan
kriteria tertentu.

3. Peran Kreatif
Kurikulum menjalankan peran kreatif, kegiatan kreatif dan
konstruktif, dalam arti menciptakan dan membangun sesuatu yang
baru sesuai dengan kebutuhan saat ini dan masa depan dalam
masyarakat. Untuk membantu setiap individu mengembangkan
potensi penuh mereka, kurikulum menciptakan pelajaran,
pengalaman, cara berpikir, keterampilan dan kemampuan baru yang
dapat bermanfaat bagi masyarakat. (Kartika, 2010).

1
F. Dampak Perubahan Kurikulum
Kurikulum pada hakikatnya setiap implementasi kebijakan kurikulum yang
diberlakukan oleh pemerintah sangat ditentukan oleh kemampuan tenaga pendidik
dalam mengimplemetasikannya dengan benar. Implementasi tersebut sedikit
banyaknya dipengaruhi oleh persepsi dan interpretasi yang dimiliki oleh tenaga
pendidik. Menurut Lundeberg dan Levin (2003), persepsi guru dan interpretasi
kurikulum didasarkan pada pengetahuan dan pengalaman guru itu sendiri.
Kurikulum minimal mencakup empat bagian utama:
a. Tujuan pendidikan dapat dicapai.
b. Informasi, ilmu pengetahuan, data, kegiatan dan pengalaman dimana-mana.
c. Metode dan metode pengajaran dan bimbingan yang diikuti siswa untuk
memotivasi mereka mencapai tujuan yang diinginkan dan direncanakan
Metode yang digunakan dalam mengukur dan mengevaluasi hasil dan
metode evaluasi merencanakan pembelajaran dalam kurikulum dalam
kurikulum (Langgulung, 2003).

Perubahan Kurikulum dapat berdampak positif dan berdampak negatif


terhadap mutu pendidikan . Dampak positif adalah siswa dapat belajar melalui untuk
mengikuti era yang terus maju. Sedangkan efek negatifnya adalah perubahan
kurikulum yang begitu cepat menimbulkan masalah baru seperti penurunan kinerja
siswa , karena siswa tidak dapat beradaptasi dengan sistem pembelajaran kurikulum
baru (Kurniawan, 1201). Hal ini mirip dengan Elmore and Sykes (1992) yang
menyatakan bahwa ketika kurikulum dikembangkan dan diimplementasikan dalam
sistem sekolah hingga kelas , mekanisme implementasi mempengaruhi apa yang
dipelajari dimana mempengaruhi hasil belajar siswa. Kebijakan Kurikulum yang
sering berubah atau berubah tidak hanya berdampak negatif terhadap siswa yang
efisiensinya menurun, ternyata kondisi ini berdampak langsung terhadap sekolah
terkait dengan visi, misi dan tujuan sekolah (Kurniawan, 2011)

a) Dampak Positif dan Negatif Pergantian Kurikulum

1
Ada beberapa dampak positif Pergantian Kurikulum, secara khusus
yakni:
1. Kurikulum baru melengkapi kekurangan yang ada pada kurikulum
sebelumnya.
Kurikulum yang baru yang akan dilaksanakan, telah
didesain dengan menelaah lebih lanjut apa saja yang menjadi
kendala pada kurikulum sebelumnya. Dari sini dapat dikatakan
bahwa salah satu tujuan perubahan kurikulum adalah untuk
melengkapi kekurangan-kekurangan yang ada pada kurikulum
sebelumnya. Harapannya, dampak positif dari kurikulum baru
dapat lebih meningkatkanmutu pendidikan di Indonesia
2. Terdapat Penyesuaian dengan tuntutan perubahan zaman.
Zaman berkembang dengan sangat, berbagai aspek
kehidupan termasuk pendidikan membutuhkan adanya perubahan-
perubahan untuk menyesuaikan dengankebutuhan yang muncul.
Fungsi kurikulum inilah yang akan menjawab untukmenghadapi
tantangan masa depan akibat tuntutan perubahan zaman tersebut
dan tetap mampu merealisasikan tujuan pendidikan.

b) Dampak negatif dari Pergantian Kurikulum, secara khusus yakni:


1. Tidak tercapainya target pendidikan di awal penerapan.
Hal ini biasanya disebabkan karena guru sebagai
pendidik belum mampu menerapkan kurikulum baru secara
menyeluruh. Guru harus benar-benar memahami kurikulum baru
beserta komponen-komponennya jika ingin menerapkannya
dengan hasil yang diharapkan. Sebaik apapun kurikulum baru
yang dikembangkan, jika ujung tombaknya yaitu guru tidak
mampu mengejawantahkannya dalam proses belajar mengajar
dengan baik maka kurikulum tersebut tidak bisa berjalan lancar

2. Fasilitas yang kurang memadai


Di beberapa daerah, kadang-kadang fasilitas yang
dimiliki sekolah menjadi kendala tidak berhasilnya penerapan
1
kurikulum baru. Fasilitas yang dimiliki oleh masing-masing
sekolah di Indonesia masih belum merata. Sekolah-sekolah yang
ada di kota besar kemungkinan mampu memenuhi tuntutan dari
perubahan kurikulum. Bagaimana dengan sekolah di tempat
terpencil yang serba terbatas fasilitasnya.

3. Sosialisasi penerapan kurikulum baru membutuhkan waktu


Perubahan kurikulum tentu saja membutuhan sosialisasi
kepada guru-guru yang merupakan pelaksana di lapangan.
Kurikulum baru harus mampu membuat semua guru memahami
kurikulum baru supaya penerapan kurikulum baru itu berhasil.
Hal ini sejalan bahwa sosialisasi sangat penting untuk
memberikan pemahaman tentang tujuan, capaian yang ingin
diraih, dan lain sebagainya dari kurikulum baru. Jika sosialisasi
gagal, maka harapan kurikulum akan berhasil juga sangat kecil.
(Supriani, 2022)

1
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam

B. Saran
Untuk mencapai tujuan pendidikan hendaknya mengacu pada kurikulum. Tidak
hanya pelaku pendidikan, tetapi semua orang yang berhubungan dengan pendidikan
hendaknya benar-benar memahami kurikulum yang berlaku sehingga pendidikan dapat
terlaksana secara maksimal. Kurikulum akan terus berkembang sesuai dengan
perkembangan zaman, kita harus siap dan selalu beradaptasi dengan kurikulum yang baru.
Dengan banyaknya kurikulum yang pernah berlaku dalam pendidikan di Indonesia,
hendaknya dapat menjadi bahan evaluasi untuk pengembangan kurikulum yang lebih
baik.

19
DAFTAR PUSTAKA
Bahri, Syamsul. “Pengembangan kurikulum dasar dan tujuannya.” Jurnal Ilmiah Islam Futura
11.1 (2017): 15-34.
Chamsijitin dan Soeparto, dkk. (2008). Pengembangan Kurikulum SD. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional
Departemen Pendidikan Nasional. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta, 2004.
Hamalik, Oemar. 2006. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Idi, Abdullah. 2007. Pengembangan kurikulum: Teori dan Praktik.
Yogjakarta: Ar-Ruzz Media

Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan suatu Analisa Psikologi Pendidikan ( Jakarta:
Pustaka Al-Husna, 1986), 176.

Kartika, I. Made. “Pengertian Peranan Dan Fungsi Kurikulum.” Denpasar: FKIP Universitas
Dwijendra Denpasar, nd (2010): 1-7.

Mawati, Arin Tentrem, Hanafiah Hanafiah, and Opan Arifudin. “Dampak pergantian
kurikulum pendidikan terhadap peserta didik sekolah dasar.” Jurnal Primary Edu 1.1
(2023): 69-82.

Oemar Hamalik, Pembinaan Pengembangan Kurikulum (Bandung: Pustaka Martina, 1987),


2. Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam ( Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1987),
123.

Prabowo, Hari. (2019). Pentingnya Peranan Kurikulum Yang Sesuai Dalam Pendidikan.
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang.

Ritonga, Muhammad Arifin. “MODERNISASI PENDIDIKAN ISLAM INDONESIA


PERKEMBANGAN KURIKULUM MADRASAH SERTA DAMPAK POSITIF
DAN NEGATIFNYA.” EDU-RILIGIA: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam dan
Keagamaan 5.2 (2022).

Salaras, Susianty dan Chandrawaty. (2018). Telaah Pendidikan Kurikulum Anak Usia Dini.
Tasikmalaya: Edu Publisher.

Sukirman, Dadang, and Ali Nugraha. “Hakikat Kurikulum.” Kurikulum dan bahan belajar
TK (PGTK2403/M). Jakarta: Universitas Terbuka (2016).

Setiawati, Fenty. “Dampak Kebijakan Perubahan Kurikulum terhadap Pembelajaran di


Sekolah.” NIẒĀMULILMI: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 7.1 (2022): 1-17.

20
Soemadinata, N. (2018). Bentangkan Sayap Demi Menggapai Masa Depan. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.

S. Nasution, kurikulum dan Pengajaran ( Jakarta: Rineka Cipta, 1989), 5.

Tarihoran, Naf’an. Edisi Revisi (2017). Pengembangan Kurikulum. Banten: Loquen Press.

21

You might also like