Professional Documents
Culture Documents
A. Latar belakang
Dengan semakin majunya hasil-hasil pembangunan di Indonesia,
kehidupan sosial timbal-balik ikut terngakai makin maju. Kemajuan ditopang
oleh penerapan ilmu pengetahuan maupun teknologi. Seiring dengan
perkembangan ini, cakrawala berfikir masyarakat Indonesia terhadap
keadaan lingkungan disekitar juga ikut berubah.
Sesuai dengan tujuan pembangunan nasional, maka pembangunan
kesehatan ditujukan kepada peningkatan pemberantasan penyakit menular
dan penyakit rakyat, peningkatan keadaan gizi rakyat, peningkatan
pengadaan air minum, peningkatan kebersihan dan kesehatan lingkungan,
perlindungan obat yang tidak memenuhi syarat, serta penyuluhan kesehatan
masyarakat untuk memasyarakatkan perilaku hidup sehat yang dimulai
sedini mungkin
Permasalahan
1. Pengaruh pembangunan bagi kesehatan lingkungan
2. Dampak pencemaran polusi udara bagi lingkugan sekitar
3. Pengaruh pembangunan bidang makanan bagi kesehatan
Tujuan
1. Untuk mengetahui dampak-dampak akibat dari pembangunan dari segala
bidang
2. Memahami tentang kesehatan lingkungan dan pengaruh kesehatan
lingkungan bagi masyarakat
B. Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan dapat dilihat dari berbagai segi, tergantung dari
mata angin yang ingin memulai. Kesehatan lingkungan dari “frame-work”
melalui konsep pendekatan ekologis yaitu dikenal dengan “the nature of
man environment relationship”,namun bagi pendekatan tersebut terakhir ini
kesehatan lingkungan dilihat sebagai kumpulan program maupun kegiatan
kesehatan dalam rangka upaya manusia melalui teknologisnya menciptakan
suatu kondisi kesehatan yang kemudian dikenal sebagai kesehatan
lingkungan.
Dalam kaitannya dengan masalah ini kita menempatkan terminology
kesehatan lingkungan dalam deretan akronim setingkat dengan kesehatan
kerja, kesehatan jiwa, kesehatan angkasa dan lain sebagainya. Diasmping
kesehatan lingkungan itu dapat dikaji dari segi pendekatan ekologis maupun
pendekatan operasional, ternyata kita masih dapat mengkaji dari
pendekatan perkembangan ilmu terapan baru (applied science) yang bersifat
komprehensif (pendekatan multi disiplinner).
Dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dibidang lingkungan (Ecology)
kita lebih menekankan system tersebut pada arti interaksi antar elemen
didalamya. Interaksi yang senantiasa bersifat dinamis sehingga sering
dijabarkan dalam pengertian “interactions between environment and mans
biological system”
Bertitik tolak dari model timbangan Gordon, kemudian dimodifikasikan
pada suatu model lanjutanya dijelaskan oleh empat factor, yaitu:
a. Faktor penentu kahidupan atau life support
b. Aktifitas manusia atau man’s activites
c. Bahanbuangan & residu karena kehadiran adan aktifitas manusia (residues
and wastes
d. Gangguan lingkungan (environmental hazard s)
Dalam pendekatan ekologis ini justru menekanakan titik masalah pada
man’s activities. Dari titik ini terdapat komunikasi dua arah yang masing-
masing dapat ke arah Life Support, Residues and Wastes serta Gangguan
Lingkungan.
Namun di lain pihak dari segi kausal tidak digambarkan adanya interaksi
antar-antar faktor.
Di dalam kaitan ini, kesehatan lingkungan menempatkan dan
menggantungkan diri pada keseimbangan ekologi, sehingga karenanya
berusaha menjalin suatu keseimbangan interaksi manusia dengan
lingkungannya pada tarap optimal dan batas-batas tertentu untuk menjamin
kehidupan yang tetap sehat (well being). Kehidupan yang sehat meliputi
baik dimensi kesehatan fisik, kesehatan mental maupun hubungan sosial
yang optimal dengan lingkungan sekitar.Bila kondisi yang optimal dapat
dicapai karena timbulnya interaksi yang “menekan” kehidupan, maka
kesehatan lingkungan sampai batas-batas dimungkinkan dapa menyerasikan
diri melalui berbagai upaya.
Perubahan yang sesungguhnya ditimbulkan oleh manusia sendiri pada
umumnya, dan dipengaruhi oleh:
1. Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat, yang sering dikenal dengan
istilah “peledakan penduduk” dengan segala implikasi kaitannya lebih lanjut.
2. Urbanisasi, yang dapat menimbulkan perubahan-perubahan yang terjadi
pada kota-desa, dimana dampaknya tidak saja dirasakan bagi system
kehidupan kota melainkan juga ikut merugikan kehidupan sistem pedesaan
sendiri.
3. Industrialisasi, yang menimbulkan berbagai mata rantai implikasi serta
sebagai akses secara luas.
4. Perkembangan teknologi yang sangat cepat, khususnya bagi negara-negara
yang sedang berkembang yang belum dapat menyiapkan diri dalam sistem
sosialnya (infra structural).
5. Kebutuhan yang “meningkat” dari masyarakat untuk memaksakan
meningkatkan standart kehidupan, pada hal syarat-syarat untuk mendukung
ini juga belum disiapkan.
Walaupun demikian ada tiga pokok yang dapat dilakukan dalam
mengembangkan upaya-upaya kesehatan lingkungan yaitu :
a. Di mana dimungkinkan gangguan-gangguan yang dapat berakibat terhadap
kesehatan lingkungan perlu di cegah.
b. Apabila gangguan tersebut telah ada, langkah berikutnya adalah
mengusahakan mengurangi atau meniadakan efeknya terhadap
kecenderungan timbulnya penyakit didalam masyarakat.
c. Mengembangkan lingkungan yang sehat, khususnya pada daerah-daerah
padat melalui sistem perencanaan dan pengendalian yang mudah terhadap
pemukiman,perumahan dan fasilitas rekreasi yang sesungguhnya bisa
menjadi pusat kunjungan manusia dan sumber penularan.
Dengan demikian pendekatan ekologis yang dapat dipertimbangkan
sebagai masukan dalam suatu definisi kesehatan lingkungan. Kesehatan
lingkungan yang mempunyai dimensi yang luas dan berbeda berdasarkan
faktor kemampuan pelaksanaanya dimasing-masing negara.
E. Penutup
Dari penjelasan-penjelasan diatas dapat di peroleh kesimpulan sebagai
berikut:
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
Kesimpulan ...............................................................................................................28
Saran .........................................................................................................................29
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan
total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan
disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara. Robert W. Fogel
mengatakan bahwa antara sepertiga dari pertumbuhan ekonomi Inggris dalam 200 tahun
terakhir dipengaruhi oleh peningkatan konsumsi makanan populasinya. Eksistensi dampak dari
kesehatan pada pertumbuhan ekonomi dengan besaran yang mirip juga telah diverifikasi dalam
periode waktu dan negara yang berbeda,
Dari penjelasan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
pada makalah ini adalah:
C. TUJUAN PENULISAN
1. Sebagai salah satu persyaratan fainal Mata Kuliah Ekonomi Kesehatan pada Jurusan
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Unifersitas
Hasanuddin Makassar.
2. Mengetahui Pengertian pembangunan ekonomi dan pembangunan kesehatan
3. Mengetahui dampak pembangunan ekonomi terhadap Derajat Kesehatan Masyarakat
4. Mengetahui Arah dan strategi pembangunan kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan
perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan
perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara. Pembangunan ekonomi tak
dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong
pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses
pembangunan ekonomi.
Sejak pertengahan tahun 1997 Indonesia dilanda krisis moneter dan berkembang menjadi
krisis ekonomi serta berbagai krisis lainnya yang berpengaruh pada multi kehidupan salah
satunya adalah kesehatan. Dampak dari krisis moneter atau krisis ekonomi tersebut,
penyebabnya adalah karena terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dollar. Tidak kurang sekitar
49,5 juta jiwa atau sekitar 24,2 % dari jumlah seluruh penduduk Indonesia pada saat ini hidup di
bawah garis kemiskinan.
Berikut ini disampaikan uraian tentang pengaruh krisis moneter atau krisis ekonomi
tersebut terhadap derajat kesehatan masyarakat dan kinerja pelayanan kesehatan masyarakat
di Indonesia serta kemungkinan penyesuaian kebijakan yang akan ditempuh pada masa yang
akan datang. Uraian tentang pengaruh krisis moneter atau krisis ekonomi terhadap derajat
kesehatan masyarakat lebih diutamakan pada status gizi serta perilaku kesehatan masyarakat.
Sedangkan uraian tentang pengaruh krisis moneter atau krisis ekonomi terhadap kinerja
pelayanan kesehatan masyarakat lebih dititik beratkan pada kinerja Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas), Bidan di Desa serta terhadap kinerja Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu).
B. Kesehatan ditinjau dari ilmu ekonomi kesehatan
Masalah kesehatan dapat ditinjau dari segi ilmu ekonomi kesehatan. Karena sumber daya
jumlahnya terbatas, sedangkan manusia mempunyai bermacam-macam keperluan maka terjadi
persaingan untuk memperoleh sumber daya yang dapat dialokasikan untuk keperluan
kesehatan. Masalah pengalokasian sumber daya ke dalam maupun di dalam bidang kesehatan
inilah yang dipelajari ekonomi kesehatan.
Oscar Gish (1977:8) dalam Conyers (1991:64) mengatakan bahwa persoalan penerapan
kriteria ekonomi dan keuangan pada sektor kesehatan benar-benar sukar karena hakekat
pelayanan yang perlu disediakan, yaitu menyangkut masalah hidup atau mati manusia.
Konsekuensinya, setiap usaha untuk memotong pembiayaan kesehatan akan menghadapi
tantangan yang tidak kecil dari banyak pihak. Pemerintah bertanggung jawab dalam
merencanakan,mengatur, menyelenggarakan, dan mengawasi penyelenggaraan upaya
kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat. Upaya kesehatan akan dilakukan
pemerintah secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan melalui pencegahan penyakit
(preventive), peningkatan kesehatan (promotive), pengobatan penyakit (curative), dan
pemulihan kesehatan (rehabilitative). Pemerintah juga memberikan hak yang sama kepada
masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan dan kebebasan untuk menentukan sendiri
pelayanan kesehatan yang diperlukan.
Dalam bahasa Inggris kata ”Health” mempunyai dua pengertian dalam bahasa Indonesia,
yaitu ”sehat” atau ”kesehatan”. Sehat menjelaskan kondisi keadaan dari subyek, misalnya anak
sehat, orang sehat, ibu sehat dan sebagainya. Sedangkan kesehatan menjelaskan tentang sifat
dari subyek, misalkan kesehatan manusia, kesehatan masyarakat, kesehatan individu dan
sebagainya. Sehat dalam pengertian kondisi mempunyai batasan yang berbeda-beda. Secara
awam sehat diartikan keadaan seseorang yang dalam kondisi tidak sakit, tidak ada keluhan,
dapat menjalankan kegiatan sehari-hari, dan sebagainya. Menurut batasan ilmiah, sehat
Masalah kesehatan penduduk meningkat sejalan dengan meningkatnya usia. Orang usia
lanjut biasanya menderita penyakit degeneratif dan penyakit kronis. Mereka mempunyai angka
morbiditas tertinggi sehingga tuntutan akan pelayanan kesehatan meningkat pula. Mereka
semakin sulit mandiri dan semakin tergantung pada orang lain. Berbagai gangguan kesehatan
tidak teratasi karena faktor sosial, seperti ketidaktahuan dan faktor ekonomi. Faktor sosial yang
terkait dengan usia lanjut ialah ageism, suatu sistem diskriminasi yang mengandung stereotip
yang menggambarkan orang usia lanjut sebagai orang yang sakit, miskin dan kesepian. Faktor
sosial yang diduga merupakan penyebab utama masalah kematian ialah kemiskinan yang
gawat, dan kelangkaan akses ke pelayanan kesehatan dasar.
Conyers (1991:64) mengatakan bahwa bidang kesehatan memiliki masalah yang dapat
menaikkan pembiayaan pelayanan kesehatan baik dengan latar belakang sosial maupun
ekonomi. Sudut pandang sosial, suatu kenaikan biaya di bidang kesehatan seharusnya bisa
membantu meringankan penderitaan manusia karena penyakit dan dalam beberapa hal dapat
juga menyelamatkan nyawa; sedangkan sudut pandang ekonomi, masih memperdebatkan
bahwa kemajuan kesehatan akan menaikkan produktifitas tenaga kerja.
Margaret Stacey (1977) dalam Santoso (2010) mengidentifikasi tiga dimensi konsep
kesehatan yaitu 1) Kesehatan yang bertumpu pada konsep kesehatan individu atau kesehatan
masyarakat; 2) Konsep kesehatan yang bertumpu pada kebugaran atau kesejahteraan; 3)
Kesehatan yang bertumpu pada konsep promotif dan preventif.
Ketiga konsep tersebut dikembangkan di Indonesia, hal tersebut tertuang dalam Undang-
Undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan yang menyatakan bahwa Pembangunan
kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai investasi
bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi.
Peningkatan biaya yang besar bagi intervensi kesehatan esensial akan menyebabkan
penurunan secara bermakna beban penyakit di negara-negara berkembang. Perkiraan terbaik
dari pengaruh pelayanan kesehatan adalah menurunnya angka kematian total di negara-negara
berkembang akibat penyakit infeksi menular dan kesehatan ibu yang rendah sekitar 8 juta per
tahun pada tahun 2015, yang hal ini berasosiasi dengan penurunan sekitar 330 juta DALYs.
Perkiraan penurunan angka kematian ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Angka Kematian Dibawah Usia 60 Tahun, Dibandingkan Ada Tidaknya Intervensi, Tahun
1998–2020
Kesehatan
Perinatal
Jika terjadi peningkatan status kesehatan yaitu meningkatnya angka harapan hidup di
negara-negara berpendapatan rendah sebesar 0.5 tahun selama 19 tahun, katakanlah dari 59
tahun menjadi 68 tahun, maka pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dapat mencapai
sekitar 0.5% per tahun.
C. Pengaruh Pembangunan Ekonomi terhadap Derajat Kesehatan Masyarakat
Pada tingkat mikro yaitu pada tingkat individual dan keluarga, kesehatan adalah dasar
bagi produktivitas kerja dan kapasitas untuk belajar di sekolah. Tenaga kerja yang sehat secara
fisik dan mental akan lebih enerjik dan kuat, lebih produktif, dan mendapatkan penghasilan
yang tinggi. Keadaan ini terutama terjadi di negara-negara sedang berkembang, dimana
proporsi terbesar dari angkatan kerja masih bekerja secara manual. Di Indonesia sebagai
contoh, tenaga kerja laki-laki yang menderita anemia menyebabkan 20% kurang produktif jika
dibandingkan dengan tenaga kerja laki-laki yang tidak menderita anemia. Selanjutnya, anak
yang sehat mempunyai kemampuan belajar lebih baik dan akan tumbuh menjadi dewasa yang
lebih terdidik. Dalam keluarga yang sehat, pendidikan anak cenderung untuk tidak terputus jika
dibandingkan dengan keluarga yang tidak sehat.
Pada tingkat makro, penduduk dengan tingkat kesehatan yang baik merupakan masukan
(input) penting untuk menurunkan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan
ekonomi jangka panjang. Beberapa pengalaman sejarah besar membuktikan berhasilnya
tinggal landas ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi yang cepat didukung oleh terobosan
penting di bidang kesehatan masyarakat, pemberantasan penyakit dan peningkatan gizi. Hal ini
antara lain terjadi di Inggris selama revolusi industri, Jepang dan Amerika Selatan pada awal
abad ke-20, dan pembangunan di Eropa Selatan dan Asia Timur pada permulaan tahun 1950-
an dan tahun 1960-an.
Informasi yang paling mengagumkan adalah penelusuran sejarah yang dilakukan oleh
Prof. Robert Fogel, yang menyatakan bahwa peningkatan ketersediaan jumlah kalori untuk
bekerja, selama 200 tahun yang lalu mempunyai kontribusi terhadap pertumbuhan pendapatan
per kapita seperti terjadi di Perancis dan Inggris. Melalui peningkatan produktivitas tenaga kerja
dan pemberian kalori yang cukup, Fogel memperkirakan bahwa perbaikan gizi memberikan
kontribusi sebanyak 30% terhadap pertumbuhan pendapatan per kapita di Inggris.
Terdapat korelasi yang kuat antara tingkat kesehatan yang baik dengan pertumbuhan
ekonomi yang tinggi. Secara statistik diperkirakan bahwa setiap peningkatan 10% dari angka
harapan hidup (AHH) waktu lahir akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi minimal 0.3–0.4%
pertahun, jika faktor-faktor pertumbuhan lainnya tetap. Dengan demikian, perbedaan tingkat
pertumbuhan tahunan antara negara-negara maju yang mempunyai AHH tinggi (77 tahun)
dengan negara-negara sedang berkembang dengan AHH rendah (49 tahun) adalah sekitar
1.6%, dan pengaruh ini akan terakumulasi terus menerus.
Kebijakan ekonomi
Sumberdaya
manusia, termasuk:
Kesehatan
Pertumbuhanekonomi
:
PertumbuhanGNP
perkapita,
Penurunankemiskinan
Teknologi, termasuk:
Modal
perusahaan, termasuk:
dalam peralatan,
modal
Komitmen global untuk meningkatkan status kesehatan secara jelas dicantumkan dalam
Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals-MDGs). Tujuan pembangunan
milenium tersebut antara lain: (1) menurunkan angka kematian anak sebesar dua pertiganya
pada tahun 2015 dari keadaan tahun 1990; (2) menurunkan angka kematian ibu melahirkan
sebesar tiga perempatnya pada tahun 2015 dari keadaan 1990; dan (3) menahan peningkatan
prevalensi penyakit HIV/AIDS dan penyakit utama lainnya pada tahun 2015. Tujuan
pembangunan milenium difokuskan terhadap pengurangan kemiskinan pada umumnya dan
beberapa tujuan kesehatan pada khususnya, sehingga terdapat keterkaitan antara upaya
keseluruhan penurunan kemiskinan dengan investasi di bidang kesehatan.
Tabel Angka Harapan Hidup Dan Tingkat Kematian, Menurut Tingkat Kemajuan Pembangunan
Negara (1995-2000)
Sumber: Human Development Report 2001, Table 8, and CMH Calculation using World
Development Indicators of the World Bank
Beberapa alasan meningkatnya beban penyakit pada penduduk miskin adalah: Pertama,
penduduk miskin lebih rentan terhadap penyakit karena terbatasnya akses terhadap air bersih
dan sanitasi serta kecukupan gizi. Kedua, penduduk miskin cenderung enggan mencari
pengobatan walaupun sangat membutuhkan karena terdapatnya kesenjangan yang besar
dengan petugas kesehatan, terbatasnya sumber daya untuk memenuhi kebutuhan dasar, dan
terbatasnya pengetahuan untuk menghadapi serangan penyakit.
Konsekuensi ekonomi jika terjadi serangan penyakit pada anggota keluarga merupakan
bencana jika untuk biaya penyembuhannya mengharuskan menjual aset yang mereka miliki
atau berhutang. Hal ini akan menyebabkan keluarga jatuh kedalam kemiskinan, dan jika tidak
bisa keluar dari hal ini akan mengganggu tingkat kesejahteraan seluruh anggota keluarga
bahkan generasi berikutnya. Serangan penyakit yang tidak fatal dalam kehidupan awal akan
mempunyai pengaruh yang merugikan selama siklus hidup berikutnya. Pendidikan secara luas
dikenal sebagai kunci dari pembangunan, tetapi masih belum dihargai betapa pentingnya
kesehatan anak dalam pencapaian hasil pendidikan. Kesehatan yang buruk secara langsung
menurunkan potensi kognitif dan secara tidak langsung mengurangi kemampuan sekolah.
Penyakit dapat memelaratkan keluarga melalui menurunnya pendapatan, menurunnya angka
harapan hidup, dan menurunya kesejahteraan psikologis.
Sampai saat ini beberapa komitmen tersebut belum dapat diwujudkan. Sebagian besar
negara-negara berpendapatan rendah lebih banyak mengalokasikan sumber daya untuk
pelayanan kesehatan pengobatan. Hal ini menyebabkan terjadinya inefisiensi alokasi,
penggunaan teknologi yang tidak tepat, dan inefisiensi teknis. Hanya sedikit negara yang
sukses mencapai kesehatan yang adil dan berhasil menjalin kerjasama lintas sektor dan
partisipasi masyarakat dengan baik.
Kelompok kedua, berisikan berbagai indikator yang memperlihatkan jumlah orang yang
menderita kecacatan akibat penyakit tertentu. Contohnya adalah jumlah penderita AIDS,
Tuberkulosis (TB), Polio, dan sakit mental.
Sama dengan kelompok pertama, kelompok penduduk yang mempunyai jumlah penderita AIDS
atau TB lebih sedikit dikatakan lebih sehat jika dibandingkan dengan kelompok penduduk yang
jumlah penderita penyakit tersebut lebih banyak.
Kedua kelompok indikator tersebut sayangnya tidak menjelaskan kepada kita kapan
kematian atau kecacatan terjadi, bagaimana tingkat parahnya penyakit, dan berapa lama
mereka menderita. Masyarakat pempunyai nilai atau persepsi yang berbeda tentang hal-hal
tersebut.
Untuk mengatasi hal tersebut, pada tahun 1993 kedua kelompok indikator tersebut
digabungkan kedalam satu indikator yang disebut DALY ( Disability Adjusted Life Years )
untuk mengukur dengan lebih baik status kesehatan penduduk. DALY menggambarkan jumlah
tahun untuk hidup sehat yang hilang sebagai akibat dari kematian dan kecacatan. Satu DALY
didefinisikan sebagai satu tahun yang hilang untuk hidup sehat akibat dari kematian dan
kecacatan. Penggunaan DALY dapat digunakan untuk membandingkan kesehatan penduduk
dari waktu ke waktu atau membandingkan antara satu kelompok penduduk dengan kelompok
penduduk lain dengan lebih mudah dan sederhana. Kesimpulannya, DALY mengukur beban
yang ditimbulkan oleh penyakit yang diakibatkan oleh kematian dan atau kecacatan yang harus
ditanggung oleh masyarakat. Penggunaan indikator DALY dapat dianalogikan dengan
penggunaan indikator HDI (Human Development Index) yang dikembangkan oleh UNDP yang
merupakan indikator komposit dari kesehatan, pendidikan dan tingkat pendapatan.
5. Peningkatan Biaya Kesehatan
Analisa biaya direncanakan untuk memperkirakan tambahan biaya yang diperlukan untuk
perluasan pelayanan yang didasarkan atas kondisi saat ini. Biaya yang diperlukan untuk
memperluas kegiatan pelayanan kesehatan dapat dilihat pada Tabel berikut :
2002 (Tahun
2007 2015 2007 2015
dasar)
Tingkat Hambatan
B. Lingkungan Fisik
Keadaan iklim dan geografik sebagai peredisposisi
timbulnya penyakit;
7. Meningkatkan mutu sumber daya manusia dan lingkungan yang saling mendukung dengan
pendekatan paradigma sehat, yang memberikan prioritas pada upaya peningkatan kesehatan
pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan rehabilitasi sejak pembuahan dalam kandungan
sampai lanjut usia.
8. Meningkatkan dan memelihara mutu lembaga dan pelayanan kesehatan melalui pemberdayaan
sumber daya manusia secara berkelanjutan dan sarana prasarana dalam bidang medis,
termasuk ketersediaan obat yang dapat dijangkau oleh masyarakat.
9. Mengembangkan sistem jaminan sosial tenaga kerja bagi seluruh tenaga kerja bagi seluruh
tenaga kerja untuk mendapatkan perlindungan, keamanan, dan keselamatan kerja yang
memadai, yang pengelolaannya melibatkan pemerintah, perusahaan dan pekerja.
10. Membangun ketahanan sosial yang mampu memberi bantuan penyelamatan dan
pemberdayaann terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial dan korban bencana
serta mencegah timbulnya gizi buruk dan turunnya kualitas generasi muda.
11. Membangun apresiasi terhadap penduduk lanjut usia dan veteran untuk menjaga harkat
martabatnya serta memanfaatkan pengalamannya.
12. Meningkatkan kepedulian terhadap penyandang cacat, fakir miskin dan anak-anak terlantar,
serta kelompok rentan sosial melalui penyediaan lapangan kerja yang seluas-luasnya dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
13. Meningkatkan kualitas penduduk melalui pengendalian kelahiran, memperkecil angka kematian,
peningkatan kualitas program keluarga berencana.
14. Memberantas secara sistematis perdagangan dan penyalahgunaan narkotik dan obat-obatan
terlarang dengan memberikan sanksi yang seberat-beratnya kepada produsen, pengedar dan
pemakai
1. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan.
Masyarakat dan swata perlu berperan aktif dalam penyelenggaraan upaya kesehatan.
Dalam kaitan ini perilaku hidup masyarakat sejak usia dini perlu ditingkatkan melalui berbagai
kegiatan penyuluhan dan pendidikan kesehatan, sehingga menjadi bagian dari norma hidup
dan budaya masyarakat dalam rangka meningkatkan kesadaran dan kemandirian masyarakat
untuk hidup sehat. Peran masyarakat dalam pembangunan kesehatan terutama melalui
penerapan konsep pembangunan kesehatan masyarakat tetap didorong bahkan dikembangkan
untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan serta keseimbangan upaya kesehatan.
3. Peningkatan Kesehatan Lingkungan.
Kesehatan lingkungan pemukiman, tempat kerja dan tempat-tempat umum serta tempat
periwisata ditingkatkan melalui penyediaan serta pengawasan mutu air yang memenuhi
persyaratan terutama perpipaan, penerbitan tempat pembuangan sampah, penyediaan sarana
pembangunan limbah serta berbagai sarana sanitasi lingkungan lainnya. Kualitas air, udara dan
tanah ditingkatkan untuk menjamin hidup sehat dan produktif sehingga masyarakat terhindar
dari keadaan yang dapat menimbulkan bahaya kesehatan. Untuk itu diprlukan peningkatan dan
perbaikan berbagai peraturan perundang-undangan, pendidikan lingkungan sehat sejak dini
usia muda serta pembakuan standar lingkungan.
Perhatian yang lebih besar diberikan untuk mewujudkan produktifitas kerja yang tinggi,
melalui berbagai upaya pelayanan kesehatan kerja termasuk perbaikan gizi dan kebugaran
jasmani tenaga kerja serta upaya kesehatan lain yang menyangkut kesehatan lingkungan kerja
dan lingkungan pemukiman terutama bagi penduduk yang tinggal di daerah yang kumuh.
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JK PM) yakni cara pelayanan kesehatan
melelui penyebaran secara praupaya dikembangkan terus untuk menjamin tersekenggaranya
pemeliharaan kesehatan yang lebih merata dan bermutu dengan harga yang terkendali. JKPM
diselenggarakan sebagai upaya bersama antar masyarakat, swasta dan pemerintah untuk
memenuhi kebutuhan biaya pelayanan kesehatan yang terus meningkat. Tarif pelayanan
kesehatan perlu disesuaikan atas dasar nilai jasa dan barang yang diterima oleh anggota
masyarakat yang memperoleh pelayanan. Masyarakat yang tidak mampu akan dibantu melalui
system JKPM yang disubsidi oleh pemerintah. Bersamaan dengan itu dikembangkan pula
asuransi kesehatan sebagai pelengkap/pendamping JKPM. Pengembangan asuransi
kesehatan berada dibawah pembinaan pemerintah dan asosialisasi perasuransian. Secara
bertahap puskesmas dan rumahsakit milik pemewrintah akan dikelolah secara swadana.
Desentralisasi atas dasr prinsip otonomi ynag nyata, dinamis, serasi dan bertanggung
jawab dipercepat melalui pelimpahan tanggung jawab pengelolaaan upaya kesehatan kepada
daerah Dinas Kesehatan ditingkatkan terus kemampuan manajemennya sehingga dapat
melaksanakan secara lebih bertanggung jawab dalam perencanaan, pembiayaan dan pelalsaan
upaya kesehatan. Peningkatan kemampuan manajemen tersebut dilakukan melalui rangkaian
pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan pembangunan kesehatan yang ada. Upaya
tersebut pula didukung oleh tersedianya pembiayaan kesehatan yang memadai. Untuk itu perlu
diupayakan peningkatan pendanaan kesehatan yang baik berasal dari anggaran Pendapatan
dan Belanja Nasional maupun dari anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan
perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan
perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negaraPembangunan kesehatan adalah
bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya
2. Dampak Pembangunan Ekonomi dapat mempengaruhi derajat derajat kesehatan masyarakat.
adalah pertama, kesehatan dan pembangunan, kedua, kesehatan dan kemiskinan, ketiga,
memilih intervensi untuk kesehatan yang lebih baik, keempat Menilai Status Kesehatan
Penduduk, kelima, Peningkatan Biaya Kesehatan dan yang keenam, Menghilangkan Hambatan
Non-Biaya Untuk Pelayanan Kesehatan
3. Adapun arah pembangunan kesehatan antara lain Pembangunan kesehatan adalah bagian
integral dari pembangunan nasional, pelayanan kesehatan baik oleh pemerintah maupun
masyarakat harus diselengarakan secara bermutu, adil dan merata dengan memberikan
pelayanan khusus kepada penduduk miskin, anak-anak, dan para lanjut usia yang terlantar,
baik di perkotaan mapun di pedesaan
4. Tujuan pembangunan kesehatan yaitu : meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui
terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai penduduk yang hidup
dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan
yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Jika ada kesalahan dan kekeliruan pada makalah ini maka kami mohon kritik maupun saran
yang sifatnya membangun dari pembaca demi kesempurnaan kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
file:///D:/makalah_ekokes/arah-tujuan-dan-kebijakan-pembangunan.html
file:///D:/makalah_ekokes/MAKALAH%20COMMUNITY%20DEVELOPMENT
%20%E2%80%9CPEMBANGUNAN%E2%80%9D%20%C2%AB%20Dunia%20Dalam%20Satu
%20Blogger.htm
file:///D:/makalah_ekokes/MAKALAH-EKONOMI-PEMBANGUNAN.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_ekonomi
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2113367-pembangunan-kesehatan-sebagai-salah-
satu/#ixzz1grxi8fRP
http://www.nasriyadinasir.co.cc/2010/01/potret-pembangunan-kesehatan-indonesia.html
http://staff.blog.ui.ac.id/tyarm/2009/05/20/pemsbangunan-kesehatan/
file:///H:/makalah-ikmkelompok-2.html