You are on page 1of 4

Interaksi perawat dan pasien di perawatan lantai dua

Dari hasil observasi lapangan dan pengamatan yang saya lakukan di Rumah
sakit Sitti Khadijah di jalan R.A Kartini pada tanggal 30 September 2023, pada pukul
8.45 saya dan teman kelompok saya tiba di Rumah sakit Sitti Khadijah dan pada
saat itu kelompok lain juga akan melakukan observasi lapangan bersama dokter
pendamping. Sambil menunggu dokter pendamping, saya mengamati beberapa
pasien yang datang berkunjung untuk melakukan pemeriksaan. Kebanyakan pasien
yang datang melakukan pemeriksaan adalah pasien anak. Dan beberapa juga
pasien ibu hamil yang ingin melakukan pemeriksaan rutin dengan membawa buku
kontrol untuk melihat bagaimana perkembangan kehamilan mereka. Pada pukul
10.10 keadaan Rumah sakit Sitti khadijah sudah mulai ramai. Dengan kondisi
parkiran yang bisa dibilang rapi karena, terdapat 2 tukang parkir di luar Rumah sakit
Sitti khadijah. Tukang parkiran di Rumah sakit Sitti khadijah juga baik murah
senyum, ramah dan juga membantu keluarga pasien untuk menyebrang jalan.
Pada bagian luar Rumah sakit Sitti khadijah beberapa pasien keluar untuk
menenangkan anak-anak mereka yang sedang rewel. Dibagian pintu masuk Rumah
sakit Sitti khadijah terdapat westafel agar sebelum masuk di dalam Rumah sakit
pasien dianjurkan untuk mencuci tangan terlebih dahulu. Pada bagian westafel juga
terdapat poster bagaimana mencuci tangan dengan baik. Kebersihan pada bagian
luar Rumah sakit Sitti khadijah cukup bersih juga terdapat koperasi yang bersih.
Tidak lama setelah itu, dr. Arni Isnaini Arfah,M.Kes sebagai dokter
pendamping kami, telah tiba di tempat. Saya dan rekan kelompok saya berkumpul
untuk mendengar arahan dari dokter pendamping sebelum melakukan observasi
lapangan. Kami berada di lobby Rumah sakit Sitti khadijah dan dr. Arni Isnaini
Arfah,M.Kes mulai memberi arahan. Dimulai dari pemabacaan doa sebelum
melakukan kegiatan. Kami diarahkan dua orang akan mengunjungi dan melakukan
pengamatan disetiap ruangan yang akan dibagikan . saya mendapatkan bagian
perawatan lantai dua bersama rekan kelompok saya yang bernama Arnidyah Putri
Syarifuddin.
Sepanjang perjalan untuk menuju ruang perawatan lantai dua, banya pasien
yang sedang menunggu di runang tunggu. Dan banyak juga keluarga pasien yang
akan melakukan penjengukan keluarga mereka. Pada bagian dalam rumah sakit
saya juga melihat beberapa pasien anak yang sedang di rawat.
Saya juga sempat melihat beberapa dokter yang ada di ruang IGD. Selain
itu, juga terdapat beberapa kakak koas yang sedang melakukan oemeriksaan pada
pasien. Setelah sampai di ruang perawatan lantai dua, kami diperkenalkan oleh dr.
Arni Isnaini Arfah,M.Kes suster yang berada di ruangan tersebut.
Di ruangan perawatan lantai dua pada saat itu, terdapat dua suster yaitu
suster Ella dan suster Irna. Kami dipersilahkan untuk memperkenalkan diri maksud
dan tujuan kami berkunjung ke Rumah sakit Sitti khadijah. Setelah kami
memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud dan tujuan kami, suster Irna dan
suster Ella akan membantu kami untuk menjawab beberapa pertanyaan yang akan
diajukan oleh saya dan rekan kelompok saya.
Kami mengajukan beberapa pertanyaan. Dan suster menjelaskan pada hari
Sabtu itu, beberapa pasien sudah pulang. Dan beberapa dokter pun juga sudah
pulang, dan dokter itu datang pada Pagi hari. Jadi pada saat di dalam ruang
perawatan kami tidak melihat dokter. Pada saat awal masuk, saya melihat pasien
yang sedang berbaring di atas kasur perawatan. Pasien tersebut mengenakan
gelang identitas. Ternyata pasien anak tersebut sudah ingin pulang jadi suster di
ruangan tersebut melepas gelang identitas tersebut dan mengurus berkat pasien
anak tersebut untuk pulang.
Kami juga dijelaskan bahwa di ruangan perawatan dilantai dua itu
merupakan ruang perawatan untuk ibu dan anak tetapi,ruangan yang berbeda.
Beberapa keluarga pasien berkunjung pada ruangan tersebut untuk melaporkan
cairan pasien habis, dan mengambil obat pasien.
Setelah beberapa menit di dalam ruangan, kami dipersilahkan untuk
mengamati bagian luar. Saya mulai mengamati bagian luar sambil berjalan saya
melihat interaksi perawat dan pasien yang cukup baik. Di dalam satu kamar perawat
memmbantu pasien yang akan ke kamar mandi. Perawat tersebut membantu pasien
dengan sepenuh hati, dengan sabar perawat tersebut membantu pasien untuk
berjalan menuju kamar mandi.
Sepanjang lorong kamar inap saya juga melihat pasien yang dibagikan oleh
ahli gizi. Saya juga mengunjungi kamar inap pasien. Dan saya berkunjung dan
mewawancarai salah satu pasien yang bernama Ibu Suarti dia melahirkan di Rumah
sakit Sitti khadijah pada hari Kamis dengan operasi caesar. Dan Ibu Suarti juga
mengatakan bahwa, pelayanan di Rumah sakit Sitti khadijah itu baik. Juga terdapat
keluarga pasien disana yang ramah dan juga sangat baik untuk mengizinkan kami
melakukan tanya jawab kepada pasien.
Disetiap kamar pasien juga tersedia handsanitiser agar setiap yang masuk
menggunakannya agar meminimalisir kuman. Setelah berjalan kami kembali menuju
ruangan perawatan. Disana kami kembali bertemu dengan keluarga pasien yang
menanyakan jadwal keluar pasien.
Di depan ruang perawatan terdapat poster yang tertempel tentang kesehatan
untuk menyadarakan kepada pembaca untuk mengkomsumsi sayur dan buah.
Selain itu juga terdapat poster aktivitas ibadah dan juga poster cek kesehatan setiap
enam bulan sekali.
Didalam ruangan suster Ella cukup sibuk untuk mengurus berkas-berkas
pasien yang akan pulang pada hari itu juga. Suster Irna juga menjelaskan bahwa di
ruan perawatan lantai dua tersebut merupakaan ruang perawatan lanjutan setelah
dari IGG. Suster Irna juga menjelaskan bahwa pada lantai dua itu adalah kamar
pasien kelas tiga dan juga kelas dua. Pada lantai tiga adalah kmar pasien VIP dan
lantai empat itu adalah kamar pasien yang kelas satu.
Suster Irna juga menjelaskan jika dokter melakukan pemeriksaan bersama
perawat, kebanyakan itu interaksi dokter dengan pasien dibandingkan perawat
dengan pasien. Karena perawat itu hanya mendengar instruksi dari dokter setelah
pemeriksaan dilakukan.
Dan keluarga pasien kembali berkunjung untuk melaporkan bahwa pasien
yang bernama Nur Maulana cairan infusnya sudah habis jadi, suster segera
mengganti cairan infus pasien tersbeut. Setelah beberapa lama di ruangan tersebut
suster Irna memberikan kami pertanyaan bahwa apa saja yang bisa dilakukan
sarjana kedokteran jika tidak melanjutkan koas karena terhalang ekonomi apakah
sarjana kedokteran tersebut akan sia-sia setelah melakukan pembelajaran kurang
lebih empat tahun .
Menurut saya dan rekan saya, sarjana kedokteran bekum bisa menangani
pasien secara langsung karena, belum pernah melakukan peraktik untuk memeriksa
pasien secara langsung. Dan pada kelas persiapan dokter juga menjelaskan jika
hanya sarjana kedokteran dan tidak melanjutkan koas, mahasiswa tersebut belum
bisa bekerja di Rumah sakit ataupun lingkup medis.
Dan tidak lama setelah kami melakukan tanya jawab kepada suster, kembali
lagi pasien berkunjung dan meminta untuk dipulangkan pada hari itu juga. Tetapi
suster tudak mengizinkan untuk pulang karena, pasien tersebut baru saja semalam
pindah ke kamar inap. Tapi pasien tersebut, tetap ingin pulang pada hari itu juga,
dan mengatakan pada suster tersebut bahwa dia telah diizinkan oleh dokter untuk
pulang. Pasien tersebut juga mengungkapkan bahwa Rumah sakit Sitti khadijah
merupakan Rumah sakit swasta jadi biaya di Rumah sakit tersebut cukup mahal.
Pasien tersebut mengungkapkan bahwa biaya per malam di Rumah sakit tersebut
adalah satu juta permalam jadi, mungkin pasien tersebut terhal;ang ekonomi jadi, dia
tetap ingin pulang pada hari itu.
Setelah berbicara dengan cukup lama, akhirnya pasien tersebut
dipersilahkan untuk pulang. Dengan syarat pasien tersebut mau bertanda tangan.
Dan akhirnya, suster akan menghitung biaya obat-obatan di ruang farmasi.

You might also like